Pengikut

Selasa, 28 April 2020

EXO DAN SNSD BERTUKAR JIWA #Chapter 3

Title       : EXO dan SNSD Bertukar Jiwa????
Author  : Baconyeojachingu
Pairing  : kim Joon Myun a.k.a Suho & Kim Tae Yeon  #mian marganya sama
Byun Baek Hyun & Tiffany Hwang a.k.a Hwang Mi Young
Park Chan Yeol & Jessica Jung a.k.a Jung Soo Yeon
Do Kyung Soo a.k.a D.O & Sunny a.k.a Lee Sun Kyu
Kim Jong In a.k.a Kai & Yoona a.k.a Im Yoon Ah
Oh se Hun & Seo Hyun a.k.a Seo Joo Hyun
Genre   : Comedy, romance, friendship, Fantasy, Schoollife
Rating   : PG 15
Length  : Chapter

ASTAGA!!! AUTHOR TELAT LAGI T.T….. Mianhaeyo…… jeongmal mianhaeyo readerdeul!!! Akhir-akhir ini author sangatlah sibuk hingga waktu menulis ff berkurang ckup banyak, mianhaeyo….

Baru-baru ini  tepatnya 29 maret 2013 kemaren, author juga sedang PANAS karena komen singkat dari seorang chingu tidak dikenal di salah satu FF author. Komennya Cuma 8 kata tapi beeeuuuuhhh bikin darah author mendidih… arrggggghhhhhh…. BASHINGAN PERTAMA yang pernah author terima, dan author harap itu yg terakhir! Mau tau gak dia bilang apa? *reader:GAK!! *Author: bilang aja mau npa? *reader : iya deh daripada author nangis nanah kan jijay cinnn… *author nyengir. Dia ngomong gini nih sodara-sodara ‘aku gak suka sama castnya jadi males baca L’ APA COBA INI???? HEH? Dia pikir kalo dia males baca FF ku,  seluruh Kpopers di dunia ikutan males gitu? Euuuhhh, gak ngaruh bgt dah! Dia gak tau apa kalo FF ntu masih terus di hot post sejak 1 februari bahkan tanpa dia baca sekalipun! Panas nih beneran panas! Mau tau gak siapa cast yg author pake di ff itu? *reader: uda donk thor, kita uda cape denger curcol gaje dari author. *author : ya uda, chap 3 exo dan snsd bertukar jiwa ditunda.*reader nahan emosi : ok deh thor emang spa castnya? *author : gitu donk. CAST nya wktu itu LUHAN si unyu-unyu bias author setelah baekki, SUNNY SNSD bias kedua author juga setelah tiffany, dongahe suju, sehun, dkk. Gila gak tuh dia bilang gak suka cast nya jadi males baca? Kalo pun emang gak suka ama pairing author yg memang super gaje itu ya uda JUST LEAVE WITHOUT ANY COMMENT. IT’S EASY, ISN’T  IT?        Atau menurut kalian author aja yang berlebihan? Iya gak sih? Ah udahlah, author masih PANAS, jadi tolong maklumi bacotan author jadi sebanyak ini…. Reader yang baru author certain jangan ditiru ya! Reader  jahannam tuh namanya gak menghargai!  Ok, langsung aja deh dibaca dan author tekankan NO BASH, NO SIDERS, NO PLAGIATOR!!!!!!!!!!

BACONYEOJACHINGU PRESENT

ENJOY IT

^_~bbuing bbuing^_~

Author’s POV

FLASHBACK

Seorang yeoja dengan surai hitam panjang dan lurus sepunggung sedang menyeret kopernya di incheon airport sambil mengarahkan pandangannya berkeliling. Yeoja itu nampak seperti sedang mencari seseorang karena wajahnya terlihat amat resah menatapi manusia yang berlalu lalang di tempat itu. Yeoja itu menggigit bibir bawahnya gelisah. Orang yang dicarinya tak kunjung tampak padahal sudah cukup lama ia mencari ke setiap sudut bandara.

Yeoja itu menghela nafas panjang sambil menundukkan kepalanya lemah, menyerah untuk menemukan orang itu. Ia mengangkat kepalanya dan berdiri. Ia berniat ingin meninggalkan tempat itu. Sekalipun ia buta dengan lika-liku Korea, dia akan berusaha sendiri. Toh, orang yang ditunggunya tak juga muncul. Untuk apa ia bertahan menunggu seperti orang bodoh?

Yeoja itu mulai melangkahkan kakinya yang dibalut boot cokelat gelap dengan heels yang tidak terlalu tinggi. Tangan kirinya masih setia menyeret koper hitamnya sementara tangan kananya dimasukkan ke saku mantel hitam yang dipakainya. Cuaca musim dingin korea tentu tidak beda jauh dengan jepang tempat yeoja itu sebelumnya  berada.

Ia menghembuskan nafas berat. Ia merasa bingung. Haruskah ia menyesal datang ke tempat ini karena namja yang dikenalnya bahkan tidak datang seperti  janjinya? Ia mengangkat kepala dan dibuat terbelalak saat melihat punggung namja bersurai sama hitam seperti miliknya berdiri tak jauh darinya.      Nampak namja itu mengenakan mantel selutut berwarna hitam dengan syal merah tua yang melilit lehernya.

Yeoja yang memperhatikannya dengan mata terbelalak tadi berlari ke arah namja itu.

“TAKUTO-kun!!!” pekik yeoja itu membuat namja yang tadi menoleh.

Si yeoja mengernyitkan dahi seiring dengan menghentikan langkahnya saat melihat wajah asing yang nampak saat si namja membalikkan tubuhnya. ‘bukan takuto-kun’ lirih yeoja itu dalam hati saat mengetahui bahwasanya ia salah mengenali orang. Padahal namja ini begitu mirip dengan orang yang ditunggunya, namun bagaimana mungkin dia salah mengenali?

“ kau berbicara padaku?” namja itu menunjuk dirinya sendiri sambil berucap dengan logat yang agak janggal dan ia cukup bingung karena sekarang yeoja itu malah mematung diam membisu di tempat.

“Mianhamnida… aku salah orang…” yeoja itu menyahut dengan bahasa korea yang lebih berantakan dibanding namja tadi. Surai hitamnya bergerak ke depan saat ia membungkuk sebagai tanda perminta maafannya.

Namja tadi tersenyum lalu mendekat. “Gurae? Memangnya kau sedang mencari siapa?”

Yeoja itu terlihat ragu. Bagaimana pun ia baru mengenal namja itu. Belum lagi, ia agak ngeri melihat lingkaran hitam di bawah kedua mata si namja. Tatapannya terlihat tajam dan cukup membuat si yeoja merasa terancam. “Aku mencari takuto-kun” si yeoja menunduk tak berani beradu dengan keping hitam tajam namja tinggi di depannya.

“Takuto-kun? Orangnya seperti apa?”

“Tinggi dengan rambut hitam. Kulitnya agak pucat dan punya lesung pipi.” Terang yeoja itu dengan wajah polosnya. “Tapi sepertinya dia tidak akan datang, jadi aku mau pergi saja sekarang.”

“Gurae? Kau bukan orang korea kan?” si namja mengalihkan pembicaraan.

“Ne. aku orang jepang.”

“Eoh, gurae? Aku juga bukan orang korea. Huang Zi Tao imnida. Aku juga baru datang dari China.” Si namja mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Sebuah senyuman yang membuat kesan berbahaya dari wajahnya agak pudar.

Si yeoja memperhatikan telapak Tao yang terulur. Dengan perasaan ragu ia menyambutnya. “ Yuri imnida.” Ucapnya singkat memperkenalkan diri.

FLASHBACK END

‘ Itulah hari pertama kita bertemu. Aku yang sedang mencari Takuto-kun malah bertemu denganmu. Sungguh pertemuan yang sangat tidak kuduga atau mungkin aku lbih pantas menyebutnya takdir tak terduga? Penyesalanku menginjakkan kaki di Korea perlahan menyurut saat irisku memasuki sorot mata tajammu. Aku tidak tau… padahal aku cukup takut melihat mata dengan lingkar hitam milikmu, tapi aku senang…. Aku senang bertemu dengan namja cina sepertimu…’ Tao tersenyum getir membaca diary Yuri. Sudah berkali-kali ia membaca buku pribadi milik yeoja itu. Namun, tak kunjung sekalipun kebosanan menyapa jiwanya.

^_~bbuing bbuing^_~

Sepuluh hari dirawat di rumah sakit kini cukup untuk membuat seorang namja bernama Byun Baek Hyun yang terjebak di dalam tubuh seorang yeoja berna Tiffany Hwang tidak lagi harus menjalani hari-harinya yang membosankan dengan ditemani selang infus. Alat kesehatan itu telah lepas dari tubuhnya atas izin dokter, bahkan ia juga mndapat izin untuk meninggalkan rumah sakit sore ini.

Ada perasaan senang dalam hati namja itu karena setidaknya indera penciumannya akan terbebas dari bau obat-obatan yang sudah seperti pengharum ruangan di tempat ini. Namun, ia cukup gelisah karena ia akan menjalani hidup sebagai pribadi baru dan ia yakin akan sangat sulit baginya untuk beradaptasi. Memanggil eomma saja sudah sangat sulit bagi Baekhyun terhadap ibu Tiffany, apalagi melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan Tiffany.

“Tiffany, ayo kita pergi!” panggil ibu Tiffany pada putrinya yang melamun sejak tadi. Tentu saja ajumma itu tidak mengetahui keanehan yang terjadi pada putrinya. Mana ia tahu bahwa orang yang ada di hadapannya sekarang ini bukanlah Tiffany putrinya!

Tiffany (Baekhyun) yang dipanggil menoleh dan tersenyum canggung. Ia turun dari ranjang rumah sakit yang sudah  menampung tubuhnya selama sepuluh hari ini lalu berjalan mendekat pada ibu barunya. “Kajja eomma!” dengan perasaan yang masih canggung, Tiffany (Baekhyun) memeluk lengan ibunya. Sementara yang digandeng malah menoleh dengan salah satu alisnya yang terangkat. “ kau mau pulang dengan pakaian pasien?” ternyata sang ibu sedang berusaha mengingatkan Tiffany (Baekhyun) akan piyama khas rumah sakit yang masih menyelimuti seluruh tubuhnya.

Sang ibu tersenyum melihat pandangan Tiffany (Baekhyun) yang mengarah kepada pakaian yang melekat di tubuhnya. Setelahnya, Mrs.Hwang bergerak mengambil satu set pakaian dari tas yang dibawanya. “Ini, gantilah di kamar mandi. Ibu akan menunggumu!” Mrs. Hwang menyodorkan pakaian yang diambilnya tadi.

Tiffany (Baekhyun) meraihnya dengan ragu. Ia sadar satu masalah sudah ada di depannya sekarang ini. Bagaimana mungkin ia bisa mengganti pakaian jika sekarang ia sedang berada dalam tubuh orang lain, dan apalagi orang itu seorang yeoja!

“Geundae eomma, aku suka baju rumah sakit ini!” sungguh ucapan paling konyol yang pernah Baekhyun katakan.

“Apa maksudmu? Sudah sana ganti. Eomma tidak ingin nati orang-orang mengira kau pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa.” Titah sang eomma bijak.

“T…t…tapi eomma…”

“Kau ini kenapa Tiffany? Eomma merasa kau sangat aneh sejak dirawat di rumah sakit ini. Apa mungkin terjadi sesuatu?”

“Aniyo eomma. Tidak terjadi apa pun. Baiklah, tunggu sebentar, aku akan ganti pakaian dulu…” secepat kilat Tiffany (Baekhyun) berbalik menuju toilet di belakangnya. Entah mengapa perasaannya jadi tidak enak saat sang eomma mengucapkan kalimat terakhirnya.

Tiffany menutup pintu toilet tanpa suara lalu bersandar di sana sesaat. Ia memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya gelisah mengingat apa yang akan dilakukannya sekarang. Melihat tubuh seorang yeoja membuat jantungnya berdetak abnormal dan keringat dingin megucur di dahinya. Jantungnya berdetak kencang bukan karena ia menyukai yeoja itu, melainkan karena ia akan melihat sesuatu yang selama ini belum pernah dilihatnya.

Tiffany (Baekhyun) berjalan ke depan kaca besar dan meletakkan pakaian di wastafel. Ia menatap pantulan wajah yeoja di cermin. Kini ia dapat melihat dengan jelas bulir-bulir halus yang mengalir di dahinya. Selanjutnya ia membuka pakaian yang tadinya dilipat dengan rapi. Terlihat di hadapannya dress selutut berwarna kuning pucat. Ia memandang dress tersebut lekat dan ia sendiri bahkan tak tau apa yang dipikirkannya.

Tiffany (Baekhyun) menghela nafas panjang lalu beralih menatap pakaian pasien yang melekat pada tubuhnya. Ia memejamkan matanya sambil menggigit keras bibir bagian bawahnya. Kedua tangannya bergerak  melepas kancing teratas pakaiannya.

Baekhyun’s POV

Aku benar-benar belum sanggup melihat tubuh yeoja ini jadi aku menutup kedua mataku rapat-rapat karena aku tidak ingin pingsan di tempat ini dan harus dirawat lagi. Aroma rumah sakit sudah cukup memuakkan bagiku.

Tanganku terus menari-nari di atas pakaian pasien yang kupakai hingga dapat kurasakan seluruh kancing sudah lepas dari tautan masing-masing. Awalnya aku mengintip sedikit dengan membuka mata sebelah kiri lalu melirik ke bawah, namun karena terkejut aku membuka kedua mata dan seketika itu kedua mata Tiffany yang sedang kupakai ini membulat melihat tubuh ‘baruku’  yang hampir topless. Tidak sampai di situ, kini kurasakan lubang hidungku menghangat. Saat kusentuh dapat kurasakan cairan mengalir deras dari sana. Aku yakin ini bukan ingus, karena cairan ini tak lengket. Aku menjauhkan tangan dari hidung lalu melihat darah di ibu jariku. Lagi-lagi aku hanya dapat terbelalak lalu menatap pantulan Tiffany di cermin dengan bekas kemerahan di bawah hidungnya. Jelas saja aku panik, tanpa memedulikan tubuh Tiffany yang belum kupakaikan pakaian dengan benar, aku menunduk mendekatkan wajah Tiffany (aku tidak boleh bilang ini wajahku kan? Jelas-jelas ini wajah Tiffany, aku hanya menumpang, jadi aku sebut wajah Tiffany saja ya) ke arah keras wastafel untuk membersihkan sisa-sisa cairan merah itu. ‘Dasar Byun Baek Hyun payah! Baru lihat segini saja sudah mimisan, bagaimana nanti kalau kau melihat semuanya?’ makiku pada diri sendiri.

Aku berdecak sebal, lalu meraih pakaian yang masih setia teronggok di atas wastafel. Aku memakainya terlebih dahulu lalu membuka celana yang masih membalut area pinggang hingga mata kaki Tiffany. Dengan begitu, aku tidak perlu melihat terlalu jauh sampai ke bawah sana kan? ‘ya benar, kau cerdas byun baek hyun!’

Aku membuang celana yang baru saja kubuka sembarang arah. Selanjutnya, aku merapikan dress selutut yang kini menggantikan pakaian tadi untuk membalut tubuh Tiffany. Aish, tiba-tiba aku merasa geli dengan perilakuku sekarang. Bagaimana mungkin aku melakukan hal-hal se-sensitif ini pada tubuh orang lain? Lalu nasib tubuhku bagaimana? Apa ia diperlakukan sesopan ini? Atau yang menumpanginya sekarang malah melihat semuanya dan menganggap semua hal ini seperti angin lalu? Tidak ada pikiran ‘masa bodo’ kan di pikirannya? Astaga tuhan, lindungilah tubuh hambamu yang lemah ini!

Sudahlah! Daripada pusing sendiri, lebih baik aku keluar dan menemui ibu ‘baru’ ku. Aku kan masih harus banyak melakukan adaptasi hidup sebagai seorang yeoja. Akhirnya, kulangkahkan kakiku pelan keluar dari toilet menemui ibu Tiffany di luar sana, mengikutinya ke rumah ‘baru’ ku, dan hidup sebagai Tiffany entah sampai kapan.

^_~bbuing bbuing^_~

Kai POV

‘Sekarang aku adalah Im Yoona. Aku harus terbiasa! Fighting!’ itulah asupan gizi untuk menyemangati hidup baruku dengan tubuh baru, keluarga baru, kehidupan baru, dan semua baru. Ada yang perlu kusyukuri, yang pertama, kulitku sedikit putih, hidungku mancung, dan aku imut! Tak akan ada yang tertawa saat aku aegyo, buahahahahahhahahahaha!!!

Baiklah Kim Jong In, ini adalah hari pertama mu untuk memandikan tubuh baru, kekekekeke~ merasa tertantang Kim Jong In? tentu saja, muahahahahhahaha..~

Aku melangkahkan kaki masuk ke kamar mandi yang ada di kamar pribadi Yoona. Saatnya mandi sebelum berangkat ke sekolah. Aku bersiul-siul ria seperti kebiasaan seorang kai sebelum mulai membersihkan diri.

Tiba-tiba aku ingat sesuatu. Aku mau mandi, aku ini namja, tapi tubuhku sekarang ini tubuh yeoja, jadi apa yang harus kulakukan? Apa aku harus mandi menggunakan pakaian seperti yang dikatakan oleh si.. siapa ya? Aku lupa! Pokoknya yang dikatakan oleh seseorang saat kami di rumah sakit. Hah, orang yang mengatakan itu bodoh atau bagaimana ya? Mana mungkin mandi berpakaian? Lalu bagaimana jika harus memakai sabun? Lalu bagaimana jika hendak buang air? Pasti akhirnya melihat juga kan? Ckckckkck, dasar orang-orang naïf itu! Mereka belum tau apa yang bisa dimanfaatkan ternyata! Untuk apa repot-repot bersikap sopan pada tubuh yang ditinggal tuannya sementara tubuh sendiri belum tentu diperlakukan serupa? Baiklah, sudah cukup aku mengoceh begini!

Tanpa pikir panjang, kulepas  semua kain yang melilit tubuh Yoona dan menyalakan shower. Memangnya siapa yang peduli eoh? Malah mungkin jika orang melihatku mandi berpakaian malah makin runyam. Eh tapi tunggu dulu, memangnya siapa yang akan melihatku mandi? Dasar bodoh!

Tunggu sebentar! Jangan tinggalkan POV ku dulu! Aku takut kalian salah paham #tepatnya aku takut kalian menyerang author-ku tersayang *author dibakar massa*. Walaupun aku bilang aku tidak ingin repot-repot mandi berpakaian bukan berarti aku melihat seluruh bagian tubuhnya ya. Aku ini masih punya hati, jadi dua bagian paling sensitive tetap aman, tenang saja! Dan satu lagi, shower mengguyur seluruh tubuhku mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jadi, otomatis kedua mataku tertutup karena air dari shower, jadi aku tidak sepenuhnya mesum kan?

Tiffany POV

Aku keluar dari kamar Baekhyun. Arrgghhh, melihat benda ‘pribadi’ Baekhyun membuatku ngeri dan geli terus karena gambarannya yang tak mau hilang dari benakku. Arrgghhh, sejak kapan aku mesum begini, eoh? Michigetta!

Aku bergabung duduk bersama ayah, ibu, dan namdongsaeng baekhyun. Namdongsaeng baekhyun duduk di kelas dua Junior High School dan saat ini sedang menikmati sarapan paginya. Dan ini adalah sarapan pertamaku di rumah baruku bersama keluarga baruku.

Ayah Baekhyun tersenyum melihat kedatanganku. Aku duduk di lantai seperti mereka menghadap pada sebuah meja tradisional berbentuk bundar. Ah, aku lupa memberitahu kalian, rumah seorang Byun Baek Hyun bergaya tradisional si setiap sudut. Cukup kagum, ternyata masih ada masyarakat yang mempertahankan nilai tardisi dan adat di zaman modern seperti saat sekarang ini. Tentu aku yang campuran korea-amerika ini agak asing dengan suasana kental Korea, karena walaupun Ibuku orang Korea, keluarga kami tinggal di Amerika selama 12 tahun, wajar kan kalau aku merasa asing?

“ Baekhyun-a, eomma sudah buatkan kimchi lobak kesukaanmu!” ibu Baekhyun menunjuk sepiring kimchi berwarna kemerahan, mungkin pengaruh bubuk cabai yang ditambahkan ke dalamnya.

“Hyung, eomma bahkan menambah cabainya sesuai selera hyung!” pekik namdongsaeng Baekhyun dan aku hanya tersenyum manis, walaupun sama sekali tidak mengerti. Dia bilang apa? Sesuai selera baek hyun? Apa Baekhyun mempunyai selera tertentu yang berbeda?

“Cepat makan lalu berangkat ke sekolah.” Nasehat ayah Baekhyun yang mulai menyumpit lauk ke dalam mangkuk nasinya. Aku tersenyum lalu menyumpit kimchi lobak tadi ke dalam mangkukku. Ya, mereka makan dengan mangkuk bulat, tidak seperti diriku yang biasanya makan di piring. Dan, aku harus terlihat seperti melahap kimchi lobak ini dengan lahap kan? Karena ini makanan kesukaan seorang baek hyun, begitu kan?

Dahiku mengernyit merasakan sensasi terbakar di mulutku saat memasukkan suapan kimchi pertama. Huweeeekkk, makanan ini pedas sekali! Bagaimana ini, aku ingin muntah, huweeek.. dengan susah payah kutelan seluruh kimchi itu tanpa mengunyahnya lebih lama lagi. Argghhhhh, ingin sekali aku memberitahu tiga orang di hadapanku ini bahwa diriku tidak bisa makan makanan yang terlalu pedas! Ingin sekali aku mengatakan bahwa aku tidak terbiasa! Tapi, tubuh Baek Hyun sialan ini menghalangiku mengatakannya! Arrrggghhhh! Sial! Kenapa Baek Hyun harus suka pedas, eoh???

Tampaknya namdongsaeng Baekhyun yang belum kuketahui namanya itu menangkap raut wajah masamku. “Kau kenapa hyung? Kimchinya tidak enak? Ibu sudah susah-susah lho membuat dan memesan cabainya langsung dari jinan #ini ngasal bener, gak tau bener di jinan itu cabe nya pedes ato gak -_- “kenapa hyung seperti tidak menikmati begitu eoh?”

“Ani. Siapa bilang aku tidak menikmatinya? Ini enak sekali, kau saja yang tidak pernah memperhatikan ekspresiku saat makan kimchi pedas, memang begini, dasar!” dengan modal ‘nekat’ aku memasukkan suapan kedua, dan bahkan potongannya besar sekali sampai mulutku penuh. Oh tuhan, perutku benar-benar panas!

Seseorang tolong aku! Hanya dengan modal ‘nekat’ diriku dengan bodohnya menghabiskan hampir ¾ dari kimchi yang dihidangkan dan berhasil membuat bibir Baekhyun merah merekah dan keringatyang mulai mengucur deras.

Kyung Soo POV

Aku melangkahkan kakiku dengan yakin memasuki lingkungan sekolah. Dengan tubuh baruku, aku melangkah angkuh seolah di dunia ini kedudukanku lah yang tertinggi. Kudongakkan sedikit kepalaku menambah kesan sombong bagi setiap orang yang melihatnya. Kikikikikikik~ pasti tidak ada yang tau bahwa diriku begitu bahagia berada dalam tubuh Sunny! Arrrggghhh, aku bisa gila jika memikirkannya terus!

Langkahku terhenti seketika saat merasakan pergelangan tanganku digenggam seseorang. Aku menoleh dengan pandangan sebal yang siap kuarahkan kepada siapa saja yang berani menghentikan langkahku saat ini. Tak taukah dia bahwa diriku sedang bahagia bisa selalu dekat dengan sunny?

Aku mendecak sebal melihat wajah si namja sok imut Luhan. Yupp, aku lupa bahwa masih ada satu spesies yang perlu aku singkirkan untuk bersama Sunny. “Bisa kau lepas tanganmu? Aku ingin berjalan!” ucapku ketus tanpa peduli apa yang dipikirkannya. Sekalipun dia bingung atau tidak habis pikir melihat ‘Sunny-nya’ berubah drastis. Huh, emang gue pikirin! # author :CUUTTTTT…. Kyungsoo jangan ngomong lu-gue donk ah! Kyungsoo : hehe ok author-nim yang cantik diulang ya!#

Aku mendecak sebal melihat wajah si namja sok imut Luhan. Yupp, aku lupa bahwa masih ada satu spesies yang perlu aku singkirkan untuk bersama Sunny. “Bisa kau lepas tanganmu? Aku ingin berjalan!” ucapku ketus tanpa peduli apa yang dipikirkannya. Sekalipun dia bingung atau tidak habis pikir melihat ‘Sunny-nya’ berubah drastis. Huh, memangnya apa peduliku?

Aku menghempaskan tangan Luhan ke udara lalu melanjutkan langkahku. Bahkan rambut pendek Sunny sempat kukibaskan ke belakang mengenai wajah namja itu. “Sunny-ssi.. sunny-ssi…” kini namja itu sudah berdiri di depanku. Tampaknya dia belum menyerah juga, dan sekarang apa… “bbuing bbuing!!” ccihh, pose itu! Dia pikir aku akan luluh! jika aku benar-benar Sunny mungkin saja hal itu terjadi tapi ayolah! Aku ini kyung soo dan tidak akan luluh malah mual!        

Aku memandangnya sebal dari ujung rambut smapai ujung sepatu. “Tidak menarik!” kali ini aku menubruk pundaknya dengan pundak Sunny. Hahahahahahahahahahahha XD, pasti dia sakit hati sekali.. Huuuuhuuuhuu T3T. RASAKAN ITU!

“Sunny-ssi, wae guraeyo?” Arrrrggghhh, harus bagaimana berbicara pada namja ini agar dia mengerti eoh? Dia keras kepala sekali!! “ Seonbae-nim! Kenapa kau keras kepala sekali eoh? Aku benar-benar tidak ingin bertemu denganmu! Aissh jinjja!” aku menarik diri berlalu meninggalkannya entah untuk kali keberapa.

“Tapi setidaknya beri aku alasan! Apa karena aku tidak menjengukmu? Tapi kau tau kan aku baru pulang bertanding baseball dari Jepang. Kalau karena itu, aku minta maaf!” AAAARRRRRGGGGGGGGHHHHH aku benar-benar geram! Namja ini lagi-lagi menghalangiku. Aku memutar bola mata kesal sambil menghela nafas sepanjang-panjangnya untuk membuang seluruh amarahku. Jangan sampai aku bongkar identitas XI LU HAN!

Dan TING! Hehehhe, untung Sunny dengan tubuh mungilku lewat. Aku segera berlari ke arahnya sambil memanggil Sunny dengan suara yang dimanja-manjakan. “Kyung soo-ya!” saat Sunny menoleh dengan mata bulatku, aku segera melambaikan tangan ke arahnya sementara ia hanya melongo bingung. “Dah seonbae!” gumamku pada Luhan lalu berlari kecil menuju Sunny yang sudah rapi dengan celana panjangnya dan aku dengan rok. Terbalik kan? Tentu saja! Kalian ingat kan kami bertukar jiwa!

Aku menggandeng Sunny sambil tersenyum manis ke arahnya. Dia masih bingung dan terlihat sangat ingin melancarkan protes, namun aku segera menariknya pergi. Rasakan Xi Luhan! Pasti kau mengira Sunny sudah menyukai Kyung soo kan? Hehehe, siapa suruh menggangu Sunny terus! #author yakin reader pada bingung nih!

Jessica POV

Aku melangkahkan kaki masuk ke kelas dengan menggunakan kaki si happy virus paling hyperactive di dunia-Park Chan Yeol. Rambut keritingnya sudah kuluruskan dan kucat hitam karena sejujurnya melihat rambut pirang keritingnya membuatku mual setiap makan jajjangmyun. #Kyaaa, jess kita sehati jess! Author juga sukanya Chan berambut hitam lurus pake poni yuhuuu…

WHATTTTTT? Pemandangan apa ini? Seseorang beritahu aku pemandangan apa ini? Itu benar-benar aku? Mataku membulat sempurna saat menemukan diriku (yang sekarang ditumpangi chanyeol) duduk dengan kaki dinaikkan ke atas meja dan sebelah jari telunjuk digunakan untuk mengorek-ngorek sesuatu di lubang hidung. Iihhhh dasar! Chan Yeol jorok sekali!

Segera aku berjalan cepat ke arahnya. “Ya! Kau pikir apa yang sedang kau lakukan eoh?” bentakku pada Chan Yeol yang malah menyentilkan sesuatu hasil buruannya yang berwarna hijau kehitaman-upil di ujung kuku. Ihhh, menjijikkan!

“Jessica jorok sekali hari ini!” bisik seseorang di belakangku yang ternyata adalah Sunggyu si leader Infinite teman sekelasku. Tanpa menjawab perkataan Sunggyu yang memang sudah berlalu aku kembali memandang jijik sekaligus sebal pada namja yang sedang memakai tubuhku sekarang ini! Lihatlah! Bahkan dia tidak mengoles sedkitpun make up di wajahku! Dasar! Park Chan Yeol sialan! Wajahku terlihat kusam sekali! Pasti dia tidak menggunakan satu pun di antara semua peralatan kecantikanku! Dia tidak tau apa kalau seorang Jessica harus tampil cantik apalagi nanti kan ada pelajaran Kris saem!

“He bodoh! Kenapa penampilanku berantakan seperti ini?” bentakku ke arahnya. Himchan, Zelo, dan Myung soo yang ada di sana hanya memandang bosan sambil menggeleng-geleng prihatin. “kali ini mereka mau buat keributan apa lagi?” daripada bertanya, kalimat Himchan barusan lebih terdengar mengejek.

Chan Yeol menurunkan kakiku (yang kini dipakainya) lalu berdiri sejajar denganku. “memangnya kenapa dengan penampilanku?” Mwo? Dia masih bertanya? Sudah jelas sekali kan kalau penampilanku hancur dibuatnya. “Kau jangan pura-pura bodoh Jessica!” teriakku di depannya. Tentu aku harus memanggilnya Jessica kan? Walaupun sebenarnya dia ini Chan Yeol, tapi semua orang melihatnya sebagai Jessica kan?

Ia mendekat ke arahku tepatnya bergerak seperti hendak membisikkan sesuatu. “Semua orang melihatku sebagai Jessica jadi jangan buat keributan! Seorang Park Chan Yeol tidak peduli dengan penampilan Jessica Jung, dan begitu pula sebaliknya. Jalani saja peranmu sebagai Park Chan Yeol sesukamu karena aku tidak akan keberatan karena sekarang ini aku adalah Jessica Jung bukan Park Chan Yeol. Kau lihat sendiri bukan? Aku bahkan tidak berkomentar apa-apa saat kau mengganti gaya rambutku, jadi kenapa kau terus berusaha membuat orang lain curiga eoh?” lama sekali Jessica atau yang sebenarnya adalah Chan Yeol menghembuskan nafasnya di depan telingaku sambil berbicara panjang lebar.

Ia menjauhkan wajah lalu menyeringai tipis. Hiks, menyebalkan! Jessica tidak pernah menyeringai seperti itu! Dasar Park Chan Yeol sialan. Baru saja pantatnya hendak mencium kursi, aku segera menarik pergelangan tangan beserta tas ransel yang teronggok manis di kursinya keluar kelas. Kali ini aku bersyukur berada dalam tubuh Chan Yeol Karena sekarang  tenagaku lebih kuat darinya. Hahaha… dia terjebak di tubuh kurusku! -_-

“Ya! Ya! Ya! Lepaskan aku!” Jessica meronta-ronta berusaha melepaskan telapak tanganku yang masih melingkar erat di pergelangannya. Saat aku melepas tanganku, ia segera meniupi pergelangannya yang mungkin kemerahan dan sakit. Ya, sepertinya dia belum sadar kalau sekarang ini tenaganya kalah dariku! Aku ini namja sekarang hahahahhaha XD

Aku menoleh kiri kanan memastikan tidak ada orang di sini. Aku menyeretnya masuk ke dalam sebuah ruangan dengan tulisan ‘gentlemen’ di depan pintunya. Masih menariknya, kini aku membawanya masuk ke dalam salah satu bilik toilet setelah memastikan tidak ada orang di dalam. Aku membongkar tasnya (atau lebih tepatnya tas ku saat menjadi Jessica) yang kubawa tadi. Aku menghela nafas lega karena ternyata dia tidak mengeluarkan peralatan make up sederhana di dalam tasku. (bagaimana kalau setelah dia menempati tubuhku dia berbuat semaunya?)

Dia menatapku bingung. Hal itu dapat kubaca dengan jelas melalui raut wajah dan dahinya yang mengerut. Aku mendudukkannya di atas kloset lalu meraih sisir dan kuncir yang kukeluarkan dari tas tadi. Aku mulai menyisir rambutnya dan mengumpulkannya menjadi satu dalam genggaman tanganku yang berada di puncak kepalanya. Setelah rapi, aku mulai melilitkan kuncir di sana menggantikan telapak tanganku. Setelah itu, aku menggulung rambut panjangnya dan mengikatnya lagi dengan kuncir lain. Tampaknya, aku harus menggulung rambutku sendiri jika tidak ingin terlihat lusuh oleh orang lain yang tidak mengetahui bahwa tubuhku kini sedang dihuni namja hyperactive.

Aku mengambil bedak lalu mengolesnya di wajahku. ( aku harus bilang itu wajahku kan? Karena bagaimana pun Chan Yeol hanya menumpangi tubuhku. Jadi itu wajahku kan?)dia sempat berkedip-kedip aneh menunjukkan bahwa namja sepertinya tak terbiasa memakai bedak-dan kesimpulanku dia ingin menyamakan dirinya denganku!

Untuk sentuhan terakhir, aku memoleskan lipgloss chery di bibirku. (terlalu aneh jika harus menagatakan itu bibirnya. Ingat! Dia hanya menumpang!) dia sempat menjilat bibirnya karena merasa ada benda agak lembab menempel di sana. “apa ini?” dia masih menjilati bibir aneh.

“Itu lipgloss! Dan kau wajib memakainya! Selama kau belum bisa melakukan semua ini sendiri maka aku akan melakukannya setiap hari, ingat itu!” aku menatapnya tajam seolah berusaha memperingatinya.

Tak mau berlama-lama di dalam toilet, aku keluar meninggalkannya sendiri di dalam sana. Biar saja dia keluar sendiri. Dia ini namja kan? (walaupun tubuhnya tubuh yeoja)

Tiffany POV

“blablablablablabla…” Changmin si killer seonsaengnim masih saja berkoar-koar di depan sana. Tidak ada satu kata pun yang dapat masuk ke otakku. Semua terdengar seperti suara dengungan nyamuk, tidak jelas. Perutku masih panas dan perih karena itulah aku tidak konsentrasi mendengarkan Changmin saem yang asyik muncrat-muncratan dengan azas black nya. Kalian tau kan azas black itu salah satu materi Fisika dan saat ini sangat berisik di telingaku.

BRAK

Aku menoleh saat Changmin saem menggebrak meja Dongwoo dengan buku tebalnya. Nampaknya anggota infinite itu sedang asyik bergelayut dengan alam  mimpi nya di pojok ruangan. “Berani sekali kau tidur saat pelajaranku!” sembur Changmin saem dengan mata melotot di balik kacamata perseginya. Dongwoo yang tertangkap basah hanya menunduk malu sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“Keluar kau!” bentak Changmin saem lagi dan Dongwoo hanya bisa bangkit pelan dari bangkunya tanpa ingin membantah si guru killer.

Changmin saem berpindah menuju bangkunya di depan kelas lalu meletakkan buku tebalnya tadi di sana. Raut wajahnya Nampak kesal dan kehilangan mood. Ia menatap kami (murid-muridnya) lekat sambil membenarkan posisi kacamatanya. “Kalian mau jadi apa kalau bersikap seperti itu eoh?” Changmin membuka sesi ceramahnya dan seketika perutku bergolak, bukan karena mendengar ucapan seonsaengnim melainkan rasa melilit yang tiba-tiba. “Kalau kalian bahkan tidak bisa menghargai guru, bagaimana kalian mau dihargai orang lain eoh? Kalian pikir kalian hebat saat bisa tidur di jam pelajaran seperti Dongwoo tadi?” astaga! Perutku mulas, sakit sekali. Aku butuh ke toilet sekarang. Seseorang tolong aku!

Aku menekan-nekan perutku berharap rasa sakitnya berkurang. Sedikit saja ya tuhan hilagkan rasa sakitnya lalu setelah pelajaran Changmin saem selesai kembalikan rasa sakitnya ya tuhan! Doa error mengalun sumbang di dalam hatiku. “Kalian tau! Jika kalian tidak menghargai guru seperti itu, bagaimana mungkin kalian memetik ilmunya? Apa karena ini kelas plus kalian anggap remeh? Kalian merasa hebat eoh?” Arrrrggggghhhhh, perutku mulas! “Aku Tanya, diantara kalian siapa yang merasa hebat dan berani menantangku? Jika kalian menang aku akan berhenti jadi guru di sini dan jika kalian kalah kalian yang harus berhenti dari sekolah ini, ayo siapa yang berani?” tantang Changmin saem dengan pandangan yang berapi-api dan terkesan tidak main-main.

Changmin saem diam sejenak menunggu jawaban dari nurid-muridnya namun malah suara aneh yang terdengar di sana.

PRRRREEEETTT PEET PEET PEET PET PET PET PET #ih kentut, bau!

Semua orang menoleh ke sumber suara yang tak lain dan tak bukan adalah diriku yang sudah mati-matian menahan mulas namun malah kelepasan. Satu tembakan panjang dari tubuh bagian bawahku sudah mendahului seluruh siswa-siswi untuk menjawab pertanyaan Changmin saem.

Semua orang sudah mengatup lubang pernafasan masing-masing untuk mengahalangi bau tidak sedap mengotori pasokan udara yang akan dihirup dan mereka mulai gaduh mengeluarkan keluahan masing-masing akan bom lokal yang baru saja kuledakkan. Aku mengabaikan Changmin saem di depan sana dan beralih menatap Baekhyun yang kini duduk manis dengan tubuhku. Ia menatapku horror seolah berkata ‘apa kau sedang berusaha merusak nama baikku?’

“Jweisonghamnida seonsaengnim, aku permisi sebentar!” tanpa memedulikan tatapan membunuh Changmin saem aku berlari keluar kelas dan membawa langkahku secepatnya menuju toilet. Arrrgghh sial! Aku harus masuk toilet namja!

Baekhyun’s POV

Suasana kelas mendadak gaduh dan ricuh. Dasar Tiffany tidak tau diri! Kenapa dia bisa kentut di muka umum begitu? Apa dia sengaja ingin mempermalukanku?

Aku meraih tisu yang disodorkan Taeyeon (Suho) lalu merobek beberapa bagian tisu untuk menyumbat lubang hidung. Aku tidak mengira bau kentut tubuhku saat dipakainya bisa sebau ini. Aku mengipas-ngipaskan buku tulis mengikuti teman-teman yang lain, sementara Changmin saem terlihat makin murka di depan sana. Berkali-kali dia menggebrak meja dengan buku tebalnya, namun tak sekalipun berhasil menghentikan kerusuhan di kelas kami. Hingga akhirnya…

“YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!” JEDERRRR!!! Suasana hening seketika saat Changmin saem mengeluarkan suara 934.445.343.435.435.553 oktafnya. Matanya melotot hampir keluar dari sarangnya membuat siapa saja di kelas kami menundukkan kepala dan berhenti dari acara kipas mengipas. Uap tidak sedap mulai terasa samar namun tisu masih saja berada di tempat semula.

Tok tok tok

Changmin saem beserta kami semua melirik ke pintu dan menemukan Baekhyun (Tiffany) berdiri dengan kepala ditundukkan.

“Byun Baek Hyun, kemari!” Changmin saem mengisyaratkan agar Baekhyun (Tiffany) mendekat. Aku menatapnya khawatir, bukannya aku khawatir padanya, tapi aku khawatir pada tubuhku yang sedang dipakainya. Semua orang kini melihatnya sebagai diriku, otomatis nama yang akan tercemar adalah Byun Baek Hyun bukan Tiffany Hwang. Arrrgghhh… kenapa dia harus kentut pada jam Changmin saem?

Kini kulihat Tiffany sudah berdiri di depan Changmin saem dengan kepala yang masih setia ditundukkan. Nampaknya ia menyesal melakukan perbuatannya, tapi tetap saja dia sudah melakukannya, haishhh!

“Apa kau sedang berusaha mengejekku?” pandangan Changmin saem tetap saja ‘membunuh’ seperti sebelumnya. Nampak sekali kalau namja berumur seperempat abad itu sangat berusaha menahan amarahnya yang mungkin saja sudah sampai ke ubun-ubun.

“Animida seonsaengnim!” jawabnya lemah. Suara apa itu? Aku tidak pernah mengeluarkan suara se-lembut itu. Apa dia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya itu yeoja?

“Lalu apa?”

“Perutku memang sakit sejak tadi pagi saem. Aku mau izin ke toilet tapi aku takut karena seonsaengnim terus marah-marah. Aku sudah berusaha untuk menahannya, tapi tetap saja…” dia menghentikan kalimatnya. Arrrggghhh aku geram sekali pada yeoja ini, dia mengubah image ku habis-habisan. Apa-apaan suaranya itu? Dia pikir sekarang ini dia masih bisa bersikap seperti yeoja?

“Aku tidak ingin menerima alasan apa pun, kau tau itu kan Byun Baek Hyun? Tiga minggu ke depan jangan masuk ke kelasku!” tanpa menunggu jawaban Baekhyun (Tiffany), Changmin saem mengambil tumpukan bukunya di meja lalu keluar ruangan.

“WWWWOOOOOOOOOOOOOOO…” sontak seisi ruangan heboh setelah Changmin saem keluar. Berbagai bentuk sumpah serapah keluar dari bibir murid-murid yang sebal melihatnya.

“Apa kau sedang berusaha mengejekku?” kulihat Daehyun sedang memperagakan cara bicara changmin saem kepada Woohyun yang memerankan Baekhyun (Tiffany)

“Animida seonsaengnim!” Woohyun meniru gaya kemayu Baekhyun (Tiffany) tadi di depan kelas disambut tertawaan seisi kelas kecuali Baekhyun (Tiffany) dan diriku (Baekhyun asli).

Tiffany POV

Arrrggghhh malu sekali! Walaupun sekarang orang melihatku sebagai Baekhyun, tetap saja aku malu setengah mati. Saat aku berjalan menuju bangkuku, tiba-tiba saja Daehyun si anggota B.A.P merangkul pundakku membawa tawanya yang meledak-ledak.

“Ya, Byun Baek Hyun, kau hebat sekali! Kau memang pahlawan kami! Si Changmin pasti syok karena kau kentut di kelasnya. Apa yang kau makan tadi pagi? Siapa tau kami dapat menirumu!” Zelo, Yongguk, Himchan, Myungsoo, Sungjong, Dongwoo, dan Hoya tertawa heboh seolah menunjukkan bahwa mereka adalah manusia di zaman batu yang tidak pernah tertawa.

“Ya, aku juga mau ah minggu depan kentut pada saat jam pelajaran si changmin biar dia kapok mengajar di sini!” ucap Zelo berbinar-binar lalu sebuah pertanyaan besar yang sering muncul di otakku mulai menampakkan diri lagi untuk kesekian kalinya. ‘jadi ini yang disebut kelas plus?’

Aku mendengus sebal lalu melepaskan rangkulan Daehyun. “aku memang sakit perut!” dengan wajah masih terlihat sebal, aku duduk di bangkuku.

“Kurasa kita perlu bicara Baekhyun-ssi!” kudongakkan kepala dan menemukan diriku (yg sekarang ditempati oleh Baekhyun)menatapku horror.

TBC

Huwe, TBC nya enggak bgt, humornya gila ancur, jorok, hambar!!! Setelah bertapa bertahun-tahun, Cuma bisa nulis gini? Arrrggghhh, frustasi neh! Sarannya donk chingudeul ^_~
sesui janji, noh Baekhyun (Tiffany) uda dinistain, buahahahhahaha… #ketawa setan.
o iya, chingudeul, couple fav nya spa? Nanti biar author banyakin momentnya kalo shippernya banyak. #emang ff ini ada yg baca? *plak
kisah tao nya gmana? Itu sad loh nantinya! #walopun absurd. Ok, segitu dulu, maaf lama update, komen selalu ditunggu! ^_~ author tau loh mana yg selalu komen, mana yg sekali-sekali, dan mana yg Cuma sekali, dan author punya readers fav juga loh! Kalo mau jadi reader fav nya author, komen donk, jangan jadi siders, jangan muji terus karna author juga butuh saran! J #emang ff situ ada yg muji?
dan yg terakhir, kalian boleh protes dan marah-marahin author kalo kecewa dengan keleletan author dalam mengupdate atopun kecewa dgn jalan cerita yg author buat. Dan, buat sehun oppa saengil cukkahae! Walopun ultahnya baru besok, ane ucap sekarang aja ya! Hehehe… ok, readers, komen pliss!! J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar