Pengikut

Rabu, 07 November 2012

The Chosen Angel CHAPTER 1

ALERT ALERT .
Yang mungkin kenal diriku atau mungkin yang tidak kenal. Saya adalah author yang belum kelar fic yang satu tapi udah bikin fic baru lainnya, tehee
Dikarenakan, tangan ini gatel pengen banget nulis fic tentang EXO
-Author baru kena demam EXO-
Bias author sih si Luhan ~ tehee ...my cutie prince
Nah berhubung kayaknya aku lihat di ffnet ini belum marak fic EXO, jadi Stella datang untuk menyemarakkan :D
Chapter 1 ini keseluruhan memakai sudut pandang dari KAI . Dan jujur, ini pertama kali Stella bikin fic genre nya Fantasy gini, semoga nggak terjadi kesulitan dalam membuatnya yah /pray /pray.
Happy Reading all !

Title : The Chosen Angel
CHAPTER 1
Cast(s) : All EXO members
Pair(s) : KaiLu , HunHan , and other pairing will revealed on next chapter
Rate : T
Genre : Fantasy, Friendship, Romance, Angst
Warning : BOYxBOY . Many typos


Jari-jari lentik-nya menyapu rambut coklat terang milik-nya dengan sempurna.
Aku terpana.
Ia menyadari aku memperhatikannya sedari tadi. Dengan cepat aku berpikir untuk mengalihkan pandanganku tetapi keinginanku terhenti ketika ia tersenyum cerah kepadaku.
Tuhan , lihatlah makhluk yang Kau ciptakan itu. Senyum selembut malaikat, orbs mata yang hitam pekat , wajah yang mungil.
Aku memutuskan untuk menyebutnya 'Malaikat-ku'
Tatapan matanya yang polos membuatku berpikir untuk mulai sekarang melindungi dirinya bahkan ketika aku belum mengenal namanya.
Setan-setan pun mulai membisikkan sesuatu yang membuat pipiku berwarna merah, 'cium bibir mungilnya sekarang juga'
Kugelengkan kepalaku, menepis semua bisikan setan itu. Kulihat dirinya tertawa kecil melihat tingkahku. Aku yang menyadari bahwa dia sedari tadi masih memperhatikan tingkahku -yang semakin aneh- hanya tertunduk malu dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
Apa aku harus menghampirinya sekarang ?
"Hyung!"
Aku melihat seorang pria bertubuh tinggi memanggil dan menghampiri malaikat-ku. Wajah pria itu lumayan tampan, hidung mancung,kulit putih dan bersih, mata kecilnya menatap malaikat-ku khawatir.
"Hyung sedang apa kau disini, yang lain mencarimu daritadi", tangan pemuda itu menggenggam lengan malaikat-ku erat. Alisku mengerut melihat tindakannya.
Mata malaikat-ku yang tadinya menatapku sekarang berjengit kaget karena pemuda tinggi itu tiba-tiba menghampiri dan mencengkeram tangannya kuat.
Pemuda tinggi itu melihat ke arahku, wajahnya terlihat tidak senang. Tapi ia berlalu dan seperti menganggapku tidak ada disitu.
"Ayo hyung segera masuk, Kris-hyung sudah sangat mengkhawatirkanmu", dengan paksa, pemuda itu menarik lengan malaikat-ku dan pergi begitu saja.
Hatiku berdesir kosong saat malaikat-ku dan pemuda-yang-seperti-bodyguard-nya itu menghilang dari hadapanku
Cih, Sialan.
0o0o0o0o
KAI'S POV
Itu ceritaku tadi pagi, saat aku pertama kali masuk sekolah baru ku. EXO Senior High School.
Baiklah akan ku perkenalkan diriku dulu. Namaku Kim Jongin, tapi sejak kecil aku punya nama panggilan yang lebih singkat, Kai.
Ini adalah tahun kedua ku di tingkat senior. Orang tua-ku tiba-tiba menginginkan aku pindah ke sekolah ini dan sejujurnya itu membuatku kaget. Karena sekolah ini sangatlah elit dan aku tidak menyangka aku langsung diterima disini tanpa harus tes atau syarat apapun.
Orang tua-ku memang misterius.
Dan begitulah, hari ini hari pertamaku masuk sekolah. Suasana baru? Aku tidak peduli, aku melewati hidup di sekolah dengan terlalu santai. Hidup ini harus dibuat santai, ya kan?
Sifatku memang begini, dibilang murid sopan juga tidak, mungkin lebih menjurus ke murid-yang-terlalu-santai. Aku tidak mudah tertarik dengan sesuatu, maka dari itu aku terkenal terlalu cool di sekolah.
Pertama aku melewati gedung sekolah ini, hmm, tipikal sekolah elit biasa. Aku tidak terlalu terpesona. Hanya saja ada satu tower yang terlihat unik di sudut kanan sekolah, tower itu mempunyai lonceng yang amat besar di puncaknya.
Selain itu? Hanya para siswa yang berceloteh, berlari, berkelahi, dan juga yang memandangiku penasaran daritadi.
DEG.
Ini bukan mimpi kan? Aku melihat sesuatu yang lebih bersinar dari matahari di hadapanku. Ia sedang sibuk menempel sesuatu di papan pengumuman depan koridor sekolah. Sesekali ia membalas sapaan orang yang melewatinya . Sepertinya ia cukup populer.
Mataku tak berkedip terus menatapnya.
Senyumnya , matanya .
Malaikat-ku
0o0o0o0o
"Kim Jongin silahkan duduk di sebelah Tao"
Jung-songsaenim menunjuk ke arah bangku kedua dari belakang. Aku mengangguk dan berjalan menuju bangku-ku.
Pemuda berambut hitam dan acak-acakan dengan pandangan mata yang tajam itu bernama Tao. Teman sebangkuku.
"Hai, aku Tao!", tidak kusangka ternyata dia seceria ini, dari penampilannya aku kira dia orang yang jutek dan pendiam.
Aku mengangguk dan tersenyum tipis, "Aku Kai, salam kenal"
Satu alisnya terangkat, "Tapi..tadi songsaenim bilang namamu-"
"Oh, Kai nama panggilanku, kau boleh memanggilku Kai saja"
Tao hanya mengangguk kecil dan mulutnya membentuk huruf 'O' tanda mengerti.
Pelajaran berlalu dengan sangat membosankan, ternyata pelajaran di sekolah ini sama saja dengan sekolahku yang lama. Lalu kenapa appa harus memindahkanku kesini?
Kusandarkan punggungku ke-kursi lebih dengan malas, kuputuskan untuk mendengarkan musik saja. Kupasang earphone ke telingaku, merasakan musik berdentum masuk ke dalam pendengaranku, dan hingga tidak sadar bahwa bel istirahat berbunyi.
Kurasakan Tao menepuk bahu-ku. "Hei"
Aku lepaskan earphone dari telingaku dan menanggapi panggilan Tao, "Ada apa?"
"Sepertinya kau cukup populer ya"
"Hm?"
"Kau tidak lihat daritadi murid wanita di kelas memandangmu dengan mulut terbuka selama pelajaran?", Tao terkekeh geli. Dan aku hanya tersenyum kecil mengangkat bahuku, "Yah,namanya wanita"
Tao masih terkekeh melihat reaksiku.
"Tapi ada yang lebih parah darimu, dia dikejar-kejar banyak wanita dan juga pria"
"Benarkah? Siapa itu?"
"Dia setingkat di atas kita, nanti aku kenalkan padamu . Namanya-", belum sempat Tao menyelesaikan kalimatnya, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk. Tao terlihat serius membacanya, dan seketika wajahnya menunjukkan ke-kaget-an yang luar biasa. Mata sipitnya melebar dan mulutnya lagi-lagi terbuka lebar.
Aku menatapnya heran, memang apa isi pesan yang dibacanya? Sampai reaksinya seperti itu.
Grep! Tangan Tao melesat mencengkeram bahuku. "Kau..kau yang bernama KIM JONGIN? KAI?"
Aku mengernyitkan dahiku, bukankan baru saja tadi Jung-songsaenim memperkenalkan namaku? "I-iya. Bukankah kita tadi sudah berkenalan? Kenapa kau kaget begini?", aku makin tidak mengerti dengan tingkah teman baruku ini.
Tao mengguncang bahuku hebat, "ASTAGA jadi kau Kai ! Kim Jongin! Oh!"
Aku semakin heran melihat tingkahnya ini, "Iya aku Kim Jongin, hei ada apa denganmu. Hei, lepaskan aku"
"Kai, diam sebentar", tiba-tiba dia meng-instruksi-ku untuk diam. Padahal jelas-jelas daritadi yang ribut dia sendiri.
Aku hanya menuruti perintahnya dan berdiri diam.
"Perhatikan aku"
Aku menatap mata Tao tajam. Ia terlihat seperti sedang berkonsentrasi.
Pandangan di sekitarku tiba-tiba terlihat biru. Perasaan di dadaku semakin aneh, tidak bisa digambarkan.
"Ugh!", aku terbungkuk memegangi dadaku. Ada sesuatu yang sesak di dadaku dan aku tidak bisa menahannya. Ku pandang lagi sekitarku , dan aku sukses dibuat terpana.
Dua murid wanita yang sedang berbincang di luar jendela terlihat mematung, meninggalkan gambaran wajah mereka dengan bibir terbuka dan tangan yang di angkat ke atas.
Tiga murid pria yang tadinya berlari sekarang juga membeku atau lebih tepatnya mematung.
Tetesan air dari air minum yang tumpah di bangku sebelahku juga ikut membeku.
Ada apa ini? Kenapa semuanya tidak bergerak?
"Tao?", aku tersadar, harusnya Tao masih ada dihadapanku. "Tao?", kupanggil dia dua kali memastikan agar dia mendengar panggilanku. Keringat mulai menetes di pelipis-ku, aku mulai panik.
"Hei", seseorang menepuk bahuku dan sukses membuatku melompat kaget. Tao berdiri di belakangku dengan cengirannya.
Kudorong tubuh Tao ke tembok, "Sial! Apa yang kau lakukan cepat jelaskan!", aku berteriak dan masih merasakan rasa sesak di dadaku ini.
"Hei tenang tenang, aku hanya mengetes sesuatu"
"Tes apa hah? I-ini, kenapa semuanya berhenti, ke-kenapa…argh!", aku mengacak rambutku frustasi.
Tao menepuk-nepuk bahunya yang tadi aku dorong, membersihkan debu yang mungkin menempel. "Berarti kau benar adalah Kai. Tidak salah lagi. Aku sudah membuktikannya, dan aku harus segera melaporkan ini pada Kris-hyung", gumam Tao seperti kepada dirinya sendiri.
Aku menatap Tao dengan tidak percaya, apa dia bilang? Membuktikan apa? Kris-hyung? Siapa itu, sepertinya aku pernah mendengar nama itu.
Sesaat Tao menutup matanya dan semua kembali normal. Suara derapan kaki di koridor, tertawa para murid, dan tetesan air mulai terdengar kembali.
Aku masih tidak bisa berkata apa-apa. This is freak !
Tao tidak memberiku aba-aba dan langsung menarikku keluar kelas. "Ayo ikut aku, kukenalkan kau pada yang lain"
"H-hei!"
Tao tetap tidak mendengar penolakanku dan menyeretku mengikuti langkahnya.
Aku hanya pasrah karena sisa rasa sesak di dadaku masih ada.
'Kris-hyung?'
'Oh, aku ingat, pemuda tinggi yang mendekati malaikat-ku tadi pagi juga menyebut nama itu'
'Memangnya siapa dia?'
0o0o0o0o0
"Kris"
Namja yang sangat tampan, dengan atmosfer berbeda dari yang lainnya berdiri dihadapanku dan mengulurkan tangannya.
Tao mendorong bahuku, mengisyaratkan untuk membalas jabatan tangan seseorang bernama Kris ini.
Dengan ragu aku mengulurkan tanganku. "Kai", balasku masih dengan tampang sok cool yang khas dariku.
Namja bernama Kris itu tidak tersenyum, dan wajahnya benar-benar tidak ada ekspresi,tapi juga tidak mengerikan. Dan aku memutuskan untuk memanggilnya hyung karena semua orang juga memanggilnya begitu.
"Pasti Tao tidak menjelaskan padamu mengapa kau dibawa kesini", Kris-hyung melirik datar pada Tao lalu kepadaku.
"Tapi hyung, aku lupa habisnya kalian tidak memberitahu info apapun tentang anggota baru kita!", Tao membela diri
"Hei, aku sudah memberitahumu kemarin malam ya!", seorang namja yang tidak kukenal satu lagi datang mencubit lengan Tao. Tao berjengit .
"Aw kau jahat sekali Chanyeol! Aku kan lupa apa yang kau bicarakan kemarin, kau terlalu cepat sih bicaranya"
Sekali lagi, pemuda bernama Chanyeol itu menggetok kepala keras Tao. Lalu ia tersenyum ke arahku, oh bukan, lebih tepatnya cengiran. Sepertinya namja satu ini sama-sama aneh seperti Tao.
"Hai, aku chanyeol. Aku yang menguasai api disini"
Aku menjabat tangannya, "Hai aku Kai. Aku….eh? Apa? Api?", sontak kulepaskan tanganku dari tangannya dan menatapnya aneh. Tapi yang bernama Chanyeol itu tetap dengan cengiran khas-nya.
"Tao, Chanyeol. Kalian lebih baik keluar panggilkan yang lain. Biar aku yang menjelaskan semuanya pada Kai", Kris-hyung menengahi semua kekacauan ini.
"Baik!", Tao dan Chanyeol berdua terlihat senang dan berebutan berlari keluar. Kris-hyung terlihat menggelengkan kepalanya menanggapi tingkah para junior-nya itu.
"Nah, Kai, kita harus mulai darimana?"
0o0o0o0
Kris-hyung memang terlihat sekali cocok sebagai seorang pemimpin, kata-kata yang dijelaskan singkat tetapi sangat mudah diterima dengan akal sehat. Walaupun sebenarnya dari dalam hatiku masih enggan mempercayai apa yang baru saja dijelaskan oleh Kris-hyung.
Magic-elements?
Apa kalian semua bisa mempercayai itu ?
Di sekolah ini dikumpulkan dua belas orang terpilih yang mempunyai kekuatan tersendiri dalam diri masing-masing orang. EXO High School sengaja dengan cara apapun untuk mengumpulkan kedua belas orang ini dan menjadi suatu prajurit teratas yang bekerja pada perusahaan negara bernama SM.
Kris-hyung sendiri di rekrut oleh EXO sejak sekolah menengah. Saat itu ia berumur 13 tahun dan sedang liburan di Canada ,dimana secara tiba-tiba orang dari EXO datang dan menawari (kalau tidak ingin disebut memaksa) untuk masuk ke EXO Junior High School.
Begitupun anggota lainnya yang memiliki cerita tersendiri kenapa mereka bisa berkumpul di sekolah ini.
Tentu tidak hanya dua belas orang ini yang punya kekuatan. Beberapa orang lain diketahui mempunyai kekuatan juga, dan inilah hal yang ditakutkan oleh pemerintah Korea. Mereka membentuk suatu perkumpulan bernama Dark-D yang akhir-akhir ini mulai meresahkan karena bertindak kejahatan dengan membunuh satu-persatu petinggi negara.
SM sebagai perusahaan yayasan bagi EXO School meneliti dan menemukan bahwa kekuatan yang bersifat cerah ada pada kami berdua-belas.
Kami? Ya, ajaib-nya -kata Kris-hyung- aku juga termasuk.
Inilah yang aku bingungkan. AKU? Sejak kapan aku punya kekuatan? Kekuatan apa? Kekuatan untuk dance selama 8 jam berturut-turut? Itu sih aku memang punya, karena hobiku sejak kecil adalah dance.
"Kami sudah terkumpul sebelas orang, dan sisanya tinggal satu, yaitu kau"
Lagi-lagi aku menelan ludahku. Apa ini alasan Appa dan Umma memindahkanku kesini?
"Tapi-"
"Aku tahu, kau pasti bertanya-tanya kekuatan apa yang kau miliki"
Aku mengangguk dengan ragu.
"Coba kau lihat lukisan yang terpajang di sebelah sana", Kris-hyung menunjuk lukisan besar di tengah ruangan. Jujur, ini lukisan terbesar yang pernah aku lihat. Lukisan itu menggambarkan satu plakat besar yang terbagi-bagi menjadi dua belas. Berwarna emas terang. Tiap bagian berisi guratan-guratan hitam yang tidak aku mengerti.
"Itu adalah 12 lambang kami", Kris-hyung berjalan mendekati lukisan itu, aku secara reflek mengikutinya. "Yang tersisa adalah ini, milikmu", jari telunjuk Kris-hyung menunjuk pada satu lambang aneh yang jika tidak ada tulisan disitu aku tidak akan mengerti apa arti dari gambar tersebut.
"Teleportasi?"
Kris-hyung mengangguk. "Milikmu adalah teleportasi. Mungkin terdengar sederhana tapi kekuatanmu adalah yang paling diperhitungkan selain milik Luhan dan Tao"
Alisku terangkat mendengar nama Tao. Oh iya, aku lupa, Tao juga berarti memiliki kekuatan.
"Kau pasti sudah merasakan kekuatan Tao bukan?", Kris-hyung menghela nafasnya seperti membicarakan kelakuan nakal anak-nya sendiri.
"Oh!", aku teringat sesuatu, "Yang tadi itu? Yang semua benda menjadi berhenti dan mematung?"
"Manipulasi waktu, itulah kekuatannya"
"Tapi kenapa aku tidak terkena dampaknya?"
"Kau perkecualian, orang pemegang kekuatan teleportasi tidak akan mempan dengan manipulasi waktu Tao. Maka dari itu tadi Tao mengecek kebenaranmu sebagai anggota terkahir dengan kekuatannya tadi. Mungkin kalian bisa menjadi lawan yang hebat", Kris-hyung tertawa kecil.
Wow, dia tertawa ?
"Tapi tadi saat dia menggunakan kekuatannya. Aku merasakan sesuatu yang aneh, dadaku terasa sakit dan sesak", aku meremas seragamku sekali lagi, menandai rasa sakit yang tadi kualami.
Kris-hyung menatapku sebentar, "Mungkin….", ia duduk di tempatnya kembali. "Mungkin itu karena kau belum terbiasa dan belum pernah menggunakan kekuatanmu sama sekali. Jadi tekanan kekuatan Tao sangat berdampak bagimu"
Aku menutup mataku, dan mulai bertanya pada diriku sendiri. Apa yang dikatakan orang ini semuanya benar? Atau sebenarnya aku yang gila?
"Kris-hyung…bolehkah..aku melihat kekuatanmu?", aku menggigit bibir bawahku saat mengucapkan pertanyaan itu. Tapi bagaimanapun aku harus membuktikan bahwa ceritanya sedari tadi bukanlah bualan belaka.
Kris-hyung hanya menarik nafas sebentar , ia merentangkan tangannya ke samping badan dan wajahnya damai menatap atas, dan kakinya…...KAKINYA !
Dia melayang !
Ini kenyataan ! Mataku hampir lepas gara-gara apa yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri.
Perlahan Kris-hyung mulai menurunkan badannya kembali. "Kekuatanku adalah terbang, aku bisa melayangkan diriku, sejauh apapun dan secepat apapun"
Mulutku berucap 'wow' tanpa suara dan masih mencerna, bahwa semua yang dikatakannya itu benar.
"Nah, sekarang giliranmu"
"Eh? Aku?"
"Iya giliranmu untuk menunjukkan kekuatan teleportasimu"
"Tapi aku tidak pernah menggunakannya dan aku tidak tahu bagaimana caranya!", sumpah demi apapun, aku bahkan tidak tahu bahwa aku mempunyai kekuatan ini.
"Coba tutup matamu, konsentrasi dan pusatkan pikirkan. Coba bayangkan ruangan disudut sana, teleportasilah kesana", Kris-hyung memberi pengarahan kepadaku.
Kucoba menutup mataku, konsentrasi, dan menyuruh ragaku untuk segera berpindah ke sudut ruangan. Dahiku mengerut, keringatku menetes.
Nihil.
Kucoba sekali lagi. Tetapi tetap nihil.
"Argh!", aku mengacak rambutku frustasi, "Mungkin kalian salah orang"
Kris-hyung menahan lenganku, "Jangan menyerah, coba sekali lagi"
Aku menghela nafas panjang. Ada apa dengan ini semua, siapa tahu mereka memang salah orang. Aku sedari tadi tidak bisa berpindah kemanapun, bergerak satu senti saja tidak.
"Hyung kami kembali !", suara Chanyeol yang berat dan keras itu menggema di ruangan. Aku dan Kris-hyung menatap ke arah pintu.
Tao berlari ke arah Kris-hyung , "Hyung hyung ! Aku sudah membawa semua anggota lengkap!", Tao berkata dengan bangga.
Chanyeol melemparnya dengan kertas, "Hei aku kan juga ikut membantu!"
Sejenak aku melupakan kekesalanku dengan melihat tingkah kekanakan mereka.
Satu persatu orang yang terlihat asing dimataku memasuki ruangan. Sepertinya mereka sudah mendengar ceritaku dari Tao, karena mereka langsung tersenyum menyapaku. Aku hanya balas tersenyum kecil.
"Bagaimana hyung?", seseorang dengan tatapan sangat lembut itu bertanya pada Kris-hyung.
"Oh Lay, aku sudah menjelaskan semua pada Kai. Tetapi masalahnya ia masih belum bisa menggunakan kekuatannya"
Namja yang disebut Kris-hyung bernama Lay itu tersenyum lembut dan menatapku, "Coba sekali lagi kau pasti bisa"
Kenapa semua orang seperti seakan memaksaku untuk bisa? Kalau memang ternyata mereka salah orang bagaimana? Aku menggeleng, "Aku sudah mencobanya berulang kali tadi, tetapi tetap tidak bisa"
Lay menepuk bahuku pelan, ia tidak mengatakan apa-apa. Sepertinya ia mengerti perasaanku.
"Kenapa hanya sepuluh? Mana Luhan dan Sehun?", Kris-hyung terlihat menghitung jumlah anak buahnya. Dan memang, ditambah aku, jumlahnya hanya sepuluh orang, berarti kurang dua orang lagi.
Tao terlihat melongok ke arah pintu "Luhan-hyung dan Sehun tertinggal di belakang... Oh itu dia mereka datang!"
Dua orang namja membuka pintu dan menampakkan batang hidungnya.
DEG
Dia...
DEG DEG DEG
Itu kan…..malaikat-ku ?
Malaikat-ku ada di hadapanku! Dia…salah satu diantara dua belas yang terpilih!
Ini bukan omong kosong, ini adalah kebetulan yang tidak terduga
Aku menatapnya intens, dalam, dan sama sekali tidak berkedip. Senyum-nya, matanya yang polos dan bersinar tidak berubah dari tadi pagi. Sempurna.
Dalam beberapa detik aku merasakan disekitarku tidak bersuara dan buram. Telingaku berdenging cepat. Dan aku menemukan wajahku sudah berjarak 10cm di hadapan wajah malaikat-ku.
Semua mata menatapku shock. Begitupun sepasang mata malaikat di hadapanku ini, matanya tidak berkedip dan kaget menatapku.
"Kai….?"
Suara Kris-hyung terdengar tapi terasa lebih jauh.
Loh?
"Kai….kau ber-teleportasi?"
Aku tersadar. Baru saja aku berteleportasi.
Yang jadi masalah adalah, aku berteleportasi tanpa sadar sesaat setelah melihat malaikat-ku muncul dihadapanku. Dan sekarang jarak di antara kami menjadi sangat sedikit. Dadaku berdegup kencang hingga aku takut semua orang bisa mendengarnya.
Tetapi tiba-tiba satu tangan dengan kasar mendorongku menjauh dari malaikat-ku.
"Apa yang ingin kau lakukan kepada Luhan-hyung ? !"
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar