Chen berlari dengan sekuat tenaga. Coklat dari Yang Mi dibuangnya diam-diam di tempat sampah yang dilaluinya tadi. Tujuannya hanya satu : Menemui Xiumin ge-nya!
Ups...
Apa Chen masih pantas mengklaim Xiumin sebagai miliknya, padahal jelas-jelas dia sudah menyakiti namja imut itu?
"Issh, mollaa!" desis Chen sambil mengacak rambutnya di sela-sela berlari.
Jarak dorm tinggal 20 meter lagi...
"Hosh, hosh, hosshh.."
"Chen?" Baekhyun yang kebetulan membuka pintu dorm terbelalak melihat Chen yang terengah-engah dengan mengenaskan.
"Xiu, Xiumiin gee.. hh.. Manaa?" engah Chen. Baekhyun hanya diam seraya minggir untuk memberi jalan masuk pada Chen.
.
"Kim Jong Dae."
Chen merasa bulu kuduknya berdiri ketika dipelototi oleh semua member di sana. Nyalinya semakin ciut melihat Tao menunjukkan beberapa gerakan wushu-nya yang ringan.
Dengan amat sangat pelan, KaiDo mendekati Chen yang menunduk takut.
"Chen hyung.." Mulai D.O. "Kau tahu, kan, kalau Xiumin hyung itu hyung tertua EXO?"
"N, ndee."
"Kalau kau tahu, kenapa kau tega menyakiti hyung tersayang kita itu, hmm? Kau pikir kau boleh seenaknya sendiri menyakiti hati seseorang?"
Chen mendongak.
"Yaa, Do KyungSoo! Aku, kan, juga tidak tahu kalau akan jadi seperti itu!" bantah Chen dengan suara keras.
"Jangan membentak D.O-ku..." desis Kai, mengerikan. "Asal kau tahu, Xiumin hyung sangat menyukai dan menyayangimu, hyung! Melebihi sayangnya pada kami, dongsaengnya!"
"A, aku mengerti.." desah Chen, frustrasi. "Tapi Xiumin ge.. Sahabat yang baik bagiku.."
"Kalau begitu, Chen hyung. Tanyakan pada dirimu sendiri, apa perasaanmu yang sebenarnya pada Xiumin hyung?" tanya Sehun tidak sabar.
Chen terdiam.
Semuanya pun mengatupkan mulut rapat-rapat. Menanti jawaban yang akan terlontar dari mulut sang 'terdakwa'.
".. Cukup. Chen, tolong selesaikan sendiri masalahmu dengan Xiumin ge. Kami tidak akan ikut campur. Arraseo?" titah Kris setelah 3 menit berlalu. Perintah yang mendapat tatapan tidak setuju dari Tao, Luhan, dan Baekhyun.
"..." Suho berdiri dari posisi duduknya. "Aku setuju dengan Kris hyung. Malam ini EXO K akan menginap di hotel dan baru akan pulang setelah masalah kalian selesai." tekan Suho. Sebelum pergi, leader EXO K itu berbisik pada Lay kemudian mengecup pipinya sebentar.
"Ayo, Baekkie." Ajak Chanyeol sambil menggandeng lembut tangan Baekhyun yang gemetar dan menuntun namja itu keluar.
"Chen hyung, maafkan perkataanku tadi." sesal D.O sebelum ditarik oleh Kai.
"Luhan hyung, kalau Chen hyung berbuat yang aneh-aneh lagi, beritahukan padaku, ya!" ujar Sehun sangar lalu mengikuti hyungdeulnya yang sudah keluar duluan. Luhan tersenyum hambar.
Dorm EXO M pun berubah menjadi lengang. KrisTaoLayLu memutuskan untuk mengunci pintu kamar masing-masing dan membiarkan Chen sendirian.
Chen melangkah gontai untuk mengambil air dingin di dapur. Saat membuka kulkas, pandangannya tertumbuk pada coklat yang terbungkus kertas kado bergambar petir berwarna biru.
"Xiumin ge." gumam Chen, lirih. Diambilnya coklat itu dan diamatinya sebentar. Chen bisa merasakan perasaan penuh kasih sayang dan perhatian milik Xiumin saat membuat coklat. Chen menarik napas dalam-dalam.
"Gege.."
-0-
Chen
memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. Kamera poket Tao yang tidak
sengaja ditemukannya di atas lemari ruang tengah, dibawanya serta."Yeoboseyo? Manajer? Nee. Iya. Aku butuh bantuanmu. Sekarang bisa, kan? Aku tunggu di taman. Selagi masih jam 08.00.."
-0-
Xiumin masih menangis. Air matanya menyeruak deras. Bantal yang menjadi tumpuan kepalanya pun basah."Hiks, hiks.. Pabbo Chenn... Seme nggak peka... Seme polos... Autis (?)..." rutuk Xiumin tanpa henti. Dia menangis semakin keras saat mengingat Chen mencium Yang Mi di radio.
"Hueeee.. Yeoja bre****k... Berani-beraninya memberi coklat pada Chen... Hikssss... PABBOO~" raung Xiumin.
"Pabbo, pabbo...! Tapii, aku yang lebih pabboo.. Kenapa aku bisa mencintai Kim Jong Dae...?" air mata Xiumin menetes lagi. Dia menendang-nendang apapun yang ada di jangkauan kakinya. Karena kasur ChenMin bersebelahan langsung dengan meja kecil penuh barang, pigura yang berisi foto ChenMin sedang berangkulan dan tersenyum lebar pun ikut tertendang.
PRAAKK!
"O, omoo~" Xiumin menghapus air matanya dan bergegas meraih pigura yang telah retak itu.
"Huwaaaaa...! Kenapa aku sial terus, sih, hari iniiii? Awas kau, Chenn...!"
.
LayLu's Room
"Luhan ge, kasihan Xiumin ge. Dia menangis terus dari tadi." gumam Lay.
"Ndee. Tapi aku tidak mendengar suara Chen yang merengek-rengek meminta maaf. Hufft, kemana perginya bocah autis itu?"
"Mollayo, ge."
"Awas saja! Kalau sampai nanti malam belum meminta maaf pada Xiumin ge, akan ku adukan pada Evil Magnae EXO.." ancam Luhan. Lay mengelus tengkuknya yang tiba-tiba dingin.
"Yaak, Lu ge, simpan aura mengerikanmu untuk menghukum Chen nanti!"
KrisTao's Room
"Hueeee..." Tao ikut menangis. Kris mengelus punggungnya lembut.
"Chen gege jahat! Kasihan Xiumin geee..."
"Ssshh, tenanglah, Baby. Aissh, kenapa aku tidak mendengar suara Chen, ya?"
"Hiks, pasti Chen pabbo itu lagi selingkuh sama Yang Mi jiejie!" tuduh Tao, gemas.
"Hmm, benar juga. Eh, tapi hati-hati, Tao.. Xiumin ge bisa mendengarnya, lho, karena..."
"HWAAAAAA!"
Tangisan Xiumin terdengar makin kencang.
"... Karena kamar kita bersebelahan dengan kamar ChenMin.." lanjut Kris.
"Xiumiiin geee, jangan nangis terusss.. Tabahlaah~! Tao akan selalu mendukungmuuu~" seru Tao sambil beringsut memeluk tembok yang membatasi kamarnya dan Xiumin.
Kris sweatdrop melihat kelakuan ukenya.
-0-
Jam 14.17Chen terduduk di hamparan rumput-rumput setelah bekerja keras bersama manajer EXO M dari jam 8 pagi.
"Ufhh, manajer, xie xie~! Kau baik sekali, mau membantukuu." Sahut Chen penuh terima kasih pada manajer.
"Gwenchana. Aku paling benci melihat anggota band asuhanku bertengkar. Cepatlah berbaikan, nee? Ayo, aku antar pulang."
"Iya." Chen akhirnya naik ke mobil sedan manajer. Manajer menghidupkan mobil dan menyetir secara perlahan.
Di tengah perjalanan, Chen menyalakan kamera Tao dan melihat-lihat foto.
Cukup banyak foto EXO dan pemandangan-pemandangan yang diambil Tao. Saat makin beranjak ke atas...
DEG
Foto yang memperlihatkan dirinya dan Xiumin yang berpelukan saat tidur, terbuka. Dan kemungkinan diambil tadi pagi ketika Lay membangunkan seluruh member.
'Baozi Min ge! Aku pasti bisa membuatmu tersenyum lagi!' tekad Chen dalam hati.
.
Di Dorm..
"Aiissh, capeknyaa.." Chen merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Bukan karena tidak ada kamar yang bisa ditumpangi, melainkan karena penghuni kamarnya yang tidak keluar-keluar sedari tadi (read : Kris dkk.)
"Krrr.. Krrr.."
Chen pun terlelap. Habiss, mempersiapkan sesuatu yang spesial secara mendadak itu MELELAHKAN sekali.
"Nggh.." Chen menggeliat.
Satu jam kemudian:
KLEK
Xiumin mengucek matanya yang agak bengkak sambil membuka pintu kamar. Kaki mungilnya dilangkahkan ke ruang tengah untuk menonton tv. Mungkin melihat-lihat acara komedi bukan ide yang buruk.
Xiumin mengambil remote dan menyalakan tv. Dia lalu berjalan mundur, bermaksud duduk di sofa tanpa melepaskan pandangannya dari layar tv.
DUKK
"Nnnhhh...!" suara erangan yang terdengar sontak membuat Xiumin menoleh kaget.
"M, mwo?"
Xiumin tercengang melihat Chen yang tidur di sofa. Jadi tadi dia menduduki Chen? Dan apa dia menduduki bagian...
BLUSH~
Wajah imut Xiumin memerah. Dialihkannya pikiran-pikiran itu dengan cepat. Yadong.. -,-
Sret,
Xiumin bersimpuh di sebelah Chen yang mendengkur halus. Ekspresi damai Chen membuat Xiumin terlena-untuk beberapa saat-.
"Chennie."
Xiumin menyusuri garis wajah Chen. Jarinya seperti tersengat listrik ketika bersentuhan dengan kulit pucat Chen yang lembut. Suara-suara tawa keras dari acara komedi yang diputar di tv tidak mengusik ketenangan Chen sama sekali. Xiumin lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Chen dan menggesek-gesekkan hidungnya di pipi namja yang dicintainya itu.
"Mm, Chen, pipimu tembam." kekeh Xiumin.
"Tapi tidak setembam pipimu, ge."
Suara serak khas orang bangun tidur seakan menyentakkan Xiumin. Cepat-cepat ditariknya kepalanya dari hadapan wajah Chen tapi sebuah tangan kekar menahannya.
"C, Chenn..." bisik Xiumin, gugup.
Chen tersenyum lalu bangun. Dia memegang kedua pipi Xiumin dengan tangan kanan dan kirinya. Lalu memajukan wajahnya sendiri dan mempersempit jarak.
"Xiumin ge, jeongmal mianhae~"
Cuup
Chen menekan tengkuk Xiumin dan memperdalam ciuman mereka. Mata Xiumin dan Chen pun saling menatap. Awalnya canggung, lalu mesra... Akhirnya kompak memejamkan mata untuk menikmati cumbuan masing-masing.
"Aah.." desah Xiumin saat lidah Chen mengajak lidahnya bertarung. Saliva mereka pun sedikit demi sedikit menetes di sela-sela lumatan panas yang terjadi.
"Ch, Cheenhh.. Sesaakhh.." ronta Xiumin. Chen pun melepaskan bibirnya dan menjilati saliva yang menetes di dagu Xiumin.
"Xiumin ge tetap manis seperti biasanya." goda Chen seraya menunduk menatap muka Xiumin yang memerah.
"A, aissh, jangan menggodaku!'' Xiumin memukul dada Chen pelan. Namun rautnya berubah drastis mengingat apa yang terjadi tadi pagi.
"Gege! Gege mau ke mana?" panggil Chen panik melihat Xiumin tiba-tiba berdiri dan berjalan cepat meninggalkan ruang tengah.
"..." Xiumin menunduk sejenak lalu kembali berjalan tergesa-gesa.
Chen buru-buru mengejar Xiumin dan memeluknya dari belakang.
"Ge, maaf. Aku dan Yang Mi jiejie tidak ada apa-apa. Sungguh! Aku tidak menyukainya sama sekali, ge..." rajuk Chen. Xiumin tidak bergeming meski Chen menggodanya dengan menciumi lehernya yang sensitif.
"Apa maumu, Jong Dae? Kalau begitu kau anggap aku apa? Hanya sahabat..?" lirih Xiumin.
"Soal itu..." Mata Chen menunduk menatap lantai. "Temui aku di taman dekat TK Haizi jam 15.20. Kau tahu, kan? Dan jangan lupa. " Chen membuat suaranya serendah mungkin. "Jangan lupa membawa coklat Valentinemu, ne?"
Dan Kim Minseok semakin mengutuki seorang Kim Jong Dae yang mampu mengubah moodnya semudah membalikkan telapak tangan.
-0-
Lay menguap. Dia dan Luhan tertidur tadi dan sekarang jam menunjukkan angka 15.10.Tunggu, kenapa tidak ada suara tangisan Xiumin? Apa Xiumin sudah berhenti menangisi Chen? Baguslah..
Lay berjalan keluar kamar dan mengernyit mendengar suara ribut-ribut dari kamar ChenMin.
"Aissh, apa yang harus kupakai? Apa ini? Tidak-tidak, Chen tidak akan menyukainya..."
"Ugh, kemana semua bajuku? Kenapa sedikit? Apa hanya ada ini?"
Lay memutuskan untuk mengintip ke dalam. Dia terbelalak melihat Xiumin-dengan rambut berantakan-berada di tengah kamar dengan muka tertekuk. Tapi bukan itu yang membuat Lay hampir histeris. Tapi karena Xiumin mengobrak-abrik lemari bajunya hingga semua isinya berhamburan keluar dan memenuhi tiap sudut kamar.
Lalu untuk apa dia beres-beres dengan susah payah tadi?
"Xiumin ge!" Lay membanting pintu kamar ChenMin, emosi.
"L, Lay?"
"Gege, apa kau tidak tahu tadi pagi aku membersihkan kamarmu dengan susah payah? Kenapa kau mengotorinya lagi?" tanya Lay dengan nada emosi.
"Mi, mianhae, Lay. Aku hanya ingin menentukan baju yang akan kupakai untuk datang ke tempat Chen." Jawab Xiumin, pelan.
"Apa? Chen mengajakmu ke mana, ge? Kencan?" goda Lay. Lupa akan kemarahannya.
"Aniyaa, jangan berkata begitu, doong! Chen mengajakku ke taman dekat TK Haizi. Aku dan Chen tidak kencan, kok!" Xiumin membentuk huruf V dengan jarinya.
"Jangan malu-malu. Sini, ge, akan kubantu mencarikan baju yang cocok untukmu." ujar Lay, tulus.
"Gomawoyo, Lay."
Lay mengambil kemeja kotak-kotak lengan panjang berwarna biru. "Bagaimana kalau ini?" Sedetik kemudian diletakkannya kembali kemeja itu karena Xiumin menggeleng.
"Ini, Lay?" Xiumin menunjukkan kaos merah bergambar naga di punggungnya. Tapi reaksi Lay hanya : "Bukankah itu punya Kris ge?"
Lay pun meraih kaos berkerah hitam dan cardigan abu-abu.
"Gee, kalau memakai ini, aura cool gege keluar, lho!"
"Jeongmal?" Xiumin mengambil baju yang dipilihkan Lay dan mengepaskannya di badan. "Bukankah ini agak.. Sesak?"
"Justru itu akan membuat tubuhmu lebih berisi dan seksi, ge!" Lay mengedipkan sebelah matanya, nakal. "Sudahlaaah, cepat ganti baju. ge! Chen bisa-bisa menunggu lama~ Ups, jangan lupa celana jins nya juga!"
Xiumin menurut dan memasuki kamar mandi kamar untuk berganti baju. Sementara Lay memunguti semua pakaian-pakaian yang berserakan. Setelah dikumpulkan, Lay melipat semuanya dengan telaten.
'Ufft, untung Chen yang mengajak Xiumin ge! Kalau saja Xiumin gege memberantakkan kamarnya tanpa alasan yang jelas, aku akan menjadikan dagingnya sebagai bahan isi bakapao.' batin Lay, sadis.
KLEKK
Tap..
Xiumin mengacingkan kancing teratas kemejanya dan memamerkan penampilannya pada Lay.
"Lay, bagaimana menurutmu?" tanya Xiumin untuk memastikan semua yang dikatakan Lay benar. Lay sejenak tertegun.
"Kau terlihat, luar biasa ge." jawab Lay, jujur. Xiumin tersenyum senang.
"Eh, cepatlah pergi, Xiumin ge! Kau nanti terlambat ke tempat Chen, lho! Biar aku yang mengurus kamarmu!" Lay mendorong bahu Xiumin dan menutup pintu kamar ChenMin.
"Aigoo, yang kulihat tadi itu siapa?"
Lay bergumam tidak jelas selama menata pakaian yang baru dilipatnya di lemari baju.
Sesaat kemudian,
"Oooh!" Lay menepuk dahinya. "Aku harus memberi tahu member yang lain!"
-0-
Chen menunggu roommate-nya sambil duduk di rumput-rumput. Dia memastikan semua persiapannya matang."Chenn..."
Sambil tersenyum lebar, Chen menoleh dan berdiri sambil menepuk-nepuk celananya begitu melihat kedatangan Xiumin.
"Xiumin ge, akhirnya kau datang." Riang Chen. Digandengnya tangan Xiumin. "Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di sekitar sini?"
"Nee. Tapi ke mana?"
Chen menyeringai. "Kau akan tahu, ge."
Chen mengajak Xiumin memasuki lebih dalam area taman. Sambil berjalan, ChenMin tidak banyak berbicara karena sama-sama canggung.
"Nng, Chen." panggil Xiumin, ragu-ragu.
"Ya?"
"Happy valentine..." ucap Xiumin malu seraya menyodorkan coklat yang dibawanya. Chen menerimanya sambil tersenyum misterius. Padahal jantungnya sudah berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya.
Chen menarik Xiumin agar berlari kecil. Di depan terlihat danau biru jernih dengan sebuah perahu putih di pinggirnya. Di sebelah danau itu, ada rangkaian dari Mawar ungu yang merangkai kalimat: WO AI NI, SARANGHAE KIM MINSEOK. Arti Mawar ungu sendiri adalah : Cinta pada pandangan pertama.
Chen menuntun Xiumin yang ternganga melihat kejutan darinya menaiki perahu. Dia meraih dua dayung yang tersampir di kanan kiri perahu dan mulai mendayung.
"Happy valentine too, chagiya."
Xiumin menunduk tersipu. Romantis sekali..
"Xiumin ge, kau terlihat seksi dan manis lho, kalau memakai pakaian seperti itu." goda Chen sambil mengamati dari ujung rambut sampai ujung kaki Xiumin.
"Yah, sudah berapa kali kubilang, jangan menggodaku! Dan aku tampan, bukan manis!" protes Xiumin.
"Tapi masih lebih tampanan aku, ge, kau sama sekali tidak cocok jadi seme."
"Aku ini manly, Chen jelekk.."
"Xiumin ge maniis~"
"Chen menyebalkaan!"
"Xiumin ge cantiik!"
"Chen lemot..."
"Xiumin ge yang terbaiikk,"
"Chen autis!"
"Mwo? Xiumin ge lucuu~"
"Chen tamp..." Xiumin menutup mulutnya. Dia melotot melihat Chen terkekeh mendengarnya.
"Kau mengakui, ge." Chen berhenti mendayung begitu perahu yang ditumpanginya bersama Xiumin berada tepat di tengah danau lalu menjentikkan jarinya.
Tiba-tiba dari balik pepohonan, muncul banyak anak kecil imut yang masing-masing membawa kertas berwarna-warni.
"Apa?" Mata Xiumin membulat.
".. Nan geudae maneui oppa
Geudaen namaneui yeoja
Hangsang ne gyeote isseo julke.." anak-anak itu mulai menyanyi dan 3 di antara mereka membalik kertas yang mereka bawa dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Tertulis K-I-M.
"Nan geudae maneui oppa
Dalkkomhan uri sarang
Oppan neoman sarang hallae." 4 anak yang lain mengikuti apa yang ketiga temannya tadi lakukan. Terpampang tulisan J-O-N-G.
"I cheon yuk nyeon I weol I il
Naege on geu nal
Hayan nun cheoreom
Geu moseub~" 3 anak berikutnya membalikkan kertas mereka. Bunyi tulisannya D-A-E.
"Gieokhaeyo nan jageun geu tteollim majeodo
Naege gidaeeoseo jamdeun geudae
Dalkkomhan ibmatchumeul OOH~ OOH~
Neol saranghae." 6 anak yang berada di paling pinggir formasi menunjukkan tulisan S-A-N-G-A-T.
"Saranghae I mal bakken
Saranghae I mal bakken
Julke igeot ppuninde..." 9 anak yang imut-imut maju agar Xiumin lebih jelas membaca tulisan yang mereka bawa. M-E-N-C-I-N-T-A-I. Kini tersisa 9 yang lain.
"Chang bakke nuni naeryeo
Garodeung bulbit arae
Geu ane neowa naega isseo~" 3 anak memperlihatkan huruf yang sama dengan yang pertama. K-I-M.
"Nan geudae maneui oppa
Geudaen namaneui yeoja
Oppan neoman sarang hallae!" anak-anak yang tersisa mengacungkan kertas mereka yang tertulis M-I-N-S-E-O-K.
Lagu pun selesai dan ke 35 anak balita itu mundur teratur dan berlari meninggalkan ChenMin.
"Xiumin ge, neomu neomu saranghae." ulang Chen, tulus. Tanpa sadar, sebutir air mata jatuh dari mata bening Xiumin.
"Hiks, nado saranghae, Chen.." jawab Xiumin. Chen mengelus pipi kenyal Xiumin.
"Jangan menangis. Maafkan aku yang terlalu lambat menyadari perasaanku padamu, ge. Aku sadar, kau bukan hanya sekedar sahabat.. Kau lebih dari itu."
"Tidak apa, aku senang kau mengatakannya. Jangan pernah tinggalkan aku, ya?" tanya Xiumin, mencoba tersenyum.
"Tidak akan pernah." Chen membuka bungkus coklat valentine pemberian Xiumin dan menggigitnya sedikit.
"Coklatnya enak, ge. Lain kali, buatkan lagi, nee?"
"Apapun untukmu, Chen." tanggap Xiumin. ChenMin saling tersenyum mesra.
"Aku beruntung memilikimu, Xiumin ge..."
"Dan aku beruntung mencintaimu, Chennie..~"
Cup.
OMAKE
"Tao, mana kameramu? Ppalii!" bisik D.O."Kameraku hilang, ge! Padahal aku menaruhnya di atas lemari!" balas Tao, panik.
"Lalu bagaimana bisa kita memfoto mereka? Sayang sekali jika pemandangan seromantis ini dilewatkan!"
"Lho? Chagiya, apa yang sayang untuk dilewatkan?" Kai menumpukan dagunya di bahu D.O.
"Waaa! Jongin-ah! Kenapa kau hobi sekali mengagetkanku?"
"Tapi kau menyukainya, kan, D.O hyuung?"
"Aissh, kalian berdua ini! Pakailah kameraku, cepat foto mereka!" Lay memberi kameranya pada D.O yang langsung memfoto ChenMin yang sekarang sedang menikmati coklat bersama.
"Laay~ Kenapa kita tidak membuat suasana romantis sendiri?" rajuk Suho. Lay blushing, terlebih ketika kedua tangan kekar Suho mendekapnya dari belakang.
"Nanti saja, ge!"
"Andwaee, aku maunya sekarang." perintah mutlak Suho. Suho pun menyeret Lay menuju mobil yang diparkirnya di parkiran taman.
"Kris ge, anak-anak kecil yang tadi menyanyi itu murid TK Haizi, kan? Mereka benar-benar imut." Sahut Tao, polos.
"Benar. Kau juga mau memilikinya, Panda? Ayo kita buat!" Sama seperti Suho, Kris menyeret Tao pergi.
Sehun dan Kai berpandangan lalu menyeringai mesum pada uke masing-masing, Luhan dan D.O.
"Aniiyaaaa!" Luhan dan D.O serempak kabur. HunKai pun terpaksa harus mengejar uke mereka yang berpencar.
Tinggal BaekYeol sendirian. Dan dasar, sejak awal mereka adalah couple yang paling innocent selain ChenMin. Jadi yaah.. :
"Baekkie! Ayo kita mata-matai lagi ChenMin!"
"Ayo, Yeollie! Kyaa~ Apa itu yang mereka lakukan di perahu..?"
-END-
Akita : Uwaaah, gomawo untuk semua yang mau mereview! Akita benar-benar senang~Special thanks 4 :
Keren-keren ^^ tapi sejak kapan baekyeol couple polos? Kkk~
BalasHapus