Author baru bisa update sekarang. Jangan bunuh sayaaaaaa!
Buat yang mungkin udah lupa sama ceritanya, bisa baca previous chapter dulu , tehee.
Oh iya, ada yang pertamanya masih bingung ya, kenapa ada kekuatan-kekuatan gitu. Soalnya kan ini berdasarkan MV nya EXO-MAMA. Mereka punya lambang dan kekuatan sendiri-sendiri (kalo sekarang semua pasti udah tau kan ya?)
Bagi yang belum, ini ada list kekuatan mereka :
Kai - Teleportation (teleportasi)
Chanyeol - Flame (Api)
SuHo - Water(Air)
D.O. - Earth (Bumi/Tanah(?))
Baekhyun - Light (Cahaya)
Sehun - Wind (Angin)
Luhan - Telekinesis and/or Telepathy (menggerakan semua benda dengan pikiran, dan nanti ditambah dia bisa masuk ke pikiran orang/telepati)
Kris - Flight (terbang, tapi disini Kris nggak cuma bisa terbang, tapi dia nanti punya spirit yang bisa di summon :) )
Lay - Healing (penyembuhan)
Tao - Time Control
Chen - Lightning (Petir)
Xiu Min - Frost (Es/kekuatan untuk membekukan)
Jadi, Stella emang bikin cerita fantasy ini berdasarkan konsepnya om Soo Man juga ,hehe.
Terus, jujur aja, Stella makin bingung, mau bikin hunhan atau KaiLu ini buat endingnya...soalnya stella makin cinta sama hunhan, tapi cinta juga sama kailu. Tapi berhubung cerita ini masih panjang, jadi ya nanti Stella pikir-pikir lagi deh.
Tapi...ada yang request luhan sama Tao juga, aduh binguuuuung. Luhan salah sih cocok sama semua member -_-
Lalu, buat yang nanyak HunHan pacaran apa enggak di cerita ini...jawabannya enggak, mereka deket masih selayaknya kakak-adik aja. Dimana si adik yang terlalu overprotective sama kakaknya :D
Untuk semua yang review, saya bahagia sekaliiiii :") terimakasih untuk review-nya, dan semua yang masih mau nunggu fic nya stella.
So, this is chapter 2 :) !
Title : The Chosen Angel
CHAPTER 2
Cast(s) : All EXO members
Pair(s) : KaiLu , HunHan , and other pairing will revealed on next chapter
Rate : T
Genre : Fantasy, Friendship, Romance, Angst
Warning : BOYxBOY . Many typos
Aku tersadar. Baru saja aku berteleportasi.
Yang jadi masalah adalah, aku berteleportasi tanpa sadar begitu melihat malaikat-ku itu muncul dihadapanku. Dan sekarang jarak di antara kita hanya sedikit. Dadaku berdegup kencang.
Tetapi tiba-tiba satu tangan dengan kasar mendorongku menjauh dari malaikat-ku
"Apa yang ingin kau lakukan kepada Luhan-hyung ?"
KAI'S POV
Badanku sempat terhuyung ke belakang , tetapi Kris-hyung segera menangkapku.
Aku masih terkejut dengan tindakan pemuda itu , kutatap matanya dengan pandangan yang tidak dapat dijelaskan. Wajah pemuda itu tampak menyiratkan rasa bersalah dan terkejut dengan tindakannya sendiri.
"Sehunnie…", malaikat-ku menahan lengan pemuda yang ternyata bernama Sehun itu. Mata bulat-nya memandang khawatir padaku lalu pada Sehun. "Jangan kasar begitu….", Ia mengelus sebentar rambut pemuda Sehun itu, dan pemuda itu hanya menunduk setelahnya. Menyisakan perasaan aneh di dadaku.
"Kau tidak apa-apa?", sang malaikat-ku bertanya dengan sinar kekhawatiran di mata-nya yang terlihat sangat-sangat imut. Membuat tinta merah di tulang pipiku terpancar, gugup , aku hanya mengangguk seadanya.
Kris-hyung berdehem mencairkan suasana. Aku melirik ke arahnya dan membenarkan posisiku berdiri di sebelahnya. Semua anggota juga mulai memperhatikan Kris-hyung , aura pemimpin.
"Baiklah, kita semua sudah lengkap. Aku ingin kita memperkenalkan diri kalian satu-persatu pada Kai, anggota baru kita"
Kris-hyung menepuk punggungku, "Nah Kai, pertama kali perkenalkan dirimu dulu"
Aku menatap mereka satu-persatu dengan nervous tapi topeng 'sok cool'-ku selalu bisa kupasang dengan benar. Aku sedikit membungkuk, bagaimanapun aku harus telrihat agak sopan didepan orang-orang yang mempunyai kekuatan yang –mungkin- siap menyerangku kapan saja –berpikir ini saja membuatku bergidik sendiri-, "Namaku Kim Jongin, tapi kalian bisa memanggilku Kai", aku menatap Kris-hyung mencari bantuan, "Ng….aku…"
"Dia pemegang kekuatan teleportasi", Kris-hyung meneruskan kalimatku, sepertinya dia memaklumi diriku yang masih canggung untuk membicarakan tentang kekuatanku sendiri.
Kris-hyung memberi isyarat mata kepada namja berambut kriting yang sangat tinggi –walau tidak setinggi Kris hyung-. Namja itu malah memberikan cengiran polosnya, aku sepertinya sudah berkenalan dengannya tadi. "Hai Kai ! Sepertinya kita sudah berkenalan, tapi sebelum Kris-hyung melayangkan tatapan mengerikannya itu lebih baik aku memperkenalkan diri dulu sekali lagi" , deretan putih giginya terpampang jelas membuatku sedikit terkekeh. Kris-hyung malah semakin menatap tajam dirinya. "Namaku Chanyeol, elemen-ku api, aku tidak sabar memperlihatkannya padamu!", ia melompat-lompat kegirangan, tetapi namja disebelahnya terlihat menenangkannya dan menyuruhnya diam agar tidak berbuat yang memalukan. "Oh iya, aku kelas 3-A dan sekelas dengan orang ini", ia merangkul paksa pundak namja disebelahnya itu.
Kelas tiga? Berarti dia seniorku, sepertinya aku harus memanggilnya hyung mulai sekarang.
"Aish, kau memalukan sekali Yeol!", namja disebelah Chanyeol-hyung memalingkan wajahnya yang sedikit memerah menyebabkan Chanyeol-hyung semakin gencar menggodanya. Hm? Kurasa hubungan dua orang itu sangat baik.
"Nah Kai! Kalau yang ini namanya Baekhyun ! Ayo ayo perkenalkan, dia teman bermainku yang sangat menarik", Chanyeol-hyung tak pernah melepaskan cengiran mengerikannya itu. Baekhyun-hyung mendengus kesal karena kelakuan teman 'bermain' nya itu, mulutnya membentuk bisikan 'jangan membuatku malu' yang tetap dibalas cengiran nakal dari Chanyeol-hyung. Ia maju kedepan dan mengulurkan tangannya, ekspresi wajahnya berubah 180 derajat,
"Hai..err..Kai! Aku Byun Baekhyun, seperti yang orang itu katakan, aku kelas 3-A, dan kekuatanku adalah cahaya", ucapnya sambil menjabat tanganku dan tersenyum. Setelah itu dia menunjukkan lambang yang terikat di punggung tangannya, dengan…cengiran. "Bagaimana? Bagus kan?", ia menggoyang-goyangkan tangannya didepan wajahku, seakan pamer. Aku tersenyum awkward, "Ng…iya"
"Ehem!", Kris-hyung berdehem, tatapannya seakan berkata 'Baekhyun apa yang kau lakukan, kalau ingin bermain sana dengan Chanyeol nanti!'
Chanyeol-hyung menyeret Baekhyun kembali ke tempatnya. Pantas saja mereka cocok,ternyata sama-sama gila.
"Kai, perkenalkan, namaku Xiu Min, aku pemegang kekuatan es, atau kau bisa bilang, aku membekukan semua yang ada disini", Xiu Min, namja ini mempunyai pipi yang sangat chubby seperti bakpau, ia tersenyum padaku dan aku membalas dengan menjabat tangannya. Terasa dingin. Spontan otakku memerintahkan untuk segera menarik tanganku dari jabatan tangannya.
Xiu Min hyung terkekeh geli, pipinya semakin menggembung. Jantungku masih saja berdebar kencang karena sangat panik, sedangkan Xiu Min-hyung masih memegangi perut karena tertawa kencang. Aku berdecih pelan.
"T-tenang saja Kai, aku tidak mungkin membekukanmu", Xiumin-hyung masih ditengah usahanya untuk menahan tawa-nya.
Aku bernafas sedikit lega, sial orang-orang ini memang tidak main-main.
"Aku tidak membekukan seorang manusia, setidaknya,mungkin belum", ungkapan Xiumin-hyung itu sedikit membuatku bergidik. Jadi jaman es yang ditakutkan oleh umat manusia ini bisa diciptakan oleh namja seperti dia?
"Baozi, jangan suka menakut-nakuti seperti itu,tidak baik", seorang namja satu lagi, berambut hitam dengan wajah tirus memukul pelan lengan Xiumin-hyung.
"Hey jangan memanggilku Baozi!"
"Baozi,dasar bakpau. Sudah sini giliranku", namja itu menjulurkan lidah kepada Xiumin-hyung.
"Namaku Chen, aku kelas 3-E sekelas dengan si Baozi tadi", Chen-hyung mendapat death-glare dari Xiumin-hyung di belakang, tapi ia membiarkan dan tetap meneruskan "Kekuatanku Petir", aku tersenyum mengangguk merasakan suara Chen-hyung yang didengar lumayan nyaring, seperti, petir?
Setelah itu satu persatu yang lain juga memperkenalkan diri.
Tao sudah kukenal jadi aku lewati saja, lainnya adalah Lay-hyung, yang tadi sempat berbincang sebentar denganku. Dari perkenalannya tadi aku menyimpulkan Lay-hyung adalah orang yang sangat sabar dan sepertinya menjadi penengah dan penenang dalam kelompok ini. Dan dia menguasai kekuatan penyembuhan, kekuatan paling keren menurutku. Yah,paling tidak,setelah kekuatanku. Wow, aku mulai membanggakan kekuatanku sendiri.
Selanjutnya ada D.O-hyung, walaupun aku memanggilnya hyung tapi dia masih ada di tingkat dua sama denganku. Kekuatannya adalah bumi, semacam, meretakkan tanah, melempar isi bumi keluar. Wow, apa orang-orang ini bisa membuat dunia benar-benar kiamat?
Setelah itu, Suho-hyung. Hyung yang memiliki senyum dan tawa paling cerah. Aku melihatnya seperti pelindung dan kakak bagiku. Ia terlalu peduli dengan orang lain hingga sepertinya lupa dengan keadaannya sendiri. Terlalu baik dan ia mempunyai kekuatan air.
Aku berhenti pada satu titik, mata kami bertemu tajam. Tapi aku mencoba untuk tersenyum, perlahan ku ulurkan tanganku, ku tunggu dia untuk membalas.
"Sehun", satu kata dan selesai. Perkenalan yang sangat singkat, cih, untung Lay-hyung memberitahuku bahwa dia yang paling muda, dan tidak seharusnya bersikap tidak sopan begitu kepadaku. Bagaimanapun aku kan hyung-nya.
Malaikat-ku menyikut lengan Sehun pelan, dan berkata sesuatu padanya. Sehun tadinya tampak enggan untuk melakukan apa yang diucapkan malaikat-ku tapi akhirnya dia menurutinya juga. Siapa yang bisa melawan tatapan polos dari malaikat-ku itu?
"Er..K-kai, ma-maaf untuk yang tadi", ucapnya tanpa memandangku.
Yah, aku hargai usaha dia untuk meminta maaf, walaupun, dengan masih cara yang tidak sopan seperti itu. Tapi kurasa dia sebenarnya adalah anak baik-baik. Wajahnya saja sebenarnya tidak kalah polos dengan wajah malaikat-ku.
"Tidak masalah", aku tersenyum dan menepuk pundaknya. Memang kelihatan sok akrab, tapi biarlah.
Orang selanjutnya, yang paling ku nanti-nanti.
Malaikat-ku tersenyum hangat memandangku, mengulurkan tangannya. Dan dunia serasa berhenti berputar, serangkaian kata yang terbentuk dari bibirnya serasa melodi para cupid bagiku. "Aku Luhan. Kim Jongin kan?"
Hatiku berdetak cepat saat mendengar dirinya menyebut nama asliku. Rasanya sangat berbeda dari orang lain yang mengucapkannya, aku ingin dia memanggil terus namaku itu.
Aku tersenyum sangat cerah, kupastikan Tao dan Kris-hyung terheran-heran dengan perubahan mimik wajahku yang sangat drastis ini.
Yes. Aku tahu namanya. Luhan.
Kuanggukan kepalaku cepat, "Ya, aku Kim Jongin. Salam kenal…luhan….."
"-hyung", malaikat-ku menyunggingkan senyumannya , "Kau satu kelas dengan Tao kan? Sudah pasti aku hyung-mu", dia terkekeh pelan, yang membuatku tak bosan menatapnya.
"Boleh kupanggil kau Jongin?"
Biasanya aku tidak suka dipanggil dengan nama asliku oleh orang selain keluargaku, tapi, sepertinya ini pengecualian. Suatu penghormatan dia memanggil nama asliku. "Tentu saja boleh", aku tersenyum.
"H-hei! Apa-apaan itu kenapa Luhan-hyung boleh memanggil nama aslimu sedangkan tadi kau menyuruh kami untuk memanggilmu Kai?", terdengar interupsi Tao dari belakang. Aku hanya menjulurkan lidahku masa bodoh. Tao mendengus kesal. Kris-hyung terlihat menenangkan Tao.
Kulihat Luhan-hyung tertawa kecil, "Baiklah, Jongin-ah. Selamat bergabung di EXO"
Aku tersenyum puas kembali, malaikat-ku tertawa padaku, untukku.
"Kalau Luhan-hyung memanggilmu Jongin, aku juga harus memanggilmu Jongin"
Oh Sehun.
Maknae sialan.
Aku memicingkan mataku menatapnya tajam, tapi ia balas melayangkan death-glare. Kalau saja ini adalah sebuah komik maka aku yakin akan ada percikan listrik dan api yang segaris lurus dengan pandanganku dan Sehun.
"Oke,fine,kau boleh memanggilku Jongin…tapi dengan -hyung", aku tersenyum licik. "Ingat, Jongin-hyung"
"Tidak mau! Kita kan masih satu angkatan!"
"Tidak bisa, harus dengan hyung, oke?"
"Tapi…!"
"Cukup kalian berdua!", suara Kris-hyung menggema di seluruh ruangan. Aku dan Sehun terdiam.
"Tidak usah mempermasalahkan nama. Jongin ataupun Kai sama saja. Kalian para member boleh memanggil Kai dengan Jongin atau sebaliknya"
Aku memutar bola mataku, 'Dasar seenaknya sendiri memutuskan', tapi berhubung Kris-hyung adalah leader disini maka aku diam saja.
"Dan kau Sehun, panggil dia dengan Jongin-hyung, bagaimanapun ia lebih tua darimu"
"Kris-hyung!", sebelum Sehun melayangkan protes sekali lagi, Luhan-hyung menahannya.
Dalam hatiku aku tertawa puas.
"Sudah, sekarang selesai perkenalan dan kalian semua boleh kembali ke kelas. Pertemuan selanjutnya nanti akan diberitahukan lewat Luhan"
Semua mengangguk dan bersama-sama kembali ke kelas.
Aku diseret paksa oleh Tao untuk kembali ke kelas, padahal aku masih ingin berbincang lebih jauh dengan Luhan-hyung.
Yang membuatku kesal adalah aku selalu menemukan Luhan-hyung dan maknae itu selalu berdua. Sebenarnya apa hubungan mereka?
0o0o0o0
Author's POVKai menyelesaikan kelas hari pertamanya dengan baik –kalau tidak mau dibilang membosankan-
Sore itu dia pulang dengan langkah gontai ke apartemen-nya. Di depannya ia melihat sesosok orang yang sepertinya ia kenal.
"Lay-hyung!"
Lay, yang berjalan perlahan di depan Kai spontan menghentikan langkahnya setelah menyadari ada seseorang yang memanggilnya. Saat ia tahu bahwa yang memanggilnya adalah Kai, ia balas melambaikan tangan dan tersenyum. Kai datang menghampiri Lay dan berjalan di sampingnya.
"Ini berarti rumah kita searah?"
Kai dengan ragu mengangguk, "Mungkin saja….kita.. berjalan ke arah yang sama bukan?"
Lay tertawa, "Bagus, aku punya seseorang yang bisa menemaniku pulang lagi"
Kai melihat sedikit siratan kecewa dan kesedihan di mata Lay saat mengucapkan kalimat itu tadi. Tapi saat Kai ingin menanyakan tentang hal itu, Lay sudah menariknya untuk berjalan lebih cepat, dan sorott mata Lay sudah berubah normal kembali.
Kai mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Ayo Kai lebih baik kita berjalan cepat, langit sudah terlihat mendung"
Kai mengikuti saran Lay dan melangkahkan kakinya lumayan cepat, berlari kecil, menghindari petir yang sudah mulai mengumandangkan keberadaanya.
0o0o0o0
Esok hari, SM High School.
Kris berlari dengan nafas tersengal menelusuri koridor sekolah. Buliran keringat di dahinya mengalir turun. Sesekali ia menekan tombol di ponselnya dengan sedikit kasar ,menandakan bahwa ia sedang panik. Ia mengirim beberapa pesan pada Suho dan Luhan, yang mungkin terkirim dua sampai tiga kali karena ia terlalu panik.
"Songsaenim, bagaimana keadaan-", sesaat setelah Kris membuka –sedikit mendobrak- pintu ruang kepala sekolah , matanya tertuju pada kepala sekolah yang sedang berdiri di samping sofa, membelakangi Kris.
Tapi bukan itu yang Kris cari disini, ia tertuju pada orang yang sedang terbaring di sofa tersebut, dengan handuk kecil di dahinya, terdengar suara nafas panjang dan berat dari orang tersebut.
"Oh Kris, kau sudah datang", Soo Man mempersilahkan Kris untuk mendekat ke sofa.
"Tadi pagi aku bertemu dengannya di jalan menuju sekolah, ia terlihat sangat kelelahan, dan tiba-tiba pingsan", Soo Man terlihat membenarkan posisi handuk di dahi orang yang sedang terbaring tersebut. Matanya perlahan terbuka, mulutnya menggumamkan desahan tidak nyaman.
"Tao…", Kris berjongkok di samping sofa, menatap khawatir Tao yang baru saja terbangun.
"K-kris hyung?", Tao berkedip bingung, mengapa ia bisa ada disini – di ruang kepala sekolah- dan kenapa ada Kris disampingnya.
Soo Man menghidupkan api di cerutu tua-nya. Mengebulkan asap dari sela bibirnya. "Ada yang ingin aku beritahukan kepada kalian"
Kris membantu Tao untuk duduk dari posisi tidurnya. Alis matanya naik dan raut wajahnya berubah serius. "Aku tebak, pasti kabar buruk?"
Tao mengenggam seragam Kris erat, seakan mengerti ada sesuatu yang tidak beres.
"Instingmu memang tidak pernah berubah Kris", Soo Man meletakkan cerutunya di asbak kayu-berukir di mejanya. "Duduklah sebentar Kris, sepertinya ada dua orang lagi yang harus mendengar berita dariku"
"Si-", belum Kris menyelesaikan kalimatnya, dua namja berlari terengah-engah masuk ke dalam ruang kepala sekolah.
"Soo Man-Songsaenim, Kris!"
Soo Man tersenyum melihat anak-anaknya datang. "Luhan, Suho, duduklah dulu disana. Kalian pasti masih bingung, tapi lebih baik dengarkan penjelasanku dulu"
Dalam diam, Luhan dan Suho hanya mengangguk menuruti perintah Soo Man, dan mengambil tempat untuk duduk di sebelah Kris.
"Aku menyadari sesuatu ketika Tao pingsan"
Kris memegang pundak Tao, memastikan dia baik-baik saja. Tao menghela nafas dalam. Luhan dan Suho langsung menatap Tao khawatir.
"Lima menit", Soo Man melayangkan tatapannya pada Tao, yang membuat Tao sedikit berjengit. "Batasmu hanya lima menit dalam menghentikan waktu"
"A-apa? Itu tidak mungkin!", Luhan menahan tangan Tao ketika dia hampir saja terhuyung jatuh karena mencoba berdiri.
"Pemegang kekuatan waktu, mempunyai seperti sebuah kutukan. Semakin lama, ia akan kelelahan dan waktu yang bisa ia hentikan hanya sedikit. Dan itu terjadi juga padamu, Tao"
Tao menggigit bibir bawahnya, ia kepalkan tangannya erat-erat. "Apa yang terjadi jika aku menahan waktu lebih dari lima menit?"
"Kau akan kehabisan tenaga hingga kau kelelahan, dan hancur seperti kepingan kaca. Tubuhmu tak bisa menahannya"
Empat orang di dalam ruangan itu menelan ludah hampir bebarengan. Dalam otak mereka membayangkan sesuatu yang berbeda-beda.
"Sebenarnya aku tidak tahu sampai kapan tubuhmu bisa bertahan. Lima menit adalah batas waktu ter-aman yang bisa kuperkirakan dan aku harap kau bisa menaati itu Tao. Ini yang teraman"
Kris merangkul pundak Tao yang hanya menatap ke bawah sedari-tadi.
"Sepertinya….masalahnya bukan hanya ini kan, songsaenim?", Suho beranjak dari duduknya, membuat Luhan mengikutinya. Sedangkan Kris masih bersama Tao di sofa.
Soo Man tersenyum kembali pada anak-anaknya , "Aku sepertinya tidak meragukan instingmu dan juga Kris", dengan langkah tegap, Soo Man melanjutkan pidato-nya, sambil memegang berkas-berkas yang tergeletak di meja-nya.
"Ya, yang jadi masalah adalah, sebuah misi sudah menanti kalian", Soo Man menyerahkan sebuah berkas pada Suho.
"Perdana Menteri Hyun tewas tadi malam"
Kris, Tao, Luhan dan Suho membelalakkan mata mereka kaget.
"Dark-D sudah mulai melancarkan rencana mereka. Dan ini artinya, kalian juga harus siap menjalankan misi kalian"
Suho mengangguk, "Kami siap untuk ini"
"Salah satu anggota Dark-D mengambil liontin milik Perdana Menteri Hyun, tujuan utama kalian adalah mengambil kembali liontin itu. Jika kalian bisa mengalahkan anggota Dark-D, itu adalah sebuah bonus"
Luhan mengerutkan alis-nya, "Ada apa dengan liontin itu?"
"Pertanyaan bagus, lulu", Soo Man membuka laci-nya dan mengambil sesuatu. Luhan menggembungkan pipi-nya, ia tidak suka dengan panggilan Soo Man kepada dirinya. Suho hanya tertawa kecil melihat Luhan yang kesal.
"Ini", Soo Man memperlihatkan sebuah kalung dengan liontin berbentuk segilima berwarna hitam pekat. "Sebut saja ini adalah belahan jiwa liontin yang dicuri Dark-D"
Luhan yang penasaran langsung ingin memegang liontin itu, tapi ia merasakan ada suatu sengatan mengenai tangannya. Ia sangat kaget.
"Orang terpilih yang mempunyai kekuatan seperti kalian tidak kusarankan memegang kalung ini. Ini memang belahan liontin yang dicuri, tapi ini adalah liontin yang jahat, ber-elemen kegelapan"
"Jadi…liontin yang dicuri?"
"Ya, mereka mencuri liontin berelemen cahaya yang disimpan Perdana Menteri Hyun. Tujuan mereka sepertinya adalah mengancam kita untuk menyerahkan kalung yang ini", Soo Man menatap miris kalung yang dipegangnya itu. "Liontin ini, adalah kekuatan tidak terbatas yang belum teraktifkan. Dengan mantra dan kekuatan tertentu, liontin cahaya bisa menyegel kekuatan kalian, dan liontin kegelapan ini bisa menyegel kekuatan mereka"
"Jadi kita saling mengancam?", Suho mengamati kalung itu lekat-lekat.
"Ya, kita mempunyai kelemahan mereka, begitupun juga mereka. Tapi sayang, kita sama sekali tidak tahu mantra ataupun cara untuk mengaktifkan liontin itu", tatapan Soo Man tiba-tiba menjadi seperti sebuah sorotan khawatir.
"Tapi tenang saja, mereka juga belum menemukan cara untuk mengaktifkan liontin cahaya itu. Tujuan mereka hanya mengancam kita"
"Kecuali jika mereka tiba-tiba menemukan cara…", Kris mulai membuka suaranya.
"Maka dari itu, kalian harus cepat, rebut liontin itu kembali"
Tao yang tenaganya sudah mulai pulih kembali, mulai beranjak dan berdiri di sebelah Luhan dan Suho, "Urusan ini akan cepat selesai jika saja kekuatanku masih normal…."
Luhan memeluk pundaknya, menenangkan Tao.
"Tidak Tao. Kita tidak bisa kehilanganmu. Lima menit saja sudah sangat cukup", Soo Man mengelus kepala Tao pelan. Tao mengangguk pelan, walaupun masih diliputi rasa bersalah.
"Lalu, jika liontin itu tadi saja bereaksi terhadap Luhan, bagaimana dengan Dark-D?"
"Tentu saja liontin itu menolak keberadaan mereka. Tapi reaksinya tidak akan se-mengejutkan seperti luhan tadi…jika yang menyentuh adalah anggota Dark-D yang memiliki unsur kegelapan yang sedikit"
Mereka berempat menaikkan alis, merasa bingung dengan pernyataan Soo Man.
"Coba Kris, kau pegang ini", Soo Man mengulurkan kalung itu kepada Kris. Kris dengan ragu mengangguk dan mengambil kalung itu. Luhan menelan ludah dan wajahnya terlihat sangat khawatir.
"Eh? Kris? Apa yang kau rasakan?"
Kris terdiam menatap kalung yang sekarang ada di genggaman tangannya. "Terasa sedikit aneh, tapi tidak terjadi apa-apa", Kris bahkan kaget dengan reaksi kalung yang sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada Luhan tadi.
Luhan segera menghampiri Kris dan memegang dahi-nya. "Astaga Kris, kau tidak apa-apa kan?"
"Tenang saja, reaksi kalung itu memang akan berbeda", Soo Man tertawa kecil melihat kelakuan Luhan.
"Bagaimana bisa?"
"Kalian berdua-belas memang masuk ke dalam orang terpilih golongan unsur cahaya. Tetapi kekuatan Kris adalah kekuatan yang didalamnya memiliki paling sedikit unsur cahaya, jadi reaksi liontin itu kepada Kris pun juga sedikit dan lemah"
Suho, Luhan dan Tao mulai mengerti, mereka mengangguk kecil dengan mulut sedikit terbuka membentuk huruf 'O'.
"Begitu juga dengan Dark-D, pasti anggota yang memegang liontin itu adalah anggota yang mempunyai unsur kegelapan paling sedikit"
"Sungjong….", Suho menyebutkan dengan spontan.
Soo Man mengangguk, "Aku rasa ada di dia"
Kris menyerahkan kembali kalung itu kepada Soo Man, tapi Soo Man menolaknya. "Kau yang simpan Kris. Jika sesuatu yang paling buruk terjadi, jalan satu-satunya hanya menukarkan dengan liontin itu. Tapi, tetaplah mencoba merebut liontin cahaya tanpa menyerahkan liontin ini"
Tampak ragu, Kris akhirnya menyimpan kalung itu.
"Misi ini aku harap bisa berjalan malam ini juga, aku harap kalian berhati-hati. Dan Tao, ingat semua pesan-pesanku"
Tao,Luhan,Suho dan Kris mengangguk bersamaan, "Baik!"
"Luhan, tolong beritahu semua anggota agar berkumpul, kita akan segera menjalankan misi ini", ucap Kris yang dengan otomatis disambut dengan anggukan oleh Luhan.
"Oh iya", Soo Man memanggil mereka semua. Mereka berhenti di ambang pintu. "Satu lagi pesanku. Hindarkan kalung itu dari Lulu"
Luhan menggembungkan pipinya kesal gara-gara panggilan Soo Man kepadanya itu. Suho,Tao dan Kris mengangguk.
"Suho, dan juga Lay, aku harap kalian juga tidak menyentuh liontin itu"
Suho mengangguk.
"Dan yang terpenting, tolong jauhkan dari orang yang akan memberi reaksi terbesar pada kalung itu"
Suho mengerutkan alisnya. Siapa?
...
"Baekhyun"
0o0o0o0o
Alunan musik masuk mengiringi gendang telinga Kai. Membuatnya semakin terlelap dalam tidur-nya.Ya, tidur di dalam kelas.
Kai mati bosan gara-gara pagi ini ia tidak menemukan Tao di kelas menyambutnya seperti kemarin. Tidak ada seseorang untuk diajak bicara, hingga ia memutuskan untuk tidur saja.
"Panggilan untuk semuanya, kita berkumpul di ruangan EXO sekarang juga"
Sebuah suara yang Kai kenal bergema di dalam otak-nya, Kai mengernyitkan dahi, "Ugh, bahkan di dalam mimpi pun aku masih mendengar suara Luhan-hyung", gumam Kai dalam tidurnya.
"Sekali lagi, semuanya harap berkumpul sekarang"
"Luhan-hyung, bahkan di dalam mimpiku pun kau selalu menghantui dengan suara indahmu itu…hmm", bibir Kai membentuk sebuah senyuman kecil dalam tidurnya.
"Jongin-ah? Kau mendengarku? Kenapa hanya kau yang belum datang?"
"Datang kemana luhan-hyung? Ke dalam hatimu?", Kai terkekeh dalam hati . Ia pikir luhan-hyung dalam mimpinya ini benar-benar lucu.
"Kau bicara apa Jongin-ah?", suara Luhan mulai terdengar kesal.
"Luhan-hyung? Kenapa suaramu terus ada di kepalaku?"
"Karena ini memang aku babo!"
"Kau…nyata?"
"Tentu saja, aku sedang ber-telepati ke dalam otak-mu"
"APA? !", Kai spontan terbangun dan mendobrak meja, membuat seisi kelas melihat ke arahnya dengan tatapan terkejut dan aneh.
"Kim Jongin, ada sesuatu?", Jang Geun Suk songsaenim yang sedang menulis suatu rumus algebra di papan tulis menatap Kai heran.
Kai hanya menggeleng pelan dan menahan malu, sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Sudah kuduga, kau akan seperti ini Jongin-ah, kau lucu", luhan dalam pikirannya tertawa kecil. Sebuah melodi sempurna bagi Jongin. "Cepat ke ruangan EXO, sebelum Kris melayangkan tatapan setajam pisau dapur kepadamu", dengan ancaman terakhir itu, Luhan memutuskan telepati dalam otak Kai.
Kai dengan segera meminta izin untuk kepada Geun Seuk-songsaenim dan berlari keluar kelas.
"Tunggu", Kai berhenti, "Kalau aku bisa teleportasi, kenapa aku harus berlari", Kai menepuk dahinya, menyadari kebodohannya sendiri.
Dan dengan segera ia berteleportasi ke dalam ruangan EXO , dimana semua member sudah berkumpul.
Dan lagi-lagi, pemandangan yang membuat Kai mendengus kesal. 'Kenapa si maknae itu harus ada di sebelah Luhan-hyung?'
Beberapa member menyapa Kai dan menyuruh-nya untuk mendekat karena Kris akan segera memulai pembicaraan.
"Teman-teman, kita akan menjalankan misi , malam ini juga"
Kris menggenggam erat liontin yang tadi diserahkan Soo Man padanya.
"Kita harus berhasil"
Sehun menggenggam tangan Luhan erat, menandakan ada rasa khawatir. Luhan tersenyum memastikan bahwa semua akan baik-baik saja. Sedikit rasa khawatir yang Sehun rasakan tadi memudar melihat senyum hyung-nya itu.
Baekhyun memandang ngeri ke arah Kris, Chanyeol yang menyadari hal itu langsung mencari sesuatu yang membuat ekspresi Baekhyun menjadi seperti itu. Dan dia menemukan Baekhyun terus menatap liontin yang sedang di pegang Kris.
Chanyeol masih menatap heran, apa yang sebenarnya terjadi?
"Dan….."
Kris meneruskan kalimatnya.
"Aku harap, jangan sampai ada yang terluka"
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar