[After Story] It’s So Fast
Part 4
Author : kyubum8
Genre : Romance, dll
Main cast:
Lee ChaeRi (OC)
Cho KyuHyun
Lee JaeYoung
Jae JoHyun
Support Cast:
Choi MinRi
Park SeungHo
Lee JiEun
Member Super junior
Author POV
“berikan aku waktu untuk menceraikannya. Aku akan kembali padamu.” Lirih chaeri.
“ini terlambat chaeri.” hardik jaeyoung
Tak lama terdengar suara pintu digebrak. Johyun yang melihat keadaan chaeri langsung menendang jaeyoung sampai tersungkur.
“kau dasar brengsek.” Johyun. Johyun pun
menghampiri jaeyoung. Lalu membantunya berdiri dan kemudian meluncurkan
tinjuan di wajah juga perut jaeyoung.
“kau bocah busuk.” Ujar jaeyoung bangkit
dan berusaha membalas johyun. Tapi johyun yang sudah bersabuk hitam
dengan tangkas menangkis pukulan jaeyoung dan malah meninjukan tangannya
dipipi jaeyoung sehingga darah mengucur dari sudut bibirnya.
Sedangkan chaeri langsung terduduk dan menangis sesegukan. Tubuhnya gemetaran.
Jaeyoung pun dibawa johyun keluar. Tapi jaeyoung menahan diri dipintu.
“chaeri, kau kuberi waktu 3 hari untuk
menceraikan bocah tengil itu. Ingat! Kau sudah berjanji padaku tadi
kalau tidak maka super junior yang akan hancur seketika. Bukan hanya
bocah itu tapi seluruhnya super junior akan hancur jika kau tidak datang
padaku. ingat itu.” Ujar jaeyoung seraya melepaskan tangan johyun
ditubuhnya lalu pergi keluar .
Johyun ingin mengejarnya tapi dia melihat
chaeri sesegukan. Akhirnya johyun menghampiri chaeri. johyun berjongkok
disebelah chaeri dan meraih tubuh chaeri kepelukannya. Berusaha
menenangkan yeoja itu. Tubuh chaeri sangat gemetaran.
“aaakkkkuu..tttaakkuuttt.” ujar chaeri terbata-bata
“tenanglah. Sudah ada aku. Uljima. Uljima.”
Johyun pun mendudukan chaeri disofa tanpa
melepaskan pelukannya dari chaeri. gadis itu masih gemetaran. Suasana
hening. Johyun belum berani menanyakan apapun pada chaeri. dia sibuk
berpikir dengan kata-kata jaeyoung tadi.
Chaeri melepaskan pelukannya dari johyun.
Johyun yang melihat chaeri sudah tenang, langsung beranjak kedapur
membuatkan chaeri teh hangat. Setelah selesai perlahan dia taruh
ditangan chaeri. chaeri mendongkakkan kepalanya menatap johyun.
“minumlah sedikit. Itu akan
menenangkanmu.” Chaeri pun mengikuti ucapan johyun. Meresap teh hangat
itu. Rasa hangat menjalari tubuhnya seketika.
“gomawo johyun.”
“ne cheonma. Kau tidak usah sungkan.
Chaeri kau mungkin tau aku penasaran. Tapi aku tidak akan memaksamu
untuk bercerita padaku. tapi kau harus menceritakan pada kyuhyun
chaeri-ya.”
Chaeri menggeleng mendengar ucapan johyun. Johyun menghela napasnya. Dia benar-benar khawatir akan keselamatan chaeri.
“chaeri-ah…”
“johyun…bantulah aku.” Ujar chaeri
memotong ucapan johyun. Chaeri pun akhirnya menceritakan semua yang
terjadi padanya selama seminggu ini secara perlahan karena pengaruh
sesegukannya. Lalu chaeri membicarakan maksudnya meminta bantuan johyun.
Johyun menolak rencana chaeri namun
akhirnya dia menyerah juga untuk membantu chaeri. chaeri pun akhirnya
dibawa johyun ke apartementnya untuk beristirahat. Sedangkan johyun
mengurus hasil perbuatannya mendobrak pintu apartement chaeri sebelum
kyuhyun pulang.
Author POV end
Kyuhyun POV
Jadwal hari ini sangat padat. Aku
benar-benar lelah. Aku baru memegang ponsel sekarang. Aku belum
menghubungi chaeri hari ini. kuputuskan untuk meneleponnya, tapi
jaringannya sibuk. Akhirnya kutinggalkan pesan saja.
“kyu kau mau kemana?” tanya siwon hyung
“aku mau pulang hyung. Bukankah jadwal kita sudah selesai?”
“kau tidak ikut makan malam?”
“ani hyung. Chaeri pasti sudah menungguku dirumah.”
“oh begitu rupanya.” Aku pun meninggalkan siwon hyung. Baru saja aku berjalan beberapa langkah seseorang memanggilku.
“kyuhyun ssi.”
“ne, ada apa hyung?” ujarku pada seorang kru di acara reality show wgm.
“masih ada satu script lagi.”
“script? Apa itu hyung?”
“makan malam romantis. Segeralah berdandan menyusul istrimu.” Ujarnya.
Aku menghela napas. Segera ku ambil
ponsel untuk menghubungi chaeri. namun ponselnya masih sibuk. Kutinggal
pesan dikotak masuknya.
Sebelum mulai syuting, kulihat sungmin hyung. Aku pun berlari menghampirinya.
“hyung, kau mau kemana?”
“ah aku mau pulang sebentar kyu. Mengganti bajuku. Waeyo?”
“bisakah kau ke apartement ku dan bilang pada chaeri aku pulang terlambat?”
“oke.” Ujar sungmin hyung seraya pulang.
Aku pun berbalik dan melanjutkan syuting ini. sebenarnya aku tidak ingin
syuting ini. hanya mengikuti teuk hyung. Tapi manajer memintaku supaya
popularitasku naik. Secara aku jarang digosipkan dekat dengan wanita
disekitarku. Tapi ini semua kulakukan dengan script.
Selesai syuting sampai tengah malam. Aku
baru memegang ponselku lagi. Disitu ada 5 missed call dan 2 messages.
Semua dari sungmin hyung. Tidak ada dari chaeri. dengan malas aku pun
membaca sms pertama dari sungmin hyung.
Kyu, chaeri tidak ada diapartement. Sudah kucoba telepon tapi ponselnya tidak aktif.
Aku mengerutkan kening membacanya. Dan
melihat jam saat sms itu. Jam 10 malam. Chaeri belum pulang. Aku pun
melanjutkan membaca sms kedua dari sungmin hyung.
Kyu, kau harus tenang. Aku baru saja
keluar dari gedung tapi kulihat chaeri berboncengan dengan seorang
lelaki lalu mereka masuk lift. Setelah kuperhatikan itu johyun. Dan
mereka naik lift sampai lantai 8. Kurasa johyun hanya mengantarnya kyu.
Kau bicara baik-baik ya dengan chaeri.
Kupegang ponselku geram. Aku pun berjalan
langsung menuju mobil dan mengendarainya secara brutal. Sesampainya
digedung apartement, aku benar-benar kesal. Chaeri sudah melanggar
janjinya tuk tidak berdekatan dengan johyun itu. Aku sudah tau bahwa
orang itu pasti memiliki maksud terhadap chaeri.
Dengan marah aku pun masuk apartement dan
langsung membuka pintu dorm tanpa memencet bel atau mengetuk pintu. Aku
langsung masuk kedalam apartement. Kulihat chaeri sedang menelepon
didapur. Aku pun berusaha untuk mengupingnya
Dia belum pulang, aku tidak apa-apa kau tidak usah khawatir johyun
…..
baiklah…kau tenang saja. Sebaiknya kau istirahat. Terimakasih hari ini.
klik
chaeri menutup ponselnya. Lalu membalikan
badannya. Dia terkejut melihat sosokku. Aku menghampirinya lalu
mengambil ponsel ditangannya.
Chaeri membelakakan matanya melihat
kearahku. Tatapan mataku kearahnya sudah tajam. Penuh akan kemarahan.
Aku mengecek ponselnya. Dan benar barusan panggilan dari johyun.
“chaeri…kau.” Aku menunjuk wajahnya
dengan telunjukku. Aku sangat marah dengan kelakuannya. Belum pernah dia
tidak menurutiku seperti ini.
“kau baru pulang?” ujarnya dingin.
“jangan alihkan pembicaraan chaeri.” bentak ku padanya. Kudengar chaeri tersentak saat kubentak dia.
“aku tidak mengalihkan pembicaraan. Apa maksudmu? Aku hanya ingin bertanya kau sudah makan apa belum.” Ujarnya semakin dingin
“maksudku. Johyun. Kenapa kau masih menghubunginya?” ujarku seraya memperlihatkan ponselnya kehadapannya.
“oh itu. Dia hanya meneleponku. Sudahlah
tidak penting. Akan kubuatkan kau makanan.” Ujarnya lalu berbalik tapi
aku menahannya dan membalikkan badannya supaya menatap kearahku.
“wae? Ah benar kau kan tidak suka masakanku karena penuh racun.” desisnya.
“kita sedang tidak membicarakan makanan cho chaeri.”
“lalu apa?” ujarnya tajam. Aku benar-benar bingung kenapa chaeri menjadi seperti ini.
“johyun.”
“ada apa lagi sih? Sudah ku bilang itu tidak penting.”
“tidak penting katamu? Chaeri kau sudah melanggar janjimu padaku.”
“janji? Oh janji itu. Dia hanya meneleponku saja.”
“SAJA??? kau bahkan tadi berboncengan dengannya.”
“hah? Kau melihatnya?”
“tidak penting aku melihatnya atau tidak. ponselmu bahkan tidak aktif dan kau tidak meminta izin dariku.”
“aku hanya dibonceng saja. Aku tidak
memiliki hubungan apapun dengarnya. Kau dengar itu? Apa aku salah jika
berteman dengannya?” teriak chaeri.
“SALAH. Aku tidak mau kau berteman dengannya.” Teriakku tak kalah keras.
“cih…kau egois sekali.”
“aku? Apa maksudmu chaeri?”
“aku hanya berteman dengannya. Sedangkan kau, kau menikah dengan gadis lain yang ah aku tak tau namanya.”
“itu hanya sebuah acara.”
“aku pun hanya berteman.”
“itu beda!!!!”
“BERBEDA???? Kau menikah dengannya, dengan kondisi aku masih istrimu.”
“aku hanya menikah pura-pura chaeri.”
“tapi kau menyentuhnya seperti perlakuanmu padaku. gadis itu pasti menyukaimu.”
“kau cemburu?”
“ani. Aku hanya tidak terima. Kau bisa
dengan wanita itu. Kenapa aku tidak? AKU MEMBENCIMU CHO KYUHYUN.” chaeri
berteriak didepanku. Lalu masuk kedalam kamarnya dulu. Aku menyusulnya
untuk membuka pintu tapi pintu itu dikunci chaeri. aku berusaha untuk
mengetok-ngetok pintu.
“chaeri buka pintunya…chaeri.” namun tidak ada sahutan dari dalam kamar.
Aku pun terduduk didepan pintu kamar.
Masih berharap chaeri akan membuka pintu. Aku merenungi kata-kata
chaeri. aku begitu kaget saat dia mengatakan bahwa dia membenciku.
Sebegitu egoiskah aku padanya? Aku pun beranjak kedalam kamar untuk
mandi dan mengganti bajuku.
Aku terduduk didepan sofa tv. Mengedarkan
pandanganku diseluruh apartement. Aku sudah tidak mengganggu chaeri,
kubiarkan dia tenang dan beristirahat dulu. Aku menundukkan kepala. Iya
mungkin aku terlalu egois padanya. Membiarkannya tinggal sendiri
diapartement ini. selalu membuatkanku makanan. Menungguku pulang. Aku
menatap foto pernikahanku dengan chaeri. aku tidak menyesal memintanya
untuk menikah denganku. Aku menyesal karena menyia-nyiakannya, selalu
meninggalkannya sendiri disini. Kuharap dia tidak benar-benar
membenciku.
Malam kemarin aku tidak tidur. Sorot
matahari dari balik jendela membuyarkanku dari lamunan. Aku melihat
pintu kamar chaeri yang masih tertutup. Aku pun beranjak mendekatinya.
Lalu mengetuk pintunya.
“chaeri-ah kau sudah bangun?” tidak ada jawaban darinya.
“chaeri kau masih marah padaku?”
“chaeri kumohon buka pintunya.”
Chaeri tidak menggubris sedikitpun
pertanyaanku. Aku pun duduk dimeja makan yang dekat dengan kamarnya. Tak
lama pintu pun terbuka. Sosok chaeri pun muncul. Aku langsung berdiri
melihatnya. Namun chaeri tidak melihatku. Dia beranjak kedapur. Aku
hanya memperhatikannya. Perih rasanya melihat chaeri memperlakukanku
seperti itu. Chaeri membuka kulkas lalu mengeluarkan susu cair
didalamnya. Dan meletakkannya dimeja
Aku pun menghampirinya, memegang tangannya lembut. Namun chaeri menepisnya.
“chaeri…”
“aku tidak akan meracunimu lagi.” Ujarnya dingin. Lalu kembali masuk kedalam kamar.
Aku berusaha menahannya tapi tidak bisa.
“chaeri jebal jangan perlakukan aku seperti ini. mianhae chaeri mianhaeyo.”
Chaeri kembali keluar dari kamarnya seraya membawa tas. Serta sebuah map.
“chaeri…aku.”
“apa?” ujarnya seraya menatapku dingin.
“jebal chaeri maafkan aku. Aku tidak tau kalau…”
“kau memang tidak tau. Sudahlah kyuhyun
aku lelah. Dengan semua ini aku lelah. Menjadi seorang istri dari artis
yang diidolakan memang menyenangkan karena aku bisa pamer pada
teman-temanku. Tapi aku sudah lelah. Pernikahan ini pun hanya disetujui
olehmu. Aku tidak pernah menerima pernikahan ini. bukan masalah dengan
johyun atau istri pura-puramu itu. Tapi aku memang sudah tidak ingin
bersamamu lagi. Aku ingin pernikahan yang normal bukan sembunyi-sembunyi
seperti ini.”
Chaeri pun pergi meninggalkanku. Aku syok mendengarnya berkata begitu. aku berharap ini hanya mimpi.
“chaeri…” aku memanggilnya lagi. Dia pun
berbalik dan berjalan kearahku. Kuharap dia hanya bercanda tadi. Hatiku
benar-benar tersayat perih.
“aku lupa. Ini surat perceraian kita. Aku
sudah tandatangan. Tinggal kau. 2 hari lagi aku akan kesini untuk
mengambilnya.” Ujarnya dingin seraya memperlihatkan aku map coklat yang
dibawanya tadi lalu dia letakkan dimeja. Chaeri pun berjalan keluar.
Meninggalkanku dengan segala keperihan yang kumiliki.
Air mataku meluncur tanpa ku sadari. Aku
benar-benar terkejut. Secepat dan semudah itu chaeri memintaku
menceraikannya, kata-katanya meluncur dengan mudah. Aku tidak bisa
terima. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Rasa sesak menjalari
hatiku. Rasanya sangat sakit. Aku kehabisan napas memandang foto
pernikahanku dengan chaeri.
KYuhyun POV end
Chaeri POV
Aku tidak tau kenapa aku bisa mengucapkan
kata-kata itu. Bahkan aku tidak pernah memikirkannya. Hatiku tersayat
saat aku harus mengucapkan kata-kata bahwa kau membencinya. Aku
mengurung diriku dikamar. Kyuhyun terus berusaha untuk mengetuk pintu,
memintaku untuk membukakan pintu. Namun aku duduk dipinggir ranjang.
Menelungkupkan wajahku supaya suara tangisku tidak didengar olehnya.
Rencana ku dengan johyun setidaknya
berhasil. Tadi siang, begitu johyun selesai memperbaiki pintu dorm. Dia
datang menghampiriku. Aku pun memintanya untuk menemaniku ke pengadilan.
Mengambil surat perceraian. Butuh waktu lama untuk aku akhirnya bisa
menandatangani surat itu. Johyun terus berada disampingku. Dia
malaikatku. Setelah dari pengadilan, aku sengaja tidak pulang kerumah.
Aku menunggu larut untuk pulang. Ponsel pun tidak ku aktifkan. Saat
kurasa cukup larut aku pulang kerumah dan johyun memaksaku untuk
mengantarku. Kulihat sungmin oppa keluar dari lift. Aku pun meminta
johyun untuk berakting agar terlihat sedikit akrab dihadapan sungmin
oppa.
Johyun tidak langsung pulang. Dia
melihatku yang lemas. Sampai akhirnya aku kembali menangis. Setelah aku
tenang, johyun kusuruh untuk pulang. Aku pun meraih ponsel dari dalam
tas lalu mengaktifkannya. Banyak pesan dari kyuhyun. isinya mengatakan
dia syuting wgm dan akan pulang larut. Wgm. Acara reality show itu tidak
terlalu menggangguku. Tapi mungkin bisa kujadikan salah satu alasan.
Aku pun beranjak untuk mengambil minum,
karena kurasa tenggorokanku kering sehabis menangis tadi. Ponselku pun
berdering ternyata dari johyun. Dia mengkhawatirkanku takut jika aku
menangis lagi. Tapi kukatakan bahwa aku baik-baik saja. Setelah menutup
telepon kuputuskan untuk kembali kekamar. Tapi aku terkejut melihat
sosok kyuhyun sudah ada didepanku. Dia menatapku marah. Aku belum pernah
melihatnya seperti ini. jujur aku takut padanya. Aku berusaha
menguatkan diri. Kyuhyun mengambil ponsel ditanganku. Lalu memeriksanya.
Aku mengigit bibir bawahku untuk menguatkan diri. Sampai akhirnya aku
bisa bertengkar dengan kyuhyun. seorang cho kyuhyun yang sangat aku
cintai.
Aku tidak tidur semalaman. Aku terus
menangis. Rasa sesak itu kembali muncul. Kurasakan sorot matahari
muncul. Aku pun mengusap air mataku dan menguatkan diriku lagi untuk
menyempurnakan rencanaku.
Aku pun bersiap. aku bercermin, berusaha
agar wajahku terlihat cuek dihadapannya. Kyuhyun sudah mengetuk kembali
kamarku. Aku menekan dadaku kuat-kuat karena rasa sesak kembali
menyerangku. Lalu aku pun keluar kamar. Aku sedikit kaget melihat
penampilan kyuhyun. dia tidak tidur juga. Rasa bersalah kembali
menghampiriku. Kukepalkan tanganku dan kemudian kembali berakting.
Dengan susah payah, akhirnya aku berhasil
memberinya surat perceraian dariku tanpa terbata-bata. Kini aku sudah
keluar dari apartement. Untung kyuhyun tidak mengejarku. Aku sudah
berada ditaksi yang membawaku kesebuah villa keluarga yang baru dibeli
ahjussi untuk tempat tinggal jieun. Jieun sepupuku akan kuliah disini.
Aku lebih banyak melamun dalam taksi. Pandanganku kosong. Tiba-tiba ponselku bordering.
Yeobseo
Chaeri kau dimana?
Aku sudah diperjalanan ke villa
Kau sudah melakukannya?
Ne sudah
Kau baik-baik saja?
Ne johyun gwenchana. Tidak usah khawatir. Kau dimana?
Aku sudah dibandara chaeri
Gomawo johyun merepotkanmu
Jangan sungkan chaeri. kau tau, kau satu-satunya keluargaku disini.
Eum…johyun sepertinya aku tidak akan ke villa dulu. Aku harus pergi kesuatu tempat.
Jangan katakan kau mau menemui jaeyoung?
Ani. Aku hanya ada sedikit urusan dinowon. Tolong katakan pada jieun ya.
Araseo. Jaga dirimu ya.
Oke. Aku titip jieun padamu.
Tenang saja chaeri, kupastikan kau dan jieun aman ditanganku
Sudah ya. Aku tutup dulu.
Klik
“pak, kita kestasiun saja.” Ujarku pada supir taksi. Aku menghela napas. Yah kuutuskan untuk menemui keluarga kyuhyun dinowon.
Chaeri POV end
Author POV
Kyuhyun masih tidak beranjak dari
tempatnya. Semua hyungnya disuperjunior mencemaskannya karena tidak
biasanya kyuhyun tidak menghubungi sungmin. Sungmin yang merasa khawatir
pun turun untuk menemui kyuhyun. eunhyuk pun ikut serta. Tak kunjung
pintu dibuka. Akhirnya eunhyuk turun kebawah meminta kunci untuk
apartement ini. setelah mereka masuk, mereka berdua terkejut melihat
kondisi kyuhyun. kyuhyun duduk dilantai. Kepalanya menunduk. Isakan
tangisnya masih terdengar jelas. Dia terlihat tidak berdaya.
Sungmin menghampiri kyu dan menengadahkan kepalanya. Sedangkan eunhyuk berkeliling dorm mencari chaeri.
“kyu waeyo?” tanya sungmin begitu melihat
kyu menangis. Tatapan matanya menyiratkan rasa sakit yang dirasanya.
Kyu menepis tangan sungmin. Lalu mengusap tangisnya.
“kyu waeyo?”
“hyung chaeri tidak ada.” Ujar eunhyuk sembari ikut berjongkok dihadapan kyuhyun.
“apa kau bertengkar dengan chaeri?” tanya eunhyuk langsung.
Kyuhyun tidak menjawabnya. Dia terlalu
lemas. Sungmin langsung menyeret kyuhyun ke kamarnya dengan susah payah.
Sungmin pun membuatkan bubur untuk kyuhyun. eunhyuk mengambil susu yang
ada dimeja lalu meminumnya. Dia sedikit heran dengan map coklat dimeja.
“ini apa hyung?” tunjuknya pada map coklat itu.
“tidak tahu.” Ujar sungmin melanjutkan masaknya. Eunhyuk pun membuka map itu. Dia langsung berteriak.
“OMO!!!!hyung ini…”
“yah hyuk jae kau membuatku kaget. Ada apa?”
“ini surat perceraian hyung.”
“MWO???” sungmin menghampiri eunhyuk yang tengah melihat surat itu.
“hyung, chaeri sudah menandatanganinya.”
“ini yang membuatnya jadi seperti itu.”
“tapi apa masalah mereka hyung? Kurasa mereka baik-baik saja selama ini.”
“johyun. Kemarin aku melihatnya bersama
chaeri dan aku menyampaikannya pada kyuhyun. itu salahku. Tapi aku tidak
menyangka mereka akan sampai bercerai.”
“bagaimana dengan kyuhyun hyung?”
“aku tidak tau. kita tunggu saja.”
***
Chaeri baru saja sampai dirumah mertuanya
ini. dia langsung disambut hangat. Orangtua kyuhyun sempat menanyakan
kemana kyuhyun, dan chaeri hanya berdalih bahwa kyuhyun sedang sibuk
dengan jadwal keartisannya. Chaeri banyak bercakap dengan keluarga
kyuhyun. bahkan mereka meminta chaeri untuk menginap. Chaeri pun tidur
dikamar kyuhyun. karena tidak bisa tidur, chaeri pun iseng-iseng membuka
laci-laci kyuhyun. sampai akhirnya chaaeri menyimpan sebuah note kecil
dalam lacinya. Berharap suatu saat kyuhyun akan membacanya. Lalu chaeri
pun tertidur seraya memeluk foto pernikahan mereka.
Author POV end
Chaeri POV
Aku terbangun dari tidur. Aku bermimpi
hidup bahagia dengan kyuhyun. kupandangi foto yang ada dalam dekapanku.
Aku merindukan kyuhyun. rasanya sudah lama aku tidak melihatnya,
mendengar suaranya dan memeluknya.
“chaeri kau sudah bangun?” ketuk seseorang. Itu eomma kyuhyun.
“ne eomma. Aku sudah bangun.” Ujarku seraya membuka pintu.
“ayo turun kita sarapan.”
“mianhae eomma. Aku tidak bisa ikut sarapan bersama. Aku harus segera kekampus eomma.”
“begitukah? Sepagi ini?”
“ne eomma. Chaeri ada kelas pagi dan butuh waktu untuk ke sana.”
“biar kusuruh ahra mengantarmu.”
“aniyo eomma. Aku sudah memesan taksi.”
“ya sudah kalau begitu. hati-hati dijalan ya. Titipkan salam eomma pada kyuhyun.”
“ne eomma.” aku dan eomma pun berjalan
keluar rumah. Aku pun berpamitan pada aboji dan ahra eonni. Saat mau
keluar gerbang, aku melihat raut wajah eomma yang sedikit murung. “waeyo
eomma? Ada yang salah?”
“aniyo chaeri. chaeri, eomma sebenarnya ada satu permintaan.”
“apa eomma?”
“ah tidak usah chaeri. sebaiknya kau pergi saja.” Ujar eomma seraya mengusap punggungku.
“katakanlah eomma. Mungkin chaeri bisa mengabulkannya.”
“hmm..baiklah. tapi ini harus kau lakukan bersama kyuhyun.”
“mwo? Memangnya apa eomma. Aku jadi penasaran.”
Eomma mendekat ke arahku. Lalu berbisik padaku. “eomma ingin jadi halmeoni.”
Deg! Aku mengerti maksud eomma. Eomma ingin aku segera mendapatkan anak dari kyuhyun.
“umm…akan kuusahakan eomma.”
“yah chaeri sudah wajarkan. Kalian menikah juga sudah cukup lama. Tidak baik ditunda-tunda.”
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Taksi
yang kupesan sudah datang. Aku pun pamit pada eomma. Sebenarnya tujuan
ku bukan menuju kampus tapi menuju villa itu. Aku merenungi kata-kata
eomma. Aku kembali menangis mengingat permintaan eomma.
Kini aku sudah berada di villa. Jieun
sudah berada disana bersama johyun. Kami bertiga memutuskan untuk
tinggal disini. Selain itu, tidak ada orang yang tau mengenai villa ini.
termasuk jaeyoung.
Jieun sudah tau kondisiku dari johyun. Dia banyak menenangkanku.
Besok aku akan menemui kyuhyun untuk
mengambil surat perceraian itu juga barang-barangku. Kuharap dia tidak
ada. Akan semakin berat aku meninggalkannya jika dia ada.
“eonni?” ujar jieun.
“ne jieun-ah. Waeyo?”
“apa eonni harus benar kembali pada jaeyoung oppa?”
Jieun adalah sepupuku yang paling dekat. Dialah yang bersamaku saat memergoki jaeyoung itu playboy.
“ya jieun. Dia sepertinya mencintaiku.”
“tapi eonni tidak mencintainya. Eonni hanya mencintai kyuhyun oppa kan?”
“ani jieun-ah.”
“kau tidak bisa berbohong pada kami chaeri-ah. Itu jelas terlihat dari sorot matamu.” Timpal johyun.
Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Chaeri POV end
Kyuhyun POV
Sejak kepergian chaeri, aku tidak punya
semangat hidup lagi. Setidaknya demi elf aku kembali kerutinitas
kerjaku. Psp kutelantarkan. Segalanya membuatku selalu teringat pada
chaeri. setiap saat rasa sesak didadaku terus muncul. Aku sering merasa
kehabisan napas. Hatiku sakit sekali sangat tersayat. Namun aku masih
percaya dalam diriku bahwa chaeri benar mencintaiku tapi kenapa dia
meninggalkanku. Apa dia telah berpaling pada lelaki lain. Johyun
mungkin. Pikiranku kacau. Aku tidak pernah bisa konsentrasi lagi. Kini
yang kulakukan hanya duduk diam diatas kasurku didorm superjunior.
“kyuhyun, makanlah. Kau belum makan
apa-apa sejak kemarin.” Bujuk wooki membawa semangkuk bubur. Aku menoleh
kearahnya lalu ke isi mangkuk itu. Tak ada selera yang menggugahku.
“biar aku suapkan ya kyu?” ujar sungmin hyung membujukku. Aku menggeleng lemah. Aku merasa tubuhku kini tak berdaya.
“kyuhyun kami semua mohon makanlah. Kau sudah 2 hari ini tidak makan.” Ujar teuki hyung.
“benar kyu. Tidaka baik bagi tubuhmu.
Lagipula kau ada jadwal manggung, bagaimana kau bisa jika kau lemas
begitu.” ujar siwon hyung. Semua hyungku datang meriungku. Bahkan
heechul hyung juga kibum datang melihat kondisiku. Tapi aku mengerang.
Aku pun beranjak keluar dari kamar. Kuputuskan untuk kembali kedorm
berharap chaeri ada disana.
Begitu aku masuk, ruangan gelap. Aku
merayapi dinding mencari saklar lampu. Begitu lampu menyala, aku
mengedarkan pandanganku kesekeliling. Nihil tak ada chaeri. aku pun
berjalan. Pandanganku terhenti pada map coklat diatas meja yang tak
pernah sedikit pun aku sentuh. Kurebahkan diriku diatas sofa, kulirik
pspku yang juga tak kusentuh selama beberapa hari ini. akhirnya aku
mengambil psp itu dan melampiaskan semuanya.
Entah berapa lama aku memainkan pspku.
Sorot matahari membuatku silau melihat layar pspku. Aku pun beranjak
mematikan lampu. Dan bersandar ditembok sambil memainkan pspku.
Tiba-tiba kudengar suara dari tombol password dorm. Aku tidak peduli itu
siapa. Sampai akhirnya pintu terbuka dan seseorang masuk.
Aku masih terus berkutat dengan pspku.
Orang itu pun berjalan melaluiku. Aroma tubuhnya tercium olehku. Aku
tersentak dan segera menoleh pada orang yang sekarang sedang memasuki
kamarku. Aku berjalan kekamar sambil terus memainkan pspku.
Kulirik itu chaeri. melihat wajahnya aku
benar-benar merindukannya. Keningku berkerut melihat aktivitasnya. Dia
memindahkan baju dari lemari ke dalam koper.
“kau kemari untuk mengemasi barangmu?” ujarku pelan namun kurasakan nada bicaraku begitu dingin.
“ya…bukankah sudah kubilang 2 hari yang
lalu aku akan kesini, juga mau mengambil surat cerai kita. Kau sudah
menandatanganinya bukan?” ujarnya seraya berlalu dariku membawa kopernya
keluar kamar. Nada bicaranya semakin membuat hatiku sakit.
Chaeri berjalan kearah meja makan dan mengambil map coklat itu. Lalu membuka isinya.
“kenapa kau belum tanda tangan.” Ujarnya.
Lalu masuk kamar lagi melewatiku. Dia mengambil ballpoint. Chaeri
menyodorkan map dan ballpoint itu kehadapanku.
“cepatlah tandatangan, aku terburu-buru.”
Ujarnya singkat tanpa menatap wajahku. Aku menghiraukannya dan terus
memainkan pspku. Chaeri menarik perlahan pspku. Tidak ada perlawanan
dariku. Aku hanya melihat wajahnya berusaha menatap manic matanya dan
mencari ketulusan disana. Tapi aku tidak melihat apa-apa.
Chaeri menaruh surat itu ditanganku. Dia menungguku untuk menandatangani surat itu.
Aku memandangi map itu. Kubuka map itu.
Tertera didalamnya sebuah surat perceraian yang sudah ada tandatangan
chaeri didalamnya. Chaeri menaruh bolpoint diatas map dalam genggamanku.
Aku pun meraih bolpoint itu. Dan aku…
TBC
thanks for read
dont be silent reader
Tidak ada komentar:
Posting Komentar