Title: Sleeping With Kim Heechul Part 6
Cast:
Im Yoojin
Kim Heechul Super Junior
Leeteuk Super Junior as Park Jung Soo
Kim Heejin
Jessica SNSD
Rating: PG -15
Warning!: typoz, adegan dewasa ;-P
The Cuap-Cuaps>>>>
Part yang ini agak panjang, banyak omong, banyak berantem, dan yang
pasti yang dibawah umur 15 ajak yang lebih tua buat baca ya, soalnya ada
adegan-adegan mesum
Okay, mind to comment? I will wait all your comment, honey.. ^^
<<end of Cuap-Cuap<<
STORY START! ^^
“saham Amerika akan sepenuhnya dipegang olehmu. Dan jangan lupa kalau
saham disana mudah naik turun. jadi apapun yg terjadi, sebaiknya kau
tidak kembali ke korea atau keluar negeri untuk hal yg tidak penting.”
Aku hanya mengangguk mendengar ceramahan Heejin tentang Amerika.
“nah. kau sudah siapkan Heechul?”
Heejin menarik koper samsoniteku hingga dapat kuraih.
“aku sih siap. Tapi gadis-gadis dari Kim Hotel belum siap melepasku.”
“HAISH! Kau ini masih saja! Gadis-gadis Kim Hotel itu menyukai Jung
Soo, bukan kau. Lagian kapan sih kau akan berubah dan berhenti menggoda
cewek-cewek muda???”
“saat wajahku keriput sepertimu.”
“Kim HEECHUL!”
aku terkekeh mengejek. Tapi mendengar jeritan Heejin.. aku rindu
teriakan seorang gadis yg begitu judes dan mengerikan. ah.. sebaiknya
lupakan saja. dia tidak menginginkanku bukan?
#Korean Air Boeing 17889 Destination New York will board in a minute…
“Omo.. Heechul, pesawatmu…”
“Ne, noona.. aku pergi sekarang ya..”
“Heechul…. kau tega sekali melakukan ini padaku.. kenapa kau pergi ke amerika sih?!”
“noona! jangan menangis!” Aku yg hampir berjalan pergi, menarik kembali langkahku. Noona-ku menangis..
Segera kutarik tangan Heejin dan memeluknya. Kuelus bahunya yang terbalut jaket Zara dengan lembut.
“noona.. aku harus pergi dan melebarkan sayap perusahaan. jadi saat
aku kembali, satu gadis yg aku sukai akan melihatku sebagai laki2 mapan
yg tidak hanya mewarisi uang harabojiii. Hehehe. Fighting noona! bye!”
Aku mencium pipi noona dan segera memasuki ruangan check in.
Tapi kemudian hatiku ragu. Apa aku bisa hidup tanpa gadis yang setiap
hari kuhirup harum tubuhnya.. Yoojin yang selalu memukuliku tapi selalu
menyembuhkanku dgn senyumnya..
Aku menoleh ke belakang. Di balik kaca2 tebal yg akan segera
memisahkanku dengan Korea. Walaupun sedikit, tapi aku masih berharap ada
Yoojin disana, hendak mengejarku tapi dicegah oleh petugas bandara.
Aih. Aku terlalu banyak nonton sinetron sepertinya.
#Korean Air Destination New York Last Call
well. pesawatku mau boarding. Saatnya pergi dan bekerja keras…
“KIM HEECHUUUUUL!!!!!!!”
Aku tersentak. Seseorang memanggilku. Ah ani, dua orang. Aku
menolehkan kepalaku lagi dan aku mendapati Heejin tengah mengejarku
geram. Dibelakangnya.. Sica? Kenapa Sica? Hei tuhan, yg aku harapkan
datang itu Im Yoojin bukan Jessica Jung! Inilah alasan kenapa aku masih
tidak beragama. hehe.
“KIM HEECHUL! KAU MAU MATI YA?!!” Ketika sampai di dekatku, Heejin tiba-tiba memukuliku dengan purse gucci pinknya.
“A-aw.. noona! wae ireoni?!!” aku membuat benteng wajah dgn lenganku. kan kalau lebam lagi ga lucu.
“KAU! Jadi selama ini kau tinggal di rumah Yoojin?!! Kau cari mati hah?!!!”
“n-ne?? Noona tau darimana?!”
“kau pikir apa gunanya Sica disini?? menontonmu?!”
“Si-sica?” aku melirik Sica di balik tubuh Heejin. Dia sedang nyengir
lebar! sia’ul. harusnya aku tau siapa yang mulut ember di dalam
hidupku. Kalau ga Sica yg ember itu Hyukjae sekretarisnya. Haish! Mereka
sama saja!
“kau! tega sekali..”
belum selesai aku bicara, Heejin memelototiku.
“diam!! Berani-beraninya kau mau memarahi Sica?!! Hancur kau, HANCUUUUR!!!” dan hujan tas kembali menyerang badanku.
“a-ampun noona!!”
****
“psst. psst. hei sica. psst.” Aku berbisik pada Sica yg duduk di bangku depan bandara.
“ne?” Sica berbalik padaku.
Lalu aku mulai mebisikan pertanyaanku sambil sesekali melirik pada
Heejin yg kini tengah bicara pada staff penerbanganku, tentu untuk
membatalkan tiketku.
“kenapa kau bilang-bilang pada Heejin??” Jessica mendekatkan dirinya supaya suaranya terdengar lebih jelas.
“Heechul pabo! Kau tidak tau aku sedang berusaha mencegahmu pergi ke Amerika??”
“eh? untuk apa?! kau malah membuat Yoojin terkena masalah juga kan?!!”
Jessica menunduk hingga rambut emasnya menutupi wajahnya, tapi aku melihat smirk disana.
“aku tidak peduli. Yang penting kau ada di dekatku lagi, Heechul.”
****
Yoojin POV
Aku melirik Jung Soo yang duduk di seberang meja makan. Kami berdua
masih terdiam bisu sejak kami bertemu kemarin malam. Baik aku dan dia,
kami belum berani membuka suatu topik pembicaraan yg mungkin akan
membuat kami semakin canggung.
Akhirnya kami hanya makan sarapan kami dalam diam.
Hmm… Kalau begini, aku jadi kangen pada Heechul si mulut knalpot itu.
Dia kan kalau bicara tidak bisa berhenti dan omonganya bisa mengotori
pikiran. Persis seperti knalpot.
KRIIING KRIIING
Hpku berbunyi. Dengan segera kuangkat.
“Yeobseo?”
“Im Yoo Jin. Kau bisa ke kantor sekarang? Aku mau bicara hal penting.”
dari nada bicara dan sensasi dinginnya, aku tau itu Heejin.
“algaessimnida taeppunim.” dan telpon langsung terputus.
Jung Soo menatapiku heran namun aku mengacuhkannya dan buru-buru menghabiskan sarapanku.
“hei Yoojin, ada apa?”
Aku menghentikan sejenak aktifitasku dan menjawabnya, “nona Heejin
menyuruhku untuk cepat ke kantor.” aku menyuap telurku yang terakhir dan
kemudian mandi.
***
Jung Soo POV
Aku merapatkan balutan jas Armani hitamku dan mulai mendengarkan Heejin
dengan tegang. Yang membuat aku lebih tegang adalah kehadiran Heechul si
kutu loncat. Bukannya dia sudah bertolak ke Amerika?? Kenapa dia masih
di kantor ini?!
“oke. Jung Soo, kau tidak tau kalau selama ini Yoojin serumah dengan Heechul?”
Aku melirik Yoojin. Kini dia tengah melotot kaget pada Heejin. Aku
menautkan alisku, aku tau kalau selama ini Yoojin dan Heechul
menyembunyikan seatap mereka.
“aku… tau.”
kali ini Heejin yang mengernyit. “Yoojin kan tunanganmu! Kalau kau tau, kenapa kau membiarkan mereka seatap?!”
Aku menghindari tatapan tajam Heejin. Dan aku sadar sesuatu. Aku
tidak mencegah mereka tinggal bersama walaupun aku tau Heechul adalah
setan mesum karena…
“aku percaya pada Yoojin. Aku tau jelas sifatnya dan aku tau Yoojin
tidak akan macam-macam dengan pria lain. Aku mengenalnya selama 9 tahun
dan aku yakin aku bisa percaya padanya..”
aku menoleh pada Yoojin dan memberikan senyumku. Dia harus tau apa yg
kukatakan tadi adalah kenyataan. Yoojin mengernyit, dari matanya dia
tampak terharu dengan kata-kataku.
Tiba-tiba Heechul yg sedari tadi mengkeret di belakang Heejin itu
berjalan maju hingga sejajar dengan Heejin. Dari wajahnya aku tau
sebentar lagi dia akan memberontak dan meledak. “well well well. Kalau
kau mengerti jelas sifat Yoojin, harusnya kau sudah menyadari kalau
Yoojin tidak mencintaimu lagi!”
Deg.
Bagaimana bisa kata-katanya itu terdengar begitu tepat dan menusuk??
“a-aku…”
“dan kenapa kau tidak sadar juga kalau Yoojin mencintaiku??”
“MWO?! KIM HEECHUL! KEMBALI KE TEMPATMU!”
Heejin menjitak Heechul dan mendorongnya lagi ke balik badannya.
“noona!!! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil!! Aku sudah besar
dan dewasa!!! Kau harus mendengarkanku juga!! Aku tau apa yang harus
kubicarakan dan apa yg tidak. Dan yang satu ini, aku berhak
memperjuangkannya!!”
Kali ini duel kakak beradik terjadi di depan mataku. Oh sial. Kalau
Heechul berani seperti itu pada kakaknya, maka bisa kujamin masalah ini
akan semakin besar. Gawat.
“Apa kau bilang?!!!” Heejin tiba2 dengan sangar menarik kerah Heechul.
“Kau sudah besar?!!! HEI! Kau saja tidak bisa kerja!!! Apanya yg dewasa?!!!”
Kali ini Heechul terdiam. Memang apa yg diucapkan Heejin itu kenyataan.
Kenyataan bisa sangat menyakitkan. Well itu baru saja kurasakan.
“COBA KAU BERANI BICARA LAGI, AWAS KAU!!!”
“WAE?? Kau kan dari dulu bisanya hanya lapor haraboji!!!!” Heechul
tidak mau kalah. Baru kali ini aku lihat Heechul membentak kakaknya.
Walaupun mereka selalu bertentangan sejak kecil, tapi Heechul sangat
sayang dan mencintai kakaknya. Heechul tidak akan sanggup mengasari
Heejin.
“MWORAGUUU?!! DASAR KURANG AJAR!!”
“Lalu kenapa kalau aku kurang ajar?!!! Setidaknya aku lebih disayang daripada kau!!!!”
PLAAAK!
Tamparan keras melayang ke wajah Heechul. Tampak Heejin terengah2,
saking marahnya dia. Aku segera berdiri dan menengahi mereka sebelum
sesuatu yg buruk kembali terjadi.
“Heechul.. Ayo kita keluar saja..” bisikku lembut pada Heechul seraya menarik lengannya.
Heejin paling sensitif kalau membicarakan kasih sayang keluarga
padanya. Masalahnya, hampir semua orang lebih menyayangi Heechul
daripada Heejin, tak peduli sekeras apapun Heejin bekerja. Hasil yang
diberikan Heechul selalu lebih dibanggakan. Heejin selalu rajin belajar
dan bekerja. Bahkan sejak masih SD dia selalu mondar-mandir di kantor
Kim untuk mengamati perkembangan perusahaan. Dia mempelajari saham dari
SMP, segala pembagian saham, pembagian pajak, serta ijin pembangunan.
Hasilnya Heejin selalu mendapat nilai plus dalam pekerjaannya, semua itu
dia lakukan untuk mencari perhatian keluarganya. Sementara Heechul, ke
kantor hanya untuk menggambari kertas2 penting, atau bermain dengan
mesin tik. Atau dia akan mencoreti tembok atau dia akan menggoda para
sekretaris di kantor. Sangat bermain2, dan hasilnya pun minus. Tapi
Heechul lebih di nomor satukan dibanding Heejin. Dan itu membuat Heejin
membawa sakit hati yg dalam sejak kecil.
Makanya Heejin langsung marah mendengar omongan Heechul tadi.
Di genggamanku, tangan Heechul sangat dingin sekaligus bergetar
hebat. Aku tau ini pertama kalinya Heechul mengamuk pada Heejin, dia
perlu jiwa khusus untuk berani seperti tadi.
“kau…” belum sempat aku dan Heechul keluar dari ruangan, terdengar suara Heejin. Sepertinya dia bicara pada Yoojin.
Heechul dan aku langsung berhenti berjalan. Kami mau mendengar apa yg akan dikatakan Heejin pada Yoojin.
“kau wanita pembawa sial!!!!” Heejin menunjuk wajah Yoojin geram. Sementara Yoojin tampak sangat syok.
Sial. Apalagi ini?!
Tiba2 Heechul menarik tangannya dari cengkramanku dan berlari ke arah
Heejin. Benar-benar ya, apalagi yang akan terjadi sekarang?!!
“NOONA!!!!” Heechul berteriak penuh amarah dan menarik kerah jaket Heejin.
“TUTUP MULUTMU!!!!” aku terpaku di tempatku. Melihat pertengkaran ini sangat mengerikan!
“Berhenti!” Yoojin berdiri dari tempat duduknya.
“nona Heejin.. kau tidak usah takut adikmu itu menjalin kasih
denganku. Aku tidak mau mencintainya. Aku tidak bodoh. Aku tau cuma aku
yang tersakiti jika aku berani mencintai Heechul. Maafkan aku jika aku
menjadi sumber masalah anda..” Yoojin membungkuk sangat dalam, terlihat
sekali dia menahan air matanya.
“gotchimal*!! Kau mencintaiku, pabo! Kau mencintaiku!!”
*)gotchimal: bohong
“APA2AN INI?!” Jeritan asing di luar membuat semua yg ada di ruangan menengok ke arah pintu.
Tampak seorang wanita yang terlihat mewah bersama seorang pria yang
tak kalah menakjubkan, berdiri kaku dan sangat terkejut dengan
pertengkaran yang sedang berlangsung.
“eo-eomma! Appa!” Heejin dan Heechul berteriak serempak.
Ah.. aku baru ingat. Itu bibi dan paman Kim.
Haish. Apalagi ini????
Tapi kemudian aku sadar ada seorang lagi di belakang. Kusipitkan mataku. Rambut pirang itu… Jessica??
Si gadis pirang memberikanku senyum “halo” dan kemudian malah tersenyum
sinis. Aku menaikan sebelah alisku. Apa yang terjadi senenarnya? Yang
aku tau, orang tua Heechul menetap di Amerika. Kenapa tiba-tiba ada di
Korea??
****
Heechul POV
aku menggelayut di tangan eomma sementara aku bisa merasakan tatapan
kilat Heejin di seberang ruangan. Yoojin duduk di sampingnya, terlihat
sangat takut.. kasihan.. aku ingin sekali menenangkannya..
“kenapa kau marah, Heejin?” appa membuka pembicaraan.
“i-itu… aku hanya tidak suka Heechul bersama Yoojin. Mereka tidak
pantas bersama, appa! Aku bingung kenapa Heechul terus menyukai gadis
seperti dia padahal Heechul sudah berulang kali dicampakan gadis itu!”
“tenanglah Heejin.” eomma menghardik Heejin. Sukurin. ):-P
“ehem.. appa tau kau menyayangi Heechul dan kau ingin Heechul
memiliki pasangan yang menurutmu baik. Tapi kau tidak menjalani
kehidupan Heechul. Kau tidak tau seperti apa cinta mereka. Apa kau lupa
kalau appa pernah bilang, semua cinta memiliki kisah?”
Aku tersenyum. Aku sangat ingat ayah bilang begitu.
“tapi appa..” Heejin hendak membela diri tapi appa memotong bicaranya.
“sebenarnya akulah yang memilih Im Yoojin sebagai sekretaris Heechul.
Tapi karena Heechul harus ke Swiss, haraboji menjadikannya sekretaris
Jung Soo. Kalau Heechul tidak ke Swiss, aku yakin sekarang mereka adalah
pasangan kekasih.”
“appa!”
“diamlah. Sekarang aku akan memberi tau sesuatu.” appa mengalihkan pandangannya pada Yoojin. Omo perasaanku ga enak.
“Aku tau hidupmu sangat sulit, Yoojin. Kau masih tinggal di apartemen
kecilmu itu kan? Sekarang aku minta.. kau tinggal di rumah kami.”
“MWO?!!” semua orang berteriak serempak.
“iya. Tinggalah di rumah keluarga Kim.” eomma ikut menyetujui.
Yoojin masih diam tapi rautnya menunjukkan dillemanya. Aku tau
perasaannya, pasti dia merasa tidak enak pada Jung Soo. Aku sendiri..
Aku hampir gila! Antara senang atau heran karena appa dan eomma
mendukung hubunganku dengan Yoojin. Aku bingung!
“baiklah. Kau tidak boleh menolak. Mulai besok Im Yoojin akan tinggal di rumah kita.”
****
Yoojin POV
mobil Jung Soo berhenti di depan apartemenku. Perjalanan begitu sunyi karena aku masih mogok bicara.
“mm.. sudah sampai..” Jung Soo melepaskan sit beltku dan menatapku canggung.
“trims tumpangannya.” aku hendak keluar dari mobil tapi Jung Soo menahanku.
“sebenarnya apa yang tadi kalian bicarakan?? Kau jadi diam begini..”
Baiklah, aku masih tidak mau mengatakan hal pindah rumah ini padanya.
“kalau kau lupa, aku memang pendiam bukan? Jadi jangan heran. Sudah, aku pulang ya.”
“jamkaman!” Jung Soo menahanku lagi. Tapi kali ini dia menarik tanganku hingga tubuhku sangat dekat dengannya.
“aku mencintaimu..” Jung Soo tersenyum dan kemudian mencium bibirku.
Sangat lembut.. dan manis.. tangannya membelai rambutku perlahan dan tangannya yang satu lagi mencengkram erat pinggangku.
Dan semakin lama ciuman kami semakin panas dan intens sehingga terdengar lenguhan dan desah nafas.
“mm.. hh.. Jung Soo…” aku memanggil namanya di tengah ciuman kami.
“hh.. ne?” Jung Soo masih membungkam mulutku dengan bibirnya.
“terus begini…” ucapku lagi.
dan kami kembali berciuman. Gelap malam menyembunyikan kami dari mata orang-orang. Dan itu membuat Jung Soo semakin berani.
Jemarinya berpindah dari pinggangku menuju kemejaku dan membuka
kancingnya satu per satu sementara aku membuka kemeja Jung Soo. Tak lama
terlihatlah tubuh Jung Soo yang sudah dipenuhi keringat. Kemudian kali
ini Jung Soo yg melepaskan balutan pakaianku hingga hanya tersisa
pakaian dalamku.
Kami masih berciuman panas saat melakukan itu.
“mmm… kita.. hh.. pindah ke belakang.. mm.. disini sempit…” Jung Soo
melepaskan tautan bibirnya dan dengan cepat berpindah ke belakang. Aku
menyusul dan setelah sampai kami kembali bersetubuh. Jung Soo membuka
kaitan bh-ku dan melemparnya sembarang setelah dibuka. Jung Soo menimpa
tubuhku dan bermain dengan nippleku. Aku mendesah kencang, sangat
menyenangkan…
Kutarik wajah halus Jung Soo dan mulai menciuminya lagi.
dan sebagian diriku tidak percaya kami melakukan seks.
***hot hot hot***
-pagi hari-
TIN TIN!
Klakson mobil membangunkanku. Segera kubuka mataku dan bangkit dari
tempat tidur. Aku berlari kencang menuju jendela apartemen yang
menunjukkan jalanan. Benar, Ferrari hitam telah nenungguku. Aku tau itu
mobil siapa. Mobil Heechul. Dia yang menjemputku ke rumahnya.
Aku menghela nafasku dan kemudian pergi ke kamarku untuk mengambil
koper-koper yang sudah terisi seluruh barangku. Dengan malas kutarik
mereka keluar.
“hai Yoojin!!” Heechul yang sudah keluar dari mobilnya dengan senang
menghampiriku. Wajahnya begitu cerah melihatku. Dan entah bagaimana..
Perasaan bersalah menyesaki hatiku.
“sini biar kubantu.” Heechul merebut koperku yang paling besar dan
menariknya ke mobilnya. Aku hanya mengikutinya, belum bisa bicara
apa-apa. Seusai meletakkan koper di kursi penumpang, Heechul menatapku.
Kilatan kebahagiaannya memancar di matanya yang besar itu.
“so? Kau sudah siap tinggal bersama Kim Family???” Heechul bertanya dengan cengiran lebarnya yang terlihat polos.
Aku hanya bisa tersenyum pahit.
“haha. uri kajja!” dan Heechulpun membawaku ke rumahnya.
>>>>
Uaaaah…. Aku baru tau rumah Heechul. Besar sekali… Dan lebih cantik
dari rumah Jung Soo! *bayangin rumahnya Gu Jun Pyo di BBF atau istananya
Lee Seol di My Princess*
Ini seperti rumah mewah yang ada di tv-tv! Uah ada lapangan golfnya!
Kolam renang gaya Yunani kuno! Tempat berkuda! Casino! WAW. dan apa itu?
Di tempat seperti lahan parkir berjejer mobil2 dengan cat menusuk mata.
Porche, Lamborghini, another Ferrari dengan warna merah… Dunia ini
gila! Bagaimana bisa ada kenyataan yang begini mewah..
“bagaimana? Kau suka rumah barumu?” Heechul menghampiriku setelah menyerahkan kunci mobilnya pada pelayannya.
“i-ini terlalu cantik…” gumamku. Hh. Aku yakin wajahku sekarang jadi
seperti orang kampungan. Habisnya rumah keluarga Kim.. di luar
bayanganku..!
“nah. sekarang kita masuk, kutunjukan kamarmu.” Heechul menggandeng tanganku dan menariku masuk ke rumah bergaya eropa itu.
kami berjalan melewati lobby yang penuh tangga naik ke lantai atas.
Lobby itu sangat luas hingga kayanya bisa main bola di situ *BEAST mode:
on*. Kemudian Heechul dan aku berjalan melewati lorong-lorong
berdindingkan kaca yg menunjukan indahnya rerumputan dan bunga-bunga di
lapangan golf.
“hmm.. Yang ini kamarku.” Heechul menunjuk ruangan luar biasa luas
yang terletak di ujung lorong. Kamar itu bisa kupastikan hampir seukuran
rumah Jung Soo. Desainnya minimalis namun elegan dan ada aura
keangkuhan Heechul di dalamnya. Lalu aku tau apa yang membuat aura
keangkuhan terasa disitu. Hampir di setiap senti dindingnya ada
foto-foto Heechul! Berbagai ukuran, dengan berbagai jenis bingkai
berwarna-warni. Fotonya ada yang dibuat mozaik, berupa sketsa, maupun
abstrak. Seperti museum tapi dengan lukisan menjijikan. Apalagi itu? Ada
spanduk bertuliskan “Princess Heechul”, “SaRangHaeYo Kim Heechul”, “Woo
U BicCal Kim HeeChul” ?!!! Ih! Aku yakin banget kalian gak akan bisa
tidur di kamar itu.
“yang di sebelahnya kamarmu.” aku melirik kamar sebelah. Uwaah…
Cantiknya! Kamar itu berdesain ala jaman Victoria, namun dengan
warna-warna pastel yang lembut. Kamar itu kurang lebih seukuran dengan
kamar Heechul.
“dua kamar ini terletak di sayap rumah, makanya view-nya bagus. Dan
jangan lupa, kamar kita ini sangat terpojok dan jauh dari penglihatan
orang lain. Jadi kuperingatkan untuk hati-hati di malam hari.” Heechul
mengerling nakal.
“Yak!! Coba saja kalau berani!”
Heechul terkekeh dan mulai berjingkrak-jingkrak seperti cacing kepanasan.
-TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar