Title: Memory About Love [Chapter 4]
Author: BabySuDo
Genre: Yaoi romance, friendship, family
Rating: T
Cast: SuD.O couple and others
Length: Chaptered
A/N
or disclaimer (?): Gak mau banyak omong, Cuma mau bilang kalau cerita
ini murni punya saya. Semua alur saya yang buat. NO PLAGIAT ! EXO juga
bukan punya saya. Tapi punya SM entertainment. Punya Tuhannya dan
keluarganya. Tapi boleh gak saya miliki Suho dan D.O ? #plak
Warning:
Ini ff YAOI loh .. pairnya SuD.O couple dengan slight dimana – mana.
Alur kecepatan, typo (s) bertebaran dan imajinasi anda mesti tinggi
kalau ingin mengerti lebih jelas ff ini #plak. Jangan jadi siders ya.
Yaudah langsung baca aja ya, maaf banyak nge-bacot, hehe XD
Readers: *timpuk author*
HAPPY READING ALL \^O^/
Previous Chapter
"Mereka sih sudah bertemu tadi
di gerbang. Mungkin eommanya sudah pulang. Kalau Kyungsoo mungkin sedang
membereskan pakaiannya di kamar asrama." Ada perasaan sedih di hatiku,
aku sangat ingin bertemu dengan Nyonya Do. Mungkin saja dia masih
mengingatku dan bilang pada Kyungsoo kalau aku ini .. "hyung aku mau
bicara soal Kyungsoo padamu." Aku menatap dalam kedua mata Jongdae.
Perasaan khawatir dan tak enak merasuki pikiranku. Dari tatapan Jongdae
mengatakan kalau hal yang ingin ia bicarakan 'sangat' penting.
"Kita bicara sambil jalan – jalan saja."
Memory About Love, chapter four
"Kita mulai dari
mana ya?" Jongdae memutar bola matanya bingung. Mungkin terlalu banyak
hal penting yang harus ia sampaikan padaku. Kami berhenti sejenak di
depan ring basket yang ada di lapangan outdoor sekolah.
"Memang
apa yang ingin kau sampaikan tentang Kyungsoo padaku, Jongdae?" ia
menghela napas panjang sebelum menjawab pertanyaanku. Tapi bukannya ia
menjawab, ia malah mengajak ku ke gedung asrama. Tepatnya ke atap gedung
asrama yang berada di lantai tujuh, tempat di mana para penghuni asrama
menjemur pakaiannya.
Suasana sore hari ini sepi, hanya ada
beberapa pakaian yang sepertinya sengaja ditinggalkan sang pemilik. Aku
dan Jongdae memilih sudut atap, berdiri di dekat besi pembatas atap
untuk melanjutkan obrolan yang memang belum dimulai itu.
"Kita
sudah sampai di atap Jongdae. Sekarang, cepat katakan soal Kyungsoo
padaku." Lagi, Jongdae hanya menghela napas panjang, membuatku semakin
bingung dan takut. Sebenarnya ada apa dengan Kyungsoo?
"Err ..
begini hyung. Sebelumnya aku boleh bertanya hal pribadi tidak?" sekarang
aku yang bimbang. Aku menatap lurus ke depan, menikmati pemandangan
yang cukup indah dari atas sini, "ini ada hubungannya dengan Kyungsoo
kok, juga …. Baby Soo mu itu." Sontak aku menoleh dan menatap tajam pada
Jongdae yang telah menyebutkan panggilan sayangku pada seseorang yang
berarti di hidupku itu. Tanpa pikir panjang lagi aku mengangguk setuju.
"Soal Baby Soo mu itu. Apa dia juga bernama lengkap Do Kyungsoo?"
"Ne~
oh ayolah Jongdae, jangan berbelit – belit begini. Kau membuatku
kesal." Akhirnya emosi itu tak tertahankan. Ia terlalu lama dalam
mengambil keputusan.
"M-mianhae hyung. Aku kan berusaha hati –
hati. Aku butuh kata – kata yang tepat untuk menyampaikan hal ini
padamu." Aku menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Kalau
dipikir – pikir, betul juga kata Jongdae. Kalau ia salah ucap, nanti aku
bisa berpikiran macam – macam dan bisa saja kata – kata yang keluar
dari mulutnya itu menyakiti hatiku.
"Ne~ silahkan lanjutkan."
Seulas senyum tipis terkembang di bibirnya. Membuat ku merasa lega karna
ia tak marah karna sudah ku bentak tadi.
"Baby Soo mu juga mengalami kecelakaan sekitar delapan tahun lalu, hyung?" aku mengangguk, masih mencoba bersabar.
"Ne~
lebih tepatnya saat ia berumur delapan tahun dan aku sepuluh tahun.
Eits tunggu, bukankah Kyungsoo temanmu itu juga berbeda dua tahun
denganku?"
"Apa ia namja kelahiran 14 januari 1993 juga?" aku kembali mengangguk. Aigoo aku mulai merasakan sesak di dadaku.
"Apa itu berarti ?"
"Ne
hyung, Kyungsoo temanku itu Baby Soo mu. Aih, dunia memang sempit ya."
Bukannya senang, aku malah ragu dan tak percaya. Jongdae yang melihat
perubahan dari wajahku langsung berkicau lagi, "waeyo hyung? Kok seperti
bingung begitu? Kau tak percaya kalau kau dipertemukan lagi dengannya?"
"B-bukan
begitu, hanya saja … aku merasa … ragu. Waktu pertama kali berkenalan
ia seperti tak mengenalku. Atau mungkin karna aku bilang aku Suho, bukan
Joonmyun? Aish tapi Minseok pernah meneriaki ku dengan nama asliku. Dan
dan …."
"Hyung~" aku menghentikan ocehanku yang terlihat seperti
orang panik itu. Ya, aku panik ah bukan. Lebih tepatnya cemas. Aku
mencemaskan keadaan Kyungsoo.
"Jongdae .." tiba – tiba saja aku
mengingat kecelakaan itu. Bagaimana kecelakaan itu terjadi dan apa yang
terjadi setelah kecelakaan itu.
"Ne hyung? Mwo?"
"Apa … Kyungsoo hilang ingatan?"
"Ne~"
Author pov
Bruk
Suho menjatuhkan tubuh
lelahnya ke ranjang yang memang tidak terlalu besar itu. Ia berada di
kamar asramanya. Pembicaraannya dengan Jongdae di atap tadi membuatnya
merasakan lelah dan sesak di dadanya.
Ia menggerakkan tubuhnya
untuk berhadapan dengan orang yang kini tengah tertidur pulas di
ranjangnya. Minseok, teman sekamarnya yang juga mengetahui kisah Baby
Soo-nya itu tengah teridur pulas.
"Hei Minseok, Kyungsoo temannya
Jongdae itu benar – benar Baby Soo-ku. Hanya saja …" Suho mengajak
Minseok bicara tapi kenyataannya adalah ia berbicara sendiri karna
Minseok benar – benar tertidur dan tak mungkin mendengar apa yang ia
katakan.
Suho bangun dari posisi tidurnya dan membuka laci meja
belajarnya. Mengambil figura foto yang ia lihat beberapa hari lalu
setelah perkenalannya dengan Kyungsoo di perpustakaan.
"Baby Soo~ bogoshippoyo~" Suho memeluk figura foto itu. Mendekapnya erat seakan figura foto itu benar – benar Kyungsoo.
Aku
bertetangga dengan Kyungsoo sekitar setahun yang lalu. Saat kami sama –
sama naik ke kelas tiga sekolah menengah pertama. Ia asli orang Korea
dan kembali dari Jepang setelah urusan bisnis appanya selesai.
Kami
memang tidak pernah bertegur sapa, tapi kedua orang tua kami berteman
baik. Layaknya dua keluarga yang sudah saling mengenal sejak lama. Umma
Kyungsoo, Nyonya Do, sering berkunjung ke rumahku hanya untuk sekedar
bersilaturahmi atau pun bercerita mengenai keadaan Kyungsoo yang ku rasa
cukup menyedihkan.
Kyungsoo terlahir sebagai anak yang
ceria, sopan santun, penurut, dan memiliki hati yang sangat bersih. Kira
– kira lima tahun setelah kelahiran Kyungsoo, keluarga mereka pindah
karna tuntutan pekerjaan appanya. Appa Kyungsoo jadi lebih dekat ke
kantor setelah mereka menetap di rumah baru mereka. Tapi itu tak
berlangsung lama, saat umur Kyungsoo delapan tahun. Ia mengalami
kecelakaan tragis. Sebuah mini bus dengan kecepatan tinggi hampir
menabraknya. Ia berhasil diselamatkan oleh temannya, namun tetap
berakhir di rumah sakit dengan koma berhari – hari. Saat ia terbangun,
orang tuanya malah mendengar berita bahwa ia harus merelakan ingatannya
delapan tahun silam hilang begitu saja akibat benturan keras yang ia
alami di bagian kepalanya.
Uisa yang menangani Kyungsoo
juga bilang kalau ia cukup shock jika mengingat kejadian itu lagi. Karna
ia bilang, saat Kyungsoo terbangun dari komanya, tatapannya
memperlihatkan kalau ia seperti kehilangan seseorang yang berarti
dihidupnya. Namun, ia tak tahu ia kehilangan siapa. Jika ia berusaha
mengingatnya, kepalanya akan sakit dan kesehatannya akan menurun
drastis. Jadi, orang tuanya memutuskan untuk membawa Kyungsoo ke Jepang
untuk memulihkan keadaannya. Menurut mereka, menjauhkan Kyungsoo dari
tempat kecelakaan yang lebih tepatnya daerah rumahnya itu adalah jalan
terbaik yang mereka pilih untuk membuat Kyungsoo kembali seperti dulu.
Menjadi Kyungsoo yang ceria dan cerewet seperti dulu lagi.
Kira
– kira setelah ulang tahun Kyungsoo yang kelima belas dan kenaikan
kelas terjadi, orang tuanya membawa Kyungsoo pulang ke Korea namun
mereka pindah ke rumah yang ada di depan rumahku.
Uisa yang
menangani Kyungsoo bilang kalau lebih baik Kyungsoo menjalani kehidupan
baru dan melupakan kehidupan lamanya. Karna, seperti yang ku bilang
tadi. Jika ia terlalu keras mengingat masa lalunya, ia bisa kehilangan
nyawanya karna benturan yang terjadi saat ia menyelamatkan dirinya dari
kecelakaan tragis itu cukup membuat beberapa jaringan otaknya rusak.
Itulah
kenapa saat ia bertemu dengan Suho hyung atau saat Minseok hyung
menyebutkan nama aslimu, Kyungsoo tak ingat. Ia kehilangan ingatannya
dan terpaksa mengubur semua memori delapan tahunnya agar ia tetap bisa
hidup di dunia ini.
Aku diamanahkan Nyonya Do untuk
menjaganya karna memang hanya aku lah teman Kyungsoo sekarang. Kyungsoo
yang awalnya diterima sebagai siswa kelas satu di sekolah ini di
tempatkan di kelas 1A terpaksa dipindahkan ke kelasku, 1B.
Dari
situlah kami berteman baik sampai terbilang tiga bulan ini. Namun yang
ku lihat, walau kami sudah sengaja dipersatukan, Kyungsoo masih terlihat
tertutup. Aku memakluminya, karna kata orang tuanya, sejak kecelakaan
itu terjadi, Kyungsoo seperti menutup dirinya dari orang banyak. Ia akan
benar – benar menimbang – nimbang apa yang perlu orang tahu, apa yang
orang tidak perlu tahu tentang dirinya.
Ia lemah, benar –
benar lemah. Tidak tahan dingin, mudah terserang penyakit dan itu semua
terjadi setelah kecelakaan itu terjadi. Bisa dibilang kalau kecelakaan
itu merebut semua kepercayaan dirinya, keceriaan hidupnya. Untuk itu,
lebih baik hyung mendekatinya secara perlahan bila ingin tetap berada di
sampingnya. Ia boleh tidak mengenal hyung. Tapi setidaknya, perasaan
delapan tahun lalu itu masih ada dihatinya walau hanya sedikit. Dan
tugas hyung adalah memperbanyak volume rasa itu agar ia kembali
merasakan keindahan hidupnya sebelum kecelakaan delapan tahun yang lalu.
Buliran
air hangat jatuh membentuk sebuah sungai kecil di kedua pipi Suho.
Cerita Jongdae di atap itu benar – benar membuat hatinya terluka. Ia
memang telah dipertemukan dengan Baby Soo-nya, tapi dalam keadaan yang
tidak ia dan Kyungsoo inginkan.
Pikirannya kembali melayang
mengingat bagaimana kecelakaan iu terjadi. Ia jadi merasa bersalah karna
telah menyelamatkan Kyungsoo dengan mendorongnya sampai kepala Kyungsoo
terbentur pembatas trotoar jalan. Tapi saat itu keadaan sangat genting,
ia harus bertindak cepat. Kalau tidak, mungkin sekarang tubuh Kyungsoo
sudah terkubur dalam tanah merah di pemakaman.
"Suho-ah~"
panggilan suara parau dari Minseok menyadarkannya. Ia menghapus air
matanya kasar sebelum memasang wajah baik – baik saja pada teman
sekamarnya itu.
"Kau sudah bangun?" tanya Suho basa – basi.
"Ne~ kau bisa lihat sendiri. Oiya kau kemana saja hari ini, huh?"
"Aku
seharian ini bersama Jongdae. Berkeliling sekolah sekaligus asrama kita
yang besar ini. Waeyo?" Suho berkata jujur, tapi itu membuat api
cemburu Minseok berkobar. Dapat terlihat dari tindakannya yang segera
bangun dari tidurnya dan menghampiri Suho dengan tangan yang terkepal
cukup kuat.
"Apa kau bilang?"
"Ia menceritakan soal
Kyungsoo. Kyungsoo temannya itu benar – benar Baby Soo-ku." Minseok tak
percaya, kepalannya makin kuat dan sudah terangkat ke atas. Siap
melayangkannya pada kedua pipi Suho yang mulus, "hai aku serius Minseok.
Baby Soo-ku benar – benar ada di sekolah ini dan ia temannya Jongdae.
Jongdae kekasih yang selalu kau puja itu."
Minseok menurunkan kepalan tangannya dan beralih duduk di tepi ranjangnya.
"Lalu?
Apa kau ingin bilang pada Kyungsoo kalau kau ini Joonmyun nya?
Joonmyunnie hyung yang selalu menantikannya selama delapan tahun ini?
Joonmyunnie hyung yang mengira kalau Baby Soo nya tak selamat dari koma
berhari – hari? Begitu?"
"Aniyo !" jawab Suho tegas.
"Mwo? Waeyo?" Minseok mengubah posisinya menjadi lebih dekat pada Suho. Jawaban Suho sangat mengagetkannya.
"Ia
kehilangan ingatannya dan itu semua karnaku. Karna aku mendorongnya
saat mini bus berkecepatan tinggi itu ingin menabrak dan menghantam
tubuhnya dengan keras. Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga karna aku
panik dan khawatir. A-aku menyanyanginya, Minseok-ah. A-aku begitu
mencintainya d-dan a–aku tak i-ingin k-kehilangannya. K-kehilangan sosok
yang selalu membuat hidupku penuh dengan warna. A-aku .. hiks hiks.."
akhirnya tangis itu pecah kembali. Air mata yang tadi ditahannya
berhasil membobol pertahanannya. Suho menangis, menangisi perbuatan yang
–menurutnya- membuat Kyungsoo menderita. Membuat Kyungsoo menderita
karna harus merelakan memori indah bersamanya. Menderita karna trauma
yang membuat ia harus kehilangan senyum ceria dan ocehan bawelnya.
Menderita karna memilih untuk menjadi orang tertutup pada semua orang
yang sebenarnya peduli padanya.
"Aku yang salah. Aku jahat. Aku
orang jahat. Kyungsoo memang pantas melupakanku karna aku yang
membuatnya menderita. A-aku .. hiks .." Minseok yang tak tahan melihat
sahabatnya menangis, memilih untuk memeluknya. Menyalurkan kasih sayang
seorang sahabat untuk Suho.
"Uljima Suho-ah. Ini semua tak
sepenuhnya salahmu. Toh setidaknya, karna perbuatan nekatmu itu, ia bisa
hidup. Bahkan hingga berumur enam belas tahun. Ia masih bisa menghirup
oksigen sebanyak – banyaknya. Menikmati keindahan alam, ya walau
memorinya tentang hubungan kalian hilang. Uljima Suho-ah. Bukankah
seharusnya kau memperbaiki kesalahanmu itu? Maksudku, menjaganya sebagai
Suho sang guardian. Ya, guardian dari Baby Soo-mu itu. Uljima Suho-ah."
Minseok terus menyemangati Suho. Memotivasinya agar tangisannya mereda.
"Hiks
hiks .. gomawo Minseok-ah. Kau memang sahabat yang baik." Kemudian
mereka melepas pelukan mereka setelah Minseok merasa tangisan Suho sudah
mereda.
"Aigoo betapa jeleknya wajahmu itu sehabis menangis, ckck .. sana mandi !"
Buk
Suho melempar bantal yang ada di dekatnya ke arah Minseok yang sekarang tengah mengeluarkan cengiran khas Chanyeol.
"Kau juga sana mandi ! Badanmu bau iler tau !" balas Suho yang kemudian dibalas dengan lemparan bantal oleh Minseok.
Suho memutar – mutar bolpoint yang ada di tangannya. Ia menatap malas
berkas – berkas yang ada di hadapannya sekarang. Berkas – berkas itu
adalah nama para siswa baru penghuni asrama yang harus diajaknya untuk
berkeliling asrama siang ini. Ia malas, di hari sabtu yang cerah ini ia
harus berucap panjang lebar pada orang yang belum tentu mendengarkan
semua penjelasannya. Ia menghela napas panjang. Ia punya dua bawahan
yang mempunyai jabatan yang sama dengannya, tapi dua orang itu memilih
menyibukkan diri mereka di kegiatan klub masing – masing.
"Aish~
seharusnya aku suruh Chanyeol dan Lay untuk izin dari kegiatan club
mereka dan membagi tugas denganku untuk mengajak para penghuni baru ini
mengelilingi asrama yang sudah ku kelilingi ribuan kali itu, ckck ..
sial." Ia membanting bolpointnya kasar hingga benda itu terpental jauh
dan menghilang ntah kemana.
Srak
Ia juga
menghempaskan berkas – berkas yang ada di atas mejanya itu. Membuat
lembaran kertas itu berhamburan mengelilingi lantai ruangannya sebagai
Ketua Umum Asrama SM Senior High School milik kakeknya, Kim Youngmin
*Sooman pensiun jadi saya ganti sama Kim Youngmin soalnya marganya sama
kaya Suho, hehe #gakpenting*
"Eoh, Kyungsoo?" ia mengambil sebuah
berkas yang berada di dekat kakinya. Di sana tertulis biodata Kyungsoo
sebagai penghuni baru asrama di gedung pertama yang dikhususkan untuk
siswa – siswa kelas satu. Matanya bergerak – gerak membaca setiap
tulisan tangan yang ditorehkan diatas kertas putih itu. Sesekali
mulutnya tersenyum membaca kalimat yang menurutnya lucu.
"Hobi:
memasak, menyanyi, travelling untuk membeli baju? Ckck emak – emak
sekali anak ini." Suho cekikikan sendiri di kursinya, ternyata Baby
Soo-nya yang terlihat polos itu mempunyai hobi yang cukup menarik dan
'sedikit' aneh untuk seorang namja berusia enam belas tahun pada
umumnya.
Kemudian matanya membulat sempurna ketika menemukan
dimana tempat Kyungsoo sekarang berada. Gedung pertama lantai tiga nomor
kamar 25. Dimana Jongdae juga tidur di sana. Ya, Kyungsoo sekamar
dengan Jongdae.
"Aku harus ke sana, mengajaknnya berkeliling.
Bukankah itu tugasku? Hehe .." ia tertawa kecil sebelum akhirnya keluar
dari ruangannya yang cukup berantakan itu karna berkas – berkas yang
tadi dihempaskannya tak ia bereskan terlebih dahulu.
Suho sudah sampai di depan kamar DaeSoo *bukan wong deso yah #plak*.
Kamar no. 25 lantai tiga di gedung pertama asrama sekolahnya. Pintunya
tertutup rapat dan sengaja dikunci. Ia mengintip ke dalam dari celah
lubang kunci dan tak melihat apa – apa hingga sebuah seruan
mengagetkannya.
"Suho hyung sedang apa di sini?" Suho membalikkan tubuhnya dan menemukan Kyungsoo menatap horror padanya.
Aigoo pasti dia berpikiran macam – macam setelah melihatku mengintip tadi, gumamnya.
"Aniyo~
hmm … ini." Suho menyodorkan kertas yang baru saja ia baca saat di
ruangannya. Kyungsoo menerimanya dengan tatapan bingung.
"Apa ini hyung? Ini kan biodata ku sebagai penghuni asrama baru, apa ada yang salah?"
"Mwo?" mata Suho membulat sempurna, ia segera mengambil kertas yang tadi ia sodorkan dan menyimpannya di belakang tubuhnya.
Aigoo dasar Suho bodoh !, rutuknya.
"Err
tadi Yoona seonsaengnim menyuruhku untuk mengajak penghuni baru
berkeliling di sekitar asrama. Jadi, aku ke sini untuk mengajakmu
berkeliling. Kau ada waktu?" Kyungsoo nampak berpikir kemudian ia
mengagguk. Suho yang melihatnya ingin sekali melompat saat itu juga tapi
diurungkan niatnya karna ia harus menjaga imagenya di depan Kyungsoo.
Ckck dasar namja jaim-_-.
"A-ayo kita mulai berkeliling. Kita
mulai dari gedung ini dulu ya." Kemudian Suho mulai berkicau panjang
lebar pada Kyungsoo. Sesekali mereka tertawa bersama mendengar lelucon
Suho tentang beberapa kejadian yang terjadi di asrama akhir – akhir ini.
"Kita
punya tiga gedung asrama. Gedung pertama khusus siswa kelas satu.
Gedung kedua khusus siswa kelas dua dan yang terakhir untuk kelas tiga.
Masing – masing bertingkat enam. Tiga lantai pertama diperuntukkan untuk
kamar. Satu lantai terdiri dari sepuluh kamar yang berjejer memanjang
ke samping dan ada balkon di setiap kamarnya. Lantai empat untuk
mencuci, mandi, dan lain – lain. Dua lantai berikutnya juga kamar
seperti lantai satu, dua, dan tiga. Nah paling atas itu adalah atap yang
sengaja di pasangi tambang yang cukup panjang untuk para penghuni
asrama menjemur pakaian mereka yang telah dicuci."
Suho terus
mengoceh, menjelaskan ini itu pada Kyungsoo yang hanya memasang ekspresi
O_O nya. Ntah takjub dengan penjelasan Suho atau tak mengerti dengan
penjelasannya. Molla, hanya dirinya dan Tuhan yang tau.
"Gedung
asrama pertama sampai ketiga hanya dihubungkan dengan lorong yang lebih
mirip jembatan. Ketiga gedung ini berbentuk letter U. Jadi setiap
penghuni bisa saling melihat kamar penghuni lain. Sebenarnya, di dalam
kamar asrama sudah ada kamar mandi kecil, tapi tetap saja ada kamar
mandi lain yang berjejer di lantai empat. Tidak mungkin kan kau mansi
dengan Jongdae berdua tiap hari di kamar mandi yang ada di kamar
kalian?" Kyungsoo tertawa, begitupun Suho.
"Joonmyunnie~"
seseorang berseru, suara lembut namun tetap memberikan kesan kalau ia
itu namja. Suho dan Kyungsoo menoleh. Kedua mata mereka menangkap
sesosok namja berbadan mungil yang sama dengan Baekhyun tengah
menghampiri mereka dengan berlari kecil – kecil di lantai dua gedung
asrama khusus siswa kelas tiga.
Grep
Sosok
mungil itu memeluk tubuh Kyungsoo erat, seperti tak ingin melepaskannya.
Matanya terpejam dan hidungnya bergerak menghirup aroma tubuh Suho.
Beberapa menit kemudian ia melepaskan pelukannya itu.
"Joomyunnie, bogoshippo~" ucapnya lagi, kini dengan tangan yang menggoyang – goyangkannya kedua lengan Suho.
"Nado Luhan. Nado bogoshippo~" sekarang Suho yang balas memeluk sosok mungil itu, Luhan.
"Aigoo
gege, jangan peluk – pelukkan di depan umum!" Seseorang lain berseru,
melepaskan pelukan diantara Luhan dan Suho. Gaya poni lemparnya membuat
Suho berdecak kesal setelah menyadari siapa sosok itu.
"Lay, kau
kemana saja, eoh? Melarikan diri dari tugas, huh?" Suho marah – marah
ketika namja berponi lempar itu berdiri diantaranya dan Luhan. Lay
-namja itu- hanya bisa memasang cengiran khas Chanyeol. "Mana juga si
Lazy Virus itu?"
"Eoh, sejak kapan julukan Chanyeol berubah menjadi itu Joomyunnie?"
"Sejak
ia dan adik sepupumu ini melarikan diri dari tugasnya, Lu" Luhan
menatap Lay dan Suho bergantian, tak mengerti dengan arah pembicaraan
ini.
"Kan aku sudah izin untuk menghadiri kegiatan klub. Hyung juga sudah memberi izin berarti kami tidak melarikan diri dong."
"Tapi .."
"Sstt
… sudah jangan bertengkar lagi. Kalian tidak malu dilihat orang baru di
belakang Joonmyun?" ucap Luhan yang menunjuk Kyungsoo yang sedari tadi
diam berdiri mematung di tempatnya. Karna perdebatan dengan Lay, Suho
melupakan sosok itu.
"Mianhae Kyungsoo-ah." ucap Suho sambil menarik lembut Kyungsoo untuk mendekat pada Luhan dan Lay.
"Nuguya? Pacar mu Joonmyunnie?" tanya Luhan sambil tersenyum manis seperti biasa.
"B-bukan, saya hoobaenya Suho hyung."
"Mwo?
Suho? Aish panggil dia Joonmyun saja, nama itu tak cocok untuknya."
Ucap Luhan sambil memukul pelan lengan Suho. Suho melirik Kyungsoo
sebentar, dilihatnya tatapan bingung Kyungsoo.
"Lupakan itu, kita
berkenalan saja. Luhan, ini Kyungsoo, penghuni baru asrama gedung
pertama. Ia tetangga sekaligus teman sekamar Jongdae." Jelas Suho.
"Mwo?
Jadi ini teman Jongdae yang tempo hari ia ceritakan? Aigoo benar –
benar namja yang manis dan polos." Luhan berlari kecil untuk
mempersempit jaraknya dengan Kyungsoo, meraih tangan Kyungsoo dan
menjabatnya erat. "Aku Xi Luhan, kau bisa panggil aku Luhan gege karna
aku berasal dari China. Tapi kalau Luhan hyung juga boleh, hehe .."
Namja yang cantik dan imut, gumam Kyungsoo dalam hati.
"Ini
Lay, dia ketua asrama untuk siswa kelas satu. Ia seangkatan denganmu.
Ia adik sepupu dari Luhan." Lay yang giliran menjabat erat tangan
Kyungsoo. Sedikit menyibakkan poninya yang hampir menutupi mata itu.
"Aku
Lay. Tapi itu hanya nama panggilan. Nama asliku Zhang Yi Xing. Aku
kelas 1C. Bangapta^^" Kyungsoo hanya tersenyum menanggapi acara
perkenalan dadakkan itu. Setelah acara perkenalan selesai, ia kembali
berkeliling dengan Suho. Sedangkan Luhan dan Lay pergi ntah kemana.
"Gomawo
untuk jalan – jalannya hyung." ucap Kyungsoo setelah acara berkeliling
yang cukup melelahkan itu selesai. Suho menunduk, kemudian memasang
senyumnya.
"Sekarang kau masuklah ke dalam. Istirahatkan badanmu,
ne?" Kyungsoo hanya mengangguk, namun tak beranjak dari tempatnya. Suho
yang melihat itu jadi menatap penuh tanda tanya padanya.
"Hyung
boleh aku bertanya sesuatu?" suara Kyungsoo terdengar lirih, wajahnya
juga terlihat pucat. Suho yang sudah berniat pergi jadi mengurungkan
niatnya.
"Ne~ mau tanya apa?"
"Seebelumnya .. Apa kita
pernah bertemu?" pertanyaan yang tak diduga Suho sebelumnya mengalir
begitu saja dari mulut Kyungsoo. Matanya menatap lurus ke depan pada
kedua bola mata Kyungsoo yang sekarang menatap dalam matanya. Ia ingin
bilang 'iya', tapi mengingat cerita Jongdae padanya tempo hari, ia kubur
keinginannya itu.
"Aniyo~ kita baru bertemu beberapa hari lalu di perpustakaan sekolah."
"Tapi
ku rasa kita pernah bertemu sebelumnya. Hyung juga sendiri yang bilang
kalau hyung pernah melihatku. Hyung jawab yang jujur!" kata – kata itu
menusuk hati Suho. Sakit rasanya. Namun ia bisa berbuat apa? Kalaupun ia
jujur sekarang, mungkin setelah ini ia akan mendapati tubuh Kyungsoo
yang lemah terbujur kaku di rumah sakit.
"Ani~ kalaupun aku pernah
bertemu denganmu, itu pasti di sekolah ini. Saat upacara penerimaan
siswa baru sekitar tiga bulan lalu." Kyungsoo menghela napas panjang,
ntah ia yakin atau tidak dengan perkataan Suho tapi kondisinya yang
memang sangat lelah karna habis berjalan seharian itu membuatnya
mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.
"Kalau begitu,
aku masuk ke dalam ya hyung. Sekali lagi, gomawo atas jalan – jalannya."
Kyungsoo sedikit membungkukkan badannya dan mulai melangkahkan kakinya
masuk ke dalam kamar asramanya. Suho yang melihat pintu kamar bernomor
25 itu sudah tertutup segera melangkahkan kakinya pergi menjauh dari
tempat itu dengan membawa luka yang telah menggores hatinya karna harus
terpaksa berbohong pada Baby Soo-nya.
Mianhae Kyungsoo-ah, jeongmal mianhae, gumamnya di sepanjang perjalanannya menuju kamar asramanya.
Suho pov
Treng …..
Bel sekolah berbunyi,
waktunya untuk mengisi perutku yang sudah demo dari tadi. Namun getaran
handphoneku mengurungkan niatku untuk segera ke kantin. Aku merogoh
sakuku dan mengeluarkan benda berwarna silver itu untuk melihat apa yang
terjadi dengan benda kecil itu.
From: Yuri ahjumma
Joonmyun-ah istirahat ini segera ke ruanganku. Aku ada tugas untukmu.
Aku
menghela napas panjang, ahjumma ini selalu mengganggu waktuku saja. Aku
mengelus perutku menyuruhnya untuk bersabar. Kemudian aku melangkah ke
kantor wakil kepala sekolah, tempat Yuri ahjumma berada.
Tok tok tok
Ku ketuk pintu, setelah ada seruan untuk masuk, aku membuka pintu dan masuk ke dalam.
"Ada apa ahjumma?" tanyaku sambil duduk di sebuah kursi di depan mejanya.
"Ini di sekolah, jangan panggil aku seperti itu." Ia marah, menatap tajam ke arahku yang hanya menatap datar padanya.
"Mianhae,
aku keceplosan." Ucapku datar. Ia menghela napas dan mendekatkan
kursinya ke meja. Tangannya bergerak mengobrak – abrik setumpuk dokumen
yang ada di atas meja. Ntah apa yang ia cari, aku tak peduli.
"Ige !" ia melemparkan sebuah dokumen ke arahku. Aku menatap dokumen itu sekilas dan seketika terbelalak.
"Eoh,
dapat dari mana foto – foto ini ahjum-eh maksudku Yuri seonsaengnim?"
ia membetulkan posisi duduknya dan memberi isyarat agar aku lebih
mendekat padanya.
"Malam lalu, aku menyuruh Kyuhyun oppa untuk
berpatroli di sekitar asrama kelas tiga. Darijam tiga pagi hingga jam
sembilan. Dilanjutkan kembali dari jam sebelas malm hingga jam tiga pagi
esok harinya. Ia ku suruh membawa kamera juga dan itulah yang berhasil
dipotret kameranya." Ia berbisik, seperti ada penguping di luar sana.
Aku hanya mengangguk mengerti dan memperhatikan foto – foto itu dengan
saksama.
"Hei ini kan lantai dua. Kamarku juga disana, tapi kenapa
aku tak merasa melihat orang – orang ini yah?" aku membolak – balikkan
foto itu, berusaha mengenali siapa yang ada di foto itu. Tapi gagal,
foto itu terlalu gelap dan hanya memperlihatkan tiga punggung namja yang
baru saja melompati tebing tinggi pembatas gedung asrama kelas tiga
dengan dunia luar.
"Sebenarnya, hanya tak sekali itu saja. Bukan
hanya Kyuhyun oppa yang menemukan aksi mereka melompati tebing tinggi
pembatas itu. Tapi, Ryeowook oppa dan Sungmin oppa juga, ckck .."
"Mereka
melakukan ini tiap malam?" sekarang, perutku yang tadinya lapar sudah
tak terasa. Aku lebih tertarik pada tiga namja ini.
"Kurasa iya,
dan mereka selalu ditemukan di gedung asrama kelas tiga. Hanya anehnya
.." Yuri ahjumma berdiri dan membungkukkan badannya untuk mendekat
padaku, ia hampir menempelkan mulutnya ke pipiku. "mereka selalu datang
dengan membawa sebuah kotak dan pergi dengan tangan kosong, Joonmyun."
Ucapnya berbisik di telingaku, membuatku merinding.
"Err jadi mereka ini penstalker, begitu?" Yuri ahjumma mengangguk kemudian kembali duduk di kursinya.
"Kim youngmin harabeoji tau hal ini?"
"Tentu
tidak, kalau pun tau pasti dia masa bodoh. Kakekmu itu ckck … sekarang
saja ia sedang pergi ke China dengan alasan studi banding. Apa kau
percaya itu?" aku menggeleng.
"Pasti dia berbisnis, ckck .. Lalu apa tugasku?"
"Jum'at
ini kau bersama Chanyeol dan Lay berpatroli. Ajak beberapa siswa juga,
pilih yang kekar supaya kalau para penstalker itu tertangkap bisa
digebuki."
"Aish teganya kau-_-"
"Hahaha hanya bercanda,
tangkap saja. Foto mereka, tanyakan identitas dan alasan mereka
melakukan ini semua. Ya, walau aku yakin sebenarnya apa yang mereka
stalker selama ini." Aku tersenyum dengan tindakan Yuri ahjumma. Ia
memang wakil kepala sekolah yang baik. Beruntung juga Youngmin harabeoji
memiliki anak bungsu macam dia. Juga tiga anak lainnya, Kyuhyun
ahjussi, Ryeowook ahjussi dan Sungmin ahjussi. Mereka bekerja sebagai
mafia membuat mereka dipilih Yuri ahjumma untuk berpatroli di sekitar
sekolah dan asrama ini walau hanya sesekali. Tapi lihat saja hasilnya,
begitu memuaskan walau foto yang diambil tidak terlalu jelas. Tapi
setidaknya, sudah ketahuan bahwa tiga namja inilah penstalker atau
penstalker siswa – siswa yang tinggal di asrama SM Senior High School.
"Memang apa yang mereka stalker selama ini?" tanyaku dengan memasang wajah sok serius dan ingin tahu.
"Luhan,
namja cantik yang berasal dari China itu. Mereka menstalker Luhan, aku
yakin itu." Aku tidak terkejut, pemikiran ku hampir sama dengan
pemikiran Yuri ahjumma. Tapi masa iya tiga orang menstalker Luhan dengan
bersama – sama seperti ini? Pasti ada dua orang lain yang mereka
stalker dan aku harus cari tahu.
"Kalau begitu aku boleh keluar sekarang?"
"Ne~
ah tapi jangan beritahu siapa – siapa tentang ini, hanya aku, kau dan
siswa yang ikut berpatroli bersamamu. Oiya, selalu beri kabar aku
Joonmyun-ah." Aku mengangguk kemudian pergi meninggalkannya. Aku tak
jadi ke kantin, lapar ku benar – benar hilang. Aku memilih balik ke
asrama, menyimpan foto – foto itu di laci meja belajarku.
"Bagaimana
kalau aku pilih saja sekarang siswa yang akan berpatroli denganku? Ya
sebaiknya begitu." Aku mengambil kertas kosong yang tertumpuk di atas
meja belajarku dan mulai menuliskan nama – nama siswa yang kupilih
secara acak dari kelas tiga sampai kelas satu untuk patroli Jum'at ini.
"Joonmyun-ah" sebuah panggilan menghentikan aktifitasku, aku melirik ke pintu dan terlihat Luhan disana.
"Luhan,
ada apa?" aku menaruh pulpen dan kertas yang sudah ku coret – coret itu
di atas meja dan menghampiri Luhan yang berdiri di ambang pintu.
"Itu
soal perekrutan anggota klub yang baru. Kita sudah kelas tiga, tadi
Park seonsaengnim menyuruh kita untuk fokus saja ke ujian akhir yang
akan kita hadapi beberapa bulan lagi. Jadi akhir bulan ini kita sudah
harus regenerasi."
"Oh, ku kira ada apa. Oiya aku baru ingat kalau
Kyungsoo belum memilih kegiatan klub mana yang akan ia pilih selama
bersekolah di sini." Ntah kenapa, tiba – tiba wajah Kyungsoo terlintas
di wajahku dan berniat mengajaknya kembali berkeliling sekolah hari ini.
Menghabiskan waktu hanya berdua dengannya.
"Nah kebetulan sekali
Kyungsoo dan yang lainnya sedang di kantin. Kau ajak dia masuk ke klub
vocal hehe .." aku tersenyum dan mengangguk atas saran Luhan.
"Kalau begitu, ayo kita ke kantin."
"Ne~
ah tapi tunggu, tadi kau sedang apa? Kok sepertinya serius sekali." Aku
masuk kembali ke kamar dan mengambil kertas yang tadi sudah ku tulisi
nama – nama siswa yang akan ikut berpatroli denganku. Bukankah, kata
Yuri ahjumma hanya aku, dia dan siswa yang ikut berpatroli yang boleh
tau masalah ini? Luhan pun sudah ku pilih untuk ikut berpatroli, berarti
ia berhak tau.
"Ini daftar nama siswa yang akan berpatroli Jum'at
ini. Luhan juga ikutan loh!" ucapku seraya memberikan kertas itu pada
Luhan. Ia melihatnya sebentar kemudian menyodorkannya kembali padaku.
"Boleh aku tambahkan?" tanyanya.
"Tentu, Lu. Semakin banyak semakin bagus."
"Sertakan
Kyungsoo. Aku tau dia pasti akan bingung mau melakukan apa saat patrol,
tapi bukannya membuatnya betah tinggal di asrama itu tugas ketua
asrama?" mata Luhan berbinar juga menggambarkan permohonan disana.
"Tentu,
Lu. Kita ajarkan ia cara berpatroli yang benar, hehe .." kemudian aku
mengambil pulpen dan menuliskan nama Kyungsoo di atas kertas itu.
Setelahnya aku dan Luhan ke kantin untuk bertemu teman kami yang lain.
"Woaa asyiknya kita yang dapat giliran patroli untuk minggu ini.
Huwaaaahh .." Jongdae berteriak girang ketika aku memberitahu tentang
giliran patroli khusus siswa yang memang diadakan setiap minggu di
sekolah ini.
"Kenapa hari Jum'at? Kenapa tidak Rabu saja? Kan
Kamisnya kita dibolehkan bolos dan terhindar dari Leeteuk seonsaengnim,
si guru matematika killer itu." Aku mendeath glare Kris. Kebiasaanya
untuk membolos saat pelajaran Leeteuk seonsaengnim tak hilang – hilang
juga.
"Tak apa kalau Jum'at, Kris hyung. Sabtunya kan kita libur
jadi kita bisa patroli sampai jam lima pagi. Lalu setelahnya kita tidur
seharian." Ucap Chanyeol semangat.
Pletak
"Aw~" Chanyeol meringis karna mendapat jitakan dari Baekhyun yang duduk di sebelahnya.
"Sabtu ada kegiatan klub, pabbo !" Chanyeol nyengir kuda, seperti biasa.
"Oiya
ngomong – ngomong soal klub, Kyungsoo memilih klub apa?" kini giliran
Luhan yang berkicau. Kyungsoo yang dari tadi hanya diam kini menatap
kami semua bingung.
"Klub? Di sini ada yang seperti itu juga?" tanyanya dengan mata besarnya yang membulat, lucu sekali.
"Ne~ ada klub memasak loh Kyungsoo~" seruku semangat.
"Mwo? Jinjja hyung?" mata besarnya semakin membulat dan hampir saja keluar dari tempatnya.
"Ne~
Kyungsoo suka memasak kan?" kini dirinya tertunduk dan dapat ku lihat
rona merah terlukis dikedua pipinya. Aku hanya tersenyum melihatnya.
Cantik dan manis, gumamku.
"Ada
klub vocal juga, Kyungsoo ikut klub vocal saja." Seru Luhan. Aigoo
bahkan aku sampai lupa akan janji padanya untuk mempromosikan klub kami.
Aku malah mempromosikan klub memasak-_-.
"Ah a-aku juga suka menyanyi, hyung." akunya malu.
"Coba
bernyanyi, kami ingin mendengar suaramu, pasti merdu." Kemudian meja
yang kami bergetar karna Chanyeol dan Jongdae menggebrak – gebraknya.
Sedangkan disekitarku jadi berisik karna Luhan, Baekhyun, dan Xiumin
bersorak – sorak menyuruh Kyungsoo untuk bernyanyi. Hanya aku, Kris dan
Lay yang diam dari tadi walau sebenarnya aku juga ingin mendengar
suaranya.
"Eng .. kapan – kapan saja hyung. Tenggorokanku sedang
sakit, hehe .." aku tau dia berbohong, aku tau dia hanya malu. Namun
akhirnya kami mengerti dan berhenti membuat gaduh karna beberapa pasang
mata menatap tajam pada kami.
"Oiya hyung, boleh aku tanya
sesuatu?" tanya Kyungsoo berbisik padaku. Aku dapat mendengarnya karna
aku duduk tepat di sebelahnya.
"Tentu, apa?"
"Bukankah sekolah kita ini dikhususkan untuk namja? Kenapa sampai ada klub memasak segala?"
"Kau
tau chef – chef terkenal di hotel berbintang lima yang bertebaran di
Korea Selatan, bahkan di luar negeri sana? Mereka kebanyakan lulusan
dari sini dan ternyata dulunya mengikuti klub memasak."
"Woaa
daebak~" matanya berbinar – binar, namun masih terdengar berbisik. Aku
hanya tersenyum melihatnya. "Kalau begitu, aku mau ikut klub memasak
hyung. tapi sebenarnya, ingin ikut klub vocal juga."
"Boleh kok
mengikuti dua kegiatan klub sekaligus. Hanya saja, kau harus bisa bagi
waktu, ne?" Kyungsoo mengangguk senang kemudian kembali bergabung dengan
yang lain membicarakan hal yang tidak terlalu penting.
Author pov
Suho melangkahkan kakinya kecil – kecil. Ditangannya
sudah ada list buku yang akan ia pinjam untuk memantapkan otaknya pada
beberapa materi yang –menurutnya- cukup sulit untuk tes besok. Seulas
senyum terkembang di bibirnya ketika kedua matanya telah menemukan pintu
besar berwarna coklat dengan tulisan 'Library' di atas pintu itu.
Ia
memegang gagang pintu dan mendorongnya hingga pintu itu terbuka dan
membiarkan tubuhnya masuk ke dalam ruangan yang bisa dibilang cukup
besar itu. Kakinya melangkah menuju meja librarian untuk mengisi daftar
pengunjung perpustakaan hari itu. Setelahnya, tangannya bergerak
menelusuri setiap nama pengunjung perpustakaan hari itu dan berhenti di
satu nama yang beberapa hari lalu masuk kembali ke dalam kehidupannya
yang sepi dan kosong setelah delapan tahun silam.
"Suho hyung~"
seseorang berseru sedikit berisik. Suho membalikkan tubuhnya semangat
untuk melihat orang itu. Sebuah senyuman yang manis dan tulus sudah siap
ia berikan pada orang itu. Namun ia malah terdiam mematung di tempatnya
ketika melihat orang itu dengan seorang namja lain.
Hatinya
sakit, dadanya merasakan sesak yang membuatnya ingin segera berlari
meninggalkan tempat dimana ia berdiri sekarang. Namun pandangan teduh
orang itu membuatnya mengurungkan niatnya. Ia menekan mati – matian rasa
sakit di ulu hatinya dan memilih untuk mendekati orang itu.
"Kyungsoo,
kau ke perpustakaan juga?" tanyanya basa – basi pada orang itu,
Kyungsoo. Senyuman manis dan tulusnya masih ia kembangkan walau hatinya
terasa seperti tersayat – sayat pisau tajam sekarang.
"Ne~ setiap hari aku memang ke sini hyung." jawab Kyungsoo dengan wajah cerianya.
"Oh,
untuk apa? belajar bersama?" tanya Suho lagi, namun sekarang senyum itu
hilang, berganti dengan tatapan datar namun tetap terlihat biasa bagi
Kyungsoo.
"Bisa dibilang begitu. Tapi mungkin lebih tepatnya, aku mengajari Kai beberapa materi pelajaran yang ia tak mengerti."
"Kai?"
kini mata Suho beralih pada sosok yang dari tadi sibuk mengerjakan
sebuah soal di bukunya. Ia terlihat begitu serius sampai tak menyadari
kedatangan Suho yang mencapnya sebagai 'pengganggu', padahal kalau
dipikir, Suho lah yang mengganggu proses belajar dirinya dan Kyungsoo.
"Ne~
ini Kai. Ia siswa sekolah sebelah hyung." Kai yang merasa dirinya jadi
bahan perbincangan antara Kyungsoo dan Suho terpaksa menghentikkan
aktifitasnya dan menatap pada keduanya. "Kai, ini Suho hyung. Sunbae
yang sudah ku anggap hyungku sendiri, hehe .." Kyungsoo terkikik kecil
menyadari ucapannya secara pihak itu. Sejak mereka berteman, tak pernah
ada perjanjian di antara dirinya dan Suho yang menganggap bahwa Suho itu
sudah seperti hyung kandungnya, hanya Kyungsoo yang menganggap begitu
dan anggapannya itu membuat Suho semakin sakit hati saja.
Kai
berdiri untuk menghormati Suho, tentu saja karna Kai itu orang luar dan
ia berkenalan dengan siswa paling senior di sini. Kai mengulurkan
tanganya sembari mengucapkan namanya.
"Kim Jong In imnida^^ tapi sunbae bisa memanggilku dengan nama bekenku, Kai."
"Kim
Suho imnida^^. Kau bisa memanggilku Suho." Suho membalas uluran tangan
Kai dengan menjabat tangan itu. Kemudian melepaskannya setelah beberapa
menit mereka menggoyangkannya.
"Oiya, Suho hyung ke sini mau apa?"
"Ah ini, hyung mau meminjam buku – buku yang berhubungan dengan materi pelajaran hari ini."
"Oh."
hanya itu tanggapan dari Kyungsoo sebelum akhirnya Suho mulai melakukan
tujuan awalnya ke sini. Mencari buku – buku yang sudah ia tulis dalam
sebuah kertas putih di tangannya dan segera pergi menjauh dari tempat
itu dengan luka yang amat terasa sakit.
.
.
.
TBC
.
.
.
maaf apdetnya lama (-/\-) saya disibukkan dengan kegiatan saya dirumah u.u
mari balas review dulu ya:
Park rein: emang tbc di tempat yang bener kaya gimana neng? ini udah dilanjut ya~
Jung Jaejin: tapi D.O bias kedua ... bias utama always PAPA SUHOOOOOO #plak
ini udh di lanjut yaa ... maaf telat #bow
SuDo Ship: iyaa ya kok ada Kai yah? *yee kan lo yang buat ff nya thor-_-*
si papa suho gak cemburu kook, kan ada aku si mama ke dua pengganti D.O #ditendang
makasih udah bilang ff ku bagus #bighug
aku dukung banget ini couple jadi REAL COUPLE *digaplok Kai*
Reita: kyungsoo sama siapa aja cocok kok :) kecuali sama Kai #plak kidding *peace
Lyasari'snowers: KaiD.O nomor dua setelah SuD.O #plak
Lay sama Kai ? tunggu di chap selanjutnya aja, keke XD
AEGYA SUDO: emang yang tepat tuh tbc nya di mana neng? O.o
ini udah di lanjut yaaa~
.
.
.
Huwahhh saya mau berterimakasih buat yang udah review FF saya #bow
tolong yang ini di review lagi yaaa~ #bowwithSuD.O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar