Pengikut

Minggu, 04 Maret 2012

Sleeping with Kim Heechul Part 10

Sleeping with Kim Heechul Part 10

 
 
 
 
 
 
5 Votes

Title: Sleeping with Kim Heechul Part 10 (END)
Cast:
Im Yoojin
Kim Heechul Super Junior
Leeteuk Super Junior as Park Jung Soo
Author: soshiiica
Genre: romance, sad love
Rating: General
**
>> The Cuaps-Cuaps>>
ehemm… Part 11 adalah endingnya ^^
So, jangan lupa comment kalo mau cepet diberesin :-D hehehehe
<<End Of Cuap-Cuapz<<

Story Start!
Yoojin POV
Dokter muda bernama Kibum itu menatapku sambil tersenyum manis. Tapi aku tidak ikut tersenyum. Aku sangat penasaran dan gugup dengan hasil pemeriksaannya sehingga membuat bibirku kaku.
“apa, dokter? Apa hasilnya?” aku memaksa dokter itu lebih cepat angkat bicara.
“selamat Agassi. Anda telah hamil selama 2 bulan. Bahkan minggu besok akan menjadi bulan yang ketiga dan itu berarti kehamilan anda berada di masa yang rentan namun keberadaan bayi anda sudah pasti. Sekali lagi saya ucapkan selamat. Pasti ayah dari anak anda sangat bahagia. Apa anda punya rencana dengan nama bayinya?”
Dokter Kibum terlihat antusias menanganiku. Aku menelengkan kepalaku dan tidak menjawabnya karena kesal sendiri. Hello, diluar sana banyak sekali yang sedang hamil. Kenapa dia begitu gembira? Bahkan ayah bayi di perutku ini saja tidak tahu dia telah menjadi seorang ayah. Great. Dokter Kibum berhasil mendeteksi bahwa aku tidak terlalu senang dan sekarang dia jadi bungkam. Alhasil dia hanya menuliskan berbagai resep obat dan vitamin untukku tanpa banyak tanya lagi.
**
Heechul POV
“dia.. kenapa?” aku membalikkan tubuhku sepenuhnya kembali ke arah Jung Soo. Wajahnya kini terlihat dingin, dia tampak enggan memberitahuku sepertinya.
“Yoojin.. dia kini tengah hamil. Minggu ini adalah kehamilannya di bulan yang ketiga.” Jung Soo menyelesaikan ucapannya dan dunia di bawah kakiku seakan hancur. Rubuh dan menimpaku. Yoojin.. hamil? Aku tidak percaya dengan perkataan Jung Soo.
“siapa… ayahnya?” aku memandang Jung Soo cemas.
“itu sudah jelas, Heechul. Kau ayahnya.”
Dan sekali lagi bumi terasa terombang-ambing. Tapi aku tetap berusaha terlihat tegar dan malah mendengus.
“kau jangan pernah menipuku untuk kabur dari tanggung jawab, Park Jung Soo! Mungkin saja kan itu bayimu!”
“tontonlah video itu sampai habis dan kau akan tahu.”
“tapi…” aku hendak memberontak lagi namun kata-kataku terpotong setelah melihat tatapan Jung Soo yang begitu dalam. Semua emosi berada di bola matanya, seakan dia telah merelakan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Dan mata lembutnya yang penuh wibawa itu berhasil menyentuhku.
“Heechul… itu adalah anakmu. Kau telah menjadi seorang ayah, Kim Heechul. Aku tidak akan berbohong. Di dalam tubuh Yoojin, terdapat darahmu.”
Aku mengepalkan tanganku. Setitik air mata jatuh melewati pipiku. Saat itu aku teringat bahwa waktu aku dan Yoojin bersetubuh, aku melihat darah keperawanannya. Bagaimana.. aku bisa lupa? Aku pun tersenyum kepada Jung Soo yang masih menunggu jawabanku.
“Hyung… aku… aku… terima kasih! Terima kasih karena kau telah begini baik padaku, terima kasih! Hyung! Apa kau percaya?? Aku akan memiliki seorang anak!” aku memandang Jung Soo bangga dan Jung Soo sendiri tampak terkejut. Seumur hidupku aku belum pernah memanggilnya hyung. Dia ikut bahagia. Jung Soo memelukku, seperti mengatakkan padaku bahwa dia akan menjadi tempatku bersandar di masa sulit.
“selamat ya. Aku jadi penasaran apakah anakmu lelaki atau perempuan.” Jung Soo mengelus pundakku penuh perasaan.
“trims, hyung keriput.”
“YAK!”
“hehe.”
**
Yoojin POV
Aku telah menelan semua keberanianku ketika aku berdiri mematung di depan kamar Heejin. Aku hendak memberi tahunya mengenai kehamilanku dan sosok ayahnya yang merupakan adiknya. Aku merasa keringat dingin mulai mengucur.
Cklek.
“omona. Kau membuatku terkejut. Ada apa?” Heejin mengeluarkan nada ketusnya begitu melihatku. Lagi-lagi aku ketakutan.
“nona Heejin.. ada sesuatu yang harus aku bicarakan..”
“apa?”
**
Author POV
Di depan laptop Apple-nya, Heechul termangu. Laptop itu sedang memutar satu disc yang baru saja dia masukkan. Tinggal klik tombol play, dan video yang membuatnya sakit hati akan dia tonton lagi. Tapi kali ini dia akan bertekad untuk menonton sampai habis, memastikan dengan benar gadis-nya tidak bertindak terlalu jauh. Selanjutnya, dia akan mencari pelaku yang mengirimkan CD ini karena Jung Soo mengaku tidak pernah mengirimkannya ke kantornya.
**
Sementara itu..
Heejin sedang mengetuk-ngetukkan bolpoinnya di meja kerjanya. Pandangannya lurus menuju ke lantai ruangannya yang diselimuti beludru. Perlahan-lahan dia mulai merasa pening. Masih teringat jelas bagaimana Yoojin bicara  10 menit yang lalu, “aku hamil.. dengan Heechul.”. Heejin mengerang sekeras mungkin. Rencananya sudah gagal, sangat gagal. Merasakan sebentar lagi adalah detik-detik kehancurannya, Heejin menelpon seseorang.
“Hello?” dari suaranya, itu adalah Jessica.
“what’s up, eonni?”
“Sica, maafkan aku.” Heejin bicara penuh penekanan.
“ne?”
“aku tidak bisa menjodohkanmu dengan Heechul. Batalkan kepergianmu ke America.”
“nee?! Maksud eonni apa?!” di seberang sana, Sica tampak kecewa dan penuh emosi.
“kau tau? Yoojin sedang mengandung, dan itu adalah anak Heechul.” Untuk beberapa saat Jessica terdiam, begitu pula Heejin.
“kau pasti sangat terpukul. Maafkan aku, sayang..” Heejin bicara sangat tulus walaupun tak lama terdengar Sica menangis.
“maa..”
Tuuuut… tuuut…
Heejin mengerang lagi, dan kali ini dia membenturkan kepalanya ke permukaan meja. Sial.. ucapnya.
*
Author POV
-dua hari kemudian-
Bandara Incheon dipenuhi orang-orang yang akan menjemput maupun baru datang. Dan saat itu, mata para gadis-gadis di bandara tertuju pada dua orang lelaki yang sangat tampan. Pakaiannya sungguh keren, walaupun yang satu pakaiannya sangat formal dan satu lagi memakai kemeja pink dengan corak bunga merah yang sangat menarik perhatian. Tapi semua orang tahu itu adalah kemeja keluaran Gucci yang paling mahal di dunia dengan bahan sutra dan beberapa maniknya adalah berlian. Tentu saja, dengan pakaian yang mewah namun nyentrik itu, kita tahu siapa mereka. Jung Soo, dan si AB, Heechul.
“hyung, mereka sepertinya terpesona padaku.”
“iya, itu karena kemeja bercorak kampunganmu itu.”
“hyaa. Hyung tahu harganya berapa?? Kau bekerja sampai jarimu keriputan seperti matamu juga tidak akan bisa membelinya.”
“YAK!”
“hehe.”
“tapi, Heechul?”
“mwo?”
“kau mau langsung bertemu dengan Yoojin kan?”
Heechul berpikir sebentar kemudian mengangguk, “kenapa?”
“aku yakin Yoojin tidak akan tertarik menjadikanmu ayah dari anaknya kalau pakaianmu begini.”
“ish! Cuma begini saja apa jeleknya sih!”
“ayo ikut aku.”
“kemana?”
“ke butik.” Dan Jung Soo pun menarik Heechul ke Audi putihnya yang masih terparkir manis di halaman VIP bandara. Mereka melaju dengan kecepatan penuh ke butik langganan Jung Soo.
Disana, Heechul dimake over habis-habisan oleh Jung Soo. Kemeja putih yang tidak dikancing bagian dadanya, dipadu dengan jas hitam dengan kerah merah menyala, dan celana satin hitam yang sangat cantik. Untuk kesan keren, Heechul juga menambahkan anting di telinga satunya. Dan jadilah Heechul yang tampak amat sangat tampan dengan rambut cepak hitam barunya dan pakaian super klimisnya. Heechul sebenarnya agak benci potongan jas itu karena menurutnya pakaian itu hanya cocok untuk orang-orang tua seumuran Jung Soo, tapi akhirnya dia mengalah karena dia menemukan dirinya sangat mempesona. *dasar narsis :-p
“nah, kau akan menjadi appa yang cool!” Jung Soo terkekeh sementara Heechul mengeluarkan smirknya, tanda dia sangat menyukai dirinya.
“tapi tunggu hyung. Sebelum aku bertemu dengan Yoojin, aku akan menemukan pelaku pengirim CD sial itu dulu.” Heechul menahan Jung Soo saat sedang menyetir ke rumah Heechul.
“memangnya kau sudah tahu pelakunya?” Jung Soo memandang sepupunya ragu. Heechul mengangguk kemudian ia memakai kacamata hitam Guess-nya. Sementara Jung Soo mulai merasa penasaran.
*
Yoojin POV
Hari ini adalah hari aku masuk ke kantor lagi. Dan Heejin, sejak aku mengabarkan kehamilanku dia jadi lebih menyeramkan dari sebelumnya. Bayangkan, yang dulu saja saja sudah seram dan yang sekarang ribuan kali lebih mengerikan! Dia memang diam saja, tapi aura yang muncul.. benar-benar bisa membuatmu merinding. Mungkin dia syok, amat sangat syok.
Dan seperti biasa, aku mulai berangkat ke kantor di pagi-pagi buta. Tapi bedanya, aku berjalan sangat pelan. Yah.. aku takut terjadi sesuatu pada anakku kalau aku berjalan cepat-cepat.
Tiin Tiin!
Klakson mobil menghentikan langkahku. Aku pun menoleh ke arah mobil yang mengklaksonku. Disanalah, aku melihat BMW merah Heejin dan tentu saja, pemiliknya. Dia melepaskan kacamata hitamnya dan melalu matanya ia menyuruhku naik. Ah.. dia mau pergi bersama denganku ke kantor? Wah.. aku terkejut juga, ternyata dia baik padaku. Aku pun naik ke mobil dan duduk di sampingnya. Kemudian Heejin meluncurkan mobilnya.
Sebenarnya, sepanjang perjalanan aku agak curiga pada Heejin. Dia tampak gugup jika kuajak bicara. Apa itu efek samping lainnya dari rasa syoknya itu? Dan satu hal lagi, aku menyadari kalau Heejin bukan membawaku ke kantor! Tapi.. mobilnya berhenti di depan sebuah rumah sakit. Heejin tetap tidak mau bicara apapun. Dalam bisu dia memberikan sinyal padaku untuk mengikutinya. Aku sih, nurut saja. Oh! Atau mungkin ia mau membawaku ke dokter kandungan? Tapi.. sebaiknya aku tidak berharap lebih dari seorang Heejin.
Seorang suster membawa kami berdua memasuki ruangan yang letaknya terpojok. Sepertinya ini dokter khusus orang-orang kaya, karena ruang prekteknya lebih mirip rumah mewah. Dokter laki-laki yang sudah menunggu kami menyuruhku untuk berbaring di tempat tidur. Aku melemparkan pandangan bertanya-tanya pada Heejin, tapi dia tidak melihatku dan terus menatap lantai. Perasaanku secara tiba-tiba menjadi tidak enak. Ada yang aneh dari ini semua. Ada yang disembunyikan dariku.
“ini mungkin akan sakit, tapi saya dokter terbaik, jadi percayalah.” Dokter itu angkat bicara. Dia berdiri di depan kedua kaki dengan alat yang aku tidak tahu apa itu.
“jamkkamannyo! Apa yang mau kau lakukan?!”
“maaf Yoojin, tapi… hh.. maafkan aku..” Heejin akhirnya menatapku. Tapi kenapa dia meminta maaf? Kenapa dia menitikkan air matanya?
“nona Heejin..”
“tarik nafas anda..” dokter itu bicara lagi. Dia menganggukan kepalanya untuk meyakinkanku tapi firasatku benar-benar mengatakan ini salah.
“maaf.. Yoojin-ah..”
Tiba-tiba sesuatu yang aneh terasa dari bawah dan sedetik kemudian aku hilang kesadaran.
*
Heechul POV
Mobil Jung Soo berhenti tepat di pintu masuk rumahku. Seakan aku dikejar oleh polisi, aku berlari memasuki rumahku. Tentu saja, mencari gadis-ku. Kulewati semua lorong-lorong yang menuju ke kamar Yoojin. Di dadaku, terasa jantungku ikut melompat-lompat. Senyum sumringah juga tak lepas dari wajah mulusku yang kalau dihinggapi nyamuk pasti nyamuknya tergelincir.
BRAAK!
Tidak sabar aku membanting pintu kamar Yoojin.
“YOOJIN-AH!! ^^”
“oppa? Sudah pulang?” seorang yeoja membalikkan tubuhnya menghadapku. Sedetik aku bingung dan harus mundur selangkah karena terkejut. Jessica? Sedang apa dia di kamar Yoojin?
“ma-mana.. Yoojin?”
“wah oppa! Kenapa warna rambut kita bisa sama ya? Jangan-jangan.. kita jodoh?” Sica berjalan mendekatiku. Sial. apa maksudnya? Tapi aku sadar apa yang membuatku sempat tidak mengenalnya. Warna rambutnya yang pirang.. kini sewarna denganku. Ada apa dengan gadis ini sebenarnya?!
“aku tanya padamu, dimana Im Yoojin?!!” kali ini aku membentaknya. Tapi Sica terus memandangku dengan pandangan seduktif.
“maaf oppa, tapi aku tidak kenal dengan yang namanya Im Yoojin.” Sica menyentuhkan jemarinya di kemejaku dan menurunkannya hingga ke absku *author: emang chul punya abs?| readers: author gelo. Lagi konsen baca pake komentar. |author: hohohoho*
“kau sinting!! Minggir!!” aku menepis tangan Sica dan berbalik meninggalkannya. Aku sudah tahu Sica suka konslet, tapi yang ini sudah keterlaluan! Aku berlari lagi, kali ini mengelilingi seluruh bagian rumah. Setiap pelayan yang kutemui kutanya, tapi tidak ada yang tahu keberadaan Yoojin. Kemana sih si dada rata! Apa dia lupa kalau dia punya anak dan bahaya kalau pergi-pergi??
Tapi sesaat kemudian, aku merasakan sesuatu. Seperti ada yang memanggil namaku. Aku menoleh ke belakang dan.. mendapati Heejin. Dia tampak sangat terkejut dengan kehadiranku. Seketika alisku naik. Dia, pelakunya. Si pengirim video cacat itu. Aku hampir memarahinya habis-habisan, kalau saja mataku tidak menangkap Jung Soo yang sedang memapah seseorang.. Yoojin?
“minggir!” aku mendorong Heejin dari hadapanku dan ganti membawa Yoojin di kedua tanganku.
“Kenapa dia? KENAPA DIA PINGSAN?!!!”
Baik Heejin, ataupun Jung Soo, tidak ada yang menjawab.
“JAWAB AKU!!!”
“Yoojin menggugurkan kandungannya.” Heejin akhirnya bicara. Tapi setiap kata yang kudengar.. terasa membunuhku perlahan-lahan.
“apa..?” aku bertanya dengan suara yang amat sangat kecil. Anakku.. apa kata Heejin tadi? Gugur..? Anakku?
Aku memandang Yoojin yang tengah terpejam dengan terkejut. Yoojin.. dia baru saja..
“ini gila.”
Dari mataku yang membulat jatuh berbutir-butir air mata.
“ini gila..”

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar