Author: Mingi Kumiko (Miku14)
Cast :
- Choi Baek Hee (OC)
- Kim Jong In
- Oh Sehun
- All member EXO-K
- Moon Yoon Hye
- dll.
Genre : Brothership, friendship, school life, romance, etc.
Note: Chapter ini lumayan panjang, tolong sedia popcorn, kalo perlu indomie instan juga!!! *lo pikir mau buka puasa??*
= Jadi Pembantu di Dorm EXO-K, What?! =
Sepulangnya member EXO-K dari Music Bank..
“Kami pulang..” ucap D.O. tapi tidak ada jawaban.
“Ah, aku lapar. Baekhee sudah menyiapkan makan malam belum ya?” gumam Sehun.
“Rumah terlihat sepi, kok auranya sedikit aneh ya..” pikir Baekhyun.
“Kenapa meja makannya kosong, apa Baekhee lupa memasak?” tanya Kai pada dirinya sendiri.
“Sebaiknya kau cari dia di kamarnya, Sehun. Mungkin terjadi sesuatu dengannya.” pinta Suho pada Sehun.
“Oke, hyung.” kata Sehun.
“Hyung! Baekhee tidak ada di kamarnya!!!!” jerit Sehun panik.
“What?!” kaget semua member sambil saling bertatapan dan segeralah mereka berlari ke tempat sumber suara berasal.
“Kau jangan bercanda!” kata Kai.
“Nggak, aku tidak bercanda. Lihatlah, ia tidak ada. Tasnya juga.” kata Sehun.
“Lalu dia kemana?” tanya Baekhyun bingung.
“Jangan-jangan dia pergi tanpa izin.. alias kabur!!!” pikir Chanyeol.
“Hyuuunggg!!! Liat ini aku menemukan apa!!!” teriak D.O. dan semuanya bergegas ke tempat D.O. berdiri.
“Kau menemukan apa?” tanya Kai.
“Aku menemukan surat, kurasa ini dari Baekhee.” jawab D.O.
“Mana mana, aku lihat!” kata Sehun penasaran.
“Mari kita simak bersama-sama.” ujar Baekhyun.
To : All Member EXO-KHalo.. ini aku Choi Baek Hee, pembantu rumah tangga kalian yang sangat imut dan cantik, hehehe.. aku hanya bercanda. Maafkan aku sebelumnya karena pergi tanpa memberi kabar. Aku pergi karena masa kerjaku sudah habis, hanya 10 hari. Maafkan aku jika selama ini tidak professional dalam bekerja. Apalagi pada Kai, maafkan aku yang selalu salah di matamu, tapi aku sama sekali tak pernah berniat buruk padamu. Sungguh..Untuk Suho oppa, leader yang benar-benar bijaksana. Chanyeol oppa, kau benar-benar happy virus, dengan melihat wajahmu saja aku sudah bisa tertawa. Baekhyun oppa, maaf aku tidak bisa membuat ‘Double Baek’ bersamamu karena aku harus pergi. Sehun oppa, magnae yang benar-benar imut dan manis. Dan terakhir Kyungsoo oppa, walaupun aku tak terlalu akrab denganmu, terima kasih telah bersikap baik padaku selama ini.Terima kasih semuanya, kalian sudah mengisi waktu berhargaku. Kuharap jangan pernah penasaran dengan keberadaanku sekarang, aku jamin aku baik-baik saja. Aku menyayangi kalian semua ๐– Choi Baek Hee –
“Jadi dia benar-benar pergi, tapi kenapa? Hiks.. hiks..” isak Sehun menjadi-jadi.
“Bukannya dia sudah bilang masa kerjanya habis?” kata Kai tak acuh.
“Padahal aku sudah terlanjur menyayangi Baekhee, huuuaaa..” kini Baekhyun yang terisak.
“Tapi ada yang aneh, masa ada waktu kerja cuma 10 hari. Kita kan sama sekali belum memberinya gaji.” kata Suho.
“Benar, memang aneh! Sebenarnya dia itu siapa, sih?!”
“Tapi dia tidak ingin kita mencari tahu apapun yang berhubungan dengan dia!”
“Siapa yang akan menjadi rivalku dalam hal memasak kalau bukan dia?” pikir D.O.
“Dan korban untuk tertawa karena lawakanku pun akan berkurang satu, hiks..” Chanyeol mulai terisak dan mencoba menghapus air matanya.
“Whatever..” Kai langsung menuju kamarnya, namun sejenak ketika ia menuju kamar Baekhee tiba-tiba ia teringat oleh wajah polos dan imut Baekhee.
Kenapa? Apa sekarang aku harus menangis seperti mereka karena ia tak ada di sini lagi? pikir Kai setelah melihat kamar Baekhee yang dulu.
***
Pagi yang cerah, dimana ketika Baekhee bersiap-siap akan berangkat sekolah. Ia sangat rindu dengan fasilitas serba berkecukupan yang ia tinggalkan selama 10 hari karena menjadi pembantu di dorm EXO-K.
Baekhee pun memasuki mobilnya yang di kendarai oleh ayahnya, karena ayahnya sekalian akan berangkat ke kantor. Ia menghidupkan radio yang ada di mobilnya. Tak disengaja saluran radio yang ia pilih sedang memutar lagu milik EXO-K, MAMA. Dengan suara seadanya Baekhee pun mengikuti irama lagu itu.
“Marhaeyo MAMA.. MAMA..” desisnya.
“Tumben sekali anak ayah menyanyikan lagu boygroup, Korea lagi..” tanya ayahnya.
“Emmm, nggak papa juga sih, pangen ganti suasana.” kata Baekhee. Seandainya saja Baekhee menceritakan apa yang ia lakukan selama 10 hari di tinggal ayahnya, pasti ayahnya akan sangat terkejut.
“Sudah sampai, sayang..” kata ayahnya Baekhee saat mobilnya tengah ada di depan gerbang sekolahan putrinya itu
“Oke. Aku turun dulu.” kata Baekhee membuka pintu mobil dan langsung mencium kedua pipi ayahnya itu.
“Belajar yang rajin ya!”
“Pasti!” balas Baekhee dan langsung berlari menuju gerbang sekolah.
“Baekhee!” terdengar panggilan Yoonhye saat ia berjalan menuju kelasnya, Baekhee pun menoleh.
“Hey, ada apa?” tanya Baekhee.
“Kau belum jawab pertanyaanku beberapa hari yang lalu. Kau kemana saja tidak ada kabar, dan apa bualanmu kemarin benar, kau jadi pembantu di dorm EXO-K?” tanya Yoonhye.
“Aku tidak akan memaksamu untuk percaya itu benar atau tidak. Yang jelas aku berusaha jujur.” ujar Baekhee.
“Jadi kau benar-benar jadi pembantu mereka, bagaimana rasanya?” tanya Yoonhye antusias.
“Jadi pembantu selamanya akan tidak enak, siapa yang mau terus-terusan menjalani pekerjaan serepot itu kecuali terpaksa. Walaupun pekerjaan itu tidak buruk,”
“Bagaimana sifat asli mereka?”
“Semuanya baik, kecuali.. Kai!”
“Kai? Ya, dari wajahnya dia memang kelihatan cowok jutek sekali.”
“Bukan hanya jutek tapi omongannya juga pedas, tapi dalam suatu kejadian..” Baekhee pun langsung mengingat dan membayangkan tragedi lantai basah itu.
“Kenapa?” tanya Yoonhye antusias.
“Hmmm, tidak. Tidak jadi.” elak Baekhee.
***
“Rasanya ada yang kosong,” ucap Baekhyun.
“Lagi-lagi memakan masakan cathering.” sahut Sehun.
“Aku rindu kimchinya..” kata D.O.
Aku rindu senyumannya.. batin Kai tanpa satu orang pun yang tahu.
***
Kenapa, kenapa dalam otakku terus terbayang-bayang olehnya, apa tidak ada hal lain yang harus kupikirkan selain Choi Baek Hee? Ada apa denganku sebenarnya? 3 hari tanpa dia rasanya hari-hariku berbeda, tak ada yang bisa kuperhatikan gerak-gerik konyolnya.
Rasa apa yang sebenarnya mengganjal relungku ini. Ya, tak bisa dipungkiri, aku.. menyukai Choi Baek Hee.
Apa? Pernyataanku tadi salah? Apa yang salah dari menyukai seseorang? Kurasa tidak..
Jadi, jangan protes dengan pernyataan barusan!
***
“Annyeong haseyo..” sapa seorang lelaki pada enam lelaki yang sedang duduk santai itu.
“Manager hyung, ada apa?” tanya Suho.
“Aku ada kabar bagus untuk kalian.” ucap manager hyung.
“Apa?” sahut Sehun.
“Ya, kalian akan mulai debut di Jepang 3 bulan mendatang, (comeback aja belom,udah mau debut jepang aja! -_-“)
Jadi.. untuk kalian diharuskan belajar bahasa jepang dengan baik dan benar agar saat rekaman nanti tidak mengalami kesulitan. Kalian juga akan menghadiri beberapa talk show di Jepang, bahkan ada label Jepang yang menawarkan kalian untuk membintangi reality show sebanyak 14 episode. Kalian harus belajar bahasa Jepang dengan keras. Untuk member yang masih bersekolah, yaitu Kai dan Sehun (maaf, walaupunudah lulus tapi mohonanggap masih sekolah ya..) kalian akan pindah sekolah di sekolah budaya Jepang.” jelas manager hyung panjang lebar.
“Hmmm.. seandainya ada Baekhee kita tak perlu repot-repot belajar bahasa Jepang dengan keras, dia pasti bisa mengajari kita.” kata Chanyeol.
“Kau benar..” kata Baekhyun.
.
.
Hari Senin pun tiba, hari di mana Sehun dan Kai akan memasuki sekolah baru mereka, sekolah khusus yang mempelajari budaya Jepang, yang tanpa mereka ketahui tempat Baekhee bersekolah.
Ketika sampai sekolah baru..
Kai dan Sehun pun disambut dengan sorakan histeris oleh para penggila EXO. Kedatangan mereka memang sudah ditunggu sejak rumor debut Jepang mereka beredar luas di internet, sudah pasti jika mereka sekolah di sekolah Jepang tujuannya adalah sekolah ini karena hanya ada satu sekolah yang mempelajari budaya Jepang di Seoul.
“Sudah kuduga akan seperti ini, hyung..” bisik Sehun di sela-sela kericuhan yang disebabkan oleh penggemar-penggemar EXO.
“Maklum, resiko artis ngetop.” balas Kai.
Di sisi lain..
“PONIITEERU.. yurashinagara.. kaze no naka..(1)”
Terdengar senandung Baekhee mengikuti irama lagu yang ia dengarkan lewat iPod-nya
“Baekhee-chan, kau tidak lihat di depan?” tanya Yoonhye dengan tergopoh-gopoh karena habis berlari.
“Ada apa memang?” tanya Baekhee terheran-heran.
“Kau tidak tahu, EXO-K Sehun dan Kai akan sekolah di sini untuk mempersiapkan debut Jepang mereka!” jelas Yoonhye.
“APAAA??!!!” Baekhee seketika membulatkan matanya terkejut.
“Yoonhye, aku pinjem nametag-mu, dong!” kata Baekhee.
“Untuk apa?” tanya Yoonhye.
“Sudah jangan banyak tanya, kau pakai nametag-ku saja, ini!” kata Baekhee sambil melepas paksa nametag yang ada di baju bagian kanan atas Yoonhye dan memberikan nametag-nya.
“Sekarang namaku Moon Yoon Hye.” kata Baekhee.
“Akhirnya aku punya marga Choi juga..” kata Yoonhye.
Tujuan sebenarnya Baekhee untuk bertukar nametag dengan Yoonhye adalah supaya Kai dan Sehun tidak terlalu melacak keberadaan Baekhee yang sebenarnya. Walaupun wajah sama, tapi nama berbeda itu tidak bisa menjadi dasar jika orang yang menjadi pembantu di dorm EXO-K adalah orang yang sama.
Bel masuk berbunyi, Baekhee dan Yoonhye pun segera memasuki kelasnya. Saat masuk kelas tiba-tiba saja seorang guru masuk dengan membawa seorang murid di belakangnya, ya itu murid baru.
“Tenang anak-anak, aku tahu dia artis, tapi dia kemari untuk belajar, bukannya konser..” kata Fujiwara senseimenenangkan murid-murid gadis yang histeris.
“Coba kenalkan dirimu!”
“Oh Sehun desu!” kata Sehun singkat sambil melemparkan senyuman menawan yang dijamin membuat semua yang melihat pingsan. Ia tak pernah tahu apakah bahasa Jepang yang ia katakan itu benar atau salah. Ia ingat L Lawliet(2)yang memperkenalkan dirinya dengan kalimat sesingkat itu. Jadilah ia menirunya. Daripada menggunakan kalimat yang pernah Baekhee gunakan saat memperkenalkan diri. Sangatlah rumit baginya.
“Silahkan duduk!”
Sehun kini berjalan menuju tempat duduk yang kosong, saat berjalan ia terbelalak melihat seorang gadis yang tengah duduk manis dengan pandangan lurus ke depan seolah tak kenal dengan lelaki yang barusan memperkenalkan diri di depan.
“Choi Baek Hee..” panggil Sehun namun gadis yang dipanggil itu tak menoleh. Sehun yang duduk di sebrangnya pun terus saja mencoba memanggilnya, dengan sangat hati-hati Sehun pun mencolek lengan Baekhee.
“Yang sopan ya!” respon Baekhee.
“Kau Baekhee, kan? Kau lupa denganku, aku Oh sehun.. ternyata kau sekolah di sini juga, wah tak kusangka kita akan bertemu lagi dengan cara yang seperti ini.” ujar sehun.
“Choi Baek Hee? Aku ini Moon Yoon Hye, kau tidak lihat nametag-ku, huh?” kata Baekhee berbohong dengan menunjukkan nametag-nya yang ia tukar dengan Yoonhye pada Sehun.
Masa aku salah orang, sih? pikir Sehun.
Istirahat pun kini telah tiba. Sehun terus saja memandangi Yoonhye yang ia yakini adalah Baekhee.
“Choi Baek Hee, kuyakin kau adalah Choi Baek Hee! Jangan bohong padaku dengan merahasiakan identitasmu!” pekik Sehun.
“Moon Yoon Hye desu!” elak Baekhee tegas.
“Wajahmu, cara bicaramu, dan suaramu adalah Choi Baek Hee!” kata Sehun. Karena kelas dalam keadaan sepi jadi tidak ada yang bisa mendengar perdebatan mereka ini.
“Memangnya kenapa jika aku ini benar Choi Baek Hee, adakah yang megganjal di hatimu, memang siapa Choi Baek Hee, aku tak mengenalnya!” kata Baekhee.
“Sehun!” panggil Kai yang tiba-tiba datang. Kai berbeda kelas dengan mereka. Jelas, karena Kai kelas 3, sedangkan Sehun kelas 2.
“Baekhee..” gumam Kai.
“Kau memanggilku Baekhee juga, aigo.. sudah kupertegas aku bukan Baekhee, lihatlah nametag-ku ini, kalian bisa baca tidak, sih? Uza(3)!”
“Oh ya?” tanya Kai dengan nada menggoda. Tiba-tiba saja Kai meraih bahu Baekhee. Didongakkannya kepala Baekhee agar menatap wajah Kai. Kai menatap dalam mata Baekhee, secara tidak langsung ia telah menyuruh Baekhee untuk jujur mengenai dirinya.
“Kau mau jujur atau kucium, huh?!” ancam Kai.
Ampun, ayah.. tatapannya benar-benar maut, kini aku tak bisa berkutik! batin Baekhee.
“Huh! Iya, iya.. aku Choi Baek Hee. Puas kalian?” akhirnya Baekhee pun mengaku.
“Tatapan yang sangat mematikan.” bisik Sehun pada Kai.
“Tentu saja..” balas Kai.
“Kenapa kau tiba-tiba pergi dari dorm, Baekhee?” tanya Sehun.
“Suka-suka, dong!” sahut Baekhee tak acuh.
“Kalau jawab itu yang benar!” sentak Kai.
“Aish. Karena masa kerjaku habis!
“Ah iya juga, aku lupa jika kau telah meninggalkan surat.”
“Baekhee..” panggil Kai lembut.
“Apa?” balas Baekhee ketus. Ia masih kesal dengan tatapan Kai tadi.
“Aku merindukanmu..” ucap Jongin.
“Iya, aku juga. Aku merindukan semua member EXO-K.” kata Baekhee.
“Ya sekarang aku tahu kenapa waktu itu kau memperkenalkan dirimu dengan bahasa Jepang. Tapi bukannya ini sekolah orang kaya, dan kenapa kau malah menyamar sebagai pembantu rumah tangga?” tanya Sehun.
“Memang penting kau mengetahui akan hal itu?” balas Baekhee ketus.
“Maaf.. aku sok tahu.” kata Sehun.
Sepulang Sekolah..
“Kami pulang..” ucap Sehun.
“Akhirnya kalian datang juga, bagaimana sekolah baru kalian?” tanya Suho.
“Sesuatu banget, hyung..” jawab Kai.
“Jelaskan! Jelaskan! Jelaskan!” pinta Baekhyun antusias.
“Kalian tahu kami sesekolah dengan siapa?” kata Kai mencoba membuat semua member penasaran.
“Siapa? Kana Nishino, Tetsuya Fujiwara, atau siapa?” tanya Chanyeol runtun.
“Aish hyung, mereka kan artis untuk apa sekolah di sana?!” Sehun memperingatkan.
“Lalu siapa, sudahlah jangan sok membuat penasaran!” ucap D.O. ketus.
“Ehehe, sengaja, hyung.. kami sesekolah dengan Baekhee, lho..” kata Sehun.
“Baekhee, Choi Baek Hee maksudmu, pembantu kita yang dulu itu?” tanya Suho.
“Tepat!” Sehun membenarkan ucapan Suho dengan mengacungkan jempolnya.
“Apa?! Bukannya itu sekolah mahal, kenapa dia bisa sekolah di sana?” tanya Baekhyun.
“Entah, kalau diliat dari gayanya sih dia cuma pura-pura miskin, hyung.” kata Sehun.
***
Aigo, kenapa aku bisa sesekolah dengan Sehun dan Kai, kalau begini kan aku sudah jelas ketahuan bohongnya. Apalagi tadi Kai, kenapa dia benar-benar memaksaku untuk mengaku bahwa sebenarnya aku ini Choi Baek Hee, apa urusannya dengannya? Parahnya aku juga sekelas dengan Oh Sehun, ini takdir atau nasib, sih?
Membayangkan tatapan Kai tadi siang, ya tuhan.. benar-benar membuatku ingin pingsan dan mimisan. Dia juga bilang merindukanku ah iya, aku tau aku ini memang ngangenin, hehehe..
Dia harus tanggung jawab, pokoknya harus. Gara-gara memikirkan tatapannya aku jadi tidak bisa tidur. Ayah, Ada apa ini, perasaan yang aneh! Tidak tidak tidak! Aku tidak boleh berpikiran aneh-aneh.
Kim Jong In itu jahat.
Menyukainya adalah salah.
Mengingat perbuatannya ketika di dormdulu benar-benar membuatku ingin menangis. Sungguh jika cibiran dan ejekan adalah pisau mungkin aku sudah berdarah. Seleraku tinggi, walaupun dia artis aku tak mungkin memilih lelaki tak beretika.
Watashi wa dou sureba ii no yo(4)..
***
Pikiranku kini tengah kalut oleh kegelisahan. Bagaimana sikap Kai kedepannya kalau sudah tahu aku yang sebenarnya? Apakah ia akan terus mencari tahu seluk beluk diriku yang sebenarnya?
Atau bisa saja ia akan menceritakan diriku pada anggota EXO-K lainnya, kemudian mereka semua tahu. Tahu kebohonganku. Tak mau berteman dan percaya lagi padaku. Aku benci situasi yang seperti ini!
Sepertinya aku harus mengunjungi konselor, Takanashi sensei.
Aku berjalan menuju ruang BK yang Takanashi sensei beri nama ruang konsultasi mentari pagi(5). Aku tak tahu jelas apa maksud Takanashi senseimemberi nama seperti itu. Mungkin karena mentari pagi yang cerah sering menggambarkan perasaan orang yang sedang merasa bahagia.
Aku sampai di depan ruang konsultasi mentari pagi, kubuka pintunya lalu berucap salam pelan, “Ohayou..”
Terlihat sesosok wanita muda dengan kakinya yang jenjang sedang berdiri membelakangi pintu. Kutebak, ia sedang membuat kopi dengan 3 sendok gula. Itu memang kebiasaannya di pagi menjelang siang seperti ini.
“Baek-chan, kau punya masalah? Silahkan duduk!” Takanashi sensei berujar.
“Baiklah,” jawabku mengangguk dan kusegerakan untuk menduduki sofa empuk di ruangan ini.
“Kau mau teh atau kopi?” tanya Takanashi sensei. Ia memang selalu menawarkan teh dan kopi dengan takaran gula seinginnya peminta.
“Eummm, tidak perlu. Aku sedikit buru-buru.” tolakku halus.
“O, oke. Kau punya masalah apa?”
Setelah pertanyaan terakhir Takanashi sensei, aku pun segera menceritakan segala belenggu di hatiku. Tentang menyamarnya aku sebagai pembantu rumah tangga, perlakuan EXO-K terhadapku, sampai perasaanku pada Kai yang tidak jelas kemana arahnya.
“Kau melakukan hal sekonyol itu? Sugoi(6)!” Takanashi sensei tercengang setelah mendengar aku bercerita. Wajahnya terlihat sangat berseri. Mungkin dia bangga punya murid yang pernah jadi pembantu artis, hahaha..
“Jangan tertawakan aku, sensei..” protesku dan seketika mengerutkan wajah.
“Ahaha, maaf, maaf. Aku benar-benar terkesan dengan kisahmu,”
“Memang mengesankan, sih! Jadi, apa yang sebaiknya aku lakukan?”
“Yang aku lihat, masalah terberat adalah perasaanmu pada Kai. Eits,, bukannya Kai adalah murid baru di sini?”
“Ya, itulah masalahnya. Seandainya ia tak pindah, aku tak akan membutuhkan konselor untuk mencari solusi masalah.” ujarku seketika sengit.
“Aiiih, iya, iya.. Jika seseorang bingung menentukan perasaannya, antara suka atau tidak suka, bisa jadi 60% memihak pada keputusan suka. (Jangan percaya,gue ngaco!)”
“WHAT?! Masa aku suka sama Kai, sih, sensei?! Gak mungkin!” semprotku dengan lantangnya.
“Calm down, girl.. Apa yang salah dengan rasa suka?”
“Salah banget, sensei! Bukan rasa sukanya yang salah, tapi orangnya yang salah. Kai itu jahat banget sama saya. Sensei tadi nyimak cerita saya sampai tamat, kan?” aku terus mengelak seperti burung bangau mangoak.
“Iya. Tapi, seburuk-buruknya perlakuan manusia pada seseorang, pasti pernah berbuat baik walaupun cuma sekali. Begitu, bukan?”
Aku hanya bisa diam karena ucapan Takanashi sensei barusan. Benar juga, Kai memang pernah berbuat baik padaku, walaupun tidak secara langsung. Misalnya, dia selalu menghina masakanku yang didominasi dengan sayur. Itu membuatku terus mempelajari resep yang berbahan daging agar terhindar dari omelannya. O iya, dia juga pernah mengajakku bersepeda mengelilingi komplek. Kalau dipikir, dia tidak jahat-jahat banget, sih!
“Kenapa diam? Apa kau sedang mengenang masa indah bersama Kai?” tanya Takanashi sensei membuyarkan lamunanku.
“Ehehe, bagaimana sensei bisa tahu?” heranku.
“Naluri psikolog, kau pikir aku bodoh?”
“Siapa yang berpikir sensei bodoh?”
“Lupakan yang tadi. Jadi, kesimpulannya, seburuk apapun tingkah laku manusia kepada kita, bila kita serap dengan pikiran yang tenang, sebenarnya akan ada manfaat dari setiap sikap buruk orang lain. Kau bisa mempelajari kekurangan dari sikap orang lain terhadapmu.”
“Jadi, apakah orang yang bersikap buruk kepada kita digolongkan orang baik?”
“Tentu tidak, karena menghina orang lain adalah perbuatan jahat(7). Tapi terkadang kau dihina karena kau punya kekurangan(8). Belajarlah dari hinaan yang bermutu.”
“Siap, sensei!” seruku dengan tangan kanan di depan dahi membuat gerakan hormat.
“Sudah mendingan?” tanya Takanashi sensei tersenyum manis.
“Iya. Sensei top banget, deh!”
“Untunglah kau sudah merasa lebih baik.”
“Terima kasih, sensei. Aku kembali ke kelas dulu. Ohayou!” setelah berucap salam, segera lah aku berdiri dan menutup pintu dari luar.
Takanashi sensei benar-benar sakti, nasihatnya tak pernah membuatku kecewa.
“Dare datte shippai wa suru nda.. harukashii koto janai(9)..” senandungku ketika berjalan menuju kelas. Tiba-tiba saja seseorang dengan postur tubuh tinggi besar menghadang jalanku untuk menuju kelas. Kai?
“Hey, bisakah kita bicara sebentar?” tanya Kai padaku.
“Tidak bisa, aku banyak urusan.” tolakku mentah-mentah.
“Please..” ia memohon lalu meraih tanganku.
“Kau tak sadar dengan apa yang kau lakukan sekarang jika mengingat dengan kejadian beberapa hari lalu. Apa kau tak malu, dulu menghinaku seenaknya, sekarang memohon-mohon dan bersifat ma……” ocehku panjang lebar tapi tiba-tiba kuhentikan seperti motor yang direm mendadak. Aku teringat dengan nasehat Takanashi sensei barusan, Kai sudah baik padaku. Harusnya aku tak marah-marah padanya.
Kuhela nafasku sejenak, kemudian memulai perkataan,
“Kai-san.. aku sedang sibuk, lain kali saja ya! Ohayou,” ucapku lembut, menyunggingkan senyum dan kemudian berlalu dari hadapannya.
Seketika semua murid yang ada di sekitar menatapku aneh. Mungkin aku dikira orang yang sok akrab dengan Kai ini.
“Mau kah kapan-kapan main ke dorm?” tanyanya sedikit berteriak.
“Oke!” jawabku tanpa menoleh ke arahnya.
***
“Jika bel pulang berbunyi, jangan pulang ya! Kita akan berdiskusi tentang event‘Addiction Japan’ minggu depan.” ujar ketua kelas Baekhee, Yong Seo-yoon, tapi dia memaksa semua untuk memanggilnya Heroine. Tahu dia siapa? Seorang karakter anime yang selalu dioper ke dunia satu lalu ke dunia lain. Pacarnya gonta-ganti, semuanya tampan, pula!
“Addiction Japan? Event apa itu?” tanya salah satu murid kebingungan.
“Minggu depan adalah ulang tahun sekolah kita, jadi diadakanlah event itu.” terang Heroine.
“Bahas sekarang saja, semua guru sedang rapat. Lagipula, tidak semua murid punya waktu untuk berdiskusi sepulang sekolah nanti.”
“Betul juga. Ya sudah, jadi, event paling utama adalah lomba cosplay dan band. Siapa yang berminat ikut?” tanya Heroine, namun tak ada satu pun yang mengajukan diri untuk ikut.
“Oh my god, benarkah yang aku lihat sekarang, tak ada yang mau ikut? Ayolah, demi kelas kita!” rutuk Heroine, namun reaksi teman sekelasku tetap sama. Tidak ada yang mau ikut memeriahkan event ini. Bahkan, Junkyo yang cosplayer pun tak mau ikut.
“Baiklah, terpaksa aku memilih secara paksa.” cetus Heroine.
“Kiyeon, kau jadi cosplayer ya?” saran Heroine.
“Apa kau bilang? Tidak bisa! Aku sudah mempersiapkan secara matang dance cover-ku bersama anak-anak lain untuk event ini.”
“Oh, dance cover ya? Baguslah, kalau ada yang ikut. Meng-cover dance apa?” tanya Heroine.
“Kagami no Naka Jeanne D’arc(10). Keren, bukan?” jawab Kiyeon.
“Iya, keren banget!”
“Tapi… cosplayer dan band adalah lomba utamanya, setiap kelas harus punya 3 perwakilan cosplayer dan satu band.”
“Kasian sekali kelas ini. Ya sudah, aku akan jadi cosplayer, kebetulan di rumahku ada kostum Eri Sawachika (jujur gue gaktahu dia siapa =_=”) nganggur.” celetuk salah satu siswi bernama Ahn Yo-mi.
“Oh ya? Bagus, bagus… kalau begitu kita kurang dua cosplayer lagi.”
“Ada murid yang tergolong awam di sini, aku tahu dia sudah tenar sebelumnya. Tapi, bukannya dia kemari untuk mempelajari budaya Jepang? Bagaimana kalau Oh Sehun kita jadikan cosplayeragar ia bisa belajar lebih banyak?” saran Nam-ho.
“Aku? Yang benar saja!” sambar Sehun terlihat kaget.
“Ya, kami akan membantumu mencarikan kostum.”
“Baiklah, aku mau ikut, tapi ada syaratnya.” cetusnya.
“Apa syaratnya?” tanya Heroine dan Nam-ho.
“Choi Baek Hee harus jadi cosplayer juga.” kata Sehun lalu tersenyum dengan sebelah bibirnya.
Baekhee yang mendengar hal itu pun langsung terbelalak. “Apa??!! Kenapa harus aku??” sergahnya lantang.
“Ayolah, turuti saja!” pinta Heroine.
“Emmmm, tapi aku tak menjamin, aku juga tidak suka berpakaian yang ribet.” oceh Baekhee.
“Jadilah Kagamine Rin, bagaimana?” saran Rona.
“Iya, itu simple. Sexy pula!”
“Ya.. baiklah, aku akan mencobanya.” Baekhee mengangguk setuju.
“Untuk band, aku tahu Ryusa cs akan perform. Begitu, bukan?” kata Heroine.
“Tentu saja!” seru Ryusa cs bersamaan.
***
Suasana kelas XII-B sangatlah hiruk pikuk. Gelak tawa, candaan, dan cibiran ringan terdengar jelas. Kai, anak kemarin sore terus saja menunduk tanpa berbincang dengan yang lain.
“Minna-san(11), dengarkan aku untuk beberapa menit. Ada pengumuman penting!” teriak si ketua kelas sangat lantang. Seketika Kai yang awalnya menunduk menjadi agak mendongak ke atas untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan ketua kelasnya itu.
“Pengumuman apa?” tanya Shinhye.
“Minggu depan, dalam rangka merayakan ulang tahun sekolah ini, akan diadakan event Addiction Japan. Jadi….”
“Kita harus mempersiapkan diri kita untuk bergaya ala orang Jepang, misalnya cosplay, dance and sing cover, dkk itu.” sahut Kuroi, seorang pemuda Jepang yang sudah 5 tahun tinggal di Kota Seoul karena mengikuti ayahnya bekerja.
“Hey, bagaimana kau bisa tahu?” tanya Seungri heran.
“Itu sudah mainstream. Dari nama event-nya saja sudah ketahuan.” jawab Kuroi.
“Siapa yang mau jadi cosplayer?” tanya si ketua kelas. Tiba-tiba banyak sekali jari telunjuk ke atas.
“Sugoiii.. Btw, apa yang mengacungkan tangan ini sudah punya kostum yang tepat?” tanya Taejoon sambil tercengang.
“Tentu, aku dan Romi sudah punya projectmenjadi Kento dan Shin.” celetuk Wonho.
“Bagus, bagus. Yang lainnya, persiapkan pula baik-baik.” pinta Taejoon.
“Aku jadi peserta sing cover ya?” Nozawa mencalonkan dirinya.
“Oke!” jawab Taejoon simple saja.
“Apa kau tak memikirkan dengan dance cover-nya?” tanya Kuroi pada Taejoon.
“Ahay! Bukankah anak baru itu adalah dance machine di grupnya? Dia saja, sama beberapa anak dari kelas ini.”
“Benar juga. Kai, kau mau tidak?” tawar Taejoon pada Kai langsung.
“Menari apa?” tanya Kai terlihat bingung.
“Kau diskusikan saja dengan Junkyo, Seungho, dan Kyungsan.”
“Baiklah.”
***
Bel pulang berbunyi karena bunyi yang dirambatkan oleh zat gas itu. Segeralah para murid berhamburan keluar dengan tujuan berbeda. Langsung pulang atau pun sekedar nongkrong itu pilihan masing-masing dari mereka.
BRAK!
Suara meja yang dipukul terdengar nyaring. Siapa kah gerangan yang memukulnya? Tentu saja Baekhee, murid X-G yang gejolak amarahnya sedang terbakar.
Setelah melakukan ‘hal brutal’ itu, ditatapnya wajah putih Oh Sehun dengan ekspresi tajam.
“Do.. do shita no?(12)” Sehun gelagapan menanggapi tatapan tajam Baekhee.
“Apa maksudmu menyuruhku jadi cosplayer, huh?” tanya Baekhee geram, jika diibaratkan, ia mirip sekali dengan burung elang yang siap mengoyak daging mangsa yang baru ia dapat.
“Aku.. aku cuma, aku susah menjelaskannya!” rutuk Sehun.
“Kenapa susah? Cepat jelaskan!” Baekhee terus saja mendesak Sehun agar menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.
“Di kelas ini, hanya kau yang aku kenal baik. Di saat Nam-ho menyuruhku jadi cosplayer, aku langsung kaget. Aku kan murid baru, dia benar, aku masih awam. Aku tidak berani melawan, bukan rahasia umum, artis sering sekali di-bully di sekolahnya, aku tidak mau seperti Taemin hyung. Jadi aku berusaha menuruti mereka tanpa protes sekali pun.
“Belum lagi aku adalah personel boygroupdengan aliran musik K-Pop. Di sini, aku tahu tidak banyak yang tertarik dengan K-Pop. Kalau pun tertarik, itu pasti hanya karena kami tampan.
“Aku sama sekali tidak mengerti tentang anime, manga, dan apapun untuk dijadikan cosplay. Aku berpikir hanya kau yang bisa membantuku. Jadi, maaf kalau kau jadi repot. Aku menyesal.” papar Sehun panjang lebar dengan nada lesu.
“Sehun…… baiklah, aku memaafkanmu. Tapi lain kali, jika melakukan sesuatu yang melibatkan diriku, izin dulu, oke? Tidak semua orang yang butuh bantuanmu bisa langsung menolong sesuai kehendakmu.”
“Iya, maaf ya. Jadi….. kira-kira, aku cocok men-cosplay siapa?”
“Sebentar, kalau tidak salah, teman-temanku menyarankan menjadi Kagamine Rin. Jadi, hmmmm…. Bagaimana kalau kau jadi Kagamine Len? Kita akan jadi cosplayer kembar!”
“Kagamine Len?” Sehun mendadak aneh dengan nama tersebut.
“Kau nggak tahu? Hmmmm… browsingsaja dulu. Kalau kau cocok, baru kabari aku, nanti kita akan cari kostumnya.”
“Siap, boss!” Sehun memperagakan gerakan hormat.
“Ya sudah, aku pulang dulu.” Ucap Baekhee dan segera keluar dari kelas.
Sehun pun ditinggal sendirian. Entahlah apa yang ia pikirkan hingga membuatnya betah sendirian.
Misi pertama hampir berhasil, kekeke.. bisiknya sambil terkekeh kecil.
Glosarium:
(1) AKB48 – Ponytail to Chou-chou *sudah ada versi Indonesianya dari JKT48 (di iklan biore xD)*
(2) L Lawliet: Karakter detective muda yang sangat pandai di manga Jepang ‘Death Note’ walaupun penampilan dan cara duduknya –menurut gue- persis orang idiot.
(3) Uza: menyebalkan
(4) Watashi wa dou sureba ii no yo: apa yang sebaiknya aku lakukan?
(5) Ruang konsultasi mentari pagi adalah nama ruang BK dalam anime Black★Rock Shooter. Nama konselornya Saya-chan sensei.
(6) Sugoi: Luar biasa, sodaraan sama daebak.
(7) Potongan dari sabda Rasulullah SAW.
(8) Katanya Chandra, temen sekelas gue di 8F xD
(9) Raiko – Alive *denger aja lagunya, easy listening banget*
(10) Salah satu lagu yang ada di Setlist theater AKB48 berjudul Pajama Drive
(11) Minna-san: semuanya, sodaraan sama chingudeul mungkin(?)
(12) Ada apa?
Heeeeuuuhh, selese juga ini chapter.. Makin ke sini makin nglantur sumpah. Siapa yang kemaren request Vocaloid? Tunggu chapter selanjutnya yah!!!
Maaf atas segala kekurangan, typo, alur maksa, dsb..
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!!! >???<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar