Pengikut

Rabu, 07 November 2012

The Chosen Angel CHAPTER 3

Title : The Chosen Angel
CHAPTER 3
Cast(s) : All EXO members
Pair(s) : KaiLu , HunHan , and other pairing will revealed on next chapter
Rate : T
Genre : Fantasy, Friendship, Romance, Angst
Warning : BOYxBOY . Many typos


LUHAN'S POV
"Aku harap, jangan sampai ada yang terluka"
Perkataan Kris itu berputar-putar terus di kepalaku. Jujur sebenarnya aku sendiri sedikit ketakutan tentang misi kali ini, aku merasakan sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Apa ini efek dari liontin yang di pegang Kris itu?
Kurasakan genggaman hangat di tanganku, kulihat Sehun gantian tersenyum padaku. Baru saja tadi aku yang menenangkannya, tapi malah sekarang aku yang panik, aku memang hyung yang payah.
"Baekhyun!", kudengar suara Chanyeol yang berat memanggil nama sahabatnya.
Kami semua spontan segera mendekati Chanyeol dan Baekhyun. Baekhyun terlihat jatuh terduduk, memegangi dadanya dengan kasar, mencari oksigen sebanyak-banyaknya.
"Kris,jangan dekati aku", Baekhyun bergumam lirih. Kris hanya terdiam dan mundur perlahan.
Jadi reaksi Baekhyun separah ini terhadap liontin itu? Aku bisa melihat wajahnya yang pucat dengan gestur yang sepertinya sangat jijik saat berada di dekat liontin itu.
Chanyeol membantu Baekhyun untuk berdiri dan memapahnya untuk duduk di kursi. Lay membawakannya minum, terlihat tangannya sedikit bergetar. Kurasa Lay juga sedikit terkena dampak liontin itu. Baekhyun dengan lemas meminum gelas pemberian Lay, lalu menghela nafas.
"Sudah mulai terbiasa", Baekhyun mengangkat tangannya sambil menyengir lebar -memperlihatkan deretan giginya yang kecil – dan berkata kepada kami semua yang hampir panik.
Chanyeol tersenyum dan memukul kepala Baekhyun pelan. "Dasar kau membuat kami khawatir!"
"Aw sakit!", Baekhyun mengerucutkan bibirnya.
Kami semua bernafas lega walaupun kami masih bisa melihat Baekhyun sebenarnya masih merasa sangat tidak nyaman dan tersiksa, tapi ia berusaha tersenyum agar kami semua tidak khawatir.
Sambil Chanyeol yang masih menenangkan Baekhyun di kursi belakang. Kris memulai penjelasannya tentang misi ini.
Chen menyarankan kita untuk dibagi menjadi kelompok terpisah agar memudahkan misi. Kami semua mengangguk.
"Kris-hyung dan Baekhyun tidak boleh dalam satu tim", Suho berjalan ke depan, mengamati kami semua satu persatu.
Kris mengangguk setuju dengan ide Suho, "Kita akan bagi menjadi tiga tim"
"Aku, Tao, Xiu Min dan Chen akan berada dalam satu tim yang memancing Dark-D untuk datang", Kris melanjutkan, "Aku akan memancing mereka ke lapangan sekolah dengan liontin ini, dan ketika mereka datang Tao akan menghentikan waktu", Kris menatap Tao, "cukup selama tiga menit"
"Tapi-", Tao seperti merasa tidak terima dengan batas waktu tiga menit.
"Tidak Tao. Aku hanya memperbolehkan selama tiga menit, tidak lebih", Kris menggertakkan giginya, bukan karena marah, tapi terdengar sangat khawatir. Tao hanya menunduk.
Walaupun Soo Man songsaenim memberi batas waktu aman adalah lima menit, tapi sepertinya Kris khawatir berlebihan hingga memberinya waktu hanya tiga menit.
"Jika mereka atau salah satu dari mereka datang, Tao akan segera mengecek apa mereka membawa liontin itu atau tidak, jika iya, segera ambil liontin itu dan berlari sejauh mungkin dengan sisa dari tiga menit yang ada ,Tao"
Tao lagi-lagi hanya mengangguk mendapat perintah dari Kris.
"Jika ternyata mereka tidak membawa liontin itu, Tao akan memberi isyarat pada Kai,satu-satunya yang tidak terkena dampak kekuatan Tao. Dan Kai, kau akan satu tim dengan Lay,Sehun dan Suho"
Terdengar geraman dari Sehun dan Kai yang lagi-lagi melakukan hal kekanakan seperti saling bertatapan dengan sorotan mata saling membunuh. Tapi setelah itu mereka menatapku dengan tatapan seperti anak anjing yang di buang oleh pemiliknya. Ada apa sih dengan mereka? Aku makin tidak mengerti dengan kelakuan anak-anak itu.
"Kai, Sehun, Lay dan Suho akan bersembunyi di gedung sekolah. Kai, jika kau sudah menerima sinyal dari Tao, segera ber-teleportasi bersama tim-mu ke lapangan sekolah. Aku, Xiu Min dan Chen akan memukul mundur musuh dan tugas tim kalian adalah membuntuti musuh sampai ke markas-nya, tentu saja dengan teleportasi dari Kai"
"Kai, kau mengerti kan?", Kris menyadari sedari tadi Kai seperti sedang sibuk dengan dunianya sendiri –contohnya melayangkan tatapan tajam pada Sehun dan sesekali memandangku juga-
Kai menggaruk kepalanya sebentar, lalu memandang semua member, "Ng…ya..tentu saja aku mengerti"
Aku terkekeh geli melihat kelakuannya, aku rasa dia orang yang sangat menarik. Jujur saja, saat pertama kali melihatnya, aku merasa dia punya tatapan mata yang tajam. Membuatku harus lama untuk bisa masuk ke pikirannya. Dan matanya yang terus saja memandangku itu membuat jantung-ku berdegup kencang.
Aku dapat melihat pipi kai memerah setelah melihatku tertawa kepadanya. Lucu sekali.
"Sedangkan Luhan, Baekhyun, Chanyeol dan D.O akan berjaga di sekitar sekolah. Luhan, tugasmu adalah terus ber-telepati dengan Kai. Saat kau sudah mengetahui tim Kai beranjak dari tempat, kau dan tim-mu segera mengikuti mereka dan menjaga jarak di belakang. Tugas tim-mu adalah mengikuti tim Kai ke markas Dark-D dan menjauhkan musuh dari mereka"
"Siap!", aku tersenyum dengan membuat gestur hormat dan Kris balas tersenyum memandangku. Aku bisa melihat Xiu Min berteriak 'Kyaaaa lihat itu luhan lucu sekali' layaknya seorang fangirl dan Chen memukul kepalanya yang membuat XiuMin balas memukul punggungnya.
0o0o0o0o0
Author's POV
"Tugas sudah terbagi sempurna, apakah ada yang ingin ditanyakan?", Kris berkata sambil membereskan barang-barangnya yang belum sempat masuk ke dalam kelas – karena tadi pagi ada insiden Tao-
"Tugas Luhan-hyung terlalu berbahaya", Sehun menginterupsi dengan wajah datar-nya. Kris hanya menghela nafas , ia sepertinya sudah memprediksi maknae akan protes tentang hal itu.
"Luhan bersama Chanyeol, Baekhyun dan D.O, mereka itu yang terkuat Sehun-ah. Kau tidak perlu khawatir"
"Tapi berjaga di pinggir, mengikuti musuh dan mungkin saja musuh bisa menyerang mereka dari arah mana saja itu sangat berbahaya!"
Kris memutar bola matanya.
"Lagi-lagi Sehunnie berulah seperti biasa ya", Chanyeol berbisik kepada Baekhyun, Baekhyun mengangguk tanda menyetujui.
Kris memberi isyarat dengan mata pada Luhan.
"Sehunnie, sepertinya kau yang harus di-khawatirkan. Apa kau sudah bisa mengontrol kekuatan angin-mu dengan baik?", Luhan menepuk pundak Sehun dari belakang. Sehun menatap kaget dengan pertanyaan Luhan itu.
"Ng…aku…"
Dari semua anggota, Sehun adalah yang termuda, dan kekuatannya dalam mengontrol angin masih tergolong muda juga. Ia masih suka mengeluarkan kekuatannya terlalu besar dan tidak dapat mengontrol-nya. Jika ia sedang marah dan terbawa emosi, kekuatannya keluar begitu saja, dan asal kalian tahu, kekuatan angin termasuk yang berbahaya.
"Sepertinya seharusnya aku yang melindungi Sehunnie, iya kan? Jadi jangan khawatir, hyung lebih kuat darimu", Luhan memasang puppy eyes-nya yang membuat Sehun terdiam dengan wajah memerah.
Baekhyun dan Chanyeol terkikik di belakang. Mereka suka dengan adegan ini.
"Dasar manja", Kai berdesis kecil.
"Kau bilang sesuatu?", Sehun menoleh pada Kai.
"Ah tidak, hanya perasaanmu saja", Kai bersiul-siul kecil.
Kris mempersilahkan semua member untuk kembali ke kelas dan bersiap-siap untuk nanti malam.
Luhan melihat Kai yang masih terdiam di tempatnya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ada yang kau pikirkan Jongin-ah?"
Kai menggangguk pelan, "Aku….dalam misi nanti, harus ber-teleportasi membawa tiga anggota, benar kan?"
Luhan memiringkan kepalanya, berusaha mencerna maksud Kai.
"Tapi aku belum pernah membawa orang lain dalam teleportasi-ku", Kai berkata dengan sedikit malu.
Luhan tersenyum. "Kau mau mencoba berlatih?", Kai mengangguk tiba-tiba dengan girang. Luhan terkekeh kembali.
"Baiklah coba mendekat", Luhan memegang tangan Kai, membuat tidak ada jarak di antara mereka. Dada Kai meledak-ledak, sedekat ini dengan Luhan bahkan tidak pernah ada dalam mimpinya.
"Sekarang gunakan teleportasimu, gunakan perasaanmu bahwa kau akan membawaku bersamamu ke suatu tempat"
Kai masih sangat gugup dan rasanya ini adalah hari paling bahagia selama hidupnya. Ia menutup matanya dan memegang tangan Luhan kuat-kuat, seakan ia tidak akan membiarkan Luhan lari dan terluka.
Seketika ia merasa ada kekuatan berputar dari dalam dirinya, yang menyedot jiwa raganya dan juga Luhan pergi menghilang.
"Luhan-hyung?", Sehun menyadari bahwa Luhan tidak ada.
"Sehun-ah ayo segera masuk kelas", D.O datang dan menyeret Sehun pergi.
"Ta-tapi hyung-"
"Ah, ayo sudah nanti kita terlambat", D.O tetap dengan seksama menyeret Sehun pergi, mengalihkan perhatiannya dari Luhan yang notabene sedang dibawa pergi oleh Kai.
Sehun hanya bisa pasrah, tenaga D.O lebih kuat darinya.
0o0o0o0
"J-jongin?"
Luhan mengguncang pelan bahu Kai.
Kai perlahan membuka mata-nya. Ia melihat posisinya dan Luhan sekarang. Dengan Luhan yang membenamkan wajahnya di pundaknya, dan tangannya yang memeluk pinggang kecil Luhan.
'Ini surga !', Kai berteriak kegirangan dalam hati.
"Kau..membawaku kemana?"
Kai memandang sekitarnya, lalu tertawa setelah ia tahu sekarang berada dimana. "Apartemenku"
Luhan membelalakan matanya, "Kau membawaku ke apartemenmu?"
Kai hanya memberikan cengiran lebar-nya, Luhan tersenyum "Aku tidak menyangka kau akan membawaku sampai keluar sekolah"
Luhan melepaskan pelukan Kai, dan Kai dengan canggung menjauhkan tubuh-nya dari Luhan. Ia merasa ada kehangatan yang lepas.
Kai menggaruk belakang kepalanya, "Maaf, entah kenapa yang terpikirkan hanya disini. Aku akan mengantarmu pulang"
"Tapi, tas dan barang-barangku masih di sekolah", Luhan bergumam pelan. Kai menyadari sekali lagi kebodohannya.
Luhan berjalan menuju jendela apartemen Kai dan membukanya, mengamati pemandangan sekitar. "Ah, apartemen-mu strategis juga, pemandangannya bagus"
Kai tersenyum melihat wajah Luhan yang bercahaya terkena sinar matahari dari jendela yang membuatnya semakin seperti malaikat.
"Oh, sepertinya aku sangat familiar dengan daerah ini", Luhan memicingkan mata-nya. "Ini…bukannya daerah komplek rumah Yixing?"
"Yixing?"
"Ah maaf, maksudku Lay", Luhan tertawa kecil menyadari bahwa Kai tidak mengenal nama kecil Lay, Yixing.
Kai mengernyitkan dahi, sedikit penasaran kenapa Luhan memanggil Lay dengan nama kecil-nya.
"Umm, kemarin aku dan Lay-hyung pulang bersama, kurasa rumah-nya memang di dekat sini"
"Nah! Benar kan!", Luhan terlonjak gembira seperti anak kecil. Kai benar-benar terpesona dengan ke-lucu-an hyung-nya ini.
Luhan tiba-tiba terdiam dan menutup matanya. Kai penasaran dengan apa yang dilakukan luhan. "Hyung?", ia melambaikan tangan di depan wajah Luhan.
Luhan membuka mata dan tersenyum, "Aku baru saja meminta tolong kepada Lay untuk membawakan tas-ku saat pulang sekolah nanti"
"Eh?"
"Sssh, kita membolos sekolah saja. Aku ingin menjelajah isi apartemen-mu", Luhan mengedipkan mata kanan-nya dan mulai berlari-lari semangat di apartemen Kai.
Kai menggelengkan kepalanya pelan, dia tidak tahu bahwa hyung-nya itu se-hiperaktif ini. "Hyung! Jangan berlari-lari seperti itu, nanti kau jatuh!"
"Aku bukan anak kecil!", Luhan menyahut dari kejauhan.
Kai terkekeh geli. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti Luhan yang mulai menginvasi dapur, ruang makan bahkan kamar Kai sekaligus.
Kai tersipu malu saat Luhan menemukan foto masa kecil Kai dan berkata bahwa dia sangat lucu, dan Luhan juga memuji Kai tampan saat melihat ia memakai setelan jas tuxedo di acara pernikahan kakak-nya. Kai hanya dapat memuji Luhan dalam hati, 'kau lebih tampan hyung'.
0o0o0o0o0
"Kau mau teh?"
"Hyung,ini apartemen-ku, seharusnya aku yang menawarimu teh"
"Sudah, kau tidak akan pernah menemukan teh seenak buatanku"
Kai hanya pasrah dengan ke-keras kepala-an Luhan. Terdengar suara air dan adukan sendok yang mengenai badan gelas dari dapur. Sudah lama Kai tidak mendengar suara seperti itu, ia sudah terbiasa tinggal jauh dengan orangtua-nya. Jadi dapur adalah salah satu ruangan yang jarang terjamah olehnya.
Dan Kai ,tidak akan pernah melupakan hari ini, tidak akan.
"Ta-da!", Luhan datang dengan membawa dua cangkir. Kai dengan sigap menerima cangkir pertama , ia menyeruput sedikit teh di dalam-nya.
"Bagaimana?"
Masih dengan cangkir di mulut-nya, mata Kai melirik ke arah Luhan. "Cantik"
Luhan memiringkan kepalanya, "Apa?"
"Oh tidak, maksudku teh-nya sangat enak seperti yang kau bilang tadi", Kai merasa sangat bodoh bisa kelepasan seperti itu. Luhan tersenyum bangga mendengar pujian Kai tentang teh-nya.
"Oh iya, ini sudah sore, seharusnya sekolah sudah selesai", Luhan mengecek jam dinding di ruang santai apartemen Kai. "Akan ku hubungi Lay"
Kai merasa sedih karena Luhan harus segera pulang, ia masih ingin menyimpan hyung-nya itu di apartemen-nya.
"Lay sudah menuju kesini"
Kai mengangguk dan tersenyum, "Akan ku antar kau ke depan hyung"
Setelah Kai mengunci apartemen-nya, ia dan Luhan segera beranjak ke bawah. Dan menemui Lay yang sudah menunggu di pintu gerbang.
Lay melambaikan tangannya, Kai dan Luhan membalas.
"Terimakasih Yixing-ah!", Luhan tersenyum manis dan mengambil barang-barangnya, lalu mengecek ponsel-nya. "Oh crap"
Lay tersenyum, tapi raut wajahnya menunjukkan rasa sedih. "Biar kutebak, pasti Sehun?"
Luhan mengangguk, "23 misscall dan 11 pesan masuk. Pasti nanti malam aku akan terkena ceramahnya yang panjang", jelas Luhan sambil tertawa geli. Bukannya risih, tapi Luhan menganggap sikap Sehun itu sebagai sesuatu yang lucu dan menggemaskan.
Kai mendesis pelan, antara ikut tertawa dan sebal dengan maknae yang satu itu. "Lebih baik aku mengantarmu pulang Luhan-hyung", karena sudah terbiasa ber-teleportasi, Kai makin percaya diri dan dapat memanfaatkan kekuatannya itu.
"Ah, tidak usah Kai. Biar aku saja yang mengantar Luhan pulang", Lay menawarkan diri untuk mengantar Luhan pulang.
"Yixing, kau sudah sampai di sini. Kau akan memutar jauh jika harus mengantarku pulang"
Kai mengangguk, "Benar Lay-hyung"
"Aku bisa pulang sendiri", Luhan sudah bersiap membawa tas dan barangnya.
"Tidak, biarkan aku yang mengantar luhan pulang", Lay menahan Luhan.
Kai menatap Lay dengan pandangan heran dan penasaran.
Lay sedikit canggung, "Ng…kau tahu kan..kita..sudah lama tidak berjalan pulang bersama…"
Luhan tertawa, "Astaga benar sekali", wajah Lay terlihat mencerah kembali mendengar reaksi Luhan.
"Baiklah, kau mengantarku pulang, dan aku akan mentraktir mu es krim nanti di tempat biasa!" , Luhan tersenyum dan menepuk punggung Lay dengan hiperaktif.
Lay tersenyum senang.
"Jongin-ah, terimakasih banyak untuk hari ini. Sampai bertemu nanti malam!", Luhan melambaikan tangannya pada Kai ,diikuti Lay yang ikut melambaikan tangan dan tersenyum.
Meninggalkan Kai dengan beribu pikiran yang berkecamuk di otak-nya. Tiba-tiba ia teringat perkataan Lay kemarin saat bertemu di perjalanan pulang.
-"Bagus, aku punya seseorang yang bisa menemaniku pulang lagi"-
Kai menelan ludah
'Jadi, 'seseorang' dalam maksud perkataan Lay-hyung waktu itu adalah….Luhan-hyung?', tanya Kai dalam hati.
Kai menatap dua punggung orang yang sedang berjalan bersama , belum terlalu jauh dari tempat ia berdiri sekarang sehingga Kai masih bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Kau harus sangat berhati-hati nanti malam. Aku tidak mau kau terluka", Lay mengelus rambut Luhan pelan.
"Kau jangan khawatir begitu Yixing-ah. Aku ini sangat kuat!"
Terlihat Lay tertawa melihat Luhan yang berusaha memamerkan bahwa dirinya sangat kuat.
"Kau tahu, aku ingat saat kau terjatuh dari pohon saat kelas 5 SD, kau menangis sangat keras Yixing-ah!", Luhan tertawa yang membuat Lay mencubit lengannya pelan. Luhan balas memukul pundak-nya.
Kai menggertakkan gigi-nya, 'Jadi mereka teman semasa kecil?',
Kai tersenyum miris
"Bagus, aku punya saingan lagi"
-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar