1. Author : AF
2. Judul : I’m your slave!
3. Kategori: NC 21, Yadong, Chapter
4. Cast:
Cho Kyuhyun
Park Cheryl
Happy reading^^
————-
Author POV
“Hnggk, tapi ia makin lama makin menyebalkan. Aku yang lebih sering
membuat sarapan, dan jika pulang kerja, ia sudah tertidur. Ia muntah
hampir tiap pagi dan tidak ingin aku berangkat sebelum ia kenyang. Belum
lagi jika ia menginginkan aku melakukan hal bodoh –yang tak mungkin
kuceritakan padamu.” Ujar Kyuhyun menggebu-gebu pada sahabatnya yang
juga rekan kerjanya di kantor, Lee Donghae.
“Hahahah, Cho Kyuhyun,,itu biasa terjadi pada ibu hamil. Kau harus memakluminya.”
“Tapi dia sekarang jadi pemalas dan sering marah-marah.”
“Kau, tidak berniat meninggalkannya, kan?”
“Tentu tidak, Donghae-ah! Tapi.. Aku hanya merasa ia banyak berubah. Aku ingin ia yang dulu kembali.”
“Kusarankan kau membeli obat untuk ibu hamil, yang bisa mengurangi
bahkan menghilangkan morning sickness macam itu..” Kyuhyun hanya
menunduk lemah di ruang kerjanya, tak lama kemudian dirasakan temannya
itu menepuk kecil bahunya dan meninggalkan ruangannya.
Kyuhyun POV
Aku sudah mendapatkan obat untuk ibu hamil itu! Tidak sulit juga
mencarinya. Aku pulang sejam lebih awal, aku tak sabar meminumkan ini
untuknya! Haha! Sebenarnya sikapnya tidak terlalu keterlaluan, tapi aku
tetap ingin dia yang seperti dulu. Yang benar saja, dihari minggu ia
pernah menyuruhku memakai gaun tidur dan branya, menggunakan make up dan
ia memfotonya dan aku tidak boleh menghapusnya! Belum lagi tiap pagi
aku harus bangun lebih awal darinya, membuatkannya sarapan, hampir tiap
hari aku telat ke kantor. Bagus saja ia manja, tapi ini –menurutku-
kelewatan.
“Oppa? Pulang cepat?” Sapanya tanpa menolehku, masih tetap menatap layar tv sambil sesekali tertawa, dia nonton kartun -_-
“Neeee..” Jawabku sambil berlalu ke dapur untuk membuatkannya susu
untuk ibu hamil sambil mencampurnya dengan bubuk obat yang kubeli tadi.
Segera kusimpan sekotak kecil obat pengurang mual itu sembarangan
disalah satu laci dapur.
“Chagii, minum ini..”
“Hm? Oh ne, gomawo oppa sayang..”
—
Aku meminumkan obat itu sesuai dosis kepada Cheryl, dan sepertinya
tidak ada efek sampingnya. Cheryl juga agak jarang muntah, ini sudah
menginjak bulan kelima. Ia juga memakan apapun yang kubuatkan^^
Cheryl POV
Agak lelah setelah menyirami halaman barusan. Aku duduk di ayunan
kami didepan kolam renang berukuran sedang ini. Aku menyadari sesuatu,
bayiku belum bergerak semenjak pagi tadi. Ini sudah sore…… tak sadar air
mataku jatuh, kuusap pelan perutku. ‘aegi-ya,, kau kemana.. kau belum
menyapa eomma hari ini..’
Aku beranjak ke dapur, lapar sekali rasanya harus memberi makan 3
nyawa -_- Aku membuat nasi goreng biasa, terbesit sedikit perasaan
bersalah pada Kyuhyun karena di trimester pertama kemarin aku selalu
mual tiap pagi. Aku juga sering bangun kesiangan hingga akhirnya ia yang
membuatkanku sarapan. Tapi kulihat di internet, morning sickness paling
sering terjadi di trimester pertama. Sepertinya itu benar, buktinya aku
sudah tidak sering muntah lagi^^ Saat aku membuang bekas bubuk merica….
‘ondansentron.. apa ini?’ gumamku pelan. Siapa yang meminum ini? Aku
memungut sampah itu dan beranjak ke kamar. Aku berjalan perlahan ke
macbook ku, mencari kata-kata itu di internet. ‘obat morning sickness?
Ada beberapa nama obat penghilang mual yang lain, namun yang satu ini
adalah pilihan terakhir jika sang ibu benar-benar morning sickness
sangat parah..’ ujarku pelan sambil terus membaca artikel itu.
Bodohnya aku selama ini tidak pernah menyadarinya. Apakah aku memang
separah itu? Dia memang belum pernah mengeluh padaku, tapi ini rasanya
lebih sakit dibanding ia mengatakan langsung kepadaku. Air mataku jatuh
lagi, rasanya hari ini sangat berat. Kedua bayiku belum ada yang
menendang perutku sejak pagi, ditambah obat morning sickness yang
diminumkan suamiku sendiri. Apa itu berpengaruh terhadap bayiku…..
“Aku pulang….”
“Mwo? K-kau kenapa menangis?” Kagetnya begitu membuka pintu kamar.
‘karenamu, pabo.’ Batinku. Otakku berputar cepat untuk menjawabnya.
“Mereka.. belum bergerak seharian..”
Selanjutnya ia melepas jasnya cepat lalu dipakaikannya disekitar
bahuku, “Kajja, ke dokter sekarang!” Tegasnya. Aku terus menunduk saat
ia menuntunku ke mobil, didalam mobil, dan saat ia merangkulku masuk
kedalam ruang dokter.
Ini di ruangan ultrasound, “Apa keluhannya?” Tanya dokter paruh baya itu lembut padaku.
“Bayiku belum bergerak seharian..”
“Apa ada masalah dengannya dok? Bayiku tidak apa-apa kan?” Kyuhyun angkat bicara.
“Bagaimana jika kita lihat dulu,” 2 orang suster menuntunku ke tempat
tidur dan membuka perutku perlahan. Akkhh ini agak aneh, karena baru
pertama kalinya Kyuhyun disebelahku saat ultrasound. Biasanya aku
ditemani eommanya, atau dia kusuruh tunggu diluar.
Dokter tersebut mengoleskan jel ke perutku dan mulai menjejakkan
alatnya diatas perutku. Kyuhyun menggenggam tangan kiriku. Kulirik ia
sekilas, raut wajahnya sangat khawatir sambil terus melihat perutku.
“Nah, ini dia kepalanya, bisa kau lihat?”
“Tangan keduanya normal, dan disekitar sini jantungnya..” Saat itu
juga kurasakan bayiku menendang pelan, bersamaan dengan Kyuhyun yang
tersenyum melihatku sambil membelai kepalaku.
“Dia bergerak, ne?” Seakan dokter itu bisa merasakannya juga. Aku mengangguk cepat.
“Semuanya normal sejauh ini, apakah kalian ingin mengetahui jenis kelaminnya?”
“Ne.”
“Aniyo.” Jawabku dan Kyuhyun bersamaan.
“Aku tidak ingin mengetahuinya, biarkan saja menjadi kejutan saat melahirkan nanti..” Katanya.
“Hm baiklah..”
—
“Mungkin hanya Ny. Cho saja yang sedang banyak pikiran, kau juga
jangan terlalu lelah. Kehamilan pertama, apalagi bagi ibu muda sepertimu
pasti membuatmu agak tegang. Rileks saja, kau sudah menjaga bayimu
dengan baik selama ini..”
“Apakah.. obat morning sickness ada hubungannya dengan ini?”
Terlontar begitu saja dari mulutku. Kyuhyun langsung menolehku dengan
kaget.
“Mwo? Kau meminumnya? Tenang saja, morning sickness itu wajar, tapi
yang perlu kau ketahui adalah, morning sickness bisa membuat IQ sang
janin tinggi. Banyak sekali dampak positif yang ditimbulkan dari morning
sickness itu, berpengaruh baik juga bagi mental bayimu kelak. Kau juga
harus beruntung karena mengalami mual-mual, tidak ada ruginya bagi
bayimu. Dan untuk obat penghilang mual itu, tidak ada efek sampingnya
jika digunakan sesuai dosis.” Jelas dokter panjang lebar. Aku mendesah
lega, kurasakan Kyuhyun menggenggam tanganku perlahan, seakan mengatakan
‘maafkan aku..’
“Kalau begitu, terimakasih dok.” Tuntas Kyuhyun sambil membantuku berdiri.
“Oh, ne, tenang saja Ny. Cho, morning sickness itu hanya terjadi di
trimester pertama, jarang ada yang merasakannya sampai akhir masa
kehamilan..” Tenang dokter tersebut.
“Ne, khamsahamnida..”
—
“Chagiya.. mianhae..” Ucapnya memecah kesunyian kami sedari tadi. Ia
menyandarkanku di headboard ranjang dan ia duduk di sebelahku,
menghadapku.
“Wae?”
“Obat morning sickness itu. Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak
ingin kau salah paham karena aku meminumkannya tanpa sepengetahuanmu.”
“Oh, itu..” Aku tidak tahu harus berkata apa. Jujur, aku tidak marah,
apalagi kata dokter itu tidak ada efek sampingnya. Malahan aku yang
merasa tidak enak padanya karena ia harus melakukannya
sembunyi-sembunyi.
“Jeongmal mianhae.. Akhir-akhir ini aku merasa kau sudah tidak
mual-mual dan mulai bersikap normal lagi, jadi kubuang saja obat itu.”
“…………….”
“Kau marah ya?” Tanyanya polos. Aku tidak tahu harus berkata apa.
Kuraih tangannya dan meletakkannya di permukaan perutku yang sudah agak
besar.
“Setiap kali aku melihatmu, bayi ini menendang keras.”
Ia terkikik pelan, “Benar..”
“Kurasa karena hatiku berdegup kencang setiap melihatmu.”
“Hatiku juga..” Jawabnya pelan sambil mengusap perutku dan menatapku.
“Hanya itu yang kuminta..” Jawabku.
“Kau tahu, kau seperti orang terkeren tanpa harus mencoba, yang pernah kulihat.”
“Sebenarnya aku mencoba sangat keras,” Jawabnya sambil tertawa
tertahan. Aku malah tertawa lepas. Sudah lama aku rindu saat-saat ini,
selama aku hamil, aku tertawa mungkin hanya saat menonton kartun -_-
“Aku mencintaimu, Cheryl-ah..”
“Aku juga mencintaimu, Tuan Cho.. Maaf aku lama tidak melayanimu.
Maaf aku mual-mual di pagi hari dan tidak sempat membuatkanmu sarapan.
Maaf aku memintamu menungguiku makan sampai kau terlambat kerja. Aku
merasa kok, kalau kau tidak nyaman denganku akhir-akhir ini-“
“Cho Cheryl…. Aku yang seharusnya minta maaf. Kau jangan pernah
merasa aku tidak nyaman denganmu. Setiap hari aku selalu memikirkanmu
dan tidak sabar menunggu bayi ini keluar.. Selain itu aku juga ingin
meringankan bebanmu dengan meminumkan itu tanpa sepengetahuanmu. Kalau
aku terang-terangan memintamu meminum itu, kau pasti marah..” Elaknya.
‘aegi-ya, kau jangan tiru appamu yang pintar berkelit itu, ne’ ucapku
dalam hati kepada kedua babyku. Mereka menendang pelan^^
“Aku mana pernah marah sama oppa..” Jawabku. Ia tersenyum lucu sambil
mulai mendekatkan bibir kami, dia memajukan badannya sampai perutku
menyentuh perutnya.
“Aku rindu ini..” Sembari mengusap jempolnya di bibirku. Dia menjilat
bibirku, kubuka mulutku dan menyambut lidahnya. Dia mulai meraba dadaku
sambil terus berciuman. Akkhh apa dia akan melakukannya? Aku tidak
pede, aku pasti terlihat sangat jelek dengan tubuh ini! Ia melepas
tautan bibir kami, mengelus pelan bibirku lagi, “Sangat manis..”
seringainya.
Ia mulai mengendus endus leherku dan meremas pelan dadaku, “Dadamu
besar sekali chagiyaaahh..” Desahnya di leherku. Dia menyibak kaos
bagian atasku kebawah, hingga terlihat daging payudaraku, ia langsung
mengemutnya kuat. “Ngghh.. Mmmhh..” Desahku memeluk kepalanya. Tangannya
yang satunya terus meremas payudaraku yang lain. Emutannya semakin
turun, turun, turun hingga terlihat nippleku yang sudah mengeras. Ia
menurunkan sedikit braku agar lebih mudah melancarkan aksinya(?)
Ia mengenyot putingku nikmat, menggigitnya kecil, “Nggh,, geli oppahh,,” Ia menarik-narik nippleku, hingga……
TET TETTT! Bel rumahku berbunyi. Kami berdua sama-sama kaget dan ia
pun menjauhkan wajahnya dari dadaku. “Cheryl-ah.. Gwenchana??
Cheryyyll..” Akh, itu eomma Kyuhyun!
Sebelumnya Kyuhyun cemberut dan menatapku, lalu beranjak membuka
pintu. Tadi memang saat dijalan, eomma menelponku dan aku berkata akan
kerumah sakit, namun ia terlanjur panik -_- beliau sangat perhatian.
Aku membenarkan letak braku, bersamaan dengan eomma Kyuhyun yang
memarahi anaknya. “YAA APPOO EOMMA!!” Bentak Kyuhyun dan merekapun masuk
kekamar kami. Susah payah aku menegapkan badanku lagi setelah tadi agak
melorot karena aktivitas kami -_-
“Cheryl-ah, gwenchana?? Ini eomma bawakan bubur, kau pasti terlalu
lelah..” Khawatir eomma sambil mulai menyuapkan buburnya. “Bayimu tidak
apa-apa, kan?” Ahra nuna juga ikut kesini.
“Aku tidak apa-apa eomma, nuna..”
Eomma terlihat memandangi sesuatu di meja kecil didekat ranjang. Ya
paboya! Itu obat penghilang mual tadi! “Ah, itu,, Itu..” Otteoo??!
“Obat untuk ibu hamil morning sickness kan? Kau meminumnya?” Ahra
nuna memang sangat pintar, pendidikan terakhirnya berakhir di California
University. Pengetahuannya tentu luas!
“Kyuhyun mencampurkannya diam-diam di makananku setiap hari, eomma..”
Aduku pada eomma yang sukses membuatnya memukul lengan Kyuhyun lagi.
Haha! Rasakan itu!
Kyuhyun langsung mendelik padaku, aku berpura-pura tak melihatnya dan
kembali menyantap bubur buatan eomma. Jauh lebih enak daripada buatan
Kyuhyun >,<
“Dia selalu memuntahkan sarapan buatanku eomma, dia pernah memintaku
untuk menemaninya ke taman kota di malam hari, ia selalu tertidur ketika
aku pulang kerja..” Adu Kyuhyun tak kalah manja.
“Ya Kyuhyun, tak bisakah kau menahannya sebentar saja? Hanya tinggal 4
bulan lagi. Lagian kau tidak tahu, siapa lagi yang akan menyapu rumah,
membereskan bekas sarapanmu, mencuci piring, menyirami tanaman, jika
bukan Cheryl? Hah?” Ahra nuna menasehati adik kecilnya itu.
“Sudahlah, kalian pasti bisa menyelesaikannya sendiri. Memang,
seorang yeoja akan menjadi Eomma jika sudah mengandung, dan seorang
Namja akan menjadi Appa jika sudah melihat anaknya..” Sergah eomma
bijak. Itu benar.
“Kami tidak apa-apa eomma, mungkin kami masih belum terbiasa dengan
keadaan ini. Umur kami masih cukup muda..” Aku mengatakan sebijak
mungkin melihat Kyuhyun sudah memberikan aura gelap diwajahnya.
—
BLAM! Kyuhyun menutup pintu kamar mandi dengan keras. Sepertinya ia
benar-benar marah -_- Namun tak lama kemudian, “Ngghh,, ngh, mmhh,,” Ia
mendesah? Apakah ia sedang…… “Ngghhh, Cheryl-ah..” Aku mendekati kamar
mandi. Ia berusaha meredam desahannya, namun tetap saja keras terdengar.
Terbesit perasaan bersalah karena memang kami tidak melakukannya
semenjak 3 bulan lalu. Aku merasa tidak pede dengan badanku yang
sekarang. Ditambah lagi saat ia sampai rumah, aku sudah tertidur
kelelahan mengurus rumahnya yang besar ini. Ia tidak ingin ada pembantu,
hanya kami berdua. Apakah ia pernah melakukan ini sebelumnya, saat aku
sudah tertidur!??! >,<
Kuberanikan kedua tanganku membuka gagang pintu kamar mandi yang
tidak ia kunci. Itu dia! Duduk di kloset sambil memejamkan matanya
mendongak. Susah payah aku berlutut, ia baru menyadari ada aku disana.
Kulihat semburat merah di wajahnya, “Biar aku..” Ujarku seraya mengambil
alih juniornya.
Dia hanya diam, sepertinya dia juga ingin aku yang
meng-klimaks-kannya -_- Kucengkram pelan juniornya, kuusap ujung
juniornya dengan jempolku. Kutiup pelan, “Oohhh,, Cheryl…” Kukecup ujung
juniornya hingga keseluruh bagiannya, berhenti di twinsballnya. Kukulum
satu persatu dan sedikit kuhisap hingga berkerut, “Emmhhh,,
ahh..yeahh,,” Desahnya kenikmatan. Kuremas kuat juniornya dan
mengocoknya pelan, “Ahh, fasterrhh,, Cheryl-ahh,, mmhhh..” Kupercepat
kocokanku, lalu kumasukkan kedalam mulutku, ia mencengkram kepalaku dan
tangannya yang lainnya memegang kuat pinggiran kloset. Ia
mendorong-dorong kepalaku hingga juniornya masuk dalam sekali,
kupercepat kulumanku saat kurasa nafasku mau habis,
“Chagiyaaaaaaaahhhh..” Lenguhnya panjang sambil menekan kuat kepalaku,
seluruh spermanya melesat masuk ke kerongkonganku. Kuhabiskan semuanya
tak tersisa agar tidak tumpah dibajuku. Kukeluarkan juniornya dan
menjilatinya hingga bersih.
“Gomawoyo chagi..” Katanya sambil membantuku berdiri lagi.
“Hm.. mianhae..”
“Untuk apa?” Tanyanya polos, dengan tubuh yang polos pula, membuatku
menunduk. Meredam nafsuku. Saat aku ingin keluar, “Sayang.. Mandikan
aku..” Meskipun ia hanya mengatakan ‘mandikan’ aku sudah tahu ini akan
mengarah kemana -_- “Andwae, mandi sendiri!” Ucapku tanpa menoleh
kearahnya dan segera keluar pintu. Kumohon tunggu beberapa bulan lagi,
sampai mereka lahir………………..
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar