Main cast : Cho Kyuhyun as Kyuhyun (namja)
Lee Sungmin as Sungmin (yeoja)
Other cast just find by ur self
Rate : T
Genre : Angst, Romance
Summary
: Kita bisa memilih orang yang akan disukai, tapi kita tidak bisa
memastikan bahwa orang tersebut yang akan menjadi jodoh kita kelak.
*summary gagal -_-'*
Disclaimer
: Kyumin and other cast belongs to God, their self and their family.
Sedangkan cerita ini murni berasal dari pikiran dan kisah nyata yang
author alami *numpang curcol* tapi ada beberapa hal yang diubah. Apabila
ada kesamaan cerita atau hal lainnya, itu diluar kendali saya.
Warning : OOC, GS, Typo(s), bahasa tidak sesuai dengan EYD.
Notif !
LTTK, Kyuhyun, Siwon, Donghae sekelas
Jungmo, Jinwon, Junsu, sekelas
DON'T LIKE ? JUST DON'T READ
Previous
"Mata tidak pernah bohong Min. Tatapanmu ke Kyuhyun itu adalah tatapan cinta, dan itu tidak bisa disembunyikan."
Story begin
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~PARTNER~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Seohyun-ah, Sungmin-ah, kalian di sini rupanya. Kami mencari-cari kalian dari tadi."
Kibum,
Ryeowook dan Eunhyuk memang sedang mencari keberadaan Sungmin dan
Seohyun sebelum akhirnya mereka menemukan kedua sahabat mereka sedang
duduk di kursi taman belakang sekolah.
"Ah, ne, kebetulan sekali
kalian semua ada disini. Aku ingin membicarakan suatu hal pada kalian,"
ujar Seohyun memulai pembicaraan.
"Ada apa Seo? Kau ingin
membicarakan apa?" tanya Sungmin penasaran. Pasalnya Seohyun sama sekali
tidak memberitahukan hal ini pada Sungmin yang sedari tadi bersamanya.
Namun, tidak hanya Sungmin yang merasa penasaran, sahabat-sahabatnya
yang lain turut ingin tahu apa yang akan disampaikan oleh Seo.
"Appa-ku
akan pindah ke Jepang. Jadi eomma dan aku juga akan ikut ke Jepang,"
jawab Seo agar dapat menghilangkan rasa penasaran Sungmin dan yang
lainnya.
"Kami akan pindah ke Jepang dan aku akan melanjutkan sekolah di sana," lanjut Seo.
"MWO?"
mereka semua kaget dengan apa yang Seohyun . "Ya~ kau jangan bercanda
Seo," ujar Sungmin berusaha menolak kebenaran yang ada. Seohyun hanya
tersenyum miris mendengarnya.
"Ani, aku tidak bercanda. Aku akan
pindah hari ini. Jadi besok aku sudah tidak tinggal dan sekolah lagi di
sini, Appa sudah mengurus semua surat kepindahanku."
"Kenapa
tiba-tiba begini? Apa tidak bisa kau tetap tinggal dan melanjutkan
sekolah di sini? Biar Kim ahjussi dan ahjumma saja yang pergi," tanya
Ryeowook mencoba mencegah Seo untuk tidak pergi.
"Mian, tapi aku
juga tidak bisa berbuat apa-apa. Eomma dan Appa baru memberitahuku tadi
malam, dan mereka memaksaku untuk ikut," sesal Seo karena tidak bisa
mengikuti kemauan para sahabatnya.
"Hikks,, Seo,,kami pasti akan
merindukanmu hikkss," tangis Eunhyuk, Ryeowook dan juga Sungmin akhirnya
pecah. Bagaimanapun, kehilangan seorang sahabat yang selalu bersama
kita, pasti akan terasa sedih. Mereka sudah bersama-sama selama beberapa
tahun, tidak mudah bagi mereka untuk melupakan sosok Seo begitu saja.
"Ya~
kalian jangan menangis seperti itu. Aku jadi semakin merasa bersalah
karena harus meninggalkan kalian," tutur Seo dengan mata memerah karena
menahan tangis. "Walaupun aku pindah, kita masih bisa berkomunikasi
lewat ponsel," lanjutnya.
"Ne, Seo benar. Kalian jangan bersikap
seolah-olah kita tidak akan bertemu lagi dengannya. Kita bisa
menguhubungi Seo kapanpun kita mau. Bahkan jika kita libur, kita bisa
mengunjungi Seo bersama-sama," ujar Kibum berusaha memberi jalan keluar
agar sahabat-sahabatnya tidak bersedih lagi. Diantara LTTK, hanya Kibum
yang tidak meneteskan air mata saat ini. Bukan karena Kibum tidak sedih,
hanya saja ia ingin menjadi sosok yang kuat di depan
sahabat-sahabatnya.
"Hikkss,,Kibum benar, kita tidak boleh
menangis lagi. Biarpun Seohyun pergi, kita masih tetap bisa bersahabat
walaupun kita tidak berada di tempat yang sama," ujar Sungmin
menyetujui. Mendengar hal itu, Eunhyuk dan Ryeowook menghentikan
tangisan mereka. "Ne, kami tidak akan menangis lagi."
Hari yang
singkat itupun mereka lewati dengan kembali menciptakan momen-momen
kebersamaan yang tidak akan pernah terlupakan bersama dengan sahabat
terkasih.
Next Day
Murid-murid S.M Senior High School
kembali menjalankan aktivitas belajar mengajar seperti biasanya. Namun
suasana kehilangan masih terasa pada diri Sungmin, Eunhyuk, Ryeowook dan
Kibum. Seperti yang dikatakan oleh Seohyun kemarin, mulai hari ini ia
sudah pindah dan tidak bersekolah lagi di Korea. Jadilah sekarang
Sungmin duduk sendiri bangkunya tanpa Seo.
"Sstt, Sungmin-ah,
kenapa hari ini kau lesu sekali?" bisik Siwon pada Sungmin. Memang, dari
awal pelajaran hingga pada jam terakhir sekarang ini, Sungmin sama
sekali tidak bersemangat mengikuti pelajaran.
"Kau lupa? Seo sudah
pindah ke Jepang, tentu saja Sungmin akan sedih karena kehilangan
sahabatnya itu," tutur Kyuhyun menjawab pertanyaan Siwon.
"Ah, Ne. aku lupa. Pantas saja sejak pelajaran pertama Sungmin dan sahabat-sahabatnya kurang semangat."
"Ckck,
kau ini belum tua tapi sudah pikun begitu hyung." "Mwo? Enak saja kau
mengataiku pikun," Siwon merasa tidak terima dengan perkataan Kyuhyun
yang mengatainya pikun.
"Aishh, kalian berisik sekali. Tidak bisa
diam eoh?" Sungmin membalikkan badannya pada Siwon dan Kyuhyun. Ia
merasa terganggu dengan obrolan keduanya.
"Lee Sungmin, Cho
Kyuhyun dan kau, Choi Siwon. Jika kalian ingin berbicara, silahkan
keluar dari kelas sekarang juga, jangan mengganggu pelajaranku."
Sial
bagi ketiganya, rupanya dari tadi mereka telah melupakan sosok guru
killer yang sedang mengajar didepan. Dengan berat hati Sungmin, Kyuhyun
dan Siwon berjalan keluar kelas. Mereka tidak akan berani melawan ucapan
sang guru. Jika guru tersebut sudah memerintahkan untuk keluar, maka
mereka harus keluar.
"Ini semua gara-gara kalian. Jika kalian tidak ribut, kita tidak akan diusir seperti ini," ujar Sungmin menyalahkan WonKyu.
"Mianhae Sungmin-ah, aku benar-benar tidak bermaksud untuk membuatmu diusir bersama kami," sesal Siwon merasa bersalah.
"Ya ya ya..a-aku hanya bercanda Siwonnie, jangan bersikap seperti itu. Aku tidak benar-benar menyalahkan kalian."
"Aniya,
ini memang salahku. Kalau saja aku tidak bertanya padamu dan mengobrol
dengan Kyuhyun, kita tidak akan diusir seperti ini. Mianhae Min, mianhae
Kyu."
"Ya~ Siwon hyung, ada apa denganmu? Kenapa kau jadi
bersikap mellow seperti ini? Seperti bukan Siwon yang kukenal saja,
daripada kau merasa bersalah, lebih baik kita duduk di kantin, otthe?"
usul Kyuhyun pada Siwon.
"Hmm, baiklah. Sungmin ikutlah dengan
kami, aku akan mentraktirmu dan Kyuhyun sebagai permintaan maaf," ajak
Siwon pada Sungmin. "Ne, aku ikut kalian."
Awalnya Sungmin ingin
menolak tawaran Siwon, karena ada Kyuhyun bersama mereka. Kalian tidak
lupakan, dengan usaha Sungmin yang ingin melupakan perasaannya terhadap
Kyuhyun? Namun, mengingat status mereka sebagai teman, ia tidak mungkin
tiba-tiba bersikap menjauh dari namja bernama lengkap Cho Kyuhyun itu
sekarang, belum lagi mereka sudah terlanjur terlibat dalam kondisi yang
sama yaitu diusir oleh sang guru, mau tidak mau Sungmin menerima tawaran
Siwon, daripada ia bingung ingin melakukan apa, lebih baik ia mengikuti
kedua namja tampan itu.
"Sungmin-ah, kenapa makanmu seperti anak
kecil?" saat ini KyuMinWon sudah berada di kantin sekolah untuk
menikmati beberapa jenis snack yang dibelikan oleh Siwon. Namun suasana
tiba-tiba menegang ketika Siwon mengulurkan tangannya ke arah ujung
bibir Sungmin untuk menyeka beberapa sisa makanan yang ada di sana.
Sungmin merasa kaget dengan perlakuan Siwon yang menurutnya sangat
berani. Jelas itu bukan perlakuan biasa-biasa saja, ditambah lagi dengan
tatapan lembut yang Siwon arahkan padanya semakin membuat kecurigaan
Sungmin bertambah. Seperti yang Seo ucapkan, tatapan mata seseorang
tidak bisa dibohongi.
"Ah~ gomawo Siwon-ah," ujar Sungmin sambil
melepaskan tangan Siwon pada ujung bibirnya. Tak Sungmin maupun Siwon
lihat bahwa sosok lain yang juga berada di sana sudah mengepalkan
tangannya kuat karena tidak suka melihat pemandangan yang ada di
depannya.
"Ne, cheonma Min."
Kriiinngg Krriiingg Krriiinngg
"Sudah
bel pulang, ayo kita ke kelas," ajak Siwon sambil menarik pergelangan
tangan Sungmin. Lagi-lagi Sungmin hanya mampu menyembunyikan rasa
kagetnya itu.
"Mian Siwon-ah, bisakah kau tidak menarik tanganku
seperti ini? Malu jika dilihat oleh orang-orang," pinta Sungmin. Ia
tidak ingin dianggap yang tidak-tidak oleh orang lain. Apalagi jika hal
itu sampai dilihat oleh sahabatnya Kibum yang jelas-jelas ia tahu kalau
yeoja yang berperawakan dingin itu menyukai Siwon.
"Ah. Mian,
tanganku refleks menarik tanganmu tadi," ujar Siwon lalu dengan segera
menarik tangannya. "Gwaencanha. Lebih baik kita ke kelas sekarang," ajak
Sungmin. Mereka benar-benar tidak menghiraukan keberadaan Kyuhyun di
samping mereka.
"Kyaa~ Sungminnie, kau tidak apa-apa? Apa yang kau
lakukan di luar?" ketika Sungmin, Siwon dan diikuti oleh Kyuhyun
menginjakkan kaki mereka dikelas, tiba-tiba saja suara cempreng Eunhyuk
mengisi pendengaran mereka.
"Aku tidak apa-apa Eunhyukie, kau
tidak perlu berteriak seperti itu. Aku tadi duduk di kantin bersama
Siwon dan Kyuhyun," jawab Sungmin.
"Oh, syukurlah. Kau tidak sendirian tadi."
"Malang sekali nasibmu Ming, diusir keluar kelas," ujar Kibum.
"Eumm,
Sungminnie. Mian kami tidak bisa pulang bersamamu hari ini. Aku dan
Eunhyuk akan mengikuti bimbel yang diberikan Kim Sonsaeng. Kau tahu
sendirikan, nilai fisika kami sangat anjlok," tutur Ryeowook sedih.
"Aku juga tidak bisa pulang denganmu. Aku harus ke toko buku," ujar Kibum menambahkan.
"Huft~ kurasa kau benar Bum, hari ini aku memang malang. Buktinya aku harus pulang sendiri hari ini."
"Kami harus pergi sekarang, sepertinya Kim Sonsaeng sudah menunggu. Kajja Wookie-ah," ajak Eunhyuk.
"Ne,
anyeong," ujar Sungmin dan Kibum bersamaan."Aku juga akan pergi
sekarang Min, apa kau mau langsung pulang juga? biar kita jalan bersama
sampai ke depan gerbang." "Ne, kajja," suasana kelas sudah sepi,
pasalnya Sungmin dan Kibum adalah orang terakhir yang berada dalam
kelas.
"Aku pergi dulu Min, anyeong," pamit Kibum. Sungmin sedang
berdiri sendiri di depan gerbang sekoalh saat ini, ia bingung akan
pulang dengan siapa. Ingin menghubungi keluarganya untuk datang
menjemput, tidak mungkin karena mobil mereka sedang dipakai oleh sang
Appa untuk urusan pekerjaan. Naik bus? Sungmin tidak biasa naik
kendaraan umum.
Ckitt..
Tiba-tiba saja sebuah motor berhenti
dihadapan Sungmin, membuat yeoja manis itu sedikit kaget. Kaget karena
Sungmin sudah hafal siapa pemilik motor itu. Kyuhyun, itu adalah motor
milik Kyuhyun. Sebuah Sportsbike berwarna sapphire blue –warna kesukaan Sungmin – yang selalu dikendarai oleh Kyuhyun kemanapun ia pergi.
"Kau
sedang menunggu siapa Min?" tanya Kyuhyun masih dalam posisi menaiki
motornya. "Aku sedang tidak menunggu siapa-siapa," jawab Sungmin jujur.
"Naiklah."
"Ne?"
"Kubilang naiklah. Kau mau pulangkan? Biar aku yang mengantarmu."
Demi
apapun, Sungmin merasa sangat gugup sekarang. Ia akan menaiki motor
bersama Kyuhyun? Tidak pernah Sungmin bayangkan sebelumnya. "Ne,
gomawo," ujar Sungmin berusaha bersikap biasa saja. Padahal dalam
hatinya ia ingin segera pergi dari tempat ini, menghindar dari Kyuhyun
yang selalu membuat jantung berdetak tak karuan seperti saat ini.
Rasanya Sungmin ingin menarik kembali kata-katanya pada Kibum tadi. Hari
ini nasibnya tidak malang, melainkan sangat beruntung.
Sungmin
melangkah mendekati motor milik Kyuhyun. "Pakailah ini," Kyuhyun
memberikan sebuah helm pada Sungmin yang langsung dipakai oleh yeoja
penyuka warna pink itu. "Gomawo."
"Peganganlah yang erat, aku
tidak jamin kalau kau tidak akan jatuh jika tidak berpegangan," pluk,
Sungmin memukul punggung Kyuhyun pelan. "Awas saja kalau membuatku jatuh
dari motor ini, akan ku tuntut kau, aku belum mau mati sekarang," tukas
Sungmin yang memang sudah duduk manis di kursi penumpang motor Kyuhyun.
Jika kau mati, maka aku akan ikut mati bersamamu.
"Kekeke~ mian aku bercanda."
Grepp
Deg Deg Deg
Entah
jantung siapa yang berdetak kencang sekarang ini. Yang jelas, tubuh
Kyuhyun menegang ketika tangan mulus Sungmin sudah melingkar indah di
pinggangnya. "Kyu~ kenapa belum jalan? Ini panas sekali, aku ingin
cepat-cepat sampai di rumah," tanya Sungmin pada Kyuhyun yang belum juga
menjalankan motornya. "Ah, n-ne," jawab Kyuhyun gugup. Namun tidak bisa
disembunyikan lagi, bahwa Kyuhyun merasa senang saat ini. Senyuman
tercentang jelas di wajah tampannya. Perlahan iapun melajukan motornya
menyusuri jalanan Kota Seoul yang penuh dengan lalu lalang kendaraan
lainnya.
Sama hal dengan Kyuhyun, Sungmin juga merasa senang
sekarang, sampai-sampai tangan Sungmin yang berada di pinggang Kyuhyun
sudah berkeringat. Ia takut Kyuhyun mendengar suara detak jantungnya
yang serasa ingin meledak saat ini juga. Kyuhyun benar-benar membuatnya
seperti orang gila. Namja itu mampu membuat Sungmin merasa bahagia
sekaligus patah hati dalam waktu yang bersamaan. Seperti sekarang ini,
Kyuhyun menawarkan diri untuk mengantar Sungmin dan bersikap perhatian
padanya, namun Sungmin sadari bahwa hal itu hanyalah perhatian sebagai
seorang teman, tidak lebih, dan hal itu membuat Sungmin harus menahan
sakit untuk yang sekian kalinya.
Tidak selamanya seseorang mampu menebak apa yang orang lain rasakan.
"Sekali lagi gomawo Kyu, kau sudah mengantarku sampai rumah," motor Kyuhyun berhenti tepat di depan rumah Sungmin.
"Ne, cheonma Min."
"Ini," Sungmin menyerahkan helm yang ia kenakan pada Kyuhyun.
"Eumm, Sungmin-ah."
"Ne? waeyo Kyu?"
"Apa nanti malam kau sibuk?"
"Hm, ani, aku sama sekali tidak sibuk. Waeyo?"
"Aku
ingin mengajakmu ke pesta ulang tahun temannku. Aku bingung mau
mengajak siapa, jadi kurasa kau mau pergi denganku. Apa kau bersedia?,
"Baikalah, aku bersedia. Jam berapa?"
"Jam 7. Aku akan menjemputmu jam 7."
"Baiklah, aku akan menunggumu."
"Gomawo Min. Aku akan pulang sekarang. Anyeong!" Kyuhyun akhirnya berpamitan pada Sungmin.
"Anyeong Kyu~" Sungmin menatap motor Kyuhyun yang sudah melaju menjauhi kediaman keluarganya.
Biarkanlah
orang-orang akan menilai Sungmin tidak berpendirian atau plin plan,
yang jelas Sungmin tidak ingin melewatkan kesempatan ini sekarang,
walaupun pada akhirnya nanti takdir tidak akan mempersatukan dirinya
dengan Kyuhyun. Sungmin akan menganggap ini sebagai moment terakhir
sebelum ia benar-benar melupakan sosok Kyuhyun.
T.B.C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar