TWOSHOOT [YOUR WORLD]
Author : Kim Hyobin a.k.a Rana Nabila
Cast : KAISOO/ KAIDO
Slight: Kai Luhan / Sehun Luhan
Main Chara : Kim Jongin [KAI] , Do Kyungsoo [D.O]
Support Chara : Xi Lu Han , Park Chanyeol , Byun Baekhyun , SuHo
Genre : Romance, Drama, Action, Death Chara, Angst
Warning : YAOI / Boy x Boy / Shonen Ai
Disclaimer: EXO belong to themselves.
PART 2
Kyungsoo POV
Aku berhasil kabur! Hehehe~
Ternyata
tidak sia- sia aku mempelajari beberapa jenis bela diri. Berkat itu
tubuhku lumayan lincah saat memanjat tembok pagar yang tinggi itu dan
turun tanpa luka gores sedikitpun.
Langkahku terhenti sejenak kemudian menatap jalanan ramah kota Tokyo. Hmm.. Senyumanku serasa mengembang dan hatiku bebas.
Udara terasa berbeda jika ada diluar istana emas itu.
Hm.. Aku akan ke toko burger kemudian makan di rumah makan paman Tanaka yang dulu pernah kusinggahi bersama Chanyeol-hyung.
Langkahku
terasa ringan dan panjang. Kebebasan seperti ini jarang sekali ada, kan?
Pastinya akan aku nikmati sebisaku. Biasanya aku akan dikawal atau
keluar bersama Chanyeol-hyung namun kini aku sendirian ditengah kota ini
dan aku SENDIRIAN!
Aku sangat senang.
Huaaaaaaaaaaaaaa~
Kenyang sekali!
Aku keluar
dari rumah makan paman Tanaka. Aku kembali tersenyum manis mendengar
pujian yang dilontarkan tuan Tanaka karena aku berani berjalan- jalan
sendirian tanpa kawalan seperti biasa. Tentu aku tidak mengatakan kalau
aku kabur. Bisa- bisa tuan Tanaka akan menghubungi Chanyeol-hyung.
Tap
Tap
Langkahku
terhenti. Aku tatap sekelilingku dan merasa aku berkeliaran cukup jauh.
Aku mengingat betul jalan untuk pulang namun aku juga belum berani pergi
terlalu jauh. Aigoo…
Sudahlah! Kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, kan?
Pergi kemana lagi ya?
Aku menyeberang jalan dan menyusuri pertokoan yang tersusun rapi serta caffe- caffe unik yang nampak teratur dan berjejer manis.
“Kyungsoo…”
Eh? Ada yang memanggilku?
Aku
membalikkan badanku dan melihat seorang namja cantik ada dihadapanku. Ia
memakai baju serba putih dan.. Aku bersumpah ia cantik sekali. Wajahnya
seperti malaikat.
“Ikut aku..” ujarnya kemudian berbalik badan dan berlari menjauhiku.
“Mwo!!”
Aku
mengejarnya sambil berlari. Sesekali ia melirik kebelakang melihatku
mengikutinya dan sekarang ia berbelok didekat persimpangan caffe itu.
Aku terus mengejarnya, seakan ia akan memberiku sesuatu yang menarik.
Entahlah!
Dan setelah
aku berbelok dipersimpangan itu, aku melihatnya, ia berdiri disamping
mobil sedan mewah berwarna hitam. Aku masih terus berlari menyusulnya.
Ia tersenyum manis dan mengulurkan tangannya padaku.
“Ayo.. Sedikit lagi..” ujarnya masih mengulurkan tangan putihnya padaku.
Aku semakin dekat dengannya dan senyumannya semakin indah. Sangat menenangkan.
Aku ulurkan tanganku kearah tangannya. Jarakku dan namja cantik itu semakin dekat dan…
GREP
Aku memegang tangannya. Eh?
Aku terpana
karena tangan yang kugenggam bukan tangan namja cantik itu. Aku menunduk
namun sadar 100% kalau pemilik tangan yang kupegang itu berbalik badan
dan berdiri berhadapan denganku.
Aku tatap tajam sepatu kulit berwarna hitam yang namja itu kenakan.
“Daijobu desuka?” tanya namja itu dengan suara berat.
“…Da..Daijobu desuyo..”jawabku pelan.
Aku menelan
ludahku dan reflek menggenggam tangan itu lebih erat. Sial! Kenapa bisa
begini? Padahal aku yakin aku menggengam tangan namja cantik yang
bersinar itu.
Dengan keberanian aku dongakkan wajahku untuk memastikan.
Tampan!
Ya kesan
itulah yang kulihat saat mataku dan matanya tertaut. Ia menatapku sangat
tajam seakan aku adalah mangsanya. Tapi kenapa aku tidak takut dengan
tatapan mata yang terkesan menelanjangi itu? Kenapa aku tidak takut?
Malah aku terhanyut pada mata tajam nan misterius itu.
Aku merasakan tanganku juga digenggam oleh namja itu. Sangat erat dan terkesan posessif. Apa yang ada didalam pikirannya?
Mengapa ia melihatku seperti itu?
“Kau..”
bisik namja itu pelan. woah! Dia orang Korea? Baguslah kalau begitu.
Tapi aku masih bingung dengan namja cantik tadi. Kenapa ia tiba- tiba
menghilang, ya?
Tidak mungkin bener- benar ada hantu disiang bolong begini?
Aku
menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Dengan takut- takut aku menatap
tanganku yang bergenggaman dengan tangan namja tampan ini.
“Kenapa… Aku menggengam tangan kamu?” tanyaku pelan agar terkesan tidak kurang ajar.
Namja itu
masih diam. Ia nampak tidak berkedip sedikitpun. Ya Tuhan! Kenapa dia
begitu tampan? Aish!! Apa yang kau pikirkan Kyungsoo! Kau harusnya
bingung kemana namja cantik itu pergi.
“Kemana namja cantik yang memanggilku tadi?”
“Eh?” Akhirnya namja tampan itu bersuara. Sepertinya ia bingung dengan apa yang aku katakan.
“Iya.. Namja cantik yang memanggilku kesini.”jawabku meyakinkan.
Namja itu
mengerutkan dahinya kemudian mengedarkan pandangan matanya kesekeliling
tempat kami berada. Aku juga mengedarkan padanganku seraya mencari sosok
namja cantik itu.
Tapi anehnya
wajah namja itu berubah serius. Ia berjalan cepat tidak sadar aku juga
terbawa karena tangan kami masih bertautan erat.
“Luhan!!” teriak namja itu keras.
“LUHAN!”
Luhan? Siapa? Aku hanya bisa mengikuti kemana langkah namja tampan itu pergi. Ia nampak kacau dan tidak fokus.
Ya! Cukup!!
Jangan buat aku bingung lagi!
Author POV
“Tunggu!!” pekik namja manis itu seraya menghentikan langkah namja tampan yang uring- uringan didepannya.
Mendengar ucapan dan gerak tubuh namja manis itu, namja tampan itu menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
“Apa yang kau lihat tadi? Namja cantik yang kau maksud Luhan, kan?”
Namja manis itu sedikit ketakutan saat namja tampan itu berteriak.
“Aku tidak tahu… Namja cantik itu memakai pakaian serba putih dan… wajahnya seperti malaikat.”
Namja tampan itu sedikit merasa bersalah melihat mimik ketakutan dari wajah si namja manis. “Mianhae…”
Namja manis itu tersenyum dan menatap tangan mereka yang bertautan. “Bisa lepaskan tanganku?”
Namja tampan kaget dan melepas tangannya dari tangan si namja manis.
“Namaku Kyungsoo. Salam kenal.” Ujar si namja manis itu dengan senyuman polos serta mata beloknya yang sempurna.
Seakan terpana, namja tampan mengangguk pelan. “Namaku Jongin kau panggil saja Kai.”
Kyungsoo
mengangguk dan kembali tersenyum. “Maaf Kai, tadi aku menggapai tangan
seseorang namun aku tidak sadar yang kugapai adalah tanganmu.”
Kai
tersenyum tipis kemudian mengusap rambut Kyungsoo. Sedikit kaget,
Kyungsoo hanya bisa pasrah ketika pipinya berubah warna menjadi warna
merah padam.
“..Dia mengantarkanmu padaku.”
“Eh?” Kyungsoo menatap Kai bingung. “Siapa?”
Kai
menggeleng pelan dan kembali membawa Kyungsoo mendekati mobilnya. Kalau
Baekhyun sudah selesai dengan urusannya dan ia tidak melihat Kai didekat
mobil, Kai yakin ia akan pulang dengan luka bacok dimana- mana.
“Ah! Ini sudah terlalu siang. Aku pergi dulu, ya!” kata Kyungsoo sambil melihat jam tangannya.
Kai nampak kecewa namun ia hanya bisa diam dan mengangguk.
“Semoga kita
bisa bertemu lagi.” ujar Kyungsoo dan berbalik badan pergi meninggalkan
Kai yang termenung melihat Kyungsoo menjauh pergi.
Kai menghela nafas panjang dan masuk kedalam mobilnya.
“..Luhan… Apa kau tadi ada didekatku?”
Kai membenamkan kepalanya pada kedua tangannya yang bertumpuan pada stir mobil.
“Apa kau yang mengantar namja bermata indah itu padaku?”
>>>
Kyungsoo memanjat pagar tembok rumahnya dengan cepat. Memang agak sulit namun ia kembali berhasil dengan sukses.
Tep
Kyungsoo
mendarat mulus dirumput tebal pekarangan rumahnya. dengan santai
Kyungsoo kembali masuk kedalam rumahnya. Ia lirik kekanan dan kekiri.
Lega, nampaknya tidak ada yang menyadari ia kabur walau hanya sebentar.
Kyungsoo masuk kedalam kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya diranjang.
“Kai..Kai….Kai…”
Senyuman manis menghiasi wajah Kyungsoo. Ia masih bisa merasakan tangan
lembut Kai yang menyentuh rambutnya lembut. Masih terasa dan begitu
menghayutkan.
“Ya Tuhan.. Aku ingin bertemu lagi dengan namja itu…”
Dengan wajah merona, Kyungsoo memeluk bantalnya. Ingin sekali menyembunyikan wajahnya yang merona merah.
“Namja yang bermata tajam itu. Menghanyutkanku.”
>>>
Chanyeol tersenyum manis saat melihat Baekhyun memberikan koper hitam besi itu pada Chanyeol.
“Setelah perdebatan selama 2 jam akhirnya cocok juga, ya. Kau namja yang keras kepala rupanya.” Chanyeol menghisap cerutunya.
Baekhyun tersenyum manis dan membuka kopernya. Ia perlihatkan apa yang ia bawa kehadapan Chanyeol.
“Deal!” jawab Chanyeol tegas.
“Baguslah.”
“Tapi ada syaratnya…”
Baekhyun menyipitkan matanya menatap Chanyeol. “Syarat?”
Chanyeol
melirik tiga bawahannya dan mengisyaratkan untuk keluar dari ruangan
itu. Alhasil Chanyeol dan Baekhyun hanya tinggal berdua saja.
“Kamu mau apa?” Baekhyun mulai waspada.
“Ini hanya syarat sederhana.”
“Heh?”
“Aku menginginkanmu.”
Mata
Baekhyun membulat. Ia berdiri dan merasakan aura disekitar Chanyeol
berubah. Ia memang diperingatkan oleh ayahnya untuk berhati- hati pada
anak yakuza yang satu ini.
“Aku bukan untuk dijual.” Jawab Baekhyun setegas yang ia bisa.
Chanyeol ikut berdiri dan membuang cerutu yang ia hisap kesembarangan tempat. Baekhyun menelan ludahnya.
Chanyeol
mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Ia tekan tombol virtual
‘Loudspeaker’di layar ponselnya. Seakan sengaja membiarkan Baekhyun
mendengar percakapan telpon itu.
“Yoboseyo?”
Mata Baekhyun membulat saat mendengar suara ayahnya diseberang sana. Ternyata Chanyeol menelpon ayah-nya.
“Tuan yang terhormat, aku Park Chanyeol.”
“Hmm.. Apa anakku sudah melakukan transaksi dengamu?”
“Sudah… Tapi aku lebih tertarik dengan anakmu. Bagaimana ini?” tanya Chanyeol seakan merajuk. Baekhyun menggeleng pelan.
Hening sesaat sampai akhirnya ayah Baekhyun kembali memulai pembicaraan.
“Harga yang kau tawarkan?”
Mata Baekhyun membulat. Ia tidak pernah menyangka ayah-nya akan membiarkan Chanyeol membelinya.
Dengan seringai menakutkan, Chanyeol tersenyum mantap. “Harga yang kau mau?”
“10 Kali lipat dari yang kita janjikan untuk barang yang ditransfer hari ini.”
Chanyeol tersenyum pasti. “Boleh.”
“Baiklah. Kau kirim uangnya sekarang dan anak itu jadi milikmu.”
Chanyeol
mengambil I-Pad nya dan mengacak- acak sebentar. Senyuman manis terukir
lagi diwajah Chanyeol saat membaca tulisan dilayar I-Pad nya, Transfer Succes.
“Sudah kukirim. Silahkan check.”
Hening sejenak dan tawa renyah terdengar dari seberang sana. Ayah Baekhyun tertawa keras.
“Senang berbisnis dengan anda, Park Chanyeol.”
“Saya juga, Tuan Byun.”
Bruaakk
Baekhyun
terduduk lemas. Wajahnya seketika itu basah dengan air mata. Ia benar-
benar tidak menyangka akan seperti ini jadinya. Ayah-nya benar- benar
menjualnya pada namja bengis ini.
“Nah… Kuharap kau jadi anak baik..” Chanyeol mengendong tubuh Baekhyun membawanya keluar dari ruangan rapat restoran itu.
Baekhyun tahu mulai sekarang ia hanya sebuah boneka seorang Park Chanyeol
>>>
“Beneran, Suho-nim?” tanya Kai agak kaget.
“Iya… Tuan Byun menyuruhmu untuk pulang saja. Baekhyun akan pulang bersama Chanyeol. Hanya itu sih yang dikatakan Tuan Byun.”
Kai menghela nafas kesal. “Cih! Sial!! Sia- sia saja aku menungguinya selama ini.”
Dengan kasar
Kai mematikan earphone-nya dan melaju kencang meninggalkan restoran
itu. Mood-nya sudah terlanjur jelek karena Baekhyun.
Saat mobil
Kai sudah cukup jauh dan menghilang diujung jalan, Chanyeol keluar dari
restoran sambil membopong Baekhyun yang dibius dengan obat tidur. Xiumin
membukakan pintu mobil dan Chanyeol masuk setelah menidurkan Baekhyun
dikursi belakang. Secepat kilat mereka meninggalkan tempat itu diikuti
mobil- mobil pengawal Chanyeol yang menyusul dibelakang.
>>>
Esok hari pukul 8 pagi- Tokyo
Kai terduduk diranjangnya frustasi. Ia berkali- kali mengacak- acak rambutnya kesal.
Ia tidak mengerti!
Dan ia tidak mau menerima alasan apapun dari Luhan.
Ia tidak
bermimpi bersama Luhan tadi malam. Ia tidak bermimpi apapun dan parahnya
ia terbangun dan menemukan figura foto Luhan terjatuh dilantai. Kaca
figura foto itu berserakan karena pecah. Pasti saat Kai tertidur, figura
foto itu terlepas dari pelukannya dan jatuh kelantai.
“Kau benar- benar meninggalkanku, Xi Luhan!!” bisik Kai lirih. “Tak ada yang dapat menggantikanmu..”
Kai memegang foto Luhan tanpa figura. Ia tatap wajah namja yang selalu tersenyum manis itu.
“Tidakkah kau ingin bersamaku?”
Ring
Ring
Kai
meletakkan foto Luhan disampingnya dan mengambil ponselnya. Ia lihat
yang menelponnya adalah Suho, ketua organisasi yang mempekerjakannya.
“Annyeong, Suho-nim.”
“Aigoo.. Kai sepertinya kau bisa membalaskan dendammu pada Chanyeol.”
“Heh?”
“Dia punya adik laki- laki.”
“Benarkah?”
“Ye.. Kau bisa menggunakan adik laki- lakinya sebagai alat untuk menariknya keluar dan menemuimu.”
Kai tersenyum manis. “Informasimu sangat berguna, Suho-nim. Aku akan memata- matai rumahnya.”
“Chanyeol
tidak ada dirumahnya sekitar pagi hingga sore hari. Sulitnya adik
Chanyeol tidak akan keluar rumah jika tanpa pengawalan.”
“Tidak masalah.”
“Ya sudah. Semoga berhasil.”
“Gomawo, Suho-nim.”
Kai
meletakkan ponselnya diatas meja dan menatap sebentar wallpaper
ponselnya. Senyuman manis tersungging dibibir Kai saat melihat fotonya
bersama Luhan sedang berciuman dilayar ponsel itu.
“Dendammu akan kubalaskan beberapa kali lipat sakitnya melebihi yang kau rasakan Luhan.”
>>>
Pukul 11 siang- Tokyo
Kyungsoo
tersenyum manis saat kembali berhasil keluar dari rumahnya. ia kembali
memanjat pagar. Nampaknya ia ketagihan dan jadi ingin keluar dari rumah
itu terus. Tidak akan ketahuan jika ia pulang sebelum sore.
Tap
Tap
Langkah Kyungsoo semakin lebar saat menjauhi rumahnya.
Tap
Namun
langkah Kyungsoo terhenti saat melihat sosok yang baru keluar dari
coffee latte sambil menyeruput coffe yang ada ditangannya.
Kai.
Kyungsoo
tanpa aba- aba langsung berlari kearah Kai dan menyeberangi jalan.
Karena kurang hati- hati, Kyungsoo tidak menyadari ada mobil besar yang
mendekatinya.
“Kai!!”
Seketika itu
Kai mendengar suara Luhan didepannya dan melihat Kyungsoo tidak
menyadari sebuah mobil mendekatinya. Mata Kai membulat.
“AWAS!!”
Kai menjatuhkan coffee nya begitu saja dan berlari menerjang semua yang ada didepannya.
Kyungsoo yang baru sadar mobil besar sudah terlalu dekat dengannya hanya bisa terdiam ditempat. Mata bulatnya menutup seakan pasrah.
BRUAAAKKK
Kyungsoo
merasakan tubuhnya terdorong kebelakang dengan kerasnya. Anehnya ia
tidak merasakan sakit. Bahkan yang ia rasakan adalah dekapan hangat.
Belum berani membuka matanya Kyungsoo hanya membenamkan wajahnya didada
seseorang yang kini memeluknya itu.
“PABO!!” Teriak orang yang memeluknya. Tak lain dan tak bukan adalah Kai.
Kyungsoo membuka mata bulatnya dan menatap Kai. “Kai.. Kau menyelamatkanku?”
Kai membantu Kyungsoo berdiri. Ia tatap wajah orang- orang yang nampak lega disekelilingnya.
“Kalian baik- baik saja?”
“Hey… Apa yang terjadi!”
“Tidak ada yang luka, kan?”
Tidak nyaman
diperhatikan, Kai menarik Kyungsoo kesebuah taman yang ada didekat
sana. Mau tak mau Kyungsoo hanya bisa mengikuti Kai.
>>>
“Gwechana?” tanya Kai sambil mengusap pipi Kyungsoo yang nampak terkena debu jalanan.
“Ne… Gamsahamnida, Kai. Berkatmu aku masih bisa hidup tanpa kurang satu halpun.”
Kai menghela nafas panjang. “Kau ceroboh sekali.”
“Biasanya aku tidak seperti itu.”
“Hmm.. Kita
jadi bertemu lagi, ya. Apa rumahmu didekat sini?” tanya Kai sambil
membuka kopi kaleng yang ia beli sebelum memasuki taman dari mesin
penjual otomatis.
“Bisa dibilang begitu.”
“Oh… Lain kali berhati- hatilah.”
Kyungsoo mengangguk mantap. “Tadi aku melihatmu dan tanpa pikir panjang aku langsung menyeberang.”
Kai menatap anak yang duduk disampingnya itu dengan tatapan tidak percaya. “Ke..Kenapa?”
“Entahlah. Aku ingin berbicara dengamu saja.” Ucap Kyungsoo polos.
Kai meneguk kopinya dan tersenyum miris. “Tadi aku mendegar suara Luhan makanya aku melihat anak ini hampir tertabrak. Luhan… Kau pasti sekarang ada disini, kan?” bisik Kai dalam hati.
“Kai?” tanya Kyungsoo heran karena Kai tiba- tiba melamun. Namun Kai seakan hanyut dalam pikirannya.
“Terima
kasih.. Aku benar- benar berterima kasih padamu. Berkatmu aku bisa
menyelamatkan anak ini. Beri aku satu petunjuk kau ada disisiku Luhan.
Kumohon.”
Wangi mawar.
Kai
mendongakkan kepalanya dan melihat sesuatu jatuh dari langit. Kelopak
bunga mawar putih yang entah datang dari mana. Kyungsoo membulatkan
matanya dan melihat kelopak mawar itu jatuh dari langit.
“Mwo! Indah sekali!!” pekik Kyungsoo sambil mengangkap kelopak bunga itu dan menghamburkannya pada Kai.
Kai tersenyum manis mengerti akan sesuatu kemudian menatap Kyungsoo lembut.
“Kau hadiah dari Luhan untukku.”
“Eh?” Kyungsoo tidak mengerti namun wajahnya memerah mendengar ucapan Kai barusan.
“Mau bermain denganku seharian ini?” tanya Kai tiba- tiba.
Kyungsoo menggaruk kepalanya namun akhirnya mengangguk mantap. “Dengan senang hati.”
Kai
menggapai tangan Kyungsoo dan mereka berjalan keluar dari taman. Kelopak
bunga mawar itu memenuhi bangku taman yang baru saja Kai dan Kyungsoo
tinggalkan.
Seketika itu nampak namja cantik duduk dibangku taman itu sambil menatap kepergian dua namja yang saling jatuh cinta itu.
“Berbahagialah Kai.. Karena aku telah menemukan kebahagiaanku.”
>>>
Kai masuk
kedalam kamar hotelnya. Hari ini ia batal mengawasi rumah Chanyeol
karena ia bermain hingga larut sore dengan Kyungsoo. Bermain? Ya, mereka
pergi ketaman bermain.
Hal yang Kyungsoo minta dari Kai.
Puk
Kai membaringkan tubuhnya diatas ranjang dan menatap langit- langit kamarnya. Senyuman simpul nampak menghiasi wajahnya.
“Kyungsoo.. Anak polos itu.. Aku tidak menyangka ia mengajak pembunuh bayaran sepertiku ketaman bermain.”
Srak
Kai mengambil foto Luhan yang terletak tak jauh dari tempatnya berbaring. Ia tatap foto itu lama. Sangat lama.
“Luhan.. Apa aku berkhianat?”
Hening.
“Aku tahu kau ada disini Luhan… Apa kau merasa dikhianati jika aku…”
Kai terhenti kemudian menutup matanya. “Jika aku jatuh cinta pada anak itu?”
“Aku akan bahagia sekali, Kai.”
Seketika itu
Kai membuka matanya. Ia duduk diranjangnya dan melihat sekeliling
kamar. Tak ada siapa- siapa. Tapi ia baru saja mendengar suara Luhan.
Suara Luhan yang sangat jelas.
“Luhan…” Kai tertunduk sedih. “..Kau yang terbaik dihatiku.”
>>>
Chanyeol
masuk kedalam rumahnya sambil membopong Baekhyun. Kyungsoo yang
mendengar deru mesin mobil Chanyeol langsung keluar dari kamarnya dan
melihat Chanyeol membopong Baekhyun.
“Hyung.. Siapa?” tanya Kyungsoo menghentikan langkah Chanyeol.
“Dia kekasihku. Mulai sekarang dia akan tinggal disini.”
“Wow, manis sekali, hyung. Tapi kenapa dia sepertinya pingsan?” tanya Kyungsoo heran.
Chanyeol tertawa pelan. “Dia hanya tertidur. Sudah mau malam. Kau belajar dikamarmu kemudian tidur sebelum jam 9.”
“Baik, hyung.”
“Kau sudah makan?” tanya Chanyeol hampir lupa.
“Belum.”
Chanyeol mendesah pelan. “Aku akan menyuruh Nami-san untuk mengantarkan makanan kekamarmu. Jangan keluar kamar malam ini.”
“Eh?”
“Aku akan membereskan namja ini. Aku takut kau melihat hal yang tak patut kau lihat. Mengerti?”
Kyungsoo menatap namja yang digendong oleh Chanyeol dan mengangguk mengerti.
“Bagus. Sekarang kembali kekamarmu.”
Kyungsoo
berjalan masuk kekamarnya. Setelah yakin Kyungsoo masuk kedalam
kamarnya, Chanyeol tersenyum tipis dan berjalan bersama kedua kaki
tangannya untuk menuju keruangannya.
>>>
Pukul 9 Pagi – Tokyo
Kai bersiap
disebuah sudut bangunan memperhatikan rumah kediaman Chanyeol yang
sangat megah. Dari tadi Kai memperhatikan gerbang tinggi yang
menghubungkan rumah Chanyeol dengan dunia luar.
“Bagaimana bisa aku masuk jika penjagaannya segini ketat.” Keluh Kai.
Mata Kai
membulat dan badannya menggeser menjauhi tempat ia berdiri tadi.
Beberapa mobil mewah keluar dari gerbang itu. Menandakan Chanyeol baru
saja keluar dari rumahnya. Kai tersenyum sinis kemudian keluar dari
persembunyiannya mendekati pagar tembok yang sangat tinggi itu.
Beberapa
menit Kai mencari celah secara diam- diam mengelilingi tembok itu. Kai
nyaris putus asa karena belum juga mendapat celah.
“Uwaaah!!”
Sampai akhirnya Kai mendengar suara desahan lembut. Kai menengok kesampingnya dan melihat Kyungsoo.
Mata Kai
menyipit dan berlari kearah Kyungsoo yang bersiap melompat dari atas
tembok pagar. Cemas bukan main, Kai langsung membentangkan tangannya
agar Kyungsoo melompat kearahnya.
“Kai?” Kyungsoo kaget sekali melihat Kai ada dibawah.
“Apa yang kau lakukan! Cepat turun! Aku akan menangkapmu!”
Kyungsoo mengangguk dan melompat turun.
Grep
Nice! Kai berhasil menangkat tubuh mungil Kyungsoo. Seketika itu Kyungsoo turun dari gendongan Kai dan menggaruk kepalanya.
“Kenapa kau
bisa ada disini? Apa kau baik- baik saja? Mereka menangkapmu dan kau
berusaha kabur? Jangan takut aku akan melindungimu!!”
Omongan Kai yang tanpa henti membuat Kyungsoo melongo. Wajah Kai yang biasa dingin terlihat sangat cemas.
“Kai… Aku baik- baik saja!” ujar Kyungsoo mencoba menenangkan Kai.
“Kau yakin?
Apa yang orang- orang brengsek itu lakukan padamu?” Kai memegang pipi
Kyungsoo. Matanya tidak fokus dan memeriksa tubuh Kyungsoo.
“Kai~ aku baik- baik saja, ne. Aku hanya sedikit bandel~.”
GREP
Kai memeluk
tubuh Kyungsoo erat. Seakan takut namja itu terluka dan tersakiti. Namja
yang bisa mengalihkan dunianya dalam sekejap.
Kyungsoo tersenyum manis dan membalas pelukan Kai.
Merasa direspon, Kai mengangkat dagu Kyungsoo dan menatap mata polos itu. Rona pipi Kyungsoo membuat Kai tersenyum manis.
Chuu~
Mata Kai
membulat saat merasakan bibir Kyungsoo mengunci bibirnya. Ciuman singkat
itu berhasil membuat jantung Kai serasa meledak.
“Aku suka Kai.”
Mendengar pengakuan Kyungsoo, Kai hanya bisa tersenyum manis dan mengusap rambut Kyungsoo lembut.
“Kaumemang anak bandel, ya. Beraninya menciumku.”
“Kai tidak suka?” wajah Kyungsoo berubah memelas. Berhasil membuat Kai gemas bukan main dan memeluk Kyungsoo erat.
“Aku juga menyukaimu, namja pabo!!”
Kyungsoo
mengerucutkan bibirnya dan mencubit pipi Kai. Mereka tersenyum bersama
dan tertawa kecil. Kai mencium kening Kyungsoo lembut dan membelai pipi
Kyungsoo sayang.
“Singkirkan tanganmu dari adikku!!”
Kai kaget
bukan main saat melihat Chanyeol ada dihadapannya. Jarak mereka hanya
beberapa meter. Refleks Kai mendorong tubuh Kyungsoo kebelakangnya,
untuk melindungi Kyungsoo tentunya. Mata Kai berubah bengis.
Tunggu!
Kai menyadari sesuatu. Chanyeol mengatakan agar Kai menyingkir dari adiknya? Adik?
Deg
Kai membalikkan badannya dan menatap Kyungsoo.
“Chanyeol-hyung!” ucap Kyungsoo pelan melihat hyung-nya itu.
Demi Tuhan!
Kai merasa kepalanya seperti dihantam sekeras- kerasnya. Mata Kai
kembali menatap Chanyeol dengan bengis. Namun yang Kai lihat, Chanyeol
sudah mengarahkan sebuah pistol kearahnya.
“Hyung!!”
pekik Kyungsoo keras melihat Chanyeol megarahkan pistol pada Kai. Sontak
Kai mendorong tubuh Kyungsoo menjauh darinya, takut Kyungsoo terkena
jika Chanyeol benar- benar menembakan pistolnya.
“Kyungsoo! Kemari!” perintah Chanyeol.
Kyungsoo menggeleng pelan. “Hyung! Jangan tembak, Kai! Dia kekasihku. Jangan sakiti Kai!”
Mata Chanyeol membulat. “APA! KEKASIHMU?!”
Memanfaatkan
kelengahan Chanyeol, Kai mengambil pistol yang ada dipinggangnya dan
mengarahkan pada Chanyeol. Kyungsoo membekap mulutnya dengan kedua
tangannya.
“Cih! Kau
mendekati adikku agar kau bisa balas dendam padaku, oeh?!” pekik
Chanyeol seraya mendekati Kai selangkah. “KYUNGSOO KEMARI KUBILANG!!”
Mendengar
teriakan Chanyeol, Kyungsoo masih diam ditempatnya. Baru kali ini ia
tidak mau menuruti perkataan Chanyeol. Ia tidak mau membiarkan Kai
disakiti apalagi dibunuh. Kyungsoo sudah terlanjur sayang pada Kai
terlampau dalam. Perkenalan mereka memang bisa dibilang singkat, namun
perasaan mereka tumbuh semakin dalam tiap detiknya. Seakan hati mereka
sudah terikat cukup lama.
Kai tersenyum sinis. “Aku bahkan tidak mengetahui Kyungsoo adalah adikmu.”
“Kau bohong!! Jika kau memang ingin balas dendam jangan pernah memakai cara licik seperti menjebak adikku!”
Kyungsoo tersandar ditembok pagar rumahnya. Tubuhnya lemas.
Dendam?
Apa yang mereka bicarakan?
Bahkan nampaknya Kai dan Chanyeol sudah saling mengenal dan.. membenci satu sama lain.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Siapa Kai?
Hal itulah
yang terus berputar- putar dipikiran Kyungsoo. Namun ia hanya bisa diam
karena tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun.
“Tidak perlu repot, KAI. Luhan memang pantas mati ditanganmu! Dia hanya namja jalang yang memanfaatkanmu demi kebahagiaannya!”
Kai mengerutkan dahinya. Tangannya terasa gemetaran setelah mendengar nama Luhan. Tapi… Apa yang dikatakan Chanyeol?
Memanfaatkan?
“BRENGSEK!
JAGA BICARAMU!” Teriak Kai marah. Namun ia masih menahan hasratnya untuk
menembak Chanyeol. Jujur ia tidak mau melakukannya didepan Kyungsoo.
Hanya itu alasannya.
“Kau pikir
malam itu aku memperkosanya? Tidak, KAI! Aku tidak sepicik itu. Luhan
bisa masuk kedalam rumahku karena kau berurusan denganku atas ikatan
pekerjaan. Dia memanfaatkanmu agar bisa masuk kerumahku dan menemuiku.”
Pistol mereka masih membidik satu sama lain.
“Cih! Omong kosong apa yang kau bicarakan!!”
Kai tentu
saja tidak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan Chanyeol. Namja
tinggi itu telah membuat Luhan dan dirinya menderita, hal itulah yang
diyakini Kai.
Bruk
Kyungsoo jatuh pingsan. Melihat itu Kai dan Chanyeol panik bukan main.
“KYUNGSOO!!” Kai akan berlari kearah Kyungsoo namun…
DOR
.. Chanyeol menembak kaki Kai.
“Agh!!” pekik Kai merasakan timah panas bersarang dikaki kanannya. Chanyeol berdecis kesal.
“Baekhyun!
Keluar!!” teriak Chanyeol masih membidik Kai. Seketika itu Baekhyun
keluar dari mobil dan berlari kearah Kyungsoo. Kai tidak percaya melihat
keadaan Baekhyun yang cukup memprihatinkan.
Tubuhnya nampak berhiaskan bekas luka dan sudut bibirnya terluka seperti bekas tamparan.
Kai berfikir apa yang dilakukan Chanyeol pada Baekhyun?
Baekhyun berlari kearah Kyungsoo dan mengangkat tubuh Kyungsoo dengan susah payah.
“Apa yang kau lakukan pada Baekhyun, oeh?” teriak Kai saat Baekhyun kembali masuk kedalam mobil sambil membopong Kyungsoo.
“Aku membelinya.”
Kai meludah
dan berusaha bangkit. Ia jadikan tembok pagar itu sebagai penyokongnya.
Kai mengatur nafasnya yang naik turun akibat perihnya tembusan peluru
Chanyeol dikaki kanannya.
“Cih! Kau juga membeli Luhan, kan!”
Chanyeol
tersenyum sinis. “Kau tahu Luhan itu siapa? Dia namja jalang yang kubeli
saat pelelangan gelap… Dia tidak berterima kasih padaku sedikitpun
padahal aku sudah berbaik hati menolongnya. Untung saja sewaktu itu
Kyungsoo berada di Korea. Atau tidak, mungkin Luhan akan menyakiti
Kyungsoo.”
Kai terdiam mendengar penjelasan Chanyeol. Kini yang ia lihat malah mata Chanyeol yang berkaca- kaca. Ia tak pernah menyangka Chanyeol bisa berwajah seterluka itu. Mata yang melambangkan kepedihan hatinya.
“Aku jatuh
cinta padanya dan aku benar- benar ingin menyelamatkannya. Namun.. Yang
ia lakukan bermain belakang dengan bawahanku. Kris, Sehun… Entahlah. Aku
tidak bisa mengatakan satu persatu. Dan yang paling aku sesalkan.. ia
benar- benar jatuh cinta pada Sehun.”
Kai menggeleng pelan. “Se..Sehun?”
Nama itu
pernah Kai dengar. Namun ia sama sekali tidak pernah mendengar nama itu
dari bibir Luhan. Kai pernah bertemu sekali dengan Sehun dan itu sudah
sangat lama sekali. Saat ia disewa oleh Chanyeol sebagai pengawal ketika
Chanyeol berurusan dengan mafia China.
“Aku membunuh Sehun didepan matanya dan mengusir Luhan keluar dari rumahku.” lanjut Chanyeol.
Trak
Kai
menjatuhkan pistol yang dari tadi ia pegang seiring tubuhnya terduduk
diaspal lusuh itu. “Tidak mungkin… Luhan tidak mungkin seperti itu!”
“Kau
tertipu! Sama seperti aku ditipu olehnya! Dia memanfaatkanmu untuk masuk
kembali kerumahku dan tujuannya hanya satu… membalas dendam Sehun
dengan cara membunuhku.”
“KAU BOHONG!!”
Kai menggeleng pelan. Ia percaya pada Luhan!
Ia percaya perkataan Luhan yang juga mencintainya!
Luhan tidak mungkin hanya memanfaatkannya.
“…Malam itu
saat kau melihat aku dan Luhan, aku sama sekali tidak memperkosanya. Ia
datang kekamarku dan memaksaku untuk tidur dengannya… Aku menamparnya
dan saat itu kau datang. Kau mengira aku akan memperkosanya, kau kalut..
dan
menembakkan pistolmu kearahku.. tapi Luhan… Luhan nampak melindungiku,
menjadikan tubuhnya sebagai tameng lalu dia terbunuh dan mengatakan ia
tidak mau melihat kau membunuh orang demi dirinya… Hah! Picik sekali!
SEMUA ITU RENCANANYA!”
Kai menggeleng pelan.
Tes
Tes
Air mata Kai
tumpah. Ia mengerti sekarang… Ia mengerti mengapa Luhan begitu gencar
mendekatinya dahulu dan selalu mendesak agar membawanya kerumah Chanyeol
saat ia memiliki ikatan kerja dengan Chanyeol.
“…Dengan ia
mati didepan matamu, hal itu akan menimbulkan dendam baru pada dirimu.
Kau pasti akan mengincarku sampai mati, kan? Kau akan menghancurkanmu.
Itu yang diinginkan Luhan.”
Kai
menunduk. Air matanya jatuh membasahi aspal lusuh itu. Chanyeol menghela
nafas panjang dan membuang senjatanya. Ia mendekati Kai.
“Aku… hanya boneka balas… dendamnya?” bisik Kai lirih.
Chanyeol berjongkok dan membantu Kai berdiri. “Maaf.. Jika aku tidak menembak kakimu, kau tidak akan pernah mendengarkanku.”
“..Dia namja
yang baik, Chanyeol.” bisik Kai saat mereka berjalan menuju mobil
Chanyeol. Dengan sabar Chanyeol membantu Kai berjalan.
“Dia memang namja yang baik…Aku tahu betul hal itu.”
“Aku mencintainya.” Isak Kai tertahan.
“Aku juga, KAI. Tapi… Semua sudah masa lalu. Bukankah kita sudah menemukan orang yang benar- benar kita cintai?”
Kai menatap wajah Chanyeol kemudian tersenyum tipis. Mereka masuk kedalam mobil Chanyeol.
Mobil itu melaju kencang menuju rumah sakit.
>>>
Seminggu kemudian.
“Kai sudah bisa berjalan? Daebak!!” pekik Kyungsoo melihat namjachingu-nya berdiri dari kursi roda dan berjalan pelan kearahnya.
“Ahh!!” Kai nampak sedikit meringis otomatis Kyungsoo langsung memeluk Kai dan membantu Kai duduk di kursi roda lagi.
“Gwechana?” tanya Kyungsoo sambil mendorong kursi roda Kai menuju ruang inap Kai.
“Ye… Jangan cemas. Aku hanya mengerjaimu.” Kai mendongakkan kepalanya melihat wajah namja cantik itu yang berubah cemberut.
Kyungsoo membantu Kai berbaring diranjang. Setelah itu Kyungsoo meletakkan kursi roda Kai kesudut ruangan.
“Bagaimana Chanyeol dan Baekhyun?”
Kyungsoo
tersenyum dan duduk diranjang Kai. “Chanyeol-hyung itu.. sulit sekali
mengatakan isi hatinya yang sebenarnya. Ia sudah terpikat sejak pertama
kali bertemu dengan Baekhyun-hyung. Hanya saja caranya sedikit salah.”
“Katakan padanya jangan suka memukul Baekhyun.”
Kyungsoo
berfikir sejenak. “Memukul? Bukan, Baekhyun-hyung menyakiti dirinya
sendiri. Luka- luka itu ditimbulkan oleh dirinya sendiri, Chanyeol-hyung
memergoki Baekhyun yang akan bunuh diri dan menampar Baekhyun-hyung.
Aku lihat sendiri kejadiannya.”
“Begitu, ya..”
Kai
mengangguk pelan. ia mengerti selama ini ia sudah terlalu banyak salah
sangka pada Chanyeol. Sebenarnya Chanyeol bukanlah namja jahat, hanya
saja wataknya yang terlalu keras dan harus diikuti sedikit membuatnya
terkesan buruk. Apalagi sikapnya yang perfeksionis.
Kyungsoo membelai pipi Kai kemudian mengecup bibir Kai lembut.
“Cepatlah sembuh.” Bisik Kyungsoo pelan. Mata mereka bertautan. Kai tersenyum manis dan memegang bibir Kyungsoo.
“..Aku lapar.”
Kyungsoo menghela nafas melihat ketidak romantisan Kai. “Baiklah. aku akan beli dikantin rumah sakit. Tunggu, ya!”
Kai mengangguk. “Gomawo, chagiya~”
Blam
Kai memejamkan matanya dan seketika itu ia merasakan seseorang memegang kakinya.
“Kok cepat-“
Mata Kai
membulat melihat sosok Luhan yang memegang kakinya. Sontak Kai duduk
diranjangnya dan matanya benar- benar fokus melihat sosok Luhan yang
begitu jelas didepan matanya. Seperti biasa berbalut pakaian serba
putih.
“Kai… Maafkan aku.”
Demi Tuhan Kai tidak tahu harus bicara apa.
“Semua yang dikatakan Chanyeol adalah kebenaran. Aku memang namja yang picik. Maafkan aku Kai.”
Mata Kai
terasa panas melihat wajah namja cantik yang ada dihadapannya kini.
Wajah yang benar- benar menyiratkan rasa penyesalan.
“Tapi aku bersumpah… waktu itu aku benar- benar mencintaimu. Kau begitu tulus dan menghargaiku. Aku berterima kasih.”
Tes
Air mata jatuh dipipi Kai. “Luhan… Apa kau sekarang bahagia? Walau aku gagal jadi boneka balas dendammu?”
Luhan menganguk mantap. “Aku bahagia.. Karena kau mendapatkan namja yang tulus mencintaimu. Aku berusaha membantumu untuk mendapatkan namja yang baik.”
Kai
tersenyum tipis. Air matanya terus jatuh walau ia tidak menangis
terisak. Hanya jatuh begitu saja. “Apakah kau bahagia bersama… Sehun..
disana?”
Luhan hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan. “Aku sudah bahagia bersamanya.”
Tep
Kai melihat
namja tinggi yang sangat tampan tiba- tiba muncul dibelakang Luhan.
Mereka nampak sangat serasi. Luhan menatap namja tampan bermata sendu
itu kemudian tersenyum.
“..Aku harus pergi, Kai. Sehun telah menjemputku.”
Kai berusaha tersenyum walau air matanya terus turun. “.. Gamsahamnida, Luhan.”
“Pay pay, Kai. Sampai jumpa lagi.”
Luhan dan
Sehun tersenyum kemudian menghilang seakan ditelan bumi. Sepasang sejoli
itu hilang dihadapan Kai dengan wajah yang teramat bahagia.
Kai
menghapus air matanya dan tersenyum pasti. “Gomawo Luhan, mengajarkan
aku berbagai hal dan… telah mempertemukanku dengan Kyungsoo…. Aku
benar- benar mencintainya.”
>>>
Sebulan kemudian.
Pukul 14.00 siang- Korea
Kai dan Kyungsoo berada di Korea. Ya… Mereka melakukan perjalan berdua saja ke Korea. Tentu dengan persetujuan Chanyeol.
Mereka memasuki sebuah komplek pemakaman. Kyungsoo memeluk lengan Kai dengan erat.
Tap
Langkah mereka terhenti tepat disebuah makam yang nampak terurus.
Makam Luhan.
Kai
meletakkan bunga mawar putih diatas makam Luhan kemudian tersenyum
miris. Kyungsoo juga meletakkan seikat bunga mawar berwarna sama dengan
yang diletakkan Kai.
“Luhan… Bagaimana kabarmu?” tanya Kai pelan.
Kai melirik Kyungsoo dan memeluk pinggang Kyungsoo erat. Dengan senyuman pasti Kyungsoo menggenggam tangan Kai.
“Ini Kyungsoo… Namja yang paling aku cintai didunia ini.”
Kyungsoo tersipu malu kemudian menatap makam Luhan. “Gomawo Luhan-sshi.. Kau sudah menuntunku untuk bertemu dengan Kai.”
Kai tersenyum dan membelai nisan keramik bertuliskan nama Xi Lu Han. “Aku sudah bahagia, Luhan… Aku sudah bahagia.”
Kai mencium
kening Kyungsoo dan mereka berjalan keluar dari area makam. Sebagai
sepasang kekasih mereka punya segudang kegiatan untuk dilakukan bersama.
inilah Happy Ending didalam kehidupan Kai.
“Goodbye, Luhan.”
THE END
Dear Luhan,
Aku sudah bisa tersenyum lagi berkat anak itu
Aku benar- benar berterima kasih padamu
Terima kasih telah membawa Kyungsoo padaku
Dan.. Aku tidak keberatan jika kau memang memanfaatkanku dahulunya
Aku tidak marah
Aku beruntung bisa mengenalmu
Berbahagialah dengan Sehun
Aku tidak akan melupakanmu.
KAI
Dear, Chanyeol-hyung
Kai adalah namja yang baik
Dia sangat menyayangiku dan memperhatikanku
Suatu malam, ia menceritakan semua tentang namja yang bernama Luhan dan memperlihatkan fotonya padaku
Apa hyung tahu? Luhan lah yang menuntunku bertemu dengan Kai.
Namja itu yang menggerakkanku ketempat Kai.
Dia namja yang baik. Aku tahu itu.
Dan aku ingin hubungan hyung dengan Baekhyun-hyung membaik.
Katakanlah
hal yang sebenarnya pada Baekhyun-hyung, kalau hyung tahu rencana
appa-nya untuk menyingkirkan Baekhyun-hyung setelah ia pulang
Hyung terlihat membeli Baekhyun-hyung namun sebenarnya hyung ingin melindunginya, kan?
Kami akan kembali ke Jepang setelah musim gugur berlalu.
Tunggu aku, hyung.
Saranghaeyo, Kyungsoo
RCL jangan Lupa ya chingu ^^
hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar