Title: Memory About Love [Chapter 2]
Author: BabySuDo
Genre: Yaoi romance, friendship, family
Rating: T
Cast: SuD.O couple and EXO members
Length: Chaptered
A/N or disclaimer (?):
Sebelumnya saya mau nyampein wishes saya buat couple ini #gakpenting
Saya berharap mereka jadi REAL OFFICIAL couple. Saya mau deh suruh si Sooman atau Kim Youngmin sama manager dan semua pihak yang terlibat untuk ngubah pembagian kamar mereka. Suho se-roomate sama D.O ajah, jangan sama Sehun. Biarkan Sehun sama Kai ajah, eh tapi nanti HunKai bertebaran yah? *serba salah-_-*
Yaudahlah kita cukup berdo'a aja supaya umma dan appa EXO-K itu bisa jadi real official couple menyusul HunHan couple.
Nah, sekali lagi saya mau ngingetin juga kalau ini alur cerita punya saya. Cuma EXO doang yang milik agency, keluarga dan Tuhan mereka. Saya author galak, jangan suka minta yang macem – macem, jangan minta KaiSoo karna sampai kapan pun saya gak akan buat, saya alergi sama couple itu walau sebenarnya saya rasa Kai juga cocok sama D.O, hiks hiks saya jadi galau *apa sih-_-*
Warning: Ini ff YAOI loh .. pairnya SuD.O couple dengan slight dimana – mana. Alur kecepatan, typo (s) bertebaran dan imajinasi anda mesti tinggi kalau ingin mengerti lebih jelas ff ini #plak. Jangan jadi siders ya, nanti tag-an nya saya hapus loh~ *ngancem*.
Yaudah langsung baca aja ya, maaf banyak nge-bacot, hehe XD
Readers: *timpuk author*
HAPPY READING ALL \^O^/
Previous Chapter
"Ah ya kita belum berkenalan, aku Kim Suho. Suho imnida^^" Suho mengulurkan tangannya ke arah Kyungsoo.
"Aku Do Kyungsoo. Kyungsoo imnida^^" Kyungsoo membalas uluran tangan Suho dengan menjabat erat tangannya. Tak lupa ia memberikan senyum terbaiknya pada Suho yang terbengong melihatnya.
Siapa? K-Kyungsoo? D-Do Kyungsoo? Apakah dia …
Memory About Love, chapter two
"Eng .. Suho sunbae gwenchanayo? Aish~ sepertinya kau betul – betul sakit, sunbae. Mari saya antar ke UKS" Kyungsoo menarik lengan Suho pelan untuk membawanya ke UKS seperti tau dimana keberadaan UKS itu. Padahal ia sendiri masih bisa dibilang sebagai penghuni baru sekolah tersebut.
"Aigo Kyungsoo-ah ternyata kau di sini rupanya. Ku cari kau kemana – mana, ternyata kau sedang menggoda sunbae –yang terbilang- begitu senior di sekolah ini, ckck .. Kris hyung sepertinya sudah menularkanmu sifat ke-plaboy-an-nya ya, ckck .. akan adukan ia pada Baby Pandanya nanti." Jongdae tiba – tiba datang, menyerocos panjang lebar yang membuat Kyungsoo memukul pelan lengannya.
"Eoh enak saja kau, aku dibilang sedang menggoda sunbae. Aku justru ingin membawanya ke UKS tau." Merasa tak terima dirinya dibilang 'penggoda sunbae', Kyungsoo marah dan melangkah pergi meninggalkan kedua orang yang kini tengah tertawa melihat tingkah lucunya.
"Eits jangan marah dong Kyungsoo-ah. Aku kan hanya bercanda, habisnya kau anak baru tapi sudah menggenggam erat lengan Suho hyung, keke XD" Jongdae terkekeh kecil sebelum akhirnya ia menarik lengan Kyungsoo untuk kembali ke tempat awalnya tadi.
"Eh, Suho hyung? Jongdae mengenal Suho sunbae juga?" Kyungsoo membesarkan mata yang –memang- besar itu. Jongdae dan Suho hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Bahkan ia ini sepupuku, Kyungsoo." Jelas Jongdae sejelas – jelasnya (?).
"Tapi aku kan tetanggamu." Gak nyambung, itulah tanggapan Kyungsoo atas pernyataan Jongdae. Suho tersenyum penuh arti melihat dua orang yang sedang bercanda di depannya.
Tetangganya yaa … hmm …
Ia bergumam kecil sebelum akhirnya ia izin untuk pamit ke kelasnya.
"Aku ke kelas duluan, ne? Oiya Kyungsoo, selamat datang di sekolah kami." Kyungsoo kembali memamerkan senyum manisnya yang –lagi- membuat Suho mengingat sosok itu, sosok yang selama ini mengisi relung hatinya. Yang selama ini ia tunggu selama bertahun – tahun. Cinta pertamanya.
"Phai~" itulah kata terakhir yang diucapkan Suho sebelum akhirnya ia hilang di balik pintu perpustakaan yang tertutup.
"Kyungsoo, ayo kita juga pergi dari sini ! Ini sudah waktunya makan siang. Ayo kita ke kantin dan makan. Sekalian memperkenalkanmu dengan beberapa temanku yang terbilang sangat baik dan dekat dengan ku." Kyungsoo hanya mengangguk dan mengekori Jongdae ke kantin. Mungkin, mengikuti setiap langkah temannya ini akan membawanya ke rasa lebih aman dan nyaman selama bersekolah di sini.
Terlihat di sebuah gedung. Tepatnya di sebuah gedung bertingkat enam. Di sebuah kamar bernomor 25, terlihat seorang namja yang sedang memandangi sebuah figura foto kecil. Di foto itu, terlihat dua orang namja berumuran sepuluh dan delapan tahun sedang berpose ceria dengan senyum lebar terkembang di mulut keduanya. Mereka saling merangkul satu sama lain. Foto itu terlihat sedikit usang karna warnanya yang sedikit memudar. Namun tidak menghilangkan kesan rasa bahagia dari dua namja kecil itu.
Suho, ia lah namja yang memandangi figura foto kecil itu. Namja yang berumur sepuluh tahun adalah dirinya. Sedangkan yang ia rangkul dan membalas rangkulannya itu adalah cinta pertamanya.
"Akhirnya aku menemukanmu Baby Soo. Ternyata kau selamat dari maut itu. Syukurlah, terima kasih Tuhan." Suho mendekap figura foto kecil itu dalam – dalam di dadanya yang bidang. Sebulir air mata jatuh menetes mengalir melalui pipinya yang bersemu merah.
"Baby Soo? Kau benar sudah menemukannya, Suho-ah ?" seseorang mengganggu moment indah itu. Suho menatap kesal pada seorang namja berbadan gempal namun sangat imut karna kedua pipinya yang tembam.
"Ya ! Baozi-ah, kalau masuk itu ketuk pintu dulu. Kau mengagetkanku dan merusak moment indahku tau." Namja bertumbuh gempal yang di panggil Baozi itu hanya bisa memamerkan deretan gigi putihnya. Sepertinya, cara Chanyeol yang biasa melakukan itu adalah cara yang tepat untuk mengatakan 'minta maaf' secara tak langsung.
"Huft dasar-_-. Kenapa kau balik ke asrama saat jam makan siang begini? Bukannya …"
"Aku mau mengajakmu makan siang. Aku khawatir padamu." Potong namja bernama lengkap Kim Minseok itu, terlihat dari name tag siswa yang ia pakai.
"Khawatir? Tumben, biasanya kau lebih mengkhawatirkan sepupuku itu." Minseok menghela napas panjang. Temannya yang satu ini suka bertingkah kekanakan, ntah karna kerasukan setan apa. Kelakukaannya berubah – ubah seiring mood yang menderanya.
"Jongdae justru sudah ada di sana. Ia membawa temannya yang manis itu loh. Tapi tentu saja manisan aku." Minseok berucap Pe-De, membuat Suho yang memandangnya tertawa, "Ya! Kenapa kau tertawa? Aku memang lucu dan imut, tapi jangan begitu juga dong." Suho tak memedulikan sahabat satu kamarnya itu lagi. Ia menyimpan figura foto kecil yang ia pandangi tadi di laci meja belajarnya dan menarik Minseok keluar dari kamar mereka sebelum dirinya mengunci pintu kamar itu. Menyeret Minseok yang masih mengoceh soal kelebihan dirinya dibanding teman Jongdae itu pada Suho yang hanya diam antara mendengarkan dan tidak.
"Oy Suho, boleh aku bertanya sesuatu?" Suho menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Minseok yang menatap aneh padanya.
"Mwo? Kita mau makan siang kan?"
"Ne~ tapi bukan itu. Aku mau tanya soal Baby Soo mu itu." Suho memutar bola matanya kemudian kembali tidak peduli pada Minseok yang siap berkicau lagi.
"Ya ! Aku serius Kim Joonmyun !"
"Apa? Kim-min-se-ok ?" Suho berteriak keras pada Minseok. Sepertinya, emosinya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
"Kau yakin Kyungsoo temannya Jongdae itu Baby Soo-mu?" Suho menghela napas, ia merasa sia – sia menanggapi pembicaraan sahabatnya itu, "bagaimana kalau bukan?"
"Iya atau tidak pun aku tak peduli. Yang jelas, melihatnya dalam keadaan sehat saja sudah cukup bagiku."
"Ng .."
"Lebih baik kita segera ke kantin, aku sangat lapar sekarang." Potong Suho cepat sebelum akhirnya ia menyeret Minseok ke kantin.
kantin
Jongdae duduk di sebelah Chanyeol yang sedang merayu seorang namja mungil di depannya. Ia meminta namja mungil itu untuk menyuapinya bulgogi yang mereka pesan. Sudah kelas dua SMA tapi kelakuannya masih seperti anak dua SD saja.
"Memang salah kalau bermanja – manja dengan Baekki ku, eoh? Ia kan namjachingu ku, tak ada yang berhak melarangnya." Begitulah yang selalu ia ucapkan untuk membalas setiap cibiran dari teman – temannya yang meledeknya 'terlalu' manja dengan si namja mungil, Baekhyun, yang menyandang status namjachingu dari Park Chanyeol.
Baekhyun hanya tersenyum gaje mendengar penuturan Chanyeol dan memintaa maaf pada teman – temannya yang –merasa- tersinggung dengan ucapan Chanyeol.
"Oiya sebelumnya kenalkan, ini Kyungsoo." Jongdae memulai ritual perkenalannya. Chanyeol dan Kris yang memang sudah mengenalnya hanya tersenyum dan membungkukkan badan mereka ketika melihat kembali sosok manis Kyungsoo.
"A-annyeong yeorobeun. Do Kyungsoo, Kyungsoo imnida^^" Kyungsoo tersenyum ramah dengan sedikit rona merah di kedua pipinya. Baekhyun yang memang belum mengenalnya langsung mengacuhkan Chanyeol yang sudah membuka mulutnya untuk menerima suapan bulgogi dari Baekhyun.
"Annyeong Kyungsoo-ah. Aku Byun Baekhyun. Panggil saja Baekhyun. Bangapta^^" Baekhyun langsung menarik tangan Kyungsoo dan menjabat erat tangan Kyungsoo. Senyumannya yang manis iya berikan tulus pada Kyungsoo.
"Ah n-ne B-Baekhyun sunbae." Kyungsoo menunduk malu karna ternyata ia disambut hangat oleh teman – teman Jongdae. Kyungsoo memanggil Baekhyun dengan sebutan 'sunbae' karna memang seragam yang Baekhyun kenakan sama seperti Chanyeol. Seragamnya berwarna berbeda dengan seragamnya dan Jongdae. Menunjukkan kalau Baekhyun dan Chanyeol setingkat di atasnya. Sedangkan Kris dan Suho dibilang sunbae senior karna seragamnya juga berwarna berbeda dengan miliknya dan BaekYeol. Menunjukkan kalau Suho dan Kris adalah murid kelas tiga.
"Wah~ jadi ini ya yang namanya Kyungsoo. Aigoo~ kyeoptanya." Minseok yang diekori Suho langsung berkicau setelah mereka sampai di kantin. Minseok menggeser tubuh Baekhyun dan memeluk erat tubuh Kyungsoo seperti sudah lama tidak bertemu.
"Aish Minseok hyung jangan di peluk erat – erat. Nanti ia kehabisan napas." Larang Jongdae sambil menarik tubuh gempal Minseok dari Kyungsoo setelah menyadari kalau Kyungsoo terlihat susah untuk bernapas.
"Ups mianhae, aku terlalu gembira." Kemudian Minseok beralih ke Jongdae, menatapnya penuh arti dan menyeretnya ke bagian pemesanan makanan. Suho dan yang lainnya hanya bisa geleng – geleng melihat tingkah si 'Bakpau' itu. Kemudian Suho memilih duduk di antara Kris dan Kyungsoo.
"Semoga betah ya berteman dengan kami." Ucap Suho pada Kyungsoo yang sedang menyuap bulgogi ke dalam mulutnya.
"Eoh, betah? Memang kalian kenapa sunbae?" bukannya menjawab, Suho malah menghapus kuah bulgogi yang belepotan di tepi bibir Kyungsoo, kemudian menjilat tangannya yang ia gunakan untuk menghapus kuah bulgogi tadi. Pipi Kyungsoo bersemu merah. Ia malu ketahuan makan bulgogi seperti anak kecil.
"Ya, lihat saja tadi kelakuan Minseok itu, ckck … belum lagi orang yang ada di sebelah kananku ini. Ganjennya gak ketulungan." Kris yang merasa sedang digosipkan menyenggol pinggang Suho kasar, "Aw~ ya jangan marah begitu dong. Itu kan kenyataan-_-" sebelum Kris kembali menyerangnya. Baekhyun sudah mengeluarkan kicauannya
"Hei sunbae berdua. Kalian itu paling senior tapi kelakukaannya masih seperti anak kecil." Kris dan Suho kemudian diam dalam pikiran masing – masing.
"Ayo kita makan~" Minseok kembali berseru bahagia dan mulai menyendokkan bulgogi kemulutnya. Tapi gerakannya terhenti ketika melihat Suho yang sedang memperhatikan Kyungsoo yang sedang makan di sebelahnya.
Ctik
"Aw~ Ya Kim Minseok, kenapa kau menyentil dahiku, eoh?" Suho mengomel karna Minseok menyentil keras dahinya. Yang di omeli malah menatap marah padanya.
"Hilangkan pikiran mesum mu itu Kim Joonmyun ! Lebih baik kau pesan makanan dan segera makan supaya badanmu itu tumbuh besar."
"Eoh aku tidak mesum !" elaknya.
"Kalau kau tidak mesum, untuk apa kau dari tadi memperhatikan Kyungsoo, huh? Apa namanya kalau bukan mau mem .. mmpphh …" Kyungsoo sudah memerah seperti kepiting rebus. Chanyeol yang kebetulan di sebelah Minseok langsung membekap mulutnya untuk tidak melanjutkan ucapannnya karna beberapa siswa yang juga sedang menikmati makan siang di kantin tercintai itu menatap aneh pada mereka.
Suho bangun dari duduknya dan pergi memesan makanan. Kyungsoo masih memerah, seleranya untuk menghabiskan makan siangnya jadi hilang seketika.
"Jangan dengarkan bakpau ini ya Kyungsoo. Ia itu memang tidak pernah menyaring kata – katanya sebelum bicara." Baekhyun yang menyadari perubahan di wajah Kyungsoo langsung berkicau lagi. Kemudian ia mendeath glear Minseok yang masih dibekap Chanyeol.
Dasar bakpau pabbo !, rutuknya dalam hati.
"Oiya Kyungsoo, kau di asrama sekamar dengan siapa?" sekarang Kris yang berkicau. Ia memasang wajah manlynya pada Kyungsoo yang –sepertinya- sudah merasa tenang karna ucapan Baekhyun tadi.
"E-eh a-aku tidak tinggal di asrama, sunbae."
"Aigoo~ kenapa?" Chanyeol berteriak heboh dan berhasil mendapat hadiah jitakan dari empat orang yang makan satu meja dengannya.
"Kecilkan suaramu, Park Chanyeol !" omel Baekhyun yang dibalas cengiran aneh khas Chanyeol.
"I-itu saya masih bingung untuk tinggal atau tidak, hehe .." Kyungsoo tertawa gaje. Tapi terlihat aneh bagi lima orang di hadapannya.
"Aku beri tahu ya, tinggal di asrama itu asyik loh." Seru Kris sambil mengacungkan jempol kanannnya dengan bangga.
"Ne~ kita jadi lebih bisa mandiri. Nyuci sendiri, belajar sendiri. Eh ngga deh, maksudnya bisa nyontek sama siswa lain yang kebetulan bersebelahan karmanya dengan kita."
"Park Chanyeol …" seru Baekhyun lagi karna Chanyeol mulai berkata ngaco. Tapi seperti biasa, Chanyeol hanya bisa menyengir.
"Intinya kalau tinggal di asrama itu enak. Ngirit ongkos dan uang jajan. Lagi pula di asrama kita itu fasilitasnya lengkap kok. Ya walau tetep nanti nyuci bajunya sendiri - sendiri, ngga dicuciin pembantu lagi, hehe …" kemudian cerita mengenai asrama itu pun didengarkan dengan saksama oleh Kyungsoo. Mulai dari kejadian unik soal ronda malam. Penguntit dan stalker yang tiap malam di kejar oleh petugas patroli asrama. Juga cerita hantu yang sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Kyungsoo tertarik, tapi tetap saja ia masih harus berpikir keras tinggal di asrama karna biaya yang terbilang mahal itu. Tapi kalau menurut cerita yang didengarnya dari lima temannya barusan, banyak pengalaman baru yang bisa ia dapatkan jika ia tinggal bersama mereka di asrama.
"Kalau kau berminat, kau bisa mendatangiku, Kyungsoo-ah. Ini brosurnya." Suho yang tidak disadari kedatangannya oleh enam namja yang asyik bergossip itu langsung memberikan selebaran berwarna hijau pada Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum melihatnya dan menerimanya dengan cepat.
"Gomawo Suho sunbae^^" ucapnya senang.
"Ne cheonma. Oiya jangan panggil sunbae lagi dong, kita kan sudah jadi teman dekat sekarang. Panggil saja Suho hyung, ne?"
"Aku juga, panggil aku Kris hyung, ne?"
"Eoh panggil aku hyung juga ya, Kyungsoo."
Suho mendeath glare Kris dan Minseok bergantian.
Mengganggu saja, rutuknya dalam hati.
"Ne~ Suho hyung, Kris hyung, Xiumin hyung. Baekhyun sunbae dan Chanyeol sunbae juga ku panggil hyung, ne?" Chanyeol dan Baekhyun hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Oiya kalau ada perlu apa – apa kau bisa menemuiku di kelas 3A. Aku duluan, ne?" Kyungsoo mengangguk sebelum Suho meninggalkan mereka berenam untuk melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda.
Kyungsoo merebahkan tubuhnya di single sofa yang ada di ruang tamu rumahnya. Pelajaran sekolah dan kejadian di sekolah hari ini begitu melelahkan buatnya. Namun, seulas senyum terkembang di bibirnya mengingat kejadian – kejadian lucu yang ia alami hari ini. Suho, Minseok, Chanyeol, Baekhyun dan Kris yang baru dikenalnya dari Jongdae begitu menarik baginya. Masing – masing mempunyai karakter yang unik. Ia juga baru tau kalau Baekhyun dan Chanyeol itu sepasang kekasih. Begitu juga dengan Jongdae dan Minseok. Tak ketinggalan Kris yang mempunyai kekasih di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) yang kebetulan berdekatan dengan sekolah mereka SM Senior High School.
Kyungsoo memegang kepalanya, tiba – tiba kepalanya terasa begitu pening. Ia teringat kejadian yang sebenarnya mengganjal hatinya dari tadi. Teriakan Minseok di kantin siang tadi. Yang menyebutkan nama asli dari Suho yang baru dikenalnya.
"Hilangkan pikiran mesum mu itu Kim Joonmyun ! Lebih baik kau pesan makanan dan segera makan supaya badanmu itu tumbuh besar."
Begitulah yang ia ingat. Kim Joonmyun, ia seperti mengenal nama itu. Ia seperti tak asing dengan nama itu. Nama itu seperti sudah melekat lama pada pikirannya bahkan .. hatinya?
"Kyungsoo-ah kau sudah pulang? Bagaimana …. Aigoo Kyungsoo-ah .." Nyonya Do yang baru saja melihat anak semata wayangnya pulang dari sekolah barunya langsung berlari dengan wajah khawatir. Mata bulatnya menangkap Kyungsoo yang tiba – tiba jatuh pingsan tak sadarkan diri di sofa single yang ia duduki.
"Uisangnim, bagaimana keadaan Kyungsoo?" Nyonya Do bertanya khawatir pada uisa yang baru saja memeriksa keadaan Kyungsoo yang masih saja tak sadarkan diri. Uisa itu melepaskan stetoskopnya sebelum akhirnya angkat suara.
"Ia baik – baik saja. Tak ada luka yang serius, hanya saja .." mata uisa itu menyiratkan kekhawatiran mendalam, terlihat jelas oleh Nyonya Do yang semakin resah dengan keadaan Kyungsoo.
"Uisangnim, saya ibunya. Saya yang mengandungnya selama sembilan bulan dan melahirkannya ke dunia ini. Ia jugalah buah hati yang begitu berharga dari apapun di dunia ini. Ia aegya semata wayang saya. Katakan sebenarnya pada saya, apa yang sebenarnya sedang dialami anak saya. Apa penyakitnya bertambah parah? Hiks .." isakan kecil muncul dari bibir Nyonya Do, membuat uisa yang menangani Kyungsoo iba melihatnya.
"Ne~ saya akan memberitahunya, tapi Nyonya Do harus kuat." Setelah melihat kemantapan hati dari Nyonya Do, uisa melanjutkan ucapannya, "Kalau dilihat dari hasil pemeriksan saya. Saya mengira bahwa Kyungsoo baru saja memaksa otaknya untuk bekerja terlalu keras."
"Memaksa otaknya? Untuk apa?"
"Untuk mengingat masa lalu. Ia memaksa otaknya membuka kotak memori lamanya sebelum kecelakaan delapan tahun lalu yang menimpanya itu terjadi. Ia seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang berarti dihidupnya, ia berusaha mengingatnya. Namun, karna benturan yang cukup keras itu, otaknya melemah dan mengakibatkan dirinya pingsan."
"Aigoo~" Nyonya Do menutup mulutnya yang terbuka karna tak percaya atas penjelasan yang uisa berikan padanya, "kalau ia terus melakukan hal itu apa yang akan terjadi padanya?"
"Ia bisa kehilangan nyawanya." Buliran air hangat yang baru saja terhenti itu kini terjatuh lagi. Bahkan kedua kaki Nyonya Do bergetar hebat setelah mendengar penuturan uisa yang menangani Kyungsoo selama delapan tahun itu.
"Tapi Nyonya Do tenang saja, asal ia tahu bahwa ia tak boleh melakukannya, ia akan terus bisa hidup dan sembuh secara total." Uisa itu menepuk bahu Nyonya Do perlahan sebelum akhirnya dirinya pamit untuk pulang karna masih banyak pasien yang mesti ia periksa.
Sepeninggal uisa, Nyonya Do kembali ke kamar Kyungsoo. Ia duduk di kursi yang ada di samping ranjang Kyungsoo. Ia belai halus surai hitam milik anaknya itu.
"Ngghh eomma .." Kyungsoo bangun, telah sadar dari pingsannya.
"Ah mianhae membangunkanmu." Kyungsoo menggeleng kemudian mencoba bangun tapi kepalanya masih terasa pening.
"Aw~" ia memegang kepalanya. Nyonya Do yang menyadarinya langsung membantunya untuk mendudukkannya.
"Kyungsoo, eomma boleh bertanya sesuatu?" Kyungsoo mengangguk lemah, "apa hari ini ada kejadian yang mengingatkanmu dengan masa lalu?" Kyungsoo berpikir, ia teringat lagi dengan Suho yang bernama asli Kim Joonmyun itu. Tapi tiba – tiba kepalanya kembali terasa pening.
"Ngg sepertinya tidak." Ucapnya dusta, ia tak ingin membuat eommanya khwatir. Nyonya Do menghela napas panjang. Antara senang dan kecewa sebenarnya karna ia tahu kalau Kyungsoo berbohong padanya.
Ternyata benar kata Kevin uisangnim, Kyungsoo baru saja mengalami kejadian yang berhubungan dengan masa lalunya, gumamnya.
"Waeyo eomma? Kenapa eomma menanyakan hal itu?" Nyonya Do tidak langsung menjawab, ia kembali membelai surai hitam milik Kyungsoo.
"Kau tau? Tadi kau pingsan di sofa. Eomma khawatir dan menelpon Kevin uisa untuk memeriksa keadaanmu, ia bilang kau tak boleh terlalu keras mengingat masa lalumu. Itu bisa berakibat fatal Kyungsoo, ara?" Kyungsoo menatap lurus ke depan. Ternyata perbuatannya itu membahayakan dirinya. Tapi hatinya mengatakan untuk tetap melakukannya.
Hmm .. ternyata tidak boleh ya?, ucapnya dalam hati, menyesal.
"Ne~ arasseo. Oiya eomma aku mau tinggal di asrama." Ucap Kyungsoo semangat untuk menggantikan topik pembicaraan mereka.
"Asrama? Ngg .. eomma rasa tidak."
"Mwo? Waeyo eomma? Tinggal di asrama itu enak eomma." Nyonya Do bangun dari duduknya dan beralih duduk di tepi ranjang Kyungsoo supaya lebih dekat dengan anaknya itu.
"Eomma takut kau melanggar janjimu. Kau akan berpikiran bebas di sana. Lagi pula kondisi mu masih lemah nae aegya. Eomma tak mau ada hal buruk kembali terjadi padamu." Kyungsoo menghela napas, sifat over protektifnya ini semakin 'over' saja pada dirinya. Sejak kecelakaan delapan tahun lalu itu, kecelakaan yang merenggut ingatannya. Eommanya sangat menjaga dirinya.
"Ayolah eomma. Jongdae tinggal di sana juga kok."
"Eoh, jinjjayo? Kau tidak berbohongkan?" Kyungsoo menggeleng kuat dan menatap dalam bola mata hitam eommanya.
"Huft baiklah, eomma turuti keinginanmu."
"Huwaahh asyiiikkk~" Kyungsoo teriak girang.
"Eh tapi kau harus sekamar dengan Jongdae."
"Wah kalau itu tidak tahu deh eomma. Aku kan anak baru, lagipula siapa tau saja Jongdae sudah ada teman sekamar."
"Ah kalau begitu eomma tarik kata – kata eomma kembali."
"Ah jangan dong eomma~ Ne, aku akan sekamar dengan Jongdae, aku akan memaksa pihak sekolah menyatukanku dengan Jongdae, otte?" Kyungsoo menatap penuh harap pada eommaya itu. Hingga akhirnya sebuah anggukan kecil membuatnya kembali teriak kegirangan, "Horeeeee~ ah iya ini brosurnya." Kyungsoo turun dari ranjangnya, tak peduli rasa pening yang masih terasa di kepalanya. Ia menyambar cepat tasnya dan memberikan sebuah selebaran yang dilipat menjadi tiga oleh Suho dan memberikannya pada Nyonya Do, eommanya.
"Eomma lihat – lihat saja brosurnya. Ah tapi ku dengar biayanya mahal, jadi kalau eomma dan appa tak sanggup ya tidak apa deh kalau gak jadi." Nyonya Do menerima brosur itu dan mulai memperhatikannya. Dilihatnya biaya yang yang harus dikeluarkannya untuk membiayain kehidupan Kyungsoo selama di asrama. Memang terbilang mahal, tapi untuk keluarga pengusaha sepertinya masih dalam kategori murah.
Kemudian mata bulatnya membesar ketika menemukan sebuah foto seorang namja mengenakan almamater SM Senior High School yang ditulis sebagai Ketua Asrama SM Senior High School itu.
"Dia .. anak ini …" Kyungsoo menatap heran eommanya, kemudian mensejajarkan pandangannya pada apa yang eommanya lihat.
"Oh … dia itu Kim Suho eomma. Sepupunya Jongdae. Ia murid kelas tiga, ia baik loh eomma sama Kyungsoo." Nyonya Do menatap bergantian brosur yang ternyata terdapat foto Suho itu dan wajah Kyungsoo bergantian.
"Suho?"
"Ia eomma namanya Suho. Tapi ntah kenapa di situ ditulisnya Joonmyun. Mungkin Suho itu nama bekennya. Waeyo eomma? Eomma mengenalnya?"
"Untuk mengingat masa lalu. Ia memaksa otaknya membuka kotak memori lamanya sebelum kecelakaan delapan tahun lalu yang menimpanya itu terjadi. Ia seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang berarti dihidupnya, ia berusaha mengingatnya. Namun, karna benturan yang cukup keras itu, otaknya melemah dan mengakibatkan dirinya pingsan."
"Ia bisa kehilangan nyawanya."
Nyonya Do langsung menggeleng cepat dan memasang senyumnya yang menurut Kyungsoo terbilang aneh itu.
"Tidak, namanya unik. Anaknya juga ganteng, hehe .. kau bertemanlah baik dengannya, ne?" Kyungsoo mengangguk lalu menyambar handuknya untuk mandi karna hari sudah sore.
Biarkan ia mengingat Joonmyun secara alami. Biarkan mereka merajut kembali persahabtan indah mereka dari awal. Mianhae Kyungsoo-ah, mianhae Joonmyun-ah. Biarkan kalian saling mengingat secara alami. Ini demi kebaikan kalian berdua.
.
.
.
.
.
TBC
Nah, gimana chapter dua nya? Makin aneh? Gaje? Semakin penasaran? Hahaha XD
Mind to Review?
.
.
.
Phai phai~
*seret SuD.O ke kamar*
Author: BabySuDo
Genre: Yaoi romance, friendship, family
Rating: T
Cast: SuD.O couple and EXO members
Length: Chaptered
A/N or disclaimer (?):
Sebelumnya saya mau nyampein wishes saya buat couple ini #gakpenting
Saya berharap mereka jadi REAL OFFICIAL couple. Saya mau deh suruh si Sooman atau Kim Youngmin sama manager dan semua pihak yang terlibat untuk ngubah pembagian kamar mereka. Suho se-roomate sama D.O ajah, jangan sama Sehun. Biarkan Sehun sama Kai ajah, eh tapi nanti HunKai bertebaran yah? *serba salah-_-*
Yaudahlah kita cukup berdo'a aja supaya umma dan appa EXO-K itu bisa jadi real official couple menyusul HunHan couple.
Nah, sekali lagi saya mau ngingetin juga kalau ini alur cerita punya saya. Cuma EXO doang yang milik agency, keluarga dan Tuhan mereka. Saya author galak, jangan suka minta yang macem – macem, jangan minta KaiSoo karna sampai kapan pun saya gak akan buat, saya alergi sama couple itu walau sebenarnya saya rasa Kai juga cocok sama D.O, hiks hiks saya jadi galau *apa sih-_-*
Warning: Ini ff YAOI loh .. pairnya SuD.O couple dengan slight dimana – mana. Alur kecepatan, typo (s) bertebaran dan imajinasi anda mesti tinggi kalau ingin mengerti lebih jelas ff ini #plak. Jangan jadi siders ya, nanti tag-an nya saya hapus loh~ *ngancem*.
Yaudah langsung baca aja ya, maaf banyak nge-bacot, hehe XD
Readers: *timpuk author*
HAPPY READING ALL \^O^/
Previous Chapter
"Ah ya kita belum berkenalan, aku Kim Suho. Suho imnida^^" Suho mengulurkan tangannya ke arah Kyungsoo.
"Aku Do Kyungsoo. Kyungsoo imnida^^" Kyungsoo membalas uluran tangan Suho dengan menjabat erat tangannya. Tak lupa ia memberikan senyum terbaiknya pada Suho yang terbengong melihatnya.
Siapa? K-Kyungsoo? D-Do Kyungsoo? Apakah dia …
Memory About Love, chapter two
"Eng .. Suho sunbae gwenchanayo? Aish~ sepertinya kau betul – betul sakit, sunbae. Mari saya antar ke UKS" Kyungsoo menarik lengan Suho pelan untuk membawanya ke UKS seperti tau dimana keberadaan UKS itu. Padahal ia sendiri masih bisa dibilang sebagai penghuni baru sekolah tersebut.
"Aigo Kyungsoo-ah ternyata kau di sini rupanya. Ku cari kau kemana – mana, ternyata kau sedang menggoda sunbae –yang terbilang- begitu senior di sekolah ini, ckck .. Kris hyung sepertinya sudah menularkanmu sifat ke-plaboy-an-nya ya, ckck .. akan adukan ia pada Baby Pandanya nanti." Jongdae tiba – tiba datang, menyerocos panjang lebar yang membuat Kyungsoo memukul pelan lengannya.
"Eoh enak saja kau, aku dibilang sedang menggoda sunbae. Aku justru ingin membawanya ke UKS tau." Merasa tak terima dirinya dibilang 'penggoda sunbae', Kyungsoo marah dan melangkah pergi meninggalkan kedua orang yang kini tengah tertawa melihat tingkah lucunya.
"Eits jangan marah dong Kyungsoo-ah. Aku kan hanya bercanda, habisnya kau anak baru tapi sudah menggenggam erat lengan Suho hyung, keke XD" Jongdae terkekeh kecil sebelum akhirnya ia menarik lengan Kyungsoo untuk kembali ke tempat awalnya tadi.
"Eh, Suho hyung? Jongdae mengenal Suho sunbae juga?" Kyungsoo membesarkan mata yang –memang- besar itu. Jongdae dan Suho hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Bahkan ia ini sepupuku, Kyungsoo." Jelas Jongdae sejelas – jelasnya (?).
"Tapi aku kan tetanggamu." Gak nyambung, itulah tanggapan Kyungsoo atas pernyataan Jongdae. Suho tersenyum penuh arti melihat dua orang yang sedang bercanda di depannya.
Tetangganya yaa … hmm …
Ia bergumam kecil sebelum akhirnya ia izin untuk pamit ke kelasnya.
"Aku ke kelas duluan, ne? Oiya Kyungsoo, selamat datang di sekolah kami." Kyungsoo kembali memamerkan senyum manisnya yang –lagi- membuat Suho mengingat sosok itu, sosok yang selama ini mengisi relung hatinya. Yang selama ini ia tunggu selama bertahun – tahun. Cinta pertamanya.
"Phai~" itulah kata terakhir yang diucapkan Suho sebelum akhirnya ia hilang di balik pintu perpustakaan yang tertutup.
"Kyungsoo, ayo kita juga pergi dari sini ! Ini sudah waktunya makan siang. Ayo kita ke kantin dan makan. Sekalian memperkenalkanmu dengan beberapa temanku yang terbilang sangat baik dan dekat dengan ku." Kyungsoo hanya mengangguk dan mengekori Jongdae ke kantin. Mungkin, mengikuti setiap langkah temannya ini akan membawanya ke rasa lebih aman dan nyaman selama bersekolah di sini.
Terlihat di sebuah gedung. Tepatnya di sebuah gedung bertingkat enam. Di sebuah kamar bernomor 25, terlihat seorang namja yang sedang memandangi sebuah figura foto kecil. Di foto itu, terlihat dua orang namja berumuran sepuluh dan delapan tahun sedang berpose ceria dengan senyum lebar terkembang di mulut keduanya. Mereka saling merangkul satu sama lain. Foto itu terlihat sedikit usang karna warnanya yang sedikit memudar. Namun tidak menghilangkan kesan rasa bahagia dari dua namja kecil itu.
Suho, ia lah namja yang memandangi figura foto kecil itu. Namja yang berumur sepuluh tahun adalah dirinya. Sedangkan yang ia rangkul dan membalas rangkulannya itu adalah cinta pertamanya.
"Akhirnya aku menemukanmu Baby Soo. Ternyata kau selamat dari maut itu. Syukurlah, terima kasih Tuhan." Suho mendekap figura foto kecil itu dalam – dalam di dadanya yang bidang. Sebulir air mata jatuh menetes mengalir melalui pipinya yang bersemu merah.
"Baby Soo? Kau benar sudah menemukannya, Suho-ah ?" seseorang mengganggu moment indah itu. Suho menatap kesal pada seorang namja berbadan gempal namun sangat imut karna kedua pipinya yang tembam.
"Ya ! Baozi-ah, kalau masuk itu ketuk pintu dulu. Kau mengagetkanku dan merusak moment indahku tau." Namja bertumbuh gempal yang di panggil Baozi itu hanya bisa memamerkan deretan gigi putihnya. Sepertinya, cara Chanyeol yang biasa melakukan itu adalah cara yang tepat untuk mengatakan 'minta maaf' secara tak langsung.
"Huft dasar-_-. Kenapa kau balik ke asrama saat jam makan siang begini? Bukannya …"
"Aku mau mengajakmu makan siang. Aku khawatir padamu." Potong namja bernama lengkap Kim Minseok itu, terlihat dari name tag siswa yang ia pakai.
"Khawatir? Tumben, biasanya kau lebih mengkhawatirkan sepupuku itu." Minseok menghela napas panjang. Temannya yang satu ini suka bertingkah kekanakan, ntah karna kerasukan setan apa. Kelakukaannya berubah – ubah seiring mood yang menderanya.
"Jongdae justru sudah ada di sana. Ia membawa temannya yang manis itu loh. Tapi tentu saja manisan aku." Minseok berucap Pe-De, membuat Suho yang memandangnya tertawa, "Ya! Kenapa kau tertawa? Aku memang lucu dan imut, tapi jangan begitu juga dong." Suho tak memedulikan sahabat satu kamarnya itu lagi. Ia menyimpan figura foto kecil yang ia pandangi tadi di laci meja belajarnya dan menarik Minseok keluar dari kamar mereka sebelum dirinya mengunci pintu kamar itu. Menyeret Minseok yang masih mengoceh soal kelebihan dirinya dibanding teman Jongdae itu pada Suho yang hanya diam antara mendengarkan dan tidak.
"Oy Suho, boleh aku bertanya sesuatu?" Suho menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Minseok yang menatap aneh padanya.
"Mwo? Kita mau makan siang kan?"
"Ne~ tapi bukan itu. Aku mau tanya soal Baby Soo mu itu." Suho memutar bola matanya kemudian kembali tidak peduli pada Minseok yang siap berkicau lagi.
"Ya ! Aku serius Kim Joonmyun !"
"Apa? Kim-min-se-ok ?" Suho berteriak keras pada Minseok. Sepertinya, emosinya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
"Kau yakin Kyungsoo temannya Jongdae itu Baby Soo-mu?" Suho menghela napas, ia merasa sia – sia menanggapi pembicaraan sahabatnya itu, "bagaimana kalau bukan?"
"Iya atau tidak pun aku tak peduli. Yang jelas, melihatnya dalam keadaan sehat saja sudah cukup bagiku."
"Ng .."
"Lebih baik kita segera ke kantin, aku sangat lapar sekarang." Potong Suho cepat sebelum akhirnya ia menyeret Minseok ke kantin.
kantin
Jongdae duduk di sebelah Chanyeol yang sedang merayu seorang namja mungil di depannya. Ia meminta namja mungil itu untuk menyuapinya bulgogi yang mereka pesan. Sudah kelas dua SMA tapi kelakuannya masih seperti anak dua SD saja.
"Memang salah kalau bermanja – manja dengan Baekki ku, eoh? Ia kan namjachingu ku, tak ada yang berhak melarangnya." Begitulah yang selalu ia ucapkan untuk membalas setiap cibiran dari teman – temannya yang meledeknya 'terlalu' manja dengan si namja mungil, Baekhyun, yang menyandang status namjachingu dari Park Chanyeol.
Baekhyun hanya tersenyum gaje mendengar penuturan Chanyeol dan memintaa maaf pada teman – temannya yang –merasa- tersinggung dengan ucapan Chanyeol.
"Oiya sebelumnya kenalkan, ini Kyungsoo." Jongdae memulai ritual perkenalannya. Chanyeol dan Kris yang memang sudah mengenalnya hanya tersenyum dan membungkukkan badan mereka ketika melihat kembali sosok manis Kyungsoo.
"A-annyeong yeorobeun. Do Kyungsoo, Kyungsoo imnida^^" Kyungsoo tersenyum ramah dengan sedikit rona merah di kedua pipinya. Baekhyun yang memang belum mengenalnya langsung mengacuhkan Chanyeol yang sudah membuka mulutnya untuk menerima suapan bulgogi dari Baekhyun.
"Annyeong Kyungsoo-ah. Aku Byun Baekhyun. Panggil saja Baekhyun. Bangapta^^" Baekhyun langsung menarik tangan Kyungsoo dan menjabat erat tangan Kyungsoo. Senyumannya yang manis iya berikan tulus pada Kyungsoo.
"Ah n-ne B-Baekhyun sunbae." Kyungsoo menunduk malu karna ternyata ia disambut hangat oleh teman – teman Jongdae. Kyungsoo memanggil Baekhyun dengan sebutan 'sunbae' karna memang seragam yang Baekhyun kenakan sama seperti Chanyeol. Seragamnya berwarna berbeda dengan seragamnya dan Jongdae. Menunjukkan kalau Baekhyun dan Chanyeol setingkat di atasnya. Sedangkan Kris dan Suho dibilang sunbae senior karna seragamnya juga berwarna berbeda dengan miliknya dan BaekYeol. Menunjukkan kalau Suho dan Kris adalah murid kelas tiga.
"Wah~ jadi ini ya yang namanya Kyungsoo. Aigoo~ kyeoptanya." Minseok yang diekori Suho langsung berkicau setelah mereka sampai di kantin. Minseok menggeser tubuh Baekhyun dan memeluk erat tubuh Kyungsoo seperti sudah lama tidak bertemu.
"Aish Minseok hyung jangan di peluk erat – erat. Nanti ia kehabisan napas." Larang Jongdae sambil menarik tubuh gempal Minseok dari Kyungsoo setelah menyadari kalau Kyungsoo terlihat susah untuk bernapas.
"Ups mianhae, aku terlalu gembira." Kemudian Minseok beralih ke Jongdae, menatapnya penuh arti dan menyeretnya ke bagian pemesanan makanan. Suho dan yang lainnya hanya bisa geleng – geleng melihat tingkah si 'Bakpau' itu. Kemudian Suho memilih duduk di antara Kris dan Kyungsoo.
"Semoga betah ya berteman dengan kami." Ucap Suho pada Kyungsoo yang sedang menyuap bulgogi ke dalam mulutnya.
"Eoh, betah? Memang kalian kenapa sunbae?" bukannya menjawab, Suho malah menghapus kuah bulgogi yang belepotan di tepi bibir Kyungsoo, kemudian menjilat tangannya yang ia gunakan untuk menghapus kuah bulgogi tadi. Pipi Kyungsoo bersemu merah. Ia malu ketahuan makan bulgogi seperti anak kecil.
"Ya, lihat saja tadi kelakuan Minseok itu, ckck … belum lagi orang yang ada di sebelah kananku ini. Ganjennya gak ketulungan." Kris yang merasa sedang digosipkan menyenggol pinggang Suho kasar, "Aw~ ya jangan marah begitu dong. Itu kan kenyataan-_-" sebelum Kris kembali menyerangnya. Baekhyun sudah mengeluarkan kicauannya
"Hei sunbae berdua. Kalian itu paling senior tapi kelakukaannya masih seperti anak kecil." Kris dan Suho kemudian diam dalam pikiran masing – masing.
"Ayo kita makan~" Minseok kembali berseru bahagia dan mulai menyendokkan bulgogi kemulutnya. Tapi gerakannya terhenti ketika melihat Suho yang sedang memperhatikan Kyungsoo yang sedang makan di sebelahnya.
Ctik
"Aw~ Ya Kim Minseok, kenapa kau menyentil dahiku, eoh?" Suho mengomel karna Minseok menyentil keras dahinya. Yang di omeli malah menatap marah padanya.
"Hilangkan pikiran mesum mu itu Kim Joonmyun ! Lebih baik kau pesan makanan dan segera makan supaya badanmu itu tumbuh besar."
"Eoh aku tidak mesum !" elaknya.
"Kalau kau tidak mesum, untuk apa kau dari tadi memperhatikan Kyungsoo, huh? Apa namanya kalau bukan mau mem .. mmpphh …" Kyungsoo sudah memerah seperti kepiting rebus. Chanyeol yang kebetulan di sebelah Minseok langsung membekap mulutnya untuk tidak melanjutkan ucapannnya karna beberapa siswa yang juga sedang menikmati makan siang di kantin tercintai itu menatap aneh pada mereka.
Suho bangun dari duduknya dan pergi memesan makanan. Kyungsoo masih memerah, seleranya untuk menghabiskan makan siangnya jadi hilang seketika.
"Jangan dengarkan bakpau ini ya Kyungsoo. Ia itu memang tidak pernah menyaring kata – katanya sebelum bicara." Baekhyun yang menyadari perubahan di wajah Kyungsoo langsung berkicau lagi. Kemudian ia mendeath glear Minseok yang masih dibekap Chanyeol.
Dasar bakpau pabbo !, rutuknya dalam hati.
"Oiya Kyungsoo, kau di asrama sekamar dengan siapa?" sekarang Kris yang berkicau. Ia memasang wajah manlynya pada Kyungsoo yang –sepertinya- sudah merasa tenang karna ucapan Baekhyun tadi.
"E-eh a-aku tidak tinggal di asrama, sunbae."
"Aigoo~ kenapa?" Chanyeol berteriak heboh dan berhasil mendapat hadiah jitakan dari empat orang yang makan satu meja dengannya.
"Kecilkan suaramu, Park Chanyeol !" omel Baekhyun yang dibalas cengiran aneh khas Chanyeol.
"I-itu saya masih bingung untuk tinggal atau tidak, hehe .." Kyungsoo tertawa gaje. Tapi terlihat aneh bagi lima orang di hadapannya.
"Aku beri tahu ya, tinggal di asrama itu asyik loh." Seru Kris sambil mengacungkan jempol kanannnya dengan bangga.
"Ne~ kita jadi lebih bisa mandiri. Nyuci sendiri, belajar sendiri. Eh ngga deh, maksudnya bisa nyontek sama siswa lain yang kebetulan bersebelahan karmanya dengan kita."
"Park Chanyeol …" seru Baekhyun lagi karna Chanyeol mulai berkata ngaco. Tapi seperti biasa, Chanyeol hanya bisa menyengir.
"Intinya kalau tinggal di asrama itu enak. Ngirit ongkos dan uang jajan. Lagi pula di asrama kita itu fasilitasnya lengkap kok. Ya walau tetep nanti nyuci bajunya sendiri - sendiri, ngga dicuciin pembantu lagi, hehe …" kemudian cerita mengenai asrama itu pun didengarkan dengan saksama oleh Kyungsoo. Mulai dari kejadian unik soal ronda malam. Penguntit dan stalker yang tiap malam di kejar oleh petugas patroli asrama. Juga cerita hantu yang sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Kyungsoo tertarik, tapi tetap saja ia masih harus berpikir keras tinggal di asrama karna biaya yang terbilang mahal itu. Tapi kalau menurut cerita yang didengarnya dari lima temannya barusan, banyak pengalaman baru yang bisa ia dapatkan jika ia tinggal bersama mereka di asrama.
"Kalau kau berminat, kau bisa mendatangiku, Kyungsoo-ah. Ini brosurnya." Suho yang tidak disadari kedatangannya oleh enam namja yang asyik bergossip itu langsung memberikan selebaran berwarna hijau pada Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum melihatnya dan menerimanya dengan cepat.
"Gomawo Suho sunbae^^" ucapnya senang.
"Ne cheonma. Oiya jangan panggil sunbae lagi dong, kita kan sudah jadi teman dekat sekarang. Panggil saja Suho hyung, ne?"
"Aku juga, panggil aku Kris hyung, ne?"
"Eoh panggil aku hyung juga ya, Kyungsoo."
Suho mendeath glare Kris dan Minseok bergantian.
Mengganggu saja, rutuknya dalam hati.
"Ne~ Suho hyung, Kris hyung, Xiumin hyung. Baekhyun sunbae dan Chanyeol sunbae juga ku panggil hyung, ne?" Chanyeol dan Baekhyun hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Oiya kalau ada perlu apa – apa kau bisa menemuiku di kelas 3A. Aku duluan, ne?" Kyungsoo mengangguk sebelum Suho meninggalkan mereka berenam untuk melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda.
Kyungsoo merebahkan tubuhnya di single sofa yang ada di ruang tamu rumahnya. Pelajaran sekolah dan kejadian di sekolah hari ini begitu melelahkan buatnya. Namun, seulas senyum terkembang di bibirnya mengingat kejadian – kejadian lucu yang ia alami hari ini. Suho, Minseok, Chanyeol, Baekhyun dan Kris yang baru dikenalnya dari Jongdae begitu menarik baginya. Masing – masing mempunyai karakter yang unik. Ia juga baru tau kalau Baekhyun dan Chanyeol itu sepasang kekasih. Begitu juga dengan Jongdae dan Minseok. Tak ketinggalan Kris yang mempunyai kekasih di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) yang kebetulan berdekatan dengan sekolah mereka SM Senior High School.
Kyungsoo memegang kepalanya, tiba – tiba kepalanya terasa begitu pening. Ia teringat kejadian yang sebenarnya mengganjal hatinya dari tadi. Teriakan Minseok di kantin siang tadi. Yang menyebutkan nama asli dari Suho yang baru dikenalnya.
"Hilangkan pikiran mesum mu itu Kim Joonmyun ! Lebih baik kau pesan makanan dan segera makan supaya badanmu itu tumbuh besar."
Begitulah yang ia ingat. Kim Joonmyun, ia seperti mengenal nama itu. Ia seperti tak asing dengan nama itu. Nama itu seperti sudah melekat lama pada pikirannya bahkan .. hatinya?
"Kyungsoo-ah kau sudah pulang? Bagaimana …. Aigoo Kyungsoo-ah .." Nyonya Do yang baru saja melihat anak semata wayangnya pulang dari sekolah barunya langsung berlari dengan wajah khawatir. Mata bulatnya menangkap Kyungsoo yang tiba – tiba jatuh pingsan tak sadarkan diri di sofa single yang ia duduki.
"Uisangnim, bagaimana keadaan Kyungsoo?" Nyonya Do bertanya khawatir pada uisa yang baru saja memeriksa keadaan Kyungsoo yang masih saja tak sadarkan diri. Uisa itu melepaskan stetoskopnya sebelum akhirnya angkat suara.
"Ia baik – baik saja. Tak ada luka yang serius, hanya saja .." mata uisa itu menyiratkan kekhawatiran mendalam, terlihat jelas oleh Nyonya Do yang semakin resah dengan keadaan Kyungsoo.
"Uisangnim, saya ibunya. Saya yang mengandungnya selama sembilan bulan dan melahirkannya ke dunia ini. Ia jugalah buah hati yang begitu berharga dari apapun di dunia ini. Ia aegya semata wayang saya. Katakan sebenarnya pada saya, apa yang sebenarnya sedang dialami anak saya. Apa penyakitnya bertambah parah? Hiks .." isakan kecil muncul dari bibir Nyonya Do, membuat uisa yang menangani Kyungsoo iba melihatnya.
"Ne~ saya akan memberitahunya, tapi Nyonya Do harus kuat." Setelah melihat kemantapan hati dari Nyonya Do, uisa melanjutkan ucapannya, "Kalau dilihat dari hasil pemeriksan saya. Saya mengira bahwa Kyungsoo baru saja memaksa otaknya untuk bekerja terlalu keras."
"Memaksa otaknya? Untuk apa?"
"Untuk mengingat masa lalu. Ia memaksa otaknya membuka kotak memori lamanya sebelum kecelakaan delapan tahun lalu yang menimpanya itu terjadi. Ia seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang berarti dihidupnya, ia berusaha mengingatnya. Namun, karna benturan yang cukup keras itu, otaknya melemah dan mengakibatkan dirinya pingsan."
"Aigoo~" Nyonya Do menutup mulutnya yang terbuka karna tak percaya atas penjelasan yang uisa berikan padanya, "kalau ia terus melakukan hal itu apa yang akan terjadi padanya?"
"Ia bisa kehilangan nyawanya." Buliran air hangat yang baru saja terhenti itu kini terjatuh lagi. Bahkan kedua kaki Nyonya Do bergetar hebat setelah mendengar penuturan uisa yang menangani Kyungsoo selama delapan tahun itu.
"Tapi Nyonya Do tenang saja, asal ia tahu bahwa ia tak boleh melakukannya, ia akan terus bisa hidup dan sembuh secara total." Uisa itu menepuk bahu Nyonya Do perlahan sebelum akhirnya dirinya pamit untuk pulang karna masih banyak pasien yang mesti ia periksa.
Sepeninggal uisa, Nyonya Do kembali ke kamar Kyungsoo. Ia duduk di kursi yang ada di samping ranjang Kyungsoo. Ia belai halus surai hitam milik anaknya itu.
"Ngghh eomma .." Kyungsoo bangun, telah sadar dari pingsannya.
"Ah mianhae membangunkanmu." Kyungsoo menggeleng kemudian mencoba bangun tapi kepalanya masih terasa pening.
"Aw~" ia memegang kepalanya. Nyonya Do yang menyadarinya langsung membantunya untuk mendudukkannya.
"Kyungsoo, eomma boleh bertanya sesuatu?" Kyungsoo mengangguk lemah, "apa hari ini ada kejadian yang mengingatkanmu dengan masa lalu?" Kyungsoo berpikir, ia teringat lagi dengan Suho yang bernama asli Kim Joonmyun itu. Tapi tiba – tiba kepalanya kembali terasa pening.
"Ngg sepertinya tidak." Ucapnya dusta, ia tak ingin membuat eommanya khwatir. Nyonya Do menghela napas panjang. Antara senang dan kecewa sebenarnya karna ia tahu kalau Kyungsoo berbohong padanya.
Ternyata benar kata Kevin uisangnim, Kyungsoo baru saja mengalami kejadian yang berhubungan dengan masa lalunya, gumamnya.
"Waeyo eomma? Kenapa eomma menanyakan hal itu?" Nyonya Do tidak langsung menjawab, ia kembali membelai surai hitam milik Kyungsoo.
"Kau tau? Tadi kau pingsan di sofa. Eomma khawatir dan menelpon Kevin uisa untuk memeriksa keadaanmu, ia bilang kau tak boleh terlalu keras mengingat masa lalumu. Itu bisa berakibat fatal Kyungsoo, ara?" Kyungsoo menatap lurus ke depan. Ternyata perbuatannya itu membahayakan dirinya. Tapi hatinya mengatakan untuk tetap melakukannya.
Hmm .. ternyata tidak boleh ya?, ucapnya dalam hati, menyesal.
"Ne~ arasseo. Oiya eomma aku mau tinggal di asrama." Ucap Kyungsoo semangat untuk menggantikan topik pembicaraan mereka.
"Asrama? Ngg .. eomma rasa tidak."
"Mwo? Waeyo eomma? Tinggal di asrama itu enak eomma." Nyonya Do bangun dari duduknya dan beralih duduk di tepi ranjang Kyungsoo supaya lebih dekat dengan anaknya itu.
"Eomma takut kau melanggar janjimu. Kau akan berpikiran bebas di sana. Lagi pula kondisi mu masih lemah nae aegya. Eomma tak mau ada hal buruk kembali terjadi padamu." Kyungsoo menghela napas, sifat over protektifnya ini semakin 'over' saja pada dirinya. Sejak kecelakaan delapan tahun lalu itu, kecelakaan yang merenggut ingatannya. Eommanya sangat menjaga dirinya.
"Ayolah eomma. Jongdae tinggal di sana juga kok."
"Eoh, jinjjayo? Kau tidak berbohongkan?" Kyungsoo menggeleng kuat dan menatap dalam bola mata hitam eommanya.
"Huft baiklah, eomma turuti keinginanmu."
"Huwaahh asyiiikkk~" Kyungsoo teriak girang.
"Eh tapi kau harus sekamar dengan Jongdae."
"Wah kalau itu tidak tahu deh eomma. Aku kan anak baru, lagipula siapa tau saja Jongdae sudah ada teman sekamar."
"Ah kalau begitu eomma tarik kata – kata eomma kembali."
"Ah jangan dong eomma~ Ne, aku akan sekamar dengan Jongdae, aku akan memaksa pihak sekolah menyatukanku dengan Jongdae, otte?" Kyungsoo menatap penuh harap pada eommaya itu. Hingga akhirnya sebuah anggukan kecil membuatnya kembali teriak kegirangan, "Horeeeee~ ah iya ini brosurnya." Kyungsoo turun dari ranjangnya, tak peduli rasa pening yang masih terasa di kepalanya. Ia menyambar cepat tasnya dan memberikan sebuah selebaran yang dilipat menjadi tiga oleh Suho dan memberikannya pada Nyonya Do, eommanya.
"Eomma lihat – lihat saja brosurnya. Ah tapi ku dengar biayanya mahal, jadi kalau eomma dan appa tak sanggup ya tidak apa deh kalau gak jadi." Nyonya Do menerima brosur itu dan mulai memperhatikannya. Dilihatnya biaya yang yang harus dikeluarkannya untuk membiayain kehidupan Kyungsoo selama di asrama. Memang terbilang mahal, tapi untuk keluarga pengusaha sepertinya masih dalam kategori murah.
Kemudian mata bulatnya membesar ketika menemukan sebuah foto seorang namja mengenakan almamater SM Senior High School yang ditulis sebagai Ketua Asrama SM Senior High School itu.
"Dia .. anak ini …" Kyungsoo menatap heran eommanya, kemudian mensejajarkan pandangannya pada apa yang eommanya lihat.
"Oh … dia itu Kim Suho eomma. Sepupunya Jongdae. Ia murid kelas tiga, ia baik loh eomma sama Kyungsoo." Nyonya Do menatap bergantian brosur yang ternyata terdapat foto Suho itu dan wajah Kyungsoo bergantian.
"Suho?"
"Ia eomma namanya Suho. Tapi ntah kenapa di situ ditulisnya Joonmyun. Mungkin Suho itu nama bekennya. Waeyo eomma? Eomma mengenalnya?"
"Untuk mengingat masa lalu. Ia memaksa otaknya membuka kotak memori lamanya sebelum kecelakaan delapan tahun lalu yang menimpanya itu terjadi. Ia seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang berarti dihidupnya, ia berusaha mengingatnya. Namun, karna benturan yang cukup keras itu, otaknya melemah dan mengakibatkan dirinya pingsan."
"Ia bisa kehilangan nyawanya."
Nyonya Do langsung menggeleng cepat dan memasang senyumnya yang menurut Kyungsoo terbilang aneh itu.
"Tidak, namanya unik. Anaknya juga ganteng, hehe .. kau bertemanlah baik dengannya, ne?" Kyungsoo mengangguk lalu menyambar handuknya untuk mandi karna hari sudah sore.
Biarkan ia mengingat Joonmyun secara alami. Biarkan mereka merajut kembali persahabtan indah mereka dari awal. Mianhae Kyungsoo-ah, mianhae Joonmyun-ah. Biarkan kalian saling mengingat secara alami. Ini demi kebaikan kalian berdua.
.
.
.
.
.
TBC
Nah, gimana chapter dua nya? Makin aneh? Gaje? Semakin penasaran? Hahaha XD
Mind to Review?
.
.
.
Phai phai~
*seret SuD.O ke kamar*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar