Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Byun Namhyun (OC), other.
Genre: Romance, Angst, Friendship, Family
Length: Multi-Chapter
Rated: T
Pair: Chanbaek/Baekyeol
Warning: Yaoi, Boy x Boy, OOC, AU, Typo(s), No Siders, No Plagiat, etc.
A/N:
Hola ^^ akhirnya berhasil bikin ff baekyeol lagi ^^ mian yah yang
nungguin lanjutan Our Love is Better Than Anything itu kayaknya bakal
lama jadinya. Mian *bow. tapi aku usahain bakal cepet deh! Oke, bye mOah
:* *ditabok*
.
.
.
Fanfiction is started! Happy Read!^^
.
.
.
Di
sebuah sekolah ternama di Seoul, terdapat seorang namja imut yang
tengah memperhatikan seorang namja tampan yang sedang bermain basket
sendirian di lapangan. Sesekali namja itu tersenyum sendiri disaat namja
tampan itu berhasil memasukkan bolanya ke ring. Ucapan panjang lebar
dari guru kimianya sama sekali tidak diperhatikannya. Sampai akhirnya,
terdengar deheman dari sang guru.
"Ehem." Deheman Kim Songsaenim menyadarkan Baekhyun -namja cantik tadi- dari lamunannya.
"Byun Baekhyun, posisi saya didepan bukan diluar jendela." Ucap Kim Songsaenim dengan tegas.
"Ah, mianhae songsaenim." Ucap Baekhyun dengan santainya.
"Kau.
Keluar kau dari kelas saya!" bentak Kim Songsaenim. Baekhyun pun hanya
berjalan dengan malas-malassan keluar kelas padahal hatinya sangat
senang jadi ia bisa memperhatikan Chanyeol –namja tampan tadi- lebih
lama. Baekhyun pun melangkahkan kakinya menuju lapangan yang dekat dari
kelasnya. Ia duduk lesehan dipinggiran lapangan sambil terus
memperhatikan Chanyeol yang sibuk bermain basket. Namja itu sangat
tampan disaat ia bermain basket, rambutnya yang berterbangan menambah
kesan tampan dalam dirinya. Tapi sayangnya ia tidak cukup populer
dikalangan para siswa karena masalah keluarganya.
"Hey!" tiba-tiba
Chanyeol sudah berada didepan Baekhyun membuat Baekhyun tersadar dari
lamunannya sekaligus jantungnya berdetak lebih cepat karena wajah
Chanyeol berada sangat dekat dengan wajahnya.
"O-oh, Halo." Ucap
Baekhyun terbata-bata namun sepertinya tidak diperdulikan Chanyeol
karena namja tampan itu lebih memilih untuk duduk disamping Baekhyun.
"Omong-omong,
siapa namamu? Aku kok tidak mengenalmu yah?" tanya Chanyeol seraya
menyerahkan satu tangannya kehadapan Baekhyun dan menengokkan kepalanya
kearah Baekhyun.
"Eumm. Aku Byun Baekhyun." Ucap Baekhyun seraya
menjabat tangan Chanyeol. Pipi putihnya mulai bersemu merah disaat
tangan mereka bersentuhan.
"Aku Park Chanyeol." Ucap Chanyeol
seraya memamerkan senyuman khasnya membuat pipi Baekhyun semakin bersemu
merah bahkan sampai ketelinganya.
"Loh, kau kenapa Baekhyun-ah?
Mukamu merah, apa kau sakit?" ucap Chanyeol seraya menangkupkan wajah
Baekhyun dengan kedua tangannya. Namun Baekhyun dengan segera menurunkan
tangan Chanyeol yang ada diwajahnya dan memalingkan wajahnya kearah
lain.
"Anniyo." Kilah Baekhyun yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Chanyeol.
"Oh." Balas Chanyeol sebelum terjadi keheningan diantara mereka berdua.
Tiba-tiba,
cacing diperut Chanyeol berbunyi memecah keheningan. Baekhyun pun hanya
terkekeh kecil dan Chanyeol hanya bisa mendengus kesal.
"Kau
lapar? Baiklah, ayo kita kekantin." Ucap Baekhyun seraya menarik tangan
Chanyeol menuju kantin. Chanyeol pun hanya mengikuti namja bertubuh
mungil yang menarik tangannya ini.
_Skip Time_
Pagi ini,
matahari bersinar dengan cerahnya. Terlihat Baekhyun sedang berlari-lari
menuju sekolahnya. Ternyata ia telat bangun karena kemarin asik bermain
ps. Sesekali Baekhyun melirik jamnya dan berharap supaya ia tidak
telat. Akhirnya, sampai juga dia disekolahnya. Baekhyun berlari-lari di
lorong yang mulai sepi dan akhirnya ia sampai didepan kelasnya. Dengan
perlahan, Baekhyun membuka pintu kelasnya. Beruntung gurunya belum
datang, Baekhyun pun melangkahkan kakinya menuju mejanya yang berada di
belakang bersama dengan temannya sekaligus sepupunya, Kyungsoo.
Dengan
segera, Baekhyun mendudukan dirinya diatas kursi setelah meletakkan
tasnya. Disaat menyadari bahwa sebelahnya kosong, yang ada dalam fikiran
Baekhyun adalah, temannya itu sedang berpacaran dengan anak kelas
sebelah, Jongin atau yang biasa dipanggil Kai.
Baekhyun
menyenderkan tubuhnya ke kursi sambil melihat pemandangan diluar.
Lagi-lagi, Chanyeol terlihat sibuk bermain basket. Baekhyun pernah
berfikir, apakah namja itu tidak lelah terus bermain basket?
Sudah
lewat 20 menit dari jam pelajaran pertama tapi tidak ada tanda-tanda
guru biologi mereka akan datang. Kyungsoo pun tidak kunjung kembali ke
kelas menandakan bahwa guru mereka sedang ada rapat. Akhirnya, Baekhyun
pun melangkahkan kakinya menuju lapangan dan kembali memperhatikan
Chanyeol yang sibuk dengan basketnya.
"Hai! Kau kesini lagi?" sapa Chanyeol seraya menepuk pundak Baekhyun.
"Hmm." Gumam Baekhyun.
"Kenapa kau suka sekali memperhatikanku sih?" tanya Chanyeol membuat pipi Baekhyun bersemu merah.
"Eh, i-itu karena permainan basketmu sangat bagus. Yah seperti itu." Bohong Baekhyun dengan terbata-bata.
"Oh begitu yah. Omong-omong, kau bisa bermain basket?" tanya Chanyeol yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Baekhyun.
"Sedikit." Gumam Baekhyun. Tiba-tiba, Chanyeol sudah menarik tangan Baekhyun menuju tengah lapangan.
"Bagaimana
kalau kita tanding?" tanya Chanyeol membuat Baekhyun membulatkan
matanya. Sebenarnya ia mau, tapi ada suatu masalah yang membuatnya tidak
diperbolehkan bermain basket. Tapi melihat wajah memelas Chanyeol
membuatnya tidak tega untuk menolaknya.
"Eh, baiklah." ucap
Baekhyun sebelum mereka memulai bermain basket. Bagi Chanyeol yang
bertubuh tinggi mudah saja untuk memasukkan bola ke ring sedangkan
Baekhyun harus bersusah payah memasukkan bola ke ring karena tubuhnya
yang mungil dan ringnya itu terlalu tinggi untuknya. Akhirnya setelah
bermain selama 1 jam, mereka pun memutuskan untuk istirahat.
"Hah, seru juga yah. Ternyata kau pintar juga bermain basket." Ucap Chanyeol yang hanya dibalas senyuman tipis oleh Baekhyun.
"A-aku.
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.." ucap Baekhyun yang terputus karena batukannya.
Baekhyun memegang dadanya yang terasa sesak, ah pasti penyakitnya kambuh
lagi.
"B-Baekhyun-ah, kau tidak apa-apa?" tanya Chanyeol dengan
panik yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Baekhyun. Muka Baekhyun
yang pucat membuat Chanyeol langsung menggendongnya ala bridal style
menuju mobilnya. Setelah meletakkan Baekhyun di jok belakang dan
mendudukan dirinya di jok supir, Chanyeol segera mengendarai mobilnya
menuju rumah sakit yang cukup dekat dari sekolahnya.
Sesampainya
di Seoul International Hospital, Baekhyun segera dilarikan ke UGD. Sudah
30 menit Chanyeol menunggu akhirnya dokternya pun keluar.
"Maaf, anda siapanya?"
"Saya temannya."
"Oh, apakah ia pernah memberi tahumu bahwa ia mengidap penyakit kanker stadium 2?"
"Mwo? Tidak, dia tidak pernah memberi tahu saya."
"Oh begitu."
"Apakah ia masih bisa disembuhkan?"
"Kalau
ia rajin terapi dan meminum obat, pasti bisa. Tapi sekarang keadaan
pasien sedang tidak sadar, kita tunggu dalam waktu 3 hari dulu, kalau ia
tidak sadar juga, berarti ia koma." Ucap Kim Uisanim membuat hati
Chanyeol mencelos.
"Tapi, apakah saya boleh menjenguknya?" tanya Chanyeol dengan nada penuh harap.
"Boleh
saja, tapi tunggu sebentar lagi ia akan dipindahkan keruang perawatan."
Ucap Kim Uisanim seraya berjalan meninggalkan Chanyeol. Chanyeol pun
mendudukkan tubuhnya dikursi rumah sakit, ia menutup mukanya dengan
kedua tangannya.
'Harusnya tadi aku tidak usah mengajaknya bermain
basket.' Sesal Chanyeol dalam hati. Tapi memang penyesalan itu selalu
datang di akhir, jadi tak ada gunanya Chanyeol menyesal.
_Skip Time_
Sudah
1 minggu Baekhyun tak kunjung sadar yang menyimpulkan satu hal bahwa
namja imut itu sedang koma. Chanyeol memperhatikan wajah imut Baekhyun
yang kini pucat. Hatinya terasa kosong tanpa keberadaan sahabatnya ini.
Chanyeol merindukan sosok Baekhyun yang selalu tersenyum, sosoknya yang
selalu menghiburnya, sosoknya yang friendly, dan juga Chanyeol
merindukan sosoknya yang selalu mau mendengarkan segala keluh kesahnya.
Chanyeol sangat menyayangi Baekhyun layaknya saudaranya sendiri, karena
ia sendiri tidak mempunyai keluarga lain selain kakaknya, atau lebih
tepatnya kakak sepupunya, Suho.
Chanyeol menggenggam jemari
Baekhyun dengan eratnya, seakan takut kehilangan. Sampai akhirnya Kim
Uisanim datang untuk mengecek keadaan Baekhyun yang membuat Chanyeol
harus menunggu diluar. Akhirnya Chanyeol memutuskan untuk berjalan
keluar menuju taman rumah sakit, katanya disana ada danau kecil yang
indah. Dan benar saja, memang ada danau yang indah disitu. Chanyeol pun
melangkahkan kakinya menuju depan danau itu dan berjongkok disana.
Sesekali ia melemparkan batu kedalam danau itu seperti seorang anak
kecil. Tiba-tiba, ada sebuah suara yang menginterupsinya.
"Jangan
mengotori danau itu." Tegur suara itu yang lebih mirip suara yeoja
membuat Chanyeol menolehkan kepalanya kebelakang. Chanyeol sedikit
terpana dengan wajah yeoja itu yang sangat mirip dengan Baekhyun. Yeoja
itu duduk dikursi roda dengan menggunakan baju rumah sakit, wajahnya
yang pucat tidak mengurangi kesan cantik diwajahnya. Rambut panjangnya
yang terurai sangatlah indah disaat terkena sinar matahari.
"Halo?" ucap yeoja itu membuat Chanyeol tersadar dari lamunannya.
"Ah mian." Ucap Chanyeol dengan gugup.
"Ne, gwaenchana. Omong-omong, siapa namamu?" tanya yeoja itu.
"Aku Park Chanyeol. Kau?" tanya Chanyeol seraya mengulurkan tangan kanannya kehadapan yeoja itu.
"Aku
Byun Namhyun." Ucap Namhyun seraya tersenyum membuat hati Chanyeol
berdesir. Bukan apa-apa, hanya senyuman yeoja itu mirip sekali dengan
senyuman Baekhyun.
"Omong-omong, kenapa kau dirawat dirumah sakit ini?" tanya Chanyeol membuat raut wajah Namhyun berubah menjadi lesu.
"Aku
terkena penyakit kanker stadium akhir. Waktuku tinggal sedikit didunia
ini. Jadi aku ingin bersenang-senang selama aku masih ada." Ucap Namhyun
dengan nada sedih.
"Oh begitu. Lalu, dimana keluargamu?" tanya Chanyeol lagi.
"Keluarga yang kupunya tinggal kakakku saja, dia bernama Byun Baekhyun." Ucap Namhyun membuat Chanyeol tersentak.
"Baekhyun?" tanya Chanyeol tidak percaya.
"Ne,
dia juga mengidap penyakit yang sama denganku, tapi ia masih stadium 2.
Tapi entah kenapa ia pagi ini tidak menjengukku. Aku merindukannya."
Lirih Namhyun. Tiba-tiba, Chanyeol sudah berdiri dibelakang Namhyun dan
memegang kedua pundak Namhyun.
"Kau mau melihat kakakmu? Akan aku antar kalau begitu." Ucap Chanyeol dengan nada riang.
"Jinjja? Ayo cepat, aku ingin cepat-cepat bertemu dengannya." Ucap Namhyun seraya mengulas senyum diwajahnya.
Chanyeol
pun mendorong kursi roda Namhyun masuk lagi kerumah sakit dan akhirnya
berhenti dikamar nomor 605. Chanyeol membuka pintunya perlahan dan
mendorong kursi roda Namhyun masuk kedalam. Namhyun hanya menutup
mulutnya dengan satu tangan melihat keadaan kakaknya yang terbaring
lemah ditempat tidur dengan berbagai alat medis ditubuhnya. Satu tangan
Namhyun mengelus surai brunette milik kakaknya itu.
"Kau... Bagaimana kau bisa tau Baekhyun Oppa ada disini?" tanya Namhyun dengan raut wajah bingung.
"Aku teman Baekhyun disekolahnya." Ucap Chanyeol setelah mendudukan tubuhnya dikursi.
"Ooh begitu. Tapi bagaimana penyakit Baekhyun Oppa bisa kambuh?" tanya Namhyun lagi.
"Waktu
itu aku mengajaknya bermain basket. Aku tidak tahu ternyata ia mengidap
penyakit kanker. Mianhae." Ucap Chanyeol dengan nada bersalah.
"Eum ne gwaenchana. Lagipula itu sudah yang lalu, lupakan saja." Ucap Namhyun dengan bijak.
Setelah
itu terjadi keheningan diantara mereka. Sampai akhirnya Namhyun meminta
Chanyeol untuk mengantarkannya ke kamarnya. Setelah mengantarkan
Namhyun kekamarnya, Chanyeol kembali kekamar Baekhyun. Ia mendudukkan
dirinya dikursi yang berada disamping tempat tidur Baekhyun.
"Baekhyun-ah,
tadi adikmu menjenguk. Cepatlah sadar, katanya Namhyun sangat
merindukanmu." Ucap Chanyeol seraya mengelus surai brunette milik
Baekhyun.
"Eung.. Chanyeol-ah, Namhyun, kalian mau kemana? Jangan
tinggalkan aku." Igau Baekhyun membuat Chanyeol refleks menggenggam
jemari tangan Baekhyun.
"Baekhyun-ah aku disini. Aku akan selalu
disini menemanimu sampai kau sadar." Ucap Chanyeol menenangkan Baekhyun.
Setelah Baekhyun tenang, Chanyeol pun beranjak menuju sofa dan
menidurkan dirinya disitu yang memang kurang tidur akhir-akhir ini.
Setelah beberapa menit, akhirnya terdengar dengkuran halus darinya.
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar