Pengikut

Minggu, 04 Maret 2012

Sleeping with Kim Heechul Part 8

Title: Sleeping with Kim Heechul Part 8 (PG)
Cast:
Im Yoojin
Kim Heechul SuperJunior
LeeTeuk SuperJunior
Jessica SNSD
Author: Soshiiica
Rating: PG -16
Genre: romance, comedy
***
Yoojin POV
Semua orang terdiam di tempatnya, tak ada yang berani bicara kecuali Sica yang sedang menjelaskan duduk perkara dari awal sampai sekarang. Well, hidupku rumit juga ternyata. Tapi aku sekarang mengkeret, menatap lantai tidak berani memandang eomma. Dia tampaknya akan meledak sewaktu-waktu. Tentu saja, kalau kau jadi ibu-ibu yang punya anak perawan apa kau tidak syok mendengar ada laki-laki sejenis Kim Heechul yang tinggal bersama anak perempuan-mu. Apalagi anakmu sudah tunangan dengan Park Jung Soo yang kelihatan lebih elit.
Ah. Aku menyesal pulang kampung kalau seperti ini. Tapi kalau dipikir-pikir.. Ini semua tidak akan terjadi, kalau Heechul tidak datang ke Jejudo! Ish, dia itu benar2 membuatku kesal!
Sementara itu, eomma mulai melirikku dengan sentuhan kilat dan bara api yang mengerikan. Kya! Bagaimana nasibku selanjutnya nih!
***
flashback from Seoul to Jejudo
Heechul POV
Aku mengambil pakaianku seadanya, melemparnya ke dalam ransel dan mulai membuntuti Yoojin. Aku hanya ingin tahu dimana desa tempat tinggal Yoojin. Mobilku berhenti di depan stasiun kereta api yang baru dimasuki Yoojin. Kupicingkan mataku, meneliti mesin tiket yang dipakai gadis pendek itu. hmm. Mesin tiketnya berada tepat di depan jalur kereta ke Jejudo. Okay. Let’s go to Jejudo!
**
2 jam aku menyetir. 2 jam pantatku hampir kempes. 2 jam pula aku hampir mati kehausan. Dengan bodohnya aku lupa bawa minum dan lupa membelinya, sementara mobilku sudah sampai kawasan desa yang sepi. Bahkan tak ada pom bensin! Micheoseo!
Kemudian kutepikan mobilku di pinggir jalan yang sepi dan menatap air got. Apa aku harus minum? Atau buang air disana? Aku gak tahan dua-duanya!
Lalu kuputuskan untuk mencelupkan kakiku ke dalam airnya yang jernih (got korea gitu lho, bersih lha yaw). Tapi..
Brrp!
Ada bunyi aneh! Ah? Apa aku lapar? Setidaknya jangan disaat aku haus dan mau buang air!
Bbrp!!
Bunyinya semakin kencang, dan aku akhirnya sadar. Itu bukan bunyi perutku sama sekali. Bunyinya datang dari terowongan air!
SPLASH!
“Oh sial.”
Dan gelombang air membawa kakiku beserta aku!
“KYAAAA!!!”
Yoojin Eomma POV
Aku baru beli pelet ikan buat koi-koi Yoogi. Aigoo bocah ingusan itu bahkan tidak mau merawat ikan segede-gede nabinya itu.
Aku meraup kembali kantong plastikku dan membawanya pulang ke rumah.
BYUR!
Oh. Air sungai baru dilepas. Waw derasnya. Aku menatapi air bening itu dengan bijak. Got-nya daebak banget deh.
Dan akupun melihat sesuatu. Mengambang, berwarna kuning aneh dan menjalar di air. Aku membeku di posisiku. Mahkluk jenis apa itu?! Tapi well, itu lebih seperti sampah daripada mahkluk, jadi aku cuma lanjut berjalan lagi.
“HELP ME! S.O.S! SIAPAPUN! AKU PACARNYA SCARLETT JOHANSSON, DAN PERNAH DILAMAR KIM TAE HEE! AKU BELUM MAU MATI! BLUP BLUP BLUP..”
Kakiku berhenti. Suara orang! Dan aku sadar, sampah tadi adalah rambut!
“OMOE.” Aku segera berlari panik ke arah gundukan rambut yang terus terbawa air itu. Kemudian tanpa basa-basi aku terjun ke air sambil mengangkat daster batik hanbok-ku (?) *reader: lu kata nadya mulya pake batik hanbok*
“tunggu aku, nak!”
**
Heechul POV
Aku terbangun. Uh. Rasanya pening. Perlahan aku duduk dari posisi tidurku. Omo. Apaan nih, kasur selimut? Jadul banget! Tapi yah, rumahnya bagus juga. (bayangin rumah istrinya Changmin di Paradise Ranch)
“sillye? Ada orang?” aku berteriak dari tempatku.
“Wah! EOMMA! NOONA UDAH BANGUN!” Tiba2 dari kolong meja belajar muncul anak laki-laki remaja. Idih sedang apa dia di sana -_-
“heh bocah. Aku dimana?” aku bertanya padanya. Aigoo, kenapa dia menatapku penuh kagum begitu?
“kau di rumahku, kediaman Im yang indah!” bocah itu tertawa lepas. Hmm. Kayaknya aku pernah lihat wajah itu. Tapi dimana ya? Ah sudahlah.
“oh ya. Noona kayanya orang kaya ya? Mobilmu keren sekali! Tadi habis menggembalakan bebek aku melihatnya! Wah.. Lihatlah rambutmu, keren seperti sailor moon! Apa kau pernah terpikir untuk memanjangkannya? Saran dariku, kau perlu hati-hati ya. Gak baik kalau anak gadis main di got. Bahaya! Bagaimana kalau eomma-ku tidak melihatmu dan kau terbawa sampai pasifik? Bisa-bisa kekayaanmu direbut oleh dewan direksi..”
“psst. Bisa tidak sedetik saja pakai titik koma?” aku membungkam mulutnya dengan bantal.
Dan aku sekarang mengerti inti dari omongannya yang hampir jadi pembicara acara bola. Pertama, dia menganggapku sebagai perempuan. Masih bgs kalau perempuan muda, aku dipanggil noona, yg berarti aku perempuan tua! Kedua, anak ini terlalu banyak nonton drama. Tau apa dia tentang dewan direksi? Dan ketiga, dia anak paling sembarangan. Dia bilang aku seperti sailor moon?? Aku ini brad pitt! Won bin! Hyun bin! Dan sebangsanya. Aku lelaki tampan! Baiklah, aku tidak bisa menolak sih, sudah dari sananya. Jangan salahkan aku.
“hei. Aku laki-laki. Aku hyung.” aku menatap kesal anak kecil itu.
“mwoya? Kau bohong! Kau ini cewek tau!”
Habis kesabaran, aku berdiri dan menaikan dasterku. Daster? Sejak kapan aku pakai daster? Ah sudahlah. Intinya aku menunjukkan bawahanku padanya.
….
“EOMMAAAA!”
**
“jadi kau laki-laki..” ahjumma berambut keriting dan anaknya yang konslet itu membuka lebar mulutnya memandangku.
“laki-laki tulen.” jawabku singkat.
“oh ya. Sebenarnya aku ke desa ini untuk mengunjungi rumah keluarga kekasihku.” aku mulai  pada tujuanku sebenarnya. Iya lah, aku berjam2 menyetir untuk menemui Yoojin, bukan orang2 desa ajaib seperti yang ada di depanku.
“oh ya? Kekasihmu orang sini? Wah.. Beruntung sekali.. Lalu namanya siapa? Mungkin aku tau dimana rumahnya.” ahjumma itu menawarkan bantuan.
Baiklah, wajah kedua orang di depanku ini benar2 aneh. Bukan aneh jelek, tapi aneh karena sepertinya aku pernah lihat di suatu tempat.
“hmm.. Im Yoojin. Gadis cantik yang tinggal di Seoul. Kau tau rumah orang tuanya dimana?”
Ahjumma dan anaknya kembali menganga menatapku. Aku mengernyit. Kenapa?
“Im Yoojin kakakku maksudmu?? Kau yakin nama gadismu itu Im Yoojin?!”
Si remaja laki-laki menatapku tidak percaya. Sementara ahjumma menjatuhkan mulutnya.
“YOOJIN ANAKKU?!”
Ah? Anaknya? Anaknyaaa?! Berarti keluarga kribo di depanku ini adalah mertua dan adik iparku?!
“kau serius ini rumah Im Yoojin!?”
“ne. Aku adiknya Im Yoo Gi.”
“omo. Ternyata takdir memang tidak main-main. Perkenalkan, aku Kim Heechul, tunangannya Yoojin. Hehe.”
“MWOO? PAKAI DUKUN MANA YOOJIN BISA DAPAT LAKI-LAKI TAMPAN DAN KAYA SEPERTIMU?”
Aku menutup kupingku. Bagaimana bisa kedua orang itu mengucapkan kalimat yang sama persis!
***
Flashback off.
Author POV
Seusai pembicaraan semua yang ada di rumah Yoojin, eomma Yoojin ternyata tidak marah. Dia malah senang anaknya diperebutkan dua laki-laki kaya. Ckckck.
Dan hasilnya? Eomma Yoojin lebih menyukai Heechul. Walaupun Heechul tidak tahu, tapi eomma Yoojin mengenal Chul dgn sangat baik. Anak dari sahabatnya yang paling dia sayangi.
Dan itu membuat Heechul dan Yoojin disuruh berada di satu kamar. Sementara Jung Soo sekamar dgn Yoo Gi dan Sica dengan eomma Yoojin. Sungguh ironis -_-
**
-kedai ramyeon milik eomma Yoojin-
Heechul POV
Ternyata keluarga Im punya bisnis ramyeon. Well, kedainya lumayan ramai, tapi gak seramai kalau aku dikerubuti fansku. Sepi malah *maunya apa -_-a*
Aku dengan kemeja kotak2 ala koboy, berdiri di depan meja kasir. Hanya dua orang yang makan. Itu juga hanya pesan setengah porsi mie. Sedih banget sih.
“hey Butter Cup.” aku memanggil  Yoojin yang ikut duduk termangu di sebelahku.
“kau panggil aku?” dia melirikku sinis.
Kubalas dgn anggukan.
“namaku kan bukan butter cup!”
“anggap saja itu kepanjangan dari.. B-CUP!”
Aku sengaja memperbesar suaraku di bagian ukuran bra itu. Seketika Yoojin bersungut-sungut.
“Kim Heechul! Kau benar-benar panci bocor!”
Aku tertawa. Kemudian suasana kedai ramyeon kembali sepi. Seperti toko hantu, gak ada pelanggan lagi.
Kecuali Jung Soo dan Yoojin yang “pacaran”. Cih. Si tua itu belum pernah dijilat Heechul kayanya. *re: dijilat setan -_-
Mungkin sebaiknya aku menolong ahjumma membuat toko ini laku keras. Iya! Dengan begitu ahjumma dan Yoojin akan lebih jatuh hati padaku ketimbang si tua itu.
Diam-diam aku keluar dari kedai mie Yoojin dan mengambil sepeda Yoo Gi. Sepeda itu begitu kusam dan jelek hingga sepertinya kalau Shindong dan sejenisnya naik, tak ragu lagi sepeda itu akan hancur berkeping-keping. Yah, untungnya aku diberkahi tubuh yang tipis namun seksi.
Jessica POV
Oppa sedang apa? Mau kemana dia dengan sepeda aneh itu? Aku yang sedang duduk santai di meja pelanggan langsung berdiri, berusaha mengejarnya yang tengah mengayuh dengan napsu tinggi. Tapi sebelum bisa melangkah, sesuatu menahan tanganku. Aku menoleh dan great, itu adiknya Yoojin yang akhir2 ini sering mengutili I am.
“what the..”
“noona.. Kau sangat cantik..” dengan kagum bocah itu menatapku.
“hey let go! Aku mau kejar Heechul!”
“tunggu! Ada temanku yang ingin kenalan denganmu!
Aku menutup mataku, berusaha menahan rasa kesalku yang semakin meluap. He’s kinda freak you know.
Tak lama munculah anak gendut nan pendek dengan mata hanya segaris dan hidung selebar hidungbabi. Mukanya jerawatan dan berminyak, seperti anak baru puber yang gak bisa menjaga kebersihan. Ish!
“annyeong haseyo, noonim.. Che ireumeun Yang Bison imnida.”
Bison? Nama yang luar biasa tidak biasa. Aigoo! Aku ketinggalan Heechul gara2 dua anak ingus di depanku ini!
“sekali lagi aku melihatmu, aku akan membuangmu ke panti jompo!”
Dan kedua anak itupun kabur sambil tertawa girang. Benar-benar minta dilempar tahi lalat!
**
Yoojin POV
Omona. Itu.. Heechul? Dia.. naik sepeda Yoo Gi?! I-itu kan sepeda yang mau dibuang Yoo Gi tadi pagi karena sadelnya hampir lepas dan bannya sudah bolong sana-sini! Bahaya!
Aku segera pergi dari kedai dan mengejar si anak kurang bahagia itu. Tapi terlambat
“YAK KIM HEECHUUUL!”
DUAAAAR!!
Bunyi seperti ban meletus terdengar. Sial. Haruskah bunyinya selebay itu? -_-
Kemudian tampaklah Heechul yang memeluk sepeda busuk Yoo Gi melayang-layang di udara. Berputar-putar dan bersalto ria, membuat penduduk desa segera berkumpul di tempat kejadian. Aigoo! Adakah yang lebih memalukan dari ini?
Lalu.. BYUUR!
Heechul jatuh ke air got yang menjadi pelengkap derita. Aku meringis, memikirkan nasib sepeda Yoo gi yang sekarang jadi gak ada harganya karena hancur lebur dan kena air. Dasar.
Seluruh penduduk desa langsung bergotong royong menarik Heechul dari air. Walaupun hati kecilku lebih ingin sepeda yoo gi yang diselamatkan.
Dan akhirnya Heechul terbaring di tanah dekat kakiku. Dia masih sadar dan sekarang tengah bengek karena air masuk ke paru-parunya. Aku cuma bisa menepuk-nepuk bahunya supaya memuntahkan air got yang ditelannya.
“na gwaenchanayo.. Uhuk-uhuk!” Heechul kembali bengek. Tapi gak lama dia malah berdiri menghadap penduduk desa yang masih syok.
“jadi teman-teman.. Silahkan datang.. Uhuk uhuk! Ke kedai ramyeon ‘Makmur Family’ kalau ingin melihatku terus! Hehe.”
Aku membelalakkan mataku. Masih sempatnya saja promosi di saat dia hampir mati karena sepeda cacat itu! Aku melirik Heechul dan dia mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku tersenyum.
“komawo Heechul-ssi.”
**
Kedai ramyeon semakin ramai sejak insiden Heechul itu. Terutama para gadis-gadis, mereka selalu mengerubuti Heechul ataupun Jung Soo. Dan dalam sekejap, Heechul dan Jung Soo menjadi butler tampan yang keren. Haha. Aku senang melihat eomma kagum pada Heechul yang selalu berjuang supaya kedai ramai pengunjung. Entah dengan ngedance Bad Girl Good Girl-nya Miss A atau atraksi mengeluarkan sumpit dari lubang hidung. Ck ck ck. Aku.. Entahlah, aku benar-benar menyukainya ada di sampingku seperti sekarang. Setiap Heechul menatapku, aku selalu mengulas senyumku. Walaupun Jung Soo selalu melirik kami tajam. Well, aku mungkin akan berhenti memberi harapan kosong pada kedua lelaki itu.
Tapi.. Aku tau aku mencintai Kim Heechul.
Bahkan saat tau dia mau ke Amerika, aku hampir tidak bisa bernafas. Tanpa Heechul, aku akan jadi hambar lagi. Bagaimana bisa aku begitu terikat padanya..
**
Heechul POV
Kedai sudah tutup, dan waktunya pulang untuk kami semua. Kau tau, gara-gara aku terjengkang ke sungai bersama tetek bengek itu, aku jadi populer! Semua orang ingin lihat, siapa sih cowok cantik yang jatuh ke got? Haha. Dan imbasnya manis banget. Kedai ramyeon Yoojin jadi amat sangat ramai! Kekeke..
Eommonim bakalan senang karena aku membawa rezeki berlimpah. Malam itu tinggal aku dan Yoojin yang tengah menutup toko. Si tua dan Sica sedang membantu di peternakkan. Tentu saja eommonim yang memaksa keduanya kerja bersama binatang-binatang, supaya aku dan Yoojin bisa berduaan.
“Hei, Heechul.” Yoojin yang berjalan di sampingku memanggilku. Aku menoleh dengan segala ketampanan yang aku miliki. (?)
“apa?”
“terima kasih ya, untuk hari ini. Aku tidak percaya kau bisa membantuku dan eomma seperti tadi. Walaupun caranya agak tidak masuk akal.” *authornya kale yang gak masuk akal :-p
Yoojin menatapku dengan sinar mata bahagia. Aku tersenyum padanya melihat wajah cantiknya yang berseri-seri. Gemas, aku segera mengaitkan  lenganku di lengannya dan menempel-nempel padanya.
“ow, tentu saja. Ibu mertua pasti akan bangga melihat menantunya yang pintar mencari uang ini. Hehe” sesaat setelah aku bicara begitu, Yoojin dengan ketus menepis tanganku.
“apanya yang menantu.” Aku cekikikan. Yoojin bernada marah, tapi dia ikut terkekeh bersamaku dan aku malah kembali memegang tangannya. Yoojin terdiam dan tiba-tiba menghentikan jalannya sambil melepaskan tangannya dariku. Aku ikut berhenti dan menatapnya bingung.
“kenapa berhenti? Kita kan harus pulang.” Yoojin tidak menjawab dan hanya memandangiku lembut. Jalanan saat itu sudah gelap dan hanya cahaya lampu jalanan remang-remang yang menyinari kami. Yoojin tiba-tiba menarik tubuhku dan mengecup pipiku.
Cup!
Bibir mungilnya menyentuh kulitku. Aku terpana dan seperti orang bodoh, hanya bisa menelan ludahku sambil menatapnya kelimpungan.
“omo. Yoojin-a..” bisikku.
“sebagai tanda terima kasih!” Yoojin memalingkan wajahnya malu dan dalam kedipan mata berlari menjauh dariku.
“Hya YOOJIN!! Im YOOJIN KAU MESUM!!” aku berteriak dari tempatku.
**
Yoojin POV
Malam hari di Jejudo sangat dingin. Aku meringkuk di lantai kamarku yang hanya beralaskan selimut, menahan dingin. Yah, karena hadirnya dua pria tampan nan kaya, eomma merelakan selimut anaknya sendiri demi Heechul dan Jung Soo. Cih. Tidak adil.
Kamarku sekarang gelap, hanya sedikit cahaya bulan yang masuk. Di sebelahku terbaring Heechul si kulit tahi kambing, pulas dengan selimutku menghangati dirinya seorang. Betapa irinya aku melihat dia bisa tidur tenang. Apa aku harus membekapnya dengan bantal supaya dia koma dan jadi rusak mental?? *yoojin ditabok* Tapi jangan. Aku bisa ditimbun di bawah jigong ayam kalau sampai ketahuan melukai “pangeran” bencong itu.
Kemudian kurasakan angin malam melewati jendela kamar, menghembus melewati tubuhku dan menusuk tulangku saking dinginnya. Aku mempererat pelukanku pada kaki dan berusaha tidur secepat mungkin. Walau percuma karena gigiku gemeletuk dan membuatku jadi terus membuka mata.
1 menit.. 2 menit.. 5 menit..
Sial. Anginnya semakin lebay! Sekalian aja bikin gunung meletus. *ga nyambung deh, ciin*
Frustasi, aku akhirnya cuma bisa menggosokan kedua telapak tanganku bersamaan dan mulai berusaha tidur lagi.
Puk!
Sesuatu menyentuh tubuhku. Aku langsung menengok ke samping, dan tampaklah Heechul. Dia sedang menyelimutiku. Tangannya lembut merapikan sisi-sisi selimut agar pas di tubuhku. Omo. Heechul habis kena gangguan rohani ya? Dia.. Tiba-tiba sok romantis.
“Heechul?” aku memanggilnya pelan, membuat Heechul yang sedang merangkak di atasku, sibuk menepuk selimut langsung melirikku.
“oh hai.. Aku.. Aku hanya.. Takut.. Takut kau kedinginan. Dari tadi tubuhmu bergetar..” Heechul memandangku takut-takut, sepertinya takut disemprot olehku. Tapi tidak, aku tersenyum. Senyum yang manis. Heechul memang pria yang baik, aku sangat tahu itu. Dan wajah polosnya sekarang sangat lucu. Haha. Sepertinya benar, aku terlalu banyak main dengannya sampai jadi agak sinting.
Tapi aku tidak sinting. Aku.. suka kok pada Heechul..
“gomawo, Kim Heechul..”
Aku tulus menatap wajahnya yang berada tepat diatasku. Dan entah bagaimana, jantungku berdegup puluhan kali lbh kencang saat aku merasakan nafasnya menghembus di wajahku.
Heechul ikut tersenyum manis. Dia menatapku sangat lama, dalam dan banyak sekali perasaan di dalam matanya. Dia.. Tampan. Sangat tampan. Dia juga baik. Walaupun dia sering gila sendiri, tapi tujuannya adalah membuat semua orang tersenyum.
Tidak. Aku tidak menyukai Heechul, aku mencintainya. Walaupun berawal dari kebencian, tapi aku mencintainya. Walaupun banyak sekali yang menghalangi, aku tetap mencintainya. Maaf, Jung Soo..
“Yoojin?”
“ng?” tatapan Heechul semakin mantap ke mataku.
“aku bisa merasakan dadamu lho.”
Seketika. Pandangan cintaku berubah jadi benci, sangat kesal. Segera aku memukuli rambut pirangnya, membuat dia meringis kesakitan.
“yak! Nan gotchimalyo, gotchimal! Aku ga bisa merasakan dadamu karena kau dibungkus selimut! Pabo~ *gaya ala intimate note. hehe*”
Aku memonyongkan bibirku. “pabo?! Kalau kau mesum! MESUUUM!”
Aku menjerit di kata mesum dan Heechul langsung gugup, dia menerjang tubuhku yang masih tiduran dan membekap mulutku. Aku cuma bisa tertawa padanya.
“ish. kalau eommonim dengar, dia bisa melarang kita menikah dan membuatku jadi perjaka tua!”
Kupukul tangan Heechul yang membekap mulutku. “Siapa yang mau menikah denganmu?! Hish!”
Heechul terkekeh sambil mengelus pipiku dengan tangannya. Dia kembali tersenyum manis. Elusan jemarinya di wajahku sangat lembut, membuatkuku terlena dan hanya bisa berdiam diri. Perlahan tangannya turun ke tengkukku, mengangkat kepalaku mendekatinya. Bibirnya seketika menyapu bibirku.
Aku menutup mataku. Rasanya perutku bergejolak, wajahku juga panas. Aku berpegangan pada kausnya dan mencengkramnya erat. Heechul menciumku semakin dalam. Bibir atasnya menghisap bibir bawahku sementara aku harus memiringkan kepalaku agar ciuman kami tidak lepas.
Nafasku terengah, aku kini memeluk Heechul erat.
“mmh.. hh..” desahan berat menggema seiring nafas kami hampir habis. Tapi kami tidak berhenti, Heechul dan aku terus menautkan bibir.
Ciuman Heechul turun, dia mengecup-ngecup leherku. Aku tertawa geli namun Heechul menurunkan tangannya dari tengkukku ke pundakku, membuatku menenggakkan kepala. Dia semakin nafsu, kadang dia memainkan lidahnya dan menggigit kecil kulit leherku. Bisa kurasakan gaun tidurku turun dari leher, Heechul tanpa sadar menurunkan talinya. Merasa senang dengan kecupannya, aku mengelus rambutnya yang halus sambil sekali-sekali menariknya pelan. Heechul terus menjilati pundak hingga belahan dadaku dengan tangannya menaikan rambutku ke atas, menikmati leherku.
“ahh..” aku mendesah. Kudengar Heechul terkekeh dan kembali mencium bibirku. Kami berciuman mesra lagi, kali ini dia menggunakan lidahnya, bermain dengan rongga mulutku. Gaun tidurku semakin merosot hingga memperlihatkan dadaku yang masih terbungkus bra. Heechul mengelus-elus punggungku yang halus tanpa pakaian, sekaligus menempelkan tubuhku padanya. Aku menyusupkan tanganku ke dalam kausnya dan ikut mengelus punggungnya. Bibir Heechul turun lagi ke leher, melahap tengkukku. Aku menyenderkan kepalaku di pundak Heechul yang padat dan menutup mataku karena merasakan nikmat dari ciumannya.
“mph.. Mmh.. Lepaskan kausku..” Heechul berbisik. Akupun segera menarik kaus Heechul dari bawah ke atas melewati kepalanya dan melemparnya sembarang.
Heechul kembali beraksi, kali ini dia menurunkan gaunku hingga tanggal dari kakiku dan melemparnya juga. Kemudian dia berusaha melepaskan bra-ku. Tak butuh waktu lama sampai kaitannya terbuka, Heechul menarik bra-ku.
Deg. Heechul bermain dgn dadaku. Dia mencium kedua ujungnya dan menjilatinya. Aku bergetar karena perlakuannya, kugaruk pelan punggung Heechul. Dia tertawa puas, kali ini dia memainkan putingku dengan jemarinya.
“ahh Heechul! Ahh..” aku sibuk meracau karena senang dengan rasa nikmat yang timbul.
“aku hh.. Aku tau aku hh.. berbakat.. hehe hh..” Heechul masih sempat iseng. Aku senyum.
Heechul kemudian berdiri, dia melepaskan celana piyamanya dan menampakkan celana dalamnya yang menutupi juniornya yang.. Sesak? Aku menelan ludahku. Aku takut! Jung Soo bahkan tidak merebut keperawananku. Tepat sebelum Jung Soo sempat melepas celana dalamku, aku menghentikannya. Ya, aku belum benar-benar melakukannya.
XxX
Author POV
Heechul Yoojin, keduanya sama-sama bangun lebih siang dari biasanya. Tentu saja, ulah “permainan” kemarin malam. Ketika mereka berdua sudah memiliki kekuatan untuk bangun, mereka langsung pergi ke ruang makan untuk sarapan sekaligus menyapa anggota keluarga yang lain.
“oppa! Kau sudah bangun! Ampun lama sekali..” tiba-tiba muncul Jessica yang tadinya sedang sarapan, berjalan riang ke arah Heechul, tak lupa mengaitkan tangannya di lengan Hee Hee.
“ya, aku agak lemas nih jadinya bangun kesiangan..” ujar Heechul dengan wajah polos tak bernoda.
Serentak eomma-Sica-Jung Soo memandangi Hee-Yoojin. Kecuali Yoogi yang masih tidak mengerti perkataan Hee. Jung Soo yang sedang makan dengan kalem bahkan harus berhenti dan menoleh.
“omona. Lemaaas?! Lemas katamu?! ya ampun! Pantas saja eomma mendengar banyak suara desah seksi semalam.” eomma sambil meracik jamu gedong memandang bangga putrinya. Dalam hati dia senang Yoojin bisa dapat pacar spt Hee. Tak salah ia menyatukan kamar. Dan benaknya terlintas, “apalagi kalau ditambah Jung Soo. bisa jadi threesome!” *ketahuan suka yang NC*
Seketika wajah Yoojin merah padam. Dia ingin sekali menambal mulut panci bocor di sebelahnya. Tapi matanya mengarah Jung Soo. Dengan sumpit di tangannya ditaruh secara elegan di mulutnya, Jung Soo memandang nanar Yoojin. Laki-laki itu tau. Dia sangat tau.
**
-siang hari di luar kedai ramyeon-
Yoojin POV
Aku bersungut-sungut keluar dari kedai ramyeon. Aku menoleh kanan kiri, mencari Yoogi dan si anak SGM, Heechul. Mereka seharusnya membantuku menjaga toko. Dan bagai ditelan ketek mereka hilang gitu aja.
“IM YOOGI! KIM HEECHUL! NEO EODINYAGU?!!”
Kakiku berjalan hingga ke backyard kedai ramyeon dan tampaklah manusia-manusia mahaspektakuler itu.
“wah hyung! Ini benar-benar bagus!” suara Yoogi terdengar takjub. Aku bingung, Yoogi dan Heechul membelakangiku shg aku tidak tahu apa yang sedang mereka kagumi.
“tentu saja. Aku beli sepeda itu langsung dari Jerman. Kalau kau tau harganya, aku yakin kau akan banyak bersyukur pada kakak berdada-ternyata-tidak-ratamu itu”
“apa?” Yoogi yang masih polos bingung dgn ucapan Heechul. Darahku mendidih. Aku hampir memukulnya dari belakang kalau saja dia tidak mengelus kepala Yoogi.
“Yoogi-a.. Jadilah laki-laki yang baik… Jagalah noona dan eomma-mu dengan baik.. Oke?” Heechul tampak tulus pada adikku. Sementara Yoogi, dia hampir tidak sepenuhnya memperhatikan Heechul, matanya berulang kali melirik sepeda bersinar dari Heechul. Aku tersenyum melihat mereka berdua. Dan Heechul, yang sepertinya mau sok dewasa dengan menasehati adikku.
“Yak Kim Heechul..” aku memanggilnya lembut. Heechul seketika menoleh. Dia tampak terkejut dengan kehadiranku walau tak lama dia kembali menampakkan raut girang-nya.
“Im Yoojin, my baby!” Tiba-tiba Heechul menyongsongku dan menciumku. Cium, maksudku tepat di bibir.
Heechul menekan punggungku agar aku mengesampingkan wajahku dan ciuman kami semakin dalam. Aku bisa saja memberontak, tapi tanganku tejepit. Aku khawatir Yoogi melihatku dan mempraktekkannya pada anak desa lainnya. -_-
“aku akan merindukanmu, Yoojin..” Heechul berbisik setelah menciumku. Aku yakin wajahku merah padam sekarang. Aku tak berani menatap kedua matanya, karena aku yakin jantungku akan berdebar lebih cepat.
Tapi tunggu. Akan? Menyadari kata-katanya, aku menengadahkan kepalaku padanya.
“akan merindukanku? Maksudmu apa?”
Heechul terdiam. Sesaat dia bungkam dan tanpa menjawabku, tiba-tiba dia melepas pelukannya dariku dan menghadap Yoogi yang sedang terpesona dengan sepeda barunya.
“nah, Im Yoogi. Ayo kita main sepeda bersama!” Heechul pergi bersama Yoogi. Aku memiringkan kepalaku. Maksudnya apa sih?”
**
-Di Kantor Kim-
2 Hari Kemudian..
Heechul POV
Aku menguap dan mengedip-ngedipkan mataku dari layar laptop. Aku berdiri sambil melakukan senam yang kuingat untuk mencegah tubuh pegal-pegal. Entah sudah berapa jam aku duduk dan bekerja. Aku kemudian menghempiri pintuku dan mengintip dari jendela yang tertutup tirai kayu. Omo. Yoojin tidak ada. Ah. Mungkin sedang makan siang. Aku hendak kembali lagi ke kursiku tapi sesuatu menahanku. Di bawah pintu, aku melihat sebuah amplop terselip. Aku mengambilnya. Hmm. Mencurigakan. Tidak ada keterangan apapun disana.
Penasaran, aku pun membuka amplop tersebut dan menemukan sebuah CD. Aku mengerutkan dahi. Sebenarnya apa ini? Jangan-jangan virus computer? Ah tapi aku kan bisa beli laptop baru. Aku pun berjalan ke meja kerjaku dan mulai memasukkan CD tersebut ke dalam CD-ROM laptop.
Pembukaan, gelap. Sepertinya pemandangan di dalam mobil? Gambarnya tidak terlalu jelas, tapi aku tahu ini diambil dari Handy Cam. Aku menyipitkan mataku. Sebenarnya ini apa. Film Hantu? Aku kan gak takut hantu? Tak lama terdengar suara dari dua orang yang ada di mobil.
“mm.. sudah sampai..” seseorang mencondongkan tubuhnya dan melepaskan sit belt dari temannya. Karena gelap, wajah itu masih tidak terlihat jelas walaupun aku merasa ada yang tidak asing..
“trims tumpangannya.” Deg. Jantungku seakan berhenti. Aku kenal suara itu. Im Yoojin? Dan kemudian aku mengingat sosok tadi seperti baru saja diserang kilat. Park Jung Soo.
“sebenarnya apa yang tadi kalian bicarakan?? Kau jadi diam begini..” iya benar, itu juga suara Jung Soo. Sial. Sebenarnya ini apa?!
“kalau kau lupa, aku memang pendiam bukan? Jadi jangan heran. Sudah, aku pulang ya.” Yoojin bicara lagi dengan nada ketus dan sepertinya hendak keluar dari mobil.
“jamkaman!” Jung Soo menahan tangannya. Dan memeluknya.
“aku mencintaimu..”
Aku menahan nafasku. Tenggorokanku tercekat. Mereka berciuman. Lembut dan semakin dalam. Kemudian menjadi ciuman panas. Perlahan aku menghembuskan nafasku. Ini sinting. Seakan aku baru saja dibenturkan ke batu karang. Kukepalkan tanganku menahan marah. Terutama ketika Jung Soo membawa Yoojin ke kursi penumpang di belakang dan mulai melucuti pakaiannya. Yoojin. Apa yang dia lakukan…
Aku menutup layar laptopku. Aku tidak sanggup melihatnya lagi. Jadi dia.. sudah bersetubuh dengan Park Jung Soo sebelum denganku?! Dia benar-benar sudah gila! Aku memutar kursiku hingga menghadap meja kerjaku yang lain dan membuka lacinya. Aku menarik selembar kertas.
Tiket ke Amerika. Harusnya aku berangkat dua hari lagi dan pulang 1 minggu kemudian. Aku memang berencana ke Amerika untuk mengunjungi orang tuaku dan mengecek perhotelan disana. Tapi tidak. Aku harus mengubah semua rencanaku. Aku akan pergi dua hari lagi dan.. tidak akan pulang.
Aku tidak rela melihat wanita itu lagi.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar