Cast: Do Kyungsoo, Kim Jongin(Kai), other.
Genre: Hurt/Comfort, Romance, University-Life
Rated: T
Length: Twoshoot
Disclaimer: All cast isn't mine, This Fanfiction is mine!
Warning: Yaoi, Boy x Boy, OOC, Chara Death, Typo(s), No Bashing Chara, No Siders, No Plagiat, etc.
Annyeong!
Mian author gak bisa cepet" update karena jadwal lebaran emang padat
banget, jadi untuk kelanjutan yang Baekyeol kayaknya baru bisa diupdate
pas hari lebaran ke-4. Mian sekali lagi. *bow*
So enjoy and read my fanfiction! ^^
.
.
.
DON'T LIKE DON'T READ!
.
.
.
IF YOU DON'T LIKE YAOI OR KAISOO, JUST LEAVE THIS PAGE!
.
.
.
FANFICTION IS STARTED! HAPPY READ! ^^
.
.
.
Kai
berjalan mondar-mandir didepan ruang UGD. Sudah hampir setengah jam
Kyungsoo berada di dalam. Mata Kai terus bergerak-gerak gelisah menatap
pintu UGD yang tak kunjung terbuka juga. Hatinya tidak bisa tenang jika
belum mendengar kalau Uisanim berkata bahwa Kyungsoo baik-baik saja.
Beberapa
menit kemudian, Jang Uisanim pun keluar dengan raut wajah gelisah namun
tetap berusaha tenang Disaat melihat Jang Uisanim sudah keluar, Kai
langsung menyerbu sosok itu.
"Uisanim, bagaimana keadaan Kyungsoo
Hyung? Dia baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka parah kan pada
anggota tubuhnya?" cerocos Kai membuat Jang Uisanim memutar bola matanya
kesal.
"Tenang dulu Kai-ssi, untung saja kau cepat-cepat
membawanya kesini karena dia hampir kekurangan darah, dan dia baik-baik
saja, hanya butuh perawatan beberapa hari dirumah sakit." Jawab Jang
Uisanim membuat Kai menghela nafas lega. Hatinya terasa lega dan entah
kenapa senyuman tidak pernah lepas dari wajah tampannya.
...
Kai
membuka pintu ruang rawat Kyungsoo. Bau obat-obattan tercium disaat Kai
baru melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu. Sosok Kyungsoo
terbaring lemah di tempat tidur yang berada diruangan itu. Kai mendekati
sosok itu dan menggenggam tangannya yang terasa dingin itu. Cairan
bening terus mendesak ingin keluar dari pelupuk mata Kai, sosok namja
berwajah tampan itu benar-benar merindukan sosok Kyungsoo didepannya
ini. Walaupun sekarang ia sudah milik orang lain, tapi hatinya tetap
dipersembahkannya untuk Kyungsoo selamanya sampai ia menghembuskan nafas
terakhirnya.
Hatinya sudah terlanjur terjerat pada sosok berwajah
manis yang sekarang terbaring di tempat tidur ini, sudah tidak bisa
berpindah kepada orang lain, cintanya hanya dipersembahkan untuk
Kyungsoo, selalu Kyungsoo dan hanya Kyungsoo.
Disaat Kai sedang
asik merenung, tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar Kyungsoo secara
paksa membuat Kai terlonjak kaget. Ia lebih kaget lagi karena melihat
diambang pintu berdiri Luhan, kedua orang tuanya dan kedua orang tua
Luhan. Keempat orang tua itu menatap Kai dengan tatapan kecewa dan
marah, sedangkan Luhan menatapnya dengan mata memerah seperti habis
menangis.
Tiba-tiba, Eomma Kai berjalan kearah anaknya dan menarik
tangan Kai untuk keluar dari ruangan itu otomatis membuat Kai
melepaskan genggaman tangan mereka berdua –Kai dan Kyungsoo-
...
Beberapa
jam kemudian, akhirnya Kyungsoo pun sadar. Namja itu tersenyum kecewa
disaat melihat yang menjaganya bukanlah Kai, tapi Sehun.
_Kyungsoo POV_
Disaat
aku pertama kali membuka mataku, yang terlihat adalah ruangan putih
yang berbau obat-obattan. Dan aku mendengar suara Sehun yang
memanggilku.
"Kyungsoo Hyung." Panggilnya sambil mendekatiku. Aku
tersenyum kearahnya dan mengarahkan pandanganku keseluruh ruangan ini.
Sehun yang sepertinya menyadari maksudku pun bertanya.
"Kau mencari Kai kan Hyung?" tanyanya membuatku menatapnya dengan bingung. Bagaimana namja ini bisa tau?
"Tadi
dia yang memberitahuku soal dirimu, dia bilang dia tidak bisa menetap
disini karena ada sesuatu masalah." Ucap Sehun membuatku menghela nafas
berat. Aku lupa kalau misalnya dia sudah punya pasangan hidup. Pasti ia
pulang karena teringat akan Luhan-gege. Yasudahlah Kyungsoo, tidak ada
yang bisa diharapkan lagi darinya, jangan lemah seperti ini.
"Hyung,
Kyungsoo Hyung. Kau mau makan dulu?" tanyanya yang hanya dibalas
anggukan lemah olehku. Sehun pun menyuapiku dengan perlahan. Aku jadi
teringat dulu, Kai sering sekali menyuapiku, aku jadi merindukan masa
itu. Masa-masa dimana tidak ada siapapun yang menjadi pengganggu
dihubungan kami, semuanya terasa indah dan selalu membuatku terbuai
sehingga lupa akan waktu yang terus berjalan, dan sekarang, sosok itu
sudah tidak bisa kugapai lagi, sulit bagiku untuk menggapainya kembali
dan mengembalikannya kedalam rengkuhanku, lagipula, dia pasti akan
belajar mencintai Luhan-ge dan melupakanku, menganggap semua yang kami
lalui hanyalah angin lalu, dan memang bukan hal yang penting baginya.
Ah, aku jadi berfikiran seperti ini, sudahlah Kyungsoo, berhenti
memikirkan sosok brengsek itu, dia bukan siapa-siapa kamu lagi sekarang,
relakan ia bersama dengan orang lain.
_Kyungsoo POV End_
...
Sepulang
dari rumah sakit, Kyungsoo pun menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
Namun sekarang, segalanya terasa berbeda, terasa hampa bagi dirinya.
Sekarang tak ada lagi yang mengantar jemputnya kekampus, membangunkannya
dari tidur jika mereka mau berangkat kekampus, merengek-rengek
kepadanya untuk membuatkan makanan disaat ia mampir kerumahnya sepulang
dari kampus, merengkuhnya disaat ia kedinginan karena hujan, memintanya
menyanyikan lagu disaat sosok itu terbangun karena mimpi buruk,
menemaninya begadang di balkon, dan berbagai hal lainnya. Kyungsoo
sadar, ternyata ia memang belum bisa hidup tanpa sosok Kai, sebenarnya,
sosok Kyungsoo ini sangat rapuh, tapi dengan topeng senyuman yang sering
ia pasang membuatnya terlihat menjadi namja yang tegar dimata
orang-orang. Kyungsoo sadar, hatinya memang masih mengharapkan sosok
Kai, tapi itu hanya harapan kosong yang tak akan kunjung terkabuli.
Cintanya begitu semu, tak ada kepastian sama sekali akan hal itu.
Jujur,
tanpa Kai, hidupnya sama sekali tidak berwarna. Hanya warna hitam dan
putih yang melambangkan kehidupannya saat ini. Tak ada lagi beragam
warna yang bisa melambangkan kehidupannya jika tanpa Kai. Sekuat apapun
Kyungsoo bertahan tanpa Kai, tetap saja ia rapuh, rapuh seperti daun
kering yang berjatuhan, sekali diinjak, langsung hancur. Sesibuk apapun
kegiatan Kyungsoo, bayang-bayang Kai masih tidak pernah hilang dari
otaknya, selalu Kai dan hanya Kai yang menari-nari di otaknya. Berbagai
usaha yang dilakukan Kyungsoo untuk melupakan Kai sama sekali tidak
membuahkan hasil.
Mungkin memang ia tidak bisa memaksakan dirinya
untuk melupakan Kai, biarlah hal itu mengalir layaknya air, suatu saat
kapanpun itu, ia pasti bisa melupakan Kai.
...
Pagi ini,
Kyungsoo berlari-lari menuju kampusnya. Ternyata namja ini telat bangun
karena alarmnya yang mati. Akhirnya kampusnya pun sudah kelihatan,
tinggal menyebrang sekali dan berjalan sedikit pun ia pasti sampai. Kali
ini ia lebih berhati-hati karena masih trauma akan kecelakaan waktu
itu. Tiba-tiba, ia melihat siluet Luhan sedang menyebrang jalan
sendirian. Kyungsoo pun mencari-cari dimana sosok Kai yang mungkin saja
ada, dan ia melihat sosok itu sedang diseberang. Kyungsoo tersenyum
melihat sosok itu, Kai semakin tampan jika ia perhatikan dari sini, dan
tiba-tiba ia mendengar bunyi keras dan rem yang diinjak paksa oleh
pengemudi. Kyungsoo yang melihat Kai berlari ketengah jalan membuatnya
merasa ada sesuatu yang tidak enak terjadi. Dan benar saja, disaat
Kyungsoo melangkahkan kakinya ketengah jalan, ia melihat sosok Luhan
sedang dipangkuan Kai dengan berlumuran darah. Ia jadi teringat
kecelakaan yang dialaminya waktu itu, hampir mirip dengan yang dialami
Luhan.
...
Kai dan Kyungsoo menunggu didepan ruang UGD
dengan perasaan tak menentu. Bagi Kai, kejadian waktu itu seperti
terulang lagi, dan hal itu selalu terjadi pada orang yang disayanginya.
Tiba-tiba Kai merasa ada yang menepuk-nepuk pundaknya membuatnya
menengokkan kepalanya kesamping untuk melihat siapa yang melakukan hal
itu. Dan yang dilihatnya adalah sosok Do Kyungsoo yang tersenyum untuk
menenangkan Kai padahal Kai tau Kyungsoo juga gelisah dan khawatir pada
Luhan.
"Kai, Luhan-ge pasti kuat. Percayalah." Ucap Kyungsoo
berusaha membuat Kai sedikit lebih tenang. Tiba-tiba, Jang Uisanim -yang
waktu itu memeriksa Kyungsoo- keluar dengan raut wajah sedih. Kai dan
Kyungsoo pun langsung menyerbunya.
"Bagaimana keadaan Luhan-gege?" tanya mereka berdua secara serempak namun hanya dibalas gelengan kepala oleh Jang Uisanim.
"Maaf,
saya sudah berusaha sekuat tenaga, tapi nyawa Luhan-ssi tidak bisa
diselamatkan lagi. Sebenarnya tidak ada luka yang parah, tapi karena
asma yang dideritanya membuatnya sulit untuk ditolong." Ucap Jang
Uisanim sambil menghela nafas berat. Kai dan Kyungsoo menatapnya tidak
percaya. Dan sedetik kemudian, Kai langsung masuk keruangan UGD dan
menghampiri tempat Luhan berada. Kyungsoo pun segera menyusul Kai masuk
keruangan UGD. Disana, Kai terlihat menggenggam tangan Luhan erat
membuat Kyungsoo merasa sesak melihatnya. Iapun berusaha mengalihkan
rasa itu dan menghampiri Kai yang terlihat menahan tangisannya itu.
Tiba-tiba, Luhan membuka matanya secara perlahan membuat Kyungsoo dan Kai sedikit menghela nafas lega.
Tangan Luhan menggenggam tangan Kai erat dan tersenyum.
"K-kai, te-terima ka-sih se-lama bebe-rapa bu-lan ini su-dah mau mene-maniku menja-lani hi-dupku seba-gai pasa-ngan hi-dupku."
Tangan Luhan pun beralih menggenggam tangan Kyungsoo.
"Kyung-soo-ah,
mian-hae a-ku terla-lu ego-is sehing-ga mere-but Kai dari-mu, ta-pi
seka-rang aku titip-kan Kai pada-mu yah, to-long baha-giakan dia,
kare-na ha-nya de-ngan-mu dia bisa ba-hagia de-ngan tu-lus dan tan-pa
pak-saan."
Tangan Luhan pun bergerak menyatukan tangan Kai dan Kyungsoo.
"Kalian
bahagialah, aku tau kalian sebenarnya masih saling mencintai, aku rela
asalkan Kai bahagia, maaf selama ini aku terlalu egois sehingga
memisahkan kalian, Annyeong." Ucap Luhan sebelum ia menghembuskan nafas
untuk terakhir kalinya.
...
Kyungsoo berjalan menyusuri
butiran pasir putih yang tersebar secara tidak merata. Sudah 7 hari
Luhan meninggalkan dunia ini, dan sudah 7 hari itu juga Kai mengurung
diri dikamarnya. Mengingat hal itu membuat Kyungsoo merasa sesak, pasti
Kai sudah mulai menyukai Luhan, makanya ia bersikap seperti itu. Bahkan
waktu dirumah sakit dan di acara pemakaman, Kai sama sekali tidak
mengucapkan sepatah katapun kepada dirinya. Rasa sesak kembali menelusup
kedalam hati Kyungsoo, sosok namja berwajah imut itupun meremas kaus
yang dipakainya berusaha menahan rasa sesak yang semakin menjalari
hatinya.
Dilangkahkan kakinya menuju lautan biru yang luas, ia
terus berjalan sampai lututnya mulai tenggelam. Rasa dingin mulai
menusuk kulitnya namun ada rasa geli juga disaat rumput-rumputan yang
menggelitik kaki putihnya.
Kyungsoo pun duduk disalah satu batu
besar dan melempar kerikil kecil kelaut, namja ini benar-benar bosan
berada dipulau Jeju ini, ia bingung apa yang harus ia lakukan karena ia
memang sendirian disini. Setelah puas melempari kerikil ke lautan, namja
itupun melangkahkan kakinya menuju sebuah pohon kelapa yang masih cukup
muda dan berbatang tidak terlalu lebar. Kyungsoo duduk didekat pohon
itu dan memeluk batang pohon itu, mungkin terkesan aneh tapi ia memang
sedang membutuhkan sesuatu yang bisa dipeluknya.
Beberapa menit
kemudian, ada tangan kekar yang memeluk pinggang rampingnya membuat
Kyungsoo terlonjak kaget. Tapi entah kenapa, ada rasa hangat yang
menelusup kedalam hatinya, rasa dingin akan angin sudah tidak terasa
lagi, dan wangi pepermint yang dirindukannya menggelitik penciumannya.
"Kyungsoo Hyung, bogoshipo." Sosok yang memeluknya itu menyurukkan kepalanya diceruk leher Kyungsoo membuat namja itu membatu.
"K-kai?" panggilnya ragu-ragu.
"Waeyo?" tanya namja itu yang ternyata Kai.
"Kenapa
kau bisa disini?" tanya Kyungsoo lagi. Kai pun membalikan tubuh mungil
Kyungsoo dengan mudahnya karena namja itu sudah tidak memeluk batang
pohon kelapa.
"Memangnya kenapa kalau aku disini?" tanya Kai yang dibalas gelengan kepala oleh Kyungsoo.
"Hyung,
apakah dihatimu ini masih ada aku?" tanya Kai membuat Kyungsoo membatu.
Kenapa kau menanyakan hal itu Kai? Tentu saja kau selalu ada dihati
Kyungsoo.
"Eh?" Kyungsoo terlihat salah tingkah karena pertanyaan Kai.
"Jawab
saja Hyung." Suruh Kai yang dibalas anggukan kepala oleh Kyungsoo.
Kyungsoo pun menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan pipinya yang
merona merah.
"Terima kasih Hyung, kau masih setia menungguku."
Bisik Kai tepat ditelinga Kyungsoo sambil meniupkan nafasnya membuat
Kyungsoo kegelian.
Tiba-tiba, Kai merogoh kantongnya dan keluarlah
sebuah kalung sederhana yang dibuat dengan tali sepatu dan bandul bunga
khas Bali. Sederhana namun indah.
"Kau tau hyung? Aku mengurung
diri dikamar sebenarnya untuk membuat ini." Ucap Kai membuat Kyungsoo
menatapnya tidak percaya. Kai pun memakaikan kalung itu keleher jenjang
milik Kyungsoo dan ternyata kalung itu memang pas sekali untuk Kyungsoo.
"Yeppeo~" ucap Kai membuat pipi Kyungsoo kembali merona merah.
"Hyung,
maukah kau kembali denganku? Bukankah Luhan Hyung yang bilang sendiri
kalau kita harus bahagia Hyung? Apa kau bahagia denganku?"
"Ne,
aku mau Kai. Aku selalu bahagia jika bersama denganmu, melihat wajahmu
saja aku sudah bahagia Kai, apalagi jika memilikimu."
Kai pun
menatap Kyungsoo dengan intens dan menghapus jarak diantara mereka. Kai
mengecup bibir tebal Kyungsoo dengan lembut, dan tiba-tiba, namja itupun
melepaskan ciumannya membuat Kyungsoo menghela nafas err kesal.
"Hyung, ayo kita kekamarmu." Ucap Kai sambil menyeret Kyungsoo masuk kehotel.
END~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar