Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

Pain Deeper Than Love (Part 2)



Title : Pain deeper than love (part 2)
Author: Pink smile
Genre : Romance, Drama
Lenght : Chapter
Rating : PG 15
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Eunmi (OC)
Disclaimer: It’s just pure fiction. I’ve just put what I’ve in my head. The plot is MINE and no PLAGIATOR please.
Note:
First of all, I wanna apologize for being late to post the next chapter of my story *bow. Read this story alone. In your bedroom, under the table, toilet, wherever you’re alone^^. Give the best imagine that you have about Kyuhyun. Don’t blame Eunmi ;) .
See the previous chapter : part 1

Last edit by Yongwonhee -120724-


Eunmi POV
“Aku sudah berharap tidak akan pernah melihat dinding besar memusingkan ini lagi. Tapi kenapa kau kembali mengingatkanku?” Aku mengutuk dalam hati laki-laki yang sekarang tengah berdiri di sampingku ini. Entah apa yang membuatnya terlahir hingga menjadi laki-laki sekejam iblis seperti ini.
“Ini,” Aku baru mau bersuara tapi Kyu lebih dulu menyela.
“Apa kau ingat sekarang? Kalau kau tidak ingat, aku akan mengingatkanmu kembali. Ini adalah,”
Puzzle seratus juta pieces yang kau beli dengan harga mahal di Perancis dan gambarnya pun masih belum diketahui,” potongku. “Benar, kan?”
Aku menatap Kyu yang terlihat sedikit tertegun dengan pertanyaanku. “Benar sekali. Tumben kali ini kau mengingatnya dengan sangat jelas.”
Aku mendengus. “Maaf ya, walaupun kau sering mengataiku bodoh, tapi setidaknya aku punya daya ingat yang cukup kuat.” balasku.
“Berhenti mencari kelebihanmu. Di mataku, kau tetap saja wanita bodohku.”
Ch, ternyata tidak mudah membungkam seorang Kyu.
“Nah sekarang, karena daya ingatmu yang cukup kuat itu, bisakah kau memulai tugasmu sekarang?”
Aku hanya menghela nafas pasrah. Sebelum pergi meninggalkanku, Kyu menyempatkan diri untuk mengelus pelan kepalaku.
“Selamat bekerja,” gumamnya dengan nada bahagia.
Aku terlalu lelah untuk menanggapinya. Setelah Kyu pergi, kini hanya ada aku dan dinding besar ini.
Aku ingat tiga bulan yang lalu aku juga berdiri di sini. Dengan perasaan yang sama dan situasi yang sama. Dan karena tiga bulan lalu itu juga aku terjebak dalam kehidupan Kyu.
(Flashback)
Aku bertemu Kyu ketika acara penggalangan dana di kampus. Sebenarnya, Kyu lah yang menemukanku. Saat itu keadaanku benar-benar terpuruk. Aku di fitnah telah menjalin hubungan yang tidak wajar dengan salah satu dosenku oleh seorang mahasiswa.
Gosip itu menyeruak karena aku telah menunggak biaya kuliah. Alhasil, mahasiswa lain mengira kalau aku berusaha mendekati seorang dosen supaya dapat tetap bertahan di kampus. Padahal, itu semua hanya omong kosong belaka. Mereka tidak tahu aku. Aku tidak mungkin melakukan hal-hal kotor seperti itu. Aku akan melakukan apapun dengan cara yang halal meski harus memohon-mohon pada bagian administrasi untuk mengulur waktu pelunasanku ataupun bekerja membanting tulang. Mereka, tidak tahu bagaimananya kerasnya perjuanganku.
Tapi, ketika mahasiswa lain mulai menghujatku dengan berbagai cercaan tak mengenakan, bahkan menghujaniku dengan lemparan telur, makanan, dan minuman seakan-akan aku adalah tempat sampah yang pantas diperlakukan seperti itu, Kyu datang menyelamatkanku.
Ya, saat itu dia langsung menarikku kedalam dekapannya dan melindungiku.
“Jangan melawan.” Itulah kata pertama yang kudengar dari mulut Kyu sambil terus memelukku dengan erat dan melindungi kepalaku. Tak diduga, kini kata-kata itu melekat erat didiriku. Herannya, aku menurutinya dan tidak melakukan perlawanan apapun. Aku membiarkan Kyu melindungiku.
Dalam pelukannya, aku berdoa dalam hati, “Siapapun kau hai lelaki pemberani dan baik hati, aku benar-benar berterima kasih padamu.”
Tapi, setelah aku lebih mengenal sosok Kyu yang sebenarnya, sepertinya aku menyesali kata-kataku itu.
Setelah menyelamatkanku dari serangan itu, kupikir pertemuanku dengan Kyu hanyalah sebatas hari itu saja. Tapi, siapa sangka dia kembali hadir di hari-hariku berikutnya. Dia mulai mencari tahu tentang diriku, rumahku, dan kegiatanku.
Awalnya kupikir dia hanya ingin beramal. Tapi, semakin lama kelakuannya semakin mengerikan. Dia nekat menyewa orang untuk memata-mataiku, membayar tunggakan uang kuliahku, bahkan, dia selalu bisa hadir tiba-tiba ketika aku dalam bahaya.
Di balik itu semua, sifat kasar dan diktatornya juga tak masuk akal. Dia berani memelukku seenaknya. Bahkan mengancamku dengan keras.
Saat itu Kyu menjemputku dengan paksa dan membawaku ke rumahnya. Lalu ia menyatakan perasaannya padaku. Tapi, aku menolaknya karena baru saja kita berkenalan selama seminggu dan dia nekat melakukan hal tak wajar seperti itu. Saat itu juga aku berpikir kalau Kyu sama saja dengan pria kaya lainnya yang senang mempermainkan wanita.
Kyu marah dan mengancam tidak akan membiarkanku berhasil keluar dari rumahnya.
Berbagai cara telah kulakukan untuk kabur dari rumahnya. Tapi aku tetap tidak bisa. Hingga satu-satunya cara terakhir yang terlintas di benakku adalah dengan melukai diriku.
Aku menodongkan sebuah pisau ke badanku sendiri lalu balik mengancam Kyu. Dan ternyata itu berhasil membuatnya ketakutan. Dia mengalah untuk kali itu. Dia akan membiarkanku pulang, tapi asal dia yang mengantar.
Setelah mengantarku, aku benar-benar ingin segera mengusirnya. Tapi, lagi-lagi dia meminta satu hal paling gila yang pernah kudengar dari seorang laki-laki yang kukenal.
“Bolehkah aku menciummu?”
Tentu dengan keras aku menolak. Tapi bukan Kyu namanya kalau dia rela membiarkanku tenang.
Dia mengunci kedua lenganku dan mendorongku hingga merapat ke dinding.
“Yaa, Cho Kyuhyun! Apa yang kau lakukan?” makiku kesal sekaligus takut.
Tapi dia tak menjawab dan malah mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“Apa yang kau lakukan? Apa maumu, hah? Siapa kau ini sebenarnya?” tanyaku kesal dengan tingkah laku Kyu yang kelewat batas. Keringat mulai terlihat di keningku dan jujur, kurasa pipiku memerah saat ini.
“Aku Cho Kyuhyun. Harus berapa kali lagi kuingatkan padamu? Aku mau kau menjadi pacarku. Sekarang, aku ingin mencium bibirmu, Lee Eunmi. Apa itu belum cukup jelas?” tanyanya. Jarak kami begitu dekat hingga nafasnya terasa di pipiku.
“Tolong jangan lakukan itu! Apa salahku sehingga kau berbuat seperti ini padaku?” tanyaku dengan suara bergetar.
Kyu mendengus. “Salahmu? Banyak. Aku sudah banyak menolongmu tapi apa balasanmu? Aku hanya meminta satu hal dan kau menolaknya. Karena kau juga, kini kehidupanku hanya dipenuhi olehmu.” jawabnya.
“Aku tidak pernah memintamu untuk menolongku. Jadi tolong, lepaskan aku sekarang!” pintaku.
“Tidak. Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Karena aku menyukaimu. Kau harus menjadi milikku. Sekarang, jawab pertanyaanku atau aku akan bertindak lebih jauh dan nekat lagi.” ancam Kyu. Bibirnya semakin mendekat dan aku tetap tidak bisa membiarkannya.
“Baiklah! Baiklah! Aku mau menjadi pacarmu!” seruku sebelum bibirnya benar-benar menyentuh bibirku.
Kyu terdiam sejenak kemudian menarik wajahnya menjauh. Aku melihat senyum kemenangan Kyu samar-samar. Entah mengapa, dengan senyum itu Kyu benar-benar terlihat sempurna. Mampu membuatku meleleh walaupun kini air mata membasahi pipiku.
“Hhh, baguslah. Baguslah, Lee Eunmi,” gumamnya sambil memelukku dan membelai rambutku berulang-ulang.
Aku memukul-mukul dadanya dengan sisa tenagaku yang ada. “Dasar Cho Kyuhyun brengsek,” gumamku.
“Aku mendengarnya.” ucap Kyu.
“Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa aku terlalu kasihan hingga kau memperlakukanku sebegitu rendahnya?” tanyaku.
“Jangan pernah mengatakan kau rendah lalu aku kasihan padamu. Aku benci kata-kata itu. Aku melakukan ini karena aku menyukaimu. Kau adalah takdirku. Jadi, jangan pernah mencoba untuk membelokkan nasibmu. Karena itu hanya akan membuatmu menderita.” jawab Kyu.
“Tapi kalau kau benar-benar menyukaiku, kenapa kau sekasar ini padaku?” tanyaku lagi. Kini baju Kyu benar-benar basah dengan air mataku.
“Karena aku punya caraku sendiri untuk menyampaikan perasaanku.”
(Flashback End)
Setelah hari itu, hidupku jauh lebih terikat oleh Kyu. Sakit yang ku terima akibat perbuatannya pun jauh lebih parah dari sebelumnya. Tapi sepanjang waktu berlalu, aku tahu bagaimana Kyu. Dan aku mulai belajar untuk lebih memahaminya.
Kyuhyun POV’s
Tak terasa sudah jam sepuluh malam. Saatnya aku mengecek pekerjaan si bodoh itu walaupun aku sudah tahu hasil pekerjaannya akan seperti apa.
Ketika aku masuk, tebakanku selalu tepat. Si bodoh Eunmi tergeletak di lantai.
Pertama kali melihat hal tersebut diriku sangat terkejut. Aku langsung berlari menghampirinya dan berpikir akibat perbuatanku yang kelewat batas membuat sesuatu yang buruk menimpanya. Tapi ternyata dia hanya tertidur. Seperti malam ini.
Kutatap dinding puzzle yang sama sekali tidak ada perubahan itu. Lalu aku berlutut menghampirinya.
“Apakah sebegitu sulitnya pekerjaan ini bagimu, Eunmi?” tanyaku sambil menatapnya yang sedang tertidur pulas.
Tanpa pikir panjang aku langsung menggendongnya ke kamar yang memang sudah kupersiapkan untuknya.
Setelah menyelimutinya, aku mengelus-elus rambut halusnya sambil tak henti-hentinya mengamati wajah malaikatnya.
“Kau pasti sangat lelah,” gumamku. “Mianhaeyo. Aku tahu kau pasti menderita karena aku, tapi itu semua kulakukan agar kau tetap bisa di sisiku.”
“Aku tidak tahu seberapa bencinya dirimu padaku. Tapi, beginilah caraku memberimu perhatian. Kuharap kau mau mengerti.” ucapku sambil mengelus pipinya yang lembut.
Setelah puas memandanginya, aku memutuskan untuk membiarkannya tenang sejenak.
Jaljayo, Eunmi-ah,” ucapku diakhiri dengan kecupan lembut di keningnya, lalu meninggalkan ruangan itu dengan berat hati.
To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar