Author : Shee a.k.a Kang Sang Seok
CHAPTER 17
Main Cast : EXO (ALL) MEMBER
Star Guess: anggota BB lain.
Desclaimer : Milik siapa ya? Milik gue pinginnya, tapi nggak mungkin. So they Belong to themselves. Boleh nggak Baekki ma Lay-gege punyaku?#digosongin ma Yeol+dirajam exotic.
SUMMARY : Gimana jadinya kalau kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang dari planet EXO digunakan di bumi, apakah untuk hal-hal yang baik?. Suho dan Sehun ditugaskan mencari seluruh saudaranya yang terpisah di bumi.
WARNING : Ceritanya bener-bener ngayal dan seadanya. Bikin yang baca jadi bingung. ..Gaje yang telah bertebaran dimana-mana, nggak tahu Familyship(?) atau malah RomanceFamily. Tentuin ndiri ya? (#mau enaknya). YAOI (BoysxBoys). Karena mereka masih baru sama kayak saya *sekarang udah agak lama*, jadi saya bikin pairingnya setahu saya aja yah.
Setuju nggak setuju harus setuju. .#hehe kidding.
Yang nggak setuju atau nggak suka tetep pegang prinsip .. .. ..
DON'T LIKE DON'T READ.
-w-
-w-
Enjoy
-w-
-w-
"Jadi begitu. ."angguk Lay paham setelah diceritakan lengkap oleh Kris dan setengah dari Tao. "Berarti selama ini Kris tahu kalau kau punya keluarga dan tetap menyembunyikanmu . ."ulang Lay mencari kejelasan.
"Pokoknya kalau ada yang menanyaimu tentang yang berhubungan dengan Tao, jagan dijawab. .! " ingat Kris.
"Ne. . arraseo. .!"
'dari dulu perasaan Kris tidak pernah berubah. . ' gumam Lay dalam hati. 'Aku juga akan berjuang bersamanya. . tapi kalau saat ini diingat-ingat lagi. . aku jadi malu sendiri ya? ' lanjut Lay.
"Kenapa sih kau terus menatapku seperti itu?" tanya Kris mulai risih. Karena Lay menatapnya dengan tatapan kosong.
"A. . andwae. ." gugup Lay. 'benarkah dia dan aku dimasa lalu. . ' Lay tidak berani melanjutkan pikirannya. Yang penting sekarang adalah mengembalikan ingatan Kris dan Tao juga.
"Emh. . Bolehkah aku tanya sesuatu padamu Kris?" tanya Lay.
Kris dan Tao merasa bingung. Dengan pertanyaan Lay yang tiba-tiba serius itu.
"Jika saat ini ada seseorang yang tiba-tiba datang dan mengatakan padamu kalau dia adalah orang yang terikat denganmu. . .apa reaksimu?"
"Hah. . kau bilang apa?" Tanya Kris, karena Lay bicaranya terlalu cepat.
"Lupakan. ." Lay terlalu malu untuk mengulanginya. 'Mungkin menunggu waktu lebih lama juga tidak apa. .'lanjutnya dalam hati.
.0.
.0.
.0.
Peniel
sedang berjalan ke rumahnya sendirian, dia pulang dari rumah
teman-temanya yang baru, dan ditangannya juga menggenggam kantong
plastic yang berisi bunga pemberian Lay, mungkin ini sedikit menggelitik
baru kali ini ada seorang namja yang memberinya bunga apalagi bunga itu
bunga yang masih hidup. Bukan bunga yang sudah dihias."Tapi. . Lay-hyung memang orang yang baik bagaimanapun juga. ." gumam Peniel di tengah-tengah pemikirannya.
PLOK.
Tiba-tiba dari belakang ada yang menepok pundaknya. Sebenarnya dia radak takut untuk menoleh karena jalanan yang dilewati cukup sepi.
Sedikit demi sedkit dia menoleh ke belakang pada akhirnya dia menemukan sosok namja yang memakai jas hitam yang super rapi munurutnya apalagi ditengah jalan seperti ini.
"Apa ada yang bisa kubantu ahjussi?" tanya Peniel sok akrab, padahal belum tentu dia meminta bantuan juga, dia juga tidak berpikir jangan-jangan dia orang jahat. Tidak juga menjawab pertanyaannya Peniel mulai takut dan hendak melarikan diri.
"Mianhae. . bisakah aku pergi sekarang. .?" tanya Peniel takut-takut dan mulai menjauh, tapi orang itu tidak mau melepaskannya.
"Kau. . bocah tengik… jangan seenaknya panggil ahjussi .. " ternyata orang itu masih mempermasalahkan statusnya.
"Kalau begitu, maafkan aku orang aneh-ssi. . bisakah aku pergi dari sini. .?" Peniel sekali lagi meminta ijin.
"Dan jangan seenaknya menyebut orang. . " dia masih marah. Kali ini Peniel diam. "Oke,ada hal lain yang lebih penting. .dari pada ini… katakan dimana rumah orang yang memberimu bunga itu?" tanya orang itu sambil mengancam.
Peniel berpikir keras. 'Dia mencari Lay-hyung?. . apa dia mau berniat buruk padanya. .? enak saja tidak akan kubiarkan. .' gumamnya dalam hati.
"Cepat katakan! Atau kuhancurkan bunga ini sekarang. ." paksa orang itu, sambil bersiap-siap mau merebut kantong yang ada di tangan Peniel .
"Baiklah. . dengarkan baik-baik aku tidak akan mengulanginya dua kali, dia baru saja pindah kemarin, , dan ini alamat barunya. . ." Peniel menuliskan sesuatu di hpnya. Dan menunjukkannya pada orang itu.
"Kau tidak berbohong padaku kan?" Pasti orang itu.
"Kalau tidak dicoba dulu mana kau bisa tahu aku berbohong atau tidak. .!" Peniel tidak kalah santainya dan tidak mau kalah.
"Awas kalau kau berbohong. . . kau tidak akan selamat. . ."
"Lagi pula, sebenarnya dibalik kekagumanku padanya, , aku sangat membenci sisi lainnya. .dan juga orang yang bersamanya. . telah mengubahnya jadi sosok yang acuh . ." jelas Peniel.
"Sudahlah. . berurusan dengan bocah sepertimu bikin naik darah. .!" setelah mengatakan itu, dia langsung pergi dan Peniel juga menjauh dari tempat itu. Takut kalau dia balik lagi dan ketahuan kalau dia berbohong.
.0.
.0.
.0.
Suho dsk. Masih di pemandian umum."Wuahhh. . aku belum pernah lihat yang seperti ini. . " teriak Sehun sambil berkeliling-keliling. Luhan dengan setia mengikutinya walaupun radak malu juga jadi pusat perhatian entah mereka terlalu ganteng atau mereka terlalu konyol atau mereka orang ganteng yang konyol.
"Ne, Sehunnie. . aku juga jarang bisa main-main ke tempat seperti ini. . ternyata ada ya. . " Chanyeol diampingnya langsung menyahuti.
"Terang saja, tiap hari main mu kan kalau tidak ke taman bermain pasti ke tempat-tempat sepi . ." komen Baekhyun.
"Kenapa kau tidak beritahu aku ada tempat se-asik ini. .?" tanya Chanyeol.
"Terus. . kau suruh aku ngapain. . hah? Memenuhi keinginanmu setiap hari saja susah . .terus pacarmu yang kemarin gimana. .? kenapa nggak ajak dia ajah. .!" tanya Baekhyun. Ehem radak. . yah tahu sendirilah.
"Yejin?"
"Tahu siapa namanya. ." Baekhyun sok acuh. Padahal dalem hati 'jadi namanya Yejin, nona Kim itu. .' gerutunya.
"Dia bukan pacarku. . Cuma kita deket ajah. ."
"Apa namanya kalau bukan pacar dasar pabbo. . "
"Tapi aku lebih dekat lagi denganmu—" teriak Chanyeol dan langsung peluk baekhyun ditengah banyak orang.
"Kalian ini dari terpisah sudah bersama ya?" Chen tanya pada Chanyeol.
"lepas. .lepas. .lepas" Baekhyun menolak. Karena tangan Chanyeol terlalu panjang untuknya.
"Nggak tahu juga sih. . seingatku memang aku selalu bersama Baekki. . " jawab Chanyeol.
"Ya. . panggil aku Hyung!"
"Baekkie..tetap Baekkie. .weekkk. .." Chanyeol melepas pelukannya dan berlari, akhirnya mereka kejar-kejaran untung nggak ada pohon, coba kalau ada jadi deh tuh film kek di india alias film boliwood* gimana tulisannya sih?*.
"Tinggalin yuk. . bikin envy tau. ." ujar Luhan ngajak Sehun.
"Mau mojok?" tawar Sehun.
Dan mereka pergi ninggalin Chen sendirian.
Dia noleh ke kanan-kiri Cuma orang-orang yang nggak dikenalnya ajah, semuanya pada jahat nggak ada yang mau ngajakin dia bareng. Dia melihat ada seorang pemuda sepertinya masih SMP dia sedang menyeret lebih tepatnya menarik wanita yang lebih tua dan dipastikan itu adalah eommanya.
"Hari ini adalah hari yang khusus aku buat untuk eomma, jadi seharian ini aku akan menemani dan menuruti juga mengabulkan apapun keinginan eomma. .!" teriaknya keras. Tentu saja itu makin menarik perhatian Chen.
Wajah ahjuma itu mengingatkannya pada eommanya, sepertinya mirip sekali. Eomma juga orangnya cantik seperti dia, pikir Chen.
Pikirannya melayang jauh mengingat eommanya.
Chen POV.
Senyuman eomma saat mengajariku tentang arti kehidupan selalu teringat, dia juga yang selalu membangunkanku dari ketidakberdayaan diriku, walaupun dia sendiri juga tidak sekuat yang dia tunjukkan.
Tapi dia selalu mengajariku hal penting.
Yah. . perduli pada orang lain dibanding diri sendiri itulah yang selalu diajarkan untukku.
Dahulu saat aku sebelum tidur, aku selalu minta diusap kepalaku. Dan itu membuatku lebih nyaman. Eomma rela tidur lebih malam hanya untuk menungguku tidur lebih dulu.
Banyak orang melihat kearahku, karena wajahku yang sudah tidak kuat menahan tangisan ini.
Tanpa sadar aku menangis semakin lama semakin keras, aku juga tidak sadar kalau banyak orang yang mengelilingiku untuk menyaksikan. Bagaimana kalau aku menangis di depan banyak orang mereka akan mengataiku aneh kan.
"Mian—"
GREP
Aku merasakan seseorang sedang memelukku erat dan menutupi wajahku agar tidak dilihat banyak orang.
"Gwenchanna. .kita pasti bisa bertemu dengan appa dan eomma . ." Itu suara Xiumin-hyung. Dia memang hyungku yang selalu bisa diandalkan.
Aku disela-sela pelukanku melihat diantara kerumunan itu ada Suho ahjuma, dia menatapku dengan perasaan bersalah mungkin tapi dia tidak melakukan kesalahan apapun padaku.
End Pov.
.0.
Saat mau pulang, karena pemandiannya mau tutup, tapi semua anggota keluarganya belum lengkap, Chen masih ditenangkan Xiumin. Kyungsoo bantuin Suho cari HunHan, sementara Suho mencari duo pembikin ribut BaekYeol.
"Ya. .! kalian sedang apa disini?" tanya Suho setelah menemukan HunHan yang lagi asik mojok "Ayo sudah waktunya pulang. ." lanjut Suho menyuruh mereka segera pulang.
"Tidak bisakah kita lebih lama disini eomma?"
"Kalau kau masih mau disini, Oh Sehoon, , kau ikut saja pemiliknya. .Luhan, tinggalkan dia disini. .!"
"A.. Andwae. .!"
Akhirnya Sehun dan Luhan menurut perkataan eommanya dan segera pulang.
"Ayo Sehunnie . .!" Luhan langsung menggandeng Sehun menuju jalan pulang, dengan tersenyum hangat dan dibalas hangat juga oleh Sehun. Suho menatapnya dengan pandangan 'Dasar-cinta-monyet'.
"Aku sudah tidak tahan lagi. .bukannya aku yang tidak kuat, tapi mereka membutuhkan lebih dari aku. . mereka membutuhkan eomma mereka sendiri. . ,melihat Chen menanangis aku langsung sadar, begitu juga dengan Luhan dan Xiumin mungkin bisa tersenyum setiap saat tapi bagaimana hati mereka. .aku bisa merasakannya. ." Suho mulai berbicara sendiri.
.0.
Keesokan harinya.
Lay kini sedang santai di rumahnya, mau bersih-bersih rumahnya tapi dia malas. Mau masak sesuatu tapi sedang malas makan juga. Jadi sekarang dia benar-benar tidak ada kerjaan dan memutuskan untuk merawat tanaman-tanaman kecil yang ada di balkon rumahnya. Keknya dia juga mau mencoba kekuatannya setelah ingat.
DOK DOK DOK..
Sepertinya ada yang mengetuk pintunya sangat kasar. Lay terkaget dan langsung keluar walau ditangannya masih sibuk dengan bunganya. Dia membawanya keluar dan melihat siapa yang mengetok pintu.
"Kris ada ap—"
"Apa yang sudah kau lakukan?" marah Kris. Lay membelalakkan matanya takut, dia tidak pernah melihat Kris semarah ini, kecuali kalau berhubungan dengan Tao saat mereka bersama-sama dahulu.
"Melakukan apa?. . aku tidak melakukan apa-apa?" Lay masih bingung.
"Bukannya sudah kubilang padamu untuk tidak memberitahukan tentang keaadaan Tao disana. ."
"Aku tidak—"
"Apa yang membuatmu seperti ini. . apa kau benci pada Tao? .. benci karena aku terlalu sering bersamanya daripada bersamamu. ."
"Apa yang kau—"
"Atau mereka mengimingimu dengan uang dan harta agar mau memberitahu mereka. .!"
"Cukup!"
Lay sudah tidak tahan lagi, dia tidak mengerti sama sekali apa yang sedang di bicarakan Kris.
"Apa maksudmu. . setahuku aku tidak melakukan atau memberitahukan apapun yang berhubungan dengan Tao. . dan aku tidak pernah bilang kalau aku membenci Tao. . !, aku bahkan tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan saat ini. ." teriak Lay.
Flashback.
Kemarin malam.
Tao hendak membukakan pintu dan melihat siapa yang datang, dia pikir itu Lay yang mau makan malam bersama disini, soalnya waktunya pas sekali.
"Siapa Taonnie?" tanya Kris.
"Molla , , biar aku bukakan. .!" izinnya. Setelah itu Tao berjalan mendekati pintu dan tanpa ragu membukanya, Kris mengikuti di balakangnya. Siapa tahu benar-benar Lay.
CEKLEEKKK..
Seseorang sedang memasang smirknya di depan sana. Tao mundur beberapa langkah dan dia menabrak Kris yang ada tidak jauh di belakangnya. Karena takut Tao langsung berlindung di balik punggung Kris.
"Annyeong.. . Huang Zi Tao. . oh tidak . . Tuan muda Huang ZI Tao. . saya datang kesini untuk menjemput anda. . " ucapnya dan setelah itu, mucullah banyak pengawal di belakangnya. Bersiap-siap untuk menarik paksa Tao.
"Aku tidak mau pulang. .!" teriak Tao.
"Anda tidak berhak mengatakan seperti itu. . tuan muda, bukankah anda sudah menyalahi janji anda. ."
"Kalian tidak berhak memaksanya, , dia juga punya pilihan untuk menentukan. ." bela Kris.
"Dia berada diatas tanggung jawab tuan besar sepenuhnya, yang tidak berhak itu harusnya kau yang bukan siapa-siapanya. .!" kata-kata telak itu langsung menyekak kris, dia tidak bisa meneruskan perdebatannya, karena perkataan orang ini ada benarnya, bukan dia memang benar sepenuhnya.
"Ta . .Tapi tetap saja kau tidak bisa memaksakan kehendak seseorang.. !" kris mencoba membela Tao lagi.
"Biarkan dia dan tuan besar yang menyelesaikannya. . kau hanya orang asing, yang tidak mengerti apapun. .!"
"Lagi pula apa kau tahu apa sebenarnya hal yang dia inginkan?" lanjut Kris.
"Kubilang biar dia yang menyelesaikannya dengan tuan besar. . sekarang menyingkirlah. .!"
"Tunggu, kau tahu tempat ini dari mana? Apa kau memata-matai kami?" tanya Kris.
Orang itu tersenyum sebentar, mengingat betapa menjengkelkan anak yang memberitahunya tentang tempat ini.
"Tanyakan pada temanmu dan bunga mawar ungunya. .!"
Kris tahu satu orang yang pas dengan itu 'Lay'. Tapi bagaimana mungkin Lay tega melakukannya.
"Kau pasti heran kenapa dia bisa dengan mudah memberitahu tentang mu pada orang asing sepertiku, itu karena dia bilang dia sangat membencimu dan orang yang disampingmu yang telah mengubahmu. . " jelas orang itu.
"Taonnie .. Chagiya. .!, kau tidak tahu akibat apa yang akan kau peroleh karena berbuat seperti ini pada ayahmu. ." tiba-tiba ada seorang yang paruh baya datang dan mendekat, semua pelayan menunduk hormat, tapi Kris semakin melindungi Tao dan memandang rendah orang seperti ini.
Dia mendekati Tao dan tidak memperdulikan Kris.
"Kau mau kembali ke rumah atau tidak?" bisik Appa Tao. Tapi Tao menggeleng kuat dan mengeratkan pelukannya ke Kris.
"Aku tidak mau pulang. ." jawab Tao dingin.
"Kalau begitu tidak ada pilihan lain, kau tidak punya tempat tinggal, karena uang yang kau pakai kemarin adalah uang yang boleh kau pakai kalau kau ada di China, tapi sayang janji itu tidak kau penuhi maka rumah ini juga akan kuambil. . dan orang ini juga harus keluar. ." dia menunjuk pada Kris.
"Aku tidak apa-apa Tao jikalau harus pergi dari sini. . tetaplah pada pendirianmu. .!" semangat Kris. Kris kembali menatap appanya Tao.
"Memang apa bedanya dia berada di China dan disini. .? dia tidak mengganggu anda sama sekali. .anda juga tidak melihatnya kan—"
"Diam kau orang asing. .!" dia memotong perkataan Kris.
"Maaf ya, ahjussi walaupun aku orang asing aku lebih tahu apa yang diinginkan anak anda ini, dan dia tidak ingin sedikitpun pulang ke rumah an—"
Belum selesai Kris mengucapkan perkataannya, Tao langsung berjalan menuju appanya, tanpa berkata apapun. Dan tentu saja ayahnya menyambutnya merekapun segera membawa Tao pergi sebelum Tao berbalik dan berubah pikiran.
"Mianhae. . appa-gege*?*"
"Taonnie. . !" teriak Kris.
Dia tahu kalau Tao melakukan ini, supaya Kris tetap bisa tinggal di tempat ini, Tapi bagi Kris dia seperti tidak membutuhkan rumah ini lagi.
Flashback End.
"Apa yang mereka berikan padamu sampai kau tega melakukan ini. . ?" Kris semakin marah ketika tahu Lay masih membawa bunga mawar ungu itu, sepertinya petunjuk itu makin mengarah pada Lay. "Mereka bilang sendiri kalau kau yang memberitahu tentang Tao, seorang pemuda dengan mawar ungunya, , memang siapa lagi yang suka mawar selain kau. .!" lanjut Kris.
"Aku.. . hikk..aku memang menyukai mawar seperti yang kau katakan. . dan warna ungu itu aku memang menyukainya. . .tapi soal membenci Tao ataupun membenci dirimu. .itu tidak mungkin aku lakukan –" jelas Lay sambil menahan amarahnya juga.
"Lalu siapa yang memberitahu kalau bukan kau?, . siapa lagi temanku selain kau. . Sungjae? Sungjong?"
"Mi. . mianhae. ." Lay membalikkan mukanya ke belakang, dia tidak terlalu suka menunjukkan kalau saat ini dia sedang menangis apalagi di depan orang.
Kris menyadari kalau dia terlalu keras bicara pada Lay yang belum tentu juga bersalah.
"Ma..maaf.. maafkan aku, aku hanya terlalu merasa bersalah dan tidak berhasil melindunginya. . dan mengasumsikan semuanya padamu . . mianhae juga kerena telah meragukanmu. ."Kris menepuk bahu Lay.
"Aku tidak tahu. . tiba-tiba perasaan ingin melindunginya meluap dalam dadaku. ." lanjut Kris.
"Kau memang selalu lebih perhatian padanya. ."
"Maafkan aku.. yang tidak memperhatikanmu dan terlalu memperhatikannya . . tidak seharusnya aku membentakmu. .aku hanya terlalu marah. . "
"Itulah kau, Kau memang sudah seharusnya perduli padanya. ., dan itu memang tugasmu. " jelas Lay.
"Tapi aku tidak berhak apapun. . dibanding ayahnya. ." ujar Kris, dia berniat membawa Tao kembali.
"Kalau kau mau, kita bisa menjemputnya bersama.. . " ujar Lay, menenangkan,walaupun heran pada awalnya tapi Kris mengangguk paham, satu hal yang tidak kris tahu entah ini kelemahan atau kelebihan Lay, dia selalu melupakan hal buruk yang terjadi padanya. .dan selalu berpikir tidak terjadi apa-apa.
Mereka hendak pergi tapi Kris menahan tangan Lay.
"Tunggu, , kok aku merasa nggak yakin ya?. . kita ini bisa apa nanti?. ." tanya Kris mulai takut.
"Apa kau percaya padaku. .?" Kris mengangguk.
.0.
.0.
.0.
"mau kemana?"Kris mulai capek mengikuti Lay yang tidak jelas arahnya. Mereka berjalan menuju sebuah apartemen. Memangnya Lay tahu dimana tempat tinggal Tao, dia juga tidak berpikir bagaimana bisa tahu alamat Tao.
"Tunggu disini. . aku mau masuk sebentar. . jangan kemana-mana!" perintah Lay, setelah Kris paham Lay langsung menuju ke lantai 11 sepertinya dia mau menemui seseorang.
Dia kembali, ke tempat Suho. Tapi tidak sampai menemui Suho. Mungkin hanya menunggunya sampai Suho keluar.
Saat Lay berada dalam Lift, dia menanti dengan sabar sampai semua orang yang bersamanya masuk kedalam. Semua sudah masuk sekarang langsung ke atas.
"Tunggu. .!" terlihat tangan seseorang sedang menghalangi pintu supaya tidak tertutup. "Untung masih sempat. ." gumamnya sambil meminta maaf pada yang lain kalau ada yang terganggu dengan dirinya. Ternyata itu adalah Suho.
Karena Lay masuk lift duluan dia berada di pojok dan tertutup banyak orang. Dan dia hanya bisa melihat Suho.
"Kok aku merasa ada hawa-hawa aneh ya?" gumam Suho sambil memegangi tengkuknya dan mengawasi orang-orang yang disekitarnya.
Sampai di lantai 11 Suho langsung memencet tombol keluar, diikuti beberapa orang. Dan kini tinggallah Lay sendiri di dalam Lift dan memperhatikan punggung Suho.
"Suho-ya. . bisakah aku meminjam keberanianmu saat ini.. ! aku sedang membutuhkannya. .aku berjanji akan membantumu. .tunggu aku ne?" ucap Lay lirih sekali. Dan pintu lift belum tertutup dan Lay juga masih melihat jelas Suho yang berjalan menjauh.
Suho sepertinya mendengar sesuatu di belakang, dia berhenti sebentar dan ingin memastikan apa yang ada di belakangnya.
Dengan perlahan dia menoleh ke belakang—BRUAKKK.
"Ah.. mianhamnida. . aduh maaf aku tidak bisa melihat jalan". Suho tidak jadi menoleh ke belakang dan kini dia melihat ada seorang yeoja yang sibuk dengan kacamatanya dan juga barang bawaannya.
"Maafkan aku juga yang seenaknya berhenti di tengah jalan. ." ujar Suho sambil membantunya.
Setelah selesai gadis itu minta maaf sekali lagi, dan Suho membalas dengan senyuman angelnya. Yang bikin siapapun klepek-klepek.
Dia menatap sekali lagi ke lift yang sudah tertutup dan menuju kebawah. Seperti ada yang memanggilnya, suaranya sangat jelas sekali. Tapi dia seperti tidak yakin. Setelah itu dia langsung menuju ke rumahnya.
Lay menuju kebawah lagi dan bersiap-siap.
"Kris ayo!"
"kau habis tanya seseorang?"
"Ani, hanya menemuinya saja. ."
"Terus, bagaimana cara kita menemuinya nanti. . aku lupa kalau aku sama sekali tidak tahu alamat Tao. ." ujar Kris, Lay nepok jidat.
"Kau pikir, aku sama sepertimu apa. . dasar pemikir jangka pendek. .punya bodyguard sebanyak itu, pastinya dia pengusaha kaya kan?. . tinggal cari daftar pengusaha dengan nama Huang, , beres kan. ." jelas Lay. Kris ngangguk sok ngerti lagi.
"Eh aku mau tanya sesuatu dong. .kan yang selama ini tinggal sama Tao kan aku, tapi kenapa kau sepertinya sangat khawatir melebihiku saat ini . .?" Kris bertanya pada Lay. Lay diam sebentar dan mendongak keatas untuk menatap Kris dalam matanya.
"Apa jika aku mengatakan alasannya, kau akan mempercayaiku. .?" Lay melanjutkan perjalannya.
"Apapun itu seenggaknya aku tahu alasannya. . " paksa Kris.
"Karena dia mirip Sehun. ."
"Hah?"
"Dia mirip Sehun. ."
"Alasan macam apa itu?" Kris selalu berhasil dibuat cemburu, satu bocah itu. Padahal dia memanggil Lay dengan ahjumma tapi kenapa perasaan kris bahwa bocah itu bisa jadi musuhnya.
"Tuh kan kau nggak percaya!, tidak seharusnya aku memberitahumu tadi. ."Ngambek Lay dan segera berjalan mendahului Kris.
"Iya sih, tapi beneran Cuma karena itu. Yang lain nggak ada. .?"tanya Kris masih penasaran.
'alasan lainnya adalah, Karena dia adalah uri aegya, pabbo. . ' maki Lay dalam hati. Pengennya sih teriak sekeras-kerasnya tapi sayang ini belum waktu yang tepat, gila aja diwaktu yang seperti ini malah ngomongin hal yang nggak kelogis manusia biasa.
.0.
.0.
.0.
Di depan gerbang rumah kediaman Keluarga Huang. Kris masih gemetaran, sementara Lay seperti sudah menyiapkan ini dari lama.
"Yakin nih?"
Tiba-tiba banyak orang yang menghadangnya. Tapi Lay tetep kukuh mau masuk dihadang bagaimanapun.
'Plis ini bukan pelem action. .kok settingnya jadi kek pelemnya Jackie chan, sama bos mafia-mafia gitu, . .' rutuk Lay dalam hati.
Tuan Huang mengetahui kedatangan mereka, dan menyuruh mereka masuk setelah ada paksaan dari Lay. Dan mereka ada di ruang tertutup atau ruang rahasia tuan huang, dan tentu saja dijauhkan dari kamar Tao.
"Jadi siapa kalian, dan ada keperluan apa kemari?" ujarnya sok bijak, karena ada Lay, kalau Cuma Kris saja yang datang pasti langsung ditolak.
"Aku Zhang YiXing dan aku—"
"Zhang Liyin?"
"Zhang YiXIng!" teriak Lay membenarkan. " Dan aku datang kesini untuk bernegosiasi denganmu tentang masalah Tao. " jelas Lay.
"Apa kau saudaranya Liyin?" tanya Huang-ssi mengalihkan pembicaraan.
"Aku tidak kenal yang namanya Liyin. .dan aku tidak punya hubungan .. "
"Tapi kalian mirip. ."
"Huang-ssi ,, tolong jangan alihkan pembicaraan, dengarkan aku dulu. . "
"baiklah silahkan bicara . .!"
"Kedatangan kami kemari adalah untuk mengambil, tuan muda Huang Zi Tao, dan tinggal bersama kami. . " Kris memulai pembicaraan, ekspressi Huang-ssi mulai menunjukkan ketidak sukaannya pada Kris.
"Cih . . aku tidak sudi. .Tao sepenuhnya adalah tanggung jawabku, terserah dia mau kukirim kemana. . lagipula dia juga belajar untuk menjadi penerus disini. .." Huang-ssi, kini duduk di kursi dengan sombongnya.
"Tapi Tao tidak menyukainya itulah alasannya dia kabur. . , anda bisa cari orang lain yang lebih mampu dan menginginkannya.. ." Kris melawannya.
"Jangan mencampuri urusan keluarga orang. .!"
Kris diam medengar ini, Tapi tidak dengan Lay dia semakin geram, dia mengumpulkan kekuatannya. Dia sudah mempersiapkan ini lebih lama dari Kris. Segala keberanian itu sudah terkumpul dia menatap tuan Huang dengan tajam.
"Seharusnya saya yang mengatakan seperti itu kepada anda. ., "
"Lay apa maksudmu?" bisik Kris meminta penjelasan.
"Harusnya saya yang bilang kepada anda untuk tidak pernah mencampuri urusan rumah tangga orang. . dan tidak berhak mengakui yang bukan punya anda . . itu juga kriminalitas. . "
"Lay—"
"Dan satu lagi yang anda perlu ketahui, walaupun anda berstatus sebagai appa kandungnya sekalipun .. .anda tidak berhak sedikitpun untuk memaksakan kehendak anda padanya. . "
"Apa yang kau maksud?" tuan Huang mulai bergetar, badannya seperti terkena sesuatu yang dasyat, bukan karena apa-apa tapi karena ucapan Lay yang sangat mengena.
'Sekalipun kau appa kandungnya kau tidak berhak atas yang apapun tentangnya, , dan aku berhak melarangmu karena aku adalah eommanya.. '
"Aku berhak melarang anda karena aku adalah eommanya. .!" semua langsung membelalakkan mata seketika karena pernyataan Lay, baik Huang-ssi maupun Kris. Mungkin Huang-ssi, menganggap Lay didalam diri itu ada sosok istrinya yang dulu meninggal, dan perkataan yang keluar sama. tapi kagetnya Kris beda, dia kaget nggak ngerti apa-apa.
"Kujelaskan nanti Kris, sekarang jemput Tao dan pulanglah ke rumahku. ." suruh Lay, Kris ragu-ragu tapi Lay mendorongnya keluar, meninggalkan dia dan tuan Huang.
Setelah kepergian Kris.
"Mungkin anda akan menganggap aku aneh atau apa, tapi aku benar-benar eomma Tao. . "
"Aku sudah tahu. ." Huang-ssi tersenyum dengan lembut dan sepertinya dia ingin menangis. "Aku sudah tahu Liyin-ah. .kau pasti disana. ."lanjut Huang-ssi.
"Kau datang kembali untuk melindungi Tao-mu. . tapi kenapa kau harus ada di tubuh laki-laki . . "
"Apa?"
"Baiklah, , kau berhak membawanya pergi bersamamu. . kau tidak pernah mengijinkanku menjaganya. . dia memang milikmu sepenuhnya. . "
Lay tidak begitu mengerti tapi dia yang sudah mendapat izin langsung memanfaatkannya.
"Benarkah tuan Huang?"
"Ne, pergilah Liyin, aku selalu menyayangimu. .dan maafkan aku. ."
Lay sweardrop karena dia dikira orang lain, dan dia segera permisi pergi sebelum terjadi hal-hal aneh padanya.
.0.
.0.
Mungkin Kris dan Tao sudah pulang ke rumahnya, jadi dia langsung kesana.
"Aku butuh penjelasan darimu sekarang. !" ternyata, Kris sudah menunggunya di rumah Lay. Lengkap dengan Tao. Tao yang melihat Lay langsung memeluknya.
"Gomawo, , eomma. . karena sudah melindungiku. ." ucap Tao polos.
"Kurasa kau harus membiasakan memanggilku seperti itu Taonnie.. " ujar Lay balik memeluk Tao yang lebih tinggi darinya.
"Lay , , jelaskan padaku . !"
Lay mengambil kalungnya yang besimbol unicorn itu meletakkan pada tangannya, dia duduk disofa disamping Kris dan menyuruh Tao untuk melingkar.
"Kalian berdua pegang tanganku . ."
.0.
.0.
Tbc… yey tinggal dikit lagi. . kemungkinan. . tapi bakal di selesaiin setelah ujian. . .mian atas kegejeannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar