Sleeping with Kim Heechul part 7
Cast:
Im Yoojin
Heechul Super Junior
Jessica SNSD
Cameo: Choi Siwon Super Junior
Author: soshiiica a.k.a tata
Genre: romance, humor
Rating: general
Warning!: typos
#Story Start!#
Yoojin POV
“berhentilah menempel denganku.” aku mencakar tangan kurus yang
sedari tadi tengah memeluk pinggangku. Si empunya tangan meringis.
“hii! Appo~ kau ini kejam sekali” kali ini si badan ga berkelas itu mengelus lenganku, membuatku risih.
“yak chullie! Kau bisa diam tidak sih!? kau tak lihat aku sedang
kerja hah!” aku menjambak rambut pirangnya yang semakin hari semakin
mengembang spt sarang tawon. Heechul menjerit-jerit sakit.
“n-ne, Yoojin! aku gak berisik lagi!” Heechul merendah dan akhirnya kulepaskan tanganku.
“awas kau bicara lagi.” kemudian aku kembali mengetik pekerjaanku di
layar laptop. Beberapa menit tidak terdengar suara dari mahkluk mistis
yang kau tau siapa dia, dan aku mulai merasa curiga. Aku menoleh ke arah
tempat kau-tau-siapa itu harusnya berlokasi. Tapi sayangnya, dia ga ada
dan aku malah menemukannya sedang berdiri mematung di dpn lemariku.
“heh kau sedang apa” tanganku menggapai kausnya dan menariknya hingga dia menghadapku.
“aku tidak percaya.” dia menggumam. Aku menyipitkan mataku.
“tak percaya apa!?”
“kau… kau itu… B Cup!” aku melotot. si bencong melambaikan braku!
uhuk uhuk!!
aku tersedak ludahku sendiri.
sejak kapan dia boleh memegang braku sembarangan!
“lepaskan! bencong sinting!” aku memukul kepalanya beberapa kali
sampai dia mau melepaskan braku. Tak mau kalah, kutarik dua lubang
hidungnya hingga dia menjerit-jerit kesakitan dan akhirnya jatuh lemas
ke lantai. Tak lama dia tertawa terpingkal-pingkal dengan heboh, membuat
wajahku merah padam.
“kupikir kau cup A! hahaha besar juga. hahaha” Si pirang masih tidak
berhenti tertawa. Aku meringis sambil membanting braku kembali ke
lemari. Aku tidak percaya dia menghina ukuran dadaku!
“HEECHUL KELUAR DARI KAMARKU!” Aku menendang pantatnya yang masih menempel di lantai, ga bisa berdiri karena tertawa histeris.
“Andwae, aku masih mau disini tauk!”
“gaaak! keluar aku bilang!” aku kembali menyoleknya dengan kakiku.
“eits, jangan colek-colek.” tiba-tiba Heechul mengambil kakiku dan menyentaknya hingga aku jatuh tersungkur ke pelukannya.
“Hee-mppf!” jeritanku terbungkam gara-gara pelukannya. Heechul sial
itu memelukku sangat erat hingga aku tidak bisa bergerak banyak.
“wah. harusnya kusimpan saja cup B itu sampai malam pertama kita,
biar aku terkejut dengan dadamu yang sebenarnya tidak rata itu.”
sialan. Bilang siapa aku mau menikah dgnnya dan menghabiskan malam
pertama dengannya! Cih. Biarkan aku menikah dengan orang bermuka pantat
daripada menikah dengannya.
“kau mau aku melepaskanmu sekarang?” dia bertanya. Di pelukannya aku mengangguk.
“baiklah. Tp kalau aku melepaskanmu, aku mau tidur di kamarmu, arraso?”
MWO! Tidur di kamarku? Aku tidak mau!
Pelukan Heechul melonggar dan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“eotte? Penawaranku ini cuma sekali lho. Kalau kau menolaknya, aku akan memelukmu lagi.”
“tengik!! Udang balado! *lho* Lepaskan akuu!” aku meronta heboh tapi
alhasil Heechul goblok itu memelukku lagi hingga aku bungkam.
“bagaimana sekarang? boleh ya?” Heechul bertanya lagi. Aku diam beberapa menit tapi kemudian aku mengangguk.
“jinjjayo?” Heechul melepaskanku tapi ganti mengambil bahuku dan mengangkatku ke udara. Tubuhku agak merinding.
“iya! Sekarang cepat turunkan aku!!” Heechul nyengir setan dan
perlahan-perlahan menurunkanku dari pangkuannya tapi hasilnya, dia jadi
duduk dekat sekali dgnku, wajahnya tepat di depan wajahku.
“makasih ya calon isteriku.” dan Heechul tersenyum manis, manis yang dimataku itu adalah hina.
“MWOYA! Apanya yang calon isteri! Bocah kutu! Diktator!!” dengan kecepatan penuh kupukuli kepalanya.
“a-ampun! tapi aku serius mau tidur disini..” aku meringis
mendengarnya kemudian wajah autisnya itu kembali menjadi sasaran
emosiku.
“Heechul! Yoojin! Kalian harus makan malam!!” jeritan Heejin
mengejutkan aku dan Heechul. Buru-buru kuhentikan aksi kekerasan
terencanaku dan keluar dari kamar. Heechul mengikutiku dari belakang dan
itu membuat kami disambut lirikan 5 watt Heejin.
“kalian sedang apa sih! Ayo cepat makan malam!” Heejin melengos
sambil menggerutu sedangkan aku memelototi Heechul yang sedang
cengenges-cengenges gembira.
Di meja makan keluarga Kim yang luas semerbak berdesain ala dapur
70an itu terhampar makanan-makanan barat yang ditata cantik, yang
mungkin hanya kau temukan di restoran bintang 5. Wow. Kalkun, bebek per
piring, salad buah, cokelat hangat dengan taburan emas.. Mulutku terbuka
lebar melihatnya. Keluarga Kim makan malam sehari-sehari saja seperti
ini. Mungkin ddukbokki atau sundae pinggir jalan yang selalu aku makan
tiap hari sebagai makan malam karena murah itu mereka anggap makanan
hina. Ckckck.
Kemudian aku melirik Heechul di sebelahku. Dia… Sejak pengusiran
besar-besaran yg membuatnya jadi kampungan itu, Heechul tidak pernah
menolak makan makanan murah bersamaku. Dia ikut makan ddukbokki dan
sundae denganku, tanpa jijik. Dan kalau dilihat dari hidangan bombastis
di depanku, aku pikir si angkuh Heechul itu ga akan sanggup makan kaya
begituan.
Tapi ternyata oh ternyata. Dia memang berbeda. *apa banget nih yoojin*
“mari kita bersulang” haraboji dari pinggir meja mengangkat gelas
champagnenya tinggi-tinggi diikuti oleh halmoni, Heejin, dan Heechul.
Well, orang tua Heechul baru saja bertolak lagi ke Amerika. Ga jelas
emang gimana ortu Heechul bisa dateng. Dasar author seenak jidat.
*author nyengir bareng Kyu*
Aku hendak menaikan gelasku juga tapi sebelum berhasil mengudara, Heechul menahanku.
“eh jangan sayangku! Nanti kalau kau minum itu, kandunganmu bisa kenapa-napa..”
Byuur!
Heejin yg tadi tengah meminum champagnenya, reflek memuncratkan minumannya.
Aku melirik haraboji takut-takut dan kurasa, dia habis kencing di celana saking kagetnya.
Aku mendesah. Satu lagi masalah ajaib yang terjadi gara-gara bocah ayan itu. Aku kan tidak hamil!!
kutendang tulang kering Heechul dari bawah meja, tapi dia malah sibuk ketawa ketiwi.
“kau hamil?!” halmoni menjerit histeris.
“a-aku ga hamil..” kilahku halus.
“hahahaha! kalian tertipu! Maksudnya kandungan asam aminonya terganggu! hahahaha!”
Aku menunduk malu. Dasar sial. Dia telah merusak imageku! Dan lagi, memangnya dia tau apa itu asam amino?!
Aku minum air putih perlahan, menahan malu.
Lihat saja nanti. Tak akan kubiarkan badan kurus itu menyentuh tempat tidurku!
***
Aku mengunci pintu kamarku agar si kupret Heechul gak bisa masuk
kamarku. Kemudian aku membaringkan tubuhku ke ranjang bersprei pink
bunga-bunga. Aku sangat lelah hari ini, banyak menghabiskan waktu di
depan komputer, belum lagi harus berurusan dengan si sinting itu. Aih
bisa gila.
Aku menarik selimutku hingga batas hidungku dan mulai memejamkan mataku untuk tidur.
————
JEGEEER!
Aku terduduk seketika. Bunyi petir.. tidak, itu bunyi kilat!
JEGEER!!
Aku menjerit ngeri. Aku paling takut sama petir!
Segera aku turun dari tempat tidurku, membuka kunci kamarku dan berlari ke kamar sebelah.
“HEECHUL!”
JEGEEER!
“KYAA, HEECHUL!!” tanpa basa basi aku ngacir ke tempat tidur Heechul.
Tapi dasar goblok aku terantuk kakiku sendiri dan jatuh ke atas badan Heechul.
“aw! Mwoya!” Heechul terbangun gara-gara aku. Mukanya masih mengantuk penuh belek.
“Yoojin? Sedang apa kau?”
Aku membenamkan kepalaku di badannya karena malu. Kesialan apa lagi yang bakal terjadi sekarang.
“heh dada rata. Kau ini kenapa? Baru sadar aku ini menarik?”
Aku tak mampu menatap wajahnya saking gengsi. Masih dalam posisi
semula, aku di atas badannya dgn kepala tenggelam di atas badannya yg
terbungkus selimut.
“Im Yoojin! Kau dengar tidak?” Heechul mencengkram pipiku hingga bibirku mengerucut seperti gurita goreng.
JEGEEER!!
“OMONA!” Aku kembali menjerit dan kali ini aku merenggut kaus Heechul, membuat dia berteriak syok.
“eh kau sudah gila ya! Kau cewek psikopat lepaskan akyuu!”
Heechul bergoyang-goyang cacat, membuatku terombang-ambing dan
lagi-lagi sial. Karena kelebayan super dari si ayan, kami berdua jatuh
dari kasur ke lantai.
“kau!! Kenapa sih ga bisa diam sih!! Lihat ulah..”
JEGER!
“HUAAA” aku menjerit horor sambil memeluk Heechul. Sementara yg dipeluk diam saja karena syok.
Posisi sekarang, Heechul sudah duduk, dan aku berada di pangkuannya
duduk menghadapnya sambil menggantungkan tanganku di pundaknya. Aku
seperti anak kecil yang digendong. Dan, aku bisa menrasakan nafasnya di
tengkukku. Aigoo, rasanya seperti ada kupu-kupu di dalam perutku.
“jangan takut..” bisiknya. Heechul mendekapku. Tangannya merangkul
kepalaku hingga kupingku tertutup dan tangan satunya lagi mengelus
bahuku, menenangkanku.
“tenanglah..” Dia berbisik di telingaku.
Heechul POV
Aku mematikan lampu kamarku. Sekarang sudah lewat pukul 2 pagi dan
badai petir sudah reda. Di sebelahku terbaring Yoojin, dia sudah
tertidur pulas.
Senyumku terkembang melihatnya. Dia sangat imut saat tidur, nggak
bermuka jahat seperti biasa. Well, dia gadis yang manis, aku tau itu.
Dan.. Aku sangat mencintainya sekarang. Tak bisa kalau bukan dia.
Aku menarik selimut yang dia gunakan hingga menyelimutiku juga, aku
memeluk badan mungilnya ke dekapanku. Kutempelkan kepalanya di daguku,
merasakan memilikinya seutuhnya.
Maafkan aku, Jung Soo hyung..
***
Author POV
Pagi hari datang. Sinar cerah dari jendela kamar Heechul menyeruak,
membangunkan Yoojin yang terlelap disana. Kamar itu begitu nyaman dan
Yoojin baru pertama kali tidur di tempat tidur yang begitu besar dan
empuk. Kalau saja ia tak ingat pekerjaannya, mungkin dia akan tidur
lagi. Tapi tidak, dia tipe gadis yang bertanggung jawab.
Maka Yoojin-pun keluar dari kamar Heechul yang tidak ada tanda-tanda
pemiliknya dan pergi ke kamarnya untuk mandi dan berpakaian. Tak butuh
waktu lama, Yoojin sudah siap untuk pergi ke kantor. Dan dia segera
pergi menemui keluarga Kim untuk pamit.
Tapi baru saja Yoojin sampai di depan ruang keluarga, Hee bersaudara
terdengar sudah berdebat disko. Penasaran, Yoojin mengintip.
“kau ini! Kau bodoh atau bodoh sih! Jangan berkeliaran di rumah seperti itu!!”
“memang kenapa sih noona! Udah biasa kale.”
“dasar ingus! Kau ini bukan anak kecil lagi tau!!”
Yoojin mengerutkan dahinya. Dia bingung dengan apa yang membuat
Heejin begitu kesal karena sedari tadi tulang pantat Heechul tidak
kelihatan di tempat dia mengintip. Yoojin-pun mengambil satu langkah
hingga kedua manusia serupa tapi tak sama itu terlihat dan..
“omona!” Yoojin terkesiap dgn pemandangan menakjubkan di depan matanya.
Heechul topless dan hanya memakai celana pendek ketatnya!
Segera Heejin melirik setan ke arah adiknya.
“aku bilang apa dasar ga tau malu!”
Heejin mulai menghajar Heechul lagi sementara Heechul nyengir penuh dosa. Dia menatap Yoojin dan mulai mengicapkan matanya.
“yang ngintip bintitan!”
***
Yoojin POV
Aku berjalan menuruni jalan setapak panjang untuk keluar dari
kediaman keluarga Kim. Sumpah deh rumahnya besar banget dan banyak
pelayan bertebaran di penjuru rumah (?). Aku mendecak kagum sampai bunyi
decitan ketika mobil direm mengejutkanku. Aku menengok ke belakang dan
foila, sejumput tampang gokil itu menunggu di atas BMW Convertiblenya.
Aku memutar bola mataku. Mau apalagi sih dia? Gak cukup sudah membuatku
malu tadi pagi?! Aku kembali berjalan.
“eh tungguu!” Heechul menjerit dari mobilnya dan sepertinya dia keluar dari mobil. Aku tidak menggubrisnya dan tetap berjalan.
“pelayan! Ini kuncinya! Aku mau naik bis saja~ dah~”
A-apa? Naik bis?! Bersamaku maksudnya?! Dia pasti sudah gila.
Baiklah, sepertinya aku harus mempercepat langkahku sebelum si autis menggapaiku.
“yak cup B!! Tungguuu~”
Seketika kupingku panas. Setiap bagian tubuhku mulai bereaksi atas
hinaannya tadi. Apa dia lupa di rumahnya ada puluhan pelayan yang
memperhatikannya! Dasar gila! Sepertinya dia memang ga niat hidup lagi.
“KIM HEECHUUUL!!”
Aku hendak memiting rambut kuning idiot di kepalanya tapi ucapan Heechul menghentikanku.
“eo. Itu kan Jung Soo!”
Tanganku lgs dingin. Aku tidak bisa membiarkannya tahu aku tinggal
disini. Kami sudah tidur bersama dan kalau dia sampai melihatku bersama
Heechul, aku pikir aku akan jadi yeoja berengsek! Andwae!
Aku melirik ke belakangku dan benar saja, mobil putih Jung Soo sedang mendekati kami!
Omo. Apa yang harus aku lakukan! Baik, aku harus kabur tapi pertama aku
harus membawa pergi mulut panci bocor yang comel di sebelahku!
“Hee-Heechul, sebaiknya kita pergi!” aku menarik jas Heechul dan
buru-buru berlari menghindari mobil Jung Soo ke jalan keluar di sayap
barat rumah Heechul.
“ppalli!”
“tapi kenapa kita kabur?!!”
“aku belum bilang pada Jung Soo kalau aku tinggal di rumahmu!”
“santai aja kali, aku jamin dia tidak akan marah!”
Aish. Keadaannya kan berbeda. Aku dan Jung Soo sudah intim, dan aku
tidak tau lagi apa yang akan terjadi pada Heechul kalau sampai Jung Soo
melihat aku tinggal bersama Heechul tanpa izinnya.
Heechul POV
Dan akhirnya Yoojin membawaku ke halte bis terdekat dari rumahku
walaupun itu berarti kami harus berlari selama 1 jam lebih. Dia pasti
agak sinting atau apa karena efek gluduk kemarin. Haish.
Apa sih yang dia takutkan dari Park Jung Soo si lemah itu? Yoojin bukan tipe wanita yang gampang takut seperti sekarang.
Kriing kriiing!
Handphoneku berdering. Segera kuambil Handphoneku dari kantung celana.
“halo?”
“oi Kim Heechul! Kau dimana?” aih, Ini suara si tua Jung Soo!
“a-aku sudah di jalan.. A-ada apa?”
“Aku hari Ini bekerja lagi di kantor, jadi aku ingin berangkat bersamamu. Hish kau ini.”
APA? APA YANG DIA BILANG?
“maksudmu? Aku rasa aku tidak pernah memintamu masuk kembali ke kantor. Kalaupun kau berusaha untuk inisiatif, aku tak suka.”
“yak Kim Heechul! Haraboji sendiri yang memintaku untuk kerja.
Walaupun kau panggil aku hyung seharian, aku juga ga mau kerja
dekat-dekat denganmu.”
APA? INI SEMUA ULAH SI ORANG TUA GENDUT ITU.
“bilang siapa aku mau dekat dgn sepupu bermuka tua sepertimu?! Lain
kali kau tak usah menjemputku atau sok peduli denganku supaya aku jatuh
hati dgn keriput jelekmu itu! Kau ingat!”
“YAK KIM HEECH-”
BIP!
Aku memutuskan sambungan telepon sebelum malaikat pencabut bulu
hidung itu bicara lebih banyak. Kemudian aku kembali duduk tenang di
bangku bis dan menatap jendela yang menampakan jalan sibuk kota Seoul.
Tentu saja, sampai aku sadar sepasang mata melihatku sinis. Aku ikut
meliriknya sambil menaikan alisku.
“apa?”
“sepupu muka tua? Apa yang tadi itu Jung Soo?”
“kalau iya kau mau apa?” nadaku agak sedikit menantangnya.
“Heechul! Kau benar2 menyebalkan! Aku kan tanya baik2 dgnmu!”
“ne, ne.. Jadi sekarang apa maumu?”
Yoojin mengerucutkan bibirnya, sepertinya dia jadi bingung mau bicara apa.
“apakah dia akan ke rumahmu setiap hari?” dia bertanya.
“molla.”
“atau.. Apa dia sudah tau aku tinggal bersamamu?”
“molla.”
“aish! Tak bisa diandalkan!”
“mana aku tau si tua itu bakal ke rumahku setiap hari atau tidak, aku kan bukan satpam.”
“mukamu mendukung.”
“yak! Aku ini lbh cocok jadi pacarnya Audrey Hepburn, kau tau? Aku kan ganteng, kaya, dan berkepribadian..”
“autis? Bencong? Ga tau malu?”
“haish!”
***
Yoojin POV
Aku merapikan berkas2 kantor yang sangat berantakan sejak aku tidak
masuk 2 hari. Sementara Heechul sibuk rumpi bareng partner sarafnya,
Jessica.
“YOOJIIIN~”
Hampir aku menjatuhkan semua brangkas kantor ketika suara idiotnya terdengar.
“kau ini apa2an sih! Ada apa?!”
“hyaa. Kau ini menyeramkan sekali. Hei, aku mau malam ini kau ikut aku.”
Aku mendesah.
“ikut kemana?” emosiku sudah menurun tapi nadaku masih ketus.
“aku, dan Sica mau ke klab.”
“MWO?!! KAU TAU KAN SEBERAPA BESAR HEEJIN DAN HARABOJI AKAN MARAH!!”
“tenang aja, villaku, kartu ATMku, mobilku, rumahku kan sudah kembali, yang itu berarti klab malam sudah menungguku~”
“kau pasti agak2 bodoh atau apa, tapi kalau kau tetap ke Klab malam, kau tetap akan direbus hidup!!”
“aish, sekali2 kan ga apa2. Pokoknya malam ini kau harus ikut. Arasso?”
“yak KIM HEECHUL!!”
***
Heechul POV
Yoojin tampak cantik dengan mini dress hitam yang sangat mini. Hah,
butik langganan Sica memang top. Kakinya yang jenjang terlihat karena
gaun itu. Dan dgn polesan make up tipis dan rambutnya diikat ke atas,
sangat cantik!
“kalau kau macam2 dgn gadis2 di klab itu, aku tak akan segan memukulmu dgn botol kaca!”
“iya, iya. Dasar bawel.”
Aku kemudian mengambil kunci mobil di kantung jasku dan menekan
tombol sehingga lampu dari mobil Porche biru laut mengedip 2 kali.
“ayo masuk. Sica dan Sungmin sudah menunggu.”
Dan kami pun bertolak ke klab malam V.I.P khusus yang dipakai oleh
direktur2 muda. Jadi jgn membayangkan diskotik yang penuh sesak dgn
orang2 berjoget gajebo, tapi klab dengan ruangan bersofa empuk yang
lampunya dari swarovski dan menyajikan gelas kristal dgn wine yang
dipendam selama puluhan tahun. Kau tau kan anggur terlezat adalah anggur
yang disimpan terlama?
“sudah sampai.” ujarku pada Yoojin. Mulutnya sekarang menganga lebar, menunjukan ketakjuban yang amat sangat.
“kau yakin ini bukan hotel atau gedung pernikahan? Tidak terlihat spt klab malam sama sekali!”
“haha. Kau akan lebih terkejut ketika kau masuk.”
Aku menggandeng tangan Yoojin memasuki klab malam kelas atas itu.
Ketika kami masuk, dua jenis pandangan menyerbu. Yang cewek melirikku
genit sambil mengedipkan matanya, sementara yang cowok memperhatikan
Yoojin, berpikir untuk menggodanya. Tapi kedua pandangan itu lgs redup
ketika melihat pasangan yang digandeng. Yang cewek langsung mengurungkan
niat, merasa kalah cantik dgn Yoojin dan yang cowok menyingkir dari
hadapanku seketika. Hah. Tidak ada yang berani mendekatiku karena
auratku adalah horror.
Puas dipandangi, aku mengajak Yoojin naik tangga menuju ruang V.I.P yang
sudah dipesan Jessica. Yap, ruang yang sama dengan yang kujelaskan
sebelumnya.
“hei? Heenim datang!” aku menjerit begitu sampai. Yoojin mencubit lenganku karena sikapku yang memalukan.
“hehe. Ayo masuk Yoojin..” aku menggandengnya lagi untuk duduk di
sofa beludru. Jessica sudah duduk disana, sedang memainkan I-Phonenya.
“hmm.. Si Won akan datang. Dia bilang mobilnya sudah dekat..” Sica memberi tahuku. Sepertinya dia habis sms-an dgn Siwon.
“psst. Siapa Siwon?” Yoojin menarik2 lengan jasku.
“Dia salah satu temanku di Swiss.Choi Siwon yang punya Hyundai.
Hyundai adalah bisnis keluarga Choi sedangkan klab malam ini adalah
milik Siwon pribadi.” aku menjelaskan lengkap. Dan tak lama, muncullah
pria tampan dan tinggi yang ditunggu2.
***
Yoojin POV
WOW. Tak bisa dikatakan dgn kata2. Siwon, Choi Siwon itu.. Sangat
tampan! Dia berdiri gagah dalam balutan jas hitam dan kaus hitam V-neck
yang kuyakin harganya sesurga. Dia tinggi, tampan, manis, dan berotot.
Uaah.. Pria idaman semua wanita!
Sica dan Heechul langsung sumringah. Mereka berdua rebutan agar Siwon
bisa duduk di sisinya. Bahkan tak segan menarik Siwon hingga terbanting
ke kanan dan ke kiri. Astagaya. Baru kulihat best friend forever itu
bertengkar demi cowok. Apa2an pula si ichul, bertingkah seperti wanita
yang bertengkar dengan wanita.
Sementara aku cuma bisa diam memperhatikan kedua orang kurang bahagia
itu rebutan, kurasakan Siwon memandangku. Aku meliriknya. Benar, dia
sedang memandangiku! Aigoo. Sekarang Siwon tersenyum lebar, seperti malu
dengan tingkah dua temannya. Aku membalas senyumnya dan kemudian
membuang muka. Aku tak boleh memandangnya lebih dari 3 menit atau aku
akan terpesona. -_-
Akhirnya, Siwon duduk di sebelah Hee Hee. Aku benar2 tidak mengerti
cara laki2 genit itu bisa mendapatkan Siwon. Cih. Tapi benar saja, lebih
lama bercampur dengan si genit membuatku jadi agak sinting.
Aku mendesah kemudian mengambil segelas air putih dan kuminum hingga
habis. Aku kemudian juga mengambil air putih milik Heechul. Tapi sial,
dia memergokiku mencuri airnya.
“hei tunggu! Itu advoka, alkohol berkadar tinggi!”
Glek.
Matilah. Aku sudah minum segelas tadi dan karena kadarnya tinggi, haruslah cukup untuk membuatku mabuk.
Dan aku hampir menutup mataku. Tapi..
BRAAK!
Bunyi pintu dibanting melebarkan mataku lagi.
“YAK KIM HEECHUL”
omona. Jeritan mengerikan yang sudah paten jeritan Heejin menggelegar.
“AKU BILANG APA SOAL TIDAK PERGI KE KLAB. KAU JUGA KENAPA IKUT-IKUT, YOOJIN.”
Mati saja deh. Tapi sebelum kena semprot lagi, aku pingsan karena ulah advoka.
**
Well, aku baru bangun lagi keesokan harinya dan aku langsung menerima
hukuman. Ini semua gara2 bocah tua nakal Kim Heechul! Yah, karena
hubungan kerjaku ada pada tangan orang tua Heechul dan tidak bisa
diganggu gugat, aku tidak bisa dipecat. Heejin memberiku skorsing yang
justru kuanggap liburan. Dan rencanaku langsung muncul, pulang kampung!
**
“kau mau kemana?” Heechul mendekati Yoojin yang berkutat dgn kopernya.
“mau pulang.” jawab Yoojin ketus.
“pulang? Kau kan sudah di rumah. Kau ini bagaimana?”
Yoojin menghela nafas. Dalam hati dia sudah muak beradu mulut dgn manusia pembawa masalah itu.
“aku mau ke Daejeon untuk bertemu dgn ibuku.”
Dan selesailah acara kemas mengemas Yoojin. Dengan hyper shirt
selutut dan jmeans legging dipadu kets merah cantik, Yoojin siap
melenggang ke kampung halamannya. Yoojin cuma punya ibu dan seorang adik
laki2 yang masih seumuran sama Taemin SHINee. Ada mitos di desa itu
yang bilang kalau ade Yoojin sahabat Taemin gara2 pernah nyulik Taemin
ke desanya dan ga pulang2 ampe 6 bulan. *author ditimpuk Shawol*
“pulang kampung?! Kau akan kembali kan?”
“molla.” dan aku menarik koperku keluar.
**
5 jam perjalanan lewat kereta api dan akupun sampai di Jejudo.
Punggungku rasanya pegal dan aku masih harus membawa koperku yang berat
untuk menyusuri pedesaan. Well, desa2 di Korea sangat cantik dan aku
tidak pernah menyesal untuk pulang kampung seperti ini.
Dan aku mengukir senyum lebar ketika melewati padang rumput dgn bunga
warna warni dan rumah2 cantik yang sangat kurindukan. Beberapa orang
tersenyum padaku, aku ingat mereka adalah tetanggaku. Lalu aku melewati
sungai besar yang sangat indah. Omona. Ada anak2 kecil bermain di situ.
Pasti asyik. Yah, sampai aku melihat bocah muda yang terlihat girang di
sungai itu.
“omoe! IM YOO GI!! KAU SEDANG APA?!!” baiklah, itu adikku. Mungkin
kalian akan berpikir aku adalah kakak yang berlebihan. Tapi lihatlah apa
yang dia lakukan di sungai itu bersama bocah2 lainnya. Dia.. Memandikan
kerbau!!!
“BOCAH INGUSAN! CEPAT KELUAR DARI SITU!”
Anak yang mengenali suaraku langsung menoleh padaku. Dan bibirnya langsung membentuk kata “noona”.
Yoo Gi segera memisahkan diri dari teman2 dan kerbaunya kemudian menghampiriku.
“noona! Astaga kau lama sekali tidak kesini! Kami pikir kau dibuang ke laut dan hilang.”
“yak! Tidak mungkin itu terjadi. Aigoo. Lihat dirimu. Eomma pasti
marah besar.” aku meliriknya kesal sementara Yoo Gi hanya nyengir.
Kuelus rambut hitam cepaknya kemudian menggandengnya dgn tanganku yang
kosong dan segera pulang ke rumah.
“eomma!! Noona sudah pulang!!” sampai di pekarangan rumah, Yoo Gi
langsung lepas dariku dan berlari masuk ke rumah. Tak lama dia keluar
lagi, menggandeng wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
Melihatnya aku langsung menjatuhkan koperku dan berlari untuk
memeluknya.
“eomma!” aku menjerit kangen. Kuelus punggungnya dan kuhirup wanginya
yang kurindukan. Tapi. Ternyata eomma bau dan aku tau bau apa ini.
“eomma habis mencukur bulu domba ya?” ucapku di pelukanku.
“aish kau masih ingat saja baunya. Oh ya, domba-mu Misoto *eaa antara
bahasa jepang ma rasa mie* sudah beranak lho. Kalau kau mau jenguk, dia
ada di kandang.”
“ne, eomma..” aku mengulas senyum manisku dan memeluk eomma lagi.
Tapi tak berlangsung lama karena eomma melepasnya.
“oh ya. Kau tidak bilang padaku kalau kau akan menikah. Kau durhaka sekali akhir-akhir ini!”
“mwo?? Ah.. Itu..”
“dan tunanganmu baru saja sampai..” eomma kemudian menengok ke arah
rumah, hendak teriak sepertinya. Tunggu, tunanganku.. Maksudnya Jung
Soo? Dia datang kemari?
“KIM HEECHUL! YOOJIN SUDAH DATANG!!”
. . . .
MWO?!! KIM HEECHUL?!!
Sesosok aura mistis menguak dan tampaklah Heechul.
“omo. Sayangku sudah pulang!” dengan gaya dramatis Heechul
menghampiriku. Tangannya berusaha menggapaiku. Tapi dia ngaku-ngaku
sebagai tunanganku, gak bisa dimaafkan!
Aku menyerongkan tubuhku dan BRUK! Heechul jatuh ke tanah tanpa sempat memelukku.
“omo pangeran tampan! Kau baik-baik saja?!!” eomma secepat kilat
menolong Heechul. Aku nyengir, bisa juga aku jadi jahat ternyata.
Kemudian Heechul berdiri terhuyung-huyung dengan tangan eomma
menopangnya. Dan.. Oh god! Mukanya. Mukanyaa! Hahahaha!! aku bisa ketawa
3 bulan karena ini!! Ada banyak tahi kambing yang hitam kecil seperti
pelet di wajahnya yang katanya sehalus susu. Hahahaha!!
“kyaaa!! Apa-apaan ini!! Singkirkan! Singkirkaaan!!” Heechul
menggeliat ngeri, belingsatan seperti orang bisulan di pantat lagi buang
air. Aku dan Yoo Gi cekikan senang. Setidaknya dia punya panggilan baru
selain Woo You BicCal Heechul* (*berkulit seperti susu, Heechul). Dia
sekarang Heechul si kulit tahi kambing.
CIIIT!
Bunyi mobil direm menghentikan momen indahku. Semua mata tertuju
padamu. Eh salah, semua mata tertuju ke jalanan depan rumah. Disana
tampak mobil sport warna putih yang sangat aku kenal.
Kemudian pintu mobil terbuka, dan muncullah sosok rapi dengan jas
hitam dan turtleneck putih, melenggang flamboyan ke arah kami. Park Jung
Soo!
“maaf sebelumnya karena mengagetkan, saya Park Jung Soo.”
“sesangii. Siapa laki-laki tampan ini?” eomma bertanya padaku.
Aku melirik eomma-Jung Soo- Heechul. Apa reaksi eomma kalau aku
beritahu Jung Soo itu pacarku, tunanganku malah. Dan apa reaksi Jung Soo
kalau dia melihat Heechul dan tahu kalau Heechul mengaku sebagai calon
suamiku?
Sial, selalu ada saja rintangan. Tapi well, aku agak bersyukur Heechul
dikerubungi tahi kambing dan lalat-lalat, dia jadi gak terlalu kentara.
Aku mulai melirik Jung Soo tegang. Aku sdh memberinya sinyal untuk
tidak bicara tapi dia keburu membungkuk dalam pada eomma, tak melihatku.
“eomonim, aku datang pada anda dan Yoojin untuk mengumumkan kalau aku
akan menikahi anak perempuanmu yang cantik itu. Iya kan, Yoojin-ie?”
Bagus. Sangat bagus.
eomma tampak sgt syok dgn pernyataan Jung Soo kemudian menoleh
padaku. “Im Yoojin. Apa maksud dua laki2 ini!? Bukannya kau bilang
Heechul yang akan menikah dgnmu?”
“mwo? Heechul?” Jung Soo kaget.
eomma! Bukan aku yang bilang seperti itu!
Kutelan ludahku. Dan akhirnya Jung Soo menyadari kehadiran sepupu berwajah tidak duniawinya.
“kau!” Jung Soo menunjuk Heechul.
Oke. Ini sangat bagus!
“maaf, tapi aku duluan yang mendapatkan restu orang tua.” Heechul membela diri.
“mwo?!!” Jung Soo mulai tersulut emosi.
“annyeong haseyo?” tiba-tiba suara manis menghentikan pertikaian wannabe-nya Heechul Jung Soo.
Lagi2 kami semua memandang pintu pagar. Disana berdiri seorang gadis
tinggi langsing, berpakaian modern dgn rambut pirang digerai sebahu.
Jessica! Sedang apa dia disini?! Dan dia pikir rumahku ini penginapan??
“Heechul oppa, desa ini cantik juga. Aku senang bisa menemuimu disini.” Sica memandang Heechul gak biasa, tatapan penuh cinta.
“apa-apaan ini!?” eomma menjerit kesal.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar