Cast:
-Xi Luhan
-Oh Sehoon
-Kim Ah Ra
Genre: Angst, Hurt/Comfort
Rated: T
Disclaimer: All cast isn't mine, this fanfiction is mine
Warning: OOC, AU, Chara Death
NP:Morning Tears-IU
Only Tears-Infinite
*Author saranin dengerin lagu ini pas baca ff ini yah :)*
Annyeong!
^^ akhirnya saya buat ff angst lagi. :) tapi kayaknya sih gagal deh u,u
ini bener2 ngestak soalnya. jadi gak tau deh u,u yaudah, saya cuma
minta reviewnya aja yah? yang baik review yah. yang review didoain bisa
nonton SMTOWN INA deh. yang gak gak bakal bisa nonton SMTOWN INA sampe
kapanpun. ._.v
.
.
.
Fic Started! Happy Read! ^^
.
.
.
_All of Luhan POV_
Aku
terbangun karena alarm yang memang sengaja kupasang. Bercak-bercak air
mata masih berada dikedua pipiku yang mulai tirus. Tiba-tiba, ada
seseorang yang membunyikkan bel apartemenku.
Wake up, my morning tears
I open my eyes in a hurry, today I shall cry again
For my tears are always sleepier than I
they'll only get up if I wake them diligently
TURN BACK
Akupun
berjalan dengan gontai kepintu depan, disaat aku membuka pintu, disana
berdiri Sehun dengan senyum sumringahnya. Dan seketika perasaanku pun
mulai tak enak.
"Ada apa Sehunnie?" lirihku.
"Ini hyung."
Ucapnya seraya menyodorkan sebuah undangan. Sekilas aku melihat ada
tulisan namanya di undangan itu. Apa jangan-jangan...
"Aku akan
menikah lusa hyung. Datang yah." Ucapnya dengan mata berbinar-binar
membuatku merasa ada yang menohok hatiku. Hatiku terasa sakit, perih,
nyeri, semua menjadi satu.
"M-mwo?" lirihku. Entah kenapa suaraku mendadak menghilang. Leherku terasa tercekat dan lidahku terasa kelu.
"Baiklah
hyung. Aku mau memberikan undangan dulu kepada teman-teman yang lain.
Annyeong." Ucapnya sebelum berlalu meninggalkanku yang membatu ditempat.
Setetes air mata pun jatuh mengenai pipiku. Kakiku seakan lemas
membuatku langsung jatuh terduduk. Entah kenapa angin semakin kencang
menerpa wajahku dan menusuk kulitku. Sepertinya sebentar lagi akan musim
gugur.
"Sehun-ah, tak cukupkah kau menyakitiku eoh? Kenapa
sekarang kau menambah luka dihatiku Sehun-ah?" gumamku seraya meremas
undangan yang baru saja diberikan Sehun tadi.
Akupun memutuskan
untuk masuk kedalam apartemen, kakiku melangkah menuju ruang tamu dan
menghempaskan tubuhku ke sofa. Kepalaku pusing memikirkan semua ini,
otakku seakan tidak bisa digunakkan untuk berfikir lagi. Nyeri di ulu
hatiku sama sekali belum menghilang. Bulir-bulir air mata yang berasal
dari kedua mataku masih saja mengalir dengan derasnya. Aku sengaja tidak
menghapusnya, mungkin ini bisa membuatku menjadi lebih baik. Dan karena
terlalu lelah menangis, akupun memejamkan mataku dan akhirnya tertidur
di sofa.
Sorenya..
Aku terbangun dari tidurku dan menyadari
sekarang sudah sore. Aku jadi teringat dahulu dimana Sehun selalu datang
ke apartemenku dan menarik-narikku seperti anak kecil hanya untuk
melihat matahari terbenam di atap gedung. Kuulas senyuman miris dan
beranjak keluar setelah mengambil syal berwarna biru milikku. Aku
menaiki tangga sampai ke atap gedung dan membuka pintunya. Disana aku
melihat seorang namja yang sedang duduk termenung di lantai. Akupun
berjalan menghampiri orang itu dan menepuk pundaknya. Ternyata ia adalah
Dio, temanku yang sesama menyukai sesama jenis. Namun ia lebih
beruntung, walaupun dulu pengalamannya hampir sama pahitnya denganku,
sekarang ia sudah jadian dengan orang yang disukainya itu.
"Eh, Luhan-ge." Ucapnya disaat ia menengokkan kepalanya kebelakang. Akupun beranjak duduk disebelahnya.
"Kenapa sendirian Kyungsoo-ah?" ucapku seraya merangkul pundaknya.
"Kai
sedang tidur di apartemen, aku jadi tidak tega membangunkannya. Kemarin
ia pulang larut sekali." Ucapnya yang hanya dibalas anggukan olehku. Oh
ya aku belum bilang, mereka itu sebenarnya sudah tunangan sejak lama,
bahkan mendapat restu dari kedua orang tuanya, itu membuatku sangat iri.
Kami
terdiam cukup lama sampai akhirnya seseorang membuka pintu atap gedung
membuatku segera menarik tanganku dari pundak Dio. Orang yang aku yakini
Kai itu segera menghampiri kami dan memeluk Dio dari belakang.
"Chagi, kenapa kau tinggalkan aku sendirian di apartemen, eoh?" ucapnya dengan nada yang terdengar kesal. Dasar manja.
"Mian.
Lagian tadi kau tidur sangat pulas, aku jadi tidak berani
membangunkanmu." Ucap Dio dengan nada bersalah. Dasar anak polos.
Akupun
segera beranjak dari dudukku dan berjalan kearah pintu. Aku membukanya
dan segera turun kebawah. Aku malas melihat mereka berdua yang pasti
nanti akan bermesraan itu. Itu pasti membuatku semakin iri saja. Ish.
Aku
masuk ke apartemenku, dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Aku
mengacak-ngacak rambutku dengan frustasi. Aku tidak tahu hal apa yang
harus kulakukan agar bisa merelakanmu bersamanya. Akhirnya aku
memutuskan untuk jalan-jalan. Kuambil kunci mobil Lamborghini Murcielago
milikku. Kulangkahkan kakiku menuju tempat parkiran dan mengendarai
mobilku menuju bar yang cukup jauh dari apartemen. Aku memakirkan
mobilku ditempat parkiran dan masuk kedalam bar. Tak kupedulikan tatapan
maupun panggilan yeoja-yeoja centil sok kecantikan itu. Aku hanya
melangkahkan kakiku menuju neja panjang melingkar di bar itu. Sang
bartender pun menghampiriku dan bertanya apa pesananku. Akhirnya aku
memutuskan memesan bir yang paling bagus disitu.
Tak terasa 8
botol bir pun aku habiskan. Kepalaku sudah mulai pusing dan mataku
berkunang-kunang. Mulutku sudah menggumam-gumamkan kata-kata apa saja
yang sedari tadi memenuhi otakku. Sampai akhirnya datang seseorang namja
kearahku dan menyuruhku untuk pulang.
"Yak, hyung. Ayo kita
pulang. Kau sudah sangat mabuk seperti ini." Suaranya samar-samar
terdengar seperti suara Sehun. Ah tapi dia ngapain kesini, ada
kepentingan apa dia kesini. Mencariku? Cih, mustahil.
"Yak, siapa
kau. Jangan memerintahku, aku masih mau disini." Tolakku dengan kasar.
Tiba-tiba, namja itu menggendongku ala bridal style membuatku
memberontak namun kekuatannya lebih kuat apalagi sekarang aku sedang
benar-benar pusing. Akhirnya aku memutuskan untuk mengalungkan kedua
tanganku dileher jenjangnya. Kehangatan yang sudah lama kurindukan kini
kembali kudaptkan. Akhirnya, namja itupun memasukkan aku kemobilku dan
ia pun masuk ke jok sopir. Aku hanya menyenderkan tubuhku dijok depan.
Tubuhku lelah sekali saat ini. Aku memejamkan mataku sampai akhirnya aku
tertidur di mobil.
Paginya...
Aku terbangun dari tidurku
dan menyadari sekarang aku berada ditempat yang cukup asing bagiku.
Sebuah kamar dengan cat berwarna biru laut, dan di nakas disamping
tempat tidur yang kutempati ini terdapat sebuah pigura foto yang berada 1
namja dan 1 yeoja yang sangat familiar bagiku. Akupun mengambil pigura
itu namun sedetik kemudian aku langsung meletakkan pigura itu. Oh
ternyata.
Tiba-tiba, seorang namja yang dapat kukenali sebagai
Sehun pun masuk kekamar yang kutempati yang sepertinya ini kamarnya.
Sehun membawa nampan berisi semangkuk makanan dan segelas susu untukku.
Sehun pun menghampiriku dan menaruh nampan itu didepanku. Ternyata yang
berada dimangkuk itu adalah bubur yang sepertinya buatan 'calon istri' nya itu.
"Hyung,
ini dimakan dulu." Suruhnya. Akupun menggerakkan tanganku namun masih
terasa sangat lemas. Akupun memaksakan menyuap bubur itu kemulutku
dengan susah payah, berulang kali Sehun menawarkan bantuan namun akupun
menolaknya. Aku tidak mau merasakan kebahagiaan dari orang yang kucintai
namun sebentar lagi ia akan milik orang lain. Biarkan saja hatiku
seperti ini, terus merasakan kesakitan, itu sudah biasa.
Setelah
aku selesai menghabiskan bubur dan meminum susu, Sehun pun membawa
nampan itu keluar. Akupun memutuskan untuk mengikutinya keluar sekalian
izin untuk pulang kerumah. Namun diluar, aku tidak melihat sosok 'calon istri' nya itu.
"Lho Sehu-ah, mana Ahra?" tanyaku membuat Sehun menghentikkan langkahnya.
"Molla.
Sepertinya ia sedang mandi." Ucapnya seraya meneruskan langkahnya
menuju dapur. Aku hanya mengangguk walaupun itu tidak dilihat Sehun.
"Ah, Sehunnie, aku pulang dulu yah. Makasih atas semuanya." Ucapku seraya berjalan kepintu rumah mereka.
"Eh sudah mau pulang hyung? Sudah baikkan?" teriak Sehun dari dapur.
"Ne."
Balasku seraya membuka pintu rumah mereka dengan pelan. Akupun segera
keluar dan menutup pintu dengan pelan lagi. Aku berjalan menuju mobilku,
masuk ke jok supir dan mengendarainya menuju rumahku. Hari ini aku
ingin bersantai saja dirumah karena kepalaku masih sedikit pusing.
Keesokan harinya...
Aku
menatap tubuhku yang terbalut jas hitam dengan kemeja putih dan celana
hitam di cermin. Rambutku sedikit ku acak supaya terkesan cool. Aku
beranjak menuju nakas tempat aku menyimpan kunci mobil, aku menatap
kunci mobilku dengan bimbang. Haruskah aku menghadiri pernikahan mereka?
Atau aku tetap berada dirumah? Yang mana yang harus kulakukan?
Setelah
berfikir selama beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk pergi
kepernikahan mereka walaupun aku tahu aku akan merasakan sakit hati jika
berada disana. Akupun mengambil kunci mobilku, keluar apartemen, menuju
parkiran, masuk ke mobilku dan segera mengendarai mobilku kegereja
tempat pernikahan mereka.
Sesampainya disana, aku melihat sudah
banyak orang berdatangan. Hampir setengahnya adalah orang-orang penting
dari perusahaan Appanya Sehun dan Appanya Ahra. Di pintu masuk, aku
melihat Kai dan Dio seperti sedang menunggu seseorang. Dan disaat mereka
melihatku, mereka melambaikan tangan kearahku seakan menyuruhku
menghampiri mereka.
Aku masuk kegereja bersama dengan Kai dan Dio.
Kami memilih duduk dibarisan nomor dua agar melihat segala resepsi
pernikahan Sehun dan Ahra. Sedari tadi tangan Dio sama sekali tidak
melepas genggamannya ditanganku, seakan ingin menguatkanku jika aku
sudah mulai melemah lahir batin.
Setelah menunggu beberapa menit,
Sehun pun berjalan menuju altar dengan gagahnya. Ia menggunakan setelan
jas berwarna putih dengan celana putih dan kemeja hitam. Tataan
rambutnya sangatlah perfect menurutku. Wajahnya benar-benar berubah
membuatku sedikit terpana melihatnya. Dan akhirnya, Ahra pun berjalan ke
altar dengan anggunnya. Ia menggunakan gaun panjang berwarna putih
dengan bling-bling digaun itu. Wajahnya yang ditutupi sehelai kain tipis
itu tidak mengurangi kesan ehm cantik ehm dari wajahnya.
Dan akhirnya, tibalah saat pengucapan ikrar pernikahan.
"Di
hadapan Tuhan dan jemaat-Nya, apakah kau Oh Sehoon bersedia menerima
Kim Ahra sebagai istri-mu dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit?"
"Di
hadapan Tuhan dan jemaat-Nya, saya Oh Sehoon bersedia menerima Kim Ahra
sebagai istri saya dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit!"
"Di
hadapan Tuhan dan jemaat-Nya, apakah kau Kim Ahra bersedia menerima Oh
Sehoon sebagai suami-mu dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit?"
"Di
hadapan Tuhan dan jemaat-Nya, saya Kim Ahra bersedia menerima Oh Sehoon
sebagai suami saya dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit!"
"Dengan ini saya nyatakan kalian resmi sebagai pasangan suami istri. Dan sekarang kau boleh mencium istrimu."
Kata-kata
pendeta membuat Sehun berjalan mendekati Ahra dan membuka kain tipis
yang menutupi wajahnya, Sehun terlihat mendekatkan wajahnya ke wajah
Ahra membuat dadaku semakin terasa sakit dan nyeri, air mataku sudah
mengumpul di pelupuk mataku, sedangkan genggaman Dio ditanganku semakin
erat. Sampai akhirnya Sehun pun mencium Ahra berbarengan dengan jatuhnya
setetes air mata dari kedua sudut mataku. Sakit, hatiku sangat sakit.
Tapi aku harus kuat, jangan lemah Xi Luhan! Aku ini namja, aku harus
kuat! Walaupun aku menangis, Sehun tidak akan kembali kepadaku lagi!
PROKK PROKK PROKK
Terdengar
tepuk tangan orang-orang disaat Sehun melepaskan ciumannya. Kuhapus air
mata yang mengalir di pipi tirusku dan ikut tersenyum senang seakan
ikut bahagia atas pernikahan mereka. Kami semua memberikan selamat
kepada mereka.
Sekuat tenaga kutahan air mata yang selalu ingin
mengalir disaat melihat mereka saling menggenggam tangan. Sakit. Yah,
hatiku sangat sakit. Iri. Yah aku iri dengan Ahra, selama ini aku selalu
berharap orang yang disamping Sehun itu adalah aku, bukan dia. Tapi
takdir berkata lain, kami memang tidak pernah bisa bersatu. Kita itu
bagaikan malaikat dan iblis yang tidak pernah bisa bersatu walaupun bumi
terbelah menjadi dua sekalipun.
Aku ingin sekali cepat-cepat
pergi dari tempat ini, untung Kai dan Dio mengizinkan jadi aku pun
memilih untuk segera pulang. Aku muak dengan semua ini. Kenapa Tuhan
tidak adil denganku? Apakah ini yang terbaik untukku? Tidak! Katanya
Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk hambanya, tapi kenapa aku malah
mendapatkan yang sangat buruk seperti ini?
Kukendarai mobilku
dengan kecepatan tinggi. Tak kupedulikan beberapa kali aku hampir
menabrak mobil orang dan tak kuhiraukan teriakan orang maupun klakson
mobil dari mobil yang hampir kutabrak tadi. Yang ada difikiranku hanya
satu, segera sampai apartemen dan mengistirahatkan tubuh serta fikiranku
yang mulai lelah ini.
Sesampainya diapartemen, aku segera
memarkirkan mobilku di sembarang tempat dan berlari menuju lift untuk
naik ke apartemenku. Sesampainya di depan apartemenku, aku segera
membuka pintu dan berjalan menuju ruang tamu untuk duduk disitu setelah
menutup pintu.
Kusenderkan kepalaku yang mulai pening karena semua
hal yang terjadi hari ini. Tiba-tiba, aku mencium bau makanan dari arah
dapur.
'Ada siapa dirumahku?' pikirku seraya melangkah kearah
dapur. Disana aku melihat Baekhyun Ahjumma sedang memasak makanan.
Segera aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Baekhyun Ahjumma
adalah seorang namja yang sangat perhatian denganku. Ia dan suaminya,
Chanyeol Ahjussi adalah satu-satunya keluargaku yang masih ada. Tapi aku
bingung kenapa aku selalu memanggilnya Ahjumma padahal dia adalah
seorang namja.
"Ahjumma. Kenapa kau bisa berada diapartemenku?" tanyaku setelah melepaskan pelukanku darinya.
"Kau
lupa? Aku kan punya kunci cadangan apartemenmu." Ucapnya yang membuatku
langsung menepuk jidatku. Bagaimana aku bisa lupa yah?
"Ah iya. Lalu, dimana Chanyeol Ahjussi?" tanyaku. Tiba-tiba, ada 2 tangan kekar yang menutup mataku. Ah, ini dia orangnya.
"Chanyeol
Ahjussi, udah deh main-mainnya. Aku bukan anak kecil lagi tau." Ucapku
dengan kesal karena Ahjussi ku yang satu ini sering sekali menganggapku
sebagai anak kecil.
"Aish. Ne, ne. Btw, kamu dari mana?" tanyanya membuat Baekhyun Ahjumma memandangku dan mengangguk.
"Aku...
habis dari pernikahannya Sehun dengan Ahra." Ucapku seraya menghela
nafas. Aish, kenapa air mataku sudah menumpuk begini sih di pelupuk
mataku?
"MWOO?" teriak mereka berdua membuatku langsung menutup kedua telingaku.
"Aish, Ahjumma, Ahjussi, tidak teriak-teriak bisa kan?" tanyaku dengan kesal.
"Eh
mian chagi. Jadi, tentang rumor pernikahan mereka itu benar?" tanya
Baekhyun Ahjumma yang hanya bisa kubalas dengan anggukan kepala.
Keluarga mereka berdua memang sangat terkenal, jadi wajar kalo misalnya
soal pernikahan mereka pun semua orang pasti tau.
Tiba-tiba,
Chanyeol Ahjussi menepuk pundakku dan berkata, "Yang sabar yah." Dan
lagi-lagi hanya dibalas anggukan kepala olehku. Akupun akhirnya
memutuskan untuk naik kekamarku yang ada dilantai dua. Sesampainya
dikamarku, aku berlari menuju tempat tidurku dan tiduran tengkurap
disitu. Kututup wajahku dengan bantal dan akhirnya runtuhlah semua
pertahananku. Aku menangis cukup lama menurutku karena disaat aku
melihat jam, ia sudah menunjukkan pukul 15.00 KST. Kulangkahkan kakiku
menuju ruang makan, disana ada Bulgogi, segelas susu coklat yang masih
hangat, dan sepucuk surat. Aku pun mengambil surat itu dan membacanya.
Dear, Luhan Chagi
Ahjumma
dan Ahjussi akan pergi untuk membeli bahan makanan. Sudah kusiapkan
Bulgogi dan susu hangat untukmu. Aku yakin kau pasti belum makan. Cepat
dihabiskan, jangan lupa dicuci bekas makanmu. Jangan merusak atribut
dirumah jika kau sedang ingin marah, arra? Baiklah, kami tidak tahu akan
kembali kapan, jangan ditungguin, karena kami sudah bawa kunci
cadangan.
Love,
Byun Baekhyun
Aku
tertawa pelan melihat isi surat dari Baekhyun Ahjumma. Ia dan suaminya
memang memperlakukanku layaknya anak mereka, karena sampai sekarang
mereka belum dianuhrahi anak dikarenakan pernikahan mereka juga belum
terlalu lama, baru sekitar 3 bulan yang lalu. Aku juga menganggap mereka
sebagai kedua orang tuaku, karena aku sendiri tidak tahu bagaimana
asal-usul kedua orang tuaku. Kudengar-dengar, mereka meninggal disaat
aku masih kecil. Tapi aku tidak terlalu memperdulikannya, toh, sekarang
aku sudah punya banyak orang yang menyayangiku.
Skip Time
Hari
ini, adalah hari dimana Sehun mengadakan syukuran atas lahirnya anak
pertamanya, Hanna. Lebih tepatnya Oh Hanna. Ummanya yang keturunan
Kanada membuat banyak orang bilang kalau wajah Hanna disaat sudah besar
akan ada sedikit campuran Kanada.
Lagi-lagi aku merasa bimbang
untuk datang ke acara itu. Tapi berhubung aku sedang rindu dengan Sehun,
akhirnya akupun memutuskan untuk datang saja.
Sesampainya dirumah mereka, aku sedikit terpana dengan tempat yang mereka tinggali ini. Sangat mewah dan megah layaknya istana.
Kulangkahkan
kakiku masuk kedalam rumah mereka. Baru saja beberapa langkah aku sudah
disambut oleh para pelayan dirumah ini. Dan tiba-tiba saja, Sehun sudah
berlari kearahku dan langsung memelukku membuat jantungku hampir
melompat keluar.
"Hyung, Bogoshipo. Kau kemana saja? Aku hubungi
tidak pernah diangkat. Kukira kau sudah ganti nomor atau sudah pindah
keluar negeri." Tuturnya membuatku tersenyum senang.
"Nado
Bogoshipo Sehunnie. Mian, handphone hyung rusak dan belum beli yang baru
jadi tidak bisa menghubungimu." Bohongku. Yah, ini demi kebaikan kita
berdua mungkin. Jika aku terus menjawab panggilan dari Sehun di hpku,
itu malah akan membuatku semakin menaruh harapan padanya.
"Ayo
hyung. Kita masuk." Ucapnya seraya menggandeng tanganku. Kehangatan yang
kurindukan kembali menjalar keseluruh tubuhku. Ah, aku ingin sekali
tetap menggenggam tangannya.
Didalam, sudah ada banyak orang
berdatangan, dan ada Ahra yang sedang menggendong Hanna. Akupun segera
menghampiri Ahra untuk melihat wajah Hanna. Wajah Hanna disaat tertidur
sangatlah cantik. Wajahnya mirip sekali dengan Appanya, Sehun.
Tiba-tiba, tanganku bergerak dengan sendirinya untuk mengambil Hanna
dari gendongan Ahra, dan Ahra pun memberikan Hanna kepadaku. Aku
menggendong Hanna keluar rumah, entah kenapa aku merasa sayang banget
sama anak ini. Disaat aku sampai diluar, Hanna tiba-tiba terbangun.
Memperlihatkan mata sipitnya yang berwarna biru itu. Disaat ia membuka
matanya, wajahnya semakin cantik saja. Aku mengecup pipinya dan
membawanya masuk.
Acara syukuran berlangsung sangat lama. Aku
hampir mati kebosanan disini. Apalagi Sehun dan Ahra terus mengumbar
kemesraan membuatku semakin iri. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli
sesuatu di supermarket di seberang jalan. Akupun berjalan keluar rumah
mereka dan menyebrang menuju supermarket itu. Aku segera masuk dan
mencari barang yang kubutuhkan, setelah menemukannya dan membayarnya
akupun berjalan keluar. Karena tidak izin dahulu dengan penghuni rumah,
tiba-tiba hpku yang baru selesai dibetulkan pun berbunyi. Kurogoh saku
celanaku, dan benar dugaanku, Sehun menelfonku. Akupun mengangkat telfon
darinya.
"Yeobseyo."
"Yeobseyo, Sehun-ah"
"Kau kemana hyung?"
"Aku baru saja membeli sesuatu di supermarket seberang. Ini aku sudah mau pulang."
"Oh begitu. Disini Hanna memanggil namamu terus lho."
"Jinjja?
Ah, baiklah. Aku-" kata-kataku terputus disaat merasakan tubuhku
terpental beberapa meter. Handphoneku hancur berkeping-keping.
Barang-barang yang kubawa berserakan dijalanan. Dapat kurasakan kepala
dan hidungku mengeluarkan cairan merah dengan banyak. Pandanganku mulai
rabur, banyak orang mengelilingiku, tapi satu orang yang kutunggu
sebelum kematianku yang tinggal menunggu menit ini, Oh Sehoon.
Samar-samar, kudengar suara Sehun memanggilku.
"Luhan
Hyung! Luhan Hyung!" teriaknya yang terdengar samar-sama ditelingaku.
Dan samar-samar kulihat Sehun menghampiriku. Sehun mengangkat setengah
tubuhku kepangkuannya. Rasa hangat kembali menjalari tubuhku yang
semakin melemah ini. Sehun mengelus pipiku dengan lembut.
"Luhan..
hiks.. Hyung.. hiks.. mi.. hiks.. mianhae.. a.. hiks.. aku gak.. hiks..
gak bisa.. hiks.. nepatin.. hiks.. janji aku.. hiks.. dulu sama..
hiks... kamu hyung.. hiks.." ucapnya ditengah isakkannya.
Entah kekuatan dari mana, tanganku bergerak menghapus air mata yang mengalir diwajah tampannya.
"N...
ne.. gwa... gwaen... chanayo... a... aku... su... dah... se... nang...
k.. kau... ada... dis... disini... di... disaat... akhir... akhir...
hayatku... Se... Sehun... ah... jan... janji... lah... padaku... ja...
jangan... per... pernah... la... gi... me... na... ngis... ka... rena...
aku... lagi..." ucapku dengan nafas tersengal-sengal.
"Ne
hyung... Aku tidak akan menangis lagi..." ucapnya dengan tegas sambil
menghapus air matanya. Akupun menutup mataku untuk selamanya setelah
berkata,
"Saranghaeyo, Oh Sehoon"
OMAKE:
Dua orang
anak kecil berwajah cantik dan satu lagi yang berwajah tampan sedang
bermain di sebuah taman dengan riangnya. Tiba-tiba, namja yang berwajah
tampan itu memegang tangan namja yang berwajah cantik membuat namja
cantik itu bersemu merah.
"Luhan Hyung, aku mau berjanji thethuatu kepadamu." Ucap namja berwajah tampan itu kepada temannya yang dipanggilnya Luhan.
"Kau mau berjanji apa Thehunnie?" tanya Luhan kepada temannya yang dipanggilnya Thehunnie.
"Jika nanti kita thudah bethar, aku mau menikahimu nantinya." Ucap Sehun membuat muka Luhan semakin bersemu merah.
"Ne. Aku pegang janjimu, tapi kau benarkan akan melakukannya?" tanya Luhan dengan nada ragu-ragu.
"Ne, Thehunnie akan menikahi Luhan Hyung jika thudah bethar nanti. Yakthok?" ucap Sehun seraya mengacungkan jari kelingkingnya.
"Yakthokhae." Ucap Luhan seraya menautkan jari kelingkingya ke kelingking Sehun.
Story and Omake is End!
Hi! author is back, back, back, back, back! *ngedance Sherlock*
okeh, saya mau ngeshare lirik IU-Morning Tears sama Infinite-Only Tears dulu yoa :D
1. IU-Morning Tears
일어나 아침 내 눈물아
ireona achim nae nunmura
Wake up, my morning tears
눈을 떠 서둘러 오늘도 울어야지
nuneul tteo seodulleo oneuldo ureoyaji
I open my eyes in a hurry, today I shall cry again
언제나 나보다 눈물이 잠이 많아서
eonjena naboda nunmuri chami manhaseo
For my tears are always sleepier than I
부지런하게 깨워야 일어나니까
bujireonhage kkaewoya ireonanikka
they'll only get up if I wake them diligently
하루 열 두번을 더 울어도 아이 같이 투정 부려도
haru yeol dubeoneul deo ureodo ai gachi tujeong buryeodo
Though I cry over a dozen times a day, though I fuss like a child
내 머리를 만지며 달래도 너는 돌아오지 않겠지만
nae meorireul manjimyeo dallaedo neoneun doraoji anketjiman
Though I calm myself by stroking my hair, I know you won't be coming back
오늘도 내일 그 다음 날도 너 때문에 많이 아파도
oneuldo naeil geu daeum naldo neo ttaemune manhi apado
Today, tomorrow, and even the next day, though I am hurting so much because of you
미안해 하지마 괜찮아 아직 너를 사랑하니까
mianhae hajima gwaenchanha ajik neoreul saranghanikka
Don't be sorry, it's all right because I still love you
어느 날 네가 떠나던 날
eoneu nal nega tteonadeon nal
That day, the day you left me
그 날도 지금도 주르륵 비가 내려
geu naldo jigeumdo jureureuk biga naeryeo
That day, and even now, the rain is still falling
이제 난 더 이상 웃을 수 없게 되었어
ije nan deo isang useul su eopge doeeosseo
Now I can no longer laugh
웃으려 해도 빗물이 입을 가려서
useuryeo haedo bitmuri ibeul garyeoseo
Even if I try to laugh, the rain covers my mouth
하루 열 두번을 더 울어도 아이 같이 투정 부려도
haru yeol dubeoneul deo ureodo ai gachi tujeong buryeodo
Though I cry over a dozen times a day, though I fuss like a child
내 머리를 만지며 달래도 너는 돌아오지 않겠지만
nae meorireul manjimyeo dallaedo neoneun doraoji anketjiman
Though I calm myself by stroking my hair, I know you won't be coming back
오늘도 내일 그 다음 날도 너 때문에 많이 아파도
oneuldo naeil geu daeum naldo neo ttaemune manhi apado
Today, tomorrow, and even the next day, though I am hurting so much because of you
미안해 하지마 괜찮아 아직 너를 사랑하니까
mianhae hajima gwaenchanha ajik neoreul saranghanikka
Don't be sorry, it's all right because I still love you
그래 조금만 더 기다릴래 그 때까지 잊지 않을래
geurae jogeumman deo gidarillae geu ttaekkaji itji anheullae
That's right, I will wait a little longer, I won't forget till then
보고파질 때면 눈 감아 기억속의 너를 만나면 돼
bogopajil ttaemyeon nun gama mgieoksogui neoreul mannamyeon dwae
When I miss you, I will close my eyes, it's enough for me to meet you in my memories
우리 헤어진 걸 다 아는데 나 혼자서 모른 척 할래
uri heeojin geol da aneunde na honjaseo moreun cheok hallae
I know that we have already parted, but I will pretend to be unaware
이별을 믿으면 그 때는 정말 이별하는거니까
ibyeoreul mideumyeongeu ttaeneun jeongmal ibyeolhaneungeonikka
Because if I believe that we're broken up, that's when we'll truly have parted
2. Infinite-Only Tears
사랑한다 미안하다 그래 더는 안되겠어.
Saranghanda mianhada geurae deoneun andoegesseo
I love you. I'm sorry but i can't do this anymore
난 다가갈 자격 조차 없어 날 사랑하지 마 .
Nan dagagal jagyeok jocha eobseo nal saranghaji ma
I don't even have the right to get close to you don't love me
내겐 마음을 내어줄 여유도 없어.
Naegen maeumeul naeeojul yeoyudo eobseo
I don't have the ease of being able to give you my heart
매일을 힘겹게 살고 하루가 버거워 울고.
Maeireul himgyeopge salgo haruga beogeowo ulgo
I live every day beyond my strength each day is too much so i cry
오 난.. 네게 줄 수 있는게 없어 missing U.
O nan.. Nege jul su inneunge eobseo missing u
Oh, i.. I don't have anything i can give you (but i'm) missing you
따뜻한 말도 못해 I missing U.
Ttatteutan maldo motae I missing u
I can't even give you loving words but i'm missing you
감히 바랄 수도 없어 I missing U.
Gamhi baral sudo eobseo I missing u
I can't even boldly wish for you to be mine but i'm missing you
이렇게 밀어내 .
Ireoke mireonae
So i push you away
내겐 가진건 심장뿐 못난 놈이라.
Naegen gajingeon simjangppun motnan nomira
Because i'm a guy who has nothing but his own heart
참고있어 아프지만 내겐 눈물도 사치야.
Chamgoisseo apeujiman naegen nunmuldo sachiya
I'm holding back, even though it hurts even tears are a luxury for me
널 바라볼 자격 조차 없어 날 바라보지 마.
Neol barabol jagyeok jocha eobseo nal baraboji ma
I don't even have the right to look at you don't look at me
알아 너 있는 그곳에 내 맘이 있어.
Ara neo inneun geugose nae mami isseo
I know that my heart is wherever you are
숨결이 닿을 거리에 언제나 같은 자리에.
Sumgyeori daheul georie eonjena gateun jarie
Close enough our breaths can touch always in that same place
오 난.. 네게 줄 수 있는게 없어 missing U.
O nan.. Nege jul su inneunge eobseo missing u
Oh, i.. I don't have anything i can give you (but i'm) missing you
따뜻한 말도 못해 I missing U.
Ttatteutan maldo motae I missing u
I can't even give you loving words but i'm missing you
감히 바랄 수도 없어 I missing U.
Gamhi baral sudo eobseo I missing u
I can't even boldly wish for you to be mine but i'm missing you
이렇게 밀어내 .
Ireoke mireonae
So i push you away
내겐 가진건 심장뿐 못난 놈이라.
Naegen gajingeon simjangppun motnan nomira
Because i'm a guy who has nothing but his own heart
오 난.. 네게 줄 수 있는게 없어 missing U.
O nan.. Nege jul su inneunge eobseo missing u
Oh, i.. I don't have anything i can give you (but i'm) missing you
따뜻한 말도 못해 I missing U.
Ttatteutan maldo motae I missing u
I can't even give you loving words but i'm missing you
감히 바랄 수도 없어 I missing U.
Gamhi baral sudo eobseo I missing u
I can't even boldly wish for you to be mine but i'm missing you
이렇게 밀어내 .
Ireoke mireonae
So i push you away
내겐 가진건 심장뿐 못난 놈이라.
Naegen gajingeon simjangppun motnan nomira
Because i'm a guy who has nothing but his own heart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar