Title
Because I’m A Girl
Because I’m A Girl
Author
Park Yoo An
Park Yoo An
Length
Oneshoot
Oneshoot
Rating
T
T
Genre
Romance, Angst, Sad
Romance, Angst, Sad
Main Cast
Taeyeon
Baekhyun
Taeyeon
Baekhyun
Supporting Cast
Chanyeol
FF ini terinspirasi dari video klip Kiss – Because I’m A Girl
***
Baekhyun PoV
Aku menapakkan kakiku di Seoul. Akhirnya, setelah tinggal 4 tahun di Jepang, aku bisa menghirup udara di kota kelahiranku ini.
Namaku, Byun Baekhyun. Aku adalah orang
Seoul yang sebelumnya pindah ke Jepang. Namun, karena kematian kedua
orangtuaku, aku memutuskan untuk pindah ke Seoul, kampung halamanku.
Aku memegang kameraku yang biasa
kugunakan untuk memotret pemandangan-pemandangan indah, yang biasanya
akan terpasang di gallery album milikku. Namun, kali ini lain lagi
rencananya. Hasil photoku ini nanti akan menjadi sampul majalah.
Ya, setelah kepindahanku ini, aku
memutuskan untuk menjadi seorang photograper untuk majalah. Itu semua
atas saran sahabatku, Chanyeol.
KCAK
Aku memotret seorang ayah dan anak.
Aku memotret seorang ayah dan anak.
KCAK
Aku memotret kendaraan yang lalu lalang. Hmmm, mungkin saja ini bisa dijadikan objek untuk majalah.
Aku memotret kendaraan yang lalu lalang. Hmmm, mungkin saja ini bisa dijadikan objek untuk majalah.
KCAK
Aku memotret sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan.
Aku memotret sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan.
KCAK
Aku terdiam.
Aku terdiam.
”Mianhaeyo…” ujar seorang yeoja meminta maaf kepadaku. Aku tertegun melihatnya. Wajahnya sangat cantik.
Yeoja berperawakan kecil itu. Manis sekali.
”Mianhae, aku tidak tahu kau sedang memoto.” ucap yeoja itu sekali lagi.
”Ah, gwenchana.” kataku. Aku masih terpesona dengan kecantikan yeoja itu.
Yeoja itu tersenyum kepadaku. Dan akhirnya, dia berlalu dari hadapanku.
Baekhyun PoV END
Taeyeon PoV
Aku berlalu pergi dari namja itu. Aku merasakan sesuatu yang sedang melandaku sekarang. Apa aku…….mulai jatuh cinta?
Entahlah aku tidak begitu yakin dengan
perasaanku ini. Karena aku belum pernah merasakan jatuh cinta
sebelumnya. Tapi, jujur saja, aku merasa bahagia. Jika benar yang
kurasakan ini, apa mungkin, dia cinta pertamaku?
2 Days Later…
Aku memulai pekerjaanku seperi biasa. Sebagai pekerja di salon.
KRING… Bel berbunyi. Tanda seorang
pelanggan sedang masuk. Aku segera berbalik dan menghentikkan
aktifitasku menyapu sisa-sisa rambut pelanggan yang telah dipotong tadi.
”Annyeong haseyo.” sapaku. Dan saat pelanggan itu bertatapan denganku. Aku kembali beku…
”Kau yang waktu itu kan?” tanya namja itu.
”Ah ne… Ada yang bisa saya bantu?” aku
mendapati diriku bertanya padanya. Jujur, aku sangat gugup sekarang.
Namun, sebisa mungkin aku memendam kegugupan ini.
”Ne. Aku ingin memotong rambutku yang sudah sedikit panjang ini.” ujarnya.
”Silahkan.” kataku. Lalu mempersilahkannya duduk di kursi, tempat bagi pelanggan yang ingin dipotong rambutnya.
***
Aku bahagia saat ini. Aku membasuh
rambutnya dengan air selembut dan sepelan mungkin. Lalu kusampokan
rambutnya yang halus itu perlahan pula. Kuusap-usap hingga kupastikan
semua rata. Namun, tanpa kusadari, tanganku yang berlumuran busa-busa
shampoo itu mengenai matanya yang tengah terpejam.
”Argg..” erangnya pelan.
”Ooo… Mianhae. Jeongmal mianhae…” kataku
meminta maaf. Aku panik mencari handuk. Setelah aku menemukannya, aku
menyerahkannya kepada namja itu.
”KIM TAEYEON! KENAPA KAU TIDAK HATI-HATI? LIHAT! PASTI DIA SEDANG KESAKITAN SEKARANG!” pekik Sunye. Bossku disini.
Habislah aku dimarahi bossku. Sementara itu, namja tadi sibuk mengelap matanya.
Taeyeon PoV END
Baekhyun PoV
Aku mendengar yeoja itu dibentaki oleh
bossnya. Aku sendiri tidak tega. Walau hanya dengan mendengarnya saja.
Akhirnya, aku bicara.
”Gwenchana agassi. Saya tidak apa-apa.
Dan ini bukan salah nona itu sebenarnya.” ujarku. Berusaha menghentikkan
bentakkan boss yeoja itu yang terus dihujankan padanya.
Boss itu berhenti membentakki karyawannya. Yeoja itu menatapku heran.
***
Aku keluar dari salon itu. Sebenarnya, tujuanku tadi memang hanya untuk bertemu yeoja yang kutemui 2 hari yang lalu.
Aku keluar dari salon itu. Sebenarnya, tujuanku tadi memang hanya untuk bertemu yeoja yang kutemui 2 hari yang lalu.
”Tuan!” panggil seseorang. Kedengarannya seperti seorang yeoja yang memanggilku.
Aku membalikkan badanku. Dan, Bingo! Yeoja itu memanggilku.
Yeoja itu lari terbirit-birit ke arahku. Dan tangannya seperti sedang membawa sesuatu.
”Tuan, kau meninggalkan kameramu.” kata yeoja itu seraya mengulurkan kameraku.
”Oh, kamsahamnidah.” ucapku lalu mengambil kameraku.
”Ne. Cheomaseumnida.” balasnya. Lalu membalikkan badannya.
Tiba-tiba sebuah pertanyaan terbesit ke otakku.
”Nona!” panggilanku membuat yeoja itu membalikkan badannya.
”Ada apa?” tanyanya.
”Siapa namamu?” tanyaku.
”Taeyeon. Kim Taeyeon-imnida.” balasnya. Taeyeon, nama yang cantik, bahkan pemiliknya juga sangat cantik, batinku.
”Naneun Baekhyun. Byun Baekhyun-imnida.” kataku memperkenalkan diri.
Baekhyun PoV END
Keduanya sudah sangat jelas sedang jatuh cinta. Mulai dari cara mereka saling bicara, melihat, dan bersikap.
Dan sejak perkenalan itu, Baekhyun sering
datang ke salon tempat Taeyeon bekerja. Kadang dia membeli shampoo yang
sebenarnya, tidak terlalu dibutuhkannya. Atau sekedar mengajaknya
berbincang-bincang disela-sela istirahat Taeyeon.
Keduanya juga sering sekali menghabiskan waktu bersama.
Hari ini, tepat 3 bulan setelah
perkenalan mereka, Baekhyun mengikuti balap motor. Itulah yang biasa
dilakukannya sejak masih di Jepang. Dan, kebiasaan itu masih tetap saja
dibawanya (?) di Korea.
Sudah berkali-kali Taeyeon
mengingatkannya agar tidak mengikuti balapan konyol itu. See, sikap
yeoja itu sudah menunjukkan sekali kalau ia tidak ingin sesuatu yang
tidak diinginkan menimpa Baekhyun. Artinya, yeoja itu mencintai
Baekhyun.
”Tenanglah, aku sudah terbiasa dengan
ini. Bahkan ketika di Jepang aku selalu pulang dari balapan dengan
selamat.” ujar Baekhyun membanggakan diri.
”Oppa, kumohon. Aku……….” Taeyeon
menghentikan ucapannya. ”Aku tidak ingin sesuatu hal yang buruk
menimpamu.” akhirnya Taeyeon melanjutkan ucapannya.
”Tenanglah Taeng. Oppa yakin, Oppa akan baik-baik saja.”
***
Taeyeon menutup telinganya ditengah-tengah penonton yang berteriak histeris. Apalagi teriakan para penonton sangatlah tidak terdengar merdu di telinganya.
Taeyeon menutup telinganya ditengah-tengah penonton yang berteriak histeris. Apalagi teriakan para penonton sangatlah tidak terdengar merdu di telinganya.
Kadang yeoja itu juga memejamkan matanya
rapat-rapat sambil meletakkan kedua tangannya di dada, ketika Baekhyun
mengendarai motornya melewati tikungan tajam. Kemudian membuka matanya
lebar-lebar dan menutup telinganya dengan jari-jari kecilnya guna
menghindari gendang telinganya yang mungkin saja akan pecah ketika
mendengar teriakan para penonton, saat Baekhyun sedang melewati jalanan
yang lurus (?).
Sudah hampir 10 menit jantung Taeyeon
yang terus berdebar kencang dan serasa ingin copot. Dan mungkin,
sebentar lagi, jantung Taeyeon sudah tidak akan ada pada tempatnya (?)
lagi.
”YE!!!” pekik sebagian penonton yang juga supporter dari Baekhyun.
”Omo, Baekkie Oppa menang?” tanya Taeyeon pada dirinya sendiri.
Taeyeon melompat-lompat layaknya anak
kecil saat ini. Karena begitu banyak penonton yang menghalangi
pandangannya. Yang dilakukan yeoja itu saat ini adalah guna melihat
Baekhyun. Apa benar namja itu menang.
Namun, saat yeoja itu melompat-lompat,
tali sepatunya ternyata lepas dan yeoja itu terjatuh. Parahnya, kakinya
tak sengaja terinjak oleh para supporter yang berlari menuju arah
Baekhyun.
”Ahh ah ah…” erang Taeyeon. Yeoja itu
mengerang kesakitan di pasir tempatnya jatuh itu. Sementara itu semua
supporter sedang mengangkat-angkat tubuh Baekhyun.
Saat Baekhyun melihat Taeyeon yang tengah tersungkur di jauh sana, Baekhyun berusaha turun dari umbulan (?) para supporter.
”Taeng, kau tak apa?” tanya Baekhyun
panik. Namja itu berjongkok di hadapannya dan membersihkan pasir-pasir
yang menempel di sekitar lukanya.
”Aniyo Oppa.. Sh, hanya sa..shh…ja, aku susah menggerakan kakiku.” desis Taeyeon.
”Ayo!” Baekhyun mengangkat tubuh kecil Taeyeon. Sementara itu Taeyeon terkejut.
***
Sesampainya di apartment Baekhyun, namja itu mengobati kaki Taeyeon yang luka akibat injakan para supporter.
Sesampainya di apartment Baekhyun, namja itu mengobati kaki Taeyeon yang luka akibat injakan para supporter.
”Ashhh sakit babo!” desis Taeyeon saat obat merah memoles (?) dagingnya yang terbuka (?).
”Mianhae.” kata Baekhyun sambil terus meneteskan obat merah itu di luka Taeyeon.
”Oppa…” panggil Taeyeon.
”Hnnn…”
”Apa kau percaya dengan cinta pada pandangan pertama?” tanya Taeyeon. Sebetulnya, yeoja itu malu dengan pertanyaannya.
”Eum,” Baekhyun membalut luka Taeyeon dengan perban. Namja itu menatap dalam mata Taeyeon. ”Tentu saja.” lanjut Baekhyun.
”Oohhh…” Taeyeon memilih berkata demikian
daripada dia terus bertanya tentang cinta pada pandangan pertama.
Karena yeoja itu takut kalau-kalau nanti Baekhyun menyadari perasaannya.
Taeyeon mengedarkan pandangannya. Begitu banyak foto hasil jepretan Baekhyun yang dipasang disana.
”Bagaimana dengan pekerjaanmu Oppa?” tanya Taeyeon, masih terus melihat-lihat hasil foto Baekhyun.
”Bagaimana apanya?” tanya Baekhyun heran.
Taeyeon mengalihkan pandangannya pada Baekhyun. Wajahnya langsung merona saat ditemukannya Baekhyun duduk dekat disampingnya.
”Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti tomat sekarang?” tanya Baekhyun bercanda.
”Mwo? Apa maksudmu?” tanya Taeyeon meminta penjelasan.
”Hahaha maksudku. Kenapa wajahmu memerah seperti itu? Kau seperti tomat tau!” Baekhyun tertawa.
”Aish! Apa maksudmu!” yeoja itu memukul perut Baekhyun.
”Ahhh! Sakit tau!” ujar Baekhyun.
”Biarin!” Taeyeon menjulurkan lidahnya kearah Baekhyun.
”Ya! Dasar kau ini!” Baekhyun menggelitik tubuh Taeyeon.
”Ahhh geli Oppa!”
”Hahaha rasakan!”
Karena Baekhyun terus menggelitik
Taeyeon, tangan Taeyeon berusaha untuk membalas gelitikan Baekhyun.
Hingga akhirnya, Baekhyun yang terlalu geli melepaskan gelitikkannya
pada Taeyeon…
BRUK…
Tanpa disengaja dan tanpa direncana,
tubuh Baekhyun menindih tubuh kecil Taeyeon. Untung saja mereka sedang
ada di ranjang sekarang. O.o
”Oppa, badanmu berat.” komentar Taeyeon.
”Ah mianhae…” kata Baekhyun lalu
cepat-cepat berdiri di samping ranjangnya. Taeyeon menarik nafasnya dan
mendudukkan dirinya di ranjang Baekhyun.
”Nado. Nado mianhae Oppa.” ucap Taeyeon. Taeyeon berusaha berdiri walau kakinya masih sakit.
”Ya! Taeyeon-ah,” Baekhyun memegang tangan Taeyeon. Membantunya berdiri.
”Tak apa Oppa.”
Dengan terseok-seok, Taeyeon melangkahkan kakinya mendekati foto-foto pemandangan yang berhasil diabadikan Baekhyun.
Baekhyun mengikutinya dari belakang.
”Hasil fotomu bagus sekali Oppa.” puji Taeyeon.
”Kelihatannya kau sangat berbakat dalam bidang ini.”
Taeyeon membalikkan badannya setelah sesuatu ide terlintas di benaknya.
”Oppa, bolehkah aku mencoba memoto?” tanya Taeyeon. Berharap Baekhyun mau menurutinya.
”Buat apa?” tanya Baekhyun.
”Ayolah. Jebal!” pinta Taeyeon.
”Baiklah.” Baekhyun melangkahkan kakinya
dengan cepat mendekati mejanya. Disitu terletak kamera Kodak yang biasa
ia gunakan untuk memotret objek indah.
Taeyeon tersenyum. Dengan langkah
terseok-seok, yeoja itu mendekati Baekhyun. Walau yang dirasakannya tiap
langkah adalah rasa sakit di kakinya.
Sementara itu Baekhyun mulai mencoba-coba kameranya.
KCAK
KCAK
KCAK
Baekhyun memotret Taeyeon yang sedang berjalan terseok ke arahnya. Beruntung Taeyeon sedang melihat kebawah.
Kurasa foto ini akan bagus jika dijadikan
cover untuk majalah, batin Baekhyun. Seraya melihat 2 foto hasil
jepretan diam-diamnya itu. Di foto itu tampak Taeyeon sedang berjalan
kearahnya sambil memandang ke bawah. Tubuhnya tampak manis dibalutkan
dengan sweeter besar warna abu-abu. Serta celana warna cokelat dan
sepatu. Juga perban yang membalut luka di kaki kirinya.
”Mana Oppa!” Taeyeon meminta kamera yang dipegang Baekhyun.
”Ini.” kata Baekhyun sambil mengulurkan kameranya kepada Taeyeon.
”Gomawo!” kata Taeyeon. Hanya 4 detik saat Taeyeon memegang kamera itu, yeoja itu cemberut.
”Oppa, kenapa kacanya buram?” tanya Taeyeon.
”Mwo? Benarkah?” tanya Baekhyun. Baekhyun meraih kamera itu dan mengeceknya. Benar, kacanya agak buram.
”Kau sih! Kau salah memegangnya. Harusnya hati-hati.” ucap Baekhyun.
”Ah mianhae Oppa.”
”Gwenchana. Sebentar ya, aku akan
mengambil pembersihnya dulu.” sebelum Baekhyun hendak pergi untuk
mencari pembersih kacanya, Taeyeon menahannya.
”Biar aku saja yang mengambilkannya.” kata Taeyeon.
”Tidak usah. Aku saja. Lagipula kakimu masih sakit.”
Taeyeon cemberut. ”Ayolah.” bujuk Taeyeon.
”Lagipula kuletakkan pembersih itu di tempat yang tinggi. Kau pasti akan kesulitan mengambilnya.”
”Ya! Jadi kau pikir seberapa pendeknya aku?” tanya Taeyeon.
”Bukan begitu.”
”Lalu apa? Kalau kau seperti itu berarti kau menganggapku pendek. Yaya aku tahu. Aku memang pendek.” cibir Taeyeon.
”Aish! Baiklah!” akhirnya Baekhyun menyetujui bujukan Taeyeon.
Taeyeon tersenyum dan berkata, ”Terimakasih Oppa!”
***
Taeyeon mencari pembersihnya di ruang kerja Baekhyun.
Taeyeon mencari pembersihnya di ruang kerja Baekhyun.
”Dimana ya? Kata Baekhyun di dekat meja komputer.” gumam Taeyeon. ”Dan katanya dia meletakkannya di tempat yang tinggi?”
Taeyeon mendongakkan kepalanya. Matanya menangkap sebuah botol putih bertuliskan Lens Cleaner.
”Ah pasti yang itu!” gumam Taeyeon.
”Tinggi sekali! Kalau aku menaiki meja
komputer, itu tidak mungkin. Jaraknya lumayan jauh walau aku menaiki
meja komputernya. Bisa-bisa nanti aku jatuh.” gumam Taeyeon. Yeoja itu
memikirkan cara agar bisa mengambil pembersih itu.
Akhirnya, Taeyeon memutuskan mengambil
pembersih itu dengan berjinjit. Tapi tetap saja sia-sia, walau yeoja itu
berjinjit, pasti yeoja itu tidak akan bisa mengambilnya.
”Aish! Susah sekali.” gerutu Taeyeon.
Taeyeon berusaha sekali lagi. Kali ini, yeoja itu berjinjit dengan berdiri di tumpukan beberapa buku paket.
”Ya sebentar lagi! Sebentar lagi!”
Hampir. Dan Taeyeon sudah bisa menyentuh botol itu. Dengan jari-jarinya, Taeyeon berusaha meraihnya namun….
Botol pembersih itu terjatuh. Celakanya,
botol pembersih itu tidak tertutup. Hingga isinya tumpah. Lebih celaka
lagi, isi pembersih itu tumpah. Mengenai wajah Taeyeon.
Oh tidak! Itu bahan keras!
Taeyeon memegang matanya yang sakit. Ya itulah yang dirasakan Taeyeon. Sakit pada matanya. Yeoja itu terpeleset.
”OPPA!!” teriak Taeyeon.
Baekhyun yang mendengarnya langsung berlari ke ruang kerjanya. Betapa terkejutnya namja itu mendapati Taeyeon saat ini.
***
Dengan beberapa suster, Baekhyun ikut mendorong ranjang dorong yang sedang ditempati Taeyeon saat ini.
”Taeyeon! Kumohon. Bertahanlah.” kata Baekhyun. Namja itu, sudah menitihkan matanya sedari tadi.
***
”BODOH! KAU BODOH BYUN BAEKHYUN! KENAPA
KAU TETAP MEMBIARKAN TAEYEON MENGAMBIL PEMBERSIH KACAMU! KENAPA? KAU
BABO BAEKHYUN! KAU BABO!” Baekhyun merutuki dirinya di apartmentnya
saat ini.
Namja itu sangat terpukul. Lebih terpukul
lagi saat namja itu mengetahui… Bahwa saat ini, Taeyeon tidak bisa
menggunakan matanya.
BUTA.
***
Sudah 1 minggu sejak kejadian yang membuat Taeyeon harus segera membutuhkan donor mata.
Sudah 1 minggu sejak kejadian yang membuat Taeyeon harus segera membutuhkan donor mata.
Baekhyun takut mengunjungi Taeyeon.
Baekhyun merasa bersalah akan Taeyeon saat ini.
”Siwon Uisa…” Baekhyun berbicara dengan seseorang di telepon. Dia Siwon. Dokter yang menangani Taeyeon.
”Apakah Taeyeon sudah mendapatkan pendonor?”
Baekhyun menitihkan air matanya.
”Baiklah. Saya akan segera kesana.”
***
Baekhyun melangkahkan kakinya ke taman.
Dimana sekarang dia menemukan Taeyeon. Dengan tongkatnya sedang
memandang kosong ke arah depan. Pandangannya tidak jelas karena matanya
sudah tidak bisa berfungsi lagi.
Baekhyun ingin menangis.
”Maafkan aku Kim Taeyeon.” gumam Baekhyun.
***
Dokter itu, Siwon Uisa memasuki kamar inap Taeyeon.
”Nona Taeyeon.” panggil Siwon Uisa.
”Ne. Uisa.”
”Kau sudah mendapatkan pendonor mata.”
”Ne? Jeongmal?”
”Ne aku bersungguh-sungguh.”
”Kamsahamnidah Tuhan. Eum, kalau boleh
saya tahu, siapa yang mendonorkan matanya untukku?” pertanyaan Taeyeon
dijawab lama oleh Siwon.
Siwon sendiri beku di dekatnya. Namja itu teringat dengan perkataan namja yang mendonorkan matanya untuk pasiennya itu.
”Kumohon Siwon Uisa. Jangan katakan pada Taeyeon kalau saya yang mendonorkan matanya.”
”Eum, hanya seorang namja yang dengan berbaik hati mendonorkan matanya untukmu.” jawab Siwon Uisa.
***
”Chanyeol-ah…” panggil Baekhyun kepada Chanyeol, sahabatnya.
”Kau yakin dengan keputusanmu Baekki?” tanya Chanyeol.
”Ne. Aku yakin.”
”berarti, kau sudah tidak bekerja sebagai photograper lagi?”
”Ne.”
”Oiya, Yeol-ah, ini.” Baekhyun
menyodorkan satu berkas. Dimana disana terdapat dua foto seorang yeoja.
Yeoja yang membuat hati namja itu berdebar. Kim Taeyeon.
”Jadikan salah satu foto ini sebagai
sampul untuk majalah edisi selanjutnya. Dan ini.” Baekhyun menyodorkan
sejilid hvs kepada Chanyeol.
”Ini artikelku. Kumohon, muatlah artikel ini di majalah. Setelah itu, berikan majalah ini kepada Kim Taeyeon.”
***
Kedua insan itu berbaring di ranjang yang bersampingan.
Efek bius Taeyeon sudah bekerja. Yeoja
itu sudah kehilangan kesadarannya. Sementara itu, Baekhyun masih sadar.
Namja itu memegang tangan Taeyeon sebelum akhirnya para suster menarik
ranjangnya menjauh dari ranjang Taeyeon.
Baekhyun menitihkan air matanya. Ia yakin
keputusannya benar. Ia yakin inilah yang akan membuat Taeyeon bahagia.
Ia yakin inilah yang bisa menebus kesalahannya. Ia hanya ingin, Taeyeon
bisa melihat kembali.
***
Keduanya berpapasan di lorong rumah sakit. Sayangnya, keduanya tidak menyadarinya. Mereka hanya lewat dalam mata yang diperban.
***
Siwon Uisa melepas perban yang menutupi
mata Taeyeon itu. Perlahan sekali. Hingga akhirnya perban itu terlepas
dari mata Taeyeon. Taeyeon mengikuti instruksi Siwon Uisa : membuka
matanya dengan perlahan.
***
”Baekhyun Oppa!” berkali-kali, Taeyeon
memanggil Baekhyun dan mengetuk pintu apartmentnya. Namun nihil tak ada
jawaban sama sekali.
”Taeyeon-ssi!” panggil suara berat.
Taeyeon menolehkan kepalanya untuk
mencari siapa yang memanggilnya. Pencariannya berhenti saat yeoja itu
melihat namja tinggi berjalan kearahnya. Park Chanyeol, dia sahabat
Baekhyun, setahu Taeyeon.
”Chanyeol-ssi.”
”Ini…” Chanyeol menyodorkan sebuah majalah kepada Taeyeon.
”Baekhyun yang menyuruhku memberikannya padamu.” ujar Chanyeol.
Taeyeon terkejut mendapati sampul majalah itu adalah foto dirinya. Tapi, sejak kapan ini diambil?
***
Taeyeon melangkahkan kakinya gontai di taman. Bulan ini sudah memasuki awal musim salju.
Taeyeon duduk di salah satu kursi di taman. Yeoja itu merapatkan jaketnya. Guna, menahan hawa dingin yang menerpanya.
Taeyeon membuka lembar demi lembar
majalah bersampul dirinya itu. Tangannya berhenti membuka lembaran
berikutnya saat yeoja itu menemukan artikel berjudul ”Apakah kau percaya
cinta pada pandangan pertama?”
Disampingnya, terdapat foto Baekhyun dan Taeyeon yang menjadi background halaman itu.
Taeyeon membacanya.
”Cinta pada pandangan pertama?
Awalnya aku menganggapnya hanya sebuah cerita di televisi. Namun, suatu
hari saat aku mengalami cinta itu. Aku percaya bahwa peristiwa yang
hanya kuanggap cerita bohong itu menjadi kenyataan. Aku bertemu dengan
seorang yeoja. Dia adalah karyawam di salon. Aku jatuh cinta dengannya
sejak pandangan pertama. Sejak perkenalan kami, kami menjadi semakin
dekat. Aku menyadari sikapnya yang selalu mengkhawatirkanku. Dia
melarangku mengikuti balap motor. Tapi aku berjanji akan pulang dengan
selamat. Dan saat aku menang, aku mendapati yeoja itu mengerang
kesakitan sambil memegangi kakinya yang sakit. Aku langsung membawanya
ke apartementku. Dan saat itulah, dia bertanya padaku ”Apa kau percaya
dengan cinta pada pandangan pertama?” Ya aku percaya. Karena aku sendiri
sudah mengalaminya. Mulai saat itu, aku ingin melindunginya. Tidak akan
kubiarkan apapun menyakitinya. Bahkan tidak akan kubiarkan sebutir debu
memasuki matanya dan membuatnya kelilipan. Namun, janjiku itu sirna
saat kudapati yeoja itu mengalami kecelakaan kedua pada hari itu.
Kecelakaan yang membuatnya harus segera mendapatkan donor mata. Tak ada
yang mendonorkan mata untuknya. Hingga kuputuskan, untuk mendonorkan
mataku untuknya…” Taeyeon berhenti membaca. Yeoja itu sudah berhujankan air mata.
Taeyeon menutup kembali halaman itu. Yeoja itu menangis sejadi-jadinya disana.
”Agassi. Kenapa kau menangis?” tanya seorang namja.
Taeyeon menengadahkan kepalanya. Melihat siapa yang sedang bertanya kepadanya.
Baekhyun? Namja itu menggunakan tongkat?
”Agassi?” tanya Baekhyun sekali lagi.
”Siapa yang membuatmu menangis?” tanya Baekhyun.
”Kau.” jawab Taeyeon.
”Maksud Agassi?” tanya Baekhyun.
Sungguh, mungkin Baekhyun tidak menyadari yang didepannya saat ini adalah Taeyeon.
”Oppa!” Taeyeon menghambur langsung memeluk Baekhyun.
”Taeyeon-ah?” tanya Baekhyun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar