Pengikut

Selasa, 16 Oktober 2012

Memory About Love - Chap 6

Title: Memory About Love - Chap 6
Author: babysudo
Genre: Romance, yaoi, friendship
Rating: Teen
Cast: Kim Joonmyun (Suho EXO - K)
Do Kyungsoo (D.O EXO - K)
Other cast: Find it by yourself
Disclaimer: Alur cerita cHo yang buat. Semua yang terjadi di fanfic ini author yang buat. author yang punya fanfic ini. NO PLAGIAT ! Cuma cast yang milik Tuhan.
Gak mau banyak omong lagi langsung baca aja ... Oh jangan marah kalau ini fanfic makin hari makin gaje, banyak typo (s), alur berantakan, kecepatan, dan lain - lainnya.
HAPPY READING ALL ^O^

Malam sabtu yang indah karna malam ini adalah bulan purnama dengan sinar yang begitu terang di atas langit sana. Suho yang sudah bersiap dengan segala peralatan patrolinya menatap sendu langit itu. Walau langit indah malam itu, dihiasi bintang yang bertaburan di mana – mana, tapi hatinya baru saja terluka oleh sebuah sayatan mendalam. Bahkan mungkin akan berbekas sampai akhir hayatnya.
"Hyung kami sudah siap." Lapor Jongdae dengan senter di tangannya.
"Kajja kita berkumpul." Suho, Jongdae, Kyungsoo dan Lay bergegas menuju gedung asrama ketiga. Lebih tepatnya kamar Kris.
"Kris, Baekhyun dan Luhan berjaga di gedung asrama ketiga. Aku, Lay dan Jongdae di gedung asrama pertama. Minseok, Chanyeol, dan Kyungsoo di gedung asrama ketiga." Setelah semua mengangguk setuju atas pembagian kelompok itu, mereka menuju pos masing – masing.
KrisHyunHan side
Baekhyun dan Luhan merapatkan jaket mereka. Mereka berdua ditambah Kris mulai berpatroli di gedung asrama ketiga.
"Ngg .. Baekhyun." Panggil Kris pada Baekhyun yang sedang mengobrol pada Luhan.
"Ne hyung, waeyo?"
"Soal Chanyeol aku .. mau menjelaskan semuanya padamu." Baekhyun melirik Luhan sejenak, mungkin untuk meminta pendapatnya atau mungkin—
"Aku periksa lantai dua dulu, ne?" pamit Luhan sambil meninggalkan keduanya.
"Terus siaga Luhan hyung." Seru Baekhyun yang dijawab acungan jempol oleh Luhan, "jadi, apa yang ingin kau jelaskan, Kris hyung?"
"Aku tidak ada hubungan apa – apa dengan Chanyeol. Kami—"
"—hanya berteman karna sama – sama menyukai music RnB ? Aku tau itu hyung." Potong Baekhyun cepat sambil memamerkan senyumnya.
"Jadi, kau tak—"
"—marah? Cemburu? Itu pasti hyung, tapi kata Suho hyung 'yang terpenting adalah kepercayaan' jadi aku percaya pada Chanyeol kalau hyung dan dia tidak ada apa – apa. Lagipula—"
"—aku sudah ada Baby Panda, right?" Baekhyun tak menjawab, ia hanya mengangguk sambil kembali menyunggingkan senyumnya, "ergh hentikan itu bacon !".
"Mwo? Apanya yang dihentikkan hyung?" Tanya Baekhyun sambil memandang heran ke arah Kris.
"Err itu .. senyumanmu itu."
"Mwo? Waeyo hyung?" Kris tak menjawab, ia langsung membuang muka ke arah lain. Menyembunyikan wajahnya yang mulai .. memerah?"
Baekhyun tersenyum jahil, ia tahu apa maksud teman dekat kekasihnya ini.
"Hyung .. jatuh cinta pada senyumanku ya? Ya kan? Ayo hyung mengaku saja." Goda Baekhyun.
"A-aniyo~"
"Masa sih hyung?" tangan Baekhyun terangkat, menggelitik pinggang Kris.
"Ya! Hentikkan itu!"
"Hahaha XD kalau Chanyeol tahu nanti hyung bisa babak belur loh hyung."
"Err lupakan. Aku akui senyumanmu memang manis tapi … senyuman Tao lebih manis."
"Oh baiklah .. Aku percaya."
"Jelas kau harus percaya."
"Haha sudahlah hyung jangan ngotot begitu." Baekhyun mulai melangkahkan kakinya, meninggalkan Kris yang berusaha menahan amarahnya.
"Ya! Kalau kau bukan namjachingu Chanyeol, sudah ku patahkan tulang – tulangmu Byun Baekhyun." Teriaknya.
"Coba saja kalau berani hyung~ aku akan adukan kau pada Chanyeol kalau kau—"
"Aaaaa maling !" teriakan Luhan yang tiba – tiba membuat dua orang yang sedang berdebat itu langsung berlari menuju lantai dua.
MinYeolSoo side
"Careless careless ..." Minseok bersenandung lagu exo – mama. Lagu dari sebuah boyband yang tengah naik daun di Korea saat itu. Chanyeol yang tahu lagu itu ikut bernyanyi bersama Minseok, namun ia menyanyikan bagian rapp-nya. Kyungsoo yang berada di tengah – tengah mereka malah menatap horror keduanya.
"Hyungdeul ini sudah malam, jangan menyanyikan lagu itu." Protesnya. Chanyeol dan Minseok langsung berhenti bernyanyi dan menatap Kyungsoo balik.
"Waeyo? Ini bukan malam Jum'at Kyungsoo dan—" –Chanyeol.
"—ini baru jam sebelas. Belum tengah malam." Lanjut Minseok.
"Tetap saja hyung lagu itu horror." Chanyeol dan Minseok hanya ber'O' ria hingga akhirnya langkah mereka terhenti karna mendengar seruan Kris dari walky talki yang dipegang Minseok.
"A-yo dimana kalian, eoh?"
"Kami di lantai tiga gedung asrama kedua hyung. Waeyo?"
"Dia tadi ke sana ! Turun dengan tali dan dan …"
"Sabar Luhan hyung, ceritanya pelan – pelan."
Chanyeol, Minseok, dan Kyungsoo menyerngitkan dahi mereka ketika mendengar suara Luhan yang berteriak panik dan Baekhyun yang ikutan panik karna mendengar cerita Luhan.
"Hey hey hyung ada apa dengan Lulu hyung dan Bacon-ku, eoh?"
"Ya! Jangan panggil aku Lulu atau ku buang bacon-mu Chanyeol !" Chanyeol menelan berat salivanya. Ternyata biar sedang panik begitu, Luhan tetap sadar jika Chanyeol memanggilnya dengan sebutan 'Lulu'.
"Stop dulu bertengkarnya, jadi ada apa Kris?" Tanya Minseok menenangkan suasana tegang tadi.
"Aku tidak tahu kejadian aslinya, yang aku dengar hanya teriakan Luhan yang bilang kalau ada maling di kamarnya dan maling itu turun ke lantai bawah lewat balkon dengan tali yang sudah dipasangi sebuah jangkar." Jelas Kris.
"Lalu, apa yang hilang? Kenapa kalian tak segera mengejarnya?" Tanya Kyungsoo.
"Kami sedang mengamati semua barang yang ada di kamar ini tapi justru tak ada apa – apa yang hilang. Masih lengkap, malah kami menemukan sebuah boneka rusa berukuran sedang." Jelas Kris lagi.
"Pabbo! Itu bukan maling, tapi stalker !" seru Minseok, Chanyeol dan Kyungsoo berbarengan.
"E-eh stalker? Tapi bukannya kalau begitu penggemar rahasia, eoh?"
"Ah sama sa—"
"Ya! Ya! Luhan! Baekhyun jangan tinggalkan aku."
Kemudian pembicaraan antar walky talki itu terhenti begitu saja.
"Jadi, sekarang kita harus apa, hyungdeul?" Tanya Kyungsoo dengan wajah innocentnya.
"Hmm .. ke taman belakang. Mungkin pen-stalker itu masih berusaha memanjat tebing tinggi beranjau asrama kita." Kemudian ketiganya berlari turun ke lantai bawah untuk menuju taman belakang asrama.
SuLayDae side
Beda dari dua kelompok yang tukang ribut tadi, kelompok yang dipimpin Suho justru kelompok paling sepi. Suho, Lay dan Jongdae dari tadi tak ada yang berucap. Mata mereka terus tertuju ke sudut – sudut asrama yang mungkin saja dijadikan tempat mengumpat untuk para maling atau pen-stalker atau lainnya.
"Hyung apa ada laporan dari kelompok Kris hyung dan Minseok hyung?" Tanya Jongdae yang akhirnya membuka suara.
"Hmm ntahlah dari tadi walky talki yang ku pegang tak bersuara. Handphoneku juga tak berdering."
"Kalau begitu, aku ke kamarku dulu hyung, boleh tidak?" ijin Lay dan mendapat anggukan dari Suho. Lay langsung berjalan mundur dan berbalik untuk menuju tangga yang membawanya ke lantai tiga, dimana kamarnya berada.
"Akhirnya kita berdua juga hyung." Ucap Jongdae sambil bernapas lega. Suho menghentikkan langkahnya dan menghadap ke Jongdae dengan tatapan heran.
"Mwo? Waeyo? Jangan bilang kalau Lay—"
"—aniyo hyung. Aku hanya ingin berbicara empat mata denganmu."
"Bicara apa?"
"Soal …. Kyungsoo dan—"
Bruk
Sebuah suara benda jatuh menghentikkan ucapan Jongdae. Suho dan Jongdae langsung menatap pintu sebuah kamar yang berada di dekat mereka.
Brak
Jongdae dan Suho mendobrak pintu kamar itu secara paksa dan membuat orang yang menghuni kamar itu terkejut.
"Ya! Apa yang kalian lakukan?" Tanya salah satu dari penghuni yang bernama Taemin itu.
"M-mianhae Taemin-ssi. Tadi kami mendengar suara benda jatuh dan berasal dari sini jadi kami—"
"Ya! Jangan kabur kau !" teriakan Lay dari lantai tiga yang tepatnya berada tepat di atas kamar Taemin ini terdengar. Tanpa mendapat ijin dari Taemin, Suho dan Jongdae langsung menerobos lebih dalam kamar itu menuju balkon kamar itu.
"Suho hyung, Jongdae dia maling ! Cepat tangkap dia !" seru Lay antusias.
Suho dan Jongdae mendonggakkan kepala mereka melihat kepala Lay dan seperempat tubuhnya yang keluar dari tepi balkon. Setelah mengangguk, mereka langsung keluar dari kamar Taemin untuk mengejar seseorang yang katanya 'maling' itu.
Suho pov
Jongdae ku suruh lewat pintu lain dari gedung asrama pertama ini. Namun ntah memang dia sudah lelah berlari atau apa, aku tetap yang datang lebih awal ke taman belakang asrama. Di sana di sisi lain taman ini, ada sebuah tebing tinggi yang di atasnya terdapat ranjau. Kalau pun ternyata maling atau stalker itu lolos, berarti ia cukup pandai dalam hal melarikan diri.
"Suho! Awas !" suara baritone Kris menginterupsiku untuk minggir, aku yang sedang berlari langsung membalikkan badanku untuk tahu apa yang harus aku hindari. Dan saat aku berbalik—
Bruk
Aku terdorong jatuh, seseorang menubrukku. Yang aku lihat, ia seorang namja tinggi dengan pakaian serba hitam, memakai topi yang warna hitam juga dan masker mulut yang berwarna hitam juga. Aku berusaha bangun untuk mengejar namja itu, tapi punggungku terlalu sakit untuk sekedar bergerak.
"Hyung, gwenchanayo? Hosh hosh .." Tanya Baekhyun dengan napas ngos – ngosan. Luhan sudah terduduk di tempatnya. Kyungsoo dan Jongdae juga. Hanya tinggal Kris, Chanyeol dan Minseok yang masih terus mengejar namja itu.
"Ada dua, eoh? Hosh hosh hosh …" aku mencoba membuka mataku lebih lebar walau sekarang pusing mulai menjalar ke kepalaku. Ntahlah, sepertinya tubrukan tadi terlalu keras hingga aku sampai kesakitan seperti ini.
"Ada dua bagaimana, Lay?" Tanya Baekhyun.
"Di kamarku juga ada maling, tapi ia memakai pakaian serba biru dongker dan berlari ke sini dan hosh hosh .." Lay juga kecapaian, ia berhenti berucap dan mendudukkan dirinya di dekat Jongdae.
"Ya! Jangan kabur kau!" aku mendengar teriakan Kris, terdengar begitu kecil dan itu membuatku harus ikutan mengejarnya.
"Hyung kau mau kemana? Kau istirahat saja hyung !" perintah Baekhyun tapi aku tak memedulikannya. Aku memaksakan tubuhku untuk bergerak dan berlari.
.
Aku menajamkan penglihatanku, kini di depanku hanya ada semak belukar, beberapa pohon besar dan tebing tinggi beranjau. Aku sudah sampai di ujung taman asrama. Jika aku berbelok ke kanan, aku akan menemukan gerbang asrama yang menghubungkan langsung dengan jalan raya.
Srak srak
Suara grasak – grusuk terdengar dari semak belukar. Sepertinya ada satu atau mungkin dua orang maling bersembunyi di sana. Tapi aku tak menemukan Kris atau Minseok.
"Hosh hosh kemana dia ya?" tiba – tiba suara terdengar di belakangku. Aku langsung membalikkan badanku ke belakang.
"Kris? Mana Minseok? Hosh hosh .." tanyaku padanya dengan napas ngos – ngosan.
"Mollayo~ kami berpencar. Kau sendiri? Mana yang lainnya?"
"Mereka di taman sebelah sana, mengistirahatkan diri."
"Hmm .. kalau begitu aku akan susul Minseok. Kalau kau menemukan sesuatu langsung berteriak, ne?" aku hanya mengangguk lemah lalu Kris pergi dari hadapanku.
"Aw~" sebuah ringisan terdengar dari semak belukar. Aku yakin, di sana pasti si maling berada.
Author pov
Suho melangkahkan kakinya pelan – pelan menuju semak belukar yang sedari tadi bergerak – gerak. Dengan mengendap – ngendap tanpa suara, Suho semakin dekat semak belukar itu.
1
2
3
"Kena kau!"
Bruk
Suho langsung menerjang sosok yang memang sudah bersembunyi dari tadi di balik semak belukar itu. Tak peduli dengan sakit yang masih menjalar ditubuhnya.
Sosok itu bergerak menindih Suho balik dan berusaha kabur. Tapi kaki Suho dengan cekatan langsung menyengkat kakinya dan—
Bruk
Sosok itu terjatuh hingga masker mulut yang menutupi sebagian diwajahnya terlepas, akibat itu pipi sebelah kirinya nampak mengeluarkan darah karna terkena duri dari semak belukar itu.
"Mau kabur kemana lagi kau, huh?" Suho kembali menindih sosok itu, tapi kali ini dengan mengunci tangan sosok itu. Suho meraih senter yang sedari tadi bertengger di sisi celana abrinya. Menyalakannya dan mengarahkan cahayanya ke sosok itu.
DEG
Kedua mata Suho membulat ketika menyadari siapa sosok itu. Dia—
"Kai?"
.
"Bagaimana hyung?" Tanya Baekhyun pada Minseok dan Kris yang baru saja sampai di tempat dirinya mengistirahatkan diri bersama anggota patroli yang lain.
"Kabur, sosok berpakaian hitam itu berhasil kabur." Lapor Kris sambil meremas kedua tangannya hingga tulang jarinya memutih.
"Gwenchana hyung. Mungkin lain kali kita bisa menangkapnya." Ucap Jongdae sambil menepuk Kris.
"Err tapi yang satu lagi tak tahu kemana." aku Minseok.
"Yang mana? Yang berpakaian serba biru itu?" Tanya Lay memastikan.
"Ne~ ia dan si hitam itu berpencar. Aku dan Minseok mengejar yang hitam dan Suho mengejar yang biru. Tapi aku bingung kenapa Suho sampai sekarang belum balik ya?" Tanya Kris pada Minseok di sebelahnya. Yang ditanya hanya menggindikkan bahunya tanda ia tak tahu.
"Kalian mencariku?"
"Suho hyung?" Kyungsoo yang melihat kedatangan Suho langsung berlari dan memeluk sosok Suho yang belepotan dengan keringat.
"K-kyungsoo—"
"Hyung aku sangat mengkhawatirkanmu, hyung." Suho menatap satu per satu anggota patroli yang sedang melepas lelah itu. Tapi mereka hanya menggelengkan kepalanya.
"A-aku tidak apa – apa Kyungsoo-ah. A-aku baik – baik saja." jantung Suho berdetak lebih cepat. Bahkan mengalahkan detak jantungnya saat berlari - lari tadi.
"Tapi hyung benar tidak apa – apa kan? Apa maling itu menyakitimu?" Tanya Kyungsoo yang sekarang telah melepas pelukannya.
Ck, peluk terus Kyungsoo. Jangan dilepas !, batin Suho.
"Hyung?"
"E-eh, mwo?"
"Ish, aku bertanya apa orang itu menyakitimu, hyung?"
"Memang … kalau ternyata orang itu menyakitiku kau mau membalas orang itu?" Kyungsoo memutar bola matanya, berpikir.
"Kalau aku bisa, aku akan membalasnya hyung."
"Kalau ternyata orang itu—"
"Tolong jangan beritahu ini pada Kyungsoo hyung. Ku mohon jangan hyung !"
Suho diam membeku, perkataan Kai terlintas di kepalanya. Ia harus merahasiakan ini dari Kyungsoo. Ia tak boleh mengatakan kalau Kai—
"Hyung jawab aku !" ucap Kyungsoo sambil mengguncang kedua lengan Suho.
"Gwenchana. Orang itu tak mengapa – apakanku kok. Tapi, ia kabur. Mianhae~" sesal Suho.
"Gwenchana hyung, yang penting kau tidak apa – apa." –Lay.
"Yap, aku setuju dengan Lay." –Jongdae.
"Baiklah, kita sudahi patroli hari ini. Sekarang semuanya beristirahat." Ucap Suho dan kemudian mereka membubarkan diri.
.
Ditempat lain, terlihat tiga namja yang sedang berlarian dengan peluh yang terus mengucur di sekujur tubuh mereka. Dua diantaranya mengalami luka lecet dan terkena sayatan duri di sana – sini.
"Ergh stop stop aku sudah tak kuat !" ucap seseorang dari mereka yang berpakaian serba biru.
"Tapi kita harus terus berlari Kai. Aku takut mereka masih mengejar kita." Ucap teman Kai yang bermata kelam.
"Tapi kami terluka dan sangat lelah Tao, kau kan hanya berjaga di balik tebing tadi." Jawab namja lain yang memakai pakaian serba hitam.
"Aish bukan begitu Sehun-ah, aku hanya—"
Bruk
Kai akhirnya tumbang, tak kuat lagi menahan tubuhnya sendiri.
"Kai !"
.
Kyungsoo pov
Aku terus menerus menatap layar handphoneku. Sejak pulangnya aku dari rumah sakit lusa lalu, Kai mulai susah dihubungi. Kami pun hanya bertemu saat Kai les dadakan denganku. SMS hanya dibalas seperlunya, itupun menanyakan materi pelajaran yang sulit. Telpon? Hanya malam ketika aku baru pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu. Setelahnya, ia bagai menghilang ditelan bumi. SMS tak dibalas, telpon tak diangkat bahkan dari tadi pagi handphonenya tak aktif. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Ia membuatku khawatir saja.
"Kyungsoo-ah kau tak memakan makan siangmu?" aku mengalihkan sebentar perhatianku dari layar handphone pada Jongdae yang ada disebelahku.
"Tak berselera, kalau kau mau, kau habiskan saja." Ucapku yang kemudian lagi – lagi menatap layar handphoneku.
"Kai tak bisa dihubungi lagi?" kini giliran Suho hyung yang bertanya, aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.
"Jangan – jangan dia—"
Pletak
"Aw~ appo hyung~" ringis Chanyeol hyung karna terkena timpukan sendok dari Suho hyung. Semua tertawa geli namun aku hanya tersenyum simpul menanggapinya.
"Jangan asal bicara Chanyeol." Ucap Baekyun hyung sambil memberikan deathglare-an gratisnya pada Chanyeol hyung.
"Mianhae, aku kan hanya bercanda. Untuk menghibur Kyungsoo."
"Gwenchana hyung tapi aku baik – baik saja. Mungkin Kai sedang sibuk." Ucapku sedikit dusta. Ya, tadinya aku hampir berpikiran sama dengan Chanyeol hyung. Berpikiran bahwa Kai …. Selingkuh?
"Uwaa dia mengajakku jalan – jalan, Lu." Kami refleks menoleh ke arah Lay yang tiba – tiba saja berteriak senang.
"Jinjja? Cie~ ada yang mau kencan nih."
"Aish~ hanya jalan – jalan, Luhan-ge."
"Tapi nanti akhirnya kau akan benar – benar kencan dengannya, Lay." Beberapa saat kemudian Lay dan Luhan hyung saling meledek.
"Memang Lay mau berkencan dengan siapa?" Tanya Jongdae.
"Dengan –"
"Bukan dengan siapa – siapa Jongdae. Bukan kencan juga, ini hanya jalan – jalan." Potong Lay cepat. Aku dan lainnya hanya mengangguk.
Ddrttt ddrrtt ….
Handphoneku bergetar, aku langsung memasang senyum bahagia karna sms yang baru saja masuk ke nomorku adalah sms dari Kai.
From: Jongie
Kyungie hyung mianhae dari kemarin tidak menghubungimu. Aku banyak ujian mendadak hyung disekolah jadi aku harus focus pada ujian itu. Aku harap hyung mengerti. Love you hyung :3
Aku mengangguk – ngangguk kemudian membas sms-nya.
To: Jongie
Gwenchana Jongie, ku kira kau sakit atau apa. Hyung berharap ujianmu sukses dan hyung mau dengar kabar baik darimu. HWAITING \^O^/ Love you too :3
Beberapa saat setelah mengirim balasanku ke Kai, ia kembali membalasnya.
From: Jongie
Ne hyung. HWAITING \^O^/
"Akhirnya dia meng-sms-mu?" aku menoleh pada Suho hyung yang sedang menyeruput jus mangganya.
"Ne~ hyung. Ia bilang ia sibuk ujian." Jawabku dengan senyum manis yang masih menempel di mulutku.
"Oh~ semoga benar."
"Mwo? Waeyo hyung? Apa yang hyung barusan katakan?" tanyaku pada Suho hyung untuk memastikan pendengaranku masih bagus.
"Gwenchana, semoga ia mendapat nilai bagus."
"Aniyo~ hyung tidak mengucapkan kalimat sepanjang itu. Aku—"
"Semuanya, aku duluan ke kelas ya. Ada tugas yang belum ku kerjakan." Kemudian Suho hyung pergi begitu saja tanpa mendengar kata – kataku selanjutnya. Ntahlah, aku merasa sejak patroli kemarin malam ada yang berubah dengannya. Apa karna bertabrakan dengan maling waktu itu? Mollayo~
.
Author pov
"Siapa namanya, Lay?"
"Hmm Kim Jongin, Lu."
"Oh, kau yakin ia tidak berbahaya?"
"Aniyo~ ia peserta lomba dance sebulan lalu. Lomba yang diadakan oleh sekolah kita, Lu." Luhan hanya mengangguk. Satu sisiran didapatkan oleh rambut Lay lagi hingga akhirnya ia dan Luhan keluar dari kamar Lay.
"E-eh Suho hyung? Sejak kapan kau berdiri di sini hyung?" ucap Lay ketika melihat Suho berdiri di depan kamarnya.
"Luhan, boleh aku pinjam Lay sebentar?" Tanya Suho tanpa menjawab pertanyaan Lay.
"Tentu." Setelah mendapat persetujuan dari Luhan, Suho langsung menarik tangan Lay menjauh dari hadapan Luhan.
.
"Jongie~" teriak Kyungsoo pada sosok Kai yang tengah berdiri di depan pintu gerbang lotte world. Kai menoleh dan terkejut ketika melihat Kyungsoo yang berlari ke arahnya, "Jongie kau kenapa bisa ada di sini?" Tanya Kyungsoo dengan pandangan heran.
"A-aku—"
"Ah sudah lupakan, ayo kita masuk."
"E-eh hyung tapi—"
"Sudah, ayo masuk." Tanpa mendengar penjelasan Kai terlebih dahulu, Kyungsoo dengan seenaknya menarik lengan Kai masuk ke dalam lotte world. Mengajaknya naik wahana ini itu dan melakukan hal lainnya.
"Hhh … capeknya~" ucap Kyungsoo setelah melakukan hal – hal menakjubkan bersama Kai. Saat ini, mereka tengah duduk di bangku panjang dekat wahana bianglala. Sekedar melepas lelah sebelum beranjak pulang.
"Hyung kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Kai akhirnya.
"Hmm aku bosan di asrama terus. Tugasku sudah ku kerjakan semua. Mau menghubungimu untuk sekedar mengobrol tapi aku takut menggangggumu yang sedang belajar. Tapi, ternyata kau malah ke lotte world, sendirian pula. Teganya kau Jongie~" Kyungsoo memukul lengan Kai pelan, bermaksud tak menyakiti Kai. Hanya untuk mengeluarkan ekspresi kekesalannya saja pada namjachingunya ini.
"Ohh …"
"Kau sendiri, kenapa bisa ada di sini? Kau tak belajar, eoh?"
"Aku bosan belajar terus hyung. Lagipula besok hanya ujian sejarah, baca sedikit pasti langsung tersimpan di sini." Ucap Kai sambil menunjuk kepalanya.
"Woo sok pintar."
"Aku serius hyung, masa aku berbohong sih -_-"
"Baiklah aku percaya. Tapi sepertinya kau janjian dengan seseorang, ne?" Kai diam tak bersuara. Keringat dingin tiba – tiba mengucur dari pelipisnya, "Ya! Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, Kai? Aku tidak akan cemburu kok. Karna aku percaya cinta Kai hanya untuk ku."
Sesak dan merasa bersalahlah yang kini Kai rasakan. Bukankah namja yang sedang duduk bersamanya ini namjachingu yang baik? Sosok namjachingu yang sangat langka? Dan ketika Kai mendapatkannya, ia malah menyia – nyiakannya?
"H-hyung aku—"
"Jangan minta maaf. Kau tak salah." Potong Kyungsoo cepat.
Cup
Kai mengecup sekilas bibir Kyungsoo. Rona merah dan rasa panas menjalar ke pipi Kyungsoo. Ia menunduk, berusaha menutupi rona merah itu tapi Kai menahan wajahnya dengan memegangi dagu Kyungsoo dan lagi, untuk ketiga kalinya, bibir mereka bertautan. (yang pertama di RS ye).
Di sisi lain di lotte world. Terlihat dua orang namja yang nampak memperhatikan kegiatan Kai dan Kyungsoo dari awal mereka bermain wahana di lotte world. Dua sosok itu, Suho dan Lay. Lay tampak meremas ujung kemejanya, bahkan kini sudah dipastikan beberapa tetes air mata sudah menetes jatuh ke kedua pipinya. Sedangkan Suho, ia hanya bisa menahan lagi rasa sakit itu. Lagi dan lagi.
Kai melepaskan tautan bibirnya dengan Kyungsoo. Mengusap salivanya dan Kyungsoo yang mengalir keluar di tepi bibir Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum dengan rona merah yang begitu kentara.
"Hyung saranghae~"
"Nado, nado jeongmal saranghae, Jongie~"
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
Muahahaha *devil laugh*
Gimana chapter 6 nya? Hahaha XD
Ada yang bingung gak?
Ayo Review !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar