Pengikut

Selasa, 16 Oktober 2012

Memory About Love [Chapter 4]

Title: Memory About Love [Chapter 4]
Author: BabySuDo
Genre: Yaoi romance, friendship, family
Rating: T
Cast: SuD.O couple and others
Length: Chaptered
A/N or disclaimer (?): Gak mau banyak omong, Cuma mau bilang kalau cerita ini murni punya saya. Semua alur saya yang buat. NO PLAGIAT ! EXO juga bukan punya saya. Tapi punya SM entertainment. Punya Tuhannya dan keluarganya. Tapi boleh gak saya miliki Suho dan D.O ? #plak
Warning: Ini ff YAOI loh .. pairnya SuD.O couple dengan slight dimana – mana. Alur kecepatan, typo (s) bertebaran dan imajinasi anda mesti tinggi kalau ingin mengerti lebih jelas ff ini #plak. Jangan jadi siders ya.
Yaudah langsung baca aja ya, maaf banyak nge-bacot, hehe XD
Readers: *timpuk author*
HAPPY READING ALL \^O^/

Previous Chapter
"Mereka sih sudah bertemu tadi di gerbang. Mungkin eommanya sudah pulang. Kalau Kyungsoo mungkin sedang membereskan pakaiannya di kamar asrama." Ada perasaan sedih di hatiku, aku sangat ingin bertemu dengan Nyonya Do. Mungkin saja dia masih mengingatku dan bilang pada Kyungsoo kalau aku ini .. "hyung aku mau bicara soal Kyungsoo padamu." Aku menatap dalam kedua mata Jongdae. Perasaan khawatir dan tak enak merasuki pikiranku. Dari tatapan Jongdae mengatakan kalau hal yang ingin ia bicarakan 'sangat' penting.
"Kita bicara sambil jalan – jalan saja."

Memory About Love, chapter four
"Kita mulai dari mana ya?" Jongdae memutar bola matanya bingung. Mungkin terlalu banyak hal penting yang harus ia sampaikan padaku. Kami berhenti sejenak di depan ring basket yang ada di lapangan outdoor sekolah.
"Memang apa yang ingin kau sampaikan tentang Kyungsoo padaku, Jongdae?" ia menghela napas panjang sebelum menjawab pertanyaanku. Tapi bukannya ia menjawab, ia malah mengajak ku ke gedung asrama. Tepatnya ke atap gedung asrama yang berada di lantai tujuh, tempat di mana para penghuni asrama menjemur pakaiannya.
Suasana sore hari ini sepi, hanya ada beberapa pakaian yang sepertinya sengaja ditinggalkan sang pemilik. Aku dan Jongdae memilih sudut atap, berdiri di dekat besi pembatas atap untuk melanjutkan obrolan yang memang belum dimulai itu.
"Kita sudah sampai di atap Jongdae. Sekarang, cepat katakan soal Kyungsoo padaku." Lagi, Jongdae hanya menghela napas panjang, membuatku semakin bingung dan takut. Sebenarnya ada apa dengan Kyungsoo?
"Err .. begini hyung. Sebelumnya aku boleh bertanya hal pribadi tidak?" sekarang aku yang bimbang. Aku menatap lurus ke depan, menikmati pemandangan yang cukup indah dari atas sini, "ini ada hubungannya dengan Kyungsoo kok, juga …. Baby Soo mu itu." Sontak aku menoleh dan menatap tajam pada Jongdae yang telah menyebutkan panggilan sayangku pada seseorang yang berarti di hidupku itu. Tanpa pikir panjang lagi aku mengangguk setuju.
"Soal Baby Soo mu itu. Apa dia juga bernama lengkap Do Kyungsoo?"
"Ne~ oh ayolah Jongdae, jangan berbelit – belit begini. Kau membuatku kesal." Akhirnya emosi itu tak tertahankan. Ia terlalu lama dalam mengambil keputusan.
"M-mianhae hyung. Aku kan berusaha hati – hati. Aku butuh kata – kata yang tepat untuk menyampaikan hal ini padamu." Aku menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Kalau dipikir – pikir, betul juga kata Jongdae. Kalau ia salah ucap, nanti aku bisa berpikiran macam – macam dan bisa saja kata – kata yang keluar dari mulutnya itu menyakiti hatiku.
"Ne~ silahkan lanjutkan." Seulas senyum tipis terkembang di bibirnya. Membuat ku merasa lega karna ia tak marah karna sudah ku bentak tadi.
"Baby Soo mu juga mengalami kecelakaan sekitar delapan tahun lalu, hyung?" aku mengangguk, masih mencoba bersabar.
"Ne~ lebih tepatnya saat ia berumur delapan tahun dan aku sepuluh tahun. Eits tunggu, bukankah Kyungsoo temanmu itu juga berbeda dua tahun denganku?"
"Apa ia namja kelahiran 14 januari 1993 juga?" aku kembali mengangguk. Aigoo aku mulai merasakan sesak di dadaku.
"Apa itu berarti ?"
"Ne hyung, Kyungsoo temanku itu Baby Soo mu. Aih, dunia memang sempit ya." Bukannya senang, aku malah ragu dan tak percaya. Jongdae yang melihat perubahan dari wajahku langsung berkicau lagi, "waeyo hyung? Kok seperti bingung begitu? Kau tak percaya kalau kau dipertemukan lagi dengannya?"
"B-bukan begitu, hanya saja … aku merasa … ragu. Waktu pertama kali berkenalan ia seperti tak mengenalku. Atau mungkin karna aku bilang aku Suho, bukan Joonmyun? Aish tapi Minseok pernah meneriaki ku dengan nama asliku. Dan dan …."
"Hyung~" aku menghentikan ocehanku yang terlihat seperti orang panik itu. Ya, aku panik ah bukan. Lebih tepatnya cemas. Aku mencemaskan keadaan Kyungsoo.
"Jongdae .." tiba – tiba saja aku mengingat kecelakaan itu. Bagaimana kecelakaan itu terjadi dan apa yang terjadi setelah kecelakaan itu.
"Ne hyung? Mwo?"
"Apa … Kyungsoo hilang ingatan?"
"Ne~"

Author pov
Bruk
Suho menjatuhkan tubuh lelahnya ke ranjang yang memang tidak terlalu besar itu. Ia berada di kamar asramanya. Pembicaraannya dengan Jongdae di atap tadi membuatnya merasakan lelah dan sesak di dadanya.
Ia menggerakkan tubuhnya untuk berhadapan dengan orang yang kini tengah tertidur pulas di ranjangnya. Minseok, teman sekamarnya yang juga mengetahui kisah Baby Soo-nya itu tengah teridur pulas.
"Hei Minseok, Kyungsoo temannya Jongdae itu benar – benar Baby Soo-ku. Hanya saja …" Suho mengajak Minseok bicara tapi kenyataannya adalah ia berbicara sendiri karna Minseok benar – benar tertidur dan tak mungkin mendengar apa yang ia katakan.
Suho bangun dari posisi tidurnya dan membuka laci meja belajarnya. Mengambil figura foto yang ia lihat beberapa hari lalu setelah perkenalannya dengan Kyungsoo di perpustakaan.
"Baby Soo~ bogoshippoyo~" Suho memeluk figura foto itu. Mendekapnya erat seakan figura foto itu benar – benar Kyungsoo.
Aku bertetangga dengan Kyungsoo sekitar setahun yang lalu. Saat kami sama – sama naik ke kelas tiga sekolah menengah pertama. Ia asli orang Korea dan kembali dari Jepang setelah urusan bisnis appanya selesai.
Kami memang tidak pernah bertegur sapa, tapi kedua orang tua kami berteman baik. Layaknya dua keluarga yang sudah saling mengenal sejak lama. Umma Kyungsoo, Nyonya Do, sering berkunjung ke rumahku hanya untuk sekedar bersilaturahmi atau pun bercerita mengenai keadaan Kyungsoo yang ku rasa cukup menyedihkan.
Kyungsoo terlahir sebagai anak yang ceria, sopan santun, penurut, dan memiliki hati yang sangat bersih. Kira – kira lima tahun setelah kelahiran Kyungsoo, keluarga mereka pindah karna tuntutan pekerjaan appanya. Appa Kyungsoo jadi lebih dekat ke kantor setelah mereka menetap di rumah baru mereka. Tapi itu tak berlangsung lama, saat umur Kyungsoo delapan tahun. Ia mengalami kecelakaan tragis. Sebuah mini bus dengan kecepatan tinggi hampir menabraknya. Ia berhasil diselamatkan oleh temannya, namun tetap berakhir di rumah sakit dengan koma berhari – hari. Saat ia terbangun, orang tuanya malah mendengar berita bahwa ia harus merelakan ingatannya delapan tahun silam hilang begitu saja akibat benturan keras yang ia alami di bagian kepalanya.
Uisa yang menangani Kyungsoo juga bilang kalau ia cukup shock jika mengingat kejadian itu lagi. Karna ia bilang, saat Kyungsoo terbangun dari komanya, tatapannya memperlihatkan kalau ia seperti kehilangan seseorang yang berarti dihidupnya. Namun, ia tak tahu ia kehilangan siapa. Jika ia berusaha mengingatnya, kepalanya akan sakit dan kesehatannya akan menurun drastis. Jadi, orang tuanya memutuskan untuk membawa Kyungsoo ke Jepang untuk memulihkan keadaannya. Menurut mereka, menjauhkan Kyungsoo dari tempat kecelakaan yang lebih tepatnya daerah rumahnya itu adalah jalan terbaik yang mereka pilih untuk membuat Kyungsoo kembali seperti dulu. Menjadi Kyungsoo yang ceria dan cerewet seperti dulu lagi.
Kira – kira setelah ulang tahun Kyungsoo yang kelima belas dan kenaikan kelas terjadi, orang tuanya membawa Kyungsoo pulang ke Korea namun mereka pindah ke rumah yang ada di depan rumahku.
Uisa yang menangani Kyungsoo bilang kalau lebih baik Kyungsoo menjalani kehidupan baru dan melupakan kehidupan lamanya. Karna, seperti yang ku bilang tadi. Jika ia terlalu keras mengingat masa lalunya, ia bisa kehilangan nyawanya karna benturan yang terjadi saat ia menyelamatkan dirinya dari kecelakaan tragis itu cukup membuat beberapa jaringan otaknya rusak.
Itulah kenapa saat ia bertemu dengan Suho hyung atau saat Minseok hyung menyebutkan nama aslimu, Kyungsoo tak ingat. Ia kehilangan ingatannya dan terpaksa mengubur semua memori delapan tahunnya agar ia tetap bisa hidup di dunia ini.
Aku diamanahkan Nyonya Do untuk menjaganya karna memang hanya aku lah teman Kyungsoo sekarang. Kyungsoo yang awalnya diterima sebagai siswa kelas satu di sekolah ini di tempatkan di kelas 1A terpaksa dipindahkan ke kelasku, 1B.
Dari situlah kami berteman baik sampai terbilang tiga bulan ini. Namun yang ku lihat, walau kami sudah sengaja dipersatukan, Kyungsoo masih terlihat tertutup. Aku memakluminya, karna kata orang tuanya, sejak kecelakaan itu terjadi, Kyungsoo seperti menutup dirinya dari orang banyak. Ia akan benar – benar menimbang – nimbang apa yang perlu orang tahu, apa yang orang tidak perlu tahu tentang dirinya.
Ia lemah, benar – benar lemah. Tidak tahan dingin, mudah terserang penyakit dan itu semua terjadi setelah kecelakaan itu terjadi. Bisa dibilang kalau kecelakaan itu merebut semua kepercayaan dirinya, keceriaan hidupnya. Untuk itu, lebih baik hyung mendekatinya secara perlahan bila ingin tetap berada di sampingnya. Ia boleh tidak mengenal hyung. Tapi setidaknya, perasaan delapan tahun lalu itu masih ada dihatinya walau hanya sedikit. Dan tugas hyung adalah memperbanyak volume rasa itu agar ia kembali merasakan keindahan hidupnya sebelum kecelakaan delapan tahun yang lalu.
Buliran air hangat jatuh membentuk sebuah sungai kecil di kedua pipi Suho. Cerita Jongdae di atap itu benar – benar membuat hatinya terluka. Ia memang telah dipertemukan dengan Baby Soo-nya, tapi dalam keadaan yang tidak ia dan Kyungsoo inginkan.
Pikirannya kembali melayang mengingat bagaimana kecelakaan iu terjadi. Ia jadi merasa bersalah karna telah menyelamatkan Kyungsoo dengan mendorongnya sampai kepala Kyungsoo terbentur pembatas trotoar jalan. Tapi saat itu keadaan sangat genting, ia harus bertindak cepat. Kalau tidak, mungkin sekarang tubuh Kyungsoo sudah terkubur dalam tanah merah di pemakaman.
"Suho-ah~" panggilan suara parau dari Minseok menyadarkannya. Ia menghapus air matanya kasar sebelum memasang wajah baik – baik saja pada teman sekamarnya itu.
"Kau sudah bangun?" tanya Suho basa – basi.
"Ne~ kau bisa lihat sendiri. Oiya kau kemana saja hari ini, huh?"
"Aku seharian ini bersama Jongdae. Berkeliling sekolah sekaligus asrama kita yang besar ini. Waeyo?" Suho berkata jujur, tapi itu membuat api cemburu Minseok berkobar. Dapat terlihat dari tindakannya yang segera bangun dari tidurnya dan menghampiri Suho dengan tangan yang terkepal cukup kuat.
"Apa kau bilang?"
"Ia menceritakan soal Kyungsoo. Kyungsoo temannya itu benar – benar Baby Soo-ku." Minseok tak percaya, kepalannya makin kuat dan sudah terangkat ke atas. Siap melayangkannya pada kedua pipi Suho yang mulus, "hai aku serius Minseok. Baby Soo-ku benar – benar ada di sekolah ini dan ia temannya Jongdae. Jongdae kekasih yang selalu kau puja itu."
Minseok menurunkan kepalan tangannya dan beralih duduk di tepi ranjangnya.
"Lalu? Apa kau ingin bilang pada Kyungsoo kalau kau ini Joonmyun nya? Joonmyunnie hyung yang selalu menantikannya selama delapan tahun ini? Joonmyunnie hyung yang mengira kalau Baby Soo nya tak selamat dari koma berhari – hari? Begitu?"
"Aniyo !" jawab Suho tegas.
"Mwo? Waeyo?" Minseok mengubah posisinya menjadi lebih dekat pada Suho. Jawaban Suho sangat mengagetkannya.
"Ia kehilangan ingatannya dan itu semua karnaku. Karna aku mendorongnya saat mini bus berkecepatan tinggi itu ingin menabrak dan menghantam tubuhnya dengan keras. Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga karna aku panik dan khawatir. A-aku menyanyanginya, Minseok-ah. A-aku begitu mencintainya d-dan a–aku tak i-ingin k-kehilangannya. K-kehilangan sosok yang selalu membuat hidupku penuh dengan warna. A-aku .. hiks hiks.." akhirnya tangis itu pecah kembali. Air mata yang tadi ditahannya berhasil membobol pertahanannya. Suho menangis, menangisi perbuatan yang –menurutnya- membuat Kyungsoo menderita. Membuat Kyungsoo menderita karna harus merelakan memori indah bersamanya. Menderita karna trauma yang membuat ia harus kehilangan senyum ceria dan ocehan bawelnya. Menderita karna memilih untuk menjadi orang tertutup pada semua orang yang sebenarnya peduli padanya.
"Aku yang salah. Aku jahat. Aku orang jahat. Kyungsoo memang pantas melupakanku karna aku yang membuatnya menderita. A-aku .. hiks .." Minseok yang tak tahan melihat sahabatnya menangis, memilih untuk memeluknya. Menyalurkan kasih sayang seorang sahabat untuk Suho.
"Uljima Suho-ah. Ini semua tak sepenuhnya salahmu. Toh setidaknya, karna perbuatan nekatmu itu, ia bisa hidup. Bahkan hingga berumur enam belas tahun. Ia masih bisa menghirup oksigen sebanyak – banyaknya. Menikmati keindahan alam, ya walau memorinya tentang hubungan kalian hilang. Uljima Suho-ah. Bukankah seharusnya kau memperbaiki kesalahanmu itu? Maksudku, menjaganya sebagai Suho sang guardian. Ya, guardian dari Baby Soo-mu itu. Uljima Suho-ah."
Minseok terus menyemangati Suho. Memotivasinya agar tangisannya mereda.
"Hiks hiks .. gomawo Minseok-ah. Kau memang sahabat yang baik." Kemudian mereka melepas pelukan mereka setelah Minseok merasa tangisan Suho sudah mereda.
"Aigoo betapa jeleknya wajahmu itu sehabis menangis, ckck .. sana mandi !"
Buk
Suho melempar bantal yang ada di dekatnya ke arah Minseok yang sekarang tengah mengeluarkan cengiran khas Chanyeol.
"Kau juga sana mandi ! Badanmu bau iler tau !" balas Suho yang kemudian dibalas dengan lemparan bantal oleh Minseok.

Suho memutar – mutar bolpoint yang ada di tangannya. Ia menatap malas berkas – berkas yang ada di hadapannya sekarang. Berkas – berkas itu adalah nama para siswa baru penghuni asrama yang harus diajaknya untuk berkeliling asrama siang ini. Ia malas, di hari sabtu yang cerah ini ia harus berucap panjang lebar pada orang yang belum tentu mendengarkan semua penjelasannya. Ia menghela napas panjang. Ia punya dua bawahan yang mempunyai jabatan yang sama dengannya, tapi dua orang itu memilih menyibukkan diri mereka di kegiatan klub masing – masing.
"Aish~ seharusnya aku suruh Chanyeol dan Lay untuk izin dari kegiatan club mereka dan membagi tugas denganku untuk mengajak para penghuni baru ini mengelilingi asrama yang sudah ku kelilingi ribuan kali itu, ckck .. sial." Ia membanting bolpointnya kasar hingga benda itu terpental jauh dan menghilang ntah kemana.
Srak
Ia juga menghempaskan berkas – berkas yang ada di atas mejanya itu. Membuat lembaran kertas itu berhamburan mengelilingi lantai ruangannya sebagai Ketua Umum Asrama SM Senior High School milik kakeknya, Kim Youngmin *Sooman pensiun jadi saya ganti sama Kim Youngmin soalnya marganya sama kaya Suho, hehe #gakpenting*
"Eoh, Kyungsoo?" ia mengambil sebuah berkas yang berada di dekat kakinya. Di sana tertulis biodata Kyungsoo sebagai penghuni baru asrama di gedung pertama yang dikhususkan untuk siswa – siswa kelas satu. Matanya bergerak – gerak membaca setiap tulisan tangan yang ditorehkan diatas kertas putih itu. Sesekali mulutnya tersenyum membaca kalimat yang menurutnya lucu.
"Hobi: memasak, menyanyi, travelling untuk membeli baju? Ckck emak – emak sekali anak ini." Suho cekikikan sendiri di kursinya, ternyata Baby Soo-nya yang terlihat polos itu mempunyai hobi yang cukup menarik dan 'sedikit' aneh untuk seorang namja berusia enam belas tahun pada umumnya.
Kemudian matanya membulat sempurna ketika menemukan dimana tempat Kyungsoo sekarang berada. Gedung pertama lantai tiga nomor kamar 25. Dimana Jongdae juga tidur di sana. Ya, Kyungsoo sekamar dengan Jongdae.
"Aku harus ke sana, mengajaknnya berkeliling. Bukankah itu tugasku? Hehe .." ia tertawa kecil sebelum akhirnya keluar dari ruangannya yang cukup berantakan itu karna berkas – berkas yang tadi dihempaskannya tak ia bereskan terlebih dahulu.

Suho sudah sampai di depan kamar DaeSoo *bukan wong deso yah #plak*. Kamar no. 25 lantai tiga di gedung pertama asrama sekolahnya. Pintunya tertutup rapat dan sengaja dikunci. Ia mengintip ke dalam dari celah lubang kunci dan tak melihat apa – apa hingga sebuah seruan mengagetkannya.
"Suho hyung sedang apa di sini?" Suho membalikkan tubuhnya dan menemukan Kyungsoo menatap horror padanya.
Aigoo pasti dia berpikiran macam – macam setelah melihatku mengintip tadi, gumamnya.
"Aniyo~ hmm … ini." Suho menyodorkan kertas yang baru saja ia baca saat di ruangannya. Kyungsoo menerimanya dengan tatapan bingung.
"Apa ini hyung? Ini kan biodata ku sebagai penghuni asrama baru, apa ada yang salah?"
"Mwo?" mata Suho membulat sempurna, ia segera mengambil kertas yang tadi ia sodorkan dan menyimpannya di belakang tubuhnya.
Aigoo dasar Suho bodoh !, rutuknya.
"Err tadi Yoona seonsaengnim menyuruhku untuk mengajak penghuni baru berkeliling di sekitar asrama. Jadi, aku ke sini untuk mengajakmu berkeliling. Kau ada waktu?" Kyungsoo nampak berpikir kemudian ia mengagguk. Suho yang melihatnya ingin sekali melompat saat itu juga tapi diurungkan niatnya karna ia harus menjaga imagenya di depan Kyungsoo. Ckck dasar namja jaim-_-.
"A-ayo kita mulai berkeliling. Kita mulai dari gedung ini dulu ya." Kemudian Suho mulai berkicau panjang lebar pada Kyungsoo. Sesekali mereka tertawa bersama mendengar lelucon Suho tentang beberapa kejadian yang terjadi di asrama akhir – akhir ini.
"Kita punya tiga gedung asrama. Gedung pertama khusus siswa kelas satu. Gedung kedua khusus siswa kelas dua dan yang terakhir untuk kelas tiga. Masing – masing bertingkat enam. Tiga lantai pertama diperuntukkan untuk kamar. Satu lantai terdiri dari sepuluh kamar yang berjejer memanjang ke samping dan ada balkon di setiap kamarnya. Lantai empat untuk mencuci, mandi, dan lain – lain. Dua lantai berikutnya juga kamar seperti lantai satu, dua, dan tiga. Nah paling atas itu adalah atap yang sengaja di pasangi tambang yang cukup panjang untuk para penghuni asrama menjemur pakaian mereka yang telah dicuci."
Suho terus mengoceh, menjelaskan ini itu pada Kyungsoo yang hanya memasang ekspresi O_O nya. Ntah takjub dengan penjelasan Suho atau tak mengerti dengan penjelasannya. Molla, hanya dirinya dan Tuhan yang tau.
"Gedung asrama pertama sampai ketiga hanya dihubungkan dengan lorong yang lebih mirip jembatan. Ketiga gedung ini berbentuk letter U. Jadi setiap penghuni bisa saling melihat kamar penghuni lain. Sebenarnya, di dalam kamar asrama sudah ada kamar mandi kecil, tapi tetap saja ada kamar mandi lain yang berjejer di lantai empat. Tidak mungkin kan kau mansi dengan Jongdae berdua tiap hari di kamar mandi yang ada di kamar kalian?" Kyungsoo tertawa, begitupun Suho.
"Joonmyunnie~" seseorang berseru, suara lembut namun tetap memberikan kesan kalau ia itu namja. Suho dan Kyungsoo menoleh. Kedua mata mereka menangkap sesosok namja berbadan mungil yang sama dengan Baekhyun tengah menghampiri mereka dengan berlari kecil – kecil di lantai dua gedung asrama khusus siswa kelas tiga.
Grep
Sosok mungil itu memeluk tubuh Kyungsoo erat, seperti tak ingin melepaskannya. Matanya terpejam dan hidungnya bergerak menghirup aroma tubuh Suho. Beberapa menit kemudian ia melepaskan pelukannya itu.
"Joomyunnie, bogoshippo~" ucapnya lagi, kini dengan tangan yang menggoyang – goyangkannya kedua lengan Suho.
"Nado Luhan. Nado bogoshippo~" sekarang Suho yang balas memeluk sosok mungil itu, Luhan.
"Aigoo gege, jangan peluk – pelukkan di depan umum!" Seseorang lain berseru, melepaskan pelukan diantara Luhan dan Suho. Gaya poni lemparnya membuat Suho berdecak kesal setelah menyadari siapa sosok itu.
"Lay, kau kemana saja, eoh? Melarikan diri dari tugas, huh?" Suho marah – marah ketika namja berponi lempar itu berdiri diantaranya dan Luhan. Lay -namja itu- hanya bisa memasang cengiran khas Chanyeol. "Mana juga si Lazy Virus itu?"
"Eoh, sejak kapan julukan Chanyeol berubah menjadi itu Joomyunnie?"
"Sejak ia dan adik sepupumu ini melarikan diri dari tugasnya, Lu" Luhan menatap Lay dan Suho bergantian, tak mengerti dengan arah pembicaraan ini.
"Kan aku sudah izin untuk menghadiri kegiatan klub. Hyung juga sudah memberi izin berarti kami tidak melarikan diri dong."
"Tapi .."
"Sstt … sudah jangan bertengkar lagi. Kalian tidak malu dilihat orang baru di belakang Joonmyun?" ucap Luhan yang menunjuk Kyungsoo yang sedari tadi diam berdiri mematung di tempatnya. Karna perdebatan dengan Lay, Suho melupakan sosok itu.
"Mianhae Kyungsoo-ah." ucap Suho sambil menarik lembut Kyungsoo untuk mendekat pada Luhan dan Lay.
"Nuguya? Pacar mu Joonmyunnie?" tanya Luhan sambil tersenyum manis seperti biasa.
"B-bukan, saya hoobaenya Suho hyung."
"Mwo? Suho? Aish panggil dia Joonmyun saja, nama itu tak cocok untuknya." Ucap Luhan sambil memukul pelan lengan Suho. Suho melirik Kyungsoo sebentar, dilihatnya tatapan bingung Kyungsoo.
"Lupakan itu, kita berkenalan saja. Luhan, ini Kyungsoo, penghuni baru asrama gedung pertama. Ia tetangga sekaligus teman sekamar Jongdae." Jelas Suho.
"Mwo? Jadi ini teman Jongdae yang tempo hari ia ceritakan? Aigoo benar – benar namja yang manis dan polos." Luhan berlari kecil untuk mempersempit jaraknya dengan Kyungsoo, meraih tangan Kyungsoo dan menjabatnya erat. "Aku Xi Luhan, kau bisa panggil aku Luhan gege karna aku berasal dari China. Tapi kalau Luhan hyung juga boleh, hehe .."
Namja yang cantik dan imut, gumam Kyungsoo dalam hati.
"Ini Lay, dia ketua asrama untuk siswa kelas satu. Ia seangkatan denganmu. Ia adik sepupu dari Luhan." Lay yang giliran menjabat erat tangan Kyungsoo. Sedikit menyibakkan poninya yang hampir menutupi mata itu.
"Aku Lay. Tapi itu hanya nama panggilan. Nama asliku Zhang Yi Xing. Aku kelas 1C. Bangapta^^" Kyungsoo hanya tersenyum menanggapi acara perkenalan dadakkan itu. Setelah acara perkenalan selesai, ia kembali berkeliling dengan Suho. Sedangkan Luhan dan Lay pergi ntah kemana.
"Gomawo untuk jalan – jalannya hyung." ucap Kyungsoo setelah acara berkeliling yang cukup melelahkan itu selesai. Suho menunduk, kemudian memasang senyumnya.
"Sekarang kau masuklah ke dalam. Istirahatkan badanmu, ne?" Kyungsoo hanya mengangguk, namun tak beranjak dari tempatnya. Suho yang melihat itu jadi menatap penuh tanda tanya padanya.
"Hyung boleh aku bertanya sesuatu?" suara Kyungsoo terdengar lirih, wajahnya juga terlihat pucat. Suho yang sudah berniat pergi jadi mengurungkan niatnya.
"Ne~ mau tanya apa?"
"Seebelumnya .. Apa kita pernah bertemu?" pertanyaan yang tak diduga Suho sebelumnya mengalir begitu saja dari mulut Kyungsoo. Matanya menatap lurus ke depan pada kedua bola mata Kyungsoo yang sekarang menatap dalam matanya. Ia ingin bilang 'iya', tapi mengingat cerita Jongdae padanya tempo hari, ia kubur keinginannya itu.
"Aniyo~ kita baru bertemu beberapa hari lalu di perpustakaan sekolah."
"Tapi ku rasa kita pernah bertemu sebelumnya. Hyung juga sendiri yang bilang kalau hyung pernah melihatku. Hyung jawab yang jujur!" kata – kata itu menusuk hati Suho. Sakit rasanya. Namun ia bisa berbuat apa? Kalaupun ia jujur sekarang, mungkin setelah ini ia akan mendapati tubuh Kyungsoo yang lemah terbujur kaku di rumah sakit.
"Ani~ kalaupun aku pernah bertemu denganmu, itu pasti di sekolah ini. Saat upacara penerimaan siswa baru sekitar tiga bulan lalu." Kyungsoo menghela napas panjang, ntah ia yakin atau tidak dengan perkataan Suho tapi kondisinya yang memang sangat lelah karna habis berjalan seharian itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.
"Kalau begitu, aku masuk ke dalam ya hyung. Sekali lagi, gomawo atas jalan – jalannya." Kyungsoo sedikit membungkukkan badannya dan mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar asramanya. Suho yang melihat pintu kamar bernomor 25 itu sudah tertutup segera melangkahkan kakinya pergi menjauh dari tempat itu dengan membawa luka yang telah menggores hatinya karna harus terpaksa berbohong pada Baby Soo-nya.
Mianhae Kyungsoo-ah, jeongmal mianhae, gumamnya di sepanjang perjalanannya menuju kamar asramanya.

Suho pov
Treng …..
Bel sekolah berbunyi, waktunya untuk mengisi perutku yang sudah demo dari tadi. Namun getaran handphoneku mengurungkan niatku untuk segera ke kantin. Aku merogoh sakuku dan mengeluarkan benda berwarna silver itu untuk melihat apa yang terjadi dengan benda kecil itu.
From: Yuri ahjumma
Joonmyun-ah istirahat ini segera ke ruanganku. Aku ada tugas untukmu.
Aku menghela napas panjang, ahjumma ini selalu mengganggu waktuku saja. Aku mengelus perutku menyuruhnya untuk bersabar. Kemudian aku melangkah ke kantor wakil kepala sekolah, tempat Yuri ahjumma berada.
Tok tok tok
Ku ketuk pintu, setelah ada seruan untuk masuk, aku membuka pintu dan masuk ke dalam.
"Ada apa ahjumma?" tanyaku sambil duduk di sebuah kursi di depan mejanya.
"Ini di sekolah, jangan panggil aku seperti itu." Ia marah, menatap tajam ke arahku yang hanya menatap datar padanya.
"Mianhae, aku keceplosan." Ucapku datar. Ia menghela napas dan mendekatkan kursinya ke meja. Tangannya bergerak mengobrak – abrik setumpuk dokumen yang ada di atas meja. Ntah apa yang ia cari, aku tak peduli.
"Ige !" ia melemparkan sebuah dokumen ke arahku. Aku menatap dokumen itu sekilas dan seketika terbelalak.
"Eoh, dapat dari mana foto – foto ini ahjum-eh maksudku Yuri seonsaengnim?" ia membetulkan posisi duduknya dan memberi isyarat agar aku lebih mendekat padanya.
"Malam lalu, aku menyuruh Kyuhyun oppa untuk berpatroli di sekitar asrama kelas tiga. Darijam tiga pagi hingga jam sembilan. Dilanjutkan kembali dari jam sebelas malm hingga jam tiga pagi esok harinya. Ia ku suruh membawa kamera juga dan itulah yang berhasil dipotret kameranya." Ia berbisik, seperti ada penguping di luar sana. Aku hanya mengangguk mengerti dan memperhatikan foto – foto itu dengan saksama.
"Hei ini kan lantai dua. Kamarku juga disana, tapi kenapa aku tak merasa melihat orang – orang ini yah?" aku membolak – balikkan foto itu, berusaha mengenali siapa yang ada di foto itu. Tapi gagal, foto itu terlalu gelap dan hanya memperlihatkan tiga punggung namja yang baru saja melompati tebing tinggi pembatas gedung asrama kelas tiga dengan dunia luar.
"Sebenarnya, hanya tak sekali itu saja. Bukan hanya Kyuhyun oppa yang menemukan aksi mereka melompati tebing tinggi pembatas itu. Tapi, Ryeowook oppa dan Sungmin oppa juga, ckck .."
"Mereka melakukan ini tiap malam?" sekarang, perutku yang tadinya lapar sudah tak terasa. Aku lebih tertarik pada tiga namja ini.
"Kurasa iya, dan mereka selalu ditemukan di gedung asrama kelas tiga. Hanya anehnya .." Yuri ahjumma berdiri dan membungkukkan badannya untuk mendekat padaku, ia hampir menempelkan mulutnya ke pipiku. "mereka selalu datang dengan membawa sebuah kotak dan pergi dengan tangan kosong, Joonmyun." Ucapnya berbisik di telingaku, membuatku merinding.
"Err jadi mereka ini penstalker, begitu?" Yuri ahjumma mengangguk kemudian kembali duduk di kursinya.
"Kim youngmin harabeoji tau hal ini?"
"Tentu tidak, kalau pun tau pasti dia masa bodoh. Kakekmu itu ckck … sekarang saja ia sedang pergi ke China dengan alasan studi banding. Apa kau percaya itu?" aku menggeleng.
"Pasti dia berbisnis, ckck .. Lalu apa tugasku?"
"Jum'at ini kau bersama Chanyeol dan Lay berpatroli. Ajak beberapa siswa juga, pilih yang kekar supaya kalau para penstalker itu tertangkap bisa digebuki."
"Aish teganya kau-_-"
"Hahaha hanya bercanda, tangkap saja. Foto mereka, tanyakan identitas dan alasan mereka melakukan ini semua. Ya, walau aku yakin sebenarnya apa yang mereka stalker selama ini." Aku tersenyum dengan tindakan Yuri ahjumma. Ia memang wakil kepala sekolah yang baik. Beruntung juga Youngmin harabeoji memiliki anak bungsu macam dia. Juga tiga anak lainnya, Kyuhyun ahjussi, Ryeowook ahjussi dan Sungmin ahjussi. Mereka bekerja sebagai mafia membuat mereka dipilih Yuri ahjumma untuk berpatroli di sekitar sekolah dan asrama ini walau hanya sesekali. Tapi lihat saja hasilnya, begitu memuaskan walau foto yang diambil tidak terlalu jelas. Tapi setidaknya, sudah ketahuan bahwa tiga namja inilah penstalker atau penstalker siswa – siswa yang tinggal di asrama SM Senior High School.
"Memang apa yang mereka stalker selama ini?" tanyaku dengan memasang wajah sok serius dan ingin tahu.
"Luhan, namja cantik yang berasal dari China itu. Mereka menstalker Luhan, aku yakin itu." Aku tidak terkejut, pemikiran ku hampir sama dengan pemikiran Yuri ahjumma. Tapi masa iya tiga orang menstalker Luhan dengan bersama – sama seperti ini? Pasti ada dua orang lain yang mereka stalker dan aku harus cari tahu.
"Kalau begitu aku boleh keluar sekarang?"
"Ne~ ah tapi jangan beritahu siapa – siapa tentang ini, hanya aku, kau dan siswa yang ikut berpatroli bersamamu. Oiya, selalu beri kabar aku Joonmyun-ah." Aku mengangguk kemudian pergi meninggalkannya. Aku tak jadi ke kantin, lapar ku benar – benar hilang. Aku memilih balik ke asrama, menyimpan foto – foto itu di laci meja belajarku.
"Bagaimana kalau aku pilih saja sekarang siswa yang akan berpatroli denganku? Ya sebaiknya begitu." Aku mengambil kertas kosong yang tertumpuk di atas meja belajarku dan mulai menuliskan nama – nama siswa yang kupilih secara acak dari kelas tiga sampai kelas satu untuk patroli Jum'at ini.
"Joonmyun-ah" sebuah panggilan menghentikan aktifitasku, aku melirik ke pintu dan terlihat Luhan disana.
"Luhan, ada apa?" aku menaruh pulpen dan kertas yang sudah ku coret – coret itu di atas meja dan menghampiri Luhan yang berdiri di ambang pintu.
"Itu soal perekrutan anggota klub yang baru. Kita sudah kelas tiga, tadi Park seonsaengnim menyuruh kita untuk fokus saja ke ujian akhir yang akan kita hadapi beberapa bulan lagi. Jadi akhir bulan ini kita sudah harus regenerasi."
"Oh, ku kira ada apa. Oiya aku baru ingat kalau Kyungsoo belum memilih kegiatan klub mana yang akan ia pilih selama bersekolah di sini." Ntah kenapa, tiba – tiba wajah Kyungsoo terlintas di wajahku dan berniat mengajaknya kembali berkeliling sekolah hari ini. Menghabiskan waktu hanya berdua dengannya.
"Nah kebetulan sekali Kyungsoo dan yang lainnya sedang di kantin. Kau ajak dia masuk ke klub vocal hehe .." aku tersenyum dan mengangguk atas saran Luhan.
"Kalau begitu, ayo kita ke kantin."
"Ne~ ah tapi tunggu, tadi kau sedang apa? Kok sepertinya serius sekali." Aku masuk kembali ke kamar dan mengambil kertas yang tadi sudah ku tulisi nama – nama siswa yang akan ikut berpatroli denganku. Bukankah, kata Yuri ahjumma hanya aku, dia dan siswa yang ikut berpatroli yang boleh tau masalah ini? Luhan pun sudah ku pilih untuk ikut berpatroli, berarti ia berhak tau.
"Ini daftar nama siswa yang akan berpatroli Jum'at ini. Luhan juga ikutan loh!" ucapku seraya memberikan kertas itu pada Luhan. Ia melihatnya sebentar kemudian menyodorkannya kembali padaku.
"Boleh aku tambahkan?" tanyanya.
"Tentu, Lu. Semakin banyak semakin bagus."
"Sertakan Kyungsoo. Aku tau dia pasti akan bingung mau melakukan apa saat patrol, tapi bukannya membuatnya betah tinggal di asrama itu tugas ketua asrama?" mata Luhan berbinar juga menggambarkan permohonan disana.
"Tentu, Lu. Kita ajarkan ia cara berpatroli yang benar, hehe .." kemudian aku mengambil pulpen dan menuliskan nama Kyungsoo di atas kertas itu. Setelahnya aku dan Luhan ke kantin untuk bertemu teman kami yang lain.

"Woaa asyiknya kita yang dapat giliran patroli untuk minggu ini. Huwaaaahh .." Jongdae berteriak girang ketika aku memberitahu tentang giliran patroli khusus siswa yang memang diadakan setiap minggu di sekolah ini.
"Kenapa hari Jum'at? Kenapa tidak Rabu saja? Kan Kamisnya kita dibolehkan bolos dan terhindar dari Leeteuk seonsaengnim, si guru matematika killer itu." Aku mendeath glare Kris. Kebiasaanya untuk membolos saat pelajaran Leeteuk seonsaengnim tak hilang – hilang juga.
"Tak apa kalau Jum'at, Kris hyung. Sabtunya kan kita libur jadi kita bisa patroli sampai jam lima pagi. Lalu setelahnya kita tidur seharian." Ucap Chanyeol semangat.
Pletak
"Aw~" Chanyeol meringis karna mendapat jitakan dari Baekhyun yang duduk di sebelahnya.
"Sabtu ada kegiatan klub, pabbo !" Chanyeol nyengir kuda, seperti biasa.
"Oiya ngomong – ngomong soal klub, Kyungsoo memilih klub apa?" kini giliran Luhan yang berkicau. Kyungsoo yang dari tadi hanya diam kini menatap kami semua bingung.
"Klub? Di sini ada yang seperti itu juga?" tanyanya dengan mata besarnya yang membulat, lucu sekali.
"Ne~ ada klub memasak loh Kyungsoo~" seruku semangat.
"Mwo? Jinjja hyung?" mata besarnya semakin membulat dan hampir saja keluar dari tempatnya.
"Ne~ Kyungsoo suka memasak kan?" kini dirinya tertunduk dan dapat ku lihat rona merah terlukis dikedua pipinya. Aku hanya tersenyum melihatnya.
Cantik dan manis, gumamku.
"Ada klub vocal juga, Kyungsoo ikut klub vocal saja." Seru Luhan. Aigoo bahkan aku sampai lupa akan janji padanya untuk mempromosikan klub kami. Aku malah mempromosikan klub memasak-_-.
"Ah a-aku juga suka menyanyi, hyung." akunya malu.
"Coba bernyanyi, kami ingin mendengar suaramu, pasti merdu." Kemudian meja yang kami bergetar karna Chanyeol dan Jongdae menggebrak – gebraknya. Sedangkan disekitarku jadi berisik karna Luhan, Baekhyun, dan Xiumin bersorak – sorak menyuruh Kyungsoo untuk bernyanyi. Hanya aku, Kris dan Lay yang diam dari tadi walau sebenarnya aku juga ingin mendengar suaranya.
"Eng .. kapan – kapan saja hyung. Tenggorokanku sedang sakit, hehe .." aku tau dia berbohong, aku tau dia hanya malu. Namun akhirnya kami mengerti dan berhenti membuat gaduh karna beberapa pasang mata menatap tajam pada kami.
"Oiya hyung, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Kyungsoo berbisik padaku. Aku dapat mendengarnya karna aku duduk tepat di sebelahnya.
"Tentu, apa?"
"Bukankah sekolah kita ini dikhususkan untuk namja? Kenapa sampai ada klub memasak segala?"
"Kau tau chef – chef terkenal di hotel berbintang lima yang bertebaran di Korea Selatan, bahkan di luar negeri sana? Mereka kebanyakan lulusan dari sini dan ternyata dulunya mengikuti klub memasak."
"Woaa daebak~" matanya berbinar – binar, namun masih terdengar berbisik. Aku hanya tersenyum melihatnya. "Kalau begitu, aku mau ikut klub memasak hyung. tapi sebenarnya, ingin ikut klub vocal juga."
"Boleh kok mengikuti dua kegiatan klub sekaligus. Hanya saja, kau harus bisa bagi waktu, ne?" Kyungsoo mengangguk senang kemudian kembali bergabung dengan yang lain membicarakan hal yang tidak terlalu penting.

Author pov
Suho melangkahkan kakinya kecil – kecil. Ditangannya sudah ada list buku yang akan ia pinjam untuk memantapkan otaknya pada beberapa materi yang –menurutnya- cukup sulit untuk tes besok. Seulas senyum terkembang di bibirnya ketika kedua matanya telah menemukan pintu besar berwarna coklat dengan tulisan 'Library' di atas pintu itu.
Ia memegang gagang pintu dan mendorongnya hingga pintu itu terbuka dan membiarkan tubuhnya masuk ke dalam ruangan yang bisa dibilang cukup besar itu. Kakinya melangkah menuju meja librarian untuk mengisi daftar pengunjung perpustakaan hari itu. Setelahnya, tangannya bergerak menelusuri setiap nama pengunjung perpustakaan hari itu dan berhenti di satu nama yang beberapa hari lalu masuk kembali ke dalam kehidupannya yang sepi dan kosong setelah delapan tahun silam.
"Suho hyung~" seseorang berseru sedikit berisik. Suho membalikkan tubuhnya semangat untuk melihat orang itu. Sebuah senyuman yang manis dan tulus sudah siap ia berikan pada orang itu. Namun ia malah terdiam mematung di tempatnya ketika melihat orang itu dengan seorang namja lain.
Hatinya sakit, dadanya merasakan sesak yang membuatnya ingin segera berlari meninggalkan tempat dimana ia berdiri sekarang. Namun pandangan teduh orang itu membuatnya mengurungkan niatnya. Ia menekan mati – matian rasa sakit di ulu hatinya dan memilih untuk mendekati orang itu.
"Kyungsoo, kau ke perpustakaan juga?" tanyanya basa – basi pada orang itu, Kyungsoo. Senyuman manis dan tulusnya masih ia kembangkan walau hatinya terasa seperti tersayat – sayat pisau tajam sekarang.
"Ne~ setiap hari aku memang ke sini hyung." jawab Kyungsoo dengan wajah cerianya.
"Oh, untuk apa? belajar bersama?" tanya Suho lagi, namun sekarang senyum itu hilang, berganti dengan tatapan datar namun tetap terlihat biasa bagi Kyungsoo.
"Bisa dibilang begitu. Tapi mungkin lebih tepatnya, aku mengajari Kai beberapa materi pelajaran yang ia tak mengerti."
"Kai?" kini mata Suho beralih pada sosok yang dari tadi sibuk mengerjakan sebuah soal di bukunya. Ia terlihat begitu serius sampai tak menyadari kedatangan Suho yang mencapnya sebagai 'pengganggu', padahal kalau dipikir, Suho lah yang mengganggu proses belajar dirinya dan Kyungsoo.
"Ne~ ini Kai. Ia siswa sekolah sebelah hyung." Kai yang merasa dirinya jadi bahan perbincangan antara Kyungsoo dan Suho terpaksa menghentikkan aktifitasnya dan menatap pada keduanya. "Kai, ini Suho hyung. Sunbae yang sudah ku anggap hyungku sendiri, hehe .." Kyungsoo terkikik kecil menyadari ucapannya secara pihak itu. Sejak mereka berteman, tak pernah ada perjanjian di antara dirinya dan Suho yang menganggap bahwa Suho itu sudah seperti hyung kandungnya, hanya Kyungsoo yang menganggap begitu dan anggapannya itu membuat Suho semakin sakit hati saja.
Kai berdiri untuk menghormati Suho, tentu saja karna Kai itu orang luar dan ia berkenalan dengan siswa paling senior di sini. Kai mengulurkan tanganya sembari mengucapkan namanya.
"Kim Jong In imnida^^ tapi sunbae bisa memanggilku dengan nama bekenku, Kai."
"Kim Suho imnida^^. Kau bisa memanggilku Suho." Suho membalas uluran tangan Kai dengan menjabat tangan itu. Kemudian melepaskannya setelah beberapa menit mereka menggoyangkannya.
"Oiya, Suho hyung ke sini mau apa?"
"Ah ini, hyung mau meminjam buku – buku yang berhubungan dengan materi pelajaran hari ini."
"Oh." hanya itu tanggapan dari Kyungsoo sebelum akhirnya Suho mulai melakukan tujuan awalnya ke sini. Mencari buku – buku yang sudah ia tulis dalam sebuah kertas putih di tangannya dan segera pergi menjauh dari tempat itu dengan luka yang amat terasa sakit.
.
.
.
TBC
.
.
.
maaf apdetnya lama (-/\-) saya disibukkan dengan kegiatan saya dirumah u.u
mari balas review dulu ya:
Park rein: emang tbc di tempat yang bener kaya gimana neng? ini udah dilanjut ya~

Jung Jaejin: tapi D.O bias kedua ... bias utama always PAPA SUHOOOOOO #plak
ini udh di lanjut yaa ... maaf telat #bow

SuDo Ship: iyaa ya kok ada Kai yah? *yee kan lo yang buat ff nya thor-_-*
si papa suho gak cemburu kook, kan ada aku si mama ke dua pengganti D.O #ditendang
makasih udah bilang ff ku bagus #bighug
aku dukung banget ini couple jadi REAL COUPLE *digaplok Kai*

Reita: kyungsoo sama siapa aja cocok kok :) kecuali sama Kai #plak kidding *peace

Lyasari'snowers: KaiD.O nomor dua setelah SuD.O #plak
Lay sama Kai ? tunggu di chap selanjutnya aja, keke XD

AEGYA SUDO: emang yang tepat tuh tbc nya di mana neng? O.o
ini udah di lanjut yaaa~

.
.
.
Huwahhh saya mau berterimakasih buat yang udah review FF saya #bow
tolong yang ini di review lagi yaaa~ #bowwithSuD.O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar