Author: Beautiful Luhan (Tami Chan)
Main Pairing: HunHan (Sehun/Luhan)
Other Pairing: crack!KaiHan, BaekYeol, KaiSoo, etc (Other Pairing will come later).
Rate: T
Genre: Romance, Hurt/Comfort, Friendship
Disclaimer: I just own the plot. The characters are belong to GOD, themselves, and SM ent.
Warning: Yaoi (Boy x Boy). Don't Like, Don't Read!
ENJOY~! ^^
Ket:
"..." Talking
'Italic.' Thinking
So, once again... ENJOY! :D
"Pagi, Luhan!"
"Pagi, Kris!"
"Selamat pagi, Luhan! Kris-sunbae!"
"Pagi, Luhannie! Ah, Selamat pagi, Kris-oppa!"
Semua orang mengucapkan selamat pagi kepada mereka. Yah, itu sudah biasa bagi mereka, karena, toh mereka cukup terkenal di sekolah ini. Sama seperti BaekYeol, Kyungsoo, dan… Kai. Ada beberapa murid lain juga yang terkenal seperti mereka, karena mereka memang memiliki tampang yang di atas rata-rata.
"Good morning, Princess!" Ucap seseorang dengan lembut, lalu mencium punggung tangan kanan Luhan. Luhan hanya memutar matanya. Yah, ini juga salah satu rutinitas paginya. Diperlakukan layaknya seorang putri oleh…
"Yah! Suho! Apa-apaan kamu?" Teriak Kris, memukul tangan Suho, yang sedang mengenggam tangan kanan Luhan.
"Pagi, Kris." Sapa Suho dengan senyum yang –Kris tahu- dibuat-buat.
Kim Joonmyun a.k.a Suho, lelaki yang berada di tahun ketiganya, sama seperti Kris –tepatnya sekelas- adalah seorang player yang selalu mengincar Luhan sejak pertama kali ia melihat Luhan. Tentu saja, Kris yang over-protective terhadap adiknya itu tidak akan membiarkan Suho mendapatkan adiknya. Karena Suho sangatlah playboy dan tidak bisa dipercaya dalam urusan cinta. Entah sudah berapa wanita dan pria yang disakiti hatinya oleh Suho.
"Pagi, Suho-hyung." Sapa Luhan ramah. Suho tersenyum semakin lebar, mendorong Kris yang tepat berada di sebelah Luhan, dan menggandeng tangan Luhan.
"Mau kuantar ke kelasmu, My beautiful Princess?" Kata-kata manisnya itulah yang selalu membuat orang lain jatuh ke pelukan Suho. Namun, kata-kata itu tidak berpengaruh bagi Luhan.
"Tidak perlu, Hyung. aku bisa sendiri." Luhan melepaskan genggaman tangan Suho kepadanya. "Dan aku ini laki-laki. Jadi, tolong berhenti memanggilku Princess." Lanjut Luhan tetap memberi senyuman manisnya.
"Well, kamu sangat cantik dan cocok kupanggil Prin…" Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Suho merasa tubuhnya ditarik ke belakang.
"Yah! Playboy kurang ajar! Apa kamu tidak bisa berhenti mendekati adikku? Sudah jelas-jelas dia tidak menyukaimu!" Teriak Kris sambil terus menarik Suho, menjauh dari adik tercintanya itu.
"Tidak bisa, Kris. Mungkin sekarang ia BELUM mencintaiku. Tapi nanti, siapa tahu?" Jawab Suho menantang dengan menekankan kata 'belum'.
"Kau…!" Luhan hanya menghela napas. Ia sudah terbiasa dengan pemandangan di depannya. Pertengkaran antara Kris dan Suho. Sudah terlalu terbiasa bahkan. Ia hendak melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu sampai merasakan beban berat menghantamnya.
"LU-HAN-NIE!" Teriak Baekhyun sambil memeluk kencang Luhan.
"Baekkie…lepaskan! Aku…tidak bisa ber…napas!" Teriak Luhan meronta-ronta. Baekhyun langsung melepaskan pelukannya lalu tersenyum lebar ke arah Luhan.
"Pagi, Luhan~" Sapa seseorang yang ia tahu pastilah Chanyeol.
"Selamat pagi, Chanyeol-ah~" Balas Luhan. Baekhyun hanya cemberut melihat mereka berdua.
"Kau kenapa, Baekkie?" Tanya Chanyeol kepada pacarnya itu.
"Lulu jahat! Kamu menyapa Yeollie dan mengucapkan selamat pagi kepadanya. Tapi kenapa kepadaku tidak? Yang sahabatmu itu 'kan aku, Lulu!" Baekhyun membalikkan badannya dan mempoutkan bibirnya.
"Hehe, Mianhae, Baekkie-ah~ Salahmu sendiri, tidak mengucapkan selamat pagi padaku. Malahan memelukku dengan kencang begitu. Aku kan jadi sulit bernapas, Baekkie." Luhan tertawa pelan, meminta maaf kepada Baekhyun. Baekhyun lalu tersenyum dan kembali memeluk Luhan.
"Selamat pagi sahabatku yang paaaaaaling cute dan manis juga cantik!"
"Selamat pagi, Baekkie~ Terima kasih sudah memujiku cute dan manis. Tapi, aku tidak cantik. Aku ini 'kan laki-laki, Baekkie~" Rengek Luhan manja.
"Aigoo~ Lulu memang manis sekali. Aku bangga punya sahabat semanis dan se-CANTIK Lulu~" Baekhyun menekankan kata 'cantik' sambil mencubiti kedua pipi Luhan.
"BAEKHYUNNIE! Sakit~" Teriak Luhan sambil cemberut. Baekhyun meminta maaf dan mengusap kedua pipi Luhan sambil tersenyum jahil. Chanyeol, di sisi lain, hanya tersenyum bahagia melihat kedua sahabat itu.
'Mereka cute sekali!' Pikir Chanyeol. Menyadari bahwa mereka bisa terlambat masuk kelas karena berbasa-basi di sini, Chanyeol langsung memutuskan untuk menginterupsi interaksi Baekhyun dan Luhan.
"EHEM!" Batukan Chanyeol membuat kedua sahabat yang menurut Chanyeol –dan juga semua orang- cute itu mengalihkan pandangan mereka ke arah Chanyeol.
"Ayo cepat kita masuk ke kelas. Nanti kita malah terlambat." Mereka hanya mengangguk setuju.
"Gege, aku ke kelas du…" Saat Luhan melihat ke arah Kris, ia melihat Kris dan Suho masih belum selesai dengan pertengkaran mereka. "Sudahlah, biarkan mereka. Ayo kita pergi saja." BaekYeol hanya mengangguk setuju, lalu mereka berjalan menuju kelas mereka.
"Sudah kubilang, aku yang akan mengantar My Princess ke kelasnya!" teriak Suho.
"Apa kamu bilang? MY PRINCESS? Sejak kapan dia menjadi milikmu, Kim Joonmyun? Dan tidak! Aku kakaknya, jadi aku yang akan mengantar Luhan ke kelasnya!" Balas Kris. Mereka mengalihkan pandangan ke arah tempat Luhan berdiri tadi, dan tidak dapat menemukan apa pun. Kedua orang itu saling beradu pandang tajam, menyalahkan satu sama lain karena mereka tidak dapat mengantar Luhan ke kelasnya.
"Ini salahmu, Suho! Kalau kau tidak menghalangiku, aku pasti sudah mengantar Luhan ke kelasnya!"
"Salahku? Ini salahmu! Kau yang menghalangiku mengantar My beautiful Princess ke kelasnya!"
"Sudah kubilang dia bukan milikmu! Jangan dengan seenaknya menyebutnya milikmu, Kim Joonmyun!"
"Dan kau juga jangan seenaknya menyalahiku, Wu Yi Fan!"
"GRRRRR…"
TREEEEEEET!
Bunyi bel masuk mengagetkan mereka berdua. Mereka berdua langsung menghentikan adu death glare mereka dan berlari cepat ke kelas mereka, yang jaraknya masih jauh dari tempat mereka sekarang.
"Kalau aku sampai telat masuk dan dihukum guru, aku tidak akan segan-segan menghajarmu, Kris!" Teriak Suho.
"Apa? Kau menyalahkanku? Ini semua salahmu, Suho! Aku yang akan menghajarmu!" Mereka terus melanjutkan adu mulut mereka sampai tiba di kelas.
^o^
Sehun
berjalan dengan wali kelasnya yang baru menuju ke kelasnya. Ia disuruh
menunggu di depan pintu kelas tersebut, sementara wali kelasnya masuk
terlebih dahulu.'1-3, ya? Semoga tidak ada masalah kali ini.' Pikirnya dalam hati.
"Selamat pagi, semuanya!" Sapa Jung-songsaenim.
"Pagi, Songsaenim!"
"Hari ini, kita kedatangan murid baru. Saya harap, kalian menerimanya dengan baik, ya." Seluruh murid mengangguk. "Oh Sehun-ssi, silakan masuk!" Sehun pun memasuki kelas barunya dan berdiri di sebelah Jung-songsaenim.
"Annyeonghaseyo! Naneun, Oh Sehun imnida. Bangapseumnida!" Sapa Sehun sambil membungkukkan badannya.
"Cara bicaranya aneh, ya."
"Huh, sudah besar kenapa masih cadel?"
"Dia tampan sekali, tapi… cadel. Kaya anak kecil saja. Hihihi." Bisik seluruh siswa. Sehun hanya menghela napas kecil dan tetap melihat ke seluruh ruangan. Ia sudah biasa mendengar komentar seperti itu.
'Bahkan di sini juga? Astaga, menyebalkan.' Gerutu Sehun dalam hati.
"Yah! Bersikaplah lebih sopan sedikit terhadap teman baru kalian! Jangan bisik-bisik seperti itu!" Teriak Jung-songsaenim. Suasana kelas pun menjadi hening, sampai Jung-songsaenim membuka mulut melanjutkan perkataannya.
"Kalau begitu, Sehun-ssi, kamu duduk di kursi kosong di belakang sana." Sehun mengangguk dan berjalan menuju kursinya. Lalu, Jung-songsaenim pun memulai pelajaran pagi itu.
^o^
"Namamu Oh Sehun, 'kan?" Tanya seorang anak laki-laki di hadapannya.'Apa-apaan sih anak ini? Menggangguku saja.' Sehun hanya mengangguk pelan.
"Namaku Xi Lu Han! Tapi, kamu bisa memanggilku Luhan! Salam kenal Sehun-ah! Boleh 'kan aku memanggilmu begitu?" Tanya Luhan. Sehun mengangguk lagi.
Sekarang adalah jam istirahat. Dan karena Sehun masih belum tau seluk beluk sekolah ini, dia memilih untuk diam di kelas. Menutup telinga dari komentar-komentar tentang lisp nya.
'Cih. Apa salah kalau aku tidak bisa ngomong 's' dengan benar? Menyebalkan.' Gerutunya. Tapi, ternyata keputusannya untuk mencari ketenangan di kelas salah. Saat bel istirahat berbunyi, tiba-tiba saja ada anak laki-laki yang, well, bisa dibilang 'cantik' mendekatinya dan mengganggunya.
Saat hendak berdiri dari kursinya, tiba-tiba saja Luhan memanggilnya.
"Hei, lisp mu itu…" Belum sempat Luhan menyelesaikan kata-katanya, Sehun sudah memotongnya terlebih dahulu dan menatap tajam kepadanya.
"Kenapa? Kamu juga mau bilang kalau cara bicaraku ini aneh? Apa salahnya, sih, kalau aku tidak bisa ngomong 's' dengan baik?" Sehun tidak berusaha menyembunyikan nada kesalnya saat membalas perkataan Luhan. Mendengar hal itu, Luhan dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bicara begitu, Sehun-ah! Aku mau bilang kalau lisp mu itu…" Sehun menerobos Luhan dan pergi keluar kelas. Luhan yang merasa diabaikan hanya cemberut dan mendudukkan dirinya di kursi sebelah kursi Sehun.
"Sudahlah, Lulu. Biarkan saja. Orang seperti dia itu tidak pantas kamu perhatikan. Lebih baik kita ke kantin sekarang. Ayo!" Ajak Baekhyun sambil menarik tangan Luhan. Luhan hanya tersenyum lemah dan mengikuti BaekYeol menuju kantin.
"Padahal 'kan aku hanya ingin berteman dengannya Baekkie~ Aku juga tidak bermaksud untuk meledeknya." Kata Luhan.
"Makanya, sudah kubilang tidak usah dipikirkan." Jawab Baekhyun sambil terus berjalan menuju kantin.
"Tapi 'kan…"
"Luhan!" Panggil seseorang yang ternyata adalah Kyungsoo.
"Kyungsoo-ah! Ada apa?" Tanya Luhan.
"Kalian mau ke kantin? Aku ikut, ya." Luhan mengangguk dan mereka pun berjalan ke kantin bersama-sama.
"Tumben kamu sendirian saja, Kyungsoo." Kata Chanyeol memecah keheningan.
"Eh? Itu, teman-temanku sedang mengerjakan PR di kelas. Jadi, aku tidak ada teman untuk ke kantin." Jawab Kyungsoo.
"Emangnya PR mu bagaimana? Sudah selesai?" Kyungsoo mengangguk. Saat mereka memasuki kantin, tiba-tiba ada seseorang yang mendekati Luhan dan langsung menarik tangannya.
"Hello, my Princess. Kamu mau makan siang?" Tanya Suho kepadanya. Luhan hanya tersenyum kecil dan mengangguk. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan siang bersama, my beautiful Luhan?" Sebelum sempat Luhan menjawab, Suho langsung menariknya menuju meja Suho dan teman-temannya.
"Silakan duduk, Princess. Kamu mau makan apa?" Tanya Suho lembut sambil mengeluarkan senyum andalan.
"Aku bisa ambil sendiri, kok, Suho-hyung. Lagipula, aku akan makan dengan teman-temanku, jadi…" Suho meletakkan telunjuknya di bibir Luhan. Mengisyaratkannya untuk berhenti bicara.
"Teman-temanmu bisa makan di meja sebelah kita, dear. Jadi, tak usah khawatir, okay?" Luhan hanya menghela napas dan memutar kedua matanya.
"Chen! Tolong kamu usir orang-orang di meja sebelah kita ini. Itu adalah tempat untuk teman-teman my Luhan." Orang yang bernama Chen itu hanya mengangguk dan melaksanakan tugasnya. Orang-orang yang diusir Chen menggerutu kesal dan pergi keluar kantin. Setelah membersihkan meja sedikit, teman-teman Luhan duduk di situ.
"Hyung, tidak usah berlebihan begitu. Aku gak enak sama yang lain. Mereka 'kan sudah terlebih dahulu duduk di meja itu."
"Biarkan saja, Luhan. Tidak usah pedulikan mereka. Sekarang, kamu mau makan apa?" Luhan berdiri menuju counter makanan. Mengabaikan Suho yang menyuruhnya tetap duduk, dan berjalan menjauh.
"Lagi-lagi Suho-hyung merayumu, Lu?" Ledek Chanyeol. Luhan menghela napas dan terus berjalan.
"Kalau ada Kris-hyung pasti akan terjadi perang seru. Iya kan, Yeollie?" Kali ini Baekhyun yang meledeknya.
"Ternyata Luhan benar-benar terkenal, ya?" Bahkan Kyungsoo pun meledeknya. Luhan benar-benar kesal sekarang. Dia pun mempoutkan bibirnya.
"Aigoo~ Lulu, you're so cute!" Ujar Baekhyun sambil mencubit kedua pipi Luhan.
"Sakit, Baekkie~ Lagian kalian 'kan tahu, aku tidak suka diperlakukan seperti putri oleh Suho-hyung. Itu menyebalkan." Mereka bertiga hanya tertawa melihat tingkah Luhan.
"Jadi, kita akan makan di mana sekarang?" Tanya Chanyeol.
"Sepertinya, aku akan kembali ke kelas. Aku makan di kelas saja. Lagipula makananku hanya roti. Jadi tidak masalah." Jawab Kyungsoo.
"Kalau begitu, bye Kyungsoo-ah~" Luhan melambaikan tangannya sampai Kyungsoo tak terlihat lagi.
"Bagaimana kalau makan di halaman belakang? Lebih baik, kan, daripada makan satu meja dengan Suho-hyung?" Tawar Baekhyun. Yang lain hanya mengangguk dan mengikutinya ke halaman belakang.
^o^
"Sehun-ah!" Panggil seseorang, membuat Sehun membalikkan badannya ke arah sumber suara."Xiumin-hyung! Tao!" Mereka adalah teman main Sehun sejak kecil. Namun, mereka harus berpisah karena pekerjaan orang tua Sehun yang memaksanya untuk terus berpindah-pindah.
Xiumin satu tahun lebih tua daripada Sehun dan Tao. Ia sekarang sudah kelas 2. Sementara Tao, yang merupakan sepupu Xiumin, ia berada di tingkat yang sama dengan Sehun, namun beberapa bulan lebih tua dibanding Sehun. Mereka berdua dulunya tinggal di Cina, dan pindah ke Korea saat masuk SMP. Sehun juga sempat tinggal di Cina, itulah yang menyebabkan mereka saling kenal.
"Akhirnya kita bertemu juga, maknae! Kupikir, kamu tidak akan kembali ke Seoul!" Kata Xiumin.
"Tentu saja aku akan kembali ke Seoul. Dan kabar baiknya, aku akan menetap di sini seterusnya. Kami tidak akan pindah lagi."
"Benarkah? Waw! Bagus sekali kalau begitu."
"Jadi, bagaimana kelas barumu? Menyenangkan?" Tanya Tao.
"Tidak juga. Biasalah, mereka selalu mengolok-olok cara bicaraku. Dan yang lebih menyebalkan lagi, ada satu anak laki-laki cantik yang sok akrab denganku. Padahal, dia pasti hanya ingin meledekku." Jelas Sehun. Xiumin dan Tao hanya mengangguk sambil tertawa kecil.
"Coba saja kau sekelas denganku, Sehun. Pasti akan lebih menyenangkan, bukan?" Tanya Tao. Sehun mengangguk setuju.
TREEEEEEET!
"Ups, sudah bel masuk. Kalau begitu, kita berpisah di sini ya, Sehun! Sampai jumpa pulang sekolah!" Mereka pun menuju kelasnya masing-masing.
^o^
"Sehun-ah, annyeong~ Bagaimana makan siangmu? Menyenangkan?"'Cih, dia lagi.' Gerutu Sehun dalam hati. Ia tidak menjawab pertanyaan Luhan dan langsung duduk di tempatnya.
"Sehun-ah, masalah yang tadi itu… Aku tidak bermaksud untuk meledekmu. Aku hanya…"
"Bisa tidak sih kamu gak usah sok akrab denganku? Menyebalkan." Potong Sehun.
"Tapi Sehun-ah…"
"Berisik. Sudah sana, duduk saja di tempatmu. Kalau memang mau meledek ya bilang saja. Tidak perlu sok baik kepadaku." Nada bicara Sehun terdengar marah. Luhan menunjukkan raut muka kecewa.
"Padahal, aku hanya mau bilang, kalau aku suka sekali mendengar orang berbicara dengan lisp. Karena menurutku lisp mu itu manis." Luhan tersenyum lebar ke arah Sehun dan berbalik menuju kursinya.
"Luhan! Kamu kenapa malah memuji dia? Dia kan sudah kasar padamu!"
"Tidak, kok, Baekkie~" Mereka pun duduk di kursi masing-masing.
'Manis? Sudah lama sekali aku tidak mendengar seseorang bilang cara bicaraku manis.' Tanpa disadari, Sehun tersenyum kecil, dan mengalihkan pandangannya kepada Luhan. Tidak tahu apa yang BaekYeol katakana pada Luhan, yang pasti hal itu lucu dan membuat Luhan tertawa.
'Bahkan caramu tertawa itu lebih manis, kamu tahu?' Sehun kaget dengan jalan pikirannya sendiri, dan langsung menggelengkan kepalanya. 'Apa yang barusan kupikirkan? Aku bilang Luhan manis? Yang benar saja! Cepat sadar, Oh Sehun! Xi Lu Han itu tidak manis!' Saat Sehun sedang tenggelam dalam pikirannya, seorang guru masuk dan memulai pelajarannya.
^o^
Tanpa terasa, bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa bersorak gembira karena pelajaran hari itu telah berakhir."Kalau begitu, jangan lupa kerjakan PR kalian. Jika besok tidak selesai, kalian akan saya beri hukuman." Mendengar hal itu, murid-murid di kelas 1-3 langsung menunjukkan ekspresi kecewa mereka. Baru saja mereka berteriak kencang dalam hati, guru mereka itu sudah membuat mereka down dengan mengingatkan PR mereka.
Setelah guru mereka keluar kelas, seisi kelas langsung gaduh. Ada yang tertawa, mengeluh, berbisik-bisik, dan sebagainya. Kecuali Sehun. Dia hanya sendirian sepanjang pelajaran. Tidak ada yang mengajaknya bicara, kecuali Luhan. Namun, Sehun tetap bersikeras mengacuhkan Luhan.
"Jadi, hari ini mau mengerjakan PR di mana? Rumahku?" Usul Chanyeol.
"Yakin PR kita akan selesai? Pasti ujung-ujungnya kita hanya akan bermain video game di rumahmu." Bantah Luhan.
"Terus, di mana? Hmm… Rumahmu gimana, Lu?" Luhan hanya menggeleng pelan.
"Di rumahku tidak ada orang. Ibuku sedang tidak di rumah, dan ayahku sedang pergi dinas. Aku juga tidak membawa kunci rumah. Aku bahkan berniat menginap lagi di apartemen Kris ge." Mereka terdiam sejenak. Berpikir di mana mereka akan menyelesaikan PR mereka.
"Apartemen Kris-hyung/Kris ge!" Teriak mereka bersamaan.
"Sip! Sudah diputuskan, kita akan mengerjakan di tempat Kris hyung! Asyik! Kalau begini bisa sekalian minta diajari~" Baekhyun tersenyum lebar dan melompat kecil.
"Tapi, kita ke rumahmu dulu ya, Baekkie? Aku mau pinjam seragam. Boleh, 'kan?" Pinta Luhan yang langsung disetujui oleh BaekYeol.
"Kalau begitu, kita jalan sekarang?" Luhan menggeleng.
"Kita ke ruang OSIS dulu. Sekalian minta kunci apartemen ke Kris ge." Ya. Kris adalah ketua OSIS di sekolah itu. Dan dia juga selalu berada di ruang OSIS sepulang sekolah.
BaekYeol hanya mengangguk dan berjalan keluar kelas. Saat melewati kursi Sehun, Luhan baru sadar kalau Sehun masih ada di sana.
"Kenapa kamu belum pulang, Sehun-ah?"
"Bukan urusanmu." Sehun menjawab tanpa melihat ke arah Luhan.
"Luhan! Cepatlah! Nanti Kris-hyung keburu ikut rapat OSIS!"
"Kalian duluan saja! Nanti aku menyusul." Chanyeol mengangguk dan meninggalkan kelas bersama Baekhyun.
"Kamu mau ikut kami belajar bersama?" Ajak Luhan. Sehun menatapnya dan menggeleng.
"Tidak perlu. Aku bisa mengerjakan PR ku sendiri." Sehun beranjak pergi keluar kelas, namun Luhan tetap mengikutinya.
"Ayolah! PR kali ini 'kan tidak mudah. Pasti akan lebih baik dikerjakan bersama." Luhan tetap bersikeras mengajak Sehun.
Sehun berbalik menghadap Luhan, dan menatapnya dengan tatapan marah. "Kamu pikir aku ini bodoh, hah? Kamu mau bilang kalau aku tidak mampu mengerjakan PR ku sendiri?" Luhan menggeleng keras.
"Aniya…Bukan begitu. Aku tidak bermaksud me…"
"Berisik! Kenapa sih kamu tidak bisa membiarkanku sendiri sebentar saja. Apa kamu memang selalu begini? Hanya bisa mengganggu orang lain? Menyebalkan sekali! Sifatmu itu membuatku muak!"
"Jadi… aku menyebalkan, ya?" Tanya Luhan pelan.
"Tentu saja. Kamu itu sangat…" Sehun menyadari air mata yang jatuh di kedua pipi Luhan. Ia kaget. Ia tidak tahu kalau kata-katanya begitu menyakitkan Luhan.
'Aku menyebalkan. Memuakkan. Pantas saja Kai meninggalkanku.' Air mata Luhan terus jatuh. Sehun sekarang bingung. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk membuat Luhan berhenti menangis. Untungnya sekarang mereka berada di halaman belakang sekolah dan tidak banyak orang yang ke tempat ini.
'Mengapa melihatnya menangis membuatku merasa sakit?' Pikir Sehun dalam hati. Tanpa pikir panjang, Sehun memeluk Luhan. Ia mengelus lembut kepala Luhan dan menenangkannya.
"Bisa tidak, sih, kamu berhenti menangis? Nanti aku dikira melakukan hal yang aneh-aneh kepadamu, tahu." Walaupun nadanya terkesan marah, tapi Luhan tidak takut. Karena ia tahu, Sehun sedang tidak marah kepadannya.
Saat tangis Luhan sudah mereda, Sehun melepaskan pelukannya terhadap Luhan.
"Mian. Aku menangis tiba-tiba."
"Tidak apa-apa. Aku juga yang salah telah membentakmu tadi." Jawab Sehun.
"Aniya… Kamu tidak salah, kok. Aku memang menyebalkan, kan? Hehe." Tawa Luhan terdengar terpaksa. Air mata juga mulai jatuh lagi perlahan. Melihat hal itu, Sehun langsung menghapus air mata yang jatuh membasahi pipi Luhan dengan ibu jarinya.
"Eh, Sehunnie…"
"Jangan menangis lagi. Kamu sama sekali tidak cocok untuk menangis tahu. Senyumanmu jauh lebih cantik daripada tangisanmu." Wajah Luhan memanas mendengar perkataan Sehun.
Melihat wajah Luhan yang memerah, Sehun merasa jantungnya berdetak cepat. 'Astaga, dia manis sekali.' Pikir Sehun. Perlahan-lahan, Sehun mendekatkan wajahnya ke Luhan. Luhan yang menyadari hal itu semakin memerah. Ia tidak memalingkan mukanya, ia hanya diam menatap kedua mata Sehun.
'Kenapa melihatnya sedekat ini, aku merasa sangat mengenalnya?' Pikir Sehun dalam hati. Sehun terus mendekatkan wajahnya sampai seseorang berteriak memanggil Luhan.
"Luhan? Apa yang sedang kamu lakukan?" Sehun dan Luhan langsung menarik diri mereka. Wajah mereka berdua memerah. Luhan langsung menoleh ke sumber suara dan membulatkan matanya kaget.
"Kyungsoo? K…Kai? Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Luhan. Sulit menyebut nama Kai yang merupakan mantan pacarnya.
"Seharusnya kami yang bertanya begitu, Luhan. Apa yang tadi kalian lakukan?" Tanya Kyungsoo balik. Luhan tidak bisa menjawab. Ia bahkan tidak bisa menatap mata temannya itu. Apalagi menatap mata Kai.
"Ah… itu…aku…hmm, aku…" Luhan menjawab dengan terbata-bata. Ia tidak tahu bagaimana ia menjelaskan masalah ini. Ia tidak ingin Kai salah paham.
'Eh? Salah paham? Sadar Luhan! Kai bukan pacarmu lagi. Buat apa kau mengkhawatirkan hal seperti itu!' Teriak Luhan dalam hati. Namun, ia tetap tidak bisa menjawab apa-apa. Kyungsoo dan Kai hanya terdiam menunggu jawaban Luhan.
Tiba-tiba, Luhan merasa tangannya ditarik oleh seseorang, oleh Sehun.
"Ayo kita pergi. Bukannya kita akan mengerjakan PR? Nanti malah tidak sempat selesai." Luhan kaget. Ia tidak tahu kalau Sehun mau menerima ajakannya.
"Kau mau ikut, Sehun-ah?" Terdengar nada ceria di setiap kata-kata Luhan. Ia tidak tahu kemana perasaan takut dan khawatir tadi lenyap. Yang pasti, sekarang ia merasa senang karena Sehun mau ikut belajar bersamanya.
Melihat hal itu, Kai dan Kyungsoo hanya bisa terdiam, menatap tingkah dan sorot mata Luhan yang langsung berubah drastis. 'Siapa laki-laki ini?' Pikir mereka bersamaan.
"Iya, aku mau. Cepat! Sebelum aku berubah pikiran!" Luhan mengangguk cepat dan langsung menarik tangan Sehun.
"Kalau gitu, aku duluan, ya! Sampai jumpa besok!" Ia melambaikan tangannya ke arah Kai dan Kyungsoo. Meninggalkan kedua orang itu terpaku menatap kepergian mereka.
"Siapa sih laki-laki itu? Kenapa Luhan senang sekali saat dia setuju untuk belajar bersama?" Mendengar nada suara Kai yang terkesan marah, Kyungsoo menundukkan kepalanya. Lalu, ia menatap Kai.
"Memangnya ada apa, Kai? Kamu cemburu?" Tanyanya, berusaha menyembunyikan rasa sakit dan kecewa yang ia rasakan sekarang.
"Cih. Tentu saja tidak. Harus berapa kali kubilang kalau aku sudah tidak mencintainya. Aku mencintai orang lain, Kyungsoo." Bantah Kai. Pernyataan Kai malah membuat Kyungsoo semakin merasa sakit hati.
'Siapa orang yang kau cintai sekarang, Kai? Apa aku tidak bisa menjadi pendampingmu?' Pikir Kyungsoo tanpa mengetahui bahwa orang yang Kai maksud adalah dirinya sendiri.
"Jadi, kita pulang sekarang? Aku antar kau pulang, ya." Tawar Kai. Kyungsoo menggeleng menolah tawaran itu.
"Aku bisa pulang sendiri. Dan lagipula, aku masih mau ke toko buku dulu. Ada yang mau kucari. Aku pergi duluan, ya, Kai! Sampai ketemu besok." Dengan itu, Kyungsoo berlari kecil meninggalkan Kai. Saat Kai merasa ia sudah sendirian, Kai langsung berteriak frustasi dan mengacak-acak rambutnya sendiri.
"ARGH! Kenapa kamu tidak sadar juga sih, kalau orang yang kucintai itu kamu, Kyungsoo!" Lalu, Kai pun melangkahkan kaki menuju rumahnya.
'Tapi siapa sih sebenarnya laki-laki tadi? Mengapa Luhan bisa sebahagia itu dengannya? Apa jangan-jangan itu pacar barunya? Semudah itukan dia melupakanku? HAH? Buat apa aku memikirkan Luhan! Sekarang orang yang kau cintai itu Kyungsoo, Kai! Bukan Luhan!' Kai terus melanjutkan perjalanannya dengan pikiran yang dipenuhi kebingungan.
^o^
"Jadi…
KENAPA ORANG INI HARUS IKUT DENGAN KITA, LUHAN?" Teriak Baekhyun sambil
menunjuk Sehun. Orang yang ditunjuk tidak memperdulikan hal itu dan
terus berjalan mengikuti Luhan.Sekarang, mereka sedang berjalan menuju rumah Baekhyun mengambil seragam untuk Luhan. Namun, Baekhyun terlihat terganggu sejak melihat Sehun yang tiba-tiba ikut bersama mereka.
"Baekkie~ Tenang dulu. Aku yang mengajak Sehun ikut dengan kita. Dia 'kan masih anak baru. Jadi kurasa, kita harus membantunya beradaptasi dengan pelajaran di sekolah." Jelas Luhan. Walaupun begitu, Baekhyun tetap tidak terima.
"Dia bukan orang bodoh yang harus dibantu dengan hal-hal seperti itu, Luhan! Dia pasti bisa mengerjakan PR nya sendiri!"
"Tapi kan Baekkie…"
"Sudahlah, Bacon. Kurasa, itu bukan hal buruk kok. Lagipula, lebih banyak orang lebih asyik, kan?" Chanyeol berusaha menenangkan namjachingunya.
"Tapi tetap saja, Yeollie. Aku tidak setuju DIA ikut dengan kita! Dia sudah memarahi Luhan tadi. Dan jangan panggil aku Bacon! Aku bukan makanan!"
"Tapi, kamu suka 'kan kupanggil begitu? Itu 'kan pangilan sayangku untuk kamu, Bacon-ah~" Goda Chanyeol sambil mencium pipi Baekhyun. Baekhyun yang diperlakukan begitu hanya bisa terdiam dengan wajah yang memerah.
"Cih." Cibir Sehun. Baekhyun yang mendengar hal itu langsung naik darah lagi.
"Buat apa kamu mencibir ke arahku, hah?" Teriak Baekhyun kesal.
"Siapa yang mencibir ke arahmu? Jangan kegeeran deh." Jawaban Sehun semakin membuat Baekhyun naik darah. Ia hampir saja melesat untuk memberi Sehun sedikit tonjokan atau pukulan. Namun dengan cepat Chanyeol menahannya dan Luhan berdiri di depan Sehun untuk melindunginya dari kemarahan Baekhyun.
"Lepaskan aku, Yeollie! Dia harus diberi pelajaran! Biar kuhajar dia! Ergh!"
"Baekkie… Sudahlah. Jangan marah lagi, ya. Lagipula Sehun sudah minta maaf kok kepadaku. Jadi, sudah tidak ada masalah lagi." Luhan tersenyum ke arah sahabatnya sambil terus menghalangi tangan Baekhyun yang mengepal dan berusaha meninju Sehun.
"Coba saja pukul kalau berani. Memangnya tanganmu sampai untuk meninjuku. Dasar pendek." Baekhyun semakin kesal dan sekarang kesabarannya benar-benar habis. Luhan harus berusaha keras untuk menghalangi Baekhyun meninju Sehun.
"APA KAMU BILANG? PENDEK? Dasar kurang ajar! Yeollie, Lepaskan aku!" Perintah Baekhyun yang diabaikan oleh Chanyeol. Ia terus menahan Baekhyun dengan memeluknya dari belakang. Tapi, Baekhyun terus meronta-ronta melepaskan diri dari Chanyeol.
"Astaga, Sehun! Cepat minta maaf ke Baekkie! Kalau dia marah, bisa gawat jadinya!" Pinta Luhan. Sehun mengacuhkan hal itu. "OH SEHUN!" Kali ini Luhan berteriak keras. Membuat Sehun sedikit ciut melihat Luhan yang biasanya tenang berteriak seperti itu.
"Iya iya! Cih! Aku minta maaf…" Kemarahan Baekhyun agak mereda. Chanyeol pun melepaskan pelukannya dari Baekhyun, sampai Sehun melanjutkan kata-katanya, "PENDEK!" Lalu, Sehun berlari dengan cepat, berusaha menghindari kemarahan Baekhyun yang sudah melewati batas.
"YAH! OH SEHUN! JANGAN COBA-COBA KAMU LARI DARIKU!" Baekhyun berlari dengan kencang mengejar Sehun. Luhan dan Chanyeol menghela napas panjang melihat tingkah mereka berdua.
"Hah~ Sepertinya, akan ada cat and dog yang baru selain Kris-hyung dan Suho-hyung." Luhan mengangguk mengiyakan perkataan Chanyeol. Sementara Baekhyun terus mengejar Sehun yang tertawa dengan kencang.
"Manis." Chanyeol langsung menoleh ke arah Luhan dengan tatapan heran dan melihat Luhan tersenyum. Lalu, Chanyeol mengikuti arah pandang Luhan dan langsung menatap Luhan dengan tatapan jahil.
"Eh, kenapa, Chanyeol-ah?" Tanya Luhan polos.
"Siapa yang manis, Luhannie~?" Wajah Luhan langsung memerah. Chanyeol yang melihat hal ini hanya tersenyum dan menyikut Luhan.
"Apa sih, Chanyeollie? Maksudku yang manis itu Baekhyun kok! Bukan Sehun!"
"Siapa yang bilang Sehun, Luhan? Aku 'kan tidak ngomong apa-apa." Goda Chanyeol.
"AH! Kamu menyebalkan sekali!" Teriak Luhan lalu melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan Chanyeol.
'Syukurlah kamu bisa mulai melupakan Kai, Luhan.' Chanyeol tersenyum kecil dan berlari menyusul Luhan. Mereka berdua berusaha mengejar Sehun dan Baekhyun yang masih saling kejar-kejaran.
^o^
"Caranya itu begini! Kamu tidak mendengarkan penjelasan Songsaenim tadi?" Suara kesal Baekhyun menggelegar ke seluruh ruang tengah apartemen itu."Tapi cara seperti itu memusingkan! Sudah jelas akan lebih mudah dengan cara yang ini!" Bantah Sehun.
"Caramu itu tidak masuk akal! Mana mungkin bisa hasilnya dikalikan seperti itu!" Baekhyun balas membantah. "Seharusnya itu seperti ini!" Lanjutnya.
"Sudah kubilang, kalau pakai cara itu malah mutar-mutar! Lagipula caranya terlalu panjang!"
"Tapi di buku itu…"
"Apa kamu selalu tergantung pada cara di buku? Buku itu belum tentu benar! Dan lagi, ya, cara di buku pasti selalu panjang! Kalau mau lebih mudah, kita pakai cara sendiri! Dasar. Sudah pendek, bodoh pula." Kalimat terakhir Sehun membuat kemarahan Baekhyun memuncak. Ia pun membalas perkataan Sehun.
"Apa kamu bilang? Dasar cadel!" Mendengar kata itu, Sehun langsung berdiri dan menarik kerah kemeja Baekhyun. Namun, Luhan dan Chanyeol langsung menghentikannya.
"Sehun, berhenti! Jangan bertindak kasar!" Luhan berusaha menarik Sehun dan membuatnya melepaskan cengkeramannya dari kerah Baekhyun.
"Dia sudah meledekku cadel, Luhan! Jelas saja aku marah!"
"Kamu yang duluan! Kamu meledekku pendek, bahkan bodoh! Kamu pikir kamu itu siapa, hah?"
"Itu kenyataan! Kamu memang pendek! Dan bodoh!" Baekhyun bangkit dan berusaha memukul Sehun. Chanyeol bingung harus melakukan apa. Dia melihat ke arah Luhan yang menundukkan kepalanya dengan aura yang agak menyeramkan.
'Ups, gawat. Luhan marah…' Pikir Chanyeol was-was.
"BYUN BAEKHYUN! OH SEHUN! BERHENTI BERTENGKAR SEKARANG JUGA ATAU KULEMPAR KALIAN SEKARANG DENGAN NAMPAN!" Mereka berdua langsung berhenti dan menoleh takut-takut ke arah Luhan. Mendapati Luhan menatap mereka dengan tatapan marah dengan nampan di tangannya.
"Lu…Luhannie~ Nampan itu benda keras. Kalau kamu lempar benda seperti itu dan mengenai kepalaku, bagaimana? Kamu tidak mau 'kan kalau aku sakit?" Suara Baekhyun sedikit terbata. Dia tahu kalau sifat lembut Luhan akan berubah 180 derajat saat ia sedang marah.
"Baekhyun benar, Luhan… Kalau nampan itu mengenai wajahku bagaimana? Nanti aku tidak tampan lagi, 'kan?" Sehun mulai mengeluarkan keringat dingin melihat Luhan yang nampak sangat murka saat ini.
"Aku tidak peduli dengan kepala ataupun wajah kalian! Aku capek mendengar kalian bertengkar daritadi!" Luhan melempar nampan di tangannya ke arah mereka berdua.
Sementara Baekhyun dan Sehun menghindar dan berusaha sembunyi di balik sofa. Luhan memungut kembali nampan tersebut dan berusaha melemparnya lagi. Sayangnya, mereka dengan cepatnya menyembunyikan diri mereka di balik sofa, sehingga nampan tersebut tidak mengenai mereka.
'Huh… Mereka berdua terlalu bodoh, sampai-sampai membuat Luhan marah seperti itu. Kalau begini, kapan PR kami akan selesai? Kalau besok kami dihukum guru bagaimana? TAT' Pikir Chanyeol miris.
Di tengah-tengah keributan yang berlangsung, suara pintu dibuka terdengar dan panggilan dari seseorang membuat mereka semua berhenti membeku.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN DI APARTEMENKU?! BUKANNYA KALIAN AKAN BELAJAR, HAH?" Sekarang, aura menyeramkan itu menyelimuti Kris. Terdengar dari nada bicaranya, ia sangat marah. Tentu saja ia marah, melihat ruang tengahnya berantakan seperti habis terjadi perang.
"Ge… gege! Itu… kami… hmm… kami tadi belajar kok. Tapi…" Luhan menjawab pertanyaan kakaknya dengan terbata-bata.
"Tapi, apa, .Han?" Kris menekankan pelafalan nama Luhan. Membuat semua orang di ruangan itu ber-sweat drop ria.
'Habislah kami!' Begitu pikir mereka semua.
"Itu… hmm…" Luhan mengalihkan pandangan ke seluruh sudut ruangan kecuali Kris. Kemudian, ia melihat Baekhyun dan Sehun sedang berdiri membeku berdampingan. "Salahkan mereka berdua, gege! Mereka tidak bisa berhenti bertengkar daritadi. Sehingga membuatku marah dan melemparkan nampan ke mereka!" Kata Luhan sambil menunjuk ke arah Sehun dan Baekhyun. Sementara orang yang ditunjuk semakin ketakutan.
"Byun Baekhyun! Lagi-lagi kamu dan… huh? Siapa dia, Lu?" Tanya Kris saat melihat wajah asing Sehun.
"Ah! Dia Sehun, gege! Dia anak baru di kelas kami!" Melihat aura gelap Kris yang perlahan memudar, mereka menghela napas lega.
"Sehun? Pindahan?" Tanya Kris menatap tajam ke arah Sehun.
"De! Oh Sehun imnida! Bangapseumnida, hyung!" Sapa Sehun sambil membungkukkan badannya.
"Kris imnida. Aku kakaknya Luhan." Sehun hanya melihat Kris dengan tatapan heran. Karena ia tidak tahu kalau Luhan punya kakak. Tapi, kenapa kakaknya tinggal sendiri di apartemen? Kenapa tidak tinggal serumah dengan Luhan?
"Kris ge itu bukan kakak kandungku. Dulu, ia tetanggaku saat kami tinggal di Cina. Makanya kami dekat dan menganggap satu sama lain sebagai saudara." Jelas Luhan. Sehun mengangguk mengerti.
"Lalu, bagaimana PR kalian? Masih belum selesai juga?" Tanya Kris. Mereka semua langsung menggeleng.
"Sebenarnya, daritadi Baekhyun dan Sehun berdebat atas jawaban mereka. Makanya kami tidak bisa menyelesaikan PR kami." Luhan mengadu kepada Kris.
"Ah iya! Coba hyung lihat! Jawaban mana yang benar." Baekhyun mengambil bukunya dan buku Sehun, lalu memberikannya ke Kris. Kris langsung memeriksa jawaban mereka berdua.
"Kalian daritadi berdebat untuk ini?" Kris menatap mereka berdua dengan tatapan tidak percaya. "Dua-duanya salah!" Mereka langsung membantah dan memberikan argumen satu sama lain.
"Tapi, hyung, aku sudah mengikuti cara yang ada di buku! Mana mungkin jawabanku salah!" Bantah Baekhyun.
"Caramu benar, tapi hitunganmu salah! Lagipula, cara ini terlalu panjang! Kalau kamu menggunakan cara ini saat ujian, kamu mau selesai kapan? Kamu harus berhenti mengandalkan buku, Baekhyun-ah!" Baekhyun menundukkan kepalanya malu. Ternyata kata-kata Sehun benar. Ia terlalu mengandalkan buku.
"Dan, kamu!" Tunjuk Kris kepada Sehun. "Caramu ini sudah bagus. Padat, singkat, dan jelas. Namun, kamu melakukan kesalahan di sini." Kris menunjuk buku Sehun dan menjelaskan letak kesalahannya. "Seharusnya, di sini kamu kali lagi dengan hasil yang di atas." Sehun mengangguk. Lalu dengan cepat membetulkan jawabannya.
"Kalian berdua sama saja. Sama-sama kurang teliti." Perkataan Kris membuat mereka malu.
"Wah! Kris ge memang hebaaaat sekali! Aku iri sekali pada gege yang terlalu pintar." Luhan memeluk Kris sambil mempout kan bibirnya.
"Makanya belajar, Luhan. Bagaimana kamu mau pintar kalau kamu malas belajar." Ledek Kris yang membuat Luhan semakin cemberut. Seisi ruangan itu tertawa melihat mereka berdua.
Baekhyun menoleh ke arah Sehun, mendapati Sehun dengan pipi yang sedikit merona dan matanya menuju ke arah Luhan yang sedang cemberut mendengar ledekan Kris.
"Ehem!" Batukan kecil dari Baekhyun membuat Sehun mengalihkan pandangannya dari Luhan. "Maaf, tadi aku meledekmu cadel. Aku juga terlalu keras kepala tidak mendengarkan kata-katamu." Sehun hanya mencibir kecil dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Sudah kubilang, 'kan. Lagipula, aku itu selalu benar. Seharusnya kamu ikuti kata-kataku daritadi. Dan, maaf juga sudah meledekmu pendek dan bodoh." Baekhyun memutar kedua matanya mendengar kenarsisan Sehun.
"Gwenchanayo. Tapi, jangan terlalu narsis deh. Kamu itu sok dewasa sekali. Padahal menyembunyikan perasaan suka pun sama sekali tidak bisa." Ledek Baekhyun sambil berbisik. Kata-kata Baekhyun sontak membuat Sehun kaget.
"Cih. Apa maksudmu? Tidak jelas sekali."
"Maksudku, kamu suka 'kan sama temanku yang manis itu? Kamu juga menganggapnya manis kan? Iya, kan?" Rona merah di pipi Sehun semakin terlihat. Membuat Baekhyun mengembangkan senyum meledeknya.
"Tidak! Siapa yang bilang aku suka dia? Tapi… dia memang manis, sih…" Kalimat terakhir diucapkan Sehun dengan suara yang sangat pelan. Namun, Baekhyun tetap dapat mendengarnya.
"Jadi benar, kamu menganggap Luhan manis? Hahaha, sebentar lagi juga kamu akan suka padanya, .Nie~" Goda Baekhyun dengan suara cadel.
"Huh! Dasar pendek!" Baekhyun langsung menatap marah ke arah Sehun. Namun, bukannya bertengkar, mereka malah tertawa terbahak-bahak.
"Eh? Mereka kenapa?" Tanya Chanyeol. Kris dan Luhan menggeleng, tidak mengerti kenapa mereka tiba-tiba tertawa.
Tiba-tiba, senyuman Luhan mengembang tanpa disadarinya. Kris yang melihat Luhan tersenyum begitu, langsung menoleh ke arah pandang Luhan yang ternyata adalah Sehun.
'Lu, Jangan bilang kamu…' Pikiran Kris terhenti saat Chanyeol menyikutnya pelan. Menunjukkan tatapan sepertinya-Luhan-menyukainya kepada Kris. Kris yang mengerti arti tatapan itu, hanya tersenyum kecil. Menurutnya, tidak masalah siapa yang disukai Luhan. Yang penting, orang itu bisa menjaga dan menyayangi Luhan dengan sepenuh hati.
'Kuharap, ia membuatmu bahagia, Lu.' Kris tersenyum ke arah adiknya. Berharap kali ini ia tidak akan melihat Luhan menangis lagi.
-To Be Continued-
A/N: Annyeong semuanya! Saya kembali lagi dengan chapter 2! Bagaimana dengan chapter kali ini? Makin baikkah? Atau malah makin buruk? Beritahu saya lewat review, ne? Dan mian karena di sini Suhonya OOC banget *sweat drop* #Orz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar