Author : Shee a.k.a Kang Sang Seok *saudarnya Kim Min Seok a.k.a Xiumin# ngarep deh!*
CHAPTER 3
Main Cast : EXO (ALL) MEMBER
Star Guess: Cho Kyuhyun (Super Junior) as KYUHYUN D'EVIL
Park Jungsoo a.k.a Leeteuk (Super Junior) as Angel Without Wings.
Lee Soo Man as Pimpinan tertinggi.
Desclaimer : Milik siapa ya? Milik gue pinginnya, tapi nggak mungkin. So they Belong to themselves.
SUMMARY : Gimana jadinya kalau kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang dari planet EXO digunakan di bumi, apakah untuk hal-hal yang baik?. Suho dan Sehun ditugaskan mencari seluruh saudaranya yang terpisah di bumi.
WARNING : Ceritanya bener-bener ngayal dan seadanya. Gaje yang telah bertebaran dimana-mana, nggak tahu Familyship(?) atau malah RomanceFamily. Tentuin ndiri ya? (#mau enaknya). YAOI (BoysxBoys). Karena mereka masih baru sama kayak saya, jadi saya bikin pairingnya setahu saya aja yah. Yang nggak setuju atau nggak suka tetep pegang prinsip DON'T LIKE DON'T READ.
Preview Chapter 2
TING TONG~
"Ah! Siapa?" Tanya Chen hendak membuka pintu.
"Jangan-jangan Sehun pulang?" namun Xiumin mendahuluinya dan membuat dia terjatuh karena terbentur badan Xiumin yang nggak bisa dibilang kecil itu.
"Kau—"
. . . . .
Start Chapter 3
"Kau—
—Siapa?" Tanya Xiumin pada seseorang yang kini berada di depan pintu.
"Ah! Hyung dia pasti petugas yang biasanya datang setiap bulan. ., maaf, aku Chen. Biar aku saja yang urus " ujar Chen yang kali ini mendahului Xiumin. Dan sepertinya sedang mengurus sesuatu.
'hah~ kupikir Sehun eh nggak tahunya malah tukang listrik. .' gumamnya sambil meninggalkan Chen dan orang itu.
"Hyung, aku mau cari Sehun!" ujar Xiumin sambil melenggang keluar dari rumah itu.
"Yang tadi itu siapa?" Tanya Suho, karena jengkel Xiumin hanya menjawab seadanya yang sebenarnya juga ngasal "Tukang kredit".
"Ah Chen-ah, kau ada urusan apa sama tukang kredit?" Tanya Suho pada Chen yang sudah masuk kedalam.
"Hah? Bukan, dia hanya petugas yang mengingatkan bahwa hari ini aku harus mengurus beberapa hal di bank, bisa kutinggal sebentar kan? Lho Xiumin-hyung?" tanyanya.
"Dia keluar"
"Oh ya hyung, pinjem duit dong hyung. ." ujarnya sambil masang senyum aneh, dan dengan baik hatinya Suho memberinya beberapa lembar uang.#meski radak kepaksa#
Setelah Chen pergi tinggallah Suho sendirian di rumah, jadi terasa sepi rumah tanpa Sehun.
"Kalian disini kan keluarlah!" ujar Suho entah pada siapa soalnya rumah ini kosong. Tak berapa lama munculah dua orang namja yang satu sudah om-om yang satunya lagi walau lebih tua dari Suho tapi nggak terlihat dari wajah cantiknya.
Ternyata itu adalah pimpinan tertinggi dan sang Angel without wings.
"Suho-ah kau selalu saja curiga dan sinis terhadapku!" goda Sooman.
"Bagaimana aku tidak curiga padamu yang selalu memberi tugas-tugas aneh dan selalu semangat kalau soal menjodohkanku. ." jelas Suho.
"Tumben hyung, ada apa kok sama om-om ini? Kau ingin mengunjungi aku? atau melihat keadaan Sehun? " Tanya Suho yang heran kenapa tiba-tiba Leeteuk datang menemuinya.
"Ah, ani tadi aku sedang mencari Kyuhyun dia menghilang lagi. . , kukira dia sama Sehun, dan aku bertemu dengan Hyungnim, yang katanya ingin bertemu denganmu jadi aku ikut saja. Siapa tahu Kyuhyun bertemu dengan Sehun. ." ujar Leeteuk sambil masang senyum angelnya.
"Tapi sayangnya hyung, Sehun sekarang sedang kabur dari rumah lagi. ., dan aku tidak tahu-menahu tentang Kyuhyun. . "ujar Suho.
"Sehun nggak dibawa Kyuhyun kan? Aku khawatir Kyuhyun membikin ulah. . "tambah Leeteuk. #emang wewe gombel pake dibawa segala? #
"Hyung selama ini juga tinggal disini?" Tanya Suho.
"Iya aku bersama semua keluargaku, ada dalam satu rumah, kuharap kau juga bisa secepatnya menemukan semuanya ya?" harap Leeteuk. Suho hanya mengangguk.
"Oh ya soal anak-anakmu yang lain, aku punya satu petunjuk dan hari ini kau harus kesana, dia sedang membutuhkanmu. Soal Sehun dia bisa mengurus dirinya sendiri. . "sahut Sooman menyela pembicaraan mereka berdua.
"Memangnya siapa? Apa dia dalam masalah besar?" Tanya Suho khawatir. Maklum jiwa eommanya sedang keluar.
~0~
"Emh! Pimpinan?"
"Ya!" sahutnya
"—apa hubungannya anakku membutuhkanku dan dengan acara makan-makan kita sekarang ini?" Tanya Suho heran.
"Sudahlah, sekali-sekali kau temani akulah, makan-makan tidak ada salahnya kan?"ujar Sooman tanpa dosa.
"Jangan-jangan kau menipuku hanya karena kau ingin mengajakku makan dan mulai menjodoh-jodohkan aku lagi?"Tanya Suho yang kini sudah benar-benar mulai curiga. Soalnya dari tadi Leeteuk nggak boleh ikut. Hanya berdua saja.
'Orang tua ini nggak mau ngapa-ngapain aku kan?' Narsis Suho dalam hati.
"Lihatlah koki yang sedang memasak disana. ."ujarnya tiba-tiba membuyarkan lamunan Suho, soalnya di tempat ini bisa untuk langsung melihat dapur.
"Memangnya dia itu Sia—"baru saja Suho hendak menanyakan sesuatu pada sang pimpinannya ternyata dia sudah tidak ada di hadapannya.
"Hahh~. . Lain kali aku harus merantainya supaya nggak ngilang sembarangan lagi. . " ucap Suho #kayak buang sampah aja, sembarangan.#
Suho kembali memfokuskan pada tujuan utamanya, kenapa dia disuruh untuk meliatnya memang sebenarnya apa yang terjadi dengannya.
Sekarang dia menghetikan aktifitas masaknya karena sepertinya atasannya sedang berbicara padanya, lebi tepatnya memarahinya, karena orang itu menundukkan mukanya.
Tidak lama setelah itu orang yang dari tadi diperhatikan Suho mendekat sambil membawa nampan berisi makanan, mungkin pesanannya.
"Ini, silahkan menikmatinya~" ujarnya sambil mengeluarkan senyuman wajib ala pelayan. Pelayan itu hendak kembali tapi diurungkannya niat itu karena mendengar sebuah suara "Aku tidak suka". Pelayan itu yakin kalau suara itu berasal dari satu-satunya pelanggan disini.
Dan itu berarti adalah Suho. "Maaf anda tadi bilang apa?" Tanya pelayan itu mencoba memastikan.
"Aku tidak suka" memang benar yang dari tadi berucap adalah Suho.
"Apakah masakan saya tidak enak, menurut anda?" Tanya pelayan itu agak ragu soalnya Suho belum menyentuh sedikitpun masakan itu.
"Aku tidak suka mendapat senyum yang tidak dari dalam hati, kalau kau tidak ingin tersenyum jangan tersenyum." Ujar Suho membuat pelayan itu hanya terdiam dan terpaku.
~0~
"Ahjuma mau kemana lagi?" Tanya Sehun yang sedang santai tiduran diatas sofa empuk dan melihat Lay sedang berwara-wiri sambil membawa beberapa buku dan tas yang sudah siap di punggungnya.
"Berhenti memanggilku ahjuma, bocah!" responnya tapi tetap saja berwara-wiri.
"Kau seperti terlihat gugup, mau menemui orang yang penting hah?" tebak Sehun, namun tebakannya kali ini mampu menghentikan Lay dari kegiatannya yang membikin orang yang melihatnya pusing sendiri. "Melihat dari reaksimu, kau pasti sedang menyukai seseorang, dan sekarang kau mau menemui orang yang kau sukai itu kan?" jelas Sehun sejelas-jelasnya.
"Bocah sok tahu!" ledek Lay.
"Ahjuma belum pernah kuberitahukah? Kalau eommaku itu seorang yang bisa dengan mudah membaca perasaan orang lain, jadi itu sudah pasti menurun padaku!" ujar Sehun bangga.
"Sudah jangan banyak omong! Selama aku pergi kau jaga rumah ini baik-baik, jangan dikotori, jangan mengotak atik apapun yang ada disini dan satu lagi, rumah ini jangan dijual!" GUBRAKK!, Oke kalimat pertama masih bisa menerimanya tapi apa itu kalimat terakhirnya, memangnya Sehun punya tampang orang yang suka jual rumah apa?.
Setelah Lay keluar dari rumah Sehun sangat penasaran dengan apa yang dilakukan Lay diluar sana. Dia juga kepengen tahu pada orang yang bisa disukai oleh pengasuh barunya *bisa dibilang gitulah*. Bukan maksud mencampuri urusan orang lain tapi, bukan devil namanya kalau tidak ikut campur urusan orang lain.
Mungkin jarak antara sekolah Lay dan rumah agak jauh, jadi Sehun memperkirakan akan pergi dengan sepeda saja, tapi dia hanya menatap kosong kearah sepeda yang tergeletak berwarna hijau terang. Ini bukan masalah warna yang dia sukai atau tidak. Tapi, masalahnya adalah dia tidak pandai dalam menjaga keseimbangan # alias nggak bisa naik sepeda#
"Ah aku jalan kaki saja, ,"pada akhirnya dia mengucapkan itu dan segera menuju ke luar rumah.
Sesampainya di sebuah tempat yang cukup rame diyakini masyarakat sebagai Universitas #bahasa gue#. Karena dia berjiwa dEvil jadi dia mah santai-santai aja terhadap suatu ruangan yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
"KYAA! Manis banget!" teriak salah seorang yeoja yang melewati ruang itu dan tidak sengaja bertemu dengan Sehun.
Melihat itu semakin besar saja kepala Sehun, dia lalu tersenyum menawan ala Kyuhyun yang telah diajarkan, seketika itu juga yeoja itu pingsan di tempat. Tanpa banyak bicara langsung saja Sehun meninggalkan tempat itu.
"KYAA! KEREEN!" kali ini segeombolan yeoja yang teriak bersamaan di belakang Sehun, Sehun hanya menyeringai tanpa membalik badannya dia pikir ini adalah salah satu yang mengaguminya juga.
Tapi setelah lama yeoja itu mendekat ke arah Sehun dan hanya melewatinya dengan sedikit menyenggol Sehun menyuruhnya menyingkir. Seperti terlihat tatapan 'minggir-kau-jangan-menghalangi-jalan-kami'.
Ternyata para yeoja itu menuju ke lapangan basket, dan langsung saja menyemangati para pemain basket itu, emh dari penglihatan Sehun sepertinya semua yeoja itu hanya mendukung salah seorang diantara pemain basket itu.
Karena penasaran, Sehun mendekat ke arah lapangan basket. Karena hari ini adalah hari bebas setelah ujian yang mereka lalui, jadi kebanyakan mahasiswanya sedang santai atau hanya sekedar jalan-jalan di kampus.
"KRIISS! KAU KEREN!" lagi-lagi suara cempreng para yeoja yang mampu merusak pendengaran itu terdengar lagi dan malah makin keras setelah melihat salah seorang namja yang super tinggi melambai kan tangan pada yeoja itu. Sedang Sehun sedang menahan muntah(?). karena menganggap namja yang diketahui bernama Kris itu terlalu lebay #Sehun jealous
'Apaan sih mereka ini? Gantengan juga gue!, tunggu, kenapa saat melihatku aku dibilang manis, sementara dia dibilang keren! Gak adil' umpat Sehun dalam hati.
Karena kesal akhirnya Sehun mencari pemandangan lain, dia memutar matanya mengelilingi area lapangan itu dan ingat akan tujuan awalnya untuk membuntuti Lay.
Tapi tatapannya terhenti saat melihat seorang namja sedang asyik santai baca buku sambil dengerin music di headset nya berteduh dibawah pohon besar yang ada di dekat lapangan namun berseberangan dengan posisi Sehun saat ini. Ia tahu betul siapa orang ini.
"AHJUMMMA!" teriak Sehun sekeras mungkin, memang suara itu mampu membuat siapapun menoleh padanya tapi tidak dengan orang yang dipanggilnya yang ternyata adalah Lay.
Semua yang melihat pun merasa heran. Mereka melihat tatapan Sehun yang menuju ke arah orang yang ada di seberang lapangan dia sedang sendirian jadi pasti dialah orangnya tidak ada orang lain lagi disana.
Orang yang sedang bermain di tengah lapangan-pun menghentikan aktifitasnya dan pandangan mereka mengikuti kemana arah Sehun pergi karena dia lewat tengah lapangan.
Sampai Sehun di hadapannya barulah ia sadar kalau dari tadi ada yang memanggilnya dan ternyata itu adalah bocah yang menunggu rumahnya.
"Ya! Sedang apa kau disini hah?" Tanya Lay sewot. "Aku? Sedang mencari ahjuma, kenapa? ada masalah?" jawab Sehun santai.
"Ya masalah lah! Ngapain pake kesini segala bukannya jagain rumah? Dan berhenti memanggilku ahjuma!" teriak Lay nggak nyante dan nggak menyadari seluruh tatapan di lapangan itu tertuju padanya.
"Karena umurmu nggak jauh beda sama Eommaku jadi aku panggil ahjuma saja!" jawab Sehun santai.
Tidak sengaja mata Lay menatap pemandangan sekitar yang menuju padanya dengan tatapan horror dia langsung menarik Sehun menjauh dari lapangan.
"Lho lho mau kemana?" ujar Sehun pasrah
Di depan gerbang Kampus
"Nggak mau tahu, pulang sekarang juga!" titah Lay.
"Tapi aku maunya nungguin ahjuma, habis dirumah bosan. Aku paling tidak bisa kalau sendirian. ." rayu Sehun. Akhirnya entah kenapa Lay luluh juga melihat jiwa kekanak-kanakannya. Senakal apapun Sehun ini masih anak-anak yang belum dewasa seperti dirinya.
"Kau ini ternyata manja. Segalanya musti ada syarat kalau tidur harus peluk lah tidak bisa ditinggal sendiri lah apa sih yang kau tidak merepotkan orang lain. .?" omel Lay. Sementara Sehun hanya tersenyum manis dan makin membikin Lay angkat tangan.
"Oke, fine aku kalah. Tunggu aku di kantin dan jangan melakukan hal-hal aneh!" ujar Lay pada akhirnya.
\~-~/
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Suho, dia sekarang sedang duduk-duduk di bangku taman bersama orang yang baru ditemuinya di café tadi.
'Jangan-jangan dia salah satu anggota keluargaku lagi? Ini yang coba ditunjukkan pimpinan padaku mungkin?' pikir Suho dalam hati saat orang didepannya mulai ingin membuka suaranya.
"Aku tertarik denganmu. "
"hah?"
"Ah bukan begitu. Maksudku aku tertarik dengamu yang bisa membaca pikiran orang lain, apa kau peramal atau psikologis?" jelas orang itu.
"Memangnya ada apa? Oh ya aku belum mengetahui namamu. . bolehkah aku mengetahuinya?" pinta Suho sambil memajukan tangannya mengajak salaman. Rasanya Suho yakin kalau mengetahui namanya akan mengembalikan ingatan tentang dirinya.
"D.O atau bisa dibaca Dio. .lengkapnya Do Kyung Soo " jawabnya sambil ikut menyalaminya.
"D.O. . . " Suho mencoba memanggil, seperti yang sebelumnya jika Suho sudah mengucapkan namanya pasti sebentar lagi dia akan memanggil nama Suho.
"Ne, , lalu nama anda siapa ?" Tanya balik D.O. mungkin itu terdengar biasa bagi percakapan orang yang baru mengenal tapi Suho langsung kaku karena mereka adalah sekeluarga bagaimana dia tidak ingat namanya.
"Kau tidak tahu namaku?" pancing Suho. Berharap ini hanya bercanda.
"Tentu saja saya tidak mengetahuinya, kita kan baru saja bertemu. . " jawab D.O dengan muka yang menunjukkan tidak adanya kebohongan sedikitpun.
Suho yang shock langsung mencoba menggeggam dadanya tepatnya pada kalungnya semoga bereaksi dan menunjukkan bahwa dia ini adalah salah satu anggota keluarganya.
Karena melihat Suho yang terus melamun akhirnya D.O menggenggam tangan Suho. "Tolong izinkan aku tinggal bersama anda, entah kenapa sejak bertemu dengan anda hati saya merasa sangat tentram. ." ujarnya sambil memohon.
"—hari ini kau harus kesana, dia sedang membutuhkanmu—" lagi-lagi setiap ada pertanyaan dalam hatinya selalu muncul jawaban dari sang pimpinan # kalau boleh author pinjem buat jawab soal ujian|Suho: yeh itu mah mau lo!, udah sana jangan ganggu!, gua lagi asyik nih|.
"Ne. tinggallah denganku dan panggil aku Suho." Ujar Suho walaupun hatinya sedikit sakit mengucapkan itu semua.
``````~0~``````
"Huwahh!
Capeknya.. !" keluh Xiumin sambil berbaring diatas sofa dan mengipasi
dirinya sendiri. "Aku lapaaar!" keluhnya, berharap ada orang yang
mendengarnya."Chen-ah!. . kemana sih mereka semua?" akhirnya dia memutuskan untuk mencari di sekeliling rumah yang memang kosong.
TING TONG~
"Hah~ entah kenapa aku mulai membenci bunyi bel pintu. . siapa?" tanyanya sambil berjalan malas membukakan pintunya.
Setelah dibuka ternyata menampakkan muka Suho dan salah seorang yang dibawanya berkulit putih dan sangat manis dan kalem, kayak orang solo kalemnya# ngarang nih#. Xiumin hanya menatap heran dan bengong sampe lupa ngijinin mereka masuk.
"Xiuminnie. . minggirlah, . ." ujar Suho dan mengajak D.O masuk diikuti Xiumin yang masih bengong.
"Permisi" ujar D.O saat melewati Xiumin.
Mereka bertiga sudah duduk di sofa. Sebenarya dia menunggu Chen supaya nggak menjelaskan dua kali.
"Ada apaan nih kok pada ngumpul? Eh ada tamu!" tiba-tiba Chen yang baru datang langsung mendekat ke arah mereka setelah meletakkan mantelnya ke tempat biasanya.
"Begini dia ini orang yang tersesat dan membutuhkan bantuan kita untuk mengasuhnya jadi tidak apa-apakan dia tinggal disini?" Tanya Suho memulai pembicaraan.
"Kenapa ahjuma harus lapor dulu sih? Itu kan terserah ahjuma lagipula sejak kedatangan Xiumin-hyung aku sudah menerima akan kedatangan anggota keluarga yang lain. ." sahut Chen.
"Masalahnya dia ini bukan anggota kita selama ini, dia hanya orang yang ingin tinggal dengan kita. ." jelas Suho. Tapi sedikitpun Chen tidak mengerti apa yang dimaksudkan. Dia masih memasang wajah bingungnya.
"Permisi sebentar!" ujar Suho sambil menarik Chen dari tempat itu.
"Untuk apa kau ingin tinggal dengan Suho-ahjuma. . ?" Tanya Xiumin yang menaganggap Suho adalah seorang ahjuma karena dia tetangga dan teman ibunya. D.O hanya menatap heran akan pertanyaan itu bukannya menjawabnya. "Aku sudah tahu kalau ini pasti ada hubungannya dengan Suho-ahjuma, kau tidak kenal kami semua tapi setelah melihat Suho-ahjuma perasaanmu berubah. . ?" Tanya Xiumin akhirnya mampu membuat D.O paham kemana arah pembicaraan ini.
"Aku ingin sekali bisa menjawab pertanyaanmu, tapi sayangnya aku sendiripun tidak tahu. ." jelas D.O.
"Dia memang anggota keluarga kita, tapi dia sama sekali tidak ingat apapun setelah melihatku dan walaupun kalungnya sudah bereaksi tidak meununjukkan apapun padanya, dia hanya bilang ingin tinggal denganku, jadi mungkin untuk mendekatkan perasaanku padanya tidak dibutuhkan symbol tapi pendekatan dari dalam hati.. " Jelas Suho sejelas-jelasnya sampai Chen nggak Tanya lagi.
"Dan satu lagi, sejak dia tidak tahu apa-apa tentang kita, jangan pernah menunjukkan kekuatan kalian!" peringat Suho. Dan kini sudah mengajak Chen kembali ke ruang tamu.
"Kau bisa memasakkannya untukku?" Tanya Xiumin pada D.O membuat Suho dan Chen hanya melongo heran, cepat sekali orang ini bisa akur dengan orang lain.
"Kalau kau mau aku bisa membuatkannya untukmu!" ujar D.O sambil tersenyum manis dan segera menuju ke dapur diikuti Xiumin.
Beberapa menit kemudian, sebenarnya hampir sejam-an, akhirnya sudah banyak makanan yang tersedia di meja dan ada yang masih di masak oleh D.O, Xiumin hanya menanti dengan sabar.
"Aku makan!" teriak Xiumin senang sambil menyiapkan piringnya, namun sumpitnya yang dipegangnya langsung ditarik Suho dari belakang.
"Tunggu anggota yang lain Minnie-ah!, Chen-ah! Cepat turun!, kita makan bersama"
Mendengar teriakan Suho tidak begitu lama Chen sudah turun dari lantai 2. Dan segera bergabung dengan mereka dan tamu yang akan menjadi bagian dari rumah ini.
"Emhh~ ini ehnakm,, " ujar Xiumin walaupun mulutnya masih penuh dengan makanan. Sesekali Chen yang ada disampingnya langsung menepuk-nepuk pundak Xiumin supaya makanan yang kelewat banyak itu bisa masuk lancar melewati tenggorokannya.
"Senang rasanya ada yang bisa masak makanan yang enak!" ucap Xiumin lagi setelah berhasil menelan makanan itu dan kini mulai menyendok lagi.
Tapi Xiumin merasa ada tatapan yang sangat menusuk tajam, tapi segera ditepisnya dan langsung melanjutkan makan.
"Yah walaupun begitu sebelum ini kalian juga mau makan masakanku!, jelas saja dia ini adalah koki di salah satu restoran tahu?" jelas Suho.
"Emh Chen—" bukannya memperhatikan Suho yang sedang ngomong, ternyata Xiumin menatap Chen dengan pandangan aneh.
"Wae Hyung? Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Jatahmu untukku ya?" tanpa ada jawaban dari Chen, Xiumin segera menarik piring dari hadapan Chen menuju ke hadapannya. Karena sudah biasa dengan kelakuan hyungnya akhirnya Chen hanya pasrah saja.
"Senang rasanya bisa melihat orang yang menghargai makanan." Ujar D.O sambil tersenyum lembut. Kemudian dia pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
"Ahjuma, kalau dilihat dari sikapnya dia itu kalem, apa sih memang kekuatannya ahjuma?, aku tidak tahu sama sekali dia anak Ahjuma yang mana?" Tanya Chen.
"Dia anak no.9, anak terakhir saat kebersamaan kita, baru beberapa hari dia keluar kita langsung terpisah. Mungkin karena itu juga dia tidak mengingat sama sekali tentang aku dan keluarganya. ." gumam Suho.
.
"Kemana sih ahjuma lama sekali?" gerutu Sehun di kantin dia tidak melakukan apa-apa hanya menunggu dan itu membuatnya berkali-kali lebih bosan.
"—kau ngerti ngak? Namja cantik keturunan china itu. Kita taruhan siapa yang bisa dapetin dia?"
"Siapa? Maksudmu Lay?"
Mendengar ahjumanya disebut Sehun langsung mendengarkan apa yang biasa orang disebut dengan 'kabar agin'.
"Aku terima tantangan kalian" tiba-tiba sosok namja super tinggi yang diyakini juga sebagai anggota dari mereka –oleh Sehun- langsung menjawab dan ikut nimbrung disana.
Sebenarnya Sehun nggak suka dengan namja tinggi ini, nggak tahu kenapa dari tadi pagi baru pertama lihat sudah nggak suka apalagi sekarang mereka bikin permainan yang melibatkan ahjumanya yang sepertinya walaupun galak tapi dia sangat polos nggak jauh beda sama Sehun yang luarnya sangar tapi dalemnya tetep 'anak-emak'.
"Weh yakin amat lo, kalo lo bakal dapetin dia yang sangat pendiam, nih ya para yeoja aja pada nganggep dia aneh, cantik sih cantik tapi dia galaknya minta ampun. ." celoteh salah seorang namja yang sedang berhadapan dengan namja tinggi yang dikenal dengan nama Kris.
"Kalau bisa dapetin dia lumayan bisa ngurangi fansgirl yang udah nggak karuan tingkahnya, seenggaknya setelah lihat dia ada disampingku semua yeoja yang mengharapkanku mundur secara teratur kan?" pasti Kris. "Tidak ada ruginya bagiku, jadi coba saja. ." ujarnya lagi dan kini sudah meninggalkan kantin.
'Seenggaknya nggak akan kubiarkan kalian yang mempermainkan orang itu. .'
Kris bergumam ditengah jalan keluar dari kantin. Memang tidak siapapun yang mendengarkan kecuali yang punya kekuatan pendengaran mistis.
"Sialan mereka mentang-mentang ahjumaku cantik, mereka seenaknya saja. . kalian tidak tahu akan berhadapan dengan siapa? Oh SeHoon, calon penerus mahkota pangeran Evil. . . lihat saja!" ungkapnya dan dia segera bersiap-siap melindungi ahjumanya.
Selama ini entah kenapa ada perasaan Sehun nggak kepingin pulang dan ingin terus bersama orang yang dianggap ahjumanya itu. Dan perasaan itu hampir sama saat bersama eommanya. Rasanya Lay lebih membutuhkan orang lain daripada Suho yang sudah ada Chen dan Xiumin.
Karena sudah tidak sabaran, akhirnya Sehun menuju ke dalam ruangan belajar yang sebenarnya dia sendiri juga tidak tahu yang mana kelas Lay.
Dia hanya berputar-putar saja di depan lorong kelas yang sepi karena pelajaran sedang berlangsung.
Sampai beberapa lama kemudian para siswa sudah keluar dari kelas dan berjalan melewatinya dan kadangkala menutupinya.
Ketika melihat Lay dia langsung saja menariknya dan menggandengnya, Lay hanya bingung dengan sikap anak ini yang berubah dengan cepatnya.
"Kau kenapa lagi hah?"
"Ani, pokoknya kita harus pulang sekarang, aku sudah menunggu terlalu lama. Aku lapar!"
Mungkin orang yang pertama kali melihat mereka seperti pasangan kekasih yang sangat possesive terlihat dari raut muka Sehun yang segera ingin membawa pulang Lay dan segera meninggalkan tempat mengerikan –menurut Sehun-itu.
Lay dengan malas mengikuti Sehun berjalan mengikuti di belakangnya sambil pasrah tangannya digandeng lebih tepatnya di tarik paksa. Karena Sehun lebih tinggi dari Lay jadi banyak yang menyangka kalau Lay pacaran dengan orang yang lebih muda.
Dengan cepat mereka berdua melewati bagian sekolah dan sekarang sudah keluar dari gerbang sekolah.
"Bukannya itu si namja keturunan China?" Tanya salah seorang yang ada di hadapan Kris dan membuat Kris mengikuti pandangan dan memandang Lay yang sedang pasrah ditarik Sehun yang dikira adalah pacar yang menjemput ke kampusnya.
"Kayaknya kau dapat penghalang deh dalam taruhan ini, . . lagian kenapa juga kau yang selama ini jarang ikut taruhan yang kita lakukan sekarang ikut dan menerima bagian namja kayak dia lagi. . "nasihat teman Kris itu.
"Ini saatku, aku tidak suka selalu berdiam diri. Berarti anggap saja ini penampilan perdanaku untuk bisa mendapatkannya. ." ujar kris sambil menyeringai kemudian mengajak pergi dari sana.
'terlebih lagi aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh dia dengan tangan kotor mereka. .' batinnya dalam hati.
…..
"Sekarang apa? Aku sudah memasak untukmu tapi kenapa mukamu masih kau tekuk, kau ngambek karena aku lama meninggalmu atau apa?" Tanya Lay yang menatap Sehun di meja makan dan menemanunya.
"Kau tahu orang tinggi yang suka main basket itu?" Tanya Sehun tiba-tiba dan membuat Lay mengingat-ingat. "Yang tadi main basket di tengah lapangan? Kalau yang itu namanya Kris, dia satu jurusan denganku kenapa ? kau kenal dengannya?" ujar Lay, ditanyai bukan malah jawab malah Tanya lebih banyak.
"Ani, jangan dekati dia" ujar Sehun itu bukan seperti perintah hanya saja sebuah gumaman kecil tanda nggak suka.
"Kenapa kau cemburu kalau aku suka padanya?" Tanya Lay jahil.
"Ahni, kenapa aku harus cemburu pada ahjuma sepertimu. . " sekarang Sehun mengatainya tanpa ekspresi.
"kalau kau marah, berati kau seorang ahjuma. ." potong Sehun.
Lay yang hendak mengamuk dan ngomel-pun langsung diam mendengar kata-kata pedas Sehun yang satu ini. 'sabar, kalau aku meladeni bocah ini bisa berkurang umurku dan jadi tambah bikin kelihatan tua' yakin Lay dalam hati menenangkan dirinya sendiri.
"Jangan-jangan orang yang kau sukai adalah dia ya?" Tanya Sehun membuat Lay harus menelan ludahnya bagaimana dia harus menjawabnya. Lay masih menganggap aneh hubungan antar namja di bumi ini tapi nggak tahu kenapa dia juga bisa jatuh cinta pada seorang namja. Dia menganggap dirinya sendiri aneh.
TBC, , , ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar