Pengikut

Selasa, 19 Maret 2013

Jadi Pembantu di Dorm EXO-K, What?! [Chapter 1]

203wl
Author : Mingi Kumiko ♪
Cast :
- Choi Baek Hee (OC)
- All member EXO-K
Genre : Brothership, romance
Note : Cerita agak nglantur, sifat dari cast bukanlah sifat asli mereka, cuman ngarang-ngarang aja.
Anggap juga clubing bukanlah hal yang biasa di Korea.
Warning : Sedia popcorn dan air mineral jika anda rasa FF ini membosankan.
Udah pernah dipublish di EXO Fanfiction. Jadi, yg udah baca chapter 1 langsung ke chapter 2 aja ya.. Hehe~

******

Hueekk.. makanannya kenapa tidak enak begini, ahjumma memasukkan apa sih ke dalam makananku ini?” sentakku sambil memuntahkan makanan yang diberi Lee ahjumma, pembantu rumah tangga di rumahku.
“Nona tidak apa-apa? Mian hamnida mungkin garamnya terlalu banyak.” kata Lee ahjumma.
“Kalau sudah tahu rasanya akan tidak enak kenapa masih memberinya berlebihan, huh!” dengusku sebal.
“Baekhee-ya! Sopanlah sedikit pada orang tua. Apa umma dan appa pernah mengajarimu bersikap tidak terpuji seperti itu pada orang yang lebih tua?” tegur appa padaku dan aku hanya bisa menunduk. Lee ahjumma kan juga bersalah karena memasakkan untukku tapi rasanya tidak enak. Lidahku kan masih normal, aku bisa membedakan masakan yang enak dan tidak.
Ne, mian..” aku meminta maaf.
“Oh ya, liburmu sampai kapan, sayang?” tanya appa.
“Masih lama, 11 hari lagi aku baru masuk.” jawabku.
“Baguslah kalau begitu.” kata appa.
Waeyo, appa?
Appa akan pergi ke Daegu untuk urusan bisnis selama kurang lebih 10 hari. Jadi jika kau masuknya masih 11 hari lagi kan appa tidak perlu khawatir siapa yang mengantarmu ke sekolah kalau appa masih ada di Daegu.”
Horrreeeyyyy!!!!
Teriakku dalam hati, dan jantungku meloncat kegirangan. Aku akan bebas melakukan aktivitas apapun semau hatiku tanpa ada larangan dari appa. Apalagi umma.

Orang tuaku sudah bercerai sejak aku umur 9 tahun. Usia yang masih sangat muda untukku mengetahui makna perceraian. Saat umma menjelaskan padaku tentang keputusan mereka bercerai aku pun hanya mengangguk, yang paling parah, ku kira cerai adalah berlibur ke suatu tempat yang jauh. >.<

Tidak seperti anak lain yang ditinggal cerai orang tuanya. Aku menjalani hidupku dengan tetap bahagia seperti tiada beban. Walaupun mereka bercerai mereka tetap memperhatikanku. Mereka berdua memang sibuk dengan pekerjaanya masing-masing tapi mereka bekerja juga untuk mencukupi kebutuhan hidupku, bukan? Jadi berpositive thinkinglah jika kau ingin hidup bahagia dan tanpa beban.
“Tapi, appa punya pesan untukmu sebelum appa pergi.” Kata appa.
“Pesan apa?” tanyaku penasaran.
“Perbaikilah sikapmu terhadap Lee ahjumma, kau terlihat mengerikan bila menjadi anak appa dengan sikap yang seperti itu.” ujar appa.
“Tapi aku memarahinya karena dia memang salah!” elakku.
“Menjadi seorang pembantu rumah tangga bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Maklumilah jika ia punya kesalahan. Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, sayang..”
Ne, aku akan berusaha. Lee ahjumma, aku minta maaf ya..” kataku. Jujur kalimatku tadi sepertinya muka dua. Dalam hatiku bukanlah seperti itu. ‘Pokoknya Lee ahjumma lah yang bersalah, titik!’
“Tidak apa-apa, nona..” jawab Lee ahjumma.
Kenapa appa tadi bilang bahwa menjadi seorang pembantu rumah tangga itu susah, mereka hanya melakukan pekerjaan rumah. Menyapu, mengepel, mencuci piring, menyirami bunga, memasak, dan sebagainya. Semua orang bisa melakukan itu. Mereka kan juga sudah dibayar, seharusnya mereka harus professional dalam bekerja. Akan ku buktikan jika menjadi pembantu rumah tangga adalah hal mudah. Tapi,  bagaimana caranya?

Setelah selesai makan, aku pun bersiap-siap mengatar appa ke bandara karena appa akan pergi ke Daegu. Aku mencium tangan appa dan mengucapkan –salam perpisahan sementara- pada appa. Setelah appa menaiki pesawat aku pun melambai-lambaikan tanganku ke arah pesawat. Aku yakin appa pasti membalas lambaian tanganku.
Aku beranjak keluar dari bandara ini setelah mengantarkan appa ke bandara. Aku berjalan menyusuri jalan sekitar bandara itu. Entahlah akan kemana aku ini. Menoleh ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu di trotoar. Aku pun terbelalak dengan apa yang aku lihat kini.
Terpampang dengan jelas dan bertuliskan, ‘Agen Penyaluran Pembantu Rumah Tangga.’ Aha! Sepertinya ini saat yang tepat untukku membuktikan perkataanku tadi pagi, ‘menjadi pembantu rumah tangga adalah hal mudah’ aku akan mendaftar kesini. Ini kan hari libur, aku bisa bekerja selama kurang lebih 10 hari disana.
Eitsss, tapi tunggu dulu. Apa cocok aku masuk tempat seperti itu dengan dandanan yang benar-benar tak sesuai. Aku memakai sepatu hak tinggi, rambutku yang kemarin baru saja creambath, kukuku juga baru di kikir tadi pagi. Jika aku masuk yang ada aku malah di kira mau memesan pembantu bukannya mendaftar jadi pembantu. Sebaiknya aku ke pasar loak sebrang dulu untuk membeli baju yang harusnya kupakai masuk agen penyaluran pembantu itu.

Beberapa Saat Kemudian…
           
Tada.. kini aku sudah siap dengan pakaian compang-campingku, aku sengaja mengotorinya terlebih dahulu. Rambutku yang tadinya halus dan tergerai kini kuikat dengan kasarnya lalu kumasukkan ke dalam topi, sekarang aku juga hanya memakai sandal jepit bukan sepatu berhak tinggi lagi.
Dengan santai dan percaya dirinya sambil membawa dokumen buatan aku memasuki tempat itu. Pemandangan yang kini ku lihat di sebelah kiri dan kanan adalah orang-orang dengan tampilan kelas atas yang duduk di ruang tunggu.
Aku menghampiri loket administrasi.
“Permisi, ada yang bisa saya bantu?” tanya administrator itu.
“Ya, saya mau mendaftar menjadi pembantu rumah tangga disini, masih ada lowongannya, kan?” balasku. Administrator itu pun seketika membulatkan matanya seolah-oleh memasang tatapan –apa-tidak-salah-kau-mau-mendaftar?-
Agassi, halooo..” kataku mencoba membangunkannya dari lamunan.
“Oh ne, tolong isi datanya dulu.” katanya sambil memberikan selembar kertas, aku pun menerimanya dan segera mengisinya.
Nama: Choi Baek Hee
TTL: Incheon, 20-4-1995.
Status: Belum menikah.
Pendidikan terakhir: Sekolah Menengah Pertama.
Data yang ku isi dengan sejujur-jujurnya. Pendidikan terakhirku kan memang SMP. Aku belum lulus SMA.
“Anda masih di bawah umur ya, cantik pula. Kenapa harus jadi pembantu rumah tangga?” ujar administrator itu.
“Ehehe..” aku hanya bisa membalas dengan kekehan.
“Bagaimana, kapan saya bisa mulai kerja?”
“Hmmm.. kebetulan sekali ada sebuah rumah yang membutuhkan tenaga seperti anda. Menarik, muda, dan sepertinya anda giat bekerja.” katanya.
“Ah jincha, saya bisa mulai kerja sekarang?” tanyaku.
Ne, sebentar lagi penjemput anda akan segera datang. Beliau akan membawa anda ke tempat majikan baru anda.” ujar administrator itu. Tak kusangka aku langsung dapat pekerjaannya, kukira aku akan menunggu hingga beberapa minggu.
Setelah sekitar satu jam menunggu kedatangan penjemputku, akhirnya aku diberi tahu jika penjemputku kini sudah datang.
“Dengan nona Choi Baek Hee? Mari ikut aku. Aku akan mengantarmu ke tempat majikanmu.” kata ahjusshi kekar itu.
Ne, ahjeossi..” jawabku.
Aku pun menaiki mobil yang telah disediakan. Perjalanan telah di mulai. Aku menyusuri jalan sambil memikirkan bagaimana paras majikan baruku itu. Aneh-aneh sekali, cari pembantu saja syaratnya banyak sekali, harus menarik, muda, dan giat bekerja. Semoga majikanku itu tidak ganjen, ya tuhan..
“Nak Baekhee ini hebat sekali ya..” celetuk ahjeossi yang mengendarai mobil ini.
“Hebat kenapa, ahjeossi?” tanyaku heran.
“Biasanya pembantu rumah tangga yang lainnya akan muntah jika naik mobil dan terkena AC, tapi tidak dengan nak Baekhee.” Huh! Yang jelas saja, hampir setiap hari aku naik mobil, mana mungkin aku bisa muntah.
Ne, itu suatu keberuntungan untukku.” elakku mencari alasan.
“Apakah nak Baekhee mengidolakan boygroup bernama EXO-K?” tanya ahjusshi itu. Apa, EXO-K itu boygroup yang sering dipuja Byunyang itu kan, boyband yang terdiri dari 6 anggota dan mempunyai brother group yaitu EXO-M. Aku memang tak terlalu menyukainya, tapi aku begitu menyukai lagu mereka. Rapper utama mereka juga sangat cute. Kalau tidak salah namanya Chanyeol, benar bukan? Entahlah, aku tak terlalu paham.
“EXO-K, aku hanya tau mereka. Memangnya kenapa, ahjusshi?” tanyaku.
“Itu adalah calon majikan barumu.” jawabnya.
Mwo?!!!” aku tersentak (pura-pura) kaget. Beliau pikir bisa membohongiku. Mana mungkin!

. Sesampainya di Tempat Tujuan .
“Sudah sampai..” ucap ahjeossi yang mengantarku itu. Segera aku membuka pintu dan menuruni mobil.
“Akan kuantar sampai depan pintu rumah mereka.” ujar ahjussi yang kuketahui bernama Kim Jeong Min ini.
Ne, ahjussi..” aku hanya mengangguk dan menurut.
Ting.. Tung..
Kim ahjussi menekan bel yang berada tepat di sebelah kiri pintu. Di sebelah kanan pintu terdapat sebuah tulisan ‘EXO-K’s Dorm’ astaga, sebenarnya siapa yang berbohong, Kim ahjusshi atau pemilik rumah ini. Atau aku saja yang tak bisa percaya jika ini dorm EXO-K?

CLECK!
Pintupun terbuka, seorang yang terlihat tak terlalu muda lagi memegang gagang pintu. Sudah jelas dia bukan member EXO-K, mana mungkin member EXO-K melewati batas usia.
“Pembantu rumah tangga yang baru sudah datang.” ujar Kim ahjussi.
Ne, silahkan masuk!” kata namja itu mempersilahkan.

Perlahan-lahan aku memasuki bagian dalam rumah ini, terdapat banyak sekali poster yang menggambarkan 6-12 orang dalam satu poster. Jangan-jangan memang benar ini dorm mereka, kukira hanya dorm sasaeng fan yang sangat menggilai mereka hingga apapun di rumahnya serba EXO-K.
Saat sampai di sebuah ruangan, kurasa ini ruang tengah. Ku lihat 6 namja ‘ganteng’ sedang santai. Ada yang duduk di sofa, tikar, bahkan ada yang duduk di lantai sambil menonton TV atau mengunyah kripik.
“Semuanya, pembantu rumah tangga kalian yang baru sudah datang.” kata namja yang tadi membukakanku pintu.
“Wah, cepat sekali datangnya!” ujar salah satu anggota. (D.O.)
Yeah! Akhirnya aku tak perlu mencuci piring sendiri lagi!” sambar anggota yang paling nyentrik dan tinggi besar pasti itu Chanyeol.
“Perkenalkan dirimu, nona!” seorang manager yang sekarang kutahu bernama Lee Sung Hwan, baru saja aku menanyakan itu kepada Kim ahjussi yang kini sudah pergi.
Watashi wa Choi Baek Hee desu. Hajimemashite, douzo yoroshiku.” kataku.
Hyung, dia ngomong apa, sih?” tanya salah satu member lagi yang kurasa paling ‘ganteng’ (Sehun). Astaga, kenapa aku malah memperkenalkan diriku menggunakan bahasa Jepang. Ah, ini efek karena di sekolah aku terlalu sering menggunakan bahasa Jepang.
“Pakailah, bahasa Korea dengan benar, nona..” kata  manager Lee lagi.
Ne, mianhae.  Annyeong haseyo, joneun Choi Baek Hee imnida. Bangapseumnida..” kataku meralat perkataanku.
Daebak! Agasshi bisa bahasa Jepang..” sambar salah satu member seperti terpukau, aww, imutnya namja itu. (Sehun)
“Jadi namamu Baekhee, aku Baekhyun. Sepertinya kita bisa jadi couple. Double Baek!” sambar namja yang kuketahui bernama Baekhyun.
Eqhemmbb.. Lalu aku kau kemanakan, Baekhyun-ah?”  tanya Chanyeol sinis.
“Ehhh.. aku hanya bercanda.” balas Baekhyun. Aku pun hanya terkekeh, lucu sekali mereka.
“Baekhee, bukannya itu yang berperan jahat dalam drama Dream High. Jangan-jangan sifatmu sama lagi seperti dia!” ucap Face of The Group EXO-K, Kai dengan ketukan sinis. Pasti dia kebanyakan nonton Dream High! -_-“
“Kau ini, Kai. Dasar korban drama!” celetuk sang leader, Kim Joon Myun.
“Habis wajahnya juga jahat, sih..” sindirnya. Apa? Wajah seimut ini dia bilang jahat?
“Kau lahirnya kapan, Baekhee-ssi? Biar kami bisa menetukan panggilan yang tepat.” tanya Sehun. Ya, sekarang aku mulai bisa menghafal nama mereka, sebenarnya saat berjalan masuk ke rumah ini aku melakukan belajar kilat membuka internet untuk mensearch nama mereka dari ponsel yang kusembunyikan.
“Aku lahir tanggal 20 April 1995.” ujarku.
“Apa? 20 April, sama seperti Luhan hyung!” sambar Sehun. Luhan, siapa itu?
“Mwo? 95lines. Kau lebih muda dari kami semua, di usia semuda ini kenapa kau malah menjadi pembantu rumah tangga dan tidak melanjutkan sekolah?” tanya Suho.
“Emmm.. karena orang tuaku tidak punya biaya untuk menyekolahkanku.” jawabku berdusta. Tentu saja sebenarnya orang tuaku punya, bahkan aku sekolah di ‘Japanese Culture School’ itu sekolah terkenal dan mahal. Sekolah yang mempelajari budaya Jepang, dalam keseharian para murid juga dibiasakan berbahasa Jepang. Jadi tidak heran jika aku terbiasa memperkenalkan diri dalam bahasa jepang.
“Dia keren sekali, dia juga bisa berbahasa jepang!” seru Baekhyun.
“Ya sudah, pasti kau lelah kan, Baekhee-ya. Kau duduk disini dulu saja. Kita melakukan introducing.” ajak Suho, dan aku pun menurutinya.

******
Hari pertamaku bekerja, kini aku di suruh memasak makan malam untuk mereka. Segera aku membuka kulkas. Isinya tak terlalu banyak. Jika dilihat seperti ini hanya bisa untuk memasak soup dan kimchi. Baiklah, aku akan masak sekarang.
Untung saja aku bisa memasak. Setiap appa lembur hampir selalu umma datang ke rumah untuk mengajariku memasak. Umma bilang agar aku bisa melayani appa dan suamiku di masa depan. Walaupun ada pembantu, tapi setiap wanita harus punya kemampuan memasak agar suami lebih menyayangi kita, hahaha, itulah yang selalu umma katakan.
Setelah memasukkan bahan makanan yang ada, kini aku segera menuangkannya ke mangkuk besar dan meletakkannya di meja makan. Saat bergegas menuju meja makan tak kusangka semua member EXO-K kini sudah siap sedia di meja makan sambil membawa sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri.
“Akhirnya makanannya siap juga..” kata D.O.
“Cepat taruh di meja, Baekhee-ya. Aku sudah lapar!” ucap Sehun. Segera aku meletakkan makanan yang sudah kusiapkan di meja makan.
“Apakah kau hanya memasak 2 makanan ini?” tanya Kai.
Ne, waeyo?” aku balik bertanya.
“Aku tidak suka sayur. Kenapa kau masih memasak sayur. Apa kau tak tahu itu?” omel Kai.
Mian, aku tidak tahu.” Jawabku.
“Kau tidak tahu? Kau tak mengidolakan kami hingga tidak tahu, sebenarnya siapa idolamu?” tanyanya.
“Atsuko Maeda dan Mayu Watanabe.” jawabku santai.
Wah, cocok saja kau bisa bahasa Jepang, ternyata idolamu artis Jepang.” kata Baekhyun. Bukan begitu, itu terbalik, karena aku sekolah di sekolah Jepang jadi aku mencoba mengidolakan orang Jepang.
“Dasar jika mau menjadi pembantu di rumah ini harus tahu fakta-fakta kami. Apa yang kami suka dan tidak.” Kai terus mengomel. Mana aku tahu kalau akan terdampar menjadi pembantu di dormnya artis?
“Kai-ya! Berhentilah mengomel. Berisik tahu, makanlah apa yang ada, sayur juga baik untuk kesehatan!” tegur Suho.
“Dalam soup itu juga kucampuri dengan daging ayam, bakso ikan, dan udang. Jika tidak mau sisihkan wortelnya makan saja dengan ketiga itu.” saranku.
“Tapi tetap saja itu sudah terkontaminasi dengan sayur. Aku tidak mau memakannya.” kata Kai angkuh. Apa itu yang dianamakan sebagai figure idola? Ciihh, dia lebih rewel dari anak berumur 5 tahun!
“Dasar tidak bersyukur! Lihatlah ke bawah Kai, di sana masih banyak saudara-saudara kita yang kekurangan, kita diberi kelebihan makanan kau malah menyia-nyiakannya. ” Chanyeol ceramah.
“Baekhee-ya, ini sangatlah lezat. Kau sangat pandai memasak. D.O. hyung saja kalah.” kata Sehun.
Ne, aku mengakui itu.” timpal D.O.
Kamsa hamnida..
“Kai-ya, makanlah ini sangat enak!” suruh D.O. pada Kai.
Shireo!” elaknya tegas.
“Ya sudah, kalau begitu kau akan kukuncikan di luar dan tak ku biarkan masuk kamar!”
“Kau apa-apaan sih, hyung!” gerutu Kai.
“Ada yang setuju denganku?” tanya D.O. pada semua anggota.
“Aku sangat setuju sekali banget!” jawab Baekhyun.
Nado.” timpal Chanyeol.
“Aku juga benar-benar setuju. Kalau Kai tidak makan dia harus mencuci piring dan tidak boleh tidur.” kata Suho.
Mwo?!” Kai tersentak kaget.
“Kau pilih mana, huh?!” tanya Suho.
“Iya iya, aku makan.” Kai pun akhirnya menyerah dan makan.
Setelah semua anggota selesai makan aku pun membereskan piring-piring yang berserakan di meja makan lalu mencucinya. Jujur saja aku agak kesulitan dalam melakukan hal ini. Tapi aku harus memegang prinsip awal jika ‘menjadi pembantu itu mudah!’

******

“Dia itu unik sekali ya..” kata Baekhyun.
“Dia, dia siapa, Choi Baek Hee, kau menyukainya, ya?” balas Chanyeol.
Ani, aku hanya bilang seperti itu. Sangat tak meyakinkan jika dia dari kalangan keluarga miskin. Kau perhatikan tidak, sih penampilannya walau pun bajunya compang-camping seperti itu?” kata Baekhyun.
“Memangnya bagaimana?” sambar Suho.
“Lihat rambutnya, seperti habis di smoothing, kukunya seperti dikikir dengan teratur, kulitnya putih susu, bibirnya merah muda. Lalu, marganya Choi pula.” terang Baekhyun.
“Memang kenapa jika marganya Choi?” tanya Sehun masih tak mengerti.
“Kau tak tahu Sehunie, Choi itu terkenal sebagai marga orang kaya!” jelas D.O.
“Mwo, contohnya?” tanya Sehun.
“Choi Siwon, Choi Sulli, Choi Minho.” Jawab D.O.
“Hmmm.. benar juga. Pasti Oh itu marganya orang keren. Ya kan, hyung?” tanya Sehun pada Suho.
“Marganya orang keren itu marga Kim tau! Kim Joon Myun, Kim Tae Yeon, Kim Kurniawan(?), dan lainnya.” ujar  Suho percaya diri.
“Terus saja kalian memperdebatkan marga!” ejek Chanyeol.
“Hehehe..” Sehun dan Suho terkekeh bersamaan.
“Aku tak menyangka Kai bisa bersikap sekurang ajar itu.” kata Baekhyun.
“Bagaimana jika kita jodohkan dia dengan Baekhee?” saran D.O. Berhubung Kai sedang tidak ada di ruang yang mereka tempati jadi mereka bebas mencibir Kai.
“Ide yang bagus!” kata semua anggota serempak.
Bersambung..

Menurut kalian chapter satunya gimana?
Maaf atas segala kekurangannya ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar