Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

Pain deeper than love (Part 5 – End)


Title: Pain deeper than love (Part 5 – End)
Author: Pink smile
Cast:
Cho Kyuhyun
Lee Eunmi (OC)
Genre: Drama
Rating: PG-15
Note:
Ini adalah final chapter. Kyuhyun hanya anggota Super Junior yang saya pinjam nama dan karakternya. Sedangkan Eunmi hanya figure fantasi saya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila cerita ini sedikit menyimpang atau bahkan tidak jelas. Ending cerita sudah saya tulis sedemikian rupa. Harap pembaca dapat memaklumi apabila ending ini tidak sesuai dengan harapan atau bahkan mengecewakan. Saya sudah memberikan yang terbaik untuk semua reader. Dan sekedar info, jika ingin berkenalan lebih lanjur dengan saya, silahkan kunjungi WP pribadi author di: pinksmileworld.wordpress.com *promosi^^* Sebenarnya WP itu masih berantakan. Tapi, tidak ada salahnya jika ingin berkunjung.
Well, silahkan membaca final chapter ini dan kembali diingatkan untuk tidak memPLAGIAT cerita ini. Happy reading J Komen dan like kalian sangat dibutuhkan^^
 See the previous part: part1part 2part 3part 4

Last edit by thecuties -130812-


Kyuhyun POV
Aku benar-benar serius kali ini, Eunmi. Aku tidak ingin hal ini berlarut-larut terus. Kau harus menentukan sekarang juga apakah kau tetap ingin bersamaku atau tidak. Jika kau benar-benar  tidak menginginkanku lagi, untuk apa aku hidup? Lebih baik aku mengakhiri hidupku sekarang daripada aku harus hidup tanpa dirimu. Karena kau adalah hidupku.
Aku menginjak pedal gas sekencang mungkin. Setelah setengah jalan, aku melirik kaca spion dan melihat Eunmi berdiri dengan gelisah.
“Ayolah, Eunmi. Berikan jawaban terbaik yang kau punya,” gumamku dalam hati.
Aku memejamkan mataku sambil siap-siap meletakkan kakiku di atas pedal rem ketika tinggal beberapa meter lagi dari tembok yang ada di hadapanku.
“Aku tidak akan mati. Aku tidak boleh mati! Eunmi pasti akan menghentikanku,” gumamku berulang-ulang dalam hati.
Aku terus menginjak pedal gas hingga akhirnya aku mendengar suara itu. Teriakannya.
“STOOPPP!!!”
Mataku langsung terbuka dan terkejut dengan dinding yang sudah begitu dekat denganku. Aku langsung mengangkat kaki kanan dan menginjak sekuat-kuatnya pedal rem dengan kaki kiri.
Ban mobilku berdecit sangat kuat. Aku tidak tahu apa aku mampu menghentikan mobil ini karena kecepatan mobil sebelumnya sangatlah cepat.
Namun akhirnya mobil berhenti tepat di depan dinding itu. Walaupun bemper depan mobil sudah tertabrak dan menyebabkan retakan kecil di tembok itu, setidaknya aku selamat.
Mataku melotot tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku menghela nafas lega dan menyeka keringat di keningku.
Begitu keluar dari mobil, aku bergegas menghampirinya secepat mungkin. Saat ini jarakku dan jaraknya masih jauh. Tapi aku sudah bisa melihatnya kembali meneteskan air mata.
“Berhentilah… Kumohon…” lirihnya hingga tertunduk.
Aku semakin mempercepat langkahku untuk segera menenangkannya. Aku tidak apa-apa, Eunmi. Kau telah menyelamatkanku.
Begitu tiba di hadapannya, aku langsung merengkuh wajahnya dengan kedua tanganku dan mengecup bibirnya.
Kesan pertama yang kurasakan adalah basah, karena dia benar-benar menangis hebat saat ini. Dan ketika menciumnya, jantungku tiba-tiba berhenti berdetak sejenak. Inikah yang disebut ciuman pertama? Apa kau juga merasakan hal tersebut, Lee Eunmi?
Setelah melepaskan bibirku, aku menariknya ke dalam pelukanku. Sekarang aku bisa mendengar dengan jelas isak tangisnya. Mungkin tak lama lagi bajuku akan basah oleh air matanya.
Nappeun neom!” gumamnya sambil memukul pundakku lemah. “Mengapa kau bisa melakukan hal sebodoh itu?”
“Karena aku tahu kau pasti akan menghentikanku.”
“Kalau kau sudah tahu jawabannya, kenapa masih berbuat nekad dan membuatku berada di bawah tekanan? Kau puas sekarang, hah?”
Aku tersenyum di balik pundaknya.
“Kau, benar-benar brengsek, Cho Kyuhyun,” gumamnya lagi sambil memukuliku.
“Apa kau bilang?”
“Apa kau tidak tahu seberapa cemasnya aku begitu melihat mobilmu melaju begitu kencang? Aku sangat takut jika aku tidak berteriak, kau akan terkena bahaya. Aku sangat takut jika aku terlambat berteriak, mobilmu akan segera menabrak dinding itu. Aku sangat takut jika teriakanku kurang keras sehingga kau tidak bisa mendengarku! Apa kau tidak tahu itu, Cho Kyuhyun?” makinya kesal.
“Aku tahu. Oleh sebab itu kau berteriak, kan?”
Tidak ada balasan darinya.
“Maaf, untuk segala perbuatan burukku selama ini terhadapmu. Dan, terima kasih karena kau masih mau berada disisiku,” gumamku tulus.
Eunmi menarik dirinya dan menatapku lekat-lekat. “Benarkah? Kau tulus mengucapkannya?”
Aku tersenyum dan mengacak-acak rambutnya. “Tentu.”
Namun si bodoh itu tetap saja melongo tak percaya dan membuatku semakin gemas hingga memeluknya lagi dengan sangat erat.
***
Aku membawa Eunmi ke rumahku karena aku tahu kini dia sudah tidak memiliki tempat tinggal dan aku tahu dia tidak akan menghindariku lagi. Kami duduk di meja makan dan saling berhadapan. Aku terus menatapnya hingga dia terlihat gelisah.
“Mmm, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya tertunduk malu.
“Mari kita buat perjanjian baru,” jawabku sambil beranjak berdiri.
Ya! Kenapa perjanjian lagi?” rengeknya tak terima.
Aku menghampirinya dan menarik tangannya. “Ikut aku.”
“Ke mana? Ya!” balasnya enggan.

Eunmi POV
Dia membawaku ke kamarnya dan setelah itu dia mendorongku merapat ke dekat jendela. Kapan dia bisa berhenti bertingkah seperti ini?
“Kali ini aku hanya ingin memperbaiki satu perjanjian. Kuharap kau mau menurutinya,” ucapnya.
“Apa itu?” tanyaku.
“Aku bebas menarik tanganmu kapan saja dan ke mana saja. Itu sebagai pengganti peraturan kelima. Kalau tidak…”
“Kalau tidak apa?” selaku.
Dia terdiam sejenak. “Kalau tidak, aku tidak segan-segan mengulangi perbuatanku tadi.”
Mwo? Maksudmu, mencelakai dirimu?” tebakku.
Dia pun mengangguk.
Hah, ternyata dia mencoba membalikkan permainan.
“Jangan pernah rela mati demi aku,” ucapku sambil berlalu pergi. Tapi Kyu mencegahku.
“Apa maksudmu?” tanyanya tak mengerti.
“Anggap saja itu perjanjian dariku,” jawabku sambil berjalan pergi. Kali ini Kyu tidak mencegahku. Kurasa dia cukup terkejut dengan kata-kata yang baru saja kuucapkan.
“Tunggu!”
Ternyata dia mengejarku juga.
“Kenapa kau mengajukan hal tersebut?”
“Karena aku tidak mau kehilanganmum,” jawabku jujur. Dan reaksi tak terduga muncul dari wajah Kyu. Dia benar-benar tertegun mendengar apa yang baru saja kuucap.
“Mm, mwo?” tanyanya tak percaya.
“Oleh karena itu, jangan pernah coba-coba mencelakakan dirimu lagi. Kalau pun kau tetap ingin meninggalkan dunia ini, aku harus ikut denganmu. Bagaimanapun caranya,” gumamku.
Kali ini sepertinya aku berhasil membungkam Kyu. Hingga detik ini dia masih terdiam seribu bahasa. Entah apa yang ada dipikirannya.
“Tidak mungkin kau mau sehidup semati denganku,” ujarnya.
Aku ingin tertawa setiap kata-kata puitis selalu keluar dari mulut Kyu. Entahlah, sosok puitis dan romantis sangatlah tidak cocok dengan dirinya yang biasanya diktator.
Tapi aku pun mengangguk. Karena kini aku benar-benar menyadari bahwa aku memang tidak bisa hidup tanpa Kyu.
Kyuhyun POV
Wow, aku baru menyadari kalau wanita yang sedang berdiri di hadapanku saat ini sangat keren.
Dia mampu membuatku diam tak berkutik hanya dengan satu anggukkan. Sungguh benar-benar tak bisa dipercaya. Kupikir dia hanyalah wanita bodoh yang akan selalu menuruti semua kata-kataku. Tapi di mataku ternyata kini dia benar-benar terlihat seperti malaikat. Seakan-akan dia mampu melelehkan hatiku yang selama ini beku dan membuat hatiku sehangat musim semi. Benar-benar menenangkan.
Tak tahan untuk tak memeluknya ,aku langsung menariknya ke dalam dekapanku.
“Eunmi-ya, aku menyukaimu,” gumamku.
“Hmm, aku juga menyukaimu,” jawabnya.
“Aku benar-benar menyukaimu,” ucapku lagi.
“Aku juga benar-benar menyukaimu,” balasnya.
Biasanya aku selalu kesal jika dia mengikuti kata-kataku. Tapi kali ini tidak. Aku akan membiarkannya mengikuti kata-kataku.
“Aku mencintaimu!” teriakanku menggema hingga ke ujung kamar.
Ya! Kau sudah gila, ya?” tanyanya sambil menatapku tak percaya.
Ck, tidak perlu banyak tanya. Ikuti saja kata-kataku. Cepat,” ujarku tak sabar.
“Kalau aku tidak mau?”
Aku langsung berubah cemberut.
“Baiklah,” gumamnya mengalah.
Aku menghilangkan wajah cemberutku dan menunggu kata-kata darinya.
“Aku lebih mencintaimu, Cho Kyuhyun,” gumamnya.
Perlahan tapi pasti, senyumku mengembang. Hanya mendengar kata-katanya saja aku sudah senang bukan main.
Aku menyentuh wajahnya dan mengecup bibirnya lembut. Eunmi pun membalas kecupanku.
Kini dia sudah benar-benar ada dalam dekapanku. Dekat sekali. Wanitaku, Lee Eunmi.
Eunmi POV
Ini masih di hari yang sama saat Kyu mencoba menabrak dinding dengan mobilnya. Dan hubungan kami benar-benar jauh lebih baik dari sebelumnya setelah pengakuan kami berdua.
Namun, sepertinya baru beberapa jam yang lalu aku merasa kalau Kyu sudah benar-benar berubah menjadi lembut. Tapi, kenapa malam ini dia kembali mengajakku ke sini?
“Kyu,” gumamku lelah bercampur heran, sedih, dan takut.
Sambil tetap menggenggam tanganku, Kyu menoleh. “Kau masih ingat puzzle ini, kan?”
Tentu aku masih ingat! Ini adalah puzzle tergila dan tak masuk akal pertama yang pernah kulihat! Bagaimana mungkin aku bisa lupa?
“Yah… Tentu aku ingat,” jawabku lemah tak bersemangat. Sepertinya aku tahu apa tujuannya membawaku kemari. Hhh, apakah Cho Kyuhyun secepat itu sudah berubah kembali menjadi Cho Kyuhyun yang dulu? Sungguh sulit dipercaya.
Ternyata Kyu mengajakku duduk bersama di lantai. Tanpa melepaskan tanganku, Kyu rela duduk di lantai dingin itu.
“Nah, kali ini aku akan menemanimu mengerjakan puzzle ini. Bagaimana?”
Hah? Kali ini apa lagi yang direncanakannya? Kyu benar-benar susah ditebak!
“Baiklah. Ayo, kita mulai sekarang,” gumamnya riang.
Aku hanya bisa diam dan ikut memandangi dinding besar yang ada di depanku sekarang.
“Tahukah kah kau Kyu kalau aku sama sekali tidak mengerti bagaimana caranya menyelesaikan puzzle ini…” ringisku dalam hati.
Tapi, bagaimanapun itu, hari ini berbeda dari hari-hari biasanya, di mana hanya ada aku yang terperangkap dalam ruangan dengan dinding besar ini. Sekarang, ada Kyu yang menemaniku. Aku pasti bisa melakukannya. Setidaknya, sedikit demi sedikit bagian dari puzzle akan mulai terangkai.
Tapi, tiga puluh menit kemudian…
Mataku semakin ingin tertutup, penglihatanku semakin kabur, dan kepalaku selalu tertunduk.
Aigoo, kantukku kembali muncul. Ah, kurasa aku tidak bisa melakukannya. Otakku terlalu bodoh untuk melakukan pekerjaan semacam ini. “Kyu, maafkan aku,” gumamku. Dan, aku pun tertidur.
Kyuhyun POV
Tiga puluh menit telah berlalu. Dan…
Tidak ada pergerakan sama sekali darinya. Puzzle ini masih tetap sama.
Sebelum aku menoleh, sepertinya aku mendengar Eunmi menggumamkan sesuatu. Seperti kata maaf. Tapi sedetik kemudian kepalanya terjatuh dipundakku.
Setelah itu baru aku benar-benar menoleh. Dan lagi-lagi dia tertidur. Pulas sekali. Sampai-sampai aku tak tega membangunkannya.
“Cih, my stupid girl,” gumamku tanpa bisa menahan senyum.
Setelah itu, seperti biasa, aku menggendongnya ke luar dari ruangan itu dan membawanya ke kamarku. Aku membaringkannya di atas ranjangku. Entah kenapa malam ini aku ingin sekali menemaninya tidur. Aku tidak ingin hari ini berakhir. Seandainya ini hanya mimpi, aku tidak ingin terbangun dari mimpi indahku ini.
Setelah meletakkannya, aku berbaring menyamping sambil memandanginya. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku. Ide yang benar-benar gila dan nekat.
***
Eunmi POV
“Hoaammm…”
Aku terbangun. Ah, tidurku benar-benar nyenyak! Aku menepuk-nepuk ranjang yang kutiduri. Hmm, benar-benar empuk. Pantas saja tidurku nyenyak.
Eh, tunggu dulu. Kalau begitu, jangan-jangan…
Aku langsung menoleh ke samping dan betapa terkejutnya aku begitu melihat Kyu kini berbaring di sampingku, di ranjang yang sama denganku.
Omo, apakah sudah terjadi sesuatu?” pikirku.
Tidak. Aku dengan yakin bisa menyangkalnya. Bajuku masih utuh dan Kyu tidur dengan jarak yang cukup jauh denganku. Ternyata ada guling yang membatasi ruang kami berdua.
“Ffuuuftt…” Aku menghela nafas lega. Tentulah! Aku tahu Kyu tidak akan mungkin berani menyentuhku. Hhh, syukurlah…
Karena bingung ingin berbuat apa, akhirnya aku lebih memilih untuk menatap wajah Kyu. Setelah diperhatikan, ternyata Kyu bukan hanya dilahirkan dengan harta berlimpah dan tanpa rasa takut. Tapi juga wajah yang sempurna. Mampu membuat wanita manapun takkan berkedip begitu melihatnya untuk pertama kali. Termasuk aku.
“Sudah puas menatap wajahku?”
Omo! Kau mengagetkanku saja!” pekikku terkejut.
Bagaimana tidak terkejut? Saat sedang menikmati waktu yang ada untuk memandangi wajahnya sepuas-puasnya, tiba-tiba Kyu membuka matanya dan melontarkan pertanyaan tersebut. Aku langsung mengalihkan pandanganku untuk menyembunyikan pipi yang pasti sudah memerah darinya.
“Apa? Kau mau membantah? Diam-diam kau memanfaatkan kesempatan ini untuk memandangi wajahku sepuasnya, kan?” tanyanya sarkastik.
Aku memandangnya tak habis pikir.
“Jujur saja,” gumamnya sambil beranjak mendekatiku.
Ya! Kau mau apa?” tanyaku waspada.
“Kau mengagumi ketampananku, kan? Benar, kan?” tanyanya nakal. Dirinya semakin berusaha mendekatiku.
Aku mendengus. “Hah, kau benar-benar percaya diri mengatai dirimu tampan?”
“Aku memang tampan,” balasnya sambil tetap terus mendekatiku.
“Ya! Ya! Jangan berbuat macam-macam!” ancamku sambil terus menjauhinya. “Hah! Kau sudah melewati batas!” seruku sambil menunjuk guling yang sudah dilewatinya.
“Kau tertarik padaku, kan?” tanyanya tanpa menghiraukan ancamanku. Tidak ada lagi tatapan nakal di matanya.
Aku terdiam dan menggigit bibirku sambil menatap sekeliling dengan gelisah. “Ah, sudahlah! Lupakan!” seruku sambil berdiri dari ranjang.
Tetapi Kyu mencegahku. “Eits! Kau mau ke mana? Kau tidak boleh ke mana-mana.”
“Kenapa?” tanyaku.
“Karena…” kata-kata Kyu terputus. “Karena ada yang ingin kutanyakan padamu.”
Tunggu dulu. Kenapa tiba-tiba Kyu berubah jadi serius seperti ini?
“Mmm, apa itu?” tanyaku penasaran.
“Eh, sebenarnya, sudah lama aku ingin menanyakan hal ini padamu,” ujarnya gugup.
“Apa itu?” tanyaku semakin penasaran.
Kyu menarik nafas panjang dan kemudian berdeham. Wajahnya tiba-tiba berubah serius dan gugup.
“Lee Eunmi, would you marry me?
Mataku mengerjap-ngerjap tak percaya, jantungku berdetak lebih cepat, badanku tiba-tiba terasa panas, dan peluh menetes begitu saja di keningku. Rasa terkejut, senang, gugup, semua menjadi satu saat ini. Ya ampun, inikah rasanya dilamar oleh seorang laki-laki yang kau cintai?
Kalian pasti sudah bisa menebak jawaban yang akan kulontarkan. Tapi, kalian tahu apa yang dilakukan Kyu begitu tahu jawabanku?
Kini Kyu sedang menarik tanganku memasuki kantor catatan sipil.
Yup, ternyata dia benar-benar serius ingin menikah denganku. Tapi, aku tidak menyangka kalau ini rencana yang dia pikirkan.
Sesampainya di depan notaris, Kyu langsung minta disiapkan surat untuk mengurus pernikahan. Notaris tersebut sampai terheran-heran dibuatnya.
Ya! Apa kau sudah gila?” bisikku. Tapi Kyu tidak menggubris. Aku ingat, dari awal dia sudah memperingatiku untuk diam dan mengikuti perintahnya saja. Ya sudahlah, apa lagi yang bisa kuperbuat?
Setelah selesai mengisi surat-surat yang diperlukan, tiba-tiba notaris bertanya, “Apa kalian punya saksi? Kalian tidak bisa menikah tanpa saksi.”
“Sudahlah. Kau saja saksinya,” jawab Kyu enteng. “Cepat tanda tangan. Aku akan membayarmu lebih.”
Akhirnya notaris itu pun menurut. Dari awal masuk ruangan ini, aku hanya bisa melongo.
Setelah selesai, Kyu memegang surat itu. “Nah ,sekarang hubungan kita sudah resmi sebagai suami istri. Ayo, pergi,” ucap Kyu sambil menarikku pergi.
Di dalam mobil barulah aku bisa leluasa bertanya. “Kyu, kalau kita menikah sekarang, bagaimana dengan kuliahmu? Orangtuamu?”
“Kau tidak perlu khawatir. Aku akan merahasiakan pernikahan ini,” jawab Kyu.
“Ooh,” gumamku sambil mengangguk-angguk mengerti. Tapi, kenapa tiba-tiba aku jadi sedih mendengar pernyataan Kyu itu?
Ternyata Kyu menyadari perubahan sikapku yang dian. “Kau kenapa? Ada yang salah?” tanyanya cemas.
“Tidak. Hanya saja, rencana pernikahan ini sedikit jauh dari harapanku,” gumamku berat hati.
“Hmm? Jauh dari harapanmu? Memangnya pernikahan seperti apa yang kau harapkan?” tanyanya tenang.
“Kau pura-pura tidak tahu, ya? Masa kau tidak mengerti maksudku? Perempuan itu suka dengan kesakralan. Aku, baru saja bermimpi bahwa suatu saat nanti, aku memakai gaun pengantin dan kau sebagai mempelai prianya bersama-sama mengadakan upacara pernikahan di hadapan Tuhan. Itulah harapanku,” jawabku sambil tersipu malu.
“Oh, itu. Tenang saja. Kita pasti akan melakukannya kelak. Saat aku sudah selesai kuliah dan saat aku siap memberitahu kedua orangtuaku. Oke?” ucapnya sambil menggenggam tanganku.
***
Kyuhyun POV
Aku mengajak Eunmi ke suatu ruangan sambil menutup kedua matanya dengan tanganku. Setelah tiba di ruangan itu, aku melepas kedua tanganku dan siap memberinya kejutan.
Matanya perlahan terbuka dan aku sudah bisa menebak ekspresi terkejutnya begitu melihat dinding besar di hadapannya.
“Ini,” gumamnya.
“Ya.Ini adalah puzzle 100 juta pieces yang selalu membuatmu tertidur,” selaku.
Eunmi tersenyum. “Jadi, puzzle ini bergambar wajahku?” tanyanya tak percaya sekaligus tersipu.
“Ya. Puzzle ini memang sengaja dinamakan Sentimental yang berarti perasaan. Dan, inilah perasaanku, yaitu kau,” jawabku.
Dia menatapku cukup lama dan kemudian melompat memelukku. “Gomawo, Kyuhyun-ah!” serunya gembira.
Aku tak bisa berhenti tersenyum. “Anggap saja sebagai hadiah pernikahan.”
Dia menatapku. “Tentu saja.”
“Kau tahu? Dulu aku punya cita-cita jika suatu saat nanti aku ingin melamar wanita yang kucintai ketika aku bangun tidur. Cukup gila, kan? Tapi kini cita-citaku itu terwujud. Semua berkat kau. Gomawo.
-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar