Title: Sleeping with Kim Heechul Part 8 (PG)
Cast:
Im Yoojin
Kim Heechul SuperJunior
LeeTeuk SuperJunior
Jessica SNSD
Author: Soshiiica
Rating: PG -16
Genre: romance, comedy
***
Yoojin POV
Semua orang terdiam di tempatnya, tak ada yang berani bicara kecuali
Sica yang sedang menjelaskan duduk perkara dari awal sampai sekarang.
Well, hidupku rumit juga ternyata. Tapi aku sekarang mengkeret, menatap
lantai tidak berani memandang eomma. Dia tampaknya akan meledak
sewaktu-waktu. Tentu saja, kalau kau jadi ibu-ibu yang punya anak
perawan apa kau tidak syok mendengar ada laki-laki sejenis Kim Heechul
yang tinggal bersama anak perempuan-mu. Apalagi anakmu sudah tunangan
dengan Park Jung Soo yang kelihatan lebih elit.
Ah. Aku menyesal pulang kampung kalau seperti ini. Tapi kalau
dipikir-pikir.. Ini semua tidak akan terjadi, kalau Heechul tidak datang
ke Jejudo! Ish, dia itu benar2 membuatku kesal!
Sementara itu, eomma mulai melirikku dengan sentuhan kilat dan bara api yang mengerikan. Kya! Bagaimana nasibku selanjutnya nih!
***
flashback from Seoul to Jejudo
Heechul POV
Aku mengambil pakaianku seadanya, melemparnya ke dalam ransel dan
mulai membuntuti Yoojin. Aku hanya ingin tahu dimana desa tempat tinggal
Yoojin. Mobilku berhenti di depan stasiun kereta api yang baru dimasuki
Yoojin. Kupicingkan mataku, meneliti mesin tiket yang dipakai gadis
pendek itu. hmm. Mesin tiketnya berada tepat di depan jalur kereta ke
Jejudo. Okay. Let’s go to Jejudo!
**
2 jam aku menyetir. 2 jam pantatku hampir kempes. 2 jam pula aku
hampir mati kehausan. Dengan bodohnya aku lupa bawa minum dan lupa
membelinya, sementara mobilku sudah sampai kawasan desa yang sepi.
Bahkan tak ada pom bensin! Micheoseo!
Kemudian kutepikan mobilku di pinggir jalan yang sepi dan menatap air
got. Apa aku harus minum? Atau buang air disana? Aku gak tahan
dua-duanya!
Lalu kuputuskan untuk mencelupkan kakiku ke dalam airnya yang jernih (got korea gitu lho, bersih lha yaw). Tapi..
Brrp!
Ada bunyi aneh! Ah? Apa aku lapar? Setidaknya jangan disaat aku haus dan mau buang air!
Bbrp!!
Bunyinya semakin kencang, dan aku akhirnya sadar. Itu bukan bunyi perutku sama sekali. Bunyinya datang dari terowongan air!
SPLASH!
“Oh sial.”
Dan gelombang air membawa kakiku beserta aku!
“KYAAAA!!!”
Yoojin Eomma POV
Aku baru beli pelet ikan buat koi-koi Yoogi. Aigoo bocah ingusan itu bahkan tidak mau merawat ikan segede-gede nabinya itu.
Aku meraup kembali kantong plastikku dan membawanya pulang ke rumah.
BYUR!
Oh. Air sungai baru dilepas. Waw derasnya. Aku menatapi air bening itu dengan bijak. Got-nya daebak banget deh.
Dan akupun melihat sesuatu. Mengambang, berwarna kuning aneh dan
menjalar di air. Aku membeku di posisiku. Mahkluk jenis apa itu?! Tapi
well, itu lebih seperti sampah daripada mahkluk, jadi aku cuma lanjut
berjalan lagi.
“HELP ME! S.O.S! SIAPAPUN! AKU PACARNYA SCARLETT JOHANSSON, DAN
PERNAH DILAMAR KIM TAE HEE! AKU BELUM MAU MATI! BLUP BLUP BLUP..”
Kakiku berhenti. Suara orang! Dan aku sadar, sampah tadi adalah rambut!
“OMOE.” Aku segera berlari panik ke arah gundukan rambut yang terus
terbawa air itu. Kemudian tanpa basa-basi aku terjun ke air sambil
mengangkat daster batik hanbok-ku (?) *reader: lu kata nadya mulya pake
batik hanbok*
“tunggu aku, nak!”
**
Heechul POV
Aku terbangun. Uh. Rasanya pening. Perlahan aku duduk dari posisi
tidurku. Omo. Apaan nih, kasur selimut? Jadul banget! Tapi yah, rumahnya
bagus juga. (bayangin rumah istrinya Changmin di Paradise Ranch)
“sillye? Ada orang?” aku berteriak dari tempatku.
“Wah! EOMMA! NOONA UDAH BANGUN!” Tiba2 dari kolong meja belajar muncul anak laki-laki remaja. Idih sedang apa dia di sana -_-
“heh bocah. Aku dimana?” aku bertanya padanya. Aigoo, kenapa dia menatapku penuh kagum begitu?
“kau di rumahku, kediaman Im yang indah!” bocah itu tertawa lepas.
Hmm. Kayaknya aku pernah lihat wajah itu. Tapi dimana ya? Ah sudahlah.
“oh ya. Noona kayanya orang kaya ya? Mobilmu keren sekali! Tadi habis
menggembalakan bebek aku melihatnya! Wah.. Lihatlah rambutmu, keren
seperti sailor moon! Apa kau pernah terpikir untuk memanjangkannya?
Saran dariku, kau perlu hati-hati ya. Gak baik kalau anak gadis main di
got. Bahaya! Bagaimana kalau eomma-ku tidak melihatmu dan kau terbawa
sampai pasifik? Bisa-bisa kekayaanmu direbut oleh dewan direksi..”
“psst. Bisa tidak sedetik saja pakai titik koma?” aku membungkam mulutnya dengan bantal.
Dan aku sekarang mengerti inti dari omongannya yang hampir jadi
pembicara acara bola. Pertama, dia menganggapku sebagai perempuan. Masih
bgs kalau perempuan muda, aku dipanggil noona, yg berarti aku perempuan
tua! Kedua, anak ini terlalu banyak nonton drama. Tau apa dia tentang
dewan direksi? Dan ketiga, dia anak paling sembarangan. Dia bilang aku
seperti sailor moon?? Aku ini brad pitt! Won bin! Hyun bin! Dan
sebangsanya. Aku lelaki tampan! Baiklah, aku tidak bisa menolak sih,
sudah dari sananya. Jangan salahkan aku.
“hei. Aku laki-laki. Aku hyung.” aku menatap kesal anak kecil itu.
“mwoya? Kau bohong! Kau ini cewek tau!”
Habis kesabaran, aku berdiri dan menaikan dasterku. Daster? Sejak
kapan aku pakai daster? Ah sudahlah. Intinya aku menunjukkan bawahanku
padanya.
….
“EOMMAAAA!”
**
“jadi kau laki-laki..” ahjumma berambut keriting dan anaknya yang konslet itu membuka lebar mulutnya memandangku.
“laki-laki tulen.” jawabku singkat.
“oh ya. Sebenarnya aku ke desa ini untuk mengunjungi rumah keluarga
kekasihku.” aku mulai pada tujuanku sebenarnya. Iya lah, aku berjam2
menyetir untuk menemui Yoojin, bukan orang2 desa ajaib seperti yang ada
di depanku.
“oh ya? Kekasihmu orang sini? Wah.. Beruntung sekali.. Lalu namanya
siapa? Mungkin aku tau dimana rumahnya.” ahjumma itu menawarkan bantuan.
Baiklah, wajah kedua orang di depanku ini benar2 aneh. Bukan aneh
jelek, tapi aneh karena sepertinya aku pernah lihat di suatu tempat.
“hmm.. Im Yoojin. Gadis cantik yang tinggal di Seoul. Kau tau rumah orang tuanya dimana?”
Ahjumma dan anaknya kembali menganga menatapku. Aku mengernyit. Kenapa?
“Im Yoojin kakakku maksudmu?? Kau yakin nama gadismu itu Im Yoojin?!”
Si remaja laki-laki menatapku tidak percaya. Sementara ahjumma menjatuhkan mulutnya.
“YOOJIN ANAKKU?!”
Ah? Anaknya? Anaknyaaa?! Berarti keluarga kribo di depanku ini adalah mertua dan adik iparku?!
“kau serius ini rumah Im Yoojin!?”
“ne. Aku adiknya Im Yoo Gi.”
“omo. Ternyata takdir memang tidak main-main. Perkenalkan, aku Kim Heechul, tunangannya Yoojin. Hehe.”
“MWOO? PAKAI DUKUN MANA YOOJIN BISA DAPAT LAKI-LAKI TAMPAN DAN KAYA SEPERTIMU?”
Aku menutup kupingku. Bagaimana bisa kedua orang itu mengucapkan kalimat yang sama persis!
***
Flashback off.
Author POV
Seusai pembicaraan semua yang ada di rumah Yoojin, eomma Yoojin
ternyata tidak marah. Dia malah senang anaknya diperebutkan dua
laki-laki kaya. Ckckck.
Dan hasilnya? Eomma Yoojin lebih menyukai Heechul. Walaupun Heechul
tidak tahu, tapi eomma Yoojin mengenal Chul dgn sangat baik. Anak dari
sahabatnya yang paling dia sayangi.
Dan itu membuat Heechul dan Yoojin disuruh berada di satu kamar.
Sementara Jung Soo sekamar dgn Yoo Gi dan Sica dengan eomma Yoojin.
Sungguh ironis -_-
**
-kedai ramyeon milik eomma Yoojin-
Heechul POV
Ternyata keluarga Im punya bisnis ramyeon. Well, kedainya lumayan
ramai, tapi gak seramai kalau aku dikerubuti fansku. Sepi malah *maunya
apa -_-a*
Aku dengan kemeja kotak2 ala koboy, berdiri di depan meja kasir.
Hanya dua orang yang makan. Itu juga hanya pesan setengah porsi mie.
Sedih banget sih.
“hey Butter Cup.” aku memanggil Yoojin yang ikut duduk termangu di sebelahku.
“kau panggil aku?” dia melirikku sinis.
Kubalas dgn anggukan.
“namaku kan bukan butter cup!”
“anggap saja itu kepanjangan dari.. B-CUP!”
Aku sengaja memperbesar suaraku di bagian ukuran bra itu. Seketika Yoojin bersungut-sungut.
“Kim Heechul! Kau benar-benar panci bocor!”
Aku tertawa. Kemudian suasana kedai ramyeon kembali sepi. Seperti toko hantu, gak ada pelanggan lagi.
Kecuali Jung Soo dan Yoojin yang “pacaran”. Cih. Si tua itu belum pernah dijilat Heechul kayanya. *re: dijilat setan -_-
Mungkin sebaiknya aku menolong ahjumma membuat toko ini laku keras.
Iya! Dengan begitu ahjumma dan Yoojin akan lebih jatuh hati padaku
ketimbang si tua itu.
Diam-diam aku keluar dari kedai mie Yoojin dan mengambil sepeda Yoo
Gi. Sepeda itu begitu kusam dan jelek hingga sepertinya kalau Shindong
dan sejenisnya naik, tak ragu lagi sepeda itu akan hancur
berkeping-keping. Yah, untungnya aku diberkahi tubuh yang tipis namun
seksi.
Jessica POV
Oppa sedang apa? Mau kemana dia dengan sepeda aneh itu? Aku yang
sedang duduk santai di meja pelanggan langsung berdiri, berusaha
mengejarnya yang tengah mengayuh dengan napsu tinggi. Tapi sebelum bisa
melangkah, sesuatu menahan tanganku. Aku menoleh dan great, itu adiknya
Yoojin yang akhir2 ini sering mengutili I am.
“what the..”
“noona.. Kau sangat cantik..” dengan kagum bocah itu menatapku.
“hey let go! Aku mau kejar Heechul!”
“tunggu! Ada temanku yang ingin kenalan denganmu!
Aku menutup mataku, berusaha menahan rasa kesalku yang semakin meluap. He’s kinda freak you know.
Tak lama munculah anak gendut nan pendek dengan mata hanya segaris
dan hidung selebar hidungbabi. Mukanya jerawatan dan berminyak, seperti
anak baru puber yang gak bisa menjaga kebersihan. Ish!
“annyeong haseyo, noonim.. Che ireumeun Yang Bison imnida.”
Bison? Nama yang luar biasa tidak biasa. Aigoo! Aku ketinggalan Heechul gara2 dua anak ingus di depanku ini!
“sekali lagi aku melihatmu, aku akan membuangmu ke panti jompo!”
Dan kedua anak itupun kabur sambil tertawa girang. Benar-benar minta dilempar tahi lalat!
**
Yoojin POV
Omona. Itu.. Heechul? Dia.. naik sepeda Yoo Gi?! I-itu kan sepeda
yang mau dibuang Yoo Gi tadi pagi karena sadelnya hampir lepas dan
bannya sudah bolong sana-sini! Bahaya!
Aku segera pergi dari kedai dan mengejar si anak kurang bahagia itu. Tapi terlambat
“YAK KIM HEECHUUUL!”
DUAAAAR!!
Bunyi seperti ban meletus terdengar. Sial. Haruskah bunyinya selebay itu? -_-
Kemudian tampaklah Heechul yang memeluk sepeda busuk Yoo Gi
melayang-layang di udara. Berputar-putar dan bersalto ria, membuat
penduduk desa segera berkumpul di tempat kejadian. Aigoo! Adakah yang
lebih memalukan dari ini?
Lalu.. BYUUR!
Heechul jatuh ke air got yang menjadi pelengkap derita. Aku meringis,
memikirkan nasib sepeda Yoo gi yang sekarang jadi gak ada harganya
karena hancur lebur dan kena air. Dasar.
Seluruh penduduk desa langsung bergotong royong menarik Heechul dari
air. Walaupun hati kecilku lebih ingin sepeda yoo gi yang diselamatkan.
Dan akhirnya Heechul terbaring di tanah dekat kakiku. Dia masih sadar
dan sekarang tengah bengek karena air masuk ke paru-parunya. Aku cuma
bisa menepuk-nepuk bahunya supaya memuntahkan air got yang ditelannya.
“na gwaenchanayo.. Uhuk-uhuk!” Heechul kembali bengek. Tapi gak lama dia malah berdiri menghadap penduduk desa yang masih syok.
“jadi teman-teman.. Silahkan datang.. Uhuk uhuk! Ke kedai ramyeon ‘Makmur Family’ kalau ingin melihatku terus! Hehe.”
Aku membelalakkan mataku. Masih sempatnya saja promosi di saat dia
hampir mati karena sepeda cacat itu! Aku melirik Heechul dan dia
mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku tersenyum.
“komawo Heechul-ssi.”
**
Kedai ramyeon semakin ramai sejak insiden Heechul itu. Terutama para
gadis-gadis, mereka selalu mengerubuti Heechul ataupun Jung Soo. Dan
dalam sekejap, Heechul dan Jung Soo menjadi butler tampan yang keren.
Haha. Aku senang melihat eomma kagum pada Heechul yang selalu berjuang
supaya kedai ramai pengunjung. Entah dengan ngedance Bad Girl Good
Girl-nya Miss A atau atraksi mengeluarkan sumpit dari lubang hidung. Ck
ck ck. Aku.. Entahlah, aku benar-benar menyukainya ada di sampingku
seperti sekarang. Setiap Heechul menatapku, aku selalu mengulas
senyumku. Walaupun Jung Soo selalu melirik kami tajam. Well, aku mungkin
akan berhenti memberi harapan kosong pada kedua lelaki itu.
Tapi.. Aku tau aku mencintai Kim Heechul.
Bahkan saat tau dia mau ke Amerika, aku hampir tidak bisa bernafas.
Tanpa Heechul, aku akan jadi hambar lagi. Bagaimana bisa aku begitu
terikat padanya..
**
Heechul POV
Kedai sudah tutup, dan waktunya pulang untuk kami semua. Kau tau,
gara-gara aku terjengkang ke sungai bersama tetek bengek itu, aku jadi
populer! Semua orang ingin lihat, siapa sih cowok cantik yang jatuh ke
got? Haha. Dan imbasnya manis banget. Kedai ramyeon Yoojin jadi amat
sangat ramai! Kekeke..
Eommonim bakalan senang karena aku membawa rezeki berlimpah. Malam
itu tinggal aku dan Yoojin yang tengah menutup toko. Si tua dan Sica
sedang membantu di peternakkan. Tentu saja eommonim yang memaksa
keduanya kerja bersama binatang-binatang, supaya aku dan Yoojin bisa
berduaan.
“Hei, Heechul.” Yoojin yang berjalan di sampingku memanggilku. Aku menoleh dengan segala ketampanan yang aku miliki. (?)
“apa?”
“terima kasih ya, untuk hari ini. Aku tidak percaya kau bisa
membantuku dan eomma seperti tadi. Walaupun caranya agak tidak masuk
akal.” *authornya kale yang gak masuk akal :-p
Yoojin menatapku dengan sinar mata bahagia. Aku tersenyum padanya
melihat wajah cantiknya yang berseri-seri. Gemas, aku segera mengaitkan
lenganku di lengannya dan menempel-nempel padanya.
“ow, tentu saja. Ibu mertua pasti akan bangga melihat menantunya yang
pintar mencari uang ini. Hehe” sesaat setelah aku bicara begitu, Yoojin
dengan ketus menepis tanganku.
“apanya yang menantu.” Aku cekikikan. Yoojin bernada marah, tapi dia
ikut terkekeh bersamaku dan aku malah kembali memegang tangannya. Yoojin
terdiam dan tiba-tiba menghentikan jalannya sambil melepaskan tangannya
dariku. Aku ikut berhenti dan menatapnya bingung.
“kenapa berhenti? Kita kan harus pulang.” Yoojin tidak menjawab dan
hanya memandangiku lembut. Jalanan saat itu sudah gelap dan hanya cahaya
lampu jalanan remang-remang yang menyinari kami. Yoojin tiba-tiba
menarik tubuhku dan mengecup pipiku.
Cup!
Bibir mungilnya menyentuh kulitku. Aku terpana dan seperti orang
bodoh, hanya bisa menelan ludahku sambil menatapnya kelimpungan.
“omo. Yoojin-a..” bisikku.
“sebagai tanda terima kasih!” Yoojin memalingkan wajahnya malu dan dalam kedipan mata berlari menjauh dariku.
“Hya YOOJIN!! Im YOOJIN KAU MESUM!!” aku berteriak dari tempatku.
**
Yoojin POV
Malam hari di Jejudo sangat dingin. Aku meringkuk di lantai kamarku
yang hanya beralaskan selimut, menahan dingin. Yah, karena hadirnya dua
pria tampan nan kaya, eomma merelakan selimut anaknya sendiri demi
Heechul dan Jung Soo. Cih. Tidak adil.
Kamarku sekarang gelap, hanya sedikit cahaya bulan yang masuk. Di
sebelahku terbaring Heechul si kulit tahi kambing, pulas dengan
selimutku menghangati dirinya seorang. Betapa irinya aku melihat dia
bisa tidur tenang. Apa aku harus membekapnya dengan bantal supaya dia
koma dan jadi rusak mental?? *yoojin ditabok* Tapi jangan. Aku bisa
ditimbun di bawah jigong ayam kalau sampai ketahuan melukai “pangeran”
bencong itu.
Kemudian kurasakan angin malam melewati jendela kamar, menghembus
melewati tubuhku dan menusuk tulangku saking dinginnya. Aku mempererat
pelukanku pada kaki dan berusaha tidur secepat mungkin. Walau percuma
karena gigiku gemeletuk dan membuatku jadi terus membuka mata.
1 menit.. 2 menit.. 5 menit..
Sial. Anginnya semakin lebay! Sekalian aja bikin gunung meletus. *ga nyambung deh, ciin*
Frustasi, aku akhirnya cuma bisa menggosokan kedua telapak tanganku bersamaan dan mulai berusaha tidur lagi.
Puk!
Sesuatu menyentuh tubuhku. Aku langsung menengok ke samping, dan
tampaklah Heechul. Dia sedang menyelimutiku. Tangannya lembut merapikan
sisi-sisi selimut agar pas di tubuhku. Omo. Heechul habis kena gangguan
rohani ya? Dia.. Tiba-tiba sok romantis.
“Heechul?” aku memanggilnya pelan, membuat Heechul yang sedang merangkak di atasku, sibuk menepuk selimut langsung melirikku.
“oh hai.. Aku.. Aku hanya.. Takut.. Takut kau kedinginan. Dari tadi
tubuhmu bergetar..” Heechul memandangku takut-takut, sepertinya takut
disemprot olehku. Tapi tidak, aku tersenyum. Senyum yang manis. Heechul
memang pria yang baik, aku sangat tahu itu. Dan wajah polosnya sekarang
sangat lucu. Haha. Sepertinya benar, aku terlalu banyak main dengannya
sampai jadi agak sinting.
Tapi aku tidak sinting. Aku.. suka kok pada Heechul..
“gomawo, Kim Heechul..”
Aku tulus menatap wajahnya yang berada tepat diatasku. Dan entah
bagaimana, jantungku berdegup puluhan kali lbh kencang saat aku
merasakan nafasnya menghembus di wajahku.
Heechul ikut tersenyum manis. Dia menatapku sangat lama, dalam dan
banyak sekali perasaan di dalam matanya. Dia.. Tampan. Sangat tampan.
Dia juga baik. Walaupun dia sering gila sendiri, tapi tujuannya adalah
membuat semua orang tersenyum.
Tidak. Aku tidak menyukai Heechul, aku mencintainya. Walaupun berawal
dari kebencian, tapi aku mencintainya. Walaupun banyak sekali yang
menghalangi, aku tetap mencintainya. Maaf, Jung Soo..
“Yoojin?”
“ng?” tatapan Heechul semakin mantap ke mataku.
“aku bisa merasakan dadamu lho.”
Seketika. Pandangan cintaku berubah jadi benci, sangat kesal. Segera
aku memukuli rambut pirangnya, membuat dia meringis kesakitan.
“yak! Nan gotchimalyo, gotchimal! Aku ga bisa merasakan dadamu karena
kau dibungkus selimut! Pabo~ *gaya ala intimate note. hehe*”
Aku memonyongkan bibirku. “pabo?! Kalau kau mesum! MESUUUM!”
Aku menjerit di kata mesum dan Heechul langsung gugup, dia menerjang
tubuhku yang masih tiduran dan membekap mulutku. Aku cuma bisa tertawa
padanya.
“ish. kalau eommonim dengar, dia bisa melarang kita menikah dan membuatku jadi perjaka tua!”
Kupukul tangan Heechul yang membekap mulutku. “Siapa yang mau menikah denganmu?! Hish!”
Heechul terkekeh sambil mengelus pipiku dengan tangannya. Dia kembali
tersenyum manis. Elusan jemarinya di wajahku sangat lembut, membuatkuku
terlena dan hanya bisa berdiam diri. Perlahan tangannya turun ke
tengkukku, mengangkat kepalaku mendekatinya. Bibirnya seketika menyapu
bibirku.
Aku menutup mataku. Rasanya perutku bergejolak, wajahku juga panas. Aku
berpegangan pada kausnya dan mencengkramnya erat. Heechul menciumku
semakin dalam. Bibir atasnya menghisap bibir bawahku sementara aku harus
memiringkan kepalaku agar ciuman kami tidak lepas.
Nafasku terengah, aku kini memeluk Heechul erat.
“mmh.. hh..” desahan berat menggema seiring nafas kami hampir habis.
Tapi kami tidak berhenti, Heechul dan aku terus menautkan bibir.
Ciuman Heechul turun, dia mengecup-ngecup leherku. Aku tertawa geli
namun Heechul menurunkan tangannya dari tengkukku ke pundakku, membuatku
menenggakkan kepala. Dia semakin nafsu, kadang dia memainkan lidahnya
dan menggigit kecil kulit leherku. Bisa kurasakan gaun tidurku turun
dari leher, Heechul tanpa sadar menurunkan talinya. Merasa senang dengan
kecupannya, aku mengelus rambutnya yang halus sambil sekali-sekali
menariknya pelan. Heechul terus menjilati pundak hingga belahan dadaku
dengan tangannya menaikan rambutku ke atas, menikmati leherku.
“ahh..” aku mendesah. Kudengar Heechul terkekeh dan kembali mencium
bibirku. Kami berciuman mesra lagi, kali ini dia menggunakan lidahnya,
bermain dengan rongga mulutku. Gaun tidurku semakin merosot hingga
memperlihatkan dadaku yang masih terbungkus bra. Heechul mengelus-elus
punggungku yang halus tanpa pakaian, sekaligus menempelkan tubuhku
padanya. Aku menyusupkan tanganku ke dalam kausnya dan ikut mengelus
punggungnya. Bibir Heechul turun lagi ke leher, melahap tengkukku. Aku
menyenderkan kepalaku di pundak Heechul yang padat dan menutup mataku
karena merasakan nikmat dari ciumannya.
“mph.. Mmh.. Lepaskan kausku..” Heechul berbisik. Akupun segera
menarik kaus Heechul dari bawah ke atas melewati kepalanya dan
melemparnya sembarang.
Heechul kembali beraksi, kali ini dia menurunkan gaunku hingga
tanggal dari kakiku dan melemparnya juga. Kemudian dia berusaha
melepaskan bra-ku. Tak butuh waktu lama sampai kaitannya terbuka,
Heechul menarik bra-ku.
Deg. Heechul bermain dgn dadaku. Dia mencium kedua ujungnya dan
menjilatinya. Aku bergetar karena perlakuannya, kugaruk pelan punggung
Heechul. Dia tertawa puas, kali ini dia memainkan putingku dengan
jemarinya.
“ahh Heechul! Ahh..” aku sibuk meracau karena senang dengan rasa nikmat yang timbul.
“aku hh.. Aku tau aku hh.. berbakat.. hehe hh..” Heechul masih sempat iseng. Aku senyum.
Heechul kemudian berdiri, dia melepaskan celana piyamanya dan
menampakkan celana dalamnya yang menutupi juniornya yang.. Sesak? Aku
menelan ludahku. Aku takut! Jung Soo bahkan tidak merebut keperawananku.
Tepat sebelum Jung Soo sempat melepas celana dalamku, aku
menghentikannya. Ya, aku belum benar-benar melakukannya.
XxX
Author POV
Heechul Yoojin, keduanya sama-sama bangun lebih siang dari biasanya.
Tentu saja, ulah “permainan” kemarin malam. Ketika mereka berdua sudah
memiliki kekuatan untuk bangun, mereka langsung pergi ke ruang makan
untuk sarapan sekaligus menyapa anggota keluarga yang lain.
“oppa! Kau sudah bangun! Ampun lama sekali..” tiba-tiba muncul
Jessica yang tadinya sedang sarapan, berjalan riang ke arah Heechul, tak
lupa mengaitkan tangannya di lengan Hee Hee.
“ya, aku agak lemas nih jadinya bangun kesiangan..” ujar Heechul dengan wajah polos tak bernoda.
Serentak eomma-Sica-Jung Soo memandangi Hee-Yoojin. Kecuali Yoogi
yang masih tidak mengerti perkataan Hee. Jung Soo yang sedang makan
dengan kalem bahkan harus berhenti dan menoleh.
“omona. Lemaaas?! Lemas katamu?! ya ampun! Pantas saja eomma
mendengar banyak suara desah seksi semalam.” eomma sambil meracik jamu
gedong memandang bangga putrinya. Dalam hati dia senang Yoojin bisa
dapat pacar spt Hee. Tak salah ia menyatukan kamar. Dan benaknya
terlintas, “apalagi kalau ditambah Jung Soo. bisa jadi threesome!”
*ketahuan suka yang NC*
Seketika wajah Yoojin merah padam. Dia ingin sekali menambal mulut
panci bocor di sebelahnya. Tapi matanya mengarah Jung Soo. Dengan sumpit
di tangannya ditaruh secara elegan di mulutnya, Jung Soo memandang
nanar Yoojin. Laki-laki itu tau. Dia sangat tau.
**
-siang hari di luar kedai ramyeon-
Yoojin POV
Aku bersungut-sungut keluar dari kedai ramyeon. Aku menoleh kanan
kiri, mencari Yoogi dan si anak SGM, Heechul. Mereka seharusnya
membantuku menjaga toko. Dan bagai ditelan ketek mereka hilang gitu aja.
“IM YOOGI! KIM HEECHUL! NEO EODINYAGU?!!”
Kakiku berjalan hingga ke backyard kedai ramyeon dan tampaklah manusia-manusia mahaspektakuler itu.
“wah hyung! Ini benar-benar bagus!” suara Yoogi terdengar takjub. Aku
bingung, Yoogi dan Heechul membelakangiku shg aku tidak tahu apa yang
sedang mereka kagumi.
“tentu saja. Aku beli sepeda itu langsung dari Jerman. Kalau kau tau
harganya, aku yakin kau akan banyak bersyukur pada kakak
berdada-ternyata-tidak-ratamu itu”
“apa?” Yoogi yang masih polos bingung dgn ucapan Heechul. Darahku
mendidih. Aku hampir memukulnya dari belakang kalau saja dia tidak
mengelus kepala Yoogi.
“Yoogi-a.. Jadilah laki-laki yang baik… Jagalah noona dan eomma-mu
dengan baik.. Oke?” Heechul tampak tulus pada adikku. Sementara Yoogi,
dia hampir tidak sepenuhnya memperhatikan Heechul, matanya berulang kali
melirik sepeda bersinar dari Heechul. Aku tersenyum melihat mereka
berdua. Dan Heechul, yang sepertinya mau sok dewasa dengan menasehati
adikku.
“Yak Kim Heechul..” aku memanggilnya lembut. Heechul seketika
menoleh. Dia tampak terkejut dengan kehadiranku walau tak lama dia
kembali menampakkan raut girang-nya.
“Im Yoojin, my baby!” Tiba-tiba Heechul menyongsongku dan menciumku. Cium, maksudku tepat di bibir.
Heechul menekan punggungku agar aku mengesampingkan wajahku dan
ciuman kami semakin dalam. Aku bisa saja memberontak, tapi tanganku
tejepit. Aku khawatir Yoogi melihatku dan mempraktekkannya pada anak
desa lainnya. -_-
“aku akan merindukanmu, Yoojin..” Heechul berbisik setelah menciumku.
Aku yakin wajahku merah padam sekarang. Aku tak berani menatap kedua
matanya, karena aku yakin jantungku akan berdebar lebih cepat.
Tapi tunggu. Akan? Menyadari kata-katanya, aku menengadahkan kepalaku padanya.
“akan merindukanku? Maksudmu apa?”
Heechul terdiam. Sesaat dia bungkam dan tanpa menjawabku, tiba-tiba
dia melepas pelukannya dariku dan menghadap Yoogi yang sedang terpesona
dengan sepeda barunya.
“nah, Im Yoogi. Ayo kita main sepeda bersama!” Heechul pergi bersama Yoogi. Aku memiringkan kepalaku. Maksudnya apa sih?”
**
-Di Kantor Kim-
2 Hari Kemudian..
Heechul POV
Aku menguap dan mengedip-ngedipkan mataku dari layar laptop. Aku
berdiri sambil melakukan senam yang kuingat untuk mencegah tubuh
pegal-pegal. Entah sudah berapa jam aku duduk dan bekerja. Aku kemudian
menghempiri pintuku dan mengintip dari jendela yang tertutup tirai kayu.
Omo. Yoojin tidak ada. Ah. Mungkin sedang makan siang. Aku hendak
kembali lagi ke kursiku tapi sesuatu menahanku. Di bawah pintu, aku
melihat sebuah amplop terselip. Aku mengambilnya. Hmm. Mencurigakan.
Tidak ada keterangan apapun disana.
Penasaran, aku pun membuka amplop tersebut dan menemukan sebuah CD.
Aku mengerutkan dahi. Sebenarnya apa ini? Jangan-jangan virus computer?
Ah tapi aku kan bisa beli laptop baru. Aku pun berjalan ke meja kerjaku
dan mulai memasukkan CD tersebut ke dalam CD-ROM laptop.
Pembukaan, gelap. Sepertinya pemandangan di dalam mobil? Gambarnya
tidak terlalu jelas, tapi aku tahu ini diambil dari Handy Cam. Aku
menyipitkan mataku. Sebenarnya ini apa. Film Hantu? Aku kan gak takut
hantu? Tak lama terdengar suara dari dua orang yang ada di mobil.
“mm.. sudah sampai..” seseorang mencondongkan tubuhnya dan melepaskan
sit belt dari temannya. Karena gelap, wajah itu masih tidak terlihat
jelas walaupun aku merasa ada yang tidak asing..
“trims tumpangannya.” Deg. Jantungku seakan berhenti. Aku kenal suara
itu. Im Yoojin? Dan kemudian aku mengingat sosok tadi seperti baru saja
diserang kilat. Park Jung Soo.
“sebenarnya apa yang tadi kalian bicarakan?? Kau jadi diam begini..”
iya benar, itu juga suara Jung Soo. Sial. Sebenarnya ini apa?!
“kalau kau lupa, aku memang pendiam bukan? Jadi jangan heran. Sudah,
aku pulang ya.” Yoojin bicara lagi dengan nada ketus dan sepertinya
hendak keluar dari mobil.
“jamkaman!” Jung Soo menahan tangannya. Dan memeluknya.
“aku mencintaimu..”
Aku menahan nafasku. Tenggorokanku tercekat. Mereka berciuman. Lembut
dan semakin dalam. Kemudian menjadi ciuman panas. Perlahan aku
menghembuskan nafasku. Ini sinting. Seakan aku baru saja dibenturkan ke
batu karang. Kukepalkan tanganku menahan marah. Terutama ketika Jung Soo
membawa Yoojin ke kursi penumpang di belakang dan mulai melucuti
pakaiannya. Yoojin. Apa yang dia lakukan…
Aku menutup layar laptopku. Aku tidak sanggup melihatnya lagi. Jadi
dia.. sudah bersetubuh dengan Park Jung Soo sebelum denganku?! Dia
benar-benar sudah gila! Aku memutar kursiku hingga menghadap meja
kerjaku yang lain dan membuka lacinya. Aku menarik selembar kertas.
Tiket ke Amerika. Harusnya aku berangkat dua hari lagi dan pulang 1
minggu kemudian. Aku memang berencana ke Amerika untuk mengunjungi orang
tuaku dan mengecek perhotelan disana. Tapi tidak. Aku harus mengubah
semua rencanaku. Aku akan pergi dua hari lagi dan.. tidak akan pulang.
Aku tidak rela melihat wanita itu lagi.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar