Pengikut

Selasa, 16 Oktober 2012

You Heal My Broken Heart (6/?)

Title: You Heal My Broken Heart (6/?)
Author: Beautiful Luhan (Tami Chan)
Main Pairing: HunHan (Sehun/Luhan)
Other Pairing: crack!KaiHan, BaekYeol, KaiSoo, SuLay, TaoRis.
Rate: T
Genre: Romance, Hurt/Comfort, Friendship
Disclaimer: I just own the plot. The characters are belong to GOD, themselves, and SM ent.
Warning: Yaoi (Boy x Boy). Don't Like, Don't Read!
ENJOY~! ^^

"CHEERS!" Teriak mereka bersamaan. Malam ini, mereka sedang merayakan kemenangan Sehun juga perwujudan atas rasa bahagia mereka karena Sehun menang tanpa luka sedikitpun.
"Untungnya Kai sama sekali tidak mencelakaimu kali ini, Sehunnie!" Ujar Baekhyun sambil menepuk keras punggung Sehun.
"Yah! Appo!" Ringis Sehun kesakitan. Membuat semua orang yang ada di sana tertawa keras.
"Tapi, aku rasa Kai tidak akan mencelakai Sehun lagi. Dan lagi, sepertinya dia sama sekali tidak berniat mencelakaimu, Sehun-ah." Ucapan Luhan membuat semua orang heran. Kenapa Luhan tiba-tiba membela Kai seperti itu?
"Kamu aneh, Lulu. Kenapa kamu malah membela Kai sekarang?" Tanya Baekhyun dengan sedikit cemberut. Luhan hanya tersenyum kecil menanggapinya.
Mereka semua terdiam sejenak, membuat suasana ruangan itu menjadi hening dan menyesakkan. Suasana terus mencekam seperti itu sampai handphone Luhan berbunyi dengan keras.
"Yoboseyo? AH! Waeyo? Ada yang ingin kau bicarakan? EH? JINJJAYO? Kalau begitu, cepatlah datang ke sini! De~ Akan kukirimkan alamatnya padamu. De, cepatlah datang! Aku tunggu! Hm! Annyeong~" Setelah selesai berbicara dengan orang –yang bahkan mereka tidak tahu siapa- Luhan langsung menutup handphonenya.
"Hm… Kris ge…" Panggil Luhan. Kris hanya mengangguk dan sedikit bergumam menanggapi panggilan Luhan. "Bolehkan aku mengajak Kyungsoo ke sini?"
"Tentu saja. Kyungsoo 'kan temanmu juga, Lu. Masa aku melarang temanmu ke sini? Sementara musuh bebuyutanku saja ada di sini." Sindir Kris dengan tatapan sinis ke arah Suho. Sementara, yang disindir tetap santai meminum minumannya tanpa mempedulikan perkataan Kris. Membuat Kris semakin kesal dan naik darah.
"Tapi, Kai juga ikut datang. Tidak apa-apa, 'kan?"
TIK TOK TIK TOK
Untuk sementara waktu, hanya dentingan jam dinding saja yang terdengar oleh mereka. Sampai mereka semua menyadari apa yang baru saja dikatakan Luhan.
"MWO!?" Teriak mereka semua bersamaan.
"Kamu gila, Lulu? Kai itu 'kan benci banget sama Sehun! Bisa-bisa, dia mengamuk di sini!" Teriak Baekhyun.
"Dan lagi, Kai pasti punya niat buruk! DIa bisa saja mencelakai Sehun di sini!" Sambung Chanyeol.
"Hm, hm! Kamu mau aku celaka, Lulu?" Kali ini, Sehun yang berbicara.
"Kamu tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak, Lu!" Ujar Kris dengan marah.
"Ya! Kamu harus…"
"BERISIK!" Teriak Luhan geram. Ia kesal dan tidak tahan menanggapi perkataan teman-teman dan gegenya. "Kai tidak akan berbuat macam-macam. Ia juga tidak akan mencelakaimu lagi, Sehun-ah! Dia 'kan sudah…"
TING TONG! TING TONG!
"Ah! Itu pasti mereka!" Luhan langsung bangkit dan membuka pintu, menyambut kedatangan Kai dan Kyungsoo. Kemudian, mereka masuk dan menyapa semua yang ada di sana. Sesaat tatapan Sehun dan Kai beradu, mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain.
"Astaga! Luhan benar-benar gila! Bisa-bisanya dia mengundang Kai ke sini." Bisik Tao pada Xiumin, yang langsung dibalas dengan anggukan pelan oleh Xiumin.
"Sepertinya akan terjadi hal yang menarik. Iya kan, Chen?" Tanya Suho pada Chen sambil menyeringai.
"Kamu mengharapkan apa sih, hyung? Bukannya panik, malah senang begitu." Jawab Chen sambil menghela napas panjang.
"Duduklah Kyungsoo, Kai! Biar kuambilkan minuman untuk kalian berdua." Tawar Luhan. Mereka berdua mengangguk dan duduk di tempat yang ditunjuk Luhan, tepatnya di sebelah Sehun.
"Aku bantu kamu, Luhan!" Tawar Kyungsoo kemudian berjalan mengikuti Luhan.
"Astaga! Kenapa Luhan menyuruhnya duduk di sebelah Sehun?" Ucap Baekhyun pelan dengan nada panik.
"Sahabatmu itu sudah gila, Bacon!" Baekhyun mengangguk setuju dengan ucapan Chanyeol.
Suasana di ruangan itu terasa mencekam. Kai dan Sehun seakan-akan mengeluarkan aura gelap dan terlihat siap menikam satu sama lain. Semua berpikir, akan terjadi perang besar malam itu.
"Hei!" Panggil Kai cukup kencang. "Aku mau minta maaf." Ucap Kai dengan nada datar seperti biasa. Kesannya seperti tidak ikhlas, tapi tetap saja membuat semua yang ada di situ kaget.
"MWO!?" Teriak mereka semua bersamaan. Sehun tidak berteriak, tapi dari ekspresinya, terlihat sekali kalau dia juga kaget dengan permintaan maaf Kai.
Setelah terdiam cukup lama, Sehun pun menjawab, "Kamu sedang sakit? Atau, kerasukan sesuatu?" Wajah Kai langsung terlihat kesal, urat-urat kemarahan langsung muncul di sudut dahinya.
"Apa salahnya, sih, minta maaf! Kalau tidak mau memaafkan ya sudah. Toh yang penting aku sudah minta maaf."
"Jelas saja aku heran! Kamu minta maaf, tapi nada bicaramu itu terkesan terpaksa dan tidak ikhlas! Mana ada cara meminta maaf yang seperti itu!" Balas Sehun.
"YAH! Dari dulu, nada bicaraku memang seperti ini! Kamu mau mengharapkan permintaan maaf yang bagaimana lagi, hah?!"
Saat mereka mulai lelah dengan beradu mata seperti itu, Sehun pun memutuskan untuk memaafkan Kai. "Baiklah, kumaafkan."
"Cih! Begitu, kek, daritadi. Membuat semuanya panjang dan rumit saja. Dasar cadel." Bunyi 'CTEK' yang cukup keras terdengar dari kepala Sehun. Kali ini, urat-urat marah Sehun lah yang keluar.
"Bilang apa kamu tadi?" Tanya Sehun dengan geram.
"C-A-D-E-L, CADEL!" Balas Kai dengan seringai.
"Dasar muka pervert!"
"Apa kamu bilang?"
"Pervert! Kamu sadar atau tidak, kamu itu sering memandang Luhan dengan tatapan mesum, dasar pervert!"
"Dasar anak cadel tidak tahu diri!"
"Kamu yang tidak tahu diri, muka pervert!"
"GRRRR…" Keduanya saling beradu mata tajam dengan geram. Terlihat seperti siap baku hantam. Untungnya, Kyungsoo dan Luhan datang di keadaan yang tepat.
"Wah… Kalian akrab sekali!" Seru Luhan dengan muka senang. Kyungsoo yang ada di sebelahnya mengangguk setuju.
Seisi ruangan memandang Luhan dan Kyungsoo dengan tatapan heran. 'Apa mereka katarak, ya? Masa kaya begitu dibilang akrab?' Pikir mereka semua bersamaan.
"Kalian sudah berbaikan, 'kan?" Tanya Luhan tetap dengan senyuman cerianya. Yang ditanya hanya mengangguk, sambil terus memandang tajam satu sama lain.
"Tuh, 'kan! Keputusan yang benar membawa pacarmu ke sini, Kyungsoo-ah!" Seru Luhan sambil menepuk punggung Kyungsoo. Sementara Kyungsoo hanya menunduk, menyembunyikan wajahnya sudah semerah tomat.
TIK TOK TIK TOK
Suara dentingan jam kembali menguasai ruangan itu. Mereka semua terdiam sesaat. Entah kaget atau belum mencerna kata-kata Luhan. Kemudian…
"MWO!?" Teriak mereka semua bersamaan. Mata mereka membulat dan mulut mereka terbuka lebar, jawdrop.
"Ja…Jadi… Kai dan Kyungsoo sudah…" Kata Baekhyun dengan terbata. Ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Masih terlalu kaget dengan berita yang baru saja didengarnya.
"De~ Kyungsoo dan Kai sudah resmi berpacaran!" Sahut Luhan dengan nada ceria dan muka bahagia. Sesaat kemudian, yang lain pun memasang wajah sama bahagianya dengan Luhan.
"WAH! Kyungsoo-ah! Chukhae! Akhirnya ada yang menyusul jejak kami! Walaupun aku masih tidak terima yang jadi pacarmu itu Kai…" Ucap Baekhyun ceria, dengan memelankan suaranya di kalimat terakhir.
"Kenapa memangnya, hah? Masalah buatmu?" Tanya Kai geram.
"Jelas saja! Kamu dulu terlalu sering menyakiti, Lulu! Mana rela aku orang sepertimu berpacaran dengan Kyungsoo! Aku tidak mau ada sahabatku yang jadi korbanmu lagi!" Jelas Baekhyun marah.
"Kau ini…" Geram Kai.
"Sudahlah, Baekkie~ Kai tidak akan menyakiti Kyungsoo, kok. Kalau dia memang melakukannya, akan kulempar dia jatuh dari tebing." Ucap Luhan.
"Kamu jangan bercanda, Lulu! Dulu dia, 'kan…" Luhan menghela napas pelan.
"Tenang saja, Baekkie. Kai sudah berjanji, tidak akan menyakiti siapapun lagi. Kalau dia memang melakukannya, akan kupastikan akulah orang pertama yang memberinya pelajaran karena sudah melanggar janjinya." Jelas Luhan dengan nada lembut. "Kamu mengerti 'kan, Kai?" Kali ini, Luhan menoleh dan menatap Kai.
Kai langsung mengalihkan tatapannya dari Luhan dan menghela napas panjang, dengan memasang wajah kesal. "Iya! Aku 'kan sudah berjanji. Aku tidak akan pernah melanggar janji itu, Luhan! Percayalah padaku! Lagipula, aku juga sudah berjanji pada Kyungsoo akan hal itu." Kyungsoo mengangguk dan tersenyum.
"De~ Jadi, Baekhyunnie… Kamu tidak perlu khawatir padaku. Kai tidak akan pernah bisa menyakitiku, karena aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tapi… terima kasih karena mau peduli padaku, Baekhyunnie~" Baekhyun mengangguk dengan mata sedikit berkaca.
"Kamu bodoh! Tentu saja aku peduli! Kamu 'kan sahabatku, Kyungsoo-ah!" Kemudian, mereka berdua pun berpelukan erat. Dengan Baekhyun yang tiba-tiba saja menangis kencang.
"Lihat, tuh, mereka! Seperti anak kecil saja. Berpelukan sambil menangis seperti itu." Ujar Luhan sambil menunjuk ke arah Baekhyun dan Kyungsoo.
Baekhyun dan Kyungsoo langsung menarik Luhan dan menjitaknya pelan. "Kamu bilang kami anak kecil? Kamu yang lebih kekanakan, Lulu! Kamulah yang paling cengeng di antara kita! Ingat itu!" Kata Baekhyun sambil terus menjitak Luhan pelan.
"De! Kamulah yang paling sering menangis, yang paling penakut, dan yang paling manja di antara kita bertiga!" Sambung Kyungsoo.
"Ah! Appo! Berhenti! Jangan jitak aku lagi~" Rengek Luhan sambil memasang muka sedih dan mempoutkan bibirnya imut. Membuat semua yang ada di sana tertawa melihat tingkah ketiga sahabat itu.
"Cute…" Bisik Sehun pelan. Namun, cukup untuk terdengar oleh Kai dan Chanyeol yang ada di sampingnya.
"Siapa yang kamu bilang cute, The-hun-nie~" Goda Chanyeol. Membuat wajah Sehun merona sedikit.
"Siapa lagi, pasti yang di tengah 'kan, Chanyeol?" Jawab Kai sambil menunjuk-nunjuk Luhan.
"YAH! Siapa yang bilang begitu! Maksudku, mereka semua cute! Bukan Luhan saja!" Bantah Sehun dnegan wajah memerah.
"Hei~ Dua orang yang ada di sana sudah ada pemiliknya. Tinggal Luhan saja yang free! Masa kamu seenaknya saja menyebut pacar orang lain cute! Akui sajalah, cadel. Kamu memang suka Luhan, 'kan?" Tanya Kai sambil menyikut pelan lengan Sehun. Sehun hanya diam, sambil terus memandang Luhan yang tengah tersenyum lebar bersama kedua sahabatnya. Tanpa sadar, Sehun ikut tersenyum melihat Luhan tersenyum seperti itu.
"Cih. Dia memang tidak pernah bisa menyembunyikan perasaannya." Cibir Chanyeol.
"Berisik! Kalau aku memang suka Luhan, kenapa? Ada masalah?" Jawab Sehun blak-blakan. Membuat dua orang di sampingnya kaget, lalu tersenyum meledek.
"Wah! Sang pangeran cadel kita ternyata beneran jatuh cinta pada tuan putri!" Ledek Kai. Chanyeol terkekeh cukup kencang.
"Biarkan saja! Kenapa kalian meledekku terus, sih!"
"Tidak apa-apa. Asyik saja meledekimu, Thehunnie! Sudahlah~ Kalau memang kamu suka Luhan, nyatakan saja perasaanmu secepatnya. Aku yakin dia akan menerimamu!" Saran Chanyeol.
Sehun terdiam. Ia masih tidak yakin apakah Luhan akan menerimanya atau tidak. Jujur, ia takut Luhan masih memiliki perasaan khusus pada Kai. Apalagi, tadi Luhan lebih membela Kai, dan terlihat bahwa ia sangat memahami perasaan Kai.
"Ia sudah tidak mencintaiku lagi. Aku berani menjamin!" Kata Kai tiba-tiba. Seakan bisa membaca perasaan Sehun. "Maka dari itu, cepatlah nyatakan perasaanmu, sebelum ia berubah pikiran, Sehun. Sebelum ia mencintai orang lain." Sehun mengangguk mantap. Ia janji, malam ini juga, ia akan menyatakan perasaannya pada Luhan. Perasaannya yang tulus, bahwa ia mencintai Luhan. Dari dulu, sampai sekarang.
^o^
Suasana ruangan itu sangatlah ramai. Ada suara tertawa yang kencang, perkelahian lucu yang membuat semuanya tertawa, rayuan gombal dari Suho untuk Lay, juga terdengar sindir-sindiran tajam dari Sehun dan Kai. Membuat suasana ruangan semakin hangat dan menyenangkan.
"Kuenya enak sekali! Siapa yang membuat kue ini, Kris-hyung?" Tanya Xiumin yang sedang menikmati strawberry cake nya dengan nikmat.
"Oh, kue ini? Luhan yang membuatnya. Tak tahu kenapa, dia senang sekali membuat makan-makanan manis." Jawab Kris santai, sambil terus menyesap Coffee Milk kesukaannya.
"Jinjjayo? Wah, DAEBAK! Kue ini benar-benar enak! Lain kali, buatkan untukku ya, Luhan!" Teriak Xiumin gembira. Luhan hanya mengangguk sambil tersenyum lebar menanggapi kata-kata Xiumin.
Sementara di sisi lain, terlihat Sehun yang sedari tadi memperhatikan Luhan, tanpa sedikit pun memalingkan wajahnya. Ia melihat bagaimana Luhan tersenyum, tertawa, cemberut, dan sebagainya. Membuatnya tersenyum sendiri melihat tingkah orang yang dicintainya itu.
Kai dan Chanyeol yang melihat hal itu, sekali lagi tersenyum jahil dan langsung menggoda Sehun.
"Udah, tembak saja dia. Dia pasti akan menerimamu dengan senang hati." Ucap Kai pelan, dengan nada jahil di dalamnya.
"Tau. Kalau nanti Luhannya keburu diambil orang, bagaimana? Dia 'kan manis, baik, ramah, pintar, pokoknya tipe ideal banget deh! Mana dia jago masak pula. Pasti banyak banget yang berniat menjadikannya pacar." Kata-kata Chanyeol membuat Sehun ketakutan sendiri.
"Biarin aja Luhan diambil orang duluan. Biar dia nyesel gak buru-buru nembak Luhan." Kemudian, Chanyeol dan Kai tertawa dengan keras melihat ekspresi wajah Sehun yang panik.
Tawa mereka berdua membuat semua orang di ruangan itu langsung menoleh ke arah mereka.
"Kenapa kalian tertawa keras seperti itu? Memangnya ada yang lucu?" Tanya Baekhyun, yang hanya dibalas dengan senyuman jahil dari Chanyeol dan Kai.
"Aniya~ Gak ada apa-apa, kok, Bacon~ Kalian lanjutkan saja obrolan kalian. Maaf kami mengganggu." Jawab Chanyeol dengan gaya sok sopan dan sedikit menundukkan kepalanya. Membuat Kai tertawa melihatnya.
"Cih. Dasar aneh." Gumam Baekhyun.
Saat semuanya terlihat bosan mengobrol dan mulai mengantuk, Kai dengan cepat menyikut lengan Sehun. "Yah! Kamu benar-benar tidak mau nembak Luhan?" Bisik Kai.
Sehun menggelengkan kepalanya. "Belum saatnya. Dia baru saja tahu kalau aku Hun, teman masa kecilnya. Aku takut, dia belum bisa menerima cintaku karena masih menganggapku sebagai seorang sahabat." Jawab Sehun dengan wajah lesu.
"Yah! Kau ini tuli, buta, bodoh, atau bagaimana, sih? Jelas-jelas Luhan juga suka padamu, babo! Cepat tembak dia! Atau kamu akan menyesal." Paksa Chanyeol. Namun, Sehun tetap menolak.
Karena sudah tidak tahan dengan kelakuan Sehun, Kai langsung berdiri, membuat semua orang di ruangan itu kaget.
"Yeorobun! Aku lihat, kalian semua sudah mengantuk. Padahal 'kan ini belum terlalu larut. Jadi, daripada langsung tidur, lebih baik kita main games saja. Bagaimana?" Tanya Kai.
"Memangnya kamu mau main apa lagi jam segini? Sudah ah, aku ngantuk!" Tolak Baekhyun sambil menguap lebar.
"Hmm… Bagaimana kalau 'Truth or Dare'? Aku rasa akan seru." Ujar Chanyeol, yang dibalas dengan senyum jahil tanda mengerti dari Kai. "Dan Bacon-ah~ Kamu jangan tidur dulu. Masa kamu mau tidur duluan, sih?" Lanjut Chanyeol sambil memasang muka sedihnya.
Baekhyun hanya melihat namjachingunya dengan tatapan meminta maaf, "De~ Mianhae, Yeollie. Baiklah. Ayo kita main 'Truth or Dare'. Semuanya setuju, 'kan?" Yang lain mengangguk. Mereka langsung membuat lingkaran besar, dan mengambil botol bekas minuman tadi.
"Baiklah, siapa yang akan memulai?" Tanya Kyungsoo.
"Aku saja! Aku!" Ujar Chanyeol dengan semangat. "Aw!" Ringis Chanyeol karena Kai yang tiba-tiba saja mencubit lengannya.
"Kasih yang lain kesempatan dulu! Kalau kita langsung menjalankan rencana kita, pasti akan ketahuan kalau ini disengaja!" Bisik Kai, Chanyeol hanya mengangguk pelan menanggapinya.
"Chanyeol-ah, kamu tidak jadi spin botolnya?" Chanyeol menggeleng menanggapi pertanyaan Xiumin. "Kalau begitu, Chen! Kamu saja! Daritadi kamu diam saja, sih. Tidak banyak bicara." Chen mengangguk dan menggumamkan 'gomawo' pelan kepada Xiumin. Kemudian, ia mulai memutar botol minumannya.
"Yeay! Suho-hyung kena! Hahaha, masa kena gara-gara asisten sendiri, sih." Ledek Baekhyun sambil tertawa keras. Chen hanya menundukkan kepalanya dalam, meminta maaf pada Suho yang sudah men-death glare nya daritadi.
"Cepat, Suho-hyung! Kamu mau pilih Truth atau Dare?" Tanya Kai tidak sabar. 'Lama sekali sih progress nya. Kalau begini, kapan Sehun nembak Luhan nya?' Pikir Kai agak kesal.
"Baik baik! Aku pilih, Truth!" Kai dan Chanyeol langsung tersenyum jahil. Sepertinya, mereka sudah memikirkan pertanyaan bagus untuk Suho. Kai langsung berbisik pelan pada Chen yang ada di sebelahnya. Sangat pelan sehingga tidak ada yang bisa mendengar kecuali Chen.
"Tapi…" Bantah Chen pelan. Kai langsung menggeleng dan memelototi Chen. Membuat Chen mau tak mau menuruti perkataan Chen.
"Yah! Cepatlah! Apa pertanyaannya?" Teriak Xiumin agak kesal karena Chen yang sangat lama.
"De. Baiklah. Pertanyaanku adalah…"
'Kena kau Suho-hyung!' Teriak Chanyeol dan Kai dalam hati, kegirangan.
"Apa kamu menyukai orang yang duduk tepat di hadapanmu?" Pertanyaan Chen membuat seisi ruangan bingung. 'Siapa yang duduk di depan Suho?' Pikir mereka semua dalam hati. Namun, setelah dilihat dan dihitung dari urutan duduk, ternyata Lay lah yang duduk tepat di hadapan Suho. Hal ini membuat semua orang di ruangan itu diam, menunggu jawaban dari Suho.
Suho langsung men-death glare Chen. 'Awas kau Chen! Beraninya kau padaku!' Geram Suho. Namun, Suho tetaplah Suho. Ia tetap memasang poker face nya dan mulai membuka mulut.
"Bagaimana kalau aku bilang…"
"Jawab Ya atau Tidak! Tidak ada jawaban selain itu." Sergah Kai cepat. Membuat Suho makin geram dengan kelakuannya.
"Cih. Memangnya kenapa? Terserah aku 'kan mau jawab apa!" Teriak Suho kesal.
"Mau bagaimana lagi. Peraturannya kan begitu. Salah sendiri pilih Truth." Balas Chanyeol.
'Grrr… Dua anak ini… Awas kalian berdua nanti!' Pikir Suho kesal. "Baiklah. Akan kujawab dengan jujur." Lalu, ia menolehkan kepalanya ke arah Lay. Membuat Lay langsung merah padam ditatap seperti itu. Suho menghela napas pelan, dan kembali membuka mulutnya. "Ya. Aku menyukainya."
'Such a gentleman… dia bisa langsung mengatakan iya tanpa ragu-ragu.' Pikir Sehun, sambil melihat ke arah Suho kagum. 'Andai saja aku bisa sejujur Suho-hyung. Pasti sekarang aku akan…' Ia mengalihkan pandangannya ke Luhan, yang matanya bersinar, menantikan reaksi dari Lay akan pernyataan Suho.
'Hft… Ternyata dia memang menyukai Lay.' Pikir Kris dalam hati. 'Biarlah. Mungkin aku memang harus menghentikan pertengkaranku dengan Suho yang sangat kekanakan itu. Demi sahabatku sendiri juga, 'kan?' Kris melihat Lay yang pipinya memerah karena perkataan Suho. Kemudian, ia tersenyum kecil. 'Akuilah perasaanmu sendiri, Lay. Jangan terlalu lama memendamnya. Aku harap, Suho bisa membahagiakanmu.'
"Ya~ Kalau begitu, kita lanjutkan permainannya!" Interupsi dari Chanyeol membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari seisi ruangan. "Hehe… Mian… Tapi, Suho-hyung 'kan sudah menjawab pertanyaannya, jadi kita harus tetap melanjutkan permainan. Untuk kelanjutan hubungan mereka berdua, kita serahkan saja pada mereka. Kita tunggu hasil akhirnya saja~" Jelas Chanyeol.
Suho mengambil botol dan memutarnya. Kai dan Chanyeol sama-sama berdoa agar Sehun lah yang ditunjuk kepala botol tersebut. 'Ayolah! Berhenti di Sehun! Jebal!' Namun, harapan mereka tidak terkabul. Malah botol tersebut tepat menunjuk Kai.
"AISH!" Teriak Kai kesal. Sementara Suho menyeringai senang. 'Kena kau Kim Jongin!' Pikirnya senang.
"Truth or Dare?" Tanya Suho tetap dengan seringai penuh kemenangannya. Membuat Kai semakin kesal.
"Dare! Eh? Ani… Truth!"
"Aniya. Kamu sudah memilih Dare. Kamu gak bisa menggantinya begitu saja!"
"Baiklah. Dare! Puas?" Suho tersenyum penuh kemenangan mendengar hal itu.
"Cium namjachingumu!" Mata Kyungsoo langsung membulat kaget dan pipinya merah padam. Sementara Kai, dengan santainya menatap ke arah Kyungsoo, kemudian berdiri dan menghampirinya. Ia langsung menarik berdiri Kyungsoo, dan mencium bibirnya.
"KYAAA!" Teriak beberapa orang di ruangan itu dengan nada jahil. Kyungsoo dan diperlakukan begitu hanya mematung terdiam, tidak mampu melakukan apa-apa, sementara Kai semakin memperdalam ciumannya. Membuat Kyungsoo melemas, dan wajahnya semakin memerah.
"Cih. Gairah anak muda jaman sekarang." Decak Suho kesal. Ia kira, Kai akan membantah permintaannya. Ternyata, Kai malah melakukannya dengan senang hati. 'Tau begitu, aku tidak akan menyuruhnya melakukan hal itu!' Pikirnya kesal.
Setelah beberapa menit, Kai akhirnya melepaskan ciumannya. Dengan Kyungsoo yang langsung jatuh terduduk dengan napas tersengal-sengal dan wajah yang semerah tomat. Melihat namjachingunya dalam keadaan seperti itu, Kai menyeringai dan membisikkan sesuatu –entah apa- ke telinga Kyungsoo dan membuat wajahnya semakin merah padam.
Kai kembali duduk ke tempatnya dengan wajah puas dan seringaiannya ke arah Suho. "Gomawo, Suho-hyung!"
"Dare yang menyenangkan, eoh?" Tanya Chanyeol jahil. Kai hanya menyeringai senang mendengar perkataan Chanyeol.
"Kai! Cepat putar botolnya!" Perintah Suho dengan tampang kesal. Kai langsung mengambil botol dan memutarnya.
'Ayolah! Berhenti di Sehun!' Namun, harapannya kali ini juga tidak terkabul. Botol tersebut malah berhenti di Baekhyun. 'AH! SIAL!' Geram Kai frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.
"Eh? Waeyo, Kai?" Tanya Lay. Kai hanya menggeleng dengan tampang annoyed.
"Truth or Dare?"
"Hm… Dare?" Jawab Baekhyun ragu. Kai langsung memutar otak, pertanyaan apa yang
harus diberikan kepada Baekhyun untuk membalas kekesalannya karena botol itu lagi-lagi tidak berhenti di Sehun.
TING!
Otak jahil Kai berhasil menemukan satu pertanyaan yang menurutnya cukup bagus untuk membayar kekesalannya. 'Kena kau, Byun Baekhyun!' Pikirnya senang. "Hm… Yang kutahu, dulu Chanyeol 'kan yang menembakmu?" Baekhyun mengangguk dengan ragu. "Kalau begitu, sekarang, coba tembak Chanyeol!"
"MWOYA? Shirreo!" Bantah Baekhyun cepat. 'Mana mungkin aku menembak Chanyeol. Aku 'kan sama sekali tidak berani nembak orang!'
"Eh? Bacon kenapa gak mau? Padahal aku senang banget kalau Bacon nembak aku…" Kata Chanyeol dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Hm… Ani… itu… hm…" Baekhyun memutar bola matanya ke segala arah, kecuali Chanyeol. Ia melihat Kai sedang tersenyum jahil ke arahnya. 'Awas kau, Kim Jongin!' Geramnya dalam hati.
"Waeyo, Baekkie-ah? Bacon gak sayang, ya, sama Yeollie? Makanya Bacon gak mau nembak Yeollie?" Lagi-lagi Chanyeol bertanya dengan nada pura-pura sedihnya. Membuat Baekhyun merasa bersalah.
"ANIYA! Aku sama sekali gak berpikir begitu! Itu… aku cuma…"
"Kalau begitu, cepat tembak aku! Masa aku terus yang bergerak duluan. Sekali-sekali, Baekkie juga harus berinisiatif, dong!" Baekhyun hanya dapat menghela napas pasrah. Ia sama sekali tidak punya pilihan lain selain melakukan permintaan Kai. Akhirnya, Baekhyun pun berdiri dengan menarik Chanyeol. Setelah menarik napas dalam, ia mulai aksi 'menembak'nya.
"Park Chanyeol, maukah kamu jadi namjachinguku?" Tanya Baekhyun dengan menunduk dalam-dalam dan mata yang tertutup.
"Kok nembaknya gak liat ke aku sih, Baekkie-ah?"
Baekhyun menghela napas lagi. Kemudian, ia menariknya dalam-dalam, berusaha melihat tepat ke arah mata Chanyeol, dan mulai berbicara, "Maukah kamu jadi… j-jadi… n-namjachinguku?" Tanya Baekhyun dengan terbata-bata. Ia langsung menundukkan kepalanya dengan cepat dan menutup matanya keras-keras. Menunggu jawaban dari Chanyeol. 'Babo! Kenapa aku gugup seperti ini? Apapun jawaban Chanyeol, dia 'kan sudah jadi namjachingku? Tapi… tetap saja aku… aku…'
Namun, bukanlah jawaban yang ia terima, melainkan sentuhan di dagu yang mengangkat wajahnya, lalu ciuman lembut di bibirnya. Kedua mata Baekhyun membelalak kaget dengan perlakuan dari namjachingunya. Perlahan-lahan, ia menutup matanya dan merasakan kelembutan dari bibir Chanyeol. Setelah beberapa lama, Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka berdua dan tersenyum lebar ke arah Baekhyun.
"Tentu saja aku mau, Bacon! Mana mungkin aku menolakmu!" Baekhyun tersenyum ke arah Chanyeol. Saat Chanyeol hendak menarik Baekhyun ke dekapannya, semua orang yang ada di sana menginterupsi mereka.
"EHEM! Sekarang bukan waktunya untuk itu! Baekhyun! Cepat putar botolnya!" Perintah Kai. Baekhyun langsung bergumam kesal, dan memutar botol tersebut. Chanyeol dan Kai terus berdoa agar botol itu berhenti di Sehun. Namun, kali ini Sehun tetaplah selamat. Botol itu tidak berhenti di dia, melainkan, tepat menunjuk Luhan!
'ASSA!' Teriak Chanyeol dan Kai senang dalam hati. 'Akhirnya rencana ini bisa berjalan!'
"Truth or Dare, Lulu?" Tanya Baekhyun dengan senyum yang tak dapat diartikan. Sepertinya, Baekhyun juga sudah merencanakan sesuatu untuk sahabat baiknya itu.
"Hmm… T-Truth?" Tanyanya ragu.
'Pilihan yang bagus, Lulu~' Baekhyun tersenyum jahil bersama Kyungsoo yang ada di sebelahnya. Saat ia hendak membuka suara, Chanyeol menyikutnya dengan tatapan apa-kamu-sudah-ada-rencana-untuk-mereka yang dibalas dengan anggukan mantap dari Baekhyun. "Baiklah, kalau begitu… Apakah ada orang yang kamu sukai di sini?" Tanya Baekhyun.
"Eh? Itu… Anu…"
"Kamu tidak bisa berbohong, Luhan. Aku tau jawaban sebenarnya." Kata Kai tiba-tiba. Membuat Luhan mengirimkan death glare ke arahnya, yang hanya dibalas dengan seringai jahil khas Kai.
"De, Luhan! Kamu harus jujur. Kalau kamu bohong, kamu akan mendapatkan hukumannya!" Ancam Kyungsoo. Membuat Luhan bergidik ngeri melihat tatapan tajam dari Kyungsoo.
"S-Siapa bilang aku akan berbohong?" Bantah Luhan dengan nada sedikit terbata.
"Kalau begitu, cepat jawab, Luhan! Ppali!" Perintah Chanyeol.
Luhan hendak menjawab, tapi ia langsung menutup mulutnya kembali.
'Ayolah, Luhan/Lulu! Cepat jawab!' Pikir semua orang yang ada di situ. Termasuk Sehun.
Luhan menarik napas dalam-dalam, dan membuka mulutnya, "De! Ada orang yang kusukai di sini." Jawabnya mantap.
'ASSA! Kalau kali ini botolnya berhenti di Sehun, rencana kita akan berhasil!' Pikir Chanyeol. "Kalau begitu, cepat putar botolnya. Luhan mengambil botol dan memutarnya. Namun, botol itu berhenti tepat di Lay, bukan Sehun.
"Truth or Dare?"
'Hft… Apa yang harus kupilih? Kalau Truth, mereka pasti akan bertanya apa aku suka Suho. Tapi… kalau aku pilih Dare, mereka pasti akan menyuruhku melakukan hal yang aneh-aneh. Seperti… menembak Suho misalnya? ARGH! Apa yang harus kulakukan?' Pikir Lay bingung dan frustasi.
"Cepatlah, Lay ge. Truth or Dare?" Tanya Luhan lagi.
"Truth!" Balasnya mantap. 'Semoga aku membuat keputusan yang tepat.' Pikirnya.
Luhan yang mendengar jawaban Lay, langsung tersenyum jahil. "Kalau begitu… Apa Lay ge suka pada Suho-hyung?" Tanya Luhan dengan nada ceria.
'Tuh 'kan… dia menanyakan hal itu. Bagaimana aku harus menjawabnya?'
"Cepat, Lay-hyung! Kalau kelamaan, kami gak bisa… AW!" Teriak Chanyeol kesakitan. Ternyata, Baekhyun mencubit lengannya keras. Sambil memberinya tatapan katakan-dan-kau-akan-tau-akibatnya. Dan Chanyeol hanya terkekeh pelan menanggapi tatapan Baekhyun.
Saat Lay sedang berkutat dengan pikirannya, Suho malah terlihat was-was. 'Kira-kira, apa yang akan dikatakannya? Apa dia juga menyukaiku? Ah! Sudah pastilah, Kim Joonmyun. Sudah jelas dari reaksinya tadi, bukan? Jangan terlalu berpikir negatiflah.' Pikirnya.
"Lay ge! Ppali~" Kata Luhan dengan nada sedikit kesal.
Lay pun menarik napasnya dalam-dalam, menunduk dan menjawab pelan, "De…" Namun, tidak ada satu pun yang mendengarnya.
"HAH? Hyung jawab apa? Gak kedengeran, hyung! Coba katakan lagi!" Suruh Kai.
"Shirreo! Aku 'kan sudah jawab. Itu salah kalian kenapa tidak dengar!" Lay menolak. Ia terlalu malu untuk mengatakannya sekali lagi.
"Dia bilang iya." Kris tiba-tiba membuka suara. Membuat semua mata menuju kepadanya. "Lay bilang, dia menyukai Suho." Ulang Kris santai. Sementara Lay terkaget dengan wajah memerah.
"Kalau begitu, mereka tinggal jadian, dong! 'Kan udah sama-sama suka!" Ujar Tao senang.
"Kalau botol berhenti di mereka lagi, suruh aja mereka menyatakan perasaan!" Ujar Baekhyun kali ini. Membuat yang lain tertawa mendengar perkataan mereka berdua.
Sementara, Suho terus menatap dalam ke arah Lay yang sibuk memalingkan wajahnya yang memerah dari Suho.
'Berhentilah menatapku!/Berhentilah menghindari tatapanku!' Pikir mereka berdua bersamaan.
"Cepat lanjutkan permainannya! Lay, putar botolnya!" Perintah Kris, yang mendapat tatapan tajam dari Lay. 'Kenapa kamu beberkan perkataanku, sih? Sahabat macam apa kamu, Wu Fan?' Pikir Lay kesal sambil memutar botolnya.
'Ayolah botol manis, berhentilah di Oh Sehun! JEBAL!' Pikir Chanyeol, Kai, Baekhyun dan Kyungsoo. Dan… JACKPOT! Botol itu berhenti tepat menunjuk Sehun.
"YEAAAAH!" Teriak mereka berempat senang. Membuat Sehun dan Luhan langsung sweat drop melihat tingkah mereka.
'Apa yang akan mereka lakukan?' Pikir mereka berdua.
"Truth or Dare?"
'Aku harus pilih apa? Kalau Truth, pertanyaan mereka sudah jelas sekali. Kalau Dare, mereka tidak akan menyuruhku menembak Luhan hyung, 'kan? Kalaupun iya, lebih baik begitu daripada Luhan hyung tau perasaanku, sementara aku tidak tahu perasaannya kepadaku.'
Setelah berpikir cukup keras, Sehun pun menentukan pilihannya dengan mantap. "Dare!" Jawabnya lantang.
Mendengar hal itu, BaekYeol dan KaiSoo sibuk memberikan kode kepada Lay, yang untungnya cepat dimengerti oleh Lay.
"Nyatakan perasaanmu pada orang yang kau sukai!" Dan semua orang di ruangan itu pun ber-euphoria di dalam hati masing-masing.
Sehun, dengan memantapkan perasaannya, langsung berdiri dan melangkah ke a-certain-person yang tak lain dan tak bukan adalah Luhan. Ia langsung menarik Luhan dan berlutut -seperti orang yang hendak melamar seseorang- di depannya. Hal ini membuat hati Luhan melonjak kegirangan. Jantungnya berdegup sangatlah kencang.
"Lulu…" Sehun memutuskan untuk menggunakan panggilan itu kepada Luhan. "Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, tepatnya saat kita masih kecil, aku sudah menyukaimu. Aku selalu bertekad menjadi orang yang selalu melindungimu, menghapus kesedihan di hatimu, dan mengukir senyuman manis di wajahmu." Kata-kata Sehun membuat wajah Luhan perlahan memerah. Kata-kata itu sangat manis dan indah di telinganya.
"Sejak pertama aku bertemu denganmu, aku selalu ingin mendekapmu dan tak ingin melepasmu. Namun, takdir berkata lain. Ia memisahkan kita berdua, membuatku mau tak mau harus rela melepasmu. Tapi, ia kembali mempertemukan kita dengan caranya sendiri.
"Dan saat aku menemukanmu kembali, tekad itu kembali muncul di hatiku. Tekad untuk melindungimu, menghapus kesedihanmu, dan mengukir senyuman di wajahmu. Aku bertekad untuk melakukan itu semua, walaupun dengan melakukan hal itu, aku harus menukarnya dengan nyawaku sendiri." Luhan tercekat mendengar hal itu. Ia merasa air matanya akan jatuh kapan pun juga.
"Dan aku berjanji, untuk tidak akan pernah melepasmu lagi, aku akan selalu mendekapmu. Kita akan selalu bersama sampai maut memisahkan kita." Kali ini, seisi ruanganlah yang tercekat. Mereka terdiam mendengar kata-kata Sehun yang mencerminkan tekadnya yang kuat.
"Oleh karena itu, maukah kamu menjadi namjachingku? Mengisi kekosongan hatiku selama ini, dan selalu bersama denganku, selamanya?" Dan air mata Luhan pun jatuh saat itu juga. Ia langsung memeluk Sehun dengan erat sambil terus membisikkan dengan lembut kata-kata yang menurut Sehun sangatlah indah.
"De, Sehun-ah. Aku mau." Sehun langsung membalas pelukan Luhan. Kemudian melepasnya, dan mencium bibir Luhan. Tanpa napsu, hanya tautan lembut yang mencurahkan seluruh perasaan mereka. Mengatakan bahwa mereka mencintai satu sama lain.
Sementara, yang lainnya menitikkan air mata dan bertepuk tangan. Suasana di ruangan itu terasa sangatlah hangat. Dengan dua sejoli yang dipersatukan setelah takdir mempermainkan perasaan mereka.
Setelah beberapa saat, Sehun melepaskan ciumannya, lalu mencium lembut air mata Luhan. Menghapusnya secara perlahan, dan berbisik, "Gomawo, Lulu. Aku berjanji akan
menjagamu lebih dari apa pun. Saranghaeyo, Xi Lu Han." Yang dibalas dengan senyuman lembut dari Luhan.
"Nado saranghaeyo, Oh Sehun." Dan bibir mereka pun kembali bertautan. Membagi kasih sayang, cinta, dan kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini.
Kris, yang melihat hal itu, tersenyum dengan lembut. 'Berbahagialah, Luhan. Aku tahu, Sehun pasti bisa menjagamu dengan baik.' Kemudian, ia melangkahkan kakinya menjauh dari kedua sejoli itu.
BRUK!
"AH! Dui bu qi! Aku gak sengaja!" Ternyata yang tak sengaja menabrak Kris adalah Tao. Ia langsung meminta maaf dengan nada panik.
"Hm, tidak apa-apa, kok." Jawab Kris tenang. Lalu, ia langsung kembali melangkahkan kakinya pergi dari situ. Tanpa melihat rona merah yang muncul di pipi Tao.
"YAH! Zitao! Kamu sedang a… Eh? Kenapa wajahmu merah begitu?" Tanya Xiumin yang heran dengan sikap Tao. Ia langsung menolehkan kepalanya ke arah pandang Tao, dan langsung tersenyum iseng.
"Oh… Jadi, Zitao juga sedang jatuh cinta toh." Tao langsung kembali ke alam sadarnya dan memandang Xiumin dengan gugup.
"Aniya, hyung! Aku tidak sedang jatuh cinta, kok!" Bantahnya cepat.
"Terus, kenapa wajahmu memerah begitu saat memandang K... Hmph!" Tao dengan segera menutup mulut Xiumin agar ia tidak berbicara lebih lanjut. Ia tidak mau ada yang mendengar kalau ia menyukai Kris.
"Hyung jangan bilang siapa-siapa! Aku janji aku akan jelaskan hal ini nanti! Jebal, hyung~"
"Aku janji gak akan cerita ke siapa-siapa, tapi… Belikan aku steamed bun, oke?" Tao hanya menghela napas dan mengangguk pasrah. Yang dibalas dengan cengiran lebar oleh Xiumin.
Di saat Tao sibuk berusaha menutup mulut Xiumin agar perasaannya pada Kris tidak ketahuan, di sisi lain, dua couple yang berbahagia sedang sibuk membagi kebahagiaan karena dua sahabat mereka telah berhasil menyusul jejak mereka menjadi sepasang kekasih.
"Berarti, tugas kita sudah selesai, 'kan? Kalau begitu, hentikan saja permainannya. Toh, niat kita melakukan permainan ini untuk mempersatukan mereka." Kata Kai.
"Sepertinya… masih ada satu couple lagi yang harus disatukan, Kai." Ujar Baekhyun. Menunjuk ke arah Suho dan Lay yang saling bertatapan dengan malu-malu.
"Mission, START!" Teriak mereka berempat. Kemudian, mereka tertawa dengan keras bersama-sama.
-To Be Continued-

A/N: Chapter 6! Saya senang sekali bisa meng-update cerita ini lebih cepat dari biasanya ^^ Walaupun memang cuma lebih cepat beberapa hari sih -_-

Jadi, bagaimana kesan kalian tentang chapter kali ini? menarikkah? atau malah membosankan? beri komentar kalian yaaa~ biar saya bisa jadi lebih baik lagi :D Dan sepertinya, chapter depan adalah last chapter untuk ff ini! karena, semua masalahnya sudah terselesaikan dengan baik dan lancar ^^v

Tidak ada komentar:

Posting Komentar