Pengikut

Senin, 01 Oktober 2012

Death Love part 3



Author : Vinn Li Britannia
Tittle : Death Love
Genre : Romance, fantasy
Rating : PG-15 (maybe)
Length : Chaptered
Disclaimer : Park Jung Soo hanya milik Tuhan, keluarganya, ANGELS dan E.L.F . Tapi hatinya hanya milikku seorang :-P #Digebukin E.L.F rame-rame
Main Cast : -Leeteuk Super Junior as Angel Teuk/Park Jung Soo
-Me as Choi Sang Mi
-Zhou Mi
-Kyuhyun Super Junior as Dark Devil Kyu
Genre : Romance,fantasy,middle horror, angst
A/N : This is pure my imagination. Don’t be plagiat.
Happy reading…

Dark Devil Kyu POV
Choi Sang Mi, gadis polos yang sedang tumbuh mekar itu bak sekuntum mawar yang semakin harum mewangi. Ia tak lagi menjadi sosok gadis yang hidup dalam dunianya yang sunyi. Kini kemanapun Sang Mi pergi, kawan-kawannya pasti menemani, seolah ingin memungut sisa-sisa kerupawanan pesonanya. Dan namja-namja di sekolahnya berlomba-lomba menarik perhatiannya berusaha menawan hati bunga surga itu. Pesona wajah Sang Mi laksana pusaran angin beliung yang mampu menyedot semua benda yang tertanam di bumi. Aku sendiri sejak pertama kali melihat kerupawanan gadis itu, jiwaku langsung bergetar. Aku seperti merasakan bumi berguncang begitu hebat, hingga nyaris merobohkan sendi-sendi keinginanku untuk mengumpulkan kepingan-kepingan nyawa gadis baik nan cantik guna mengekalkan raga iblisku. Setelah kejelitaan kekasihku yang telah tewas di tangan Angel Teuk 50 tahun yang lalu, aku belum pernah melihat keindahan yang menakjubkan di bumi seperti keindahan paras Sang Mi, sang mawar jelita itu. Keindahan parasnya laksana lentera yang menyinari jiwaku yang kelam hingga lagi-lagi nyaris saja mengikis secara perlahan hasratku untuk membalaskan dendam dan menjadi penguasa yang kekal abadi di muka bumi.

Namun iblis tetaplah iblis, tujuanku menetap di muka bumi tak lain hanyalah untuk menghancurkan bangsa manusia yang selalu membuat kaum kami iri karena kesempurnaannya. Terutama gadis-gadis rupawan seperti Sang Mi, yang selalu menjadi prioritas utama yang kami dahulukan untuk dibinasakan dari dunianya. Dan menguasai dunia manusia adalah misi lain kami untuk membalaskan dendam pada kaum Guardian Angel demi terciptanya citra buruk bagi kaum mereka di mata Dewa Langit agar terkesan tidak mampu menjalankan tugas mereka dengan baik sebagai pelindung manusia.
Sungguh ironis memang, kenyataan bahwa kesucian cinta sekali pun tak mampu memurnikan hatiku yang terlanjur hitam kelam dan sekotor jelaga. Karena aku tetaplah iblis yang sama seperti iblis yang disegel 50 tahun yang lalu, secuilpun tak ada yang berubah. Aku akan tetap merongrong dan menggoda manusia untuk menyeret dan membawa mereka ke dalam jurang kematian yang menyakitkan. Dengan bersemayam dan memanfaatkan kesempurnaan raga namja yang telah tewas di tanganku sepuluh tahun silam ini, aku mempunyai suatu keyakinan bahwa kedigjayaan kaum iblis kegelapan dapat kuraih kembali, melebihi kedigjayaan kaum kami di masa silam. Dan itu semua hanya tinggal menunggu waktu hingga saatnya tiba.
End of Dark Devil Kyu POV
Choi Sang Mi POV
Waktu bergulir dan hari berganti. Dalam kurun waktu itu Zhou Mi tak pernah sekali pun mengingkari janjinya. Justru sikapnya padaku semakin membuatku yakin bahwa dirinya juga menginginkanku. Aku melihat pesona memabukkan pada diri Zhou Mi saat aku menatapnya. Setiap jengkal tubuhnya seolah mengandung pesona magis, yang terus menerus menyanduiku untuk tetap terus bisa memandangnya. Bagiku dia seperti segelas anggur yang justru membuatku haus setelah sekali meneguknya.
Hari ini aku sengaja datang ke gelanggang olah raga Korean Art High School untuk menyaksikan pertandingan basket antar sekolah demi khusus memberi dukungan pada Zhou Mi. Aku duduk di antara para penonton lain yang turut menyaksikan pertandingan yang tengah berlangsung saat ini. Zhou Mi, kapten basket dari sekolah kami sudah mencetak beberapa skor, sementara tim lawan dari sekolah lain telah tertinggal banyak skor dari tim sekolah kami. Zhou Mi menerima operan bola dari teman satu timnya, kemudian ia mendribel bolanya dengan lincah sembari mengarahkannya ke ring lawan. Dan saat sudah berada dalam posisi strategis, Zhou Mi tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Tubuh jangkungnya melompat hingga tangannya sekilas mampu menyentuh ring, dan yeeeeeeiiiiii!!!! Poin terakhir berhasil ia cetak dengan skor yang sangat jauh mengungguli tim lawan. Semua penonton bersorak soray menyambut kemenangan tim basket dari sekolah kami. Begitu pun aku yang turut bersuka cita atas kemenangan yang telah diraih oleh sang namja pujaan hati. Zhou Mi berjalan santai ke tengah lapangan menghampiri teman-teman satu timnya yang lain. Namun matanya seolah mencari sesuatu ke arah deretan para penonton. Dan saat matanya telah berhasil menangkap keberadaanku, ia melambai dan mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Aisshh.. di saat ramai seperti ini pun ia masih bisa melakukan kebiasaannya itu. Dan itu sukses membuatku salah tingkah. Ck, dasar Monyet Paboku! Memang ada-ada saja tingkahnya.
Dengan masih mengenakan kaos basketnya dan peluh yang masih mengucur di pelipisnya, tiba-tiba Zhou Mi menghampiriku yang duduk di kursi penonton dan menggandeng tanganku, berjalan menuju ke tengah lapangan basket. Sementara teman-temannya yang lain masih berdiri bergerombol di sisi yang lain.
“Eh, sebenarnya apa yang akan kau lakukan?” Tanyaku gugup. Tapi Zhou Mi menjawabnya hanya dengan sebuah senyuman yang selalu berhasil menawanku hinnga aku tak bisa berkutik lagi.
Setelah sampai di tengah lapangan basket, Zhou Mi menghadapkan badanku ke arahnya. Menggenggam kedua tanganku dengan jemari kokohya, menatap lekat kedua manik mataku. Semua penonton yang belum meningaalkan gelanggang olah raga dibuatnya terkesiap kaget hingga mengeluarkan suara saat Zhou Mi tiba-tiba berlutut di hadapanku sembari mencium punggung tanganku. Ia tersenyum dengan senyum lebar yang sangat khas terlukis manis di bibirnya itu. Dan itu sukses membuatku salah tingkah di hadapan banyak orang. Lalu Zhou Mi mulai berkata.
“Choi Sang Mi, would you be my girlfriend?”
Seketika itu suasana tiba-tiba menjadi hening, tak ada seorang pun yang bersuara. Sementara aku masih sibuk mengatur detak jantungku yang berantakan karena ulahnya. Oh Zhou Mi, kenapa kau selalu melakukan hal-hal seheboh ini?
“Sang Mi_sshi, would you be my girlfriend?” Zhou Mi mengulang kata-katanya.
Suara riuh rendah penonton mebuyarkan lamunanku, mereka semua mengucapkan kata “terima!” secara kompak dan serentak. Dan itu cukup mampu mendukungku untuk memilih sebuah keputusan diantara dua pilihan yang kuyakini tak akan pernah membuatku menyesal di kemudian hari.
Zhou Mi menatapku lekat, mengharapkan sebuah kepastian dan jawaban dariku.
Aku mengangguk, dan kata-kata yang terucap di bibirku saat itu membuat semua penonton yang ikut terhanyut menyasikan dua insan yang sama-sama sedang merasakan gairah gejolak cinta ini kembali riuh dengan tepuk tangan mereka.
“I do…” Semua orang yang hadir di ruangan ini bersorak soray, bersuka cita turut merasakan kebahagiaan yang sedang melanda hati kami.
Di saat yang bersamaan tiba-tiba semua lampu yang ada di gelanggang olah raga ini mendadak padam. Semuanya menjadi gelap. Dan itu berhasil membuat seisi ruangan ini terdiam.
Tiba-tiba sesuatu yang basah dan lembut kurasakan menyentuh bibirku, diikuti sepasang tangan yang merengkuh wajahku dengan hati-hati. Aku pun larut, terbuai oleh sentuhan itu. Jiwaku seakan melayang-layang di udara. Seolah kepingan nyawaku berangsur-angsur lepas dari raga yang membungkusnya. Bibirku ingin mengatakan sesuatu, namun tertahan oleh desakan lembut itu. Dan saat lampu kembali menyala, kudapati Zhou Mi yang tengah tersenyum menatapku dengan kedua tangannya yang merengkuh kedua sisi pipiku.
“Xie xie..” Bisiknya di telingaku.
Kata terimakasih itu ia ucapkan dalam bahasanya, bahasa Mandarin, dan aku tahu apa maksud dari kata itu. Aku ingin membalas ucapan terimakasihnya, namun seketika itu kepalaku mendadak pening, dan tubuhku menjadi limbung. Penglihatanku semakin lama semakin samar dan kabur, suara Zhou Mi yang memanggil-manggil namaku pun makin sayup dalam pendengaranku. Zhou Mi mengguncang-guncangkan tubuhku yang terkulai dalam pelukannya. Hingga guncangan yang ditimbulkannya itu tak dapat lagi kurasakan, aku mati rasa. Dan semua yang ada di sekelilingku gelap, hitam pekat.
End of Choi Sang Mi POV
Author POV
Di saat yang lain, tanpa sepengetahuan siapa pun Angel Teuk tetap menjalankan tugasnya sebagai malaikat pelindung Choi Sang Mi, menjaga Sang Mi dari kejauhan, di sebuah sudut yang tak diketahui oleh siapa pun. Tatapan matanya berubah pilu saat pandangannya tertumbuk pada kebersamaan Sang Mi dan Zhou Mi yang sedang tenggelam dalam kemerduan simphoni cinta. Cinta yang telah membelenggu jiwa dan pikiran, membuat kedua insan itu hanya memikirkan diri sendiri, tidak mempedulikan orang lain, bahkan menganggap di dunia ini tidak ada orang lain, selain mereka.
Hatinya semakin ngilu, manakala mendapati mereka berdua tengah berciuman dengan mesranya di tengah lapangan basket nan gelap itu , dadanya terasa sesak, pikirannya menjadi kalut. Ingin rasanya ia pergi dari tempat itu, tapi itu tidak mungkin. Nuraninya merasa lebih ingin mementingkan keselamatan Sang Mi ketimbang memikirkan perasaanya sendiri. Akhirnya ia mengabaikan perasaan sesak itu, pedih perih ia tanggung sendiri, memendamnya di lubuk hatinya yang kacau berantakan.
Tiba-tiba matanya melihat Sang Mi terkulai dalam pelukan Zhou Mi. Ia menjadi gusar, rasa sesak di dadanya seketika itu hilang digantikan dengan perasaan khawatir yang luar biasa hebatnya. Ia menghampiri Sang Mi yang masih terkulai dalam pelukan Zhou Mi, mengarahkan tangannya yang kini sudah mengeluarkan cahaya pada tubuh Sang Mi yang tak berdaya itu. Sementara Zhou Mi masih mengguncang-guncang tubuh Sang Mi yang pingsan dalam dekapannya. Akhirnya Zhou Mi berlari membawa Sang Mi ke sebuah tempat yang entah di mana itu, melewati koridor sekolah yang hanya diterangi cahaya lampu yang temaram. Angel Teuk tetap mengikutinya dengan terus mentransferkan kekuatannya untuk memulihkan Sang Mi. Tiba-tiba di tengah koridor sekolah yang gelap dan sunyi, Zhou Mi menghentikan langkahnya. Zhou Mi setengah menoleh ke belakang, seolah menyadari keberadaan Angel Teuk di belakangnya. Matanya berkilat merah. Dan itu sontak membuat Angel Teuk terkesiap kaget saat melihat kilatan merah di mata Zhou Mi. Angel Teuk menghentikan kegiatannya memulihkan Sang Mi, “Siapa kau sebenarnya?” Bisik Angel Teuk, sebagian ditujukan pada diri sendiri.
Sementara Zhou Mi hanya menyeringai, lalu melesat membawa Sang Mi pergi entah kemana dengan kecepatannya yang ternyata melampaui kecepatan angin, membuat Angel Teuk kehilangan jejaknya.
Hingga malam telah larut, Angel Teuk masih sibuk mencari keberadaan Sang Mi yang hilang entah kemana dibawa pergi oleh Zhou Mi. Angel Teuk menganggap Sang Mi hilang karena ia mempunyai firasat yang buruk tentang Zhou Mi sejak kejadian aneh tadi. Ia merasakan aura jahat terpancar dari diri Zhou Mi. Apa lagi sekarang kekuatan malaikatnya tak mampu melacak keberadaan Sang Mi seperti biasa. Seperti ada perisai yang menghalangi mata batinnya untuk mengetahui keberadaan Sang Mi.
“Tak salah lagi. Dia pasti merupakan bagian dari kaum iblis kegelapan.” Geram Angel Teuk.
End of Author POV
Dark Devil Kyu POV
Sandiwara yang kumainkan hari ini cukup membuatku lelah. Tapi aku beruntung karena berhasil mendapatkan beberapa kepingan roh dari jiwa gadis bodoh dalam dekapanku ini.
Setibanya di rumahku, ah tidak, rumah Zhou Mi lebih tepatnya. Aku membaringkan tubuh Sang Mi di atas ranjang di kamar Zhou Mi. Setelah itu kuhempaskan begitu saja tubuh Zhou Mi yang kupinjam ini ke atas sofa mewah yang masih berada dalam satu ruangan kamar. Kutinggalkan jasad dingin nan pucat itu begitu saja di sana. Dan aku sama sekali tak peduli.
Choi Sang Mi belum juga sadarkan diri, aku melayang-layang dan melesat menghampiri gadis rupawan yang masih terpejam dan terbaring di ranjang itu. Kusentuh wajahnya dengan punggung tangan kananku yang transparan. Membelai rambut perunggunya yang halus, dan kukecup keningnya yang semulus batu marmer. Wajahnya memucat setelah ciuman itu. Tapi aku justru senang melihatnya yang tak berdaya seperti ini, melihat yeoja yang diam-diam dicintai Angel Teuk akan tersakiti secara perlahan di tanganku sendiri. Dan itu yang akan mempermudah jalanku untuk melumpuhkan kekuatan Angel Teuk, sementara kekuatanku akan berangsur pulih dan aku akan bertambah kuat seiring ciuman yang akan sesering mungkin kucuri dari Choi Sang Mi.
*****
Pagi hari, saat sang mentari telah merekah benar, dan cahayanya menyusup masuk melalui celah-celah jendela kamar, Sang Mi mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dan sedikit menggeliat. Dan itu menjadi sebuah pertanda bahwa aku harus segera meminjam tubuh Zhou Mi untuk kembali bersemayam dalam jasadnya yang telah mati.
End of Dark Devil Kyu
Choi Sang Mi POV
Aku mengerjap-ngerjap dan sedikit menggeliat saat sinar mentari yang menyusup masuk melalui celah-celah jendela kamar mengenai mataku. Kepalaku terasa pening saat terbangun dari tidur. Sembari mencengkeram kepalaku yang terasa berat, aku beringsut menggerakkan tubuhku untuk duduk di ranjang tempatku berbaring.
Eh, ini bukan kamarku. Lalu dimana aku?
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan yang tak kukenali ini. Sampai mataku tertumbuk pada sosok Zhou Mi yang tengah menuangkan secangkir teh dari poci mungil yang terlihat hangat karena masih mengepulkan uap-uap tipis. Ia tersenyum dan melangkah menghampiriku.
“Zhou Mi sshi, aku dimana? Bagaimana aku bisa berada di sini?” Tanyaku.
Zhou Mi duduk di sampingku, di tepi ranjang. Ia tersenyum lalu mengelus puncak kepalaku dengan tangannya yang bebas. Sementara tangan kirinya memegang sebuah cangkir berisi teh yang begitu harum.
“Tenanglah, kau ada di kamarku sekarang. Semalam kau pingsan dan tak kunjung sadarkan diri, jadi aku membawamu kemari agar bisa merawatmu.” Kata-katanya terdengar tulus.
Mendengar jawabannya, aku menjadi tenang.
“Minumlah teh hangat ini, sepertinya kau sedang kurang sehat.” Zhou Mi menyuguhkan teh hangat itu padaku.
“Tapi aku ingin pulang sekarang Zhou Mi sshi, ada seseorang, mm.. maksudku kakakku pasti sudah menunggu dan mencemaskanku.”
“Iya, setelah ini aku akan mengantarmu pulang. Tapi minumlah dulu teh ini selagi hangat.”
“Ne..”
*****
Sesampainya di halaman rumahku, Zhou Mi membukakan pintu mobil untukku, lalu membantuku keluar dari mobilnya. Dengan sikap protektif, Zhou Mi menggandeng tanganku saat berjalan menuju teras rumah. Saat tanpa sengaja mendongak ke arah balkon, aku melihat Jung Soo oppa yang tersenyum menatap ke arah kami. Ia memang tersenyum, tetapi aku seolah melihat ada kepedihan dan rasa cemas yang tersembunyi di balik mata teduhnya itu. Saat itu juga aku merasa ada yang janggal, mengapa dia tidak mencariku saat mengetahui aku tak kunjung pulang ke rumah? Bukankah ia bisa melacak keberadaanku kemana pun aku pergi? Bukankah setiap detik ia selalu bersamaku menjadi pelindungku? Dan kenapa dia tidak bersamaku saat aku pingsan? Atau mungkinkah ini sengaja ia lakukan agar aku bisa berdua dengan Zhou Mi? Apakah itu mungkin?
“Sang Mi ya, gwaenchana?” Suara Zhou Mi membuyarkan lamunanku yang tiba-tiba menghentikan langkah dan sejak tadi hanya menatap ke arah balkon memperhatikan Jung Soo oppa yang tak terlihat oleh matanya.
“Ah, aniya, gwaenchana Zhou Mi sshi!” Elakku
Kami pun melanjutkan berjalan menuju teras rumah.
“Apa kau perlu kutemani sampai keadaanmu benar-benar membaik?”
“Ah, tidak perlu Zhou Mi sshi, aku tidak mau merepotkanmu lagi. Aku baik-baik saja, kau pulang saja, tidak apa-apa.” Aku menekuk bibirku yang pucat membentuk sebuah senyuman.
“Hemm, baikalah kalau itu yang kau inginkan. Jaga dirimu baik-baik. Arraseo?”
“Ne, arraseo…” Zhou Mi mengecup keningku singkat, lalu melambaikan tangannya sembari berlalu meninggalkanku untuk menghampiri mobilnya.
End of Choi Sang Mi POV
Angel Teuk POV
“Aku pulang…!” Seru Sang Mi saat memasuki rumah.
Aku melesat hingga nyaris seperti menghilang untuk menemui Sang Mi, menyambut kedatangannya.
“Mi_ya? Gwaenchana? Apa terjadi ssuatu yang buruk padamu?” Tanyaku cemas.
“Gwaenchana oppa.. Lagi pula Zhou Mi menjagaku dengan baik” Jawab Sang Mi tenang.
“Menjagamu dengan baik? Benarkah?” Ucapku tercekat.
“Tentu saja, aku yeojachingunya sekarang.”
“Ne, yeojachingu. Bagaimana menurut oppa? Apa kami berdua cocok?”
Aku terdiam, hatiku bergemuruh sesaat setelah kata-kata itu meluncur bebas dari bibir mungilnya. Awan mendung seakan berbondong-bondong untuk bergumul di atas kepalaku. Mataku mulai memanas. Kesedihan dan amarah bercampur menjadi satu. Yeoja yang telah membuat hatiku tertambat padanya, bagaimana bisa gadis itu menjalin kasih dengan orang yang telah kusinyalir adalah sesosok iblis yang menjelma menjadi manusia. Mana boleh aku bertindak konyol dengan mengatakan “Cocok” sebagai ungkapan pendapatku tentang hubungan mereka atau pun membiarkan Sang Mi bercinta dengan makhluk berbahaya seperti Zhou Mi?
Ingin rasanya aku memberitahukan semua ini pada Sang Mi, tapi rasanya aku terlalu pengecut untuk melakukannya. Aku tahu itu semua demi kebaikan dan keselamatan Sang Mi, tapi mana tega aku melihat yeoja yang kucintai setulus hati itu kecewa karena sebuah kenyataan pahit? Tapi di sisi lain, aku tak ingin melihatnya tersiksa di kemudian hari karena rekayasa cinta makhluk berbahaya yang membutakan itu.
“Oppa, gwaenchana?”
Kata-katanya membuyarkan lamunanku dan membuatku sedikit gelagapan menanggapi pertanyaannya.
“A. A. Anieyo. Nan gwaenchana Mi_ya, nan gwaenchana”
“Kukira kau tak menyukai hubungan kami oppa. Syukurlah kalau oppa tidak apa-apa” Sang Mi menekuk bibirnya membentuk sebuah senyuman.
Aku memang tidak menyukainya Mi-ya, karena aku bisa benar-benar kehilanganmu jika aku membiarkanmu terus bersamanya. Bagaimana hatiku tak hancur berkeping-keping bila yeoja yang baru kusadari mampu memantapkan hatiku untuk menambatkan cintaku hanya padanya, kini justru memberikan kabar bahwa dirinya telah menjalin kasih dengan seseorang yang kusinyalir adalah jelmaan dari iblis kegelapan.
“Kau terlihat pucat, apakah kau merasa kurang sehat Mi_ya?” Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“Kurasa begitu oppa. Kepalaku pening sekali, sekujur tubuhku juga terasa lemas untuk digerakkan.” Keluhnya.
Memang tidak salah lagi, Zhou Mi adalah jelmaan dari sesosok iblis. Tapi iblis mana lagi yang berani berkeliaran di bumi dan bersemayam dalam raga manusia setelah pemimpinnya berhasil kusegel dalam sebuah bandul batu hitam 50 tahun yang lalu?
Mungkinkah Dark Devil Kyu terlepas dari segel yang membelenggunya?
“Baiklah, ku antar kau ke kamar. Dan beristirahatlah agar kesehatanmu pulih”
Pulih? Pulih kubilang? Mana mungkin seseorang yang telah disedot kepingan roh dari raganya oleh seorang iblis bisa pulih seperti sedia kala? Dia akan tetap seperti itu, bahkan raganya akan semakin memucat seperti zombie jika Si Iblis terus menerus menyedot kepingan rohnya yang tersisa, dan hal paling fatal yang dapat menimpanya adalah ‘kematian’.
Dan ini akan menjadi semakin menyedihkan karena kekuatanku sebagai Guardian Angel pun sama sekali tak mampu memulihkan dan mengembalikan kepingan roh yang telah hilang itu. Aku tak mempunyai kuasa sedahsyat itu untuk menghidupkan raga yang jiwanya berangsur mendekati kematian, karena aku bukanlah dewa.
Aku segera sadar dari ketertegunannku saat melihat Sang Mi kembali limbung, wajahnya pucat berkeringat dingin. Tangannya berpegangan pada lenganku. Satu tangannya yang lain mencengkeram kepalanya sendiri.
Menyadari akan hal itu, aku segera menggendong dan membawa Sang Mi ke kamarnya supaya ia beristirahat.
Tubuh rupawan itu kini tergolek lemah diranjang, sungguh aku tak kan sampai hati melihatnya semakin hari semakin kepayahan. Air mata mulai merembes menuruni pipiku, namun aku buru-buru menghapusnya sebelum Sang Mi menyadarinya.
“Lekaslah pulih, aku tak ingin meihatmu seperti ini.” Bisikku
Dalam keadaan seperti itu, Sang Mi masih saja bisa tersenyum manis, “Aku akan baik-baik saja oppa, besok juga pasti sembuh”
Kau berkata demikian karena kau tak tahu menahu soal kaum iblis kegelapan Mi_ya, dan aku menutupnya rapat-rapat darimu karena aku tak ingin melihatmu semakin terluka.
Jika saja aku boleh bermipi dan berharap, aku rela memberikan seluruh kepingan rohku padamu agar kau tetap hidup.
“Uhuk”
Tiba-tiba Sang Mi terbatuk dan dari mulutnya memuncratkan darah.
“Mi_ya, gwaenchana? Mi_ya, kau bisa mendengar oppa?”
To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar