We..Got Married?
Cast: Eunhyuk, Hanchul Couple, Sibum Couple, menyusul Donghae dan KyuhyunWarning : BL/BOY X BOY/Shounen-Ai/Mpreg/typos berterbangan, dan segala kekurangan lain :P
.
.
.
Selamat Membaca~..
-Lee Corp-
Normal POV
"Aku tidak mau dijodohkan appa" rajuk seorang namja manis pada lelaki paruh baya yang ada dihadapannya
"Appa mohon Eunhyuk ah, kau terima perjodohan ini. Appa dan eomma sudah memilihkan calon yang terbaik untuk mu"
"Tapi Appa, aku ini baru 22 tahun. Aku masih ingin menikmati waktu ku dengan teman-temanku" rajuknya semakin menjadi pada sang Appa. "Lagi pula aku tidak mau dinikahkan dengan ahjussi itu" lanjutnya sambil menekuk wajahnya.
"Lee Hyukjae, jaga bicara mu! Dia itu hanya terpaut 5 tahun dengan mu." Ucap sang Umma yang tiba-tiba datang menghampiri anak dan suaminya.
"Tapi eomma, aku bahkan TIDAK mengenal dan BELUM PERNAH bertemu dengannya" ucap Eunhyuk sambil menekankan ucapannya dibeberapa bagian.
Sang eomma tersenyum lebih seperti menyeringai tepatnya "Kalau masalah itu, kau tak usah khawatir, chagi. Karna besok malam kita akan bertemu dengan keluarganya".
Mata Eunhyuk terbelalak, kaget dengan yang barusan dikatakan oleh eommanya. 'Aish, aku memang tidak boleh menganggap remeh eomma. Dia pasti sudah mempersiapkan segalanya dengan matang' ucap Eunhyuk dalam hati.
"Eomma, apa eomma tega menyerahkan anak eomma satu-satunya ini pada namja yang tidak dicintainya?" Eunhyuk masih berusaha agar perjodohannya dibatalkan.
"Tentu saja tidak chagi. Kau tidak usah khawatir yang akan menjadi calon suami mu itu adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Dia itu anak dari teman baik Appa dan eomma. Lagi pula pasti kami tidak akan memilihkan calon suami yang buruk untukmu"
"Tapi eomma, tetap saja. Dia itu orang asing bagiku"
"Lee Hyukjae! Berhenti merajuk dan turuti saja apa yang sudah appa dan eomma rencanakan" ucap Heechul –eomma nya Eunhyuk- dengan nada mematikan.
"Appa~..."
"LEE HYUKJAE! JIKA KAU TIDAK MAU MENURUTI APA KATA APPA DAN EOMMA, MAKA KU PASTIKAN 5 MENIT LAGI KAU AKAN MELIHAT MAYATKU ADA DIBAWAH SANA!" teriak seorang namja cantik paruh baya pada anak semata wayangnya.
Eunhyuk –terpaksa- menyerah dia kalah telak dengan ancaman Heechul -sang ibu-. Bagaimana mungkin dia rela melihat ibunya terjun bebas tanpa pengaman maupun parasut dari gedung lantai 15 ini? Bisa jadi anak durhaka jika dia membiarkan itu terjadi. Bagaimana pun Heechul adalah sosok ibu yang Eunhyuk sayangi walaupun bermulut tajam tapi sesungguhnya dia adalah pribadi lembut dan penyayang, apalagi jika sudah menyangkut anak semata wayangnya itu. Yup, kau benar. Lee Hyukjae atau biasa dipanggil Eunhyuk adalah anak semata wayang dari pasangan Lee Hanggeng dan Lee Heechul. Otomatis, dia juga calon penerus Lee Corporation, salah satu perusahaan yang sangat berpengaruh di Korea Selatan. Dan yah menjadi anak semata wayang dari keluarga yang berlimpah harta, disayangi orang tua dan teman-temannya, itu lah kehidupan namja manis yang menjadi tokoh utama kita disini. Sayang hidupnya yang boleh dibilang sempurna itu harus terusik dengan kenyataan bahwa dirinya akan segera dijodohkan dengan anak dari pasangan Choi Shiwon dan Choi Kibum. Sama seperti Lee Corporation, calon besan keluarga Lee itu juga tidak boleh dipandang sebelah mata, karena keluarga Choi memang dikenal sebagai keluarga terkaya no 2 di Korea Selatan. Lee Hyukjae, namja manis kita ini tentunya sangat menentang perjodohan ini, setidaknya kau bisa membayangkan bahkan dia terus merajuk kepada kedua orang tuanya seperti dialog diatas. Tapi apa daya? Dari pada melihat mayat eommanya, mungkin lebih baik merelakan kebahagiannya, setidaknya itulah yang sekarang ada difikiran Eunhyuk.
.
.
.
.
.
Eunhyuk POV
Aku sekarang berada di kamarku, berusaha untuk menjernihkan fikiranku setelah berdebat dengan eomma di kantor appaku. Oh ayolah, kalian fikir aku akan suka rela menyerahkan masa depan ku dengan orang yang bahkan aku tidak tau namanya? Yup, benar sekali aku sama sekali tidak mengenal calon suamiku. Suami? Atau mungkin lebih tepat disebut Semeku? Kalian jangan heran, aku dan dia memang sama-sama namja. Begitupula dengan ayah dan ibuku, juga ibu dan ayahnya. Sigh~.. aku benar-benar tidak mengerti kenapa ayah dan ibuku bersikeras menjodohkanku dengannya? Orang yang sama sekali tidak ku kenal dan yang terpenting..tidak ku cintai. Hampir seharian ini aku mengunci diri dikamarku sembari mentap keluar jendela. Aku benar-benar tidak mau dijodohkan .
Tokk..tokk..tokk.. "Chagi, buka pintunya. Ini sudah waktunya makan malam. Kau harus makan sayang" terdengar suara eomma ku dari balik pintu
"Aku tidak lapar, eomma"
"Aish..Lee Hyukjae!"
"Aku mohon eomma, untuk kali ini saja. Aku ingin sendiri" ucapku memotong perkataan eommaku
"Eomma hanya ingin kau tau eunhyuk ah. Eomma hanya ingin yang terbaik untuk mu, karena eomma sayang padamu, hanya kau satu-satunya anak eomma" ucapnya lemah, aku yakin dia pasti sedang menangis sekarang. Tapi aku juga tak berani untuk membuka pintu, karena tanpa sadar aku pasti akan menuruti apa kemauan eommaku.
Tess..tess.. air mataku jatuh membasahi bajuku. Ah aku memang lemah jika sudah berhadapan dengan eomma. Tapi eomma, untuk satu hal ini aku tidak mau gegabah. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang ku cintai. Bukankah eomma dan appa sering bilang bahwa pernikahan itu bukan main-main dan merupakan sesuatu yang sakral? Lantas kenapa aku harus menikah dengan hati yang terpaksa? Eomma, ku mohon maafkan aku. Lagi pula ini sudah abad 20, perjodohan sudah bukan menjadi trend lagi. Bahkan Chunhyang saja menolak dan lebih memilih mati daripada harus dijodohkan dimasa lalu, terus kenapa aku harus bersedia dijodohkan dengannya? aku tidak mau menikah dengan orang itu, orang yang sama sekali tidak mengenalku. Walaupun dia adalah anak dari sahabat appa dan eomma.
.
.
.
.
.
-Eunhyuk's bedroom 02.00 AM-
Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, tapi aku masih belum tertidur. Sejak kemarin sore aku terus menerus memikirkan cara bagaimana agar aku bisa terlepas dari perjodohan ini. Tapi apa? Apa yang harus ku lakukan untuk menghindari perjodohan ini?
"Apa aku meminta bantuan salah satu temanku untuk berpura-pura menjadi kekasihku? Ah tidak..tidak..aku tidak mempunyai orang yang tepat untuk itu. Atau aku katakan saja bahwa aku sudah melakukan 'itu' dengan seseorang? Hmm...tidak..tidak..eomma pasti akan mengetahui kalau itu bohong. Eomma kan punya kemampuan mendeteksi kebohongan –walaupun hanya menurutku saja-. Kalau aku mengancam untuk bunuh diri saja? Kurasa tidak juga, eomma pasti akan mengijinkannya karena tau aku tidak akan benar-benar melakukannya. Bagaimana kalau aku berpura-pura bunuh diri dengan meminum racun bohongan atau pura-pura menyayat nadi ku? Lalu aku bayar dokter dan perawat rumah sakit supaya memberikan kesaksian bahwa aku sudah meminum racun sungguhan? Ahh..tapi kurasa aku tidak memiliki cukup waktu untuk itu, hari ini kan aku akan dipertemukan dengan dia. Lalu apa? Apa yang harus ku lakukanaaaan? Tuhaan, ku mohon, untuk kali ini saja, selamatkan hambamu ini dari perjodohan itu. Eh tunggu..tunggu..bagaimana kalau aku kabur saja dari sini? Ah benar itu ide yang bagus!.
Terimakasih Tuhan, KAU telah memberikan jalan keluar padaku.
Setelah berdo'a aku bergegas menuju ke lemari pakaianku, setidaknya aku harus membawa pakaian dan beberapa barang lainnya kan?
Apa aku bawa koper saja yah? Ah tidak..tidak..itu terlalu merepotkan. Dan kuputuskan hanya untuk membawa tas punggung dengan beberapa pakaian dan celana. Yup, pakaian sudah, beberapa aksesoris juga sudah, dompet? Kalau membawa Atm mungkin keberadaanku akan terlacak, tapi aku juga butuh uang..ah bagaimana kalau aku ambil saja dulu semua uang yang ada di atm, setidaknya setengahnya. Yah benar, ide bagus Lee Hyukjae. Handphone? Ah kurasa aku harus meninggalkan mu disini~..membawa mu terlalu beresiko untuk hidupku. Biar nanti aku beli yang baru saja :D.
Yup semua persiapan beres~. Sekarang tinggal cari jalan keluar yang aman. Kalau lewat pintu utama, aku yakin pasti penjaga dapat menangkapku. Eh? Kenapa tiba-tiba aku merasa seperti pencuri yah? Kalau begitu aku lewat jalan rahasia yang hanya aku dan appa saja yang tahu. Ah iyah sebelum pergi, lebih baik aku tulis dulu surat perpisahan untuk appa dan eomma.
.
.
.
.
.
-Keesokan harinya, Lee's Mansion 07.00 AM-
Normal POV
Pagi yang cerah, burung-burung berkicauan, dan saatnya bagi Heechul untuk membangunkan anak semata wanyangnya aka namja manis dan imut kita yang tidak lain adalah Lee Hyukjae.
Tokk..tokk..tokk..
"Hyukkie, bangun chagi. Ini sudah siang" teriak Heechul didepan pintu kamar Hyukjae. 'Eh? Kenapa tidak ada jawaban? Apa dia masih tidur?'
"Hyukkie?" ulang Heechul dengan nada suara yang agak ditinggikan
"Saya sudah berusaha membangunkannya dari tadi, tapi tidak ada jawaban dari tuan muda" ucap kepala pelayan Kim, yang kebetualan ada disamping Heechul. Mendengar ucapan palayan kepercayaannya itu kening Heechul mengkerut, pasalnya anak semata wayangnya itu biasanya mudah sekali untuk dibangunkan. Lalu kenapa dengan hari ini? Atau jangan-jangan..
Brakk..brakk.. pintu kamar Eunhyuk dibuka paksa oleh 3 orang pelayan yang ada di rumah keluarga Lee. Setelah pintu berhasil dibuka, Heechul dan Hanggeng segera menghambur memasuki kamar anak semata wayangnya itu. Tapi sayang, tidak ada siapa-siapa disana. 'Kemana Eunhyuk?' fikir Heechul dan Hanggeng. Para pelayan yang tadi membuka paksa pintu kamar Eunhyuk, segera berpencar mencari si pemilik kamar, mengecek toilet bahkan lemari pakaian. Kening Hanggeng berkerut ketika melihat sehelai kertas berwarna orange yang ada di meja kecil disamping kasur king size milik Eunhyuk. Dia kemudian berjalan menuju meja kecil itu, berharap dikertas itu ada petunjuk mengenai keberadaan anak semata wayang nya itu.
"Yeobo ya, lihat ini" ucapnya pada sang istri
"Apa itu, yeobo?"
"Bacalah"
To: Appa dan Eomma tersayang
Appa, eomma, maaf aku karena memutuskan untuk lari dari rumah.
Sungguh aku benar-benar tidak mau dijodohkan dengan orang itu.
Orang yang sama sekali tidak ku kenal dan bahkan belum pernah ku temui,
Orang yang juga tidak kucintai dan aku yakin tidak mencintai ku.
Aku hanya ingin menikah dengan orang yang kucintai.
Aku harap appa dan eomma mengerti.
Terimakasih atas segala yang telah kalian berikan untukku.
Dan maaf karena aku belum sempat membalasnya
Appa dan Eomma tidak usah mencari ku, karena aku pasti baik-baik saja.
Jaga kesehatan, ne?
Anak mu, Lee Hyukjae 3 3 3
Setelah selesai membaca surat dari Hyukjae, Heechul menangis, anak semata wayang nya kini pergi meninggalkannya. Melihat hal itu, Hanggeng langsung membawa Heechul ke dalam pelukannya, sembari mengusap-usap punggung Heechul, berusaha untuk menenangkan namja yang sudah mendampingi hidupnya selama hampir 25 tahun lamanya itu.
"Bagaimana ini Hannie? Hyukkie pergi.. dia pergi meninggalkan kita" ucap Heechul masih dengan air mata yang mengalir deras
"Tenang Chullie, aku akan menyuruh orang untuk mencarinya" jawab Hanggeng sambil mengeratkan pelukannya sambil mengecup puncak kepala istrinya itu.
"Tuan, tuan muda ternyata tidak membawa ponselnya" ucap pengawal Kang sambil menyerahkan ponsel milik Hyukjae
"Maaf tuan, ada telepon dari tuan Choi" ucap kepala pelayan Kim pada Hanggeng yang hanya ditanggapi anggukan dan helaan nafas panjang oleh majikannya itu.
'Eunhyuk ah, kau kemana, nak?'
.
.
.
.
.
- Lee's Mansion, 08.00 AM -
Berita mengenai kaburnya Eunhyuk dari rumah menyebar dengan cepat dan akhirnya sampai di telinga calon besan dari keluarga Lee itu. Sampai akhirnya disinilah mereka berada, di ruang tamu keluarga Lee bersama dengan keluarga Choi.
"Sebelumnya kami minta maaf atas kejadian yang tak terduga ini" ucap Hanggeng sembari membungkukkan badannya
"Ayolah hyung, kita kan teman, berhenti bersikap formal seperti itu" balas Shiwon pada teman dekat yang sudah dianggap seperti hyungnya itu.
"Tapi Shiwon ah, kami benar-benar minta maaf, aku sendiri tidak mengira Eunhyuk akan lari dari rumah" ucap Heechul
"Sudahlah hyung, tak ada yang mengira kejadian seperti ini akan terjadi, kan?" ucap Kibum, bermaksud untuk menenangkan Heechul
"Kibum benar, hyung. Kurasa sekarang lebih baik kita sama-sama mencari Eunhyuk"
"Eh? Kalian benar-benar tidak marah?" ucap Hanggeng, kaget dengan reaksi pasangan suami-istri Choi itu.
"Tentu saja tidak, justru wajar jika Eunhyukie tidak mau dijodohkan dengan orang yang dianggapnya asing" ucap kibum dengan senyuman tulus diwajahnya.
"Menarik" Ucap namja tampan, anak dari keluarga Choi itu. Sambil memegang kertas –ucapan selamat tinggal dari Eunhyuk untuk orang tuanya-
"Eh? Apa maksud mu?" ucap Kibum aneh dengan perkataan anaknya itu
"Hanya ingin menikah dengan orang yang dicintai, dan tidak ingin dijodohkan dengan ku. Bukankan itu menarik, eomma?" ucapnya sembari tersenyum pada Kibum. "Tenang saja, ahjussi, ahjumma, perjodohan ini akan tetap dilanjutkan" ucapnya kemudian pada Hanggeng dan Heechul yang menatapnya heran.
"Apaa..kau yakin?" tanya Heechul memastikan
"Tentu saja aku yakin, dan aku juga akan membantu mencari dia. Ah kurasa ahjussi dan ahjumma lebih baik mempercayakan pencarian Eunhyuk padaku, bagaimana pun dia calon istriku, kan?" jawabnya, masih dengan senyum di wajah tampannya.
.
.
.
.
.
Busan, 18.00 PM
Eunhyuk POV
Sudah berjam-jam lalu aku duduk di taman ini. Kau tahu ternyata melarikan diri dari rumah menurutku bukan jalan keluar yang tepat untuk menghindar dari perjodohan.
Flashback
Setelah berhasil keluar dari rumah aku memutuskan untuk pergi ke stasion kereta api dan memutuskan naik kereta api untuk menuju Busan, aku sampai di Busan tadi pagi, tepatnya jam 9 pagi.
Aku meregangkan tangan ku di udara, huaah kau tahu, 5 jam dikereta api itu ternyata sangat melelahkan. Jika aku tau akan seperti itu lebih baik aku naik KTX saja tadi.
Aku menatap tulisan di depan ku 'Busan Station'
"Huaaaaaaaaaah busaaaaaaaaan~" teriakku yang menghasilkan tatapan aneh dari orang-orang yang ada disekitarku.
Dengan langkah riang, aku melangkah menuju pintu keluar Busan Station. Kuhirup udara dalam-dalam, merasakan udara pagi yang begitu segar, ah aku jadi ingin ke taman Tajongdae, kurasa pergi kesana sebagai perayaan kebebasanku dari perjodohan bodoh itu bukan hal yang buruk kekekekeke.
Setelah itu, kuputuskan untuk naik bis no 88. Aku sedang lari dari rumah jadi kurasa aku harus menghemat :P
Ternyata butuh waktu 40 menit dari Busan Station untuk menuju taman Taejongdae. Kau tahu? Taman peristirahatan Taejongdae berada di ujung selatan Busan. Taman ini membentang sepanjang Pantai Yeongdo. Pemandangan indah dan segar dapat kau saksikan dari tempat ini. Dan apabila hari cerah, sejauh mata memandang, kalian akan dapat melihat Pulau Tsusima, sebuah pulau di Jepang yang berjarak hanya 56 km. Tempat ini sering kali disebut-sebut oleh para penyair dan seniman karena pemandangan alamnya yang luar biasa yang sebagian besar terdiri dari tebing-tebing curam dengan susunan karangnya yang menarik perhatian. Eomma bilang dulu kami sering ke sini bersama keluarga Choi, tapi karena waktu itu aku masih kecil, jadi kurasa aku tidak ingat tentang hal itu.
Hari berajak siang, kurasa aku sudah cukup puas menikmati pemandangan disini, dan kurasa perutku sudah meminta untuk diisi. Aku kan belum makan dari kemarin, tapi ah lebih baik aku mengambil uang ku dulu di ATM.
Brugg tiba-tiba ada orang yang menabrakku.
"Ah mian, saya tidak sengaja"ucapnya sambil membungkuk lalu segera berlari.
Aish, ada-ada saja. Eh tapi kenapa orang itu berlari? 'Kriuuuk' ups sepertinya perutku sudah tak sabar untuk diisi.
Eh tapi, mana dompetku? Aku mengacak-acak isi tas ku tapi nihil dompet ku hilaaaaaaaang~.
Ah jangan-jangan, orang itu...pencuri?
Aku membelalakkan mataku, lalu segera mengedarkan pandanganku, sial dimana pencuri itu? Aish..eomma..bagaimana ini?
Flashback End
Aku mendesah mengingat kejadian yang tadi menimpaku. Setelah kejadian itu, aku berjalan tak tentu arah. Dan tibalah aku disini, disebuah taman ditempat yang bahkan aku tak tahu dimana ini? Badanku terlalu lemas untuk kembali berjalan.
Clak..clak..
Eh? Air? Hujan? Aish, nasib mu terlalu bagus, Lee Hyukjae. Ucap ku sarkastik pada diri ku sendiri.
Hujan turun semakin deras dan aku memutuskan untuk mencari tempat untuk berlindung.
Tiba-tiba aku merasa tanah yang kupijak berputar dengan cepat. Dan saat aku hampir terjatuh, tiba-tiba sebuah lengan kekar menangkap tubuhku.
"Gwaenchana?" tanya nya padaku, belum sempat aku menjawab, tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
.
.
.
TBC?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar