Title : Inside of Me
Author: Keyz Wima
Main Cast:
- Ñ Kim Keybum / Kim Keybum / Key (SHINee)
- Ï Kim Jonghyun (SHINee)
- Ð Jung Krystal (f(x))
Support Cast:
- Ñ Onew / Lee Jinki (SHINee)
- Ñ Lee Taemin (SHINee)
- Ñ Choi Minho (SHINee)
- Ï Cho Kyuhyun (SJ)
- Ï Kim Kibum (SJ)
- Ï Henry (SJ)
- Ï Amber (f(x))
Length : Oneshot
Genre : Family, Brothership, Romance
Rating: PG-13
A/N : Ini FFku yang pertama. Mian kalo aneh. Don’t forget to comment after read.
PRESTORY
Gerimis yang turun perlahan berubah
menjadi hujan deras, dan dalam sekejap membasahi tubuh seorang namja.
Namja yang sudah berjam – jam duduk bersimpuh di depan makam. Air mata
membasahi pipinya. Ia ingin menumpahkan segala kesedihan dan
kepedihannya di tempat tak seorang pun melihatnya selain orang yang
paling ia sayanginya. Orang yang sudah bertahun – tahun meninggalkannya.
Hatinya terasa remuk hingga ia tak lagi peduli dengan tubuhnya. Tubuh
kedinginan yang hanya dibalut kaos hitam dan celana jeans.
Ia masih tak berkutik. Meski langit
semakin gelap, meski hujan tak menampakkan akan berhenti membasahi tubuh
kurusnya. Tubuhnya tetap tak ingin bergerak sebelum beban batinnya
hilang, walaupun ia tau kesadarannya bisa hilang sewaktu – waktu,
meskipun ia tau luka hatinya tetap akan menganga.
SEOUL, SOUTH KOREA
Keybum tiba – tiba menyadari dirinya
sangat lapar ketika ia gagal menfokuskan otaknya pada lembar – lembar
soal di atas mejanya. Ia ingat perutnya belum terisi makanan sejak
kemarin siang. Ia kembali menatap lembar jawabannya. Belum ada coretan
sedikit pun.
Keybum mengedarkan pandangannya ke
seluruh kelas. Semua murid menundukkan kepala mengamati soal yang ada di
setiap meja masing – masing. Hanya dirinya saja yang tidak bisa
mengerjakan soal itu. Bagaimana ia bisa konsentrasi dengan soal – soal
yang sebenarnya sangat mudah saat perutnya meronta – ronta ingin diisi.
Bunyi kursi digeser memecah keheningan di
kelas. Keybum tidak mengacuhkan tatapan bertanya dari mata bulat teman
sebangkunya, Minho. Ia melangkahkan kakinya lebar – lebar, ingin cepat
meninggalkan ruangan penuh keheningan itu.
“Sudah selesai Keybum?” tanya Soensangnim dengan suaranya yang berwibawa.
Keybum menghentikan langkahnya persis di
ambang pintu. “Ani, kalau boleh, aku ikut ujian susulan. Soal itu
terlalu rumit.” Ia melanjutkan langkahnya dan sosoknya menghilang ketika
pintu ditutup.
Soensangnim menggeleng – gelengkan
kepala. Tidak biasanya Keybum meninggalkan jam pelajarannya, terlebih
lagi saat ujian pergantian bab seperti ini. Soensangnim tahu soal – soal
yang ia buat sebenarnya sangat mudah untuk Keybum.
Flashback
“Nah anak anak, ini murid baru kita. Dia
pindahan dari Australia. Namanya Kim Keybum,” ucap Leeteuk Soensangnim
sambil menepuk pelan punggung namja di sampingnya yang bernama Keybum.
Namja dengan mata kemerah – merahan bengkak. Seperti habis menangis
seharian penuh.
Keybum melirik Leeteuk Soensangnim. Ia
tidak tau apa yan harus diucapkannya. Meskipun ia bisa berbicara Bahasa
Korea, logat kebarat – baratannya melekat di lidahnya. Ia sendiri merasa
aneh ketika mendengar ucapannya dengan bahasa ibu.
Leeteuk Soensangnim paham kenapa Keybum diam saja, “Nah kau bisa duduk di samping Choi Minho, Keybum.”
Keybum menganggukkan kepala hormat pada
Soensangnim yang menjadi walikelasnya. Ia mendudukkan diri di bangku
paling belakang pojok. Namja yang bernama Minho itu menelungkupkan
kepala di meja.
Seorang yoeja dengan potongan rambut mirip seperti namja membalikkan badan.
Ia mengulurkan tangannya, “Amber. Kau bisa bahasa Korea?”
Keybum membalas uluran tangan Amber dan
mengangguk sekilas. Amber tersenyum dan memgembalikan posisi duduknya
menghadap ke depan.
Flashback End
Leeteuk Soensangnim sempat melihat samar –
samar wajah pucat Keybum di balik tudung hoodie yang menutupi wajahnya,
dan tangan kirinya dibalut perban.
Kenapa dia? Pikiran itu terlintas di
benaknya. Ia sempat ingin menanyakannya tadi, tapi ia mengurungkannya
karna tau Keybum tidak akan menjawab pertanyaan itu. Keybum memiliki
pribadi yang lain.
Ia tidak pernah melihat senyum di wajah
Keybum dan murid namja-nya itu sangat pendiam. Sifat pendiam Keybum
melebihi siswa paling pendiam yang pernah ia temui, Choi Minho. Keybum
hanya akan membuka mulut untuk berbicara saat ditanya. Jawabannya pun
singkat bahkan terkadang hanya dijawab dengan anggukan atau gelengan
kepala.
Di lain tempat, Keybum memperhatikan
pantulan dirinya di kaca toilet sekolah. Terlihat memar merah
mendominasi wajahnya. Sudut bibirnya yang sobek masih terlihat. Ia
membasuh wajahnya perlahan dan keluar dari toilet. Ia tidak menutupi
lagi wajahnya dengan tudung kepala hoodie yang ia pakai.
Setelah memesan dua potong sandwich dan
sekaleng soft drink, ia memilih tempat duduk dekat jendela. Ia
memperhatikan siswa namja JHS bermain basket. Salah satu diantaranya
adalah Taemin. Namdongsaengnya dengan wajah baby face. Keybum
memperhatikan Taemin yang terlihat paling handal bermain, sambil
mengunyah sandwich.
===#===
“Taemin!” suara Keybum lantang.
Namja yang memiliki nama Taemin menoleh, mencari – cari sumber suara. “Hyung!”
Ia melangkahkan kaki kecilnya lebar –
lebar. Di belakangnya seorang yoeja mengikutinya. Mereka menyeruak
kerumunan – kerumunan siswa JHS dan SHS yang baru keluar dari gedung –
gedung, ke tempat Keybum berdiri.
Taemin mengembuskan nafas panjang setelah ia berdiri di depan Keybum.
“Sudah makan?” tanya Keybum dengan wajah
dan nada suara datar. Taemin menggeleng. Keybum melanjutkan, “Onew hyung
brangkat ke Incheon tadi pagi, katanya ia pergi selama seminggu jadi
kita makan di luar aja.”
“Ajak Krystal ya,” Taemin memasang puppy
eyes-nya. Tangan kirinya merangkul bahu yoeja dengan seragam JHS yang
tadi mengekor padanya.
Keybum mengendikkan bahu, “Up to you. Kau bawa teman sesekolah juga nggak papa asal kau yang bayar.”
Taemin mengerucutkan bibirnya, “Ya! Hyung kau kan yang ngajak makan, kenapa aku yang bayar?”
“Tapi yang ngajak chingu-mu makan kan kamu,” Keybum menjawabnya tanpa ekspresi.
“Ne ne, aku yang bayar,” lanjut Keybum melihat namdongsaengnya cemberut.
Namja dengan rambut beruang berantakan itu terkekeh. Ia sudah tahu hyung-nya yang satu itu pasti mengalah.
“Ayo Minho!” ajak Keybum setelah membuka pintu kemudi mobil.
“Aku?… ne,” ucap Minho berjalan ke arah pintu penumpang sebelah kemudi.
“Makan apa?” tanya Keybum tanpa mengalihkan konsentrasinya dari jalanan yang mulai padat di sore hari.
“Kimchi?” cetus Taemin yang disambut
anggukan Krystal dan Minho. Keybum membelah jalanan lebih cepat dan
sedikit zig-zag sebelum jalan raya di Seoul yang akan ia lewati sangat
padat. Terlebih lagi dengan mobil berbody besar yang akan sulit melaju,
ketika jalanan sudah padat.
Minho yang penggila kecepatan sudah biasa
melihat cara menyetir Keybum. Taemin juga sudah sering. Hanya Krystal
yang mengalihkan perhatiannya dari jalanan ke telapak tangannya. Ia
jarang naik mobil berbadan besar dan sedikit zig – zag seperti saat ini.
Krystal menarik nafas lega ketika Key memarkirkan mobilnya ke restoran mewah.
“Makan kimchi di sini?” tanya Krystal dengan alis terangkat.
Taemin mengangguk, “Di restoran ini, kimchi-nya paling enak.” Ia mengacungkan dua ibu jarinya
===#===
“Key Oppa?” ujar suara yoeja lirih.
Keybum yang memiliki nama panggilan Key
menoleh dan mendapati seorang yoeja dengan seragam Junior High School
berdiri dekat bangku taman yang Key duduki.
“Apa oppa kenal denganku?” tanya yoeja itu.
Key mengeryit, “Tentu saja. Kau kan chingu-nya Taemin.”
“Aku Krystal, apa kau tidak ingat aku?
Kita berteman 13 tahun yang lalu… Saat itu Key oppa membantuku mencari
kalung di rumah sakit.” Krystal ingin Key mengingat dirinya.
Key terlihat menerawang, mencari kenangan
yang tertimbun dengan kenangan – kenangan lain. Krystal menatap Key
penuh harap. Setelah beberapa menit Key sibuk mencari kenangan seperti
yang dikatakan Krystal, Key menghela nafas.
“Aku tidak ingat. Mianhamnida. Mungkin kau salah mengenali,”
Mata Krystal memanas, ia menahan cairan
bening itu mengalir. “Ta… Tapi nama panggilan sunbae adalah Key. Jarang
ada orang dengan nama Key.”
Key beranjak, ia menatap Krystal tanpa ekspresi, “Ada banyak nama Key sebenarnya.”
Key berbalik dan melenggang pergi.
Krystal jatuh berlutut, ia tidak sanggup menahan air matanya. Ia
mengeluarkan foto seorang gadis kecil berusia 3 tahunan yang duduk
berdampingan dengan seorang laki – laki berumur 2 tahun lebih tua
darinya. Mungkin hanya sedikit bahkan mungkin hanya dia, anak 3 tahunan
mengingat semua kenangan manisnya. Tapi ia yakin, wajah Keybum mirip
dengan Key oppa-nya. Dan akhir – akhir ini, dia tau nama panggilannya
Key.
Flashback
“Krystal! Kemarilah!”
Seorang anak laki – laki kecil memanggil
gadis kecil yang duduk di bawah pohon. Gadis itu berlari menghampirinya.
Matanya sembab karna habis menangis.
“Itu kalungmu bukan?” tanya si anak laki – laki sambil menunjuk – nunjuk kalung di dasar kolam ikan.
Krystal mengangguk. Air matanya mengalir lagi, “Bagaimana mengambilnya Key oppa?”
Key menatap Krystal. Tatapan teduh yang
jarang dimiliki bocah lima tahunan. “Aku bisa mengambilnya,” ujar Key
berusaha menenangkan Krystal. “Tapi kau harus diam dulu.”
Segera saja air mata yang hendak mengalir, diusap. “Aku sudah tidak menangis lagi oppa.”
Key tersenyum. Kemudian ia tengkurap di
atas rumput – rumput. Mencelupkan tangan kanan berusaha menggapai kalung
di dasar kolam yang tidak terlalu dalam. Ia majukan sedikit posisinya.
Jemari kecilnya menggapai kalung berwarna keemasan.
“Dapat!” seru Key. Ia berdiri dan
mengulurkan tangan kanannya. Kepalan tangannya terbuka, kalung
berliontin tulisan Krystal itu berkilau di telapak tangan Key. Krystal
tersenyum senang melihat Key berhasil mendapatkannya. Ia mengambil
kalungnya dan memeluk Key erat,
“Gomawo oppa.”
Key menepuk pelan punggung Krystal. Seulas senyum menghiasi wajah tirusnya.
Flashback End
===#===
Onew menguap berkali – kali. Kelopak
matanya terasa sangat berat. Jarum jam tangannya menunjukkan jam 10
malam. Ini sudah hari keempatnya berada di Incheon. Tugas kuliah untuk
mempelajari bisnis dengan Perusahaan KimStars.
“Melelahkan. Besok hari terakhir kan
Jinki?” tanya Henry melihat Onew menguap berkali – kali. Onew hanya
mengangguk mengiyakan. Ia sedang benar – benar ngantuk dan ingin segera
menghempaskan tubuh di kasur empuk penginapannya. Sudah enam hari di
Incheon membuat Onew ingin kembali ke rumah secepatnya.
Onew berjalan tersaruk – saruk di samping
Henry. Matanya terasa sangat berat. Biasanya ia bisa tidur lebih dari
jam 10, tapi hari ini Ia benar – benar ingin terbang ke alam mimpi.
Mata sipit Onew terbuka maksimal, ia
menangkap sosok namja yang ia kenal sedang berjalan dengan langkah
gontai. Bulan purnama membuat malam menjadi terang. Onew menghentikan
langkahnya dan mengerjap – ngerjapkan mata. Tidak salah lagi, sosok yang
terlihat kusut, penuh luka dan memar hingga berlumuran darah itu
namdongsaengnya.
“Key!” ujar Onew menyuarakan pikirannya.
Henry berhenti berjalan ketika menyadari
chingu seangkatannya tidak di sampingnya dan mendengar suara Onew
memanggil nama seseorang. “Key siap…?” pertanyaan Henry terhenti ketika
ia mendengar suara buku dijatuhkan.
Onew menjatuhkan semua buku dan map – map yang ia bawa tadi. Ia segera berlari menghampiri namja yang masih berjalan gontai.
Tepat saat Onew di belakangnya, namja bernama Key itu ambruk.
“Key! Key!” panggil Onew mengguncang bahu
Key. Fokus matanya tertancap pada darah yang menganak sungai dari
kepala Key. Kelopak mata Key tetap terpejam. Sudut bibir Key sobek,
pipinya lebam, tangan kanannya terlihat memar kebiru – biruan, darah
terus mengalir dari pelipisnya dan bagian belakang kepala Key juga
mengeluarkan banyak darah.
Onew merutuki dan memaki dirinya sendiri karna tidak membawa mobil.
“Henry! Antar aku ke rumah sakit!” suara Onew terdengar bergetar di telinga Henry.
Henry memberikan buku – bukunya pada yoeja di sebelahnya, “Titip!”
Ia berlari ke parkiran, tempat mobil
putihnya terparkir aman. Dengan langkah kaki panjangnya yang lebar, ia
mencapai mobilnya dalam waktu singkat. Hanya satu pikiran di benaknya,
ternyata chingu dekatnya mempunyai namdongsaeng.
===#===
“Onew! Kemarilah!” seorang namja berjas putih melambai pada Onew. Onew menghampirinya.
“Wae Kibum hyung? Ada masalah apa?” Onew menatap namja itu dengan sorotan mata lesu.
“Masuklah!” pinta Kibum. Ia
memperlihatkan hasil CT Scan Key dan menerangkan, “Cedera otak yang
terjadi tiga belas tahun yang lalu sudah membuat trauma otak. Benturan
yang menghantam kepalanya lagi, bisa berakibat fatal jika kau telat
membawanya kemari beberapa menit. Syukurlah dia bisa tertolong, tapi… .”
“Tapi apa? Key kenapa?” desak Onew.
“Hantaman itu merusak syaraf
pendengarannya. Meskipun tidak terlalu parah, tapi ada kemungkinan ia
kehilangan fungsi pendengarannya secara langsung ketika ia sadar atau
secara lambat hingga ia tidak bisa mendengar.”
Seperti sebuah hantaman mengenai dadanya,
tatapan Onew berubah menjadi tatapan kosong. Hidup Key sudah sangat
berat, ditambah lagi ia akan kehilangan fungsi pendengaraannya. Tanpa
sadar, Onew menitikkan air mata. Key sudah tiga hari terbaring lemah
belum sadarkan diri.
Jika kemungkinan terburuk itu terjadi,
apa yang akan terjadi pada Key. Apa Key sanggup? Pikiran itu terus
berkecamuk di benak Onew.
“Key! Be a strong boy!” gumam Onew pada
Key yang masih memejamkan mata. Selang – selang infus, darah, oksigen
yang digunakan untuk mempertahankan hidup Key membuat hati Onew teriris,
tersayat.
“Kau bukanlah namdongsaengku,”
“Tapi aku menganggapmu namdongsaengku, Key. I will be protect you!”
===#===
“Ayolah Key oppa! Kau kan suka
menggambar, melukis, kita datang ke pameran,” Krystal mengerucutkan
bibirnya melihat Key tak bergeming di tempatnya.
“Baiklah, dasar kau ini! Tidak berubah sejak 13 tahun yang lalu. Manja!” gumam Key.
Krystal tersenyum senang, “Aku senang kau mengingatku lagi, oppa!”
Key hanya menggeleng – gelengkan kepala dengan ekspresi lagi – lagi datar.
“Kenapa kau tidak pernah senyum lagi,
Oppa? Kau tak tau cara tersenyum eh? Aku bosan melihat ekspresi datarmu
sejak kau sadar 3 bulan yang lalu,” oceh Krystal riang. She doesn’t know
inside of him.
“Kalian mau kemana?” tanya Onew dengan tatapan penasaran.
Senyum Krystal tak pernah lepas, “Oppa mau ikut? Ayo kita ke pameran.”
“Tempat seperti itu membuatku ngantuk,” komentar Minho lalu menenggak banana milk.
Taemin berlari dari teras, “YA! Hyung itu kan punyaku!” ia menunjuk – unjuk botol kosong yang dipegang Minho.
Minho memberikan botol kosongnya pada
Taemin. Taemin melongo. Setelah beberapa detik terbengong Taemin
berteriak, “Banana milk-nya hyung!! Bukan botolnya!”
Suara tawa Minho terdengar dari Ruang Tamu.
“Huh, menyebalkan! Kenapa aku tidak menyembunyikannya dulu tadi,” gerutu Taemin berjalan ke arah dapur.
“Percuma kau sembunyikan, saeng-ku yang cantik. Minho sudah tau isi rumah kita, ya kan Key?” ujar Onew masih memegang remote tv.
“YA! BENAR!” sahut Minho dari Ruang Tamu.
Key hanya menggeleng – gelengkan kepala. Rumahnya terasa seperti pasar
ketika Minho dan Krystal datang. Padahal hanya tambah dua orang. Taemin
yang biasanya manis, berubah ganas ketika Minho datang. Karna Minho
selalu mengambil banana milk limited edition milik Taemin.
===#===
Key dan Krystal memasuki gedung bertuliskan PAMERAN SENI RUPA 2D
Lukisan – lukisan milik pelukis
profesional terlihat mengagumkan. Key mengamati ilustrasi satu persatu.
Ia melihat tangan kanannya miris. Sejak berkelahi dengan Kyuhyun, namja
yang pernah menjadi hyung-nya, ia tidak bisa melukis, bahkan menulis
juga tidak.
“Kau bisa menggunakan tangan kiri, Nak,”
ujar namja paruh baya. “Jika kau berbakat, tentu kau pasti bisa
menggunakan tangan kiri. Bahkan kaki.”
Key menatapnya. Namja paruh baya itu
memiliki sorotan mata teduh, dan menenangkan. Key mengangguk memberi
hormat lalu melanjutkan kegiatan melihat lukisan.
“Oppa ke sana yuk. Di sana ada apaan sih? Ayo, oppa!”
Key mengikuti Krystal yang menarik tangan kirinya.
Key terbelalak menata lukisan yang
dikerumuni orang banyak. Ia sangat mengenal lukisan itu.Key melihat ke
sekitar dan menemukan Tuan Han, kepala sekolahnya.
“Gambaranmu sangat bagus, sayang kalau dibuang Keybum. Jadi aku ikutkan pameran ini.”
“Key!” Key membeku di tempat. Ia mengenali suara emas legedaris 30 cm.
Key membalikkan badan dan menghantamkan kepalan tangannya. Namja yang dipukul terhuyung mundur.
“Kemana saja kau Jong hyung? Setelah meninggalkan namdongsaengmu yang sedang sekarat. Kau memanggil namanya?” sembur Key.
Jonghyun menatap Key dengan tatapan rasa
bersalah, “Mianhae Key… Aku terpaksa saat itu… Aku tak punya pilihan
lain… Dia tidak mau mengeluarkan selembar uang won jika aku tetap di
sana… Dia berjanji akan membesarkanmu dengan baik jika aku pergi… .”
“Dan kau percaya? Untuk apa kau percaya
kata – kata itu. Dia tidak mengeluarkan selembarpun untukku, dia juga
tidak membesarkanku. Kenapa kau percaya? Kenapa?”
“Kau pikir dia akan menepati janjinya?
Kalau Tuan Lee tidak menyeretnya keluar, dia juga tidak akan keluar. Kau
kan sudah tau seperti apa dia. Kau lebih tau dariku saat itu, hyung.”
Jonghyun menatap Key dalam. Sorotan mata
penuh penyesalan terpancar. Key menatap Jonghyun nanar, “Kau tidak tau
hyung. Betapa inginnya aku hidup normal. Setiap kali aku tidur, aku
ingin semuanya hanya mimpi. Aku ingin ketika terbangun, keluargaku masih
lengkap. Tapi ternyata, itu bukan mimpi.
Asal kau tau, betapa aku ingin melihat wajah hyungnim-ku saat aku terbangun dari koma… Wae? Why you leave me?”
Air mata Key menetes. Ia sudah memendam
semuanya sendirian sejak 13 tahun yang lalu. Ia sudah menyembunyikan
dirinya sejak bertahun – tahun. Sekarang benteng pertahanan emosinya
sudah runtuh. Bagian dalam dirinya sudah muncul. Diri asli yang
berkebalikan dengan diri palsunya selama ini.
Flashback
“HYUNGG!!” panggil Key. Tangannya
terjulur ke atas berusaha menggapai tangan Jonghyun yang terulur. Ia
memejamkan mata, air matanya menetes.
Aku ingin tetap bersama Jonghyun hyung.
Ucap Key dalam hati sebelum kepalanya berdenyut – denyut dan bau anyir
darah menusuk hidungnya.
Jonghyun segera menuruni tangga, “TUAN LEE!! KEY JATUH!”
Key bertahanlah, kau akan hidup denganku, hyungnim-mu.
Flashback End
Jonghyun memeluk Key, membiarkan kepala
Key terkulai di bahunya. Penyesalan yang mendalam, membuatnya bisa
merasakan tekanan batin yang Key alami. Ia ingin Key melepas emosinya,
seperti kata – kata yang meluncur dari bibirnya tadi.
Key membiarkan tubuhnya ditopang Jonghyun. Ia tidak bisa mendengar apapun sekarang.
Flashback
“Key!”
“Wae?”
“Jika kau tidak bisa mendengar lagi bagaimana?”
“Wae? Apa aku akan kehilangan pendengaranku?”
Onew tidak menjawab.
“Aku sudah merasakannya akhir – akhir
ini. Kadang suasana terasa hening sekali. Kadang begitu ramai hingga
telingaku berdengung.”
“Kau tidak apa – apa?”
Key diam. Ia sudah tau, pendengarannya bermasalah. Tapi ia tak menduga, jika itu akan terjadi.
Flashback end
I meet you again
Don’t leave me again
I’m not a strong boy
I don’t have inside of me again
There isn’t outside of me
I just have my real self
My brothers and My love
POST STORY
“Key? Kau bisa mendengarku?”
Key tersenyum dan mengangguk.
“Kau tidak bohong kan?”
“Ani hyung.”
“Yakin?”
“Ne!”
“Alatnya berfungsi?”
“Sepertinya, tapi ini terasa aneh di telingaku.”
Jonghyun terkekeh, “Kau tidak bisa mengorek – ngorek telinga sekarang.”
“Benar juga hyung. Kalau terasa gatal gimana hyung?”
“Mana aku tau. Tanya saja pada kembaranmu, KiBum hyung.”
“Hehmm”
-END-
©2011 SF3SI, Freelance Author.
Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.
This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction
Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar