Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

Between Devils and Angels – Part 4


Between Devils and Angels
Cast : Han Hye Soon, Cho Kyuhyun, Park Jungsoo a.k.a Leeteuk, Kim Heechul, other all Super Junior’s member
Genre : fantasy , romance , sad , adventure
Lenght : series
Author : mikajoonteuk
Rating : PG 15 (ga ngerti T…T)
Author : mikajoonteuk
gambar ff ini di buat sama admin soomi dari fanfictionloverz.wordpress.com ^O^
Sebelumnya..
Mereka tak tahu kalau ayahku adalah atasan dari ayah – ayah mereka? Tinggal kutelepon sekertaris ayahku dan detik itu juga mereka akan menjadi pengemis di jalanan! Untungnya aku ini memiliki hati nurani jadi selama ini aku hanya menggertak saja. Tapi kalau mereka memang macam – macam denganku aku takkan segan!
Lanjutan Between Devils and Angels Bab 2. Mimpi – Mimpi
“Terserah kau! Berbicara denganmu hanya membuang waktu kami” kata Victoria.
“Lalu kenapa tidak pergi?” sindirku lagi. Mereka yang sudah gondok langsung pergi tapi sebelum itu Luna sengaja menabrak bahuku. Sial, aku belum meminum vitamin dan makan apa – apa! Aku jadi lemas dan limbung ke belakang.
Seseorang menahan bahuku dengan memegangnya erat. Aish, kenapa terasa hangat?? “Sopanlah sedikit, Luna-ssi” Leeteuk. Nadanya dingin sekali, tidak seperti biasa yang ia gunakan ketika berbicara denganku.
“Kalian ini seperti tidak lulus TK saja” kata Sungmin dengan dingin.
“Lihatlah, diri kalian tak lebih baik dari Hye Soon” kata Kibum tak kalah dingin. Yang lain menatap para yeoja itu dingin.
Luna terkejut dengan kata – kata Leeteuk. Tidak hanya Luna, tapi Jes, Tif, Vic, dan Krys juga! Sungguh aku ingin tertawa melihat wajah mereka! Pangeran yang dibelanya malah menanggapinya dengan dingin. Dia menatapku seolah ingin mencabik – cabik tubuhku lalu bergegas pergi. Aku senang melihat reaksinya. Haha, good bye Nona Park!
Aku sadar berada dalam rangkulan Leeteuk langsung melepasnya. Rasanya seperti ada yang hilang tapi segera kutepis rasa itu.
“Kamshahamnida” ucapku  singkat dan dingin. Yah setidaknya mereka sudah membelaku.
“Kau berterima kasih??” Ryeowook  tersenyum sumringah seperti mendapat undian 1 juta won!
“Sungguh mengejutkan!” mata sipit Henry membesar seperti takjub.
“Aku senang mendengarnya” kata Kibum tersenyum dan Sungmin juga ikut tersenyum.
“Ini suatu kemajuan!” kata Leeteuk tak bisa menyembunyikan nada gembira di suaranya.
“Aigo, aku juga senang! Tinggal di tambah senyum saja dan aih neomo kyeopta!” kata Shindong sambil mencubit pipiku.
Aish, mereka bicara apa sih? Senang? Kemajuan? Mengejutkan? Dan namja gempal ini, siapa namannya? Shindong? Berani – beraninya menyentuh pipiku! Memang salah aku berterima kasih??
“Ya! Igeo mwoya?? Jangan seenaknya menyentuhku!” ujarku ketus dan meninggalkan mereka yang masih senyum – senyum seperti orang gila.
@@@@
*Park Jung Soo a.k.a Leeteuk*
“Sopanlah sedikit, Luna-ssi” kataku dingin. Aku menahan bahu Hye Soon yang tadi sedikit limbung karena tabrakan sengaja Luna. Yeoja – yeoja ini, tidak pernahkah di ajarkan sopan santun? Mulut dan tingkah laku seperti tidak pernah bersekolah! Cantik hanya di luar! Yang seperti ini harusnya yang menjadi takdir Heechul! Bukan jiwa murni seperti Hye Soon!
“Kalian ini seperti tidak lulus TK saja” kata Sungmin dengan dingin pada mereka.
“Lihatlah, diri kalian tak lebih baik dari Hye Soon” kata Kibum tak kalah dingin. Yang lain ikut menatap para yeoja itu dingin.
Mereka terkejut di perlakukan dingin oleh aku dan yang lain. Sebenarnya aku juga tak mau bertindak begini, hanya saja mereka sudah keterlaluan. Masa aku hanya diam melihat Hye Soon di kata – katai seperti itu? Aku tidak rela!
“Kamshahamnida” ucap Hye Soon  singkat. Dan itu terdengar tulus. Aku bisa merasakan orang berbohong dan tidak padaku. Walau Hye Soon terdengar dingin.
“Kau berterima kasih??” Ryeowook  tersenyum sumringah, ia senang sekali karena biasanya ia yang sering di bentak Hye Soon.
“Sungguh mengejutkan!” mata sipit Henry membesar karena takjub.
“Aku senang mendengarnya” kata Kibum dan Sungmin sambil tersenyum.
“Ini suatu kemajuan!” kataku yang tak bisa menyembunyikan nada gembira di suaraku. Aku sungguh bahagia, sadar tidak sadar pintu hati Hye Soon sudah terketuk!
“Aigo, aku juga senang! Tinggal di tambah senyum saja dan aih neomo kyeopta!” kata Shindong sambil mencubit pipi Hye Soon.
“Ya! Igeo mwoya?? Jangan seenaknya menyentuhku!” ujar Hye Soon  ketus dan meninggalkan kami yang masih senyum – senyum seperti orang gila.
Aku menatap kepergiannya sampai ia tak terlihat lagi di antara kerumunan para siswa.
“Dia.. cantik ya hyung?” tanya Sungmin sambil tersenyum penuh arti.
“Pantas saja hyung tidak bisa terlepas dari jeratnya..” Hangeng belum selesai menyelesaikan kata – katanya.
“…Walaupun ia galak dan menakutkan sekali!” kata Ryeowook polos dan Henry tertawa.
Kibum langsung melotot padanya dan Ryeowook mengkerut karena takut salah bicara.
Aku mengelus rambutnya. “Gwenchana, itu memang kenyataan. Aku sendiri mengakui kok. Rupanya kita membutuhkan waktu cukup lama untuk melelehkan hatinya yang beku. Tapi ini awal yang bagus, setidaknya pintu hatinya mulai terketuk. Kajja, fighting!” kataku sambil mengepalkan tangan di depan wajah berniat menyemangati mereka sambil tersenyum.
Hangeng terkekeh. “Fighting!” sambil menirukan gayaku.
Yang lain tertawa dan ikut melakukan hal yang sama.
@@@@
Sudah sejam sejak pulang sekolah namun Hye Soon belum juga kelihatan sejak istirhat tadi. Sekarang sudah jam 6, kemana dia? Membuatku cemas saja.
“Hyung, apa kau tak  melihat Hye Soon dimana?” tanya Ryeowook pada Sungmin.
“Chamkkaman.. Aku tak  bisa melihatnya, hanya bayangan – bayangan sepintas dan blur.. Aish! Aneh, kenapa ini?” teriak Sungmin frustasi.
“Tenanglah Sungmin, kita tidak boleh terbawa emosi dan kalut” kataku. Sebenarnya aku juga cemas, sangat cemas. Namun sebagai yang tertua aku harus dewasa.
“Hajiman…” Sungmin berniat membantah.
“Sudahlah, hyung. Tenang saja oke?” kata Henry. Kurasakan ia mengeluarkan bakatnya dan perlahan Sungmin merileks. Syukurlah.
Krettt..
Pintu kelas terbuka dan muncullah Hye Soon dengan wajah pucat dan kusut. Aku sangat terkejut, apa yang terjadi? Dan kulihat Sungmin makin frustasi karena tak bisa ‘melihat’ apa yang akan terjadi dengan benar.
Aku segera menghampiri Hye Soon. “Hye Soon-ah, gwenchanayo??”
Dia tidak menjawab dan terus berjalan menuju bangkunya –dan bangkuku- dan aku mengikutinya.
“Ya, waegeure?” tanyaku cemas.
Dia masih tidak menjawab. Perasaanku jadi makin tak enak. Dia kenapa diam membisu seperti ini?
“Hye Soon-ah, apa ada masalah?” tanyaku lagi.
“Nde, ceritakanlah pada kami. Siapa tahu kami bisa bantu” kata Hangeng.
Dia masih tetap tidak bicara. Kulihat Henry berniat mendekatinya dan mengeluarkan bakatnya. Andwe, dia bisa berakhir seperti tadi!
‘Henry-ah, jangan coba – coba gunakan kekuatannmu. Arraseo?’ ucapku tegas dengan telepati.
Kulihat wajahnya mengekrut dan dia mengurungkan niatnya untuk mendekati Hye Soon.
Aku berniat berbicara padanya lagi namun suatu suara mengurungkan niatku.
“Nona…! Nona…! Nona Han…! Anda dimana?” terdengar suara itu sangat panik. Ah, aku seperti familiar dengan suaranya. Nugu?
“Itu supirnya, hyung” kata Sungmin menjawab pertanyaanku dengan berbisik.
“Jinjja? Wah, aku tak menyangka ia punya supir” kata Ryeowook denga wajah polos. Aish, anak ini!
“Dasar babo.” Kibum menjitak pelan kepala Ryeowook. “Kan kita sudah di beritahu dia itu anak orang kaya raya”
“Appo, hyung..” kata Ryeowool sambi mengelus kepalanya. “Hehe, mian aku lupa” katanya sambil nyengir.
Tiba – tiba pintu kelas terbuka. “Nona Han!” ucap ahjussi itu. Nadanya terdengar lega sekali. Ah, Song Ahjussi. Dia memang supir keluarga Han yang di percaya untuk mengantar dan menjaga Hye Soon oleh orang tuanya. Aku tenang, dia memang sangat sayang pada Hye Soon.
Hye Soon hanya mendongakkan kepalanya dan menatap Song ahjussi.
“Nona, kami sudah mencari anda kemana – mana! Kami sangat mencemaskan anda, anda kemana saja, Nona?” terlihat jelas kepanikan di wajah Song ahjussi.
“Aku mau pulang..” kata Hye Soon pulang nyaris berbisik.
“Nde, Nona. Mari, ikut saya. Kita pulang” kata Song Ahjussi.
Tanpa berbicara apa – apa lagi Hye Soon segera melangkahkan kaki keluar kelas tanpa menyapa aku dan yang lain. Namun Song Ahjussi berpamitan pada kami.
“Saya mohon harap maklum Nona seperti itu. Annyeong..” katanya sambil tersenyum dan membungkukkan badan lalu juga berlalu pergi.
“Hyaa, Hye Soon itu kenapa?” kata Henry.
“Molla” jawab Sungmin datar. Kurasa ia masih frustasi karena daritadi ia ‘buta’.
“Ada sesuatu yang aneh, tapi kalau itu iblis kita pasti bisa merasakan auranya dan Sungmin hyung pasti bisa melihat” kata Kibum.
“Nde, benar sekali. Aku pun juga bingung ia kenapa. Untung Song ahjussi menjemputnya” kataku.
“Kau tahu darimana hyung namanya Song ahjussi?” tanya Shindong.
“Aku ini dari dulu mengikuti Hye Soon. Apa kau lupa?” Shindong hanya nyengir.
“Lalu bagaimana sekarang?” tanya Hangeng.
Lama kami terdiam.
“Ah, aku punya ide hyung!” jawab Henry tiba – tiba dengan senyum mengembang.
“Mwo?” tanyaku penasaran.
Lalu ia pun membisikkan rencana itu pada kami semua.
@@@@
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar