Sebelumnya Jaehan mohon jangan ada yang plagiat/copas ff Jaehan
Juga, please jangan ngambil gambar2 poster ff Jaehan terus nama
Jaehan dipotong dan dihilangkan, karena buat poster juga butuh usaha
Gomen ne, kalau Jaehan sampai tahu ada yang gitu, Jaehan bakal langsung remove/block orang tersebut
My Poison
Author: Me a.k.a Jaehan Kim Yunjae – @yunjaehan
Pairing: Yunjae
Length: Oneshot
Rating: T
Genre: Romance / Fluff
Cast:
Kim Jaejoong
Jung Yunho
DISCLAIMER:
I don’t own Yunjae. They own each other but I hope I can own them, at least in my dream. The plot, story and poster are mine.
WARNING!!!
This is YAOI fanfic means boy x boy story, so if you can’t take it
just leaves already. I don’t wanna hear bad comments and I don’t care
with your comments.
a/n:
Happy Reading ^^
Suasana menjadi gaduh, hal yang tidak pernah terduga menjadi mimpi
buruk bagi sebuah ketenaran besar yang telah berhasil diraih. Yunho
tidak pernah menyangka jika kehendaknya untuk menerima pemberian
penggemar yang dengan senang hati memberikan minuman padanya justru
berakhir petaka bagi dirinya.
Tubuh lemahnya dibawa dengan tandu menuju rumah sakit terdekat untuk
mendapatakan pengobatan pertama yang mungkin dapat masih menyelamatkan
dirinya. Siapa sangka ternyata seorang pria hebat yang sangat baik itu
memiliki orang yang membenci dirinya bahkan berusaha untuk melukainya.
“Kenapa seperti ini? Kenapa jadi seperti ini?” geram Jaejoong melihat tubuh Yunho yang telah berada di ruang gawat darurat
“Hyung tenanglah, dokter sudah menanganinya. Kita hanya bisa berharap
sekarang” ansur Yoochun mencoba menenangkan pria cantik yang
disayanginya itu. Yoochun tahu semua perhatian yang Jaejoong berikan
pada pemimpin mereka itu memiliki arti dalam yang tidak ada seorangpun
yang mengetahuinya
“Bagaimana mungkin aku bisa tenang Yoochun! Apa yang dipikirkan anak
itu? Apa yang membuatnya begitu membenci Yunho!” kesal Jaejoong dengan
suara keras yang cukup membuat Junsu yang hanya diam sedikit terhenyak,
Jaejoong menyandarkan tubuhnya di dinding rumah sakit disisi pintu kamar
Yunho
“Hyung… Ku mohon tenanglah, dokter pasti akan melakukan yang terbaik”
pinta Junsu dengan suara bergetar, sedangkan Changmin hanya terdiam
melihat pertengkaran ketiga hyung-nya itu
“Kita hanya bisa menungu dan berdoa. Jaejoong kau harus tenang” sang manager mencoba memberikan solusi
“Ku mohon bertahanlah Yun…” lirihnya menjatuhkan tubuhnya yang terasa
semakin berat dan terduduk lemah dil lantai putih itu, air mata yang
coba ia tahan mulai membasahi kedua pipinya
Jika harus menunggu sampai betahun-tahun dengan hasil yang akan
didapatkan adalah sebuah kepastian, tentu Jaejoong akan melakukannya
dengan senang hati. Namun jika harus menunggu tanpa kepastian akan hasil
yang didapatkan, bahkan untuk satu detik pun ia tidak akan pernah
sanggup melakukannya.
Entah sudah berapa lama Jaejoong terduduk dilantai dingin berwaran
putih itu menanti hasil yang akan dikatakan siapa pun pria berjas putih
didalam sana, hanya keheningan dan tangisan yang menemani penatiannya.
Bagaimana Yunho? Bagaimana keadaannya? Apa yang akan terjadi
selanjutnya?
Lamunannya terlepas dengan suara derit pintu besi disisinya yang
mulai terbuka. Wajahnya menegang dan ia segera menegakkan tubuhnya
seolah menantang pria yang baru keluar dari ruangan itu dengan
tatapannya
“Bagaiamana keadaanya, Dokter?” Jaejoong tidak dapat mengatakan
apapun, ia hanya mendengar manager mereka yang bertanya pada pria berjas
itu
“Masa kritis-nya sudah berhasil dilewati, kita hanya menunggu sampai
Tn. Jung Yunho sadar. Saat ini biarkan ia beristirahat, sebaiknya Anda
semua juga beristirahat” saran dokter itu
“Baiklah, terima kasih atas bantuannya” balas sang manager dan pria berjas putih itu pun pergi meninggalkan kelimanya
“Sebaiknya sekarang kalian kembali ke apartemen, Yunho akan baik-baik saja” ajak sang manager
“Hyung…” panggil Jaejoong pelan
“Jaejoong” sahut sang manager tahu apa yang Jaejoong inginkan
“Ku mohon Hyung, biarakan aku menjaga Yunho disini. Aku akan baik-baik saja” pinta Jaejoong lemah
“Tapi-“
“Hyung, lebih baik Jaejoong-hyung menjaga Yunho-hyung disini. Mungkin
saja Yunho-hyung tersadar dan dia pasti butuh seseorang disisinya”
Yoochun mencoba memberikan alasan
“Baiklah… Kau akan tinggal disini, dan kalian bertiga tetap harus
kembali ke apartmen untuk beristirahat, besok kita harus memberikan
penjelasan pada semua orang” jelas manager
“Baik Hyung…” angguk ketiganya
“Dan kau Jaejoong, kau juga harus beristirahat. Aku sudah tidak bisa melihat bentuk matamu” lanjutnya tegas
“Baik Hyung” balas Jaejoong sedikit tersenyum
“Baiklah kami pergi, Hyung” ucap Yoochun, dan ketiganya mendekati Jaejoong untuk memeluk pria yang lebih tua itu
“Jaga dirimu, Hyung” ucap Junsu
“Titip salamku untuk Yunho-hyung” sahut Changmin
Setelah kepergian empat pria itu, Jaejoong membuka perlahan pintu
besi yang membatasi dirinya dengan tubuh terbaring Yunho didalam sana
seolah takut suara derit itu akan menyadarkan pria tampan itu dari
lelapnya. Jaejoong melangkah perlahan menuju ranjang putih yang ditiduri
pria yang dikaguminya itu.
Wajah tampannya tidak berubah sama sekali, walaupun ada beberapa
bekas luka dan ikatan perban yang menutupinya namun ketampanan seorang
Jung Yunho tidak akan pernah sirna dalam penglihatannya. Jaejoong
menyentuh wajah tampan itu perlahan, mengusap dan merasakan
kehangatannya, wajah terlelap Yunho adalah keindahan yang luar biasa
baginya
“Yunho-ah…” panggil Jaejoong lemah
“Kenapa harus kau? Kenapa harus kita? Apa yang telah kau lakukan
sampai ada yang melakukan ini padamu?” lirih Jaejoong mengusap perlahan
wajah tampan itu
“Aku tahu bebanmu sangat berat? Kenapa kau tidak pernah membaginya
denganku? Aku tidak bisa jika terus seperti ini?” air mata yang ia rasa
sudah mengering di kedua mata besarnya ternyata kembali mengalir
membasahi pipi cantiknya
“Yunho-ah…” Jaejoong mendudukan dirinya di kursi disisi ranjang Yunho, menggenggam lengan hangat pria tampan itu
Jaejoong terus menatap wajah pria itu, berpikir apa yang telah
terjadi selama ini, selama hampir sekitar tiga tahun keberadaan mereka
memberikan hiburan pada seluruh masyarakat yang menikmati lagu-lagu
mereka. Segala kebahagiaan, kesedihan, harapan, cinta dan penderitaan.
Semua telah dihadapi dengan kekuatan dan kepercayaan
Semua telah berhasil dilewati, namun tetap memberikan bekas. Dan
kali, hari ini adalah yang terberat yang pernah mereka hadapi. Jaejoong
tidak pernah mengira akan ada seseorang yang begitu membeci mereka
bahkan berusaha untuk melakukan kejahatan yang bahkan tidak terpikirkan
dan melipahkan semua itu pada Yunho, karena dirinya adalah pemimpin bagi
keempatnya.
Ia tersadar dengan cahaya terang yang memasuki penglihatannya, tanpa
disadari pikirannya telah membawanya kebawah sadarnya dan membiarkan
dirinya terlelap dalam genggaman tangannya dengan pria tampan yang masih
saja tidur dihadapannya. Mentari telah menunjukkan kekuatannya, hari
baru telah hadir disisinya
“Yunho… Aku mohon bangunlah, kau tidak pernah tidur selama ini. Kau
selalu bangun pertama kali di pagi hari, bahkan ketika matahari saja
belum muncul… Tapi kenapa sekarang kau terus tertidur?”
“Yunho-ah…” lirih Jaejoong
Jaejoong terus menatap pria berwajah kecil itu, berharap ada sedikit
gerakan yang mungkin ditunjukkan pria yang terlelap itu. Gerakan wajah
yang biasa dilakukannya di pagi hari atau cara tidur yang unik yang
tidak satu orang pun yang mengetahuinya. Jaejoong tersenyum memikirkan
semua itu, senyum yang tidak muncul selama hampir 12 jam ia berada di
rumah sakit itu.
Lamuannya terhenti saat ia merasa sedikit pergerakan yang diberikan
lengan hangat dalam genggamannya. Jaejoong menundukkan wajahnya menatap
jari-jari indah itu bergerak perlahan menunjukkan kehidupan.
“Yunho!” girang Jaejoong
“Nggh…” sahut Yunho lemah mencoba membuka perlahan kedua matanya yang terasa sangat berat
“Yunho-ah” Jaejoong memeluk erat tubuh lemah dihadapannya itu
“Jae- Jaejoong-ah berat…” lirih Yunho
“Ah- maaf, aku terlalu senang” balas Jaejoong
“Di- mana…?” Tanya Yunho lemah
“Rumah sakit, dokter bilang kau harus banyak istirahat” jelas Jaejoong
Yunho menggerakan lengan kanannya mencoba menyentuh keganjilan yang
dirasakannya dibagian leher dan bawah wajahnya, namun ia tidak mampu
menggerakan lengannya itu. Jaejoong yang merasakan gerakan tangan Yunho
dalam genggamannya semakin menggenggam erat lengan itu
“Jae…” bingung Yunho mereasakan genggaman Jaejoong yang semakin erat
“Lukamu belum sembuh Yun, dokter harus melakukan operasi agar lem
yang ada ditenggorokanmu bisa dikeluarkan” jelas Jaejoong membawa lengan
Yunho yang bebas untuk menyentuh luka yang terbungkus itu dibagian
lehernya
“Yang lain…?” Tanya Yunho mencoba mencari keberadaan anggotanya
“Di apartemen, pagi ini manager akan membawa Yoochun, Junsu dan
Changmin untuk memberikan penjelasan tentang masalah ini dan nanti siang
mereka akan datang”
“Mhmm…” angguk Yunho pelan
Keheningan menyelimuti keduanya. Yunho mencoba mengulang apa yang
terjadi pada dirinya hari sebelumnya, apa kesalahannya dan apa alasan
dibalik semua. Jaejoong menatap pria tampan yang tidak pernah
menunjukkan kelemahannya itu pada siapapun, bahkan dirinya yang telah
menjadi sahabatnya setelah hampir empat tahun harus memaksannya dengan
keras agar ia mau memberikan sedikit isi pikiran dan perasaannya.
“Jae…” panggilan lemah Yunho membuyarkan keheningan itu
“Mhmm… Apa ada yang sakit?” Jaejoong mendudukan dirinya kembali
disisi ranjang Yunho saat mendengar panggilan Yunho yang cukup teratur
“Bagaimana dengan anak itu? Apa dia baik-baik saja?”
“Yunho…” bahkan disaat seperti ini pun tetap saja pria tampan itu
selalu memikirkan orang lain dulu dan melupakan dirinya sendiri
“Apa maksudmu dengan ‘Bagaimana dengan anak itu?’” geram Jaejoong
“Tentu saja, dia-“
“Demi Tuhan Yunho, lihat dirimu! Apa kau tidak sadar dengan posisimu
sekarang?!” tambah Jaejoong kesal melihat pria yang terlalu bijak itu
yang justru buruk untuk dirinya
“Ada apa denganku, Jae? Aku tidak apa-apa? Bukankah aku masih hidup?”
tawa Yunho yang justru menjadikan pria cantik disisinya semakin kesal
“Jika kau memang ingin menjadi orang bodoh selamanya, aku tidak
peduli! Jika kau tidak memperdulikan dirimu sendiri, aku juga tidak
peduli! Tapi setidaknya kau harus memikirkan aku, perasaan Yoochun,
Junsu dan Changmin. Apa kau tidak menganggap kami ada?!” jerit Jaejoong
kekesalan memuncak didirinya, air mata itu kembali mengalir dengan
alasan yang campur aduk kali ini
“Jae…” kaget Yunho mendengar Jaejoong yang memarahinya, sudah lama pria cantik itu tidak melakukannya
“Apa kau merasa hebat dan menganggap semuanya bisa kau selesaikan
sendiri?! Lalu untuk apa aku ada? Untuk apa Yoochun, Junsu dan Changmina
ada? Kita berlima, untuk apa semua itu, Yunho?!” bentak Jaejoong
menatap tajam pria tampan itu
“Apa kau ingin melupakan kami? Sejak Dong Bang Shin Ki terbentuk,
kita sudah berlima dan akan selalu berlima. Apakah salah jika kau
berbagi dengan kami? Apa salah jika aku ingin kau membuka dirimu padaku,
Yun?” lanjut Jaejoong penuh harap dengan suara lemah kali ini
“Jaejoong, boleh aku pinjam pundakmu?” ucap Yunho tanpa menjawab semua kekesalan Jaejoong menatap lembut pria cantik itu
Jaejoong terdiam dan bergerak perlahan mendekati tubuh lemah itu,
mendekap erat tubuh tegap yang selalu menjadi sandaran bagi semua orang
yang membutuhkannya, sandaran yang kini mulai lemah dan butuh penopang
“Maafkan aku Jae. Kalian adalah keluargaku, aku tidak ingin
keluargaku bersedih dan merasa sulit dengan masalah yang mungkin masih
bisa aku selesaikan sendiri” jelas Yunho
“Jika kami adalah keluargamu, kau harusnya menjadikan kami penopang.
Bukankah keluaraga berarti berbagi dan melengkapi? Jika kau melupakan
itu, itu berarti kau memberikan kesulitan pada keluargamu?” balas
Jaejoong lembut
“Tapi…”
“Yunho… Lihatlah pada orang-orang yang selalu berada dibelakangmu,
yang akan selalu mendukungmu. Lihatlah pada orang-orang yang selalu
berada disismu, yang akan selalu menopangmu…” ucap Jaejoong
“Dan…” lanjutnya melepaskan dekapan Yunho ditubuhnya dan menatap pria tampan itu lembut
“Lihatlah orang yang selalu berada dihadapanmu, yang akan selalu mencintaimu…” tambah Jaejoong tersenyum lembut
“Jae…” kaget Yunho mendengar penuturan Jaejoong
“Aku mencintaimu, Yunho…”
“Aku tahu ini salah, tapi… Yunho, aku- aku… Perasaan ini tidak bisa
hilang, aku sudah mencobanya, tapi…” Jaejoong berbalik dan menundukkan
wajahnya mencoba untuk tidak menatap pria tampan dihadapannya
“Jae…” panggil Yunho mencoba membawa wajah Jaejoong menatapnya
“Jae, angkat wajahmu, aku tidak bisa mengangkatknya, lenganku sangat lemas” lanjut Yunho
Jaejoong mengangkat perlahan wajahnya, kedua mata besarnya telah
memerah dan mulai berair. Ia takut, Jaejoong sadar perasaan yang mulai
tumbuh bahkan sejak ia mengenal Yunho lima tahun yang lalu itu tidak
boleh ada dihatinya, namun dirinya tidak bisa menolak, perhatian Yunho
padanya menjadikan perasaan itu semakin bersemi.
Jaejoong menutup kedua matanya menolak untuk menatap tatapan tajam
dihadapannya. Tanpa disadarinya setetes bulir air menuruni pipinya, ia
terlalu bodoh, kenapa bibirnya begitu cepat mengatakan semuanya hingga
ia lupa dengan siapa dirinya.
“Jae, kau serius dengan ucapanmu?” Tanya Yunho lembut mencoba melihat mata besar itu
“Yunho…”
“Kau tidak berbohong?” Tanya Yunho lagi
“Maafkan aku Yunho, lupakan-“ Jaejoong mecoba mengalihkan pembicaraan keduanya
“Aku ingin kau menjawab pertanyaanku, Jae” paksa Yunho
“Aku-“ Jaejoong masih mencoba namun melihat keseriusan di kedua mata kecil itu ia kembali tertunduk
“Iya…” jawabnya pelan akhirnya tidak ingin melihat pria dihadapannya
“Kau mencintaiku?” tambah Yunho
“Ya, Aku mencintaimu Yunho-ah” yakin Jaejoong
“Aku juga mencintaimu Kim Jaejoong” balas Yunho tersenyum lembut
Jaejoong hanya terdiam, ia mendengar semuanya, Yunho mengatakan apa
yang selama ini selalu ingin didengarnya. Namun ia tidak percaya dengan
pendengarannya sendiri, ini terlalu indah hingga Jaejoong tidak siap
menerima jika semua hanyalah khayalannya saja seperti yang selama ini
terjadi padanya.
“Yunho?”
“Kau tidak salah mendengarnya, Jae. Aku mencintaimu” jawab Yunho seolah tahu apa yang diragukan pria cantik itu
“Tidak mungkin, aku hanya bermimpi, ini tidak nyata” ragu Jaejoong menggelengkan kepalanya mencoba menenangkan isi kepalanya
“Jae…” Yunho mencoba meraih kepala Jaejoong dan membuatnya berhenti bergerak
Dengan sekuat tenaga Yunho berhasil meraih wajah pria cantik itu dan
memaksanya menatap dirinya. Perlahan Yunho mendekatkan wajah keduanya,
melihat wajah cantik itu yang memandangnya tidak percaya, ia mengecup
lembut bibir manis yang tanpa disadarinya selalu menganggu tidurnya
dengan hasrat yang besar untuk merasakannya. Yunho tidak menyangka jika
bibir itu lebih manis dari yang dibayakannya selama ini.
“Apa itu cukup untuk meyakinkanmu?” seringainya melihat mata besar Jaejoong yang semakin besar
“Aku mencitaimu, kau harus mengingat itu” tambah Yunho
Jaejoong mengedipkan kedua matanya beberapa kali masih menatap Yunho
tidak percaya, seringai itu menyadarkan dirinya dan ia membalas dengan
seringai yang sama
“Tidak, aku masih belum percaya. Bagaimana jika kau melakukannya lagi agar aku percaya?” tantang Jaejoong dengan seringai itu
“Kau menantangku?” balas Yunho
“Mhmm… Mungkin” jawab Jaejoong
“Kau akan menyesal Kim Jaejoong” ucap Yunho menyentuh wajah manis itu
“Kita kan melihatnya” sahut Jaejoong
Jaejoong melingkarkan kedua lengannya dileher Yunho berusaha untuk
tidak menyentuh luka dileher pria tampan itu, membawa wajah kecil itu
mendekati wajahnya yang dengan senang hati Yunho mendekati wajah pria
cantik itu. Perlahan Jaejoong menyetuh bibir berbentuk hati yang sangat
ingin dirsakannya, bibir yang selau hadir dalam khayalnya, dalam
mimpinya dan dalam angannya, bibir seorang Jung Yunho yang selalu
menggodanya.
Yunho menggerakkan wajahnya kesisi kanan dirinya untuk memberikan
sensasi yang berbeda dalam kecupan itu, memasukan lidahnya merasakan
setiap sisi rongga mulut Jaejoong hingga ia rasakan udara telah habis
dalam relung hatinya dan melepaskan kecupan itu perlahan.
“Kau percaya sekarang?” Tanya Yunho tetap dengan seringainya
“Aku mencintaimu Yunho” sahut Jaejoong memeluk erat tubuh tegap itu
“Aku juga mencitaimu, Jae” balas Yunho menerima pelukan itu dan membalasnya dengan dekapan erat
“Sekali lagi…” lanjut Jaejoong yang dibalas dengan senyuman jahil diwajah Yunho
The End
ff untuk anniversary DB5K, sebenernya mau di post kemaren pas tanggal 26… tapi ga bisa T.T
Jaehan ingin mengajak kembali mengenang bagaimana kelima dewa itu
beusaha keras demi Dong Bang Shin Ki sampe akhirnya Yunho harus menerima
sebuah kebencian yang diberikan oleh AF.
Mereka yang kuat pasti akan tetap kuat sampai kapan pun, begitupun dengan kita Cassiopeia tetap percaya dan yakin. Always Keep the Faith, Cassie ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar