Author :: stillthirteen13
Tittle :: A simple thing called honesty [Part 1]
Genre :: Romance, friendship, family (sedikit)
Tags :: Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Hwang Min Ji (OC), Lee Saeny (OC)
Rating :: T
Length :: Chapter
Author POV
Drrtt…drrtt
Sebuah ponsel bergetar hebat, suara getarannya terdengar sangat jelas entah berasal dari arah mana. Seorang yeoja berseragam putih sibuk mengobrak-abrik ruangannya, mencari ponselnya. Dibukanya setiap laci yang ada diruangannya, namun tidak ditemukan. Wanita itu beralih ke tas kerjanya, dengan terburu-buru ia membuka setiap relseleting pada tasnya.
“ dimana ponselku? Aduh, kenapa aku jadi pelupa seperti ini? “ keluhnya sambil kembali mencari ditempat lain. Ponselnya pun berhenti bergetar, namun beberapa detik kemudian sebuah panggilan kembali masuk. Sejak sepuluh menit yang lalu, entah sudah berapa kali ponsel tersebut memberikan peringatan bahwa ada panggilan masuk.
“ Ah.. aku ingat. “ kaki wanita itu melangkah dengan cepat menuju meja kerjanya, ditariknya laci paling atas lalu mengangkat sebuah map yang ada didalamnya. Rupanya ponsel berwarna hitam itu tertutup oleh sebuah map berwarna coklat.
“ yeoboseo, Kyuhyun-ah.. Ada apa kau menelponku selarut ini? “ tanyanya sambil bersandar dimeja, ia melirik jam tangannya. Ini sudah jam 11 malam, tidak biasanya sahabatnya itu menghubunginya selarut ini, kecuali jika ada masalah.
“ Mwo?! Bagaimana bisa? “ katanya lagi terkejut saat mendengar jawaban diseberang sana. Ia mendengarkan suara sahabatnya itu sambil berjalan kesana-kemari karena panik.
“ Bagaimana dengan appa-mu? Kau sudah menghubunginya? “ tanyanya lagi.
“ Arra.. aku kesana sekarang. “ wanita itu pun memutus sambungan teleponnya, melepas jas putih yang melekat ditubuhnya lalu pergi meninggalkan ruangan bernuansa putih itu sambil membawa kunci mobil dan dompet berwarna cream.
Di jam-jam seperti ini, jalan raya Seoul tidak ramai, jadi wanita itu bisa mencapai tempat tujuannya dalam waktu yang singkat. Kaki jenjangnya melangkah dengan terburu-buru memasuki sebuah gedung bertajuk Kepolisian Pusat Seoul. Mata wanita itu menyapu seluruh sudut ruangan yang baru saja dimasukinya, mencoba mencari sesosok pria yang berbicara dengannya melalui telepon beberapa menit yang lalu.
“ Aish “ keluhnya saat menemukan namja yang merupakan sahabat baiknya tengah babak belur. Keadaannya sangat kacau.
“ Kyuhyun-ah “ panggilnya pada seseorang yang terus menunduk sejak kedatangannya. Pria itu tak mengubris panggilannya sama sekali, hanya menunduk dan diam. Mata gadis itu meredup melihat keadaan temannya.
“ Kyuhyun-ah.. gwaenchana? “ panggilnya sekali lagi sambil mengacak pelan rambut Cho Kyuhyun, sahabatnya.
“ Ah.. Min Ji-ya.. kau sudah datang? “ Kyuhyun memaksakan senyum dibibirnya. Perasaannya sedang kacau dan baginya hanya Min Ji lah yang bisa menenangkannya saat ini, bukan adiknya, bukan ayahnya dan bukan ibunya. Bagi Kyuhyun, ketiga anggota keluarganya itu justru akan semakin memperburuk keadaannya.
“ mm.. kenapa bisa seperti ini? apa yang kau lakukan? “ tanya Min Ji bertubi-tubi. Kyuhyun hanya bisa tersenyum, seharusnya tanpa mendengar jawabnya pun Min Ji tahu alasannya.
“ Jangan mengajukan pertanyaan retoris seperti itu, kau tahu alasannya, Min Ji-ya.. “ ditariknya tangan gadis itu hingga terduduk disebelahnya.
“ aku tidak mengganggumu kan? “ tanya namja berkulit pucat itu. Min Ji menggeleng pasti dan menatap wajah lebam Kyuhyun. Perlahan tangannya menghapus darah yang menempel sempurna disudut bibir pria yang menyandang status sahabat baiknya sejak SMP itu.
“ aku sedang istirahat tadi.. kau belum memberitahu appa-mu kan? “ Min Ji meraih ponselnya dan hendak menelpon appa-nya Kyuhyun, namun namja itu merebut ponselnya dengan cepat.
“ Jangan, Min Ji-ya.. “ ucapnya lembut. Air muka Min Ji berubah datar.
“ Kau mau disini sampai kapan? Kau tidak berniat untuk menginap disini kan? cepat kembalikan ponselku “ dengan ragu Kyuhyun menyerahkan ponsel berwarna hitam itu. Sungguh, kalau bisa Kyuhyun tidak ingin bertemu appa-nya sekarang.
“ tenang saja.. “ ujar Min Ji menenangkan. Dia tahu betul apa yang ada dipikiran temannya itu sekarang. Kyuhyun mengangguk pelan dan menyandarkan tubuhnya di sofa.
“ Paman.. bisakah paman ke kantor polisi sekarang? Kyuhyun.. “ paman diseberang sana segera memutus sambungan teleponnya.
“ sudah kubilang tidak usah.. kalau sudah begini, aku pasti bertengkar lagi dengannya.. “ tukas Kyuhyun yang menyadari perubahan sikap Min Ji.
“ Mianhae.. “ sahut Min Ji lesu lalu ikut menyandarkan tubuhnya di sofa. Sebenarnya dia lelah, hari ini pekerjaannya cukup menguras tenaga, namun demi seorang Cho Kyuhyun dia rela melewatkan waktu istirahatnya.
“ justru aku yang minta maaf.. aku merepotkanmu lagi.. “ telapak tangan Kyuhyun yang besar dan hangat mengelus puncak kepala Min Ji, menepuk kening gadis itu dengan lembut lalu bersandar dibahunya. Dan untuk sejenak, Kyuhyun melupakan masalahnya.
“ CHO KYUHYUN! Masalah apa lagi yang kau buat? “ tanya seorang pria paruh baya dengan suara tegasnya. Kyuhyun dan Min Ji segera bangkit berdiri begitu lelaki yang tidak lain adalah Kyuhyun appa itu berdiri dihadapan mereka.
“ hanya masalah sepele “ sahut Kyuhyun dingin. Min Ji kebingungan mencari celah untuk memisahkan sepasang ayah dan anak yang sedang beradu mata itu. Keduanya sama-sama menatap tajam, seolah sengatan listrik keluar dari mata mereka.
“ masalah sepele katamu? Kalau masalah sepele, kenapa kau meminta bantuan appa? Kenapa tidak kau selesaikan masalah ini sendiri? “
“ Sebenarnya aku juga ingin menyelesaikannya sendiri, tapi—“ Kyuhyun menggantung kalimatnya. Tidak mungkin kalau ia bilang bahwa Min Ji yang memaksanya, begitu pikirnya. Sedangkan appa-nya yang tegas itu sudah memandangya penuh tanda tanya.
“ sudahlah, appa. Terserah appa saja. Appa mau peduli padaku atau tidak, aku tidak peduli. “ Kyuhyun mengalihkan wajahnya, sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan ayahnya.
“ dasar anak tidak berguna! “ Kyuhyun memejamkan matanya saat melihat tangan appa-nya sudah melayang diudara dan sebentar lagi akan mendarat di pipinya. Entah yang kanan atau yang kiri.
PLAK!
Suasana di tempat itu berubah canggung. Perdebatan sepasang ayah dan anak itu menarik perhatian semua orang. Perlahan Kyuhyun membuka matanya, ia heran karena ia tidak merasakan perih di pipinya, bahkan sentuhan pun tidak ia rasakan dikedua sisi pipinya.
“ Jangan pukul Kyuhyun, paman.. dia sedang terluka. “ mata Kyuhyun melebar melihat punggung Min Ji didepannya. Begitu pula dengan Kyuhyun appa yang tampak merasa bersalah karena telah menampar gadis yang sungguh benar-benar tidak bersalah. Min Ji mengulas senyumnya meskipun darah segar tengah menetes dari sudut bibirnya.
“ apa yang kau lakukan, Min Ji? Kenapa kau melakukan ini lagi untuk Kyuhyun? “ tanya Kyuhyun appa seraya memegang bahu Min Ji. Memang ini sudah kesekian kalinya Min Ji menjadikan pipinya sebagai tameng secara sukarela untuk Kyuhyun. Secara sukarela menerima tamparan yang harusnya mendarat di pipi Kyuhyun.
“ kenapa appa malah bertanya? Appa menamparnya. Harusnya Min Ji yang bertanya ‘kenapa’, bukan appa. “ Kyuhyun menarik Min Ji dan menyembunyikan gadis itu dibelakangnya.
“ Appa ingin menamparmu, bukan Min Ji! Anak bodoh! Berapa usiamu? Dewasalah, Kyuhyun! Appa tidak pernah mengajarkanmu hal-hal yang tidak berguna seperti ini! mabuk-mabukan, berkelahi, membuat kekacauan! Kenapa kau tidak pernah berubah?! “ bentak lelaki itu, murka. Nafasnya memburu, begitu juga dengan Kyuhyun yang emosinya jadi tersulut karena perkataan appa-nya barusan.
“ Karena apapun yang aku lakukan selalu saja buruk dimata appa. Untuk apa aku bertingkah baik tapi tetap dinilai buruk olehmu? Lebih baik aku melakukan apapun yang kumau, persetan dengan baik ataupun buruk. Semuanya sama saja dimata appa. “ sahut Kyuhyun dingin. Jawabannya selalu sama. Sejak SMP, jawabannya selalu seperti itu. Bukannya Kyuhyun terlalu bodoh karena terus mengatakan alasan yang sama, dia hanya belum mendapatkan apa yang diinginkannya sejak dulu. Pengakuan dari ayahnya.
“ Diam dan jangan bicara lagi, Cho Kyuhyun! Ayo pulang! “ Kyuhyun appa menarik paksa tangan anaknya. Baginya, ini sudah diluar batas. Terlalu memalukan bertengkar di depan umum seperti ini.
“ Tidak, appa. Aku belum selesai bicara. “ bantah Kyuhyun seraya melepaskan tangannya dengan kasar.
“ Kita bicara di rumah “
“ Kumohon dengarkan aku, appa! Untuk saat ini, dengarkan keinginanku.. “ sahut Kyuhyun lirih.
“ aku ingin menikah dengan Hwang Min Ji. Appa ingat wanita yang dulu pernah kubicarakan? Dia Min Ji, appa.. “ sambungnya sambil menarik Min Ji kesisinya, tidak peduli dengan Min Ji yang masih bingung sekaligus terkejut.
Min Ji POV
“ aku ingin menikah dengan Hwang Min Ji. Appa ingat wanita yang dulu pernah kubicarakan? Dia Min Ji, appa.. “ sambung Kyuhyun sambil menarikku ke sisinya. Aku hanya bisa diam dan berdiri disampingnya karena aku masih kesulitan mencerna perkataan Kyuhyun barusan.
“ Waktu itu kau bilang Lee Saeny, bukan Hwang Min Ji. “ sanggah paman dengan tajam. Benar, setahuku Kyuhyun sangat mencintai Lee Saeny, bahkan setahun yang lalu mereka berdua telah menikah. Dan aku sendiri yang menjadi saksi dari pihak Kyuhyun dengan mengaku sebagai saudaranya. Ya, pernikahan mereka memang tidak resmi. Mereka hanya mengucap janji didepan altar dan tidak ada surat-surat resmi yang menjadi bukti pernikahan mereka. Dan lagi, keluarga Kyuhyun sama sekali tidak tahu-menahu tentang hal ini. Hanya aku dan Lee Sungmin, kakak laki-lakinya Lee Saeny yang mengetahui pernikahan mereka.
“ harus berapa kali kukatakan kalau hubungan antara aku dan Saeny hanya karena Sungmin meminta bantuanku. Appa tahu kan orang tua mereka meninggal bersamaan, aku hanya ingin membantu Sungmin agar adiknya itu tidak terus bersedih. “ jelas Kyuhyun. Benarkah seperti itu? aku sendiri tidak begitu mengenal Saeny, juga kakaknya. Kalau benar seperti itu, berarti Kyuhyun.. dia.. apa dia mencintaiku?
“ Appa tidak percaya.. “
“ Kumohon, sekali ini percayalah padaku, appa.. Appa boleh tanya Min Ji. Dia tahu segalanya tentangku, bahkan mungkin dia lebih memahamiku dibanding appa. “ kulihat wajah paman berubah. Kata-kata Kyuhyun keterlaluan. Aku yakin, kata-kata itu sangat menusuk hati paman. Paman pasti sakit hati melihat anaknya lebih membela sahabatnya ketimbang dirinya, ayah kandungnya sendiri.
“ Min Ji.. jelaskan pada paman.. “ tiba-tiba saja kepalaku tertunduk. Aku harus jawab apa? Aku sendiri tidak tahu tentang perjanjian Kyuhyun dengan Sungmin-ssi. Dia tidak pernah bercerita padaku bahwa dia menikah dengan Saeny hanya untuk membantu Sungmin-ssi.
“ Ng.. Ne, paman. Memang seperti itu. “ jawabku tergagap setelah aku menerima isyarat dari Kyuhyun.
“ Bagaimana appa? Kau percaya? “ Kyuhyun appa terlihat menimbang-nimbang jawabannya. ‘Jangan jawab sekarang, paman.. aku juga perlu menanyakan ini pada Kyuhyun.’ Gumamku dalam hati. Tapi sedetik kemudian, sebuah guratan senyum tergambar diwajah paman.
1 bulan kemudian..
Tiba-tiba seseorang menarik tanganku dan menyeretku, tak peduli dengan aku yang kesulitan berjalan dengan heels yang tinggi juga gaun ini. Namja itu menggiringku ke sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Dia merangkul pundakku, sedikit menundukan kepalanya dan berbisik ditelingaku.
“ Jangan coba-coba merebut Kyuhyun dari adikku. “ katanya seraya menatapku tajam. Kuhadapkan tubuhku kearahnya, dia Lee Sungmin. Saeny’s oppa.
“ Oh, ayolah. Hubungan Kyuhyun dengan Saeny hanya ilusi. Dia hanya membantumu dan kau yang memintanya. Benar kan? Kau tidak perlu menutupinya lagi, Kyuhyun sudah menceritakan semuanya padaku. “
“ …Kita lihat saja, yang hanya ilusi itu hubungan antara Kyuhyun dengan adikku atau antara kau dengan Kyuhyun. Kita lihat saja nanti, siapa yang sedang dibohongi. “ ucapnya lagi lalu meninggalkanku begitu saja. Aku cukup percaya diri bahwa Kyuhyun tidak sedang membohongiku. Aku percaya pada sahabatku yang selama ini selalu menceritakan semua yang sedang dirasakannya padaku. Sejauh ini dia tidak pernah membohongiku.
* * *
Author POV
Sebuah mobil berwarna hitam pekat berhenti di depan sebuah rumah megah yang berdiri dikawasan perumahan elite. Dari sisi pengemudi, muncul seorang pria dengan postur tubuh tinggi dan lumayan kekar dan disaat yang bersamaan, dari sisi satunya keluar seorang wanita dengan pakaian casualnya serta rambut panjang bergelombangnya yang tergerai indah.
“ Kyuhyun-ah.. kenapa kita ke rumah ini? “ tanya Min Ji sambil merapatkan diri kearah Kyuhyun yang seminggu lalu telah sah menjadi suaminya. Kyuhyun tampak tidak mendengarkan Min Ji, dia sibuk menghirup udara segar hingga memenuhi paru-parunya. Pria itu sangat menikmati udara di wilayah itu, udara yang berbeda dari wilayah lain dan menjadi favoritnya. Bukan berbeda karena lebih bersih atau apapun, hanya saja di tempat ini ada ‘oksigen’ sesungguhnya yang menurutnya berjuta kali lipat lebih nikmat dibandingkan sejuknya udara di pegunungan. Min Ji masih menunggu jawaban suaminya yang masih asik dengan pikirannya sambil memejamkan mata seraya tersenyum.
“ Kyuhyun-ah.. “ panggil Min Ji lagi. Namun namja disebelahnya itu tengah berada di dunianya sendiri. Akhirnya Min Ji pun memutuskan untuk ikut menikmati pemandangan yang cukup hijau yang terhampar didepannya.
“ Kyuhyun oppa! “ teriak seseorang dari kejauhan. Min Ji menoleh kearah sumber suara, terlihat olehnya seorang gadis dan pria tengah berjalan menghampiri mereka. Min Ji terpesona oleh sosok gadis itu. Benar-benar berbeda dari setahun yang lalu. Rambut panjangnya yang hitam dan indah, kakinya yang jenjang, bentuk tubuhnya ideal dan penampilannya sangat anggun.
Jiwa Min Ji seolah ditarik seketika dari ke-terpanaannya ketika melihat Kyuhyun merentangkan tangannya dan di detik berikutnya gadis anggun itu berlabuh dipelukan Kyuhyun.
“ Oppa! Bogoshipeo! “ seru gadis itu seraya mengeratkan pelukannya. Min Ji kembali terpana, tapi kali ini bukan karena kagum melainkan karena terkejut.
“ Saeny? “ gumam Min Ji, suka atau tidak dia harus mengakui bahwa suaminya tengah berpelukan dengan Saeny, seorang gadis yang dinikahi Kyuhyun setahun lalu. Beberapa langkah dibelakang dua insan yang saling melepas rindu itu ada seorang pria berbalut kaus berwarna hitam dan celana jeans tengah tersenyum. Tersenyum untuk dua hal sekaligus. Kebahagiaan adiknya dan kemenangan atas taruhannya sebulan yang lalu.
“ Oppa.. Min Ji eonni? “ tanya Saeny yang kini telah berdiri dihadapan Min Ji seraya menatap Kyuhyun dan Min Ji bergantian. Mata Kyuhyun membulat dan ia mencoba menutupi rasa gugup yang melandanya dibalik senyuman yang terlihat sangat kaku. Khas orang gugup.
“ mm.. Annyeong, Sae-ah.. “ sapa Min Ji seraya memeluk Saeny.
“ Eonni kemari bersama Kyuhyun oppa? “ Min Ji mengangguk, namun pikirannya masih berkutat mencari jawaban dari sebuah pertanyaan yang sejak tadi menghantuinya ‘kenapa Kyuhyun mengajakku kesini?’.
“ Tumben sekali eonni main kesini, ada apa? Mau berdiskusi dengan Sungmin oppa? “ suara Saeny seolah memproyeksikan pertanyaan yang bergelantungan dipikiran Min Ji yang mulai bercabang. Min Ji terperangah, masalahnya dia juga belum tahu alasan dia berada disini sekarang.
“ Sae-ah, kau tidak mau mengajak oppa masuk? Kejam sekali kau, oppa kan lelah.. “ tukas Kyuhyun dari kejauhan, matanya membulat dan wajahnya seolah mengatakan pada Min Ji untuk diam. Mengerti akan itu, Min Ji pun mengikuti alur yang sedang dimainkan Kyuhyun. Dan mereka berempat masuk kedalam rumah yang besar dan elegan itu.
—
“ Kyuhyun-ah, kenapa kita kesini? Ini rumah yang kau maksud? Kupikir kau—“
“ Maafkan aku Min Ji-ya.. ini satu-satunya cara agar aku bisa bersama Saeny.. dan bisakah aku meminta bantuanmu lagi? “ sambar Kyuhyun yang memutus kalimat yang sedang dilontarkan Min Ji. Sedangkan Min Ji yang bingung sejak awal kini bertambah bingung.
“ Bantuanku ‘lagi’? “ tanya Min Ji sambil menunjuk dirinya sendiri. Kyuhyun memperhatikan sekitarnya, menandakan bahwa pembicaraan ini sangatlah rahasia.
“ Ne.. tolong jangan ceritakan apapun pada Saeny, tentang pernikahan kita, siapa dirimu sebenarnya dan apapun itu. bersikaplah seolah kita ini sepupu. Bisa? “
“ tapi, kita kan.. “
“ sekali lagi, maafkan aku Min Ji-ya.. masalah pernikahan kita—“
“ hanya ilusi.. iya kan? Aku tahu Kyuhyun-ah. Aku akan membantumu, kau kan sahabatku. Kalau bukan padaku, kau akan meminta bantuan pada siapa lagi? Iya kan? “ Min Ji mengulas senyum khasnya, senyuman yang dihiasi dengan lesung pipinya yang membuatnya terlihat sangat manis. Namun didalam hatinya, dia merasakan sakit yang teramat sangat. Sakit yang sering ia rasakan tetapi kali ini ia sungguh tidak menyangka bahwa sahabat yang sekaligus suaminya-lah yang membuatnya merasakan sakit ini.
“ Jeongmalyo? Kau sudah tau? Kau tidak marah? “
“ mm.. temuilah Saeny, kau merindukannya kan? Aku juga mau ganti pakaian dulu, sana “ Kyuhyun memeluk Min Ji sebagai ucapan terima kasihnya. Dan disaat Min Ji ingin membalas pelukan itu untuk menghilangkan sedikit rasa kecewanya, Kyuhyun malah berlalu begitu saja meninggalkan Min Ji di kamar berukuran besar itu.
“ Ternyata aku yang sedang dibohongi. “ Min Ji menertawai dirinya sendiri, dan tanpa menunggu lama lagi, air matanya mengalir begitu saja. Tenggorokannya sakit karena menahan tangis. Min Ji memukul-mukul pelan dadanya yang terasa sesak mengingat mungkin saja ini bukan kebohongan pertama kalinya yang dilakukan Kyuhyun. Sebuah lemari besar didekat jendela menarik perhatian Min Ji. Dengan gontai ia berjalan menuju lemari kayu itu dan membuka kedua pintunya. Masih kosong. Tentu saja, di rumah sebesar ini yang hanya dihuni dua orang, pasti banyak kamar kosong yang tersisa. Ditutupnya pintu lemari yang ada di sebelah kiri. Kakinya melangkah masuk ke sisi lemari satunya yang masih terbuka, lemari yang seharusnya digunakan untuk menggantung pakaian. Min Ji duduk menekuk kakinya lalu menutup lemari itu, dan menyisakan sedikit celah kecil agar oksigen dapat masuk kedalamnya.
“ Aku yang dibohongi.. Appa dan eomma benar. Sepertinya aku memang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar kalau tidak ada yang menuntunku. “ gumamnya lagi diiringi dengan isakannya. Setidaknya lemari ini bisa meredam suara tangisnya.
Min Ji terhanyut dalam rasa sakitnya. Kepercayaannya pada Kyuhyun mulai pudar. Siapa yang berani jamin bahwa ini kebohongan pertama yang dilakukan Kyuhyun padanya? Ani, tepatnya.. kenapa Kyuhyun harus membohonginya? Begitu pikirnya.
“ Kukira kau benar-benar mencintaiku.. Ilusi.. semuanya hanya ilusi dan sebuah kebohongan. “ ucapnya lirih. Sudah hampir satu jam gadis itu menangis sesenggukan di dalam lemari.
“ Min Ji-ya! kau didalam? Saeny sudah menyiapkan makanan yang lezat, ayo makan! “ seru seseorang dari balik pintu, lalu tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang semakin menjauh. Min Ji tidak mendengarnya, dia meringkuk di dalam lemari dan sudah terlelap dalam tidurnya.
Setengah jam kemudian seseorang masuk kedalam kamar yang mulai hari itu resmi menjadi kamar Min Ji. Kedua bola matanya menyapu setiap inci ruangan itu saat pintu terbuka. Dahinya mengerut begitu mendapati ruangan yang kosong. Sambil bertanya-tanya dalam hati, orang itu berjalan menuju kamar mandi. Tidak ada Min Ji disana. Dia berjalan lagi menuju balkon, dan Min Ji juga tidak ada disana. Pandangannya terhenti pada sebuah lemari didekat jendela, ada celah kecil disana padahal koper beserta isinya yang masih utuh ada diatas tempat tidur. Orang itu melangkahkan kakinya dan semakin menghapus jarak antara dirinya dengan lemari itu. Perlahan, dibukanya pintu sebelah kiri. Kosong. Tak sehelai benang pun ada disitu. Tangannya beralih ke pintu lemari yang satunya. Untuk sepersekian detik, matanya membulat. Orang itu berjongkok dan memandangi wajah Min Ji.
“ Bahkan jika kau mempercayai seseorang sepenuhnya, belum tentu orang itu mempercayaimu seperti kau mempercayainya. Jangan terlalu naïf, nona.. Kebaikan tidak selalu dibalas dengan kebaikan. Dunia ini tidak sesederhana itu. “ bisik orang itu sambil menyentuh pipi Min Ji dengan telapak tangannya yang besar dan mengusapnya perlahan. Dengan lembut, bibirnya menyapu permukaan bibir Min Ji. mengecup hangat bibir mungil nan merah muda itu. Diangkatnya tubuh Min Ji dan ia membaringkan gadis itu di tempat tidur, menyelimutinya, lalu meninggalkan kamar itu.
Min Ji POV
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, menyesuaikan pandanganku saat sinar matahari menerpa wajahku. Aku langsung terduduk ketika sadar bahwa aku tak lagi berada disebuah tempat yang sempit dan gelap.
“ Bukankah kemarin aku ada didalam lemari? “ gumamku pelan.
“ Eonni! Kau sudah bangun? Sepertinya kau lelah sekali. Kau bahkan melewatkan makan malam. “ Aku tidak tahu sejak kapan Saeny ada dikamar ini dan kini ia duduk disampingku. Aku harus bersikap seperti apa padanya? Bagaimanapun dia ikut andil atas semua yang telah menimpaku saat ini. Baru saja aku ingin memasang ekspresi dinginku namun sebuah tatapan tajam dan menusuk membuatku membatalkan niatku. Bukan dari Saeny, tapi dari Sungmin-ssi yang sedang berdiri diambang pintu. Namja itu melipat tangannya didepan dada dan terus mengancamku dengan tatapan tajamnya. Memaksaku mengikuti skenario yang mungkin sudah disusun olehnya sejak sebulanan yang lalu.
“ Ah..mian. Aku memang kelelahan, perjalanan kesini kan jauh.. maaf.. “ akhirnya aku bersuara. Saeny mengangguk polos lalu menatapku aneh. Ada apa?
“ Eonni, kenapa tidak bilang sejak awal kalau kau adalah kekasih Sungmin oppa? “ Aku tercengang mendengar sebaris kalimat yang baru saja dilontarkan Saeny. Skenario macam apa yang dibuat namja jahat itu?
“ A..aku bukan—“ chu~ sesuatu yang lembab terasa dibibirku. Memotong kalimatku sekaligus merenggut kesadaranku.
“ Good morning, jagiya.. “ Namja bernama Lee Sungmin itu akhirnya mengeluarkan suara dari bibirnya setelah sebelumnya bibir itu melekat sempurna dibibirku.
“ Sae-ah, Kyuhyun menunggumu dibawah. Kalian mau jogging kan? “ ucapnya lagi seraya menarik lengan mungil Saeny hingga membuat adiknya itu beranjak dari kasur.
“ Oppa mau bicara dengan Min Ji eonni? Jujur saja oppa, kau merindukan kekasihmu ini. Iya kan? “ ujar Saeny yang dijawab dengan anggukan Sungmin-ssi.
“ Kau tidak dengar? Kyuhyun menunggumu. “
“ Arraseo. Eonni, aku pergi dulu ya.. Anyeong. “ Saeny pun membalikan tubuhnya dan berlalu meninggalkan aku dan penipu yang sekarang telah berdiri dihadapanku. Topeng manusia berbahagia yang tadi meriasi wajahnya kini telah hilang, entah kapan dan kemana. Kini dia menatapku dengan tatapan yang tidak pernah berubah sejak bertahun-tahun lalu. Aku dan orang ini sama-sama sahabat Kyuhyun sejak SMP, tapi antara aku dan Sungmin bagaikan dua kutub magnet yang sama. Kami selalu berbenturan dan karena itu aku selalu menghindarinya.
“ Diam dan jangan membantah. Ikuti aturan mainku, ah bukan, aturan mainku dan Kyuhyun. “ katanya dengan penuh penekanan saat menyebut nama Kyuhyun.
“ Apa aku juga harus menjadi penipu seperti kalian? “
“ Kau sudah terlanjur masuk kedalam cerita sejak kau menerima lamaran Kyuhyun, Min Ji-ssi. “ sahutnya dingin lalu melenggang pergi. Aku menatap punggungnya sendu, lagi-lagi aku tidak bisa mempertahankan hak-ku. Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Seandainya saja aku menuruti perkataan eomma dan appa yang melarangku untuk menikah dengan Kyuhyun, ini semua tidak akan terjadi.
“ Kita lihat..seberapa lama cerita ini mampu bertahan. “ Sungmin kembali menghadapkan tubuhnya kearahku saat kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku.
“ Cerita ini tidak akan berakhir sebelum aku mengakhirinya. “ tuturnya dingin. Haruskah aku ikut melakoni sandiwara ini?
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar