Rate : T
Pairing(s) : MinKyu (ChangminxKyuhyun), past!MiXian and past!GengKyu in this chapter!
Warning : AU, Shounen-ai, harsh language, Playboy Kyu and sarcastic Kyu are here! :DD
Disclaimer : Not mine, sadly u.u I just own this fic and the plot!
Enjoy!
Yesung berusaha merebut gelas yang dipegang Kyuhyun ketika namja berwajah manis itu tetap saja meneguk minumannya. Sebuah jitakan lagi-lagi mendarat di rambut hitam selehernya. Kyuhyun meringis dan mengusap kepalanya tepat dimana Yesung barusan menjitaknya.
Di sampingnya Changmin yang sedang menghabiskan gelas Martini keduanya terkekeh melihat ekspresi kekanakan yang terlihat di wajah Kyuhyun. Matanya melirik ke wajah Kyuhyun dan dengan cepat dikecupnya pipi namja itu.
Kyuhyun terperangah sedangkan Yesung mengambil gelas Kyuhyun di kesempatan ini. Wajah Kyuhyun memerah sedikit –entah karena pengaruh alkohol atau karena kecupan yang diberikan Changmin padanya.
"Ke-Kenapa kau menciumku tiba-tiba hah?" bentak Kyuhyun kasar sambil memandang kesal ke arah Changmin yang kini sedang memfokuskan matanya ke penyanyi wanita berambut panjang yang sedang mengalunkan melodi-melodi indah melalui suaranya.
"Memangnya tidak boleh? Kita sedang bertaruh kan?" tanya Changmin datar sambil memberanikan dirinya untuk mengelus pipi pucat milik Kyuhyun. Dia tersentak ketika melihat sedikit warna biru di dekat mata Kyuhyun. "Wajahmu memar."
Rona merah menjalar di wajah Kyuhyun ketika Changmin memajukan wajahnya dan membuat wajah mereka sangat berdekatan sekarang. Jari-jari Changmin juga mengelus lebam di wajah Kyuhyun dengan lembut.
"Ja-Jauhkan jemarimu dari wajahku sialan!" hardik Kyuhyun sambil menepis jemari Changmin dari wajahnya. Mata hitam pekatnya melotot saat melihat seringaian menggoda muncul di bibir tipis dari namja yang mengaku berumur lebih muda darinya itu.
"Hei wajahmu memerah!" pekik Changmin geli sambil melebarkan seringaiannya. "Kau ini playboy atau bukan sih? Masa aku cuma mengelus wajahmu dan kau sudah memerah begitu? Aku heran dimana pesona playboymu kau letakkan heh?"
Belum sempat Kyuhyun menjawab, pundaknya dilingkari oleh lengan seorang wanita. Kyuhyun menoleh dan membiarkan pipinya dicubit oleh sang pemilik lengan tersebut.
"Ah, Bommie-noona sudah selesai menyanyi ya?" tanya Kyuhyun dengan nada menggoda, membuat Yesung memutar kedua bola matanya, Changmin menatap tak suka pada kedekatan keduanya, dan wanita cantik yang dipanggil Kyuhyun dengan sebutan 'Bommie-noona' itu tertawa pelan.
"Kau belum pulang Kyu?" tanya wanita cantik itu sambil tetap melingkarkan lengannya di pundak Kyuhyun. Rambut brunette panjang miliknya ia kibaskan sebentar sebelum duduk di samping Kyuhyun dan memesan minuman pada Yesung.
"Belum, aku kan menunggu noona!" balas Kyuhyun riang dan membuat Changmin menjadi muak karena diacuhkan begitu saja. "Noona jadi pacarku saja ya!"
Wanita berambut panjang dan berparas cantik itu menatap heran pada Kyuhyun lalu menempelkan jari telunjuknya di dahi Kyuhyun dan mendorong kepala Kyuhyun ke belakang dengan jarinya. "Aku tidak mau berpacaran dengan anak kecil."
"Aish noona~" rengek Kyuhyun sambil menarik-narik ujung gaun yang dikenakan Bom dengan ekspresi cemberut.
"Kau baru pertama kali melihatnya begini kan Changmin-ah?" tanya Yesung pada Changmin yang sepertinya sedang terbuai karena terus-terusan mendapat konsumsi ekspresi juga perilaku manja yang diperlihatkan Kyuhyun.
Changmin mengangguk sementara matanya tetap terfokus pada Kyuhyun yang sedang merengek manja pada Bom. Tanpa sadar hatinya terasa terbakar dan dadanya sesak melihat pemandangan itu. Dia panas! Seharusnya Kyuhyun mengobrol dengannya bukan dengan wanita itu!
Bom yang sepertinya tersadar sedang diperhatikan oleh Changmin segera membekap mulut Kyuhyun dengan telapak tangannya dan tersenyum manis pada Changmin.
"Oh hai tampan." sapanya pada Changmin dengan ramah, sama sekali tidak mengindahkan Kyuhyun yang sedang meronta-ronta karena mulutnya dibekap. "Siapa namamu? Orang baru disini? Aku tidak pernah melihatmu soalnya."
Changmin tersenyum sopan. "Nama saya Shim Changmin, lalu siapa nama nona cantik ini?"
Bom tertawa pelan mendengar perkataan –atau tepatnya rayuan yang diberikan Changmin padanya. "Namaku Park Bom, panggil saja Bommie."
"Tidak usah sok manis begitu di depannya noona, dia menyebalkan." sambung Kyuhyun sambil melirik tajam ke arah Changmin yang tersenyum menggoda pada wanita yang duduk di sebelahnya itu.
"Kau cemburu Kyunnie-yah?" tanya Changmin sambil mengelus wajah Kyuhyun dan berekspresi sok terluka ketika Kyuhyun menepis jarinya untuk yang kedua kalinya. "Jangan cemburu, kita sedang bertaruh kan? Perhatianku hanya untukmu sampai kau bisa jatuh cinta padaku chagi~"
Bom melebarkan matanya ketika mendengar kata-kata yang terucap dari bibir tipis milik Changmin.
"Bahkan Changmin-ah lebih baik dalam hal merayu dibandingkan kau yang berstatus playboy Kyu!" Bom tertawa dengan anggun sambil mengacak rambut hitam seleher yang sudah berantakan milik Kyuhyun. "Kalian bertaruh? Sepertinya menarik, ayo beritahu aku Changmin-ah."
"Kyunnie-ah bisa merayuku nanti saat kami sedang berduaan saja." ucap Changmin menggoda sambil melingkarkan lengannya di bahu Kyuhyun dengan mesra.
"Heh! Lepaskan lenganmu brengsek! Kenapa kau seenaknya menyentuhku!" sisi galak dan kasar milik Kyuhyun kembali. Ekspresi marah yang menurut Changmin dan orang di sekitarnya tergolong imut itu kembali di wajahnya. Tak ada ekspresi cemberut lagi sekarang.
Kyuhyun menghempaskan lengan Changmin dari bahunya dan mendengus marah. "Dia dan aku bertaruh noona. Kalau dia berhasil membuatku jatuh cinta padanya, aku menjadi pacarnya. Lalu kalau dia tidak berhasil dia harus mentraktirku minum di bar ini selama setahun."
"Wah taruhan yang bagus." Bom tertawa pelan sambil melihat ke arah Yesung yang ikut tertawa. "Bagaimana menurutmu Yesung-ah?"
"Ya, menurutku juga taruhannya bakal menjadi sangat menyenangkan. Aku penasaran siapa yang akan menang nanti."
"Tentu saja aku!" Kyuhyun menggebrak meja dengan lumayan keras, membuat Bom, Changmin, dan Yesung tersentak. Wajah manis milik Kyuhyun merengut. "Gelarku ini playboy! Aku tidak mungkin kalah dengan orang lain! Pasti mereka yang takluk padaku!"
"Jangan sombong Kyunnie, kalau Changmin-ah membuatmu jatuh cinta bagaimana?" tanya Bom sambil mengacak rambut Kyuhyun lagi. Sepertinya wanita cantik itu sayang sekali pada Kyuhyun.
"Huh, kita lihat saja nanti!"
XXX
"Oppa!
Berhenti mengganggu orang lain dan cepat tanda tangani surat ini!"
seorang wanita atau –tepatnya gadis yang berusia setahun lebih muda dari
Kyuhyun menarik tangannya dan menyeretnya masuk ke ruangan kerjanya."Yah! Chaerinnie! Aku sedang mengobrol dengannya tahu! Kenapa kau malah menyeretku kesini?" Kyuhyun cemberut sambil menghempaskan tubuhnya di kursinya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Oppa tidak tahu ya yang oppa goda tadi itu kan Seunghyun-oppa! Dia itu kekasihnya Jiyong-oppa lho!"
"Jadi yang kugoda tadi itu namja yang sering dipanggil T.O.P itu ya?" tanya Kyuhyun sambil memamerkan seringaian nakal di wajah manisnya. "Wah wah, sepertinya kalau kau tidak menyeretku kesini tadi, aku bisa membangunkan naga yang sedang tidur, hm?"
"Ya, kalau saja kau tidak kuseret kesini mungkin kau sudah menjadi Kyuhyun bakar, oppa." Lee Chaerin atau singkatnya dipanggil CL itu menghela napas lalu meletakkan sebuah kertas yang berada di dalam sebuah map berwarna hijau dan transparan ke depan Kyuhyun. "Tanda tangani kertas itu oppa."
"Aku heran ya." ujar Kyuhyun sambil mengambil pena dari mug khusus alat tulis yang ada di mejanya dan membubuhkan tanda tangannya di kertas itu dengan cepat. "Kau ini kan cuma sekretarisku, kenapa kau bisa sekali mengaturku ya? Padahal aku kan atasanmu."
Chaerin terkekeh. Gadis eksentrik dengan gaya berpakaian yang bisa dibilang menjadi trendsetter di kalangan teman-temannya itu mengambil kertas yang baru saja ditanda tangani oleh Kyuhyun dan memeluk map berwarna hijau transparan berisikan kertas itu.
"Kekuatan wanita oppa." jawabnya santai sambil melangkahkan sepatu pumps berwarna pink terangnya ke dekat meja Kyuhyun dan membisikkan sesuatu ke telinga milik namja berotak jenius itu. "Oh ya, aku punya pesan dari Changmin-oppa untuk oppa. Changmin-oppa tadi bilang Kyunnie-ah aku mencintaimu."
Chaerin terkekeh lagi, namun kali ini yeoja cantik berambut pirang itu segera berlari keluar dari ruangan kerja Kyuhyun ketika melihat bosnya itu sedang berancang-ancang untuk melempar kursi ke arahnya.
Setelah sekretarisnya keluar dari ruangannya, Kyuhyun memijit-mijit pelipisnya sambil memejamkan mata. Geraman kesal keluar dari mulutnya.
Sudah dua hari sejak pertemuannya dengan Changmin di klub milik Yesung dan ponselnya tidak pernah berhenti berdering sejak ia beranjak dari klub bernama Cloudsomnia itu. Entah darimana pria bernama Changmin itu mendapat nomor ponselnya.
Kyuhyun mendecih berbahaya ketika otak jeniusnya mendapati siapa pelaku pemberi nomor ponselnya pada si pria brengsek sok tampan sialan itu.
"Yesung-hyung…" geramnya kesal sambil menajamkan tatapan matanya. Perhatian Kyuhyun teralih ketika ponselnya berdering sebentar menandakan ada satu pesan masuk.
From : Changmin brengsek
Kyuhyunnie~~ Dimana kau? Masih di kantor ya? Aku merindukanmu kekekeke pasti kau juga merindukan aku yang tampan ini kan? Saranghae :*
Hampir saja Kyuhyun membanting ponselnya saat membaca pesan itu. Uang untuk membeli ponsel yang baru tentu bukan alasan kenapa Kyuhyun tidak membanting alat komunikasi itu. Alasan sebenarnya adalah karena Kyuhyun terlalu malas untuk menginstall ulang semua game yang sudah ada di ponselnya.
Namja manis bertubuh tinggi itu menarik napas panjang untuk menstabilkan emosinya. Lalu setelah merasa agak tenang, ia keluar dari ruangannya dan berencana untuk berbelanja untuk kebutuhannya sendiri lalu mengurung diri di apartemennya sambil bermain game sepuasnya.
"Kyuhyun-sshi!" suara seorang resepsionis menginterupsi langkah Kyuhyun. Kyuhyun berbalik dengan raut wajah masam dan mengangkat sebelah alisnya saat melihat yeoja resepsionis itu menyerahkan secarik kertas padanya.
"Tadi Changmin-sshi memberikanku ini, dia minta aku memberikannya pada Kyuhyun-sshi." terangnya dengan yeoja dan dua temannya yang juga bekerja sebagai resepsionis di perusahaan Kyuhyun sedikit bersorak ketika melihat bos mereka membaca kata-kata yang ada di kertas itu.
Kyunnie-ah saranghae~ Jadi pacarku ya?
Sign, si tampan Shim Changmin
Mata Kyuhyun menggelap setelah membaca kata-kata yang ditujukan Changmin padanya di dalam kertas tersebut. Dengan cepat disobeknya kertas itu menjadi bagian-bagian kecil, membiarkannya terjatuh di lantai, dan menginjaknya dengan emosi.
"Kau!" tunjuk Kyuhyun pada resepsionis yang memberikan kertas itu padanya.
Sang resepsionis pucat. Kedua tangannya mengepal dan peluh mengalir dari dahinya. Matanya menatap penuh permohonan pada Kyuhyun yang tampak siap mengamuk. Sungguh ia takut sekali akan dipecat oleh bos perusahan tempatnya bekerja ini!
"Sekali lagi ada orang aneh yang mengaku bernama Shim Changmin yang meminta bertemu denganku atau menitipkan sesuatu padamu segera panggil keamanan dan usir dia dari sini!" ujar Kyuhyun dengan nada penuh kemarahan. Kilat matanya berbahaya dan aura setan menguar jelas dari tubuhnya. "Mengerti?"
"Ne, Kyuhyun-sshi." yeoja itu mengangguk mengerti dan menundukkan kepalanya sambil terus menggumamkan kata maaf.
Kyuhyun mendecih sekali dan melangkahkan kakinya keluar dari perusahaan game miliknya itu dengan cara menghentak. Tangannya mengepal kuat dan matanya memicing tajam ke arah siapa saja yang ketahuan sedang memandanginya.
Setelah Kyuhyun keluar dari gedung, semua karyawannya langsung bersorak dan sibuk memperbincangkan siapa itu Shim Changmin dan apa yang telah ia perbuat sampai-sampai bos mereka bisa terlihat begitu marah dan juga jengkel seperti itu.
XXX
Changmin menatap ponselnya dengan seringai jahil terukir di bibir tipisnya. Sudah berkali-kali ia terus menelpon Kyuhyun dan namja manis itu sama sekali tidak menggubris panggilannya."Changminnie!" panggil Jaejoong sambil menepuk pundak Changmin dengan agak keras saat melihat adiknya –well bukan adik kandung sih, sibuk memelototi layar telepon genggamnya sambil menyeringai aneh. "Kau kenapa menyeringai ke arah ponselmu begitu? Yah! Kau baru selesai menonton yadong kan?"
Changmin memberi tatapan aneh ke arah Jaejoong.
"Aduh Jae-hyung! Kenapa selalu menuduhku menonton yadong sih?" tanya Changmin kesal sambil mengerucutkan bibirnya, meluncurkan ke-aegyo-annya, dan membuat Jaejoong ingin sekali memukul wajahnya karena gemas.
"Karena kau itu pikirannya selalu mesum Changminnie." kali ini suara Yunho yang terdengar. Pria tampan mantan kekasih Kyuhyun itu duduk di samping Changmin dan mengintip ke layar ponsel Changmin.
Tapi dengan sigap Changmin segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. "Hyung apa sih lihat-lihat? Ini privasi tahu!"
"Aku kan hanya penasaran." ujar Yunho sambil membaca meminum air putih dari gelas yang tadi dibawanya dari dapur. "Ngomong-ngomong kalian berdua sedang apa disini? Kenapa rumahku selalu kedatangan kalian berdua sih?"
"Jadi kau mengusirku Yun?" tanya Jaejoong dengan ekspresi galak yang langsung membuat Yunho bergidik melihat sahabatnya sedang emosi itu. "Padahal kan aku dan Changmin kesini untuk mengajakmu berbelanja. Semua stok makanan di rumahku sudah habis dimakan setan kecil ini."
"Ya Tuhan Changmin…" panggil Yunho pada Changmin sambil menjitak kepala pemuda yang paling muda di antara mereka bertiga. "Lambungmu itu terbuat dari apa sih? Karet? Kenapa kau tidak pernah merasa kenyang sih? Lagi pula kenapa kau selalu makan di rumah Jae? Kau kan punya dapur sendiri di apartemenmu!"
"Aish Yunho-hyung ini seperti tidak tahu saja! Masakan Jae-hyung kan enak sekali! Daripada aku capek-capek memasak dan rasanya biasa saja, lebih baik aku makan masakannya Jae-hyung kan?"
Yunho dan Jaejoong memutar kedua bola mata mereka ketika mendengar penuturan yang keluar dari mulut Changmin.
"Ah sudahlah lebih baik kalian berdua membantuku berbelanja." kata Jaejoong dan berjalan keluar dari rumah Yunho. "Ayo Yun! Kita naik mobilmu ya! Dan kau yang menyetir!"
Yunho bangkit dan mengambil kunci mobilnya lalu mengikuti Jaejoong dari belakang untuk memanaskan mesin mobilnya terlebih dahulu. Changmin akhirnya mengikuti langkah kedua hyungnya tersebut dan duduk di bangku tengah mobil Yunho, sedangkan Jaejoong duduk di samping kursi Yunho yang menyetir.
Awalnya suasana di dalam mobil biasa-biasa saja, sampai sebuah pertanyaan terlontar keluar dari bibir merah milik seorang Kim Jaejoong.
"Yun, apa kau masih menyukai Cho Kyuhyun?"
Yunho tersentak. Changmin juga. Magnae di antara ketiga namja yang berada di dalam mobil itu tak bisa menahan keinginannya untuk melihat respon Yunho jadi ia memfokuskan matanya pada wajah hyungnya yang satu itu.
Yunho masih membisu. Walau begitu, tangannya tampak mencengkram setir dengan erat. Changmin sedikit membatu. Apakah Yunho-hyung masih menyukai Kyuhyun? Hanya satu hal itu saja yang terus terpikir oleh otaknya.
Jaejoong mengigit bibirnya melihat respon Yunho. Ssepertinya dia juga sudah mengira kalau Yunho masih sangat menyukai seorang namja bernama Cho Kyuhyun.
"Aku sudah melupakannya Boo."
Satu kalimat keluar dari mulut Yunho, tapi satu kalimat itu cukup untuk membuat Jaejoong dan Changmin merasa lega dalam hati mereka masing-masing. Jaejoong tersenyum senang mendengar perkataan Yunho. Perutnya terasa geli dan ada perasaan hangat tersendiri yang menyelimuti tubuhnya sekarang.
Kalau Yunho sudah melupakan namja brengsek bernama Cho Kyuhyun itu, kesempatannya untuk mendapatkan Yunho menjadi lebih besar kan?
Lain lagi dengan Changmin, magnae di antara ketiganya itu malah sibuk memikirkan Kyuhyun. Isi pikirannya sih kurang lebih sama dengan yang pikiran Jaejoong. Keinginan untuk memiliki Kyuhyun. Ya, Changmin memang sudah tertarik dengan Kyuhyun sejak pertemuan pertama mereka.
Yak, benar sekali. Sejak dua hari yang lalu –saat ia melihat Kyuhyun dan Jaejoong bertengkar, Changmin sudah merasa tertarik pada namja dengan lidah tajam itu. Changmin sudah sedikit menyukainya sejak ia mengobrol dan membuat sebuah taruhan dengan pria manis berotak jenius itu di sebuah bar –atau lebih tepatnya klub, bernama Cloudsomnia itu.
Dan lagi Changmin benar-benar sangat menyukai wajah Kyuhyun, apalagi ekspresi kesal dan marahnya. Ekspresi itu membuat wajah pria yang beberapa hari lebih tua darinya itu terlihat begitu manis. Yeah, dia memang sudah sangat manis sih, tapi ekspresinya saat sedang marah terlihat berlipat-lipat kali lebih manis.
Tidak terasa mobil yang mereka bertiga naiki sudah berhenti dan terparkir di lahan parkir sebuah pusat perbelanjaan.
"Minnie! Ayo turun!" ajak Jaejoong pada Changmin yang sedang melamun. Changmin terlepas dari lamunannya dan ikut turun bersama Jaejoong dan Yunho untuk segera masuk ke dalam pusat perbelanjaan itu.
3 jam sudah berlalu.
Changmin membawa dua kantung plastik besar sedangkan Yunho membawa tiga kantung plastik yang yang ukurannya tidak kalah besar dari yang dipegang oleh Changmin.
"Jae-hyung! Bantuin dong!" omel Changmin pada Jaejoong yang berdiri di depannya dan Yunho. "Kenapa hyung malah enak-enakan makan es krim tanpa membawa satu kantung plastik pun? Aku juga mau es krimnya!"
"Ani!" Jaejoong mengelak dari Changmin yang sudah siap-siap menyambar es krim yang sedang dipegangnya.
Yunho menggelengkan kepalanya melihat kedua kakak beradik kompak yang sama sekali tidak mempunyai ikatan darah apapun itu. Bibir tipisnya melengkung sedikit saat melihat sosok Jaejoong yang akhirnya menyerah dan menyodorkan es krimnya ke mulut Changmin.
Pria berwajah tampan itu terus memerhatikan Jaejoong. Betapa berbedanya Kyuhyun dengan Jaejoong. Kyuhyun itu berwajah manis dan selalu berlidah tajam, sikapnya temperamental, dan ekspresinya selalu masam. Tapi terkadang ia bisa menjadi manja sekali. Sedangkan Jaejoong?
Pria cantik itu sabar, penyayang, dan lembut. Memang ia juga bisa mengeluarkan kalimat-kalimat pedas dari mulutnya, tapi ia selalu memperhatikan suasana dan juga kondisi. Jaejoong akan bersikap kasar hanya pada seseorang yang sudah sangat membuatnya kesal.
Mereka berdua memang berbeda, tapi ada satu sisi yang membuat mereka terlihat sama. Yunho menghentikan langkahnya sebentar dan menutup matanya. Sedetik kemudian ia kembali membuka matanya. Satu keputusan sudah diambilnya.
Ia akan memilih Jaejoong.
Yunho tersenyum memikirkan keputusannya itu. Ia tahu ia sudah mengambil keputusan yang tepat. Yang bisa dilakukannya hanya berharap agar hatinya tidak terpecah seperti ini lagi ketika ia memutuskan akan berpaling pada Jaejoong.
Yah, semoga saja.
XXX
"Chaerinnie!
Pokoknya aku mau semua rapat dibatalkan! Aku tidak mau dengar apapun
lagi, oke?" omel Kyuhyun pada sekretarisnya melalui telepon. Tiga
kantung plastik belanjaannya terpaksa ia pegang di tangan kanannya
sementara tangan kirinya memegang ponselnya. "Aku tidak mau diganggu
oleh siapa pun! Oke Chaerinnie? Selamat siang."Setelah mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Kyuhyun memindahkan satu kantung plastik ke tangan kirinya dan meringis kesakitan. Kantung plastik belanjaannya begitu berat dan lilitan plastik putih itu mulai menyakiti jemari-jemarinya.
Tak disangkanya ia bisa melihat ketiga orang yang sudah masuk daftar orang yang tidak mau ia temui lagi di lahan parkir tempatnya berbelanja. Ingin sekali Kyuhyun melangkahkan kakinya menjauh dari mereka. Tapi apa daya, sepertinya kedua mata seseorang yang paling tidak ia temui itu menangkap sosoknya.
"Kyunnie!"
Kyuhyun mengumpat ketika seseorang yang sudah mengirimkan berpuluh pesan dan menelponnya entah berapa kali juga menitipkan secarik kertas berisi kata-kata norak pada resepsionisnya itu datang menghampirinya.
"Kyunnie-yah!" panggil Changmin dengan mata berbinar. Belanjaan Jaejoong yang sedari tadi ia pegang ia letakkan begitu saja di aspal. Pria bertubuh tinggi itu menghampiri Kyuhyun dan mengambil dua belanjaan di tangan kanan Kyuhyun dengan paksa.
"Aku bantu mengangkatnya ya! Kau sudah makan siang belum? Mau pulang ke apartemenmu ya? Aku ikut ya!" tanya Changmin bertubi-tubi pada Kyuhyun yang sudah memijit pelipisnya dengan mata terpejam.
Changmin melebarkan senyumannya ketika melihat Kyuhyun yang tidak menolak ketika ia merampas dua kantung plastik belanjaannya dan mengikuti Kyuhyun yang berjalan ke arah mobilnya. Changmin berbalik sebentar melihat Jaejoong dan Yunho yang menatapnya bingung dan memberi mereka isyarat bahwa ia akan ikut dengan Kyuhyun.
Jaejoong memutar kedua bola matanya sedangkan Yunho hanya tersenyum tipis dan segera masuk ke dalam mobil.
Changmin semakin melebarkan senyumannya ketika Kyuhyun membuka pintu bagasi mobilnya agar Changmin bisa meletakkan belanjaannya disitu. Setelah meletakkan belanjaan, Changmin segera duduk di kursi samping Kyuhyun yang akan menyetir.
"Kenapa kau malah seenaknya ikut?"
"Masa tidak boleh sih Kyuhyunnie?" tanya Changmin sambil mencolek dagu Kyuhyun dengan jahil. Seringaian nakal terukir di bibirnya ketika melihat Kyuhyun segera mengenyahkan tangannya yang menyentuh dagu pria manis itu.
"Kau! Berhenti menyentuhku atau aku akan memberhentikan mobilku disini dan menendangmu keluar Changmin-sshi." bentak Kyuhyun sambil menatap kesal ke arah Changmin sebentar, dan kembali fokus pada jalanan di depan.
Changmin terkekeh mendengar perkataan Kyuhyun. Suasana di mobil Kyuhyun ramai dengan suara Changmin. Ya, hanya suara Changmin karena Kyuhyun terlalu malas untuk menanggapinya.
Setelah 15 menit berkutat dengan jalanan, akhirnya mereka berdua sudah sampai di apartemen Kyuhyun. Changmin membawa dua kantung plastik belanjaan milik Kyuhyun, sementara CEO perusahaan game itu sendiri hanya membawa satu.
Dibukanya pintu apartemennya dan berjalan ke dapur, sementara Changmin mengikutinya dari belakang. Mereka berdua meletakkan kantung-kantung plastik itu ke atas konter dapur Kyuhyun dan Changmin mulai mengeluarkan isinya.
Changmin mengernyit heran sambil mengangkat satu kemasan berisi satu kaleng saus spaghetti dan satu wadah berisi daging sapi cincang. "Kau mau membuat spaghetti sebagai menu makan siang, Kyuhyun?
Kyuhyun mengangguk sambil melonggarkan dasinya dan membuka dua kancing teratas kemejanya. Pria itu membuka jasnya, membiarkan tubuh rampingnya kini hanya terbalut kemeja lengan panjang berwarna biru tua dan celana panjang.
Changmin menelan ludahnya ketika melihat leher jenjang Kyuhyun yang terekspos dengan jelas. Namun pria itu segera menundukkan kepalanya dengan gugup dan kembali bertanya pada Kyuhyun. "Kau bisa memasaknya?"
Kyuhyun menggeleng sambil tersenyum jahil. Diacaknya rambut hitam selehernya menjadi berantakan dan berjalan ke arah Changmin. Didesaknya tubuh pria itu merapat ke konter dan mendekatkan wajahnya ke leher Changmin.
Changmin merasa semakin gugup dan menelan ludahnya dengan susah payah saat Kyuhyun mulai melesakkan kepalanya ke leher Changmin. Kyuhyun mendesah sedikit dan melingkarkan lengannya di leher Changmin.
'Apakah ini pesona playboy Kyuhyun yang sebenarnya?' pikir Changmin sambil terus menelan ludahnya ketika Kyuhyun kini menengadahkan kepalanya dan menatap ke dalam mata Changmin dengan pandangan menggoda. 'Pantas saja banyak yang masuk dalam perangkapnya, kalau saja ia tahu betapa aku ingin menyerangnya sekarang.'
"Berhubung aku tidak bisa masak…" Kyuhyun semakin menempelkan tubuhnya dengan tubuh Changmin. Jemarinya kini bergerak menyusuri leher Changmin dan membuat pria yang lebih tinggi darinya itu menggigit bibir untuk menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya. "Kau yang masak ya Min! Aku mau mandi dulu!"
Setelah mengucapkan hal itu, Kyuhyun segera kabur ke kamar mandi dan meninggalkan Changmin bengong sendirian di dapur sambil memegangi dadanya.
"Setan itu!" Changmin menggeram sambil tetap memegangi dadanya yang tadi berdetak lebih cepat ketika Kyuhyun mendesah dan mulai bersikap agresif. Setelah menarik napas panjang beberapa kali, Changmin segera mengambil wajan yang tergantung di dinding dapur Kyuhyun dan mengisinya dengan air dan merebus air tersebut.
Changmin lalu mengambil satu wajan lagi. Lalu ia membuka kulkas Kyuhyun dan mengambil tiga buah bawang bombay dan enam siung bawang putih. Dipotong-potongnya bawang-bawang itu, dan kemudian mengambil daging cincang dari wadah plastik juga kaleng berisi saus spaghetti yang dipegangnya tadi dan memasukkan semuanya ke wajan kedua.
Lewat 15 menit.
Kyuhyun sudah selesai mandi dan menghampiri Changmin yang sibuk mengaduk saus. Pria jenius itu tersenyum manis dan menepuk pundak Changmin.
"Sudah selesai Min?" tanyanya sambil memperhatikan Changmin mengaduk saus.
"Sebentar lagi selesai, ambil piring dan tata di meja makan sana. " suruh Changmin sambil mengangkat spaghetti yang ia rebus dengan menggunakan spatula yang terbuat dari alumunium. Diletakkannya pasta itu ke dalam sebuah mangkuk besar dan menaruhnya ke atas meja makan.
Ia juga meletakkan saus itu ke dalam sebuah mangkuk dan juga menaruhnya ke atas meja makan. Keduanya lalu makan dengan tenang. Changmin menyadari sesuatu ketika ia duduk di kursi di depan Kyuhyun.
Ekspresi Kyuhyun tampak sedikit cerah. Mata hitam pekatnya semakin membulat dan bibir merahnya sedikit melengkung. Kyuhyun juga terus menanggapi semua perkataannya. Yah, walaupun jawabannya terkadang masih terkesan ketus, tetapi Changmin sangat senang saat Kyuhyun juga ikut mengambil alih pembicaraan.
Changmin sudah selesai makan saat Kyuhyun bangkit dari duduknya dan mengambil dua potong tiramisu dari dalam kulkasnya. Ditaruhnya satu piring kecil berisi tiramisu dan satu scoop es krim cokelat di depan Changmin sementara ia sendiri juga menikmati dessert bagiannya itu.
Pria tinggi yang berusia lebih muda beberapa hari dari Kyuhyun itu tersenyum geli saat melihat Kyuhyun begitu menikmati makanan penutupnya itu. Changmin berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke depan Kyuhyun untuk mengusap sedikit lelehan es yang mengotori sudut bibir Kyuhyun.
"Ada es krim di bibirmu tadi." ucap Changmin sambil kembali menikmati kue rasa kopinya itu. "Berantakan sekali cara makanmu. Seperti anak kecil saja."
Kyuhyun menatap Changmin yang kini sibuk dengan makanannya dengan tatapan sendu. Namja itu menunduk dan mulai memainkan sendoknya, lalu menikmati kuenya pelan-pelan.
Setelah selesai makan dan mencuci semua peralatan makan dan juga wajan-wajan yang digunakan Changmin untuk memasak tadi, Kyuhyun mengajak Changmin ke ruang santai untuk bermain game. Kyuhyun duduk di karpet dan mulai memasukkan kaset game yang ingin ia mainkan bersama Changmin ke dalam Playstation dan menghidupkan konsol game itu.
Kali ini keduanya memainkan sebuah game racing. Changmin dan Kyuhyun bermain dengan serius. Dan akhirnya Changmin keluar sebagai pemenang.
Kyuhyun ternganga melihat hasil yang terpampang di layar televisi plasma miliknya. "I want a rematch!"
"As you wish, princess." balas Changmin dengan jahil dan tertawa ketika Kyuhyun menendang pinggangnya dengan cukup keras.
Berkali-kali mereka bermain, maka Changmin selalu keluar sebagai pemenang. Kyuhyun tak percaya kalau ia akan kalah oleh Changmin. Padahal kan gelar Master of Game ada padanya! Kenapa Changmin bisa mengalahkannya dengan begitu mudah?
"Sudah ah, aku tidak mau main lagi." Kyuhyun menggembungkan pipinya karena kesal dan merebahkan tubuhnya di atas karpet. Matanya menatap tajam pada Changmin yang sedang meneguk air putih di dalam gelas besar yang dibawanya dari dapur sebelum mereka bermain game.
"Apa lihat-lihat? Aku tampan ya?" goda Changmin sambil mengusap rambut Kyuhyun dengan sayang. Dan sekali lagi Kyuhyun memandang ke arah Changmin dengan tatapan sendu. Dan Changmin sadar akan itu.
Ada satu kesedihan yang mendalam terlihat di dalam mata hitam pekat milik Kyuhyun. Changmin ingin sekali merengkuh Kyuhyun ke dalam dekapannya dan membuat pria yang telah membuat jantungnya berdetak lebih cepat itu kembali baik-baik saja.
Dan tanpa sadar Changmin merendahkan tubuhnya, sedikit menimpa tubuh kurus Kyuhyun dan mencium bibir Kyuhyun dengan lembut. Jemari tangan kanannya mengusap pipi bulat milik Kyuhyun sedangkan lengan kirinya melingkar di pinggang rampingnya.
Baru beberapa detik berlalu dan Changmin sudah melepaskan ciumannya.
Bukan.
Bukan karena ia ingin, melainkan karena Kyuhyun yang mendorong dadanya dengan pelan. Changmin kembali ke posisi duduknya ketika melihat ekspresi Kyuhyun yang tampak terluka. Tangannya ia jauhkan dari tubuh Kyuhyun, sementara Kyuhyun sendiri sekarang sudah berdiri sambil menunduk.
"Sebaiknya kau pulang sekarang, Changmin-sshi."
XXX
Kyuhyun
memijit pelipisnya ketika ia berjalan keluar dari perusahaannya itu.
Rapat yang dijalaninya tadi benar-benar menguras energinya. Kyuhyun juga
sebenarnya sedang merasa tidak enak badan hari ini. Rasanya tubuhnya
lelah sekali. Kyuhyun lalu melirik ponselnya dan menghela napas ketika
tidak melihat satupun pesan baru atau panggilan masuk."Kyuhyun."
Tepat ketika Kyuhyun hendak melangkah menuju mobilnya, suara yang sangat familiar terdengar di telinganya. Kyuhyun ingin berbalik untuk melihat sosok yang memanggilnya itu, tapi di satu sisi ia juga sangat ingin untuk segera pergi dari tempat ini.
Namun Kyuhyun menguatkan dirinya. Setelah menarik napas panjang, akhirnya Kyuhyun berbalik dan memasang ekspresi terdingin yang pernah ia miliki.
"Ada apa kau datang kesini Hankyung-sshi? Bukannya kau punya urusan di China sana?" tanya Kyuhyun dingin sambil melipat kedua lengannya di dada. Jarak dua meter adalah jarak yang memisahkan keduanya. Hankyung melangkah mendekat dan Kyuhyun melangkah mundur.
"Kyuhyun…"
"JANGAN PANGGIL NAMAKU SEPERTI ITU!" Kyuhyun berteriak dengan sangat keras dan membuat Hankyung juga Changmin yang sedang bersembunyi menjadi terkejut.
Changmin? Ya, Changmin. Waktu dua minggu sudah berlalu sejak kejadian dirinya mencium Kyuhyun di apartemen milik namja manis itu, dan sejak itu pula Kyuhyun mulai menjauhinya. Seluruh usaha Changmin untuk berkomunikasi ditolak oleh Kyuhyun dengan mentah-mentah. Dan itulah alasan kenapa ia disini sekarang, mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Kyuhyun. Tapi ia malah harus menyaksikan Kyuhyun berteriak pada orang lain.
"Kyuhyun…" pria bernama Hankyung itu melangkah mendekat ke arah Kyuhyun yang sekarang sudah membatu. "Dengarkan aku dulu."
"Tidak ada yang perlu dijelaskan Hankyung-sshi." sergah Kyuhyun dingin sambil menampik tangan Hankyung yang mencengkram tangannya.
"Kyuhyun!" nada suara Hankyung mulai meninggi. Namun ekspresi wajahnya kembali melembut ketika melihat air mata mengalir dari kedua bola mata obsidian milik Kyuhyun. Pria berkebangsaan China itu memeluk tubuh kurus Kyuhyun dan mencium puncak kepala Kyuhyun berkali-kali.
Kyuhyun lalu mendorong tubuh Hankyung dengan pelan. Matanya memerah karena menangis dan tubuhnya gemetaran. "Hangeng-ge, tolong jangan muncul lagi di hadapanku…"
Hankyung terperangah ketika Kyuhyun memanggilnya dengan nama panggilan yang ia dapat ketika mereka masih berpacaran dulu. Namun seseorang datang dan dengan cepat memukul wajah Kyuhyun. Kyuhyun terseret di aspal. Namja manis itu terbatuk dan merasa pandangannya mulai mengabur.
"Apa kau bilang? Kau menyuruh Hannie untuk tidak muncul di depanmu lagi? Brengsek kau Cho Kyuhyun!"
Hankyung mencoba menenangkan seseorang yang tadi memukul Kyuhyun, tapi matanya menatap khawatir pada Kyuhyun yang memegangi pipinya yang lebam dan bibirnya yang berdarah. "Chullie tenangkan dirimu!"
"Bagaimana aku bisa duduk tenang di dalam mobil kalau aku melihat sifat bocah yang kurang ajar seperti ini!" namja bernama Heechul itu menggeram kesal.
Kyuhyun berdiri dengan susah payah. Awalnya tubuhnya agak oleng karena kehilangan keseimbangan, namun ia segera berdiri dengan tegak lagi. Seringain setan khasnya tersungging di bibir merahnya yang kini sudah ternodai dengan darah.
"Oh jadi kau Kim Heechul yang dulu menjadi selingkuhannya si idiot ini?" tanya Kyuhyun sambil menaikkan dagunya, tanda menantang. Seringaian masih tetap tinggal di bibir penuhnya.
Heechul menggeram dan hampir saja berlari ke arah Kyuhyun dan menghajarnya kalau saja Hankyung tidak menahannya. Hankyung menghela napas melihat sikap Kyuhyun yang sepertinya tidak berubah dari awal pertemuannya dengan namja manis itu. Masih tetap kasar dan berlidah tajam.
"Kau, Hankyung-sshi," panggil Kyuhyun pada Hankyung yang masih memegangi Heechul. "Untuk apa kau datang kesini? Untuk memamerkan kekasih barumu padaku?"
"Kyuhyun, dengarkan aku. Aku hanya ingin meminta maaf padamu."
"Minta maaf? Untuk apa?" tanya Kyuhyun dengan nada yang terdengar sangat memuakkan. "Setelah kau meninggalkanku dalam waktu yang cukup lama, kau baru minta maaf padaku sekarang?"
"Kyuhyun, aku minta maaf. Alasanku meninggalkanmu juga karena kau terlihat masih mencintai Zhou Mi saat itu!"
"Zhou Mi sudah mati."
Heechul maupun Hankyung menunduk mendengar nama itu disebut dengan dingin oleh Kyuhyun. Heechul mengepalkan kedua telapak tangannya saat mendengar Kyuhyun mendecih setelah mengucapkan salah satu nama sahabatnya itu.
"Yah! Brengsek kau Cho Kyuhyun!" teriak Heechul sambil berontak dari pegangan Hankyung, tapi apa daya pegangan kekasihnya itu terlalu kuat, dan ia tidak bisa melepaskan dirinya. "Kenapa kau mengucapkan nama Seasoning seperti itu?"
"Oh, kau masih tetap memanggilnya dengan sebutan Jo Miryo* Heechul-sshi?" tanya Kyuhyun dengan nada datar. "Kukira kau sudah tidak mengenalnya lagi sekarang."
"Kyu…" panggil Hankyung lagi pada Kyuhyun. Sungguh sebenarnya ia masih sangat menyayangi namja manis itu. Tapi ia sudah mempunyai Heechul sekarang, kekasihnya. Tapi ia kesini hanya untuk minta maaf pada Kyuhyun. Hankyung menghela napas untuk yang sudah keberapa kalinya hari ini. Kyuhyun masih tetap sama dengan Kyuhyun yang dulu.
Kasar, namun ia sangat rapuh di dalam.
"Kalau sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku permisi." ucap Kyuhyun dengan datar. Tapi Hankyung tahu kalau suara Kyuhyun bergetar. Hankyung memandang nanar sosok Kyuhyun yang masuk ke dalam mobilnya dengan wajah lelah.
Changmin yang sedari tadi masih bersembunyi langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari menuju mobilnya. Ia khawatir pada Kyuhyun. Pria itu sedang dalam kondisi kacau sekarang. Tidak mungkin ia bisa menyetir dengan pikiran kalut seperti sekarang.
Changmin segera memacu mobilnya dan mengikuti mobil Kyuhyun dari sekarang. Changmin mulai bingung saat Kyuhyun menyetir mobilnya ke arah sebuah bukit. Pria tinggi itu memarkir mobilnya agak jauh dari mobil Kyuhyun agar namja itu tidak tahu kalau ia membuntutinya dari tadi.
Kyuhyun keluar dari mobilnya dengan ekspresi berantakan. Wajahnya lelah dan matanya sayu. Namja itu naik ke atas bukit dan duduk di depan sebuah nisan berwarna putih gading yang sudah agak kusam. Diusapnya nisan itu dan menundukkan kepalanya.
"Mi, kau tahu. Aku rasa hidupku benar-benar hancur sejak kau tidak ada." Kyuhyun menatap ukiran nama yang terukir di nisan putih itu dengan pandangan nanar. "Hidupku benar-benar hancur dan aku kebingungan."
"Aku bertemu Hangeng-ge tadi, dan dia membawa hyung kesayanganmu. Ya benar, Heechul-sshi yang selalu kau ceritakan padaku. Hari ini dia datang bersama Hangeng-ge dan ia memukulku tadi." Kyuhyun terkekeh sambil mengusap pipinya yang lebam. Air mata mengalir turun dari bola mata obsidian itu.
"Dia minta maaf padaku Mi, Hangeng-ge meminta maaf padaku tadi. Apa menurutmu aku harus memaafkannya?" tanya Kyuhyun entah pada siapa –atau tepatnya pada nisan yang ada di depannya.
Angin lembut bertiup dan menerbangkan helaian-helaian hitam milik Kyuhyun. Angin lembut itu seolah jawaban dari Zhou Mi dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Kyuhyun padanya. Kyuhyun tersenyum sedikit. Senyum tulus yang sangat jarang diberikannya pada orang lain. Tapi walaupun ia sedang tersenyum, air mata mengalir semakin deras dari matanya.
"Dan aku mau minta maaf padamu Mi."
Angin bertiup semakin kencang dan Kyuhyun bergerak semakin mendekat ke nisan tersebut.
"Sepertinya aku sedang tertarik dengan seseorang, Mi. Aku tidak tahu kenapa, tapi setiap bersamanya aku merasa nyaman. Dan sentuhannya padaku…" Kyuhyun menahan napas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya. "Sentuhan yang diberikannya padaku membuatku nyaman Mi, seperti sentuhanmu."
Kyuhyun terisak sekali dan tetesan hujan mendera tubuhnya dengan cepat. Hujan turun dengan deras dan membuat tubuh Kyuhyun basah kuyup dengan cepat. Kyuhyun tersenyum perih.
"Apa kau marah padaku Mi?" tanyanya dengan lembut. "Sudah dua minggu aku terus menghindarinya. Dan itu semua kulakukan sejak ia menciumku di apartemenku. Aku takut Mi, aku takut. Aku takut aku akan selalu memikirkanmu setiap kali bersamanya."
Kyuhyun semakin terisak. Bibirnya memucat dan tubuhnya menggigil karena kedinginan, namun ia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya duduk sekarang. Kyuhyun memeluk lututnya dan merebahkan kepalanya di lipatan tangannya yang bertumpu di kakinya.
"Aku menyukainya, Mi. Aku menyukainya."
Kyuhyun terdiam sebentar. Matanya sayu dan bibirnya semakin membiru. Kepalanya juga pusing, tapi entah kenapa ada rasa hangat yang menyelubungi tubuh bagian dalamnya.
"Terima kasih sudah memaafkanku Mi. Aku mencintaimu." ucap Kyuhyun dengan lembut sambil mencium nisan basah itu pelan. Kyuhyun akhirnya bangkit dari duduknya dan berjalan dengan sangat hati-hati ketika menuruni bukit yang menjadi licin karena air hujan.
Masih dengan pakaian yang basah kuyup, Kyuhyun masuk ke dalam mobilnya. Changmin mengira Kyuhyun akan pulang ke apartemennya, tapi ia malah menujukan mobilnya ke Cloudsomnia.
Changmin sangat khawatir dengan keadaan Kyuhyun sekarang. Sejak keluar dari perusahaannya tadi, wajah Kyuhyun sudah sangat pucat, kemudian ia dipukul oleh seseorang bernama Heechul, dan kemudian ia pergi ke sebuah bukit untuk mengunjungi makam entah siapa dan berakhir basah kuyup seperti ini.
Ketika Kyuhyun memasuki klub itu, Changmin langsung menghentikan mobilnya dan ikut masuk ke dalam. Pemandangan yang terlihat di matanya sekarang adalah Kyuhyun yang sibuk meneguk bir, dan Yesung yang memasang wajah khawatir.
Changmin berlari ke arah Kyuhyun yang masih meneguk bir di gelasnya dengan wajah berantakan dan bercucuran air mata. Dijauhkannya gelas itu dari mulut Kyuhyun dan mengukur suhu tubuh Kyuhyun dengan menggunakan punggung tangannya.
Panas.
Itu yang dirasakan Changmin sebelum merasakan tubuhnya bergerak refleks untuk menahan tubuh Kyuhyun yang sudah tidak sadarkan diri.
"Kyu!"
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar