Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

Pain Deeper than Love (part 1)


Image
Title : Pain deeper than love (part 1)
Author: Pink smile
Genre : Romance, Drama
Lenght : Chapter
Rating : PG 15
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Eunmi (OC)
Disclaimer: It’s just pure fiction. I’ve just put what I’ve in my head. The plot is MINE and no PLAGIATOR please.
Note:
First of all, I’m still a beginner author and I’m so sorry if there’re some typo in this story. This is my first post after SOFF Contest several weeks ago. Read this story alone. In your bedroom, under the table, toilet, wherever you’re alone^^. Give the best imagine that you have about Kyuhyun. Don’t blame Eunmi ;) .

Last edit by thecuties -150712-

Eunmi POV
Aku terbangun begitu mendengar bunyi ponselku. Aah… Itu Kyuhyun. “Halo.”
“Sedang apa kau? Apa kau belum bangun? Yaa (Hei), sudah jam berapa ini?” tanya Kyuhyun dengan nada kesal.
Aku menghela nafas sejenak. “Aku baru bangun.”
“Ah, apapun itu! Kau harus ke rumahku sekarang!” perintah Kyu sembari menutup teleponnya.
“Hei, tu…” bahkan aku pun tak sempat membantahnya.
Hhh… Kyu memang orang yang seperti itu. Diktator, kejam, dan suka memerintah. Tapi, aku dan dia sudah lama menjalin hubungan yang begitu dekat. Entah apa yang membuatku bisa betah dengan semua tingkah lakunya. Aku yang lemah ini seakan-akan selalu menjadi budaknya. Aku ingin mengakhirinya. Tapi, bagaimana caranya?
Kyu bukan lelaki biasa. Dia terlahir di keluarga kaya, punya kekuasaan dan harta berlimpah. Sedangkan aku? Aku hanya wanita biasa yang tidak punya apa-apa. Oleh sebab itu, Kyu dengan leluasa dapat menguasai kehidupanku. Seperti pagi ini.
Kyuhyun POV
Tik-Tik-Tik.
Hanya suara jam dinding yang menemaniku membaca koran saat ini sambil menunggu si bodoh itu.
Aku melirik jam tanganku lagi. Sudah jam berapa ini? Kenapa dia belum juga datang? Apa dia berani membantahku?
Baru saja aku hendak menghubunginya lagi ketika akhirnya dia benar-benar hadir di hadapanku. Dengan kaos merah mudanya, seperti biasa, si bodoh itu selalu cemberut.
“Ada apa kau memanggilku pagi-pagi sekali?” tanyanya.
“Huh,” aku mendengus. “Bukankah sudah pernah kubilang kalau aku tidak akan pernah membuat hidupmu tenang?”
“Kau benar-benar ingin membuat hidupku tidak tenang?” tanyanya dengan mata melotot.
Aigoo, wajah imut itu yang selalu membuatku ingin sekali memeluknya.
Aku pun berdiri menghampirinya. “Kau, kan tahu siapa diriku. Aku…”
“Cho Kyuhyun! Semua orang tahu namamu!” potongnya dengan nada kesal.
Aku tertawa kecil sebelum tiba di hadapannya. “Kenapa kau begitu sensitif pagi ini?”
“Masih perlu kah kau menanyakannya? Siapa yang kurang kerjaan menelepon orang pagi-pagi dan menyuruhku ke rumahmu? Hanya kau seorang! Dasar gila!” balasnya kesal.
“Siapa suruh kau menolak ajakanku untuk tinggal di rumahku. Jangan coba-coba menyalahkanku,” ancamku.
Si bodoh itu tertegun sejenak. “Cepat katakan saja kau mau apa?”
“Entahlah,” jawabku sambil menerawang.
Tiba-tiba aku mendekat ke arahnya. Sontak dia langsung terkejut.
“Aa – aa- ada apa?” tanyanya terbata-bata.
Aah… Aku tahu. Wajah gugup itu selalu muncul ketika jarak kami sedekat ini. Aku semakin menyukaimu, Lee Eunmi.
“Apa kau merindukanku?” tanyaku serius.
Matanya mengerjap-ngerjap. “Mm, mwo (apa)?”
Aku menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya. Tapi…
“Puahahahahaha!” si bodoh itu dengan lantangnya tertawa di hadapanku. “Aigoo, aigoo… Lihatlah seberapa parahnya kepercayaan dirimu. Rindu denganmu? Siapa? Aku? Hha, tidak akan pernah!”
Huh, si bodoh ini rupanya mau cari masalah denganku. “Benarkah? Kalau begitu, kuharap kau menyesali kata-katamu itu. Ikut denganku,” kataku sambil menarik tangannya.
Yaa, kau mau menarikku ke mana?” tanyanya.
Aku menariknya ke kamarku. “Bersihkan kamarku, rapikan ranjang, vaccum lantainya, pokoknya bereskan semua kamarku.”
Dia melongo menatapku. “Yaa, kau benar-benar gila, ya?”
Aku mendekati wajahnya dan berbisik, “Ya, kalau aku gila memangnya kenapa? Cepat lakukan perintahku. Kalau tidak, kau tahu sendiri akibatnya.”
Matanya langsung melebar dan menarik sejauh mungkin wajahnya dengan tatapan ngeri.
Tahu ancamanku berhasil, aku pun pergi meninggalkannya sambil tertawa bahagia.
“DASAR KURANG AJAR KAU, CHO KYUHYUN!!”
Haha, akhirnya dia kembali meneriakkan kata-kata itu.
“Aah… Rumahku tiba-tiba jadi ramai dan menyenangkan sekali!” seruku sambil tersenyum sumringah.
Kalian mungkin berpikir aku gila. Tapi kalian salah. Aku, punya cara sendiri untuk menyampaikan perasaanku.
Eunmi POV
Setelah kamarnya, ada-ada saja yang diperintahkan Kyu. Memasak, membersihkan kolam berenang, mencuci bajunya dengan tangan, hingga memasang lukisan yang seharusnya bukan aku yang melakukannya! Dasar orang gila! Dia pikir aku siapa seenaknya disuruh-suruh seperti itu? Huh, lihat saja nanti kau!
Menjelang sore aku menghampirinya. “Yaa, kau pikir kau siapa bisa seenak-enaknya menyuruhku?”
“Kau kan si bodoh yang selalu di tindas olehku,” jawabnya santai.
Mwo?” aku menatapnya tak habis pikir. “Hha, benar. Aku memang bodoh sampai-sampai bisa terikat oleh orang sepertimu. Tapi, aku tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Aku capek. Aku mau pulang,” ucapku sambil bergegas pergi.
Kyu terlihat terkejut dan mengejarku. “Tunggu.”
Aku tahu dia pasti akan mencegahku.
“Kau tidak bisa pergi seenaknya begitu saja,” ucapnya.
“Kenapa memangnya? Aku juga tidak mendapatkan keuntungan apa-apa darimu,” balasku sambil bergegas pergi.
“Tunggu,” cegah Kyu sambil menahan lenganku. “Mmm…” dia terlihat berpikir dan kemudian mengeluarkan dompetnya. “Baiklah. Jika kau tetap mengerjakan perintahku, aku akan menggajimu,” ucapnya sambil mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan memberikannya kepadaku.
“Ch… Sekarang kau menggunakan uangmu?”
“Kutambah,” ucapnya sambil menambah uangnya yang kini cukup tebal dalam genggamanku. “Ambilah. Aku tahu kau membutuhkannya. Tapi, kau harus tetap tinggal di sini.”
Aku berpikir cukup lama. Yang dikatakannya memang benar. Aku butuh uang ini untuk memenuhi kebutuhanku. Membayar uang kontrakan dan biaya kuliah.
“Baiklah,” gumamku sambil memasukkan uang pemberiannya ke kantong celanaku. “Tapi, karena semua perintahmu sudah kukerjakan, sekarang aku boleh pulang, kan?” kataku sambil bergegas pergi.
“Mmm, sepertinya kau melupakan sesuatu,” gumam Kyu dan sekali lagi, dia berhasil menghentikan langkahku. Aku menoleh padanya meminta jawaban dan ternyata hal yang kulupakan tersebut adalah…
Kyu membawaku ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu ada sebuah puzzle berukuran besar yang tertempel di dinding.
Astaga… Sepertinya bencana akan segera menghampiriku.
To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar