Title: Let’s Cooking!
Main Cast:
-Do KyungSoo (EXO-K’s DO)
-Kim Jong In (EXO-K’s Kai)
Support Cast:
-Kim JoonMyung (EXO-K’s Suho)
Genre: Yaoi, Romance, Humor?
Length: Oneshot
*D.O PoV*
‘Bagaimana caraku menyampaikannya?’
Semenjak aku melihat dirinya, hatiku berdesir untuk yang pertama kalinya. Ia namja yang sangat tampan. Mungkin, Tuhan memang sudah merancang ini semua sebagai jalan hidup kami. Selain tampan, kharismanya sangat menonjol. Bagaimana tidak? Aku saja sampai tertarik dengannya.
Namja itu kini masih tertidur di kasurnya. Walaupun dalam posisi seperti itu, ia tetaplah tampan. Senyumnya yang merona itu, membuatku tak tahan ingin mencium bibirnya itu. Namun, selalu kuurungkan. Karena, aku tidak mau mengusik malaikat kecilku.
‘Apakah ini cara Tuhan mempersatukan kami?’
Karena rasa penasaran yang begitu menjalar di tubuhku, aku memberanikan diri membuka pintu ruangan tersebut. Kudapatkan dua bayangan sedang berdiri berhadapan. Yang satunya sudah pasti Suho hyung. Dan seorangnya lagi…
“Kkamjong-ah, jangan melakukan hal seperti itu lagi! Kau itu membuatku malu saja” sahut Suho hyung sambil menunjuk-nunjuk Kai.
“Waeyo Suho hyung? Kau kan memang cocok berpasangan dengannya” jawab Kai terkekeh.
“Yak!! Kyungsoo-ah, sedang apa kau?!” teriak Suho dari tempatnya dan Kai juga menoleh ke arahku.
Matilah aku. Kalau hanya Suho hyung, aku masih bisa menghadapinya. Tapi, tatapan’nya’. Bahkan, bukanlah hanya tatapan antara hyung-saeng. Tatapan itu begitu lembut. Bahkan lebih lembut dari yeoja manapun yang kulihat. Aku menepis bayangan itu jauh-jauh dan membenamkan kepalaku di balik pintu.
Kudekatkan telingaku ke pintu tersebut. Mencoba menangkap suara yang keluar dari kedua namja yang masih berada di dalam.
“…”
“Itulah hukumanmu” ucap Suho kemudian lalu tertawa puas.
“….”
“Kkamjong-ah, kau kan bisa minta tolong si Kyungsoo” jelas Suho dan membuat mataku membulat seketika.
DEG.
Meminta bantuanku katanya? Memangnya, nae Kkamjong diberi hukuman apa?. Oh demi Tuhan, apakah ini memang caramu mempersatukan kami?. Saat sayup-sayup terdengar suara langkah kaki menuju keluar, akupun menjauhkan telingaku dari sandaran pintu tersebut. Membuatku jadi salah tingkah sendiri.
“Ah, Kyungsoo hyung. Kebetulan sekali kau ada disini” ucapnya dengan nada teramat senang.
Yak, nae Kkamjong-ah! Aku kan daritadi memang disini. Mendengar percakapanmu dengan Suho hyung, batinku agak kesal.
“Hyung-ah, kenapa diam begitu?”
“Ah? Eo? Memangnya kenapa Kkamjong-ah?” tanyaku kemudian.
“Bantu aku…” bisiknya kemudian.
Jadi, itu hukuman dari Suho hyung untuknya? Hatiku benar-benar ingin tertawa karenanya.
“Hahaaa baiklah! Kkamjong-ah, ayo ke lokasi sekarang juga” ajakku santai sambil menarik lengannya lembut. Semoga saja ia tidak berpikiran yang macam-macam.
‘Darimana aku harus memulainya?’
“Kyungsoo hyung, kau dengar pertanyaanku tidak?” pertanyaan itu membangunkanku dari lamunan.
“Ah, ne. Tentu saja aku mendengarmu. Kau kira, aku memiliki gangguan pendengaran, huh?”
“Ya, terserah kau hyung. Lalu, apa yang harus kulakukan?”
Otakku berpikir cepat. Apa yang bisa dilakukan nae Kkamjong tanpa harus membahayakan dirinya? Ah, suruh ia mengumpulkan bahan-bahannya saja dulu.
“Kau bisa mengambil bahan-bahan yang ada di kulkas” ujarku dan ia langsung berlari kecil ke arah kulkas tersebut. Seperti seorang anak kecil berumur lima tahun, pikirku.
“Lalu, ini akan diapakan?” tanyanya saat sudah menaruh bahan tersebut ke atas meja.
“Kau potong dengan ini” jelasku yang lalu memberinya pisau yang sudah kuasah terlebih dahulu.
“Bagaimana caranya hyung?” tanyanya polos.
“Potong saja kecil-kecil, ara?”
“Nde, arasseoyo hyung”
Akupun memperhatikan tingkahnya. Yang menanyaiku dengan tingkah polosnya seperti tadi. Ataupun saat ia tersenyum seperti ini, walau evil smile sekalipun. Sepertinya, aku terkena penyakit OVERKAI.
“Yak!! Appo, hyung” ringisnya dan kemudian aku menoleh dan memfokuskan pandanganku ke arah jarinya yang sudah berdarah.
“Kau harus hati-hati” ujarku yang kemudian menggapai tangannya dan menghisap jari telunjuknya yang berdarah itu tanpa segan.
“Kyungsoo hyung, apa yang kau lakukan???” tanyanya seperti seseorang yang salah tingkah.
“Kata eommaku, hal seperti ini bisa membuat luka cepat sembuh” jelasku dan ia hanya termangu medengarnya. Lalu, ia tak mempedulikan kelanjutan hal itu.
‘Kalau kau mengetahui tentang perasaanku, bisakah kau membalasnya?’
“Kyungsoo hyung, apa yang kau lihat? Kau melihat diriku?” tanyanya percaya diri.
“Menurutmu?” tanyaku balik dengan nada datar. Dan dapat kulihat bibirnnya yang mengerucut seketika.
“Setelah seperti ini, lalu?” tanyanya setelah selesai menaruh potongan-potongan kecil buah di dalam wadah.
“Kau bisa mencucinya terlebih dahulu”
“Baiklah” iapun mengambil kembali wadah tersebut dan berniat membawanya ke wastafel.
“Kkamjong, awas!!” sahutku tiba-tiba.
Sedetik kemudian, buah yang berada di dalam wadah tersbut bertebaran tidak karuan. Aku masih terpaku dalam posisi seperti ini. Aku menemui tatapannya. Tatapan yang begitu berarti untukku. Tatapan seorang Kai. Ia terjatuh, dan aku berada di atasnya, di hadapannya. Hening.
“Bagaimana bisa kulit pisang ini berada disini?” tanyaku kemudian saat aku sudah bisa berdiri dan mengambil kulit pisang yang tergeletak begitu saja di lantai.
“Kkamjong-ah, kau…” ucapku terputus sembari memandang Kai yang dengan asyiknya memasang tampang innocentnya.
“Mian, Kyungsoo hyung” ucapnya santai yang lalu mengeluarkan senyumannya, dan kemudian kembali mengambil buah yang berhamburan tersebut.
Senyuman maut. Begitulah aku menjulukinya. Ia sangat cocok jika tersenyum seperti itu. Rasanya hatiku berdesir kembali. Lebih kuat daripada saat pertama kali bertemu.
“Ada keributan apa?” tanya Suho hyung setengah berteriak dari pintu dapur.
“Aniyo, hyung. Hanya ada ‘insiden’ kecil”
“Baiklah” ucapnya kemudian meninggalkan kami berdua.
*Kai PoV*
‘Apa yang barusan terjadi? Antara aku dan Kyungsoo hyung?’
*D.O PoV*
‘Mungkin, aku akan mencoba jujur. Setidaknya aku sudah berusaha kan?’
Setelah melewati beberapa kali perdebatan, kamipun setuju untuk membuat telur dadar saja *gubraaaak-___-* dan benar saja, Kai langsung mengerjakan hal itu tanpa disuruh terlebih dahulu.
“Kkamjong-ah, kau cocok sekali dengan pekerjaan ini”
“Kau meledekku, hyung?” tanyanya dengan tatapan sinis.
“Aku hanya bercanda” ucapku yang kemudian menyiapkan piring untuk menaruh telur dadar tersebut untuk Suho hyung.
Tanpa kusadari, tangan kami bertaut saat ia hendak mengambil piring yang lainnya. Yang tidak kuketahui untuk apa. Aku tersipu malu karenanya. Kenapa aku jadi sebegini mudahnya memperlihatkan rasa maluku padanya? Rasa sukaku yang sepertinya sebentar lagi akan terkuak.
Ya. Seorang Do KyungSoo menyukai Kim JongIn!. Bagaimana jika berita itu tersebar?. Wah, pasti akan berdampak besar terhadap kami semua.
“Sudah selesai hyung” ucap Kai setelah ia memang benar-benar telah menyelesaikannya.
“Baiklah, kajja! Kita berikan pada Suho hyung” ucapku sambil membawa piring berisi telur dadar tersebut.
‘Inikah saatnya?’
Tok tok tok.
Dan semenit kemudian, muncullah wajah Suho hyung dari balik kamar tidurnya.
“Daebak!! Siapa yang membuatnya? Kkamjong kah?” tanya Suho tak percaya.
“Nde, tentu saja” balas Kai pede.
“Itu karena aku yang mengajarinya” ucapku tak mau kalah.
Hening.
“Telur macam apa ini? Kenapa asin sekali?!”
“KALIAN MAU MEMPERMAINKANKU???” sahut Suho. Sepertinya, ia sangat marah.
“Yak!! Kyungsoo-ah, kau harus bertanggung jawab!!” tukas Suho sekali lagi. Sepertinya, ia hendak memukul kami berdua. Tapi, aku dan Kai buru-buru kabur ke taman belakang dan duduk bawah salah satu pohon yang nampaknya rindang itu.
“Hosh… Hosh..”
“Suho hyung menyeramkan sekali” ucap Kai di sela-sela saat kami mengambil napas.
“Mwo? Haha, bukankah memang seperti itu tampangnya yang sebenarnya?” candaku dan membuat Kai yang berada di hadapanku menatapku tidak biasa.
“Yak! Kenapa kau menatapku seperti itu, Kkamjong-ah?” tanyaku salah tingkah.
“Eo? Aniya, aku tidak melakukannya! Kau saja yang ke-geer-an hyung!” ucapnya membela diri.
“Aku tidak percaya” ujarku singkat.
Hening.
“Hey” sapaku dan Kai yang berada di sebelahku hanya menoleh.
“Kau percaya tidak, kalau Tuhan menciptakan manusia secara berpasang-pasangan?”
“Tentu saja, memangnya kenapa hyung?” tanyanya dengan alis kirinya yang telah terangkat.
“Gwaenchana. Aku hanya merasa bahwa pasangan yang Tuhan berikan itu ada disini”
“Jinjjayo, Kyungsoo hyung??? Nuguya? Nugu? Waaaah sepertinya sebentar lagi, akan muncul yeoppo yeoja di dorm kita!” ujarnya antusias tanpa mempedulikan kata-kataku yang belum selesai.
“Tapi, bagaimana kalau…”
“Kalau? Waeyo, hyung? Kenapa kau memberhentikan perkataanmu?” tanyanya penasaran.
Kenapa lidahku jadi kelu begini. Aku belum siap melanjutkan kalimat itu. Apa reaksi yang akan dikeluarkan Kai saat aku mengucapkan hal itu?.
*Kai PoV*
‘Bagaimana sebenarnya ini harus bermula, terjadi, dan berakhir?’
Tatapan Kyungsoo hyung tidak seperti biasanya. Tatapannya hari ini semakin dalam. Bahkan, membuatku tidak tahan untuk menatapnya balik. Lalu, kuputuskan untuk melihat-lihat sekitar. Satu-satunya cara menghindari tatapan hyungku itu.
“Kai-ah…” lirihnya. Namun aku tidak menghiraukan hal itu.
CUP.
Dengan sigapnya, wajahnya mendekat ke wajahku dan kemudian mencium bibirku lembut.
“Saranghae Kkamjong-ah…” ucap Kyungsoo hyung setelahnya. Nampak wajah ragu menyelimutinya.
“Kau mau tidak, jika pasangan yang dimaksud Tuhan itu adalah aku?” tanyanya lebih ragu dari sebelumnya.
Aku hanya terdiam setelahnya. Kenapa pernyataan Kyungsoo hyung begitu tiba-tiba?. Tatapannya yang seperti itu, adalah tatapan yang disertai dengan sebuah harapan. Kyungsoo hyung, apa yang ada dipikiranmu, huh?.
“Hyung…” lirihku kemudian.
“Kenapa kau berkata seperti itu?” tanyaku akhirnya.
“Karena aku menyukaimu. Jeongmal saranghae. Mian kalau membuatmu kaget. Tapi, ini benar-benar di luar kendali” ujarnya dan kembali membuatku terdiam.
Aku masih bingung. Kenapa aku merasakan sebuah gejolak yang tidak tahu apa saat ia menatapku. Tangannya tiba-tiba meraba telapak tangan kiriku lembut.
“Kalau kau tidak mau menjawabnya, baiklah. Sepertinya, perasaanku memang bertepuk sebelah tangan” ucapnya yang lalu mengubah posisi tubuhnya. Ia menunduk. Yang kulihat dari wajahnya –matanya- aku melihat ekspresi sedih yang mendalam.
“Aku tidak tahu kenapa selama ini, aku juga merasakan gejolak disini” jelasku sambil menunjuk daerah dadaku.
Wajahnya menoleh. Terlihat matanya yang berkaca-kaca.
“Kalau begitu?”
“Na do saranghaeyo, Kyungsoo hyung” jawabku akhirnya diiringi senyuman.
“Hyung? Bahkan, nama itu sangat tidak pantas untuk sepasang kekasih”
“Kkkk, arasseoyo chagi” lanjutku yang kemudian mencium pipinya lembut.
“Kenapa hanya pipi, chagiya? Bahkan, first kiss-mu saja sudah kuambil tadi kan? Apa kau masih malu?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, seseorang telah berteriak.
“HEY KALIAN BERDUA!!!” sahut Suho yang sudah berada di hadapan kami.
“Kabur, chagi!” kataku. Lalu, kamipun berlari.
Keadaan kami sama seperti perasaan kami. Saat itu, saat sebelum kami mengetahui perasaan ini, kami seperti dikejar sebuah perasaan(?) gejolaknya bertebaran dimana-mana Bahkan, membuat hatiku jadi tidak karuan. Ah, betapa anehnya kisah cintaku ini. Bahkan, pernyataan itu datang secara tiba-tiba. Bukankah, itu bukanlah keadaan yang menyenangkan?.
*D.O PoV*
‘Sungguh akhir yang tidak terduga’
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar