Pengikut

Jumat, 19 Oktober 2012

Saranghamnida Part 3a HunHan

Author : Aihara Lee
Genre : Romantic
Rated : T
Length : Oneshoot
Cast :
"EXO-K's Magnae" Oh Sehoon (Sehun)
"EXO-M's Lead Vocal" Xi Luhan (Luhan)
Warning : Yaoi
Disclaimer : Semua cast yang ada di FF ini adalah milik Tuhannya masing-masing. Tapi FF ini tetep milik saya seorang. Sudah pernah dipublish di FB pribadi (Si Aihara Tyaz).
*Selamat membaca.* ^^

.
**SARANGHAMNIDA**
"I have died everyday waiting for you.
Darling don't be afraid, I have loved you.
For a thousand years.
I love you for a thousand more.
Luhan Hyung..."
**SARANGHAMNIDA**
.


SEHUN
.
Aku bahkan tak tahu apa yang harus ku lakukan kini. Aku bagaikan kehilangan separuh nafasku, separuh jiwaku saat aku melihatnya tersenyum untuk terakhir kalinya untukku saat itu. Hatiku serasa kosong. Nafasku sesak seakan tak akan ada lagi hari esok untukku. Dan tak terasa, cairan bening mengalir dari kedua pelupuk mataku. Aku kembali menangis. Entahlah. Bahkan dihari keseratus kepergiannya, aku masih tak bisa mengikhlaskannya.
Bukan hanya Joonmyun Hyung, Jongin atau bahkan Chanyeol Hyung yang merasa tidak berhasil membawa keceriaanku kembali seperti seratus hari yang lalu, tetapi juga Jongdae dan Minseok Hyung yang sedang berada di daratan yang berbeda dariku pun turut merasa gagal. Aku memang masih bisa tersenyum seperti biasa. Namun senyuman itu bukan lagi sebuah senyuman tulus melainkan senyuman miris. Entahlah.
.
-Flashback : ON-
.
"Sehun-ah." panggil Jongin saat aku hendak menyendok serealku.
"Hem?"
"Hari ini, kita jadi latihan bersama dengan EXO-M?" tanya Jongin sambil memakan serealnya. Aku mengangguk. Aku hanya bisa tersenyum-senyum sendiri karena mengingat hal itu. Jongin yang sepertinya terlihat heran melihatku, membuka suaranya. "Ada apa denganmu?"
"Ahhh... Aku sangat amat merindukan Luhan Hyung. Jadi, aku senang karena hari ini aku akan bertemu dengannya. Yeeey..." jelasku dengan menggebu-gebu. Entah hanya perasaanku saja atau memang kenyataan, wajah Jongin tiba-tiba berubah muram. Namun aku tidak ambil pusing.
"Sehun, Jongin. Segera selesaikan sarapanmu. Ppalli." titah Joonmyun Hyung, leader kami. Tiba-tiba, Jongin berdiri dari tempatnya. Sedangkan aku masih meneruskan sarapanku.
"Aku sudah selesai kok Hyung. Geurom, dimana Kyungsoo Hyung?"
"Dia pergi duluan." jawab Joonmyun Hyung singkat.
"Oh. Kalau begitu, aku ganti baju dulu ya Hyung." Dan kulihat tubuh Jongin masuk ke dalam kamarnya. Namun Joonmyun Hyung masih berada di dekatku. Ia sedang mengupas jeruk yang baru saja ia beli bersama Kyungsoo Hyung kemarin.
.
"Hyung. Kita berangkat jam berapa?" tanyaku sebelum meminum air putihku.
"Molla-I don't know. Kita tunggu saja kabar dari Wu Fan Gege. Aku masih belum tahu EXO-M akan berangkat ke studio pukul berapa." jawabnya tenang sambil melahap jeruk yang sudah dia kupas. "Igo-here." Lanjutnya sambil menyuapiku sepotong jeruk.
"Gomawo Hyung."
"Ne. Change your clothes, ppalli-hurry. Mungkin sebentar lagi Wu Fan Gege akan memberi kabar."
"Arraseo Hyung."
"Pakai pakaian yang nyaman. Jangan pakai baju yang aneh-aneh."
"I know I know." Aku melangkah ke kamar dan segera mengganti pakaianku.
.

**SARANGHAMNIDA**

.
"Hyuuung~" teriakku saat kulihat sosok Kyungsoo Hyung sedang berbincang dengan Jongin, Joonmyun Hyung dan Chanyeol Hyung. Langsung saja aku bergelayut di lengannya. Maklum kebiasaan kalau bersama Luhan Hyung.
"Ada apa, Sehunnie?" tanyanya dengan senyum yang sangat lembut. Oh I love it. I love that smile. Betapa beruntungnya Jongin bisa dicintai namja sebaik dia. Ups! Sepertinya aku kelepasan. Aku memang sudah tahu hal itu sejak lama. Dari Baekhyun Hyung. Yaah karea aku memaksa dia untuk bercerita padaku sebenarnya. But, it's okay. Toh dia juga salah satu Hyungku khan?
"Ani. Kau kemana saja? Jongin tadi mencarimu." ujarku yang langsung ditanggapi dengan wajah kaget Kyungsoo Hyung. Dengan cepat ia menoleh ke arah Jongin namun disambut wajah Jongin yang dingin. Jongin babo. Kau sudah menyakitinya.
"Ah itu tidak mungkin, Sehunnie. Kau ada-ada saja." Kyungsoo Hyung memang terlihat biasa saja namun aku tahu jika hatinya sedih.
"Aku tidak bohong, Hyung. Tanya saja Suho Hyung." ucapku untuk meyakinkan Kyungsoo Hyung kalau Jongin tadi memang sempat mencarinya.
"Jangan aneh-aneh kau, Magnae." ujar Jongin dingin. Jongin menatap tajam padaku namun aku sama sekali tak memperdulikannya.
"Sudahlah Sehun. Gaja kita berangkat. Wu Fan Ge baru saja mengirimiku pesan bahwa mereka sudah dalam perjalanan menuju tempat latihan." ujar Joonmyun Hyung dengan bijak. Dia memang selalu melerai pertengkaranku dan Jongin. Sosok Leader yang baik memang. "Chanyeol, panggil Baekhyun." lanjutnya.
"Ne. Baekhyun-ah. Ppalli nawaaa~. Kita akan segera berangkat." Dan tak lama kemudian Baekhyun Hyung terlihat keluar dari kamar sambil tersenyum.
"Mianhae." ujarnya sambil menggandeng lengan Kyungsoo Hyung. "Gaja, Kyungsoo-ah."
.
Akhirnya kami berangkat dengan mobil yang memang sudah disediakan oleh perusahaan untuk kami jika akan kemana-mana. Jadi kami tidak perlu risau soal kendaraan untuk pergi latihan atau urusan apapun yang berkaitan dengan perusahaan. Di dalam mobil, suasananya tetap seperti biasanya. Ramai. Di jok belakang, masih dengan komposisi seperti biasanya. Di dekat jendela kanan ada aku, lalu Baekhyun Hyung dan Chanyeol Hyung. Lalu di sebelah supir ada Joonmyun Hyung dan di tengah ada Kyungsoo Hyung dan Jongin yang sama-sama terdiam sambil memandangi jalanan luar.
Sesekali memang mereka berdua menimpali joke-joke yang Chanyeol Hyung atau aku lemparkan dan tertawa terbahak-bahak. Namun selanjutnya hening. Yang terdengar hanya suaraku, Baekhun dan Chanyeol Hyung. Hingga akhirnya kami sampai di depan gedung tempat EXO di lahirkan, SMEnt. Terlihat, Wu Fan Gege berdiri di depan pintu kantor bersama Tao Gege. Dengan wajah stoic seperti biasanya, ia melambaikan tangan saat melihat kedatangan kami berenam.
"Dimana yang lain, Ge?" tanya Joonmyun Hyung sesaat setelah kami semua memasuki kantor.
"Sudah di atas, Joonmyun-ah. Aku dan Tao sebenarya juga sudah menunggu di atas. Namun, Tao tadi minta di antar untuk membeli kopi." ujar Wu Fan Gege. Sedangkan Tao Gege yang berada di sampingku, hanya mengangguk membenarkan.
"Tao Gege. Apa Luhan Hyung ada di atas?" tanyaku sambil menggamit lengannya.
"Iya, Sehunnie. Dia tadi berlatih dance bersama Yi Xing Gege." Aku mengangguk-anggukkan kepalaku tanda mengerti lalu aku tersenyum pada Tao Gege. Aku dan Tao Gege adalah magnae. Tao Gege adalah magnae EXO-M. tetapi umurnya sama seperti Kyungsoo Hyung karena mereka lahir di tahun yang sama, 1993. Sedangkan aku, magnae di EXO-K yang lahir di tahun 1994. Yah bisa dibilang aku adalah official magnae dari EXO. Hehehe...
.

**SARANGHAMNIDA**

.
"Sehunnie." Panggil seseorang sesaat setelah aku baru saja selesai menali sepatuku. Aku menengadahkan kepalaku dan mendapati Luhan Hyung tersenyum kepadaku.
"Ne, Hyung?"
"Ayo makan malam bersama. Sudah lama kita tidak makan malam bersama." ujar Luhan Hyung sambil merangkul bahuku.
"Arraseo. Tapi aku mau mengambil sesuatu dulu di mobil. Jadi, Hyung tunggu saja aku di depan kantor, ok?"
"Ne. Cepat ya?"
"Arra." Aku segera berlari ke parkiran dan menghampiri mobil kami yang terparkir rapi di parkiran. Dan saat aku akan kembali ke Luhan Hyung, aku bertemu Jongin yang baru saja keluar meuju parkiran.
"Sehun-ah. Ayo makan malam bersama." ajak Jongin. Sayangnya, Luhan Hyung lebih dahulu membuat janji jadi mau tak mau aku harus menolaknya.
"Mian Jong. Aku sudah ada janji dengan Luhan Hyung. Annyeong." Dan aku segera berlari ke tempat Luhan Hyung. Kulihat dari kejauhan, Luhan Hyung sedang berbicara dengan Jongdae Hyung. "Hyung." teriakku.
"Ah Sehunnie. Arraseo Jongdae-ah. Kita bahas lagi nanti, arra?"
"Ne Hyung. Ah, kalian berdua mau kemana?" tanya Jongdae Hyung sebelum beranjak pergi.
"Entahlah Hyung. Ke restoran di dekat kantor mungkin. Aku lapar. Hahaha..." ujarku sambil tertawa. "Tidak mau ikut kami?"
"Mian tapi Yi Xing Gege sudah berjanji akan memasakkanku sesuatu. Hehehe..." aku dan Luhan Hyung berpandangan sebentar lalu kami sama-sama tertawa saat melihat wajah malu-malu Jongdae Hyung. Dasar orang kasmaran.
"Arra. Kami duluan, Jongdae-ah." ujar Luhan Hyung sambil mendorong tubuhku dari belakang dan melambaikan tangan pada Jongdae Hyung.
.
"Lalu kita mau kemana, Hyung?"
"Mau makan pizza?"
"Pizza? Kau suka makanan seperti itu juga, Hyung?"
"Apapun jika bersamamu pasti akan lezat dan menyenangkan, Sehun-ah."
"Hahaha... Kau sudah terlalu sering menggombal padaku, Hyung. Jelas aku sudah kebal dengan itu. Baiklah kita makan pizza. Gaja." Dan kami segera melangkah ke arah restoran Pizza yang ada di dekat kantor.
.

**SARANGHAMNIDA**

.
AUTHOR
.
Sudah sejak setengah jam lalu Sehun dan Luhan keluar dari restoran Pizza yang mereka datangi tadi. Kini mereka tengah duduk nyaman di kursi taman dekat Dorm EXO-K. Entah apa yang mereka perbincangkan hingga Luhan tertawa terpingkal-pingkal dan wajah Sehun memerah karena menahan tawa. Namun sedetik kemudian, mereka berdua saling menatap satu sama lain dan terdiam agak lama.
"Sehun-ah."
"Luhan Hyung." Mereka memanggil nama masing-masing bersamaan. Lalu tampak smburat merah di pipi keduanya. Sehun yang malu, hanya mengelus tengkuknya. Sedangkan Luhan menunduk dalam.
"Ada apa Sehunnie?" Luhan memberanikan diri untuk bertanya.
"Eum... Aku mau...eumm..meminta sesuatu pada Hyung." ujar Sehun malu-malu.
"Ige mwoya-what is it?" Luhan mengernyitkan dahi saat melihat Sehun mengeluarkan kalung pendek yang melingkari leher jenjangnya dan menunjuk cincin yang menjadi bandulnya. Cincin perak sederhana dengan ukiran sulur-suluran berwarna biru.
"Sudah lama aku mencari pasangan cincin ini. Dan kemarin, saat aku dan Baekhyun Hyung berjalan-jalan sore, secara tidak sengaja aku melihat pasangan cincin ini di sebuah toko aksesoris yang kami lewati. Jadi aku membelinya."
"Lalu hubungannya denganku?" tanya Luhan bersamaan dengan Sehun yang sibuk mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak merah beludru.
.
Sehun membuka kota itu dan berlutut di depan Luhan. "Maukah kau memakai pasangan cincin ini dan menjadi pasanganku, Hyung?" Luhan terbelalak kaget.
"K..kau. In..ini serius?"
"Apa wajahku terlihat bercanda, Hyung?" Luhan menggeleng. Namun dari wajahnya, terlihat ia masih bingung. Sehun menunduk. Kepercayadiriannya berkurang. "Aku tahu ini salah, Hyung. Tapi, apa aku bisa memilih dengan siapa aku akan jatuh cinta?" tanya Sehun dengan suara lemah. Luhan tersenyum dan mengambil cincin perak yang sama dengan milik Sehun dan ia pasang di jari manis tangan kirinya.
"Apa ini cocok untukku?" Sehun menengadahkankan kepalanya dan menemukan cincin perak dengan ukiran berwarna merah itu terpasang di salah satu jemari Luhan.
"Hyung..." gumam Sehun sambil menatap Luhan.
"Yak Sehunnie..! Aku bertanya kepadamu. Bukan pada angin." Sehun tergagap.
"I..iya sangat cocok, Hyung." Luhan pun tersenyum dan berdiri.
"Come on stand up." Sehun yang masih bingung, hanya mengikuti perintah Hyungnya dan berdiri. Luhan tersenyum dan tangannya terulur untuk mengelus surai Sehun. "Nado saranghae, Sehun-ah."
.
CUP.!
.
Luhan mencium pipi kiri Sehun dengan cepat. Sehun yang terlihat masih shock dengan kejadian yang ia alami barusan, hanya diam mematung sambil memegang pipi yang dicium oleh Luhan barusan. Dan tentu saja itu membuat Luhan kesal.
"SEHUUUN..!" Sehun pun terkesiap dan tersadar saat mendengar teriakan dari Luhan.
"Ne, Hyung." Luhan melipat kedua tangannya di dada dan memasang wajah marah. Sehun yang baru saja sadar 100% bahwa Luhan kini sudah resmi menjadi kekasihnya, langsung memeluk tubuh Luhan. "Jeongmal saranghae, Hyuuuung~" teriak Sehun.
"Sesak, Sehunnie. Sesaaaak~" teriak Luhan tak kalah keras sambil meronta di dalam pelukan Sehun. Akhirnya, Sehun melepas pelukannya.
"Mianhaeyo, Hyu...err~ Chagi." ujar Sehun sambil mengeluarkan senyum lebarnya.
.
-Flashback : OFF-
.
.
SEHUN
.
Aku tersenyum tipis saat terlintas serangkaian ingatan itu. Betapa bahagianya aku malam itu. Senyuman lebar tak pernah lepas dari wajahku hingga membuat Suho Hyung, roommateku, menggeleng-gelengkan kepalanya karena bingung dengan segala sikapku sepanjang malam. Namun saat Kyungsoo Hyung menanyakan alasan mengapa aku bersikap demikian, aku malah menyembunyikannya karena memang belum saatnya mereka semua tahu.
Sayup-sayup kudengar suara radio milik Kyungsoo Hyung yang masih menyala. Kebiasaan buruknya memang. Meninggalkan radio yang masih menyala saat ia pergi keluar dorm. Hari ini memang hari libur yang diberikan oleh SooMan Sajangnim untuk kami semua beristirahat karena Chanyeol Hyung yang jatuh sakit kemarin. Sehingga semua member kecuali aku, Baekhyun Hyung dan Chanyeol Hyung tentu saja, pergi ke gym untuk merefresh tubuh mereka.
Radio Kyungsoo Hyung masih mengalunkan lagu-lagu tanpa ada yang mendengarkan. Akhirnya, mau tak mau, aku beranjak dari kisi jendela dan berjalan ke arah kamar Kyungsoo Hyung untuk mematikan radionya. Namun saat sampai di depan pintu kamar Kyungsoo Hyung, kakiku terasa beku. Dadaku terasa sesak saat sebuah lagu baru saja mengalun dari radio Kyungsoo Hyung.
.
.
"All my bags are packed, I'm ready to go
I'm standing here outside your door
I hate to wake you up to say goodbye
But the dawn is breaking, it's early morn'
The taxi's waiting, he's blowing his horn
Already I'm so lonesome I could die"
.
.
Dengan segenap kekuatan yang masih tersisa, aku melangkah masuk ke kamar Kyungsoo Hyung hingga akhirnya aku jatuh terduduk di dekat meja tempat radio itu di taruh dengan air mata yang tak dapat kutahan. Ingatanku langsung melayang kekejadian 3 bulan yang lalu.
.
.

**ToBeContinued**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar