Title: Triangle Love?
Cast: Oh Sehoon (EXO-K’s Sehun)
Xi Luhan (EXO-M’s Luhan)
Kim Yoo Mi (Yoomi/Yumi/Other Cast)
Genre: Yaoi, Romance
Lenght: Oneshoot
*Author PoV*
PEMBERITAHUAN
Perihal perubahan Room-Mate. Selengkapnya:
- Suho – Lay
- Baekhyun – Chanyeol
- Tao – Kris
- D.O – Kai
- Xiu Min – Chen
- Sehun – Lu Han
Karena suatu hal, maka ada sedikit perubahan dalam penempatan room-mate. Hal ini berlaku setelah pemberitahuan ini sampai pada pihak yang bersangkutan
Luhan yang sedang berada di sudut kamarnya merasa terganggu dengan keributan yang dibuat oleh member EXO lain. Iapun memutuskan untuk keluar kamar dan melihat keadaan. Begitu Luhan membuka knop pintu, muncullah wajah Sehun yang serta-merta langsung memeluknya, dan hal itu membuat Luhan gelagapan. Debaran jantungnya juga semakin terpacu.
“Chagi-yah…” sahut Sehun senang seraya mempererat pelukannya di tubuh mungil Luhan.
“Ah, waeyo Sehunnie?” tanyanya.
Seakan memberikan celah untuk Luhan bernapas, Sehun melepaskan pelukannya dan beralih menatap Luhan dengan pandangan kau-benar-benar-ingin-tahu. Tapi, ia tersenyum sebelum akhirnya mengatakan ‘chagi, kita sekamar sekarang’
“Jinjja? Ah Sehunnie!!!” sahut Luhan tidak kalah hebohnya dan langsung memeluk Sehun dengan penuh rasa sayang, reflek Luhan mencium pipi namjanya yang putih itu.
“Kenapa hanya pipi?” tanya Sehun tak puas.
Sehun hanya memegangi pipinya yang barusan dicium oleh Luhan yang sekaligus merupakan namjanya. Kemudian, Sehun menunjuk bibirnya dan CUP. Luhanpun mendaratkan ciumannya di bibir merah Sehun.
*Luhan PoV*
“Sekarang cepat bereskan barang-barangmu” ucapku. Benar saja, Sehun langsung menurut dan keluar dari kamarku. Tidak. Sekarang, ini adalah kamar kami. Semenit kemudian, Lay masuk ke dalam kamar berniat mengambil barang-barangnya karena ia harus pindah ke kamar uri EXO-K leader, Suho.
“Hey, kau sekamar dengan namja-mu ya?” tanyanya iseng.
“Apa hubungannya dengan kau?” balasku yang kemudian mengambil duduk dan melanjutkan membaca majalah mode di sudut kamar.
“Jangan lakukan hal yang macam-macam” jelasnya lalu terkekeh sambil membereskan barang-barangnya.
“Aissh, kau pikir aku ini apa?”
“Aku cuma memberitahumu” tuturnya lalu tertawa.
Akupun mengambil bantal yang tak jauh dari tempatku duduk dan segera melemparnya ke tubuh Lay. Tepat sasaran.
“Yak!! Kau ini” umpatnya bersiap ingin melempar bantal itu ke arahku.
“Haha, itu terakhir kalinya aku melakukan hal itu padamu”
“Terserah kau” balasnya singkat lalu melempar kembali bantal itu tanpa arah.
*skip*
“Chagi…” lirihnya dan membuatku mengalihkan pandanganku dari majalah ke arah pintu.
“Ye Sehunnie, aku dataaaaang” ucapku lalu membantu pacarnya itu membereskan barang-barangnya. Kini, kamar kami kedatangan jiwa baru.
“Kau capek?” tanyaku kemudian. Kulihat perluh di sekitar raut wajahnya. Akupun mencari dan mengambil beberapa helai tissue yang kutaruh di laci sebelah tempat tidurku. Lalu, kudaratkan tissue itu dan kuusapkan ke wajahnya, menghapus peluh yang mengalir indah(?) di setiap lekuknya.
“Gomawo, chagi” ucapnya lalu tersenyum. Ia kemudian menghempaskan dirinya di kasur dan berkata ‘aku capek, boleh aku tidur duluan?’ akupun mengangguk dengan permintaannya itu.
Aku segera berdiri berniat membuang tissue yang sudah penuh dengan peluh Sehunnie, tapi tangan Sehunnie menahan diriku untuk melangkah.
“Aku punya permintaan Hannie…” ucapnya dengan mengeluarkan jurus andalannya, Puppy Eyes.
Hal itu membuatku menoleh ke arahnya, “Mwoya chagi?” tanyaku bingung.
“Tidurlah di sini” ucanya sambil menepuk-nepuk kasur yang masih kosong di sebelah tubuh Sehun.
“Nde” balasku tersenyum lalu segera membuang tissue itu ke dalam tempat sampah dan kembali ke kasur tempat Sehunnie-ku tertidur.
“Mimpi yang indah, chagi” ucapku diselingi kecupan di kening Sehunnie.
“Neodo, chagi” balasnya.
*skip*
Setelah selesai mandi, aku masih mengenakan handuk yang hanya menutupi sebagian tubuhku. Saat aku membuka pintu, kulihat Sehunnie mulai bergerak tidak nyaman dan kemudian terbangun.
“Chagi-yah…MWO???” matanya mendadak melebar melihat situasi tubuhku yang topless. Ia segera mendekatkan tubuhnya ke arahku.
“Kau sangat….” kata-katanya terputus lalu mencium bibirku lembut, nikmat.
“Izinkan aku menggunakan bajuku” pintaku dan ia mengangguki.
*skip*
Baru saja kubuka pintu kamar dan mendapati namjaku, Sehunnie tengah duduk disudut ruangan sambil memandang keluar jendela. Wajahnya nampak resah. Akupun mendekatinya.
“Sehunnie…” lirihku.
Nihil, ia tak menjawab lirihanku. Menolehpun tidak. Apa ada yang salah denganku? Kembali kutelusuri satu-demi-satu hal yang aku lakukan. Apa karena kami tidak pulang bersama? Ah, itu bukan kehendakku.
Akupun melangkahkan kakiku semakin mendekatinya. Kuambil satu kursi lagi, dan menempatkannya tepat di sebelah Sehunnie. Aku mencoba menatapnya, tapi ia menepis pandanganku dan mengalihkan wajahnya tak tentu arah.
“Sehunnie, kau marah padaku?” tanyaku lembut. Namun, tak staupun jawaban terlontar dari bibir merahnya.
Kucoba mengalihkan pandangannya agar ia mau menatapku. Kuraih pipi kirinya dengan tangan kananku. Basah. Apa ia menangis? Kenapa? Apa ada yang menyakitinya?.
“Sehunnie…Kau menangis? Kenapa? Jawab aku” kataku cemas.
Ia menurunkan perlahan tanganku dan menundukkan kepalanya. Lalu, ia beranjak dari kursi itu. Aku yang melihatnya sebagai Sehunnie yang lain, langsung memeluk Sehunnie dari belakang.
“Chagi…Tataplah aku. Apa ada yang menyakitimu? Beritahu aku” pintaku dalam bisik.
“Nde, seseorang telah menghancurkan hatiku dan itu, kau” tuturnya.
“Nugu? Nae? Ah, Sehunnie. Apa salahku? Jelaskan jeballll. Aku tidak mengerti kenapa kau menangis” ucapku dalam kesedihan.
“Yeoja itu…nuguya? yeoja-mu?” tanya Sehunnie ragu.
“Yeoja? Eo? Aku hanya mencintaimu. Jeongmal saranghae, Sehunnie” balasku.
“Nde, yeoja yang tadi kau temui setelah showcase” jelas Sehunnie setelah bisa mengatur emosinya. Ia pun melepas pelukanku dan duduk di kasur. Melihatku yang masih menatap lurus ke arahnya.
*Flashback*
Saat itu, aku seperti mendengar suara yeoja yang sedang menangis.
“Sebentar” ucapku kepada member EXO-M yang lain, dan mulai mendekati asal suara itu.
Aku menatapnya dengan perasaan kikuk. Kenapa yeoja ini menangis di jalanan seperti ini?.
“Neo gwaenchanayo?” tanyaku ragu.
Yeoja itu perlahan mengangkat wajahnya menatapku. Matanya sedikit membengkak. Ia mengangguk.
“Tapi, kau tidak terlihat baik-baik saja” jelasku.
“Ceritakan apa masalahmu” pintaku. Dan iapun mulai bercerita. Butuh waktu sekitar lima sampai sepuluh menit untuk mendengar ceritanya. Itu hanya perkiraanku saja.
Yeoja itu bernama Kim Yoomi, ia menangis karena masalah keuarga dan pacarnya. Hal itu membuatnya frustasi?. Untung saja, aku tinggal sekamar dengan pacarku. Jadi, tidak mungkin kan kalau ia selingkuh.
“Lain kali, jangan menangis di jalanan seperti ini” saranku.
“Nde, tidak lagi. Kau namja yang baik. Kuharap kau mendapat pasangan yang baik juga” ucapnya. Aku melepaskan syal-ku dan memberikannya kepada yeoja itu. Ia hanya memandangku dengan tatapan apa-ini.
“Untukmu” lanjutku tersenyum lantas meninggalkan yeoja itu.
“Luhan-ssi” ucapnya menyebutkan namaku dan membuatku menoleh.
“Jeongmal gamsahamnida” ucapnya dan dapat kulihat senyum simpul sedikit-demi-sedikit merekah.
“Ne, annyeong” ucapku lalu kembali melangkahkan kakiku.
*Flashback End*
“Jadi, kau cemburu chagi?” mungkin aku bodoh menanyakan hal seperti itu. Tapi, aku ingin sekali mendengarnya berkata ‘Nde, aku cemburu’
“Kau tidak perlu menanyakan hal itu padaku” jelasnya.
“Tapi, aku tidak punya perasaan apa-apa padanya” ucapku.
“Apa buktinya?”
“Kau menantangku, chagi?” akupun melangkah pasti ke arah kasur tempat ia duduk.
Perlahan kulumat bibir merahnya dan kugigit bibir bawahnya membuat ia sedikit mendesah dan mukanya bersemu merah.
“Sekarang kau percaya?” tanyaku.
“Nde, aku percaya”
Aku mengeluarkan senyum manisku sekali lagi dan mengucapkan ‘Saranghae chagiyaa. Jeongmal saranghae’ lalu kuselingi lagi dnegan mencium keningnya.
“Tidur yuk” ajakku dan ia dengan sigapnya menarik tubuhku agar tidur di sebelahnya.
“Ye, asal kau tidur di sampingku lagi” ucapnya, aku hanya tersenyum mendengarnya. Dan kamipun kembali terjun ke dalam mimpi indah. Dimana aku merasa damai berada dalam dekapannya.
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar