Pengikut

Rabu, 07 November 2012

FF KYUMIN PARTNER GS 4

DON'T LIKE ? JUST DON'T READ
Previous Chapter 3
"Ne? waeyo Kyu?"
"Apa nanti malam kau sibuk?"
"Hm, ani, aku sama sekali tidak sibuk. Waeyo?"
"Aku ingin mengajakmu ke pesta ulang tahun temannku. Aku bingung mau mengajak siapa, jadi kurasa kau mau pergi denganku. Apa kau bersedia?,
"Baikalah, aku bersedia. Jam berapa?"
"Jam 7. Aku akan menjemputmu jam 7."
"Baiklah, aku akan menunggumu."
"Gomawo Min. Aku akan pulang sekarang. Anyeong!" Kyuhyun akhirnya berpamitan pada Sungmin.
"Anyeong Kyu~" Sungmin menatap motor Kyuhyun yang sudah melaju menjauhi kediaman keluarganya.
Biarkanlah orang-orang akan menilai Sungmin tidak berpendirian atau plin plan, yang jelas Sungmin tidak ingin melewatkan kesempatan ini sekarang, walaupun pada akhirnya nanti takdir tidak akan mempersatukan dirinya dengan Kyuhyun. Sungmin akan menganggap ini sebagai moment terakhir sebelum ia benar-benar melupakan sosok Kyuhyun.
Story begin

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~PARTNER~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kyuhyun's Side
"Sungmin-ah, apa kau sudah mengerjakan tugas biologi?"
"Sudah. Kau belum mengerjakannya? Kalau belum, ambil ini dan salin dibukumu."
Ada yang aneh dengannya hari ini. Tidak biasanya ia bersikap dingin padaku.
"Apa kalian mempunyai pulpen lebih?"
Ia menoleh ke belakang untuk menanyakan pulpen. Lagi-lagi ia masih bersikap dingin padaku. Ia sama sekali tidak menoleh ke arahku. Padahal aku hendak memberikan pulpenku padanya, namun yang dilihatnya hanyalah Siwon, teman sebangkuku. Bukan aku.
Apa aku melakukan kesalahan?
Ketika pelajaran Bahasa Jerman dimulai, kulihat Sungmin kembali melakukan kegiatan lain untuk menghilangkan kebosanannya. Selalu seperti itu, jika pelajaran bahasa asing itu dimulai, pasti Sungmin akan mencari-cari kegiatan agar ia tidak terlalu bosan nantinya. Seperti saat ini, ia sedang memainkan tutupan pulpen milik Siwon.
"Aish, kenapa harus jatuh sih."
"Tidak mungkin aku mengambilnya sekarang, Songsaeng sedang mengajar, jika ketahuan pasti aku akan dihukum."
Mendengar suaranya yang menggerutu seperti itu, sangat manis ditelingaku. Tanpa berpikir panjang aku segera mengambil tutupan pulpen itu tanpa menghiraukan jika aku harus dihukum oleh sonsaengnim.
"Eh? Kemana tutupan pulpennya? Jelas-jelas jatuhnya di sana, tapi sekarang sudah tidak ada."
"Ini."
Aku menyerahkan tutupan pulpen itu. Namun hanya dibalas dengan ucapan terima kasih yang singkat olehnya.
"Hari ini, saya hanya mengajar pada jam pelajaran pertama saja. Karena saya memiliki urusan setelah ini, maka untuk kalian akan belajar sendiri."
Sonsangnim keluar, biasanya ketika pelajaran kosong kami akan saling bercanda atau sekedar membicarakan pelajaran. Dan aku berharap itu akan kembali kami lakukan sekarang ini.
"Seo, aku akan ke bangkunya Vic. Luna tidak datang, jadi aku akan menemaninya."
Sepertinya harapanku tidak terwujud. Ia lebih memilih untuk ke bangku Vic, salah satu sahabat terdekatnya. Jadi hanya ada aku, Seo dan Siwon yang akan melakukan kebiasaan kami ketika Sonsaeng tidak ada. Namun sesekali aku mencuri pandang ke arahnya yang sedang mengobrol dengn Vic, tanpa tahu apa yang sedang mereka bicarakan karena keadaan kelas yang ribut.
"Aku akan menemui Sungmin di sana, kalian lanjutkan saja pembicaraannya," pamit Seo pada kami.
Mau kemana mereka? Kenapa Seo mengajak Sungmin pergi? Sebaiknya aku mengikuti mereka. Kulihat Seohyun mengajak Sungmin keluar kelas.
"Siwon-ah, aku akan keluar sebentar. Aku akan menemui Kang Sonsaengnim,"
Aku berbohong pada Siwon.
"Ne."
Siwon tidak akan tahu jika aku berbohong, karena aku memang sering berurusan dengan guru Biologi itu. Beliau adalah pembimbingku ketika olimpiade.
.
.
.
Aku mengikuti mereka dari belakang, dan untung sekali mereka tidak melihatku. Mereka berhenti di taman belakang sekolah dan duduk di salah satu bangku yang ada di sana.
"Ada apa Seo? Kau ingin mengatakan apa?"
Aku bersembunyi di balik pohon yang letaknya tidak terlalu jauh dari mereka, jadi aku cukup bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, karena suasana di sini tidak seribut ketika di kelas.
"Apa kau menyukai Kyuhyun?"
Deg
Kenapa Seohyun bertanya begitu? Jelas tidak mungkin Sungmin menyukaiku.
"A-apa maksudmu Seo?"
"Aku tahu kau menyukai Kyuhyun, Min. Aku juga tahu, kalau Jungmo hanya kau jadikan pelampiasan akan perasaanmu. Aku ini sahabatmu, aku sudah cukup mengenalmu, jadi kau tidak perlu sungkan untuk bercerita padaku Min,"
Deg Deg Deg
Mwo? Sungmin benar-benar menyukaiku? Atau hanya dugaan Seohyun saja?
Aku makin menajamkan pendengaranku untuk lebih mendengar apa yang diucapakan oleh keduanya.
"Tapi satu hal yang harus kau tahu Min, aku dan Kyuhyun adalah sepupu. Jadi kau tidak perlu cemburu padaku."
Seohyun memang sepupuku.
"Ne? maksudmu apa Seo?"
"Aku tahu, selama ini kau cemburu melihatku dan Kyuhyun berdekatan. Tapi percayalah, kedekatan kami hanya sebatas hubungan saudara, tidak lebih."
Sungmin cemburu? Melihatku dengan Seohyun membuatnya cemburu?
"Berhentilah untuk menyembunyikan semuanya dariku Min, aku tahu kau pasti sangat menderita dengan hanya menyimpan semua itu sendiri,"
"Mian Seo, aku sudah berburuk sangka padamu, aku kira kau menyukai Kyuhyun. Aku tahu aku egois tapi aku sangat mencintai Kyuhyun. Rasanya sakit sekali ketika melihat Kyu bersama dengan yeoja lain, walaupun itu dengan sahabatku sendiri."
Jadi dugaan Seo benar? Sungmin menyukaiku. Tapi aku sama sekali tidak peka pada perasaannya. Dia bahkan merasa sakit ketika melihatku dekat dengan yeoja lain. Sebegitu besarkah ia menyukaiku? Sampai ia merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~PARTNER~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Sstt, Sungmin-ah, kenapa hari ini kau lesu sekali?"
"Kau lupa? Seo sudah pindah ke Jepang, tentu saja Sungmin akan sedih karena kehilangan sahabatnya itu."
Seohyun sudah pindah ke Jepang, hal itu tentu membuat Sungmin dan sahabat-sahabatnya merasa kehilangan.
"Ah, Ne. aku lupa. Pantas saja sejak pelajaran pertama Sungmin dan sahabat-sahabatnya kurang semangat."
"Ckck, kau ini belum tua tapi sudah pikun begitu hyung."
"Mwo? Enak saja kau mengataiku pikun."
Senang sekali aku bisa menggoda Siwon hyung seperti ini. Hyung? Ya, umur Siwon hyung memang satu tahun diatasku, jadi aku memanggilnya dengan sebutan hyung.
"Aishh, kalian berisik sekali. Tidak bisa diam eoh?"
Sepertinya Sungmin merasa terganggu dengan pembicaraanku dengan Siwon hyung.
"Lee Sungmin, Cho Kyuhyun dan kau, Choi Siwon. Jika kalian ingin berbicara, silahkan keluar dari kelas sekarang juga, jangan mengganggu pelajaranku."
Ah~ shit! Kenapa Sungmin harus dihukum juga, aku tidak tega melihatnya dihukum, walaupun hanya sekedar diusir dari kelas.
"Ini semua gara-gara kalian. Jika kalian tidak ribut, kita tidak akan diusir seperti ini."
Ini memang salahku, seharusnya kau tidak dihukum Min.
"Mianhae Sungmin-ah, aku benar-benar tidak bermaksud untuk membuatmu diusir bersama kami."
Mianhae.
Aku hanya bisa mengucapkannya dalam hati, dan membiarkan Siwon hyung yang meminta maaf. Pengecut? Sepertinya itu sebutan yang tepat bagiku.
"Ya ya ya..a-aku hanya bercanda Siwonnie, jangan bersikap seperti itu. Aku tidak benar-benar menyalahkan kalian."
Siwonnie ? akrab sekali panggilanmu untuk Siwon hyung, Min.
"Aniya, ini memang salahku. Kalau saja aku tidak bertanya padamu dan mengobrol dengan Kyuhyun, kita tidak akan diusir seperti ini. Mianhae Min, mianhae Kyu."
"Ya~ Siwon hyung, ada apa denganmu? Kenapa kau jadi bersikap mellow seperti ini? Seperti bukan Siwon yang kukenal saja, daripada kau merasa bersalah, lebih baik kita duduk di kantin, otthe?"
Hanya kalimat itu yang akhirnya keluar dari mulutku.
"Hmm, baiklah. Sungmin ikutlah dengan kami, aku akan mentraktirmu dan Kyuhyun sebagai permintaan maaf,"
"Ne, aku ikut kalian."
Kau memang berada dekat denganku sekarang, tapi kau tidak pernah melihat ke arahku.
At Canteen
"Sungmin-ah, kenapa makanmu seperti anak kecil?"
Apa mereka melupakan keberadaanku disini? Lancang sekali kau memegang wajah Sungmin, Siwon hyung.
"Ah~ gomawo Siwon-ah,"
Min? apa kau ingin membunuhku secara perlahan dengan sikapmu itu? Aku tidak suka kau bersikap manis seperti itu dihadapan namja lain, Min.
"Ne, cheonma Min."
Kriiinngg Krriiingg Krriiinngg
"Sudah bel pulang, ayo kita ke kelas,"
Lepaskan tanganmu itu Choi Siwon.
"Mian Siwon-ah, bisakah kau tidak menarik tanganku seperti ini? Malu jika dilihat oleh orang-orang."
"Ah. Mian, tanganku refleks menarik tanganmu tadi,"
Cih, refleks? Alasan sekali kau Choi Siwon. Aku tahu jika Siwon hyung menyukai Sungmin. Jelas sekali tatapan Siwon hyung ke Sungmin itu sangat berbeda. . Mata tidak bisa berbohongkan?
"Gwaencanha. Lebih baik kita ke kelas sekarang."
Heuhfftt~ bahkan sampai kembali ke kelas pun, kau sama sekali tidak melihatku. Kau semakin menjauh dariku Min. Aku bahkan ragu jika kau menyukaiku.
.
.
.
"Kau sedang menunggu siapa Min?"
Kuberhentikan motorku di hadapan Sungmin ketika melihatnya sedang berdiri sendiri.
"Aku sedang tidak menunggu siapa-siapa."
"Naiklah."
"Ne?"
"Kubilang naiklah. Kau mau pulangkan? Biar aku yang mengantarmu."
Entah mendapat keberanian dari mana hingga aku menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang sekarang.
"Ne, gomawo."
Syukurlah ia tidak menolak tawaranku.
"Pakailah ini."
Aku menyerahkan helm padanya.
"Gomawo."
"Peganganlah yang erat, aku tidak jamin kalau kau tidak akan jatuh jika tidak berpegangan,"
. "Awas saja kalau membuatku jatuh dari motor ini, akan ku tuntut kau, aku belum mau mati sekarang,"
Jika kau mati, maka aku akan ikut mati bersamamu.
"Kekeke~ mian aku bercanda."
Senang sekali aku bisa menggodanya seperti tadi. Ia sangat manis.
Grepp
Deg Deg Deg
Su-sungmin benar-benar memelukku?
. "Kyu~ kenapa belum jalan? Ini panas sekali, aku ingin cepat-cepat sampai di rumah."
"Ah, n-ne,"
Ya Tuhan, aku sangat gugup sekarang. Jantungku rasanya ingin melompat saat ini juga. Semoga saja aku bisa benar-benar mengantar Sungmin sampai ke rumahnya, bukan ke rumah sakit. Aku takut tidak bisa berkonsentrasi membawa motor.
.
.
.
"Sekali lagi gomawo Kyu, kau sudah mengantarku sampai rumah."
"Ne, cheonma Min."
"Ini,"
Fiuh~ akhirnya aku bisa mengantar Sungmin ke rumahnya dengan selamat.
"Eumm, Sungmin-ah."
"Ne? waeyo Kyu?"
"Apa nanti malam kau sibuk?"
"Hm, ani, aku sama sekali tidak sibuk. Waeyo?"
"Aku ingin mengajakmu ke pesta ulang tahun temannku. Aku bingung mau mengajak siapa, jadi kurasa kau mau pergi denganku. Apa kau bersedia?,
"Baikalah, aku bersedia. Jam berapa?"
"Jam 7. Aku akan menjemputmu jam 7."
"Baiklah, aku akan menunggumu."
"Gomawo Min. Aku akan pulang sekarang. Anyeong!"
Aku tidak tahu dari mana aku mendapatkan banyak keberanian hari ini. Mulai dari mengajaknya pulang bersama, bahkan tadi aku mengajaknya untuk ke pesta. Dan untungnya ia sama sekali tidak menolak ajakanku.
Bolehkan aku kembali berharap bahwa Sungmin benar-benar menyukaiku?
Kyuhyun's side End
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~PARTNER~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Kyuhyun-ah. Neo gwaencanha?"
Sungmin mengibaskan tangannya di depan wajah Kyuhyun. Namja itu sama sekali tidak merespon panggilan Sungmin sejak tadi.
"Ah, mianhae Sungmin-ah."
"Wae? Kau sedang melamun?"
"Aniya, aku heran saja. Kita tidak janjian kan sebelumnya? Tapi kenapa warna gaunmu sama dengan warna jas ku?"
Sungmin memang mengenakan baju pesta terusan lengan lendek abu-abu – pink dengan variasi bunga mawar, dan permata, allsize. Simple namun terlihat sangat indah dan elegan ketika di pakai oleh Sungmin. Ditambah lagi dengan polesan make up tipis yang memberi kesan sempurna untuk penampilannya.
Sedangkan Kyuhyun, namja itu menggunakan jas berwarna abu-abu, senada dengan warna gaun yang Sungmin kenakan, dan dengan kemeja warna pink soft di dalamnya. Mungkin agak aneh jika seorang namja memakai kemeja pink, tapi itu tidakl berlaku bagi Kyuhyun. Entahlah, Kyuhyun merasa ingin memakai kemeja dengan warna kesukaan para yeoja itu.
"Ne, aku juga berpikiran seperti itu. Tapi lupakan saja, itu hanya kebetulan.
Itu bukan sekedar kebetulan Sungminnie. Tidak ada istilah kebetulan dalam kamus hidupku.
"Ne. kajja lebih baik kita berangkat sekarang."
Kyuhyun melajukan motornya menjauh dari rumah Sungmin. ia mengendarai motonya dengan kecepatan agak tinggi karena takut jika hujan akan turun. Langit memang dalam keadaan mendung sekarang, itulah yang membuat Kyuhyun khawatir. Ia tidak ingin kehujanan bersama Sungmin. Takut apabila yeoja itu akan sakit nantinya.
Tes tes tes
Sepertinya kekhawatiran Kyuhyun benar-benar terjadi, air langit sudah tumpah dengan deras mengguyur setiap makhluk yang ada di bumi. Sudah jauh untuk kembali ke rumah Sungmin, sedangkan tempat tujuan mereka juga masih jauh. Mau tidak mau, Kyuhyun dan Sungmin berteduh di sebuah halte yang berada di sekitar itu.
"Aigooo~ kenapa harus turun hujan," gumam Sungmin pelan.
Kyuhyun dapat melihat wajah Sungmin yang basah karena terkena air hujan tadi, walaupun hanya sedikit. Iapun mengeluarkan sebuah saputangan dari dalam sakunya untuk diberikan pada Sungmin.
"Ini, bersihkan air di wajahmu itu," ujar Kyuhyun.
"Ne, gomawo."
"Pakailah ini, sepertinya kau kedingingan," ujar Kyuhyun sambil memakaikan jasnya pada bahu Sungmin. sedangkan Sungmin hanya bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya akibat perlakuan Kyuhyun tersebut.
"Gomawo," gumam Sungmin pelan. Lama keduanya terdiam, sampai Kyuhyun membuka suaranya kembali.
"Sungmin-ah,"
"Ne? waeyo?" tanya Sungmin dan menolehkan wajahnya ke Kyuhyun.
"Bolehkah aku bertanya padamu?"
"Kau ingin menanyakan apa?" ujar Sungmin kembali bertanya.
"Benarkah yang kau ucapkan pada Seohyun jika kau menyukaiku?"
T.B.C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar