Pengikut

Rabu, 03 Oktober 2012

One Day With U

1. Author : MISSjiA
2. Judul : One Day With U
3. Kategori: NC 21Yadong, Oneshoot

4. Cast:
Cho Kyuhyun (SJ)
Kwon Yoonhee (OC)
Thanks for your participation (?) in my last fanfiction “Because of Music Video”. Ada yg minta sequel? Cerita kali ini bisa dibilang sequel gak ya? *terserah* Jujur aja, aku gak mahir bikin sequel. Mau bikin cerita konflik, tapi kayaknya nanti aja. Setelah aku pikir2, kayaknya gak enak bgt baru jadian masa udah dikasih konflik? Kkkkkk~ Jadi sbg gantinya aku bikin cerita lain aja, dengan cast yg tetep sm kayak kemaren KyuYoon/KyuHee *whatever do you want* couple. Cerita ttg konflik, married life, de el el, menyusul *mudah2an, kalo sempet*.
——————


Yoonhee POV

Kepalaku terasa sedikit pusing pagi ini, mungkin karena aku terlalu lelah bekerja. Pemotretan hingga larut malam, dan beginilah keadaanku sekarang. Tubuhku terasa remuk semua. Bahkan mataku rasanya enggan untuk terbuka dan menikmati pagi yang cerah ini.
Aku menoleh kesamping dan mendapati namja menyebalkan itu, namja yang sudah resmi menjadi kekasihku sejak satu bulan yang lalu, masih terlena dengan nyamannya selimut yang membungkus tubuhnya. Ku singkirkan tangan kirinya yang masih memeluk pinggangku secara perlahan agar tak membangunkannya.
Sejak kami –aku dan Kyuhyun– resmi berpacaran, Kyuhyun ngotot ingin tinggal bersamaku. Tanpa persetujuan dariku, tiba-tiba saja namja itu sudah memindahkan seluruh barang pribadiku ke apartemennya. Aku sudah menolak untuk tinggal bersama, tapi lagi-lagi aku tak bisa berbuat apa-apa selain menerima usul gilanya. Wae? Karena Kyuhyun selalu saja berhasil mengancamku untuk menuruti semua keinginannya. Kalau sudah seperti ini aku bisa apa selain menerima keputusannya?
Masalah ancamannya waktu itu, soal video kami yang sedang bercinta, ternyata itu hanya bualan Kyuhyun. Ia baru jujur padaku saat hubungan kami baru berjalan 2 minggu. Aku mau menjadi kekasih Kyuhyun memang karena ancaman tentang video itu, video yang ternyata tidak ada sama sekali. Dan setelah aku tahu kejadian yang sebenarnya, aku tak bisa marah padanya, dan aku tetap akan menjadi kekasih Kyuhyun karena kurasa aku mulai mencintainya juga.
Tinggal bersama Kyuhyun itu benar-benar merepotkan. Ia selalu merepotkanku dengan tingkahnya yang selalu saja membuat diriku harus bersabar untuk tidak membunuhnya saat itu juga. Selalu menyuruhku ini itu, serta melayaninya jika ia memanggilku, tak peduli dengan apa yang sedang ku lakukan. Dan yang paling membuatku ingin menendangnya ke lantai paling dasar adalah saat sifat kekanakkan atau manjanya itu sedang kambuh.
Wajah tidurnya itu benar-benar menipu. Ketika tidur, ia bahkan terlihat seperti bayi manis tak berdosa. Namun jika ia bangun, sikap aslinya pasti akan kembali muncul. Biarpun begitu, aku tetap suka memandangi wajahnya. Kapan lagi aku bisa memandang wajah kekasihku tanpa diketahui olehnya? Aku yakin ia akan menertawaiku habis-habisan jika mengetahui bahwa aku sedang memandang wajahnya, dan aku tak suka itu.
“CHO KYUHYUUUUNN!!!”
Aku berteriak kencang saat tangan namja ini dengan kurang ajarnya malah menoyor kepalaku dengan cukup kuat. Sekali lagi, DENGAN CUKUP KUAT, sehingga membuat tubuhku nyaris saja jatuh dari tempat tidur.
Rupanya ia sudah bangun sejak tadi, dan mengetahui bahwa aku tengah menatap wajah palsu penuh dosa miliknya itu. Jangan berpikir bahwa ia akan melakukan adegan konyol menjijikkan ala drama-drama padaku. Menarik tubuhku hingga aku menindihnya, kemudian ia memeluk tubuhku erat seakan tak mau aku beranjak se-mili pun dari sisinya. Tch, itu tak mungkin dilakukan oleh Kyuhyun. Aku jamin ia bahkan lebih memilih membersihkan Namsan Tower atau mengeringkan air di sungai Han dari pada berlaku romantis padaku.
Kulihat seringaian memuakkannya itu kembali terukir dibibirnya. Selalu seperti itu jika ia berhasil membuatku kesal karena sikapnya.
“Sudah berapa banyak ciuman yang kau curi dariku pagi ini, nona Kwon?” tanyanya dengan suara parau.
“Ciuman apanya? Yak, jangan sembarangan bicara kau. Seperti aku sudi saja melakukan itu padamu.”
“Yang benar? Sepertinya aku merasa bibirku agak basah pagi ini.” ucapnya seraya menyentuh bibir bawahnya. “Seperti yang kau tahu, aku baru saja bangun tidur, jadi tak mungkin bibirku basah karena aku habis minum, kan? Sudah pasti itu karena ciu.. AAARRRGGHHHTT, YAK HENTIKAN!!!”
Aku tersenyum puas saat melihatnya berteriak kesakitan sambil mengusap tangannya yang baru saja ku gigit. Siapa suruh bermain-main denganku? Memangnya dia saja yang pandai menyiksa? Kalau hanya menyiksa sih, kemampuanku bahkan jauh diatasnya.
“Dasar kanibal! Kau tahu tidak, tanganku ini aset berharga. Beraninya kau membuat jejak super jelek dengan gigimu itu. Ku rontokkan gigimu baru tahu rasa, Kwon Yoonhee!”
“Siapa suruh kau berbicara sembarangan? Apa isi otakmu itu tak ada yang lain selain ke mesuman, Cho Kyuhyun?”
Dia kembali menunjukkan smirk andalannya padaku. Tch, menyebalkan! “Harus ku katakan berapa kali padamu bahwa sebenarnya kau menyukai, ani, menikmati ke mesumanku, kan?”
Tanganku baru saja akan mendarat dikepalanya kalau saja namja ini tak sigap menahannya. Aish! Rupanya ia sudah tahu apa yang akan aku lakukan padanya.
“Cepat kau mandi! Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita.”
Baru saja aku akan turun dari ranjang, namun tangan Kyuhyun segera mencekal pergelanganku. Wae? Apa yang akan dilakukannya? Tidak mungkin kan Kyuhyun ingin mempraktekan adegan menjijikkan ala drama kepadaku?
“Memangnya kau sudah mandi?” oh, oke, rupanya aku yang terlalu percaya diri kali ini. Ia hanya bertanya, tak melakukan apa-apa padaku.
Aku hanya menggeleng sambil nyengir tanpa dosa padanya.
“Kalau begitu kita mandi bersama saja.” ujarnya sambil mengerling nakal.
“SHI-REO!!!” jawabku dengan penuh penekanan.
Kyuhyun menoyor kepalaku lagi. Sial! Dia hobi sekali menoyor kepalaku. “Kau saja belum mandi sudah menyuruhku. Kalau begitu aku juga tak mau mandi.” dia kembali menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
“YAK!” kutarik paksa selimut itu namun sia-sia. Kyuhyun rupanya mencengkeram selimutnya kuat-kuat. Dan sekarang namja mesum nan menyebalkan ini tengah asik berguling-guling di kasur hingga selimut itu melilit ditubuhnya. “Bangun, Cho Kyuhyun!”
Kalian tahu apa yang sedang ku lakukan sekarang? Aku tengah berusaha mengejar (?) namja itu. Ia masih asik dengan kegiatan berguling-gulingnya. Aku ke sisi kanan tempat tidur, ia berguling ke kiri. Aku ke kiri, ia berguling kekanan, dan begitu seterusnya. Hah, Cho Kyuhyun, kau pikir berapa usiamu sekarang?
“Cho Kyuhyun, ini sungguh tidak lucu! Cepat bangun dan mandi!”
“Shireo! Tangkap aku dulu, baru aku akan menuruti kemauanmu.” katanya masih sambil berguling-guling dikasur.
“Lebih baik setelah aku berhasil menangkapmu, kau langsung ku mutilasi saja, lalu ku buang potongan tubuhmu ke rumah Han ahjumma. Biar dagingmu dimakan oleh Brownie, anjing peliharaannya. Setidaknya jika kau tak berguna untukku, kau masih bisa berguna untuk makhluk lain.”
“Dasar gadis labil, kanibal, sadis, babo!!!” ia berteriak seperti orang kesetanan saat kepalanya menyembul dari balik selimut itu. “Kau memang berbakat jadi makhluk paling sadis.”
“Hah, sudahlah, ini bukan saat yang tepat untuk memujiku. Sekarang cepat mandi, Cho Kyuhyuuuuunnn!”
Karena melihatku yang akan menerjang tubuhnya lagi, ia kembali berguling untuk menghindariku. Mataku melotot serta mulutku bahkan tak bisa tertutup saat melihat apa yang dialami oleh Kyuhyun saat ini.
BRUK!
“Aaaakkkhhh.. tubuhku. Aaaarrrgghhtt sakit sekali, Yoonieee..”
Kyuhyun terkapar dilantai. Tubuhnya mendarat mulus dari ranjang itu. kkkkk~ rupanya tuhan amat sangat sayang padaku. Tak perlu melakukan apa-apa untuk membalas Kyuhyun, tapi namja itu sudah mendapat balasan dengan sendirinya.
“Yak, kenapa kau terlihat senang sekali, huh?” sungutnya saat melihat aku terkekeh menertawakannya. “Bantu aku, Yoonnniiiiiee!!!”
“Aku tahu! Tidak usah berteriak begitu.” aku membantu memapah tubuhnya untuk kembali beristirahat diranjang. Sepertinya efek dari jatuh tadi memang sangat sakit sekali. “Gwenchana?”
Aish, aku menyesal menanyakan keadaannya. Bagaimana tidak? Ia malah menunjukkan wajah memelas dan sok imutnya padaku. Wae? Supaya bisa memperalatku dengan keadaannya.
“Tentu saja aku sedang tidak baik-baik saja, Yoon.” jawabnya sambil memeluk pinggangku. Aku tengah berdiri tepat dihadapannya, sehingga mempermudahnya untuk memelukku. Aigo, ini menjijikkan sekali. “Yoonie, aku lapar.” rengeknya kemudian.
“Kubantu untuk berjalan ke ruang makan, eoh?”
“ANDWAE!!!” ia melepas pelukannya dan menyandarkan tubuhnya di headboard ranjang. “Aku tak bisa berjalan. Kalau kau mau menggendongku, aku rasa tak masalah.”
“Yak, kau gila, heh? Tubuhmu itu berat. Walaupun berat karena dosa-dosamu, tetap saja itu berat. BE-RAT Cho Kyuhyun. Kau tahu artinya berat, kan?”
PLETAK
“Aish, appo. Kenapa kau suka sekali menyiksaku?” ku usap kepalaku yang terasa pening saat mendapat hadiah jitakan darinya.
“Mana mungkin tubuh idealku ini berat? Jangan sembarangan bicara kau.” ujarnya tak terima.
Aku menghela nafas agar kesabaranku tidak hilang untuk menghadapi makhluk menyebalkan ini. “Jadi kau mau bagaimana? Katanya kau lapar, tapi tak mau ke ruang makan.”
“Antarkan sarapanku kekamar. Ppaliiiii!!” serunya tak sabar sambil mendorong tubuhku.
“Tak perlu mendorongku, Cho Kyuhyuuuunn!”
“Yoonie.” Kyuhyun kembali memanggilku saat tanganku hampir meraih handle pintu.
Aku membalikkan tubuhku dan menatapnya geram. “Aish, apa lagi?”
“Pinjam ponselmu.”
“Untuk apa?”
“Berikan saja! Kenapa cerewet sekali?”
Aku menggerutu sebal saat mendengar penuturannya. Ia memang tak pernah bisa bicara baik-baik padaku. Tch, salah apa aku bisa mencintai namja sepertinya.
Kurogoh saku celanaku dan mengeluarkan benda yang Kyuhyun minta dari dalam sana, kemudian ku lempar benda itu ke ranjang. “Igeo.” Kyuhyun menangkapnya dengan sigap.
***
Setelah membuatkan sarapan untuk Kyuhyun, dan dengan TERPAKSA aku menyuapinya, aku memutuskan untuk kembali mengerjakan skripsiku yang baru ku selesaikan setengahnya. Saat ini Kyuhyun tengah asik bercumbu dengan PSPnya, jadi ku putuskan untuk mengerjakan skripsiku di ruang keluarga agar tak mendengar teriakan cemprengnya.
Ddddrrrttt.. Ddrrrtt.. Dddrrrrttt..
Ponselku bergetar saat aku baru mulai mengetik beberapa kata untuk skripsiku. Rupanya ada 1 pesan masuk.
HandsomeKYU:
Yoonniiee~ Buatkan aku cokelat hangat!!!
MWO?? HandsomeKYU? Kapan aku mengubah Caller ID-nya jadi seperti ini? Seingatku, caller ID untuk Kyuhyun tidak seperti ini. Omo! Pasti dia yang menggantinya saat tadi aku membuatkan sarapan untuknya, dan kebetulan ponselku sedang dipinjam paksa olehnya. Aish, seenaknya saja namja babo itu mengutak-atik ponselku.
Jari-jariku segera bergerak lincah pada keypad ponselku. Aku harus mengganti caller ID-nya kembali. Rasanya nama HandsomeKYU tak sedap dipandang mata.
StupidKYU:
Yak, mana cokelat hangat untukku? Ppali!

Baru saja aku mengganti caller ID-nya, dia sudah kembali mengirimiku pesan. Tch, tidak sabaran sekali.
Dari pada ia kembali berteriak-teriak sehingga membuat pekerjaanku terganggu, lebih baik ku turuti saja maunya. Membuatkannya cokelat hangat.
Kyuhyun menoleh kearahku begitu aku membuka pintu kamar dengan secangkir cokelat ditanganku. Ia tersenyum –sok– manis padaku. Tch, jika ada maunya saja ia tersenyum seperti itu.
“Igeo.” ku letakkan cangkir itu dimeja kecil. “Jangan ganggu aku lagi dengan teriakkan tidak pentingmu. Kelulusanku lebih penting, arra?” ancamku sambil mencengkeram kaus yang dipakai Kyuhyun, berlagak seperti jagoan difilm action. Kkkkk~
Kyuhyun hanya mendelik menatapku, kemudian ia menyingkirkan tanganku yang masih mencengkeram kausnya, dan menepuk-nepuk kausnya bekas cengkeramanku seolah jejak tanganku tadi itu adalah kotoran yang menjijikkan. Dasar menyebalkan!
***
Kyuhyun POV

Aku tertawa pelan saat melihat gadis yang sedang duduk disampingku ini tengah merengut hebat (?). Pasalnya, aku berhasil membuatnya jengkel hampir mati karena aku kembali berulah dengan menjahilinya. Aku terus-terusan merecokinya yang tengah sibuk mengerjakan skripsinya. Karena tak tahan dengan perlakuanku, gadis itu –Yoonhee– akhirnya menghentikan pekerjaannya dan menuruti kemauanku. Ah, yeoja yang pengertian.
“Yoon, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan saja.” usulku karena sejak tadi kami hanya duduk tak jelas dibalkon.
“Kau mengajakku kencan, huh?”
“A.. aniyo, memangnya aku bilang begitu?”
“Lalu apa namanya jika pria dan wanita pergi berdua?” ejekannya sungguh membuatku sebal. “Akui saja jika kau memang sangat ingin kencan dengan… eeeemmmmppphh.”
Segera ku bungkam mulutnya dengan telapak tanganku karena aku benar-benar tak sanggup mendengar ocehannya.
“Terserah kau saja jika ingin membusuk karena kebosanan di apartemen ini, Yoonhee-ya.” ku ambil kunci mobilku yang ada diatas meja. “Aku pergi.”
“Mwo? Kau mau meninggalkanku? Yak, tunggu aku, Kyuuu~”
Rupanya Yoonhee bersedia ikut denganku tanpa harus ku paksa terlebih dulu. Tadinya jika ia bersikeras tak mau ikut denganku, aku ingin menyeretnya secara paksa agar mau mengikutiku.
***
“Kyaaaaa~ pantai!”
Yoonhee bersorak kegirangan saat kami tiba di pantai, lalu kami berjalan kaki mengitari pantai ini tanpa memakai alas kaki. Pantai ini cukup sepi sehingga kami bisa berjalan-jalan bebas disini. Tak akan ada orang atau fans yang melihat kami.
“Kyu, foto aku.” pintanya dengan wajah polos miliknya. Aigo, wajah polosnya itu benar-benar menggemaskan.
“Arra. Kau berpose disana saja.” kataku seraya menunjuk view yang menurutku indah.
“Foto aku terus, arra? Objeknya hanya boleh aku seorang.”
“Aku tak mau, nanti memori ponselku penuh hanya karena pose jelekmu.”
“Jangan sembarangan bicara kau! Kalau pose-ku memang jelek, tak mungkin aku bisa menjadi model, Cho Kyuhyun!”
“Itu hanya keberuntunganmu, Yoon. Wajahmu itu, jika dilihat-lihat dari sudut manapun, akan membuat orang-orang kasihan padamu. Mungkin saja agensimu itu merekrutmu karena kasihan melihat wajah memelasmu.”
“Yak, kau ingin ku tendang ke pantai itu, hah?” serunya tak terima. Lihat saja, bibirnya kini mengerucut sebal sambil bersungut-sungut menyumpah serapahiku. Aku yakin itu. Gadis bodoh itu terlalu gampang ditebak.
“Kyuhyun-ah, kenapa sejak tadi kau hanya memfoto pemandangan pantai ini? Kau sama sekali belum memfotoku.” gerutunya sambil mengambil ponselku dan melihat-lihat objek yang sudah ku foto.
Ku ambil kembali ponselku yang masih dalam genggamannya. “Yoon, kau tahu tidak? Objek dipantai ini bahkan lebih indah untuk difoto dari pada memfoto wajahmu.”
“Kau.. kau sangat menyebalkan, Cho Kyuhyuuuuunn!” jeritnya sambil menjambak rambutku. Aish, yeoja barbar dan sadis ini hobi sekali menjambakku serta melakukan penyiksaan lainnya terhadapku. “Harusnya kau tak berkata seperti itu padaku. Jika di drama-drama, sang pria pasti akan memfoto yeojanya terus-menerus. Tak akan mengalihkan objeknya. Menganggap bahwa yeoja-nya adalah objek yang paling indah dari pemandangan yang paling indah sekalipun. Coba kau lihat dirimu! Kau malah bertindak sebaliknya dan mengatakan hal yang membuatku kesal.”
Ku toyor kepala Yoonhee berulang-ulang. Berharap agar otaknya yang bergeser segera bergeser kembali ketempat semula (?), agar ia tak bodoh lagi. Aku heran padanya. Bagaimana bisa ia selalu mengaitkan kehidupannya dengan adegan-adegan dalam drama yang rutin ia tonton? Imajinasi gadis babo ini sangatlah tinggi dan tidak masuk akal.
“Astaga Yoon, itu hanya sebuah drama. Yang dilakukan namja itu juga karena tuntutan script. Aku bahkan berani bertaruh bahwa namja itu ingin muntah saat disuruh mengucapkan kata-kata konyol seperti itu. Berhentilah menonton drama karena level kebodohanmu semakin berkembang pesat.”
“CHO KYUHYUUUUUNNN!!! AAAAAKKHH..”
Tepat setelah Yoonhee meneriaki namaku, kakinya terpeleset kerikil yang ada diatas karang besar karena posisi kami sedang berada diatas karang saat ini.
“Kyuuu~ bantu aku, kakiku sakit sekali.” pintanya sambil mengulurkan kedua tangannya. Berharap aku segera membantunya berdiri.
“Sebentar, Yoon. Tetap bertahan pada posisi seperti itu, arra? Wajah memelasmu sangat sayang jika tak ku abadikan.”
Yoonhee melotot saat mendengar ucapanku. Kkkk~ sudah ku bilang bahwa aku sangat senang menggodanya, kan?
“Kyuhyun-ah, kau keterlaluan sekali.. hikss.. aku.. aku sedang sakit, kau malah mengejekku seperti itu. HUWAAAA.. CHO KYUHYUUUUNN AKU BENCI PADAMU..”
Aish, kenapa menangisnya jadi semakin keras? Dan… Pose apa itu? Kakinya sedang menendang-nendang kerikil diatas karang ini. kkkkk~ kau lucu sekali, Yoon.
KLIK KLIK KLIK
Ku ambil beberapa gambarnya yang sedang merengek jelek itu untuk.. hhhmm.. Mengancamnya agar ia mau menuruti kemauanku tentunya. Mianhae, Yoon. Aku sungguh tak tahan untuk mengabaikan pose mengenaskanmu begitu saja, jadi menurutku pose-mu harus ku abadikan.
“Wajahmu sungguh lucu dan menggemaskan, Yoon. Hahaha.. coba kau lihat! Kira-kira apa reaksi fansmu jika fotomu ini tersebar ke internet?” kataku sambil memperlihatkan foto-foto itu padanya.
“CHO KYUHYUUUUNNN, ENYAH KAU DARI DUNIA INI!!!”
Hahaha.. responnya sungguh berlebihan! Tapi, entah kenapa aku sangat menyukai saat ia berteriak dengan meneriaki namaku.
***
“Yoon-ah, sudahlah jangan marah lagi, eo? Nanti ku temani menonton drama favoritmu, eotte?” bujukku agar ia melupakan kejadian saat di pantai tadi. Kalian tahu? Sejak di mobil dalam perjalanan pulang tadi, aku terus-terusan diacuhkan olehnya. Bahkan saat kami sudah sampai di apartemenpun, ia masih melanjutkan aksi mogok bicaranya padaku. Demi apapun aku lebih menyukai ia meneriaki ku dari pada mengacuhkan ku seperti ini.
“Yoonie, mengapa kau terus mendiamkan ku? Aku kan sudah berbaik hati untuk menemanimu menonton drama. Padahal kau tahu kan bahwa aku tak suka menonton drama?”
Aku terus saja mengekorinya sejak tadi. Ia berjalan ke dapur, ku ikuti. Ia pergi ke balkon, ku ikuti juga, serta ketempat-tempat lainnya tetap ku ikuti.
“Hapus dulu fotoku yang dipantai tadi, setelah itu aku akan memaafkanmu.”
Mwo? Menghapusnya? Enak saja! Foto-foto merengeknya tadi itu sangat lucu dan menggemaskan. Mana mungkin ku hapus begitu saja? Aku bahkan rela memori ponselku penuh jika ia ingin berpose menggemaskan seperti itu setiap hari.
“Shireo! Wajahmu sangat lucu difoto itu, Yoon. Aku tak mau menghapusnya.”
“Ya sudah, aku tak mau memaafkanmu.” ancamnya sambil menunjukkan wajah –sok– seramnya. Tch, dia fikir aku takut?
“Kau berani mengancamku, heh?” aku berusaha mendekati tubuhnya, namun semakin aku mendekat, ia semakin mundur beberapa langkah.
“Yak, Cho Kyuhyun! Jangan mendekat! Apa yang akan kau lakukan, hah?” tanyanya gusar.
“Mendekatimu. Memangnya mau apa lagi?”
“Berhenti disana, Kyu! Aku sedang tak mau didekati olehmu.”
“Mwo? Waeyo? Kau masih marah padaku? Kau kekanakan sekali. Hanya karena foto saja kau marah padaku.”
“Aku bukan marah, tapi kesal padamu, arra?”
Aku terkekeh pelan mendengar ucapannya. “Itu sama saja, Yoon.”
“Beda!” tegasnya dengan penuh penekanan. “Kalau aku marah, aku akan memukul orang yang telah membuatku marah. Tapi, jika aku kesal, aku hanya tak mau berbicara pada orang itu.”
“Tapi dari tadi kau sudah berbicara banyak padaku.”
“MAKANYA KAU JANGAN MENGAJAKKU BICARA, CHO KYUHYUUUUNN!! SUDAH TAHU AKU SEDANG KESAL PADAMU! AKU EMMMMPPPHH…”
Aku segera membungkam mulutnya dengan bibirku agar ia tak berteriak lagi. Aku heran, dari mana yeoja ini mendapatkan suara se-cempreng itu? Kurasakan ia meronta-ronta dengan memukul bahuku saat aku mencium paksa bibirnya, namun tak ku pedulikan. Aku tetap mencium bibirnya dengan lembut.
Author’s POV

Kyuhyun tak berhenti mencium bibir Yoonhee meskipun gadis itu terus meronta dan tak membalas ciumannya. Dilumatnya bibir bawah Yoonhee dengan lembut seolah mengharapkan balasan dari gadis itu.
Yoonhee berhenti meronta, entah karena mulai menikmati permainan bibir Kyuhyun dibibirnya atau karena sudah lelah. Ia memang sudah tak memukul bahu Kyuhyun lagi, tapi ia juga belum membalas ciuman Kyuhyun.
“Mian.. hae.” bisik Kyuhyun disela ciumannya.
Kyuhyun mendorong tengkuk Yoonhee untuk semakin memperdalam ciuman mereka. Tangan kirinya menekan tengkuk Yoonhee, sementara tangan kanannya meremas-remas rambut gadis itu.
Tubuh Yoonhee menggelinjang saat tiba-tiba tangan kanan Kyuhyun sudah beralih menelusup kedalam kaosnya dan mengusap-usap punggungnya.
“Ennggghh.. Kyuuu…” desahan Yoonhee membuat Kyuhyun semakin bertindak agresif. Kini kedua tangan namja itu tengah berusaha untuk membuka pengait bra milik Yoonhee tanpa melepaskan ciumannya.
Saat Kyuhyun sudah berhasil melepas pengait bra Yoonhee, ia melepaskan ciumannya, kemudian membuka kaos Yoonhee hingga yeoja itu hanya berbalut bra yang bahkan pengaitnya sudah tak terpasang sempurna. Ditariknya bra tersebut dan dilemparnya kesembarang arah.
Kyuhyun menggendong tubuh Yoonhee menuju kamar mereka dan menghempaskan tubuh yeojanya ke ranjang, lalu ia mulai melucuti pakaiannya sendiri hingga kini tubuhnya sudah polos tanpa sehelai benangpun. Ditindihnya tubuh Yoonhee sambil berusaha melepaskan celana pendek serta underwear gadisnya. Ia tersenyum puas saat melihat keadaan Yoonhee sudah sama sepertinya.
Yoonhee POV

Kyuhyun kembali melumat bibirku dengan lembut. Aku yakin ia hanya bermain dengan lembut diawal saja, lama kelamaan sikap tak sabarnya pasti akan muncul kembali.
Kyuhyun menghentikan aksinya dan menatap mataku intens. Kening kami saling beradu dan entah sejak kapan jari Kyuhyun mulai mengelus wajahku. Aku tersenyum saat melihatnya dalam jarak yang teramat sangat dekat ini. Tak lama kemudian Kyuhyun kembali melanjutnya kegiatannya yang tadi, melumat bibirku pelan dan semakin lama terasa semakin kasar, menjilatinya, bahkan menghisapnya kuat hingga terdengar suara decakan akibat pagutan bibir kami yang semakin dalam. Rasa kesalku padanya seolah meluap begitu saja karena perlakuannya padaku.
Ia menggigit lembut bibir bawahku. Aku sudah tahu apa maksudnya. Ia ingin aku membuka mulutku agar lidah kami bisa saling membelit. Ku buka mulutku dan pada saat itu juga lidahnya  segera menjelajahi rongga mulutku. Mencari-cari lidahku dan menghisapnya hingga saliva kami pun menetes akibat French kiss yang tengah kami lakukan.
Ku kalungkan kedua tanganku dileher Kyuhyun seakan aku tak ingin kegiatan kami berhenti begitu saja. Kepala kami saling bergerak kekanan dan kiri agar kami masih bisa mendapatkan asupan oksigen ditengah-tengah pergulatan bibir kami. Ku usap tubuh belakang Kyuhyun sehingga membuatnya semakin ganas melumat bibirku.
“Aaaakkkhh… Kyuuuhh… sssshhh…” desahku saat ku lepaskan ciuman panas kami. Aku tak tahan saat tangannya mulai meremas dadaku sambil memilin nipplenya.
Disaat aku tengah mengatur pernafasanku yang masih belum stabil akibat ciuman kami, Kyuhyun mengalihkan penjelajahannya pada leherku. Dikecupnya kulit leherku kemudian mengigitnya kecil. Aku hanya menengadahkan kepalaku agar ia bisa leluasa mengukir jejak bibinya dileher jenjangku.
“Aaaaasshh… Kyu… eeemmmhhh…” aku mulai mendesah kegelian saat bibirnya menghisap leherku kuat.
Bibir Kyuhyun terus bergerak, menghisap daerah leherku. Sepertinya kini leherku sudah dipenuhi oleh kissmark buatannya. Dijilatnya kulit leherku setelah ia berhasil mengukir tanda kepemilikan tersebut.
Puas bermain dileherku, Kyuhyun mengalihkan kegiatannya di payudaraku. Diciuminya payudaraku kemudian menjilat puncaknya. Sensasi nikmatnya sungguh sulit digambarkan.
Kyuhyun mulai menghisap-hisap payudaraku serta memainkan nippleku dengan lidahnya, sehingga menimbulkan suara decakan dari bibirnya. Mulutnya masih asik mengukir jejak pada payudara kiriku sementara payudaraku satunya menjadi bulan-bulanan jari nakalnya.
“Eeeenngghhh.. aaaaahh..”
Kyuhyun semakin memperdalam kulumannya saat mendengar aku mendesah hebat. Mengulumnya dengan rakus, dan menggigit gemas saat bibirnya sudah berada dipuncak dadaku. Aku kembali meremas rambut Kyuhyun yang sudah berantakan karena ulah jari-jariku seakan memintanya untuk terus memanjakan payudaraku. Ia memperlakukan payudara sebelah kananku seperti tadi. Mataku terpejam, menikmati perlakuan Kyuhyun pada kedua payudaraku.
“Oooohh.. ahh.. Kyuuuuu…”
Dibaliknya posisi tidur kami hingga kini aku yang berada diatas tubuhnya. Seakan mengerti dengan apa yang diinginkannnya, segera saja ku lakukan seperti apa yang dilakukan Kyuhyun dileherku tadi. Ku hisap dan kusedot kuat lehernya hingga memerah. Kyuhyun mengerang kenikmatan saat aku menjilati jakunnya.
“Aaaaahh.. Yoooonnhh.. ooohh..”
Desahannya terdengar sangat seksi dan membuatku semakin bersemangat untuk mengerjainya. Aku merasakan kenikmatan lain saat dada kami yang saling bersentuhan. Kyuhyun semakin mendongakkan kepalanya, memberi akses lebih luas agar aku bisa mengerjai lehernya. Bibirnya yang sedikit terbuka dan desahannya yang terus keluar seakan membuatnya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan. Aku suka ekspresi Kyuhyun yang seperti ini. kkkk~
Ciumanku terus turun ke dagu serta rahangnya. Lalu kukecupi telinga kanan Kyuhyun, kemudian menjilatnya. Aku tahu, telinga termasuk daerah sensitif namja ini. Kumainkan jari-jariku di nipple Kyuhyun sehingga membuatnya mengerang kenikmatan. Jariku semakin turun menuju pusat tubuh Kyuhyun. Kumainkan miliknya yang entah sejak kapan sudah menegang.
“Ahh.. Yoon-aaahhhh.. ooohh..” desahnya saat kukocok miliknya dengan lembut.
Disaat bibirku tengah asik bermain didadanya, Kyuhyun mendorong tubuhku keatas hingga kini payudaraku tepat berada didepan wajahnya. Ia kembali menghisap dadaku sambil meremas bokongku.
“Omo… Kyuhyun-ah.. ooowwwhh..”
Kyuhyun semakin menekan tubuhku agar ia bisa menghisap payudaraku lebih dalam. Oh, rasanya sungguh sangat nikmat. Dadaku bahkan sudah sangat memerah karena ulahnya. Kyuhyun kembali memainkan payudaraku dengan lidahnya hingga membuatku bergerak-gerak karena rasa nikmat yang tengah kurasakan ini.
Kami saling memberikan kepuasan. Kyuhyun memanjakan dadaku sedangkan tangan kiriku masih asik menggoda miliknya. Suara erangan serta desahan kenikmatan kami terdengar saling bersahutan dikamar ini.
Aku bangkit dari atas tubuh Kyuhyun, melepas paksa kegiatan bibir Kyuhyun di kedua payudaraku. Aku duduk diatas kaki Kyuhyun dan mulai memainkan miliknya yang sudah menegang sejak tadi. Ku kocok pelan dan ku kecup ujungnya, membuatnya mendesis sambil meremas seprai. Aku belum melakukan yang lebih dari pada ini, tapi ia sudah merasakan kenikmatan itu.
Kyuhyun mendorong kepalaku hingga bibirku menyentuh ujung juniornya. “Yoon-ah, hisaappphh.. ahhh..” pintanya tak sabar.
Melihat wajah terangsang Kyuhyun seakan membuatku tak ingin berlama-lama lagi untuk menyiksanya. Ku masukan juniornya ke mulutku dan mengeluar masukkan miliknya itu. Tubuh Kyuhyun menegang karena kenikmatan yang tengah ia rasakan.
“Aaaaaarrrhhh.. oooouugghh.. Yoooooonnhhh…”
Kyuhyun menjambak rambutku serta mendorong kepalaku agar aku bisa menghisap miliknya semakin dalam.
“Ooooohh.. niceeeee… Yooooniiee.. aaaaaaakkhh…”
Bibirnya tak henti-hentinya mengeluarkan desahan sejak tadi. Aku semakin bersemangat menyedot miliknya. Kusedot kuat ujung junior Kyuhyun hingga membuatnya berteriak kenikmatan.
Kurasakan juniornya berkedut seperti akan mengeluarkan cairan. Namun sebelum ia mengeluarkan cairannya, Kyuhyun menyuruhku mengeluarkan miliknya dari mulutku, kemudian mendorong tubuhku hingga kini aku kembali terbaring diranjang.
“Giliranku.” katanya sambil melebarkan kedua kakiku.
Dikecupnya permukaan vaginaku sebelum ia melakukan yang lebih dari pada itu. Ia juga meniup-niup vaginaku. Membuatku tak sabar karena selalu saja mempermainkanku dalam keadaan apapun. Kalian jangan salah, Kyuhyun itu juga suka jahil saat sedang bercinta.
Tak lama, Kyuhyun menjilat serta menghisap vaginaku. Aigo, sensasinya kenapa harus senikmat ini? kurasakan Kyuhyun memasukkan lidahnya kedalam vaginaku. Mencari klitorisku dan menghisapnya kuat.
“Aaaaarrhh.. Kyuhyuuuunn.. oooouugghh…”
Kujepit kepalanya saat kenikmatan benar-benar tengah menghampiriku. Kyuhyun semakin menggodaku dengan meremas bokongku kuat. Ia benar-benar suka menggodaku.
“Aaaaahh.. ssshhh.. euuungggghh..” tubuhku mengejang saat lidahnya terus mempermainkan vaginaku tanpa ampun.
“Ohh, Kyu-aaahh.. aku.. aku keluaaarrhh..”
Dijilatinya cairan orgasmeku hingga tak bersisa (?).Setelah itu Kyuhyun mulai memposisikan miliknya ke vaginaku. Ia berusaha memasukkannya kedalam liangku. Aish, rasanya masih sedikit linu dan perih. Aku menggigit bibir bawahku sebagai pelampiasan rasa linu dan perih tersebut.
“Aaaaakkkhh..” desah kami berbarengan saat miliknya berhasil masuk kevaginaku.
Kyuhyun mulai menggerakkan tubuhnya keatas kebawah layaknya orang yang sedang push up. Gerakannya yang tak beraturan membuatku melayang. Terkadang ia bergerak lambat, cepat, lambat lagi, dan kembali cepat. Kakiku bahkan tak bisa diam sejak tadi karena rasa nikmat yang kini mendominasi tubuhku.
“Kyuhyuuuunnhh… aaahhh… fassssteeeerrhhh.. ssssssssshh..”
“Oooohhh.. Yooniieeee.. eeeennghh..”
“Sssshhh.. oooohhh..”
Aku mengimbangi permainan Kyuhyun dengan ikut menggerakkan tubuhku. Jari-jariku sibuk menelusuri punggung Kyuhyun. Membuatnya bergerak semakin liar. Juniornya menghentak-hentakkan milikku semakin cepat.
Milik Kyuhyun terus melesak ke vaginaku dan menyentuh titik kepuasanku lebih dalam. Ia semakin mempercepat tempo gerakan juniornya. Kyuhyun kembali menenggelamkan kepalanya ke leherku. Dikecup-kecupnya kulit leherku dengan lembut.
“Yooonniee.. goodhhhh.. oooooohhh..”
“Kyuhyuuuuuunnhhh.. sssshhh.. aaahhhh..”
“Nikhh.. maaaatt Yooooonn-ahhhh..”
“Sssshhh.. aaahhh…”
Bibir kami kembali saling berpagut. Suara decakan-decakan akibat ciuman serta organ vital kami pun terdengar sangat merdu dikamar kami. Membuat permainan kami terasa semakin panas dan bergairah. Ranjang kami pun sampai berderit karena gerakan Kyuhyun yang begitu liar.
Keringat yang sudah membasahi tubuh polos kami tak kami hiraukan. Kami seakan tak mempedulikan itu karena ingin segera mencapai klimaks.
“Aaaaahh.. Kyuuuu.. eeeemmmhhh.. sshhh..”
“Ennngghh.. Oooouggh..”
“Kyu, aku.. aku.. aaaaaaaaaaahhhh..”
Akupun kembali berorgasme untuk yang kedua kalinya, tetapi Kyuhyun belum merasakannya. Ia masih memejamkan matanya sambil menghujam juniornya  lebih dalam diliangku. Aku sudah sangat lelah, tapi aku juga tak mau merasakan kenikmatan itu sendirian. Aku ingin Kyuhyun juga mendapatkan kepuasan yang sama sepertiku.
“Yooooonniiiieee.. aaaaaaaaaaakkkhh..” tubuhnya ambruk diatasku saat cairan cintanya membanjiri rahimku.
Ku atur nafasku yang masih tersengal sambil mengelus rambut coklat milik Kyuhyun. Kyuhyun masih menenggelamkan kepalanya dileherku. Menghirup udara dari sana. Nafasnya masih belum teratur.
Beberapa saat kemudian, Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatapku sayu. “Yoon, aku lapar.”
“Tch, aku lelah. Kau masak sendiri saja.” jawabku seraya memejamkan mata. Aku ingin tidur karena kelelahan.
Kyuhyun memencet hidungku sebagai upaya pencegahan agar aku tak tidur. “Kau tega sekali menyuruhku masak sendiri. Kau belum ingin menjadi gembel kan jika apartemen kita kebakaran?”
“Jangan berlebihan, Cho Kyuhyun! Baiklah, kau menyingkir dari tubuhku, aku akan memasak untukmu.”
Ia tersenyum puas saat keinginannya ku turuti. Kami memunguti pakaian kami yang bertebaran dilantai dan segera memakainya dengan cepat. Sejujurnya aku juga sangat lapar karena jam makan malam kami terlewat untuk melakukan ‘itu’ dulu  bersama Kyuhyun.
Kyuhyun POV

“Aku ingin makan jajangmyeon, Yoon-ah.” pintaku saat kami sedang berjalan menuju dapur.
“Kubuatkan salad untukmu saja, eotte?” ucapnya dengan nada mengejek. Ia benar-benar suka menggodaku dengan sesuatu yang tak ku sukai.
“Boleh, lalu setelah itu aku akan memaksamu menelan sekotak keju.”
Matanya membulat saat mendengar ucapanku. Yoonhee sangat sangat membenci keju. Ia bahkan pernah muntah saat aku mengerjainya dengan menaruh parutan keju kedalam milkshake cokelat kesukaannya. Jujur saja, sejak kejadian waktu itu, aku tak berani mengerjainya dengan keju lagi. Bagaimana tidak? Ia benar-benar membuatku cemas karena muntah hebat saat parutan-parutan keju itu melesak sukses kedalam lambungnya.
“Sudah tak ada keju didalam kulkas kita.” tukasnya seraya menjulurkan lidahnya kearahku. Aigo, tumben ia bisa berpikir cepat. Biasanya loadingnya selalu saja lemot.
“Aish, pokoknya aku mau jajangmyeon. Awas kalau kau membuatkanku makanan kebangsaan (?) para model itu.”
Ia terkekeh pelan dan mendorong kursi makan untuk menyuruhku duduk dikursi itu. “Arraseo. Kau duduk dulu disini.”
Kuhampiri tubuh Yoonhee saat gadis itu tengah memilih bahan-bahan untuk membuat jajangmyeon. Ia menoleh kaget menatapku saat tanganku merogoh saku celananya.
“Yak, apa yang kau…”
Ia tak melanjutkan ucapannya saat tahu apa yang kuinginkan. Mengambil ponselnya.
“Lanjutkan saja perkerjaanmu. Aku tak akan mengganggumu.” kataku sambil menoyor kepalanya. Ia hanya mencibir dan menatapku horror karena perlakuanku. Kalian ingin tahu kenapa aku suka sekali menoyor kepalanya? Karena itu akan membuat wajahnya terlihat semakin bodoh dimataku, dan tentu saja itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Kkkkk~
Selagi Yoonie membuatkan jajangmyeon untukku, aku memainkan game yang ada diponselnya. Ponselnya ada banyak sekali game, karena aku rajin mendownload game tersebut untuknya. Meskipun begitu, ia tak pernah memainkannya. Selalu aku yang memainkan game tersebut. Gadis bodoh itu selalu payah dalam melakukan apapun, mungkin hanya memasak yang ia bisa.
“Ini jajangmyeon-mu. Makanlah selagi hangat.” Ia menaruh jajangmyeon tepat kehadapanku, namun aku kembali mendorong mangkuk itu kehadapannya.
“Apa lagi? Katanya kau mau jajangmyeon, tapi kenapa kau dorong mangkuk itu kehadapanku?” tanyanya bingung.
“Suapi aku.”
“Mwo? Shireo! Aku juga ingin makan, Kyu.”
“Kita makan berdua.” aku mencampur jajangmyeon miliknya dengan milikku, hingga mangkuk itu benar-benar penuh oleh jajangmyeon milik kami yang dijadikan satu. “Kau tetap bisa menyuapiku sambil makan, kan? Kau lihat, kedua tanganku sibuk bermain game.”
“Aish, dasar pemaksa!” ucapnya sebal, tapi tetap menuruti keinginanku.
“Yoon-ah, kau ingin ku telan bulat-bulat ya? Beraninya kau mengganti caller-ID ku dengan nama StupidKYU.” kataku saat aku menghentikan permainan gameku dan beralih memeriksa ponselnya.
“Memangnya kenapa? Itu kan ponselku. Lagi pula apa-apaan kau? Seenaknya mengutak-atik ponselku dan membuat caller-ID sejelek itu. Aku bahkan hampir mual membacanya.”
PLETAK
Kujitak kepalanya sehingga membuatnya meringis kesakitan. Berhadapan dengan yeoja ini butuh kesabaran yang ekstra.
“Yang stupid itu kan kau!” aku segera mengedit caller-ID ku pada ponselku. Kira-kira nama apa ya yang pas untukku? Dan ancaman apa yang tepat untuk sibodoh ini agar ia tak berani mengubah caller-ID ku lagi?
ChicKYU. Kkkkk~ sepertinya keren. Baiklah, ku ganti saja ID-ku dengan nama itu. Setelah aku mengganti caller-ID ku, ku berikan ponsel itu kepada pemiliknya. Alisnya naik sebelah saat membaca ID ku yang baru. Hahaha..
“Yak, ini menjijikkan sekali.”
Aku kembali merampas ponselnya saat jari-jarinya seperti akan mengutak-atik ponselnya kembali.
“Berani kau mengganti caller-ID ku lagi, aku akan mengupload fotomu saat dipantai tadi.”
“Kau licik sekali! Kapan kau akan berhenti mengancamku, hah?” Yoonie mengambil paksa ponselku yang kutaruh disaku celanaku juga. Ia mengutak-atik ponselku juga. Mungkin untuk memeriksa hal yang sama. Caller-ID untuknya diponselku.
“Yak, lihat ini!” katanya seraya menyodorkan ponselku. Benar kan? Ia memeriksa caller-ID nya diponselku. “Caller-ID ku diponselmu saja jelek sekali. Apa itu? Yoonie Babo? Cepat ganti!”
“Shireo! Memangnya kau ingin caller-ID seperti apa? BeautYoon? Tch, kau pikir kau itu cantik? Sudahlah, terima saja. Aku akan mengganti caller-ID mu jika kau tak bodoh lagi.”
“Cho Kyuhyun, kau sangat menyebalkan. Kau tak mendapatkan jatah makan malam kali ini.” dia meninggalkanku sendiri sambil membawa serta mangkuk jajangmyeon. Aigo, aku masih lapaaaaarrr!
“Kwon Yoonheeee, kembali kau!” aku berteriak saat melihat tubuhnya berjalan memasuki kamar kami. “Jika tidak, aku benar-benar mengupload fotomu ditwitter.”
Aku hampir saja terbahak-bahak saat melihatnya sudah berada didepanku. Secepat ini? Rupanya ia termakan dengan ancamanku. Aku heran, kebabo-an gadis ini sudah mencapai level berapa sebenarnya? Kenapa ia tak pernah bisa berpikir logis? Memangnya aku sudah gila? Aku ingin mati muda saat mengupload foto merengeknya melalui akun twitterku? Apa yang akan dikatakan oleh fans ku ataupun fansnya jika aku mengupload fotonya di twitterku? Yoonhee, aku tak mengerti isi otakmu ada apa saja. Hahahaha..
“Suapi aku lagi, ppali!” kubuka mulutku dan ia langsung memasukkan jajangmyeon itu kemulutku. Mulutnya terlihat sedang bersungut-sungut menyumpahiku. Aku meminum air putih dihadapanku sebagai pencegahan agar aku tidak tertawa disaat seperti ini.
“Yoon-ah, gomawo.”
Ia menatapku tak mengerti. “Untuk apa?”
“Untuk hari ini. Aku senang bisa selalu bersamamu seharian ini. Kau tahu kan jadwal kita selalu padat setiap harinya, tapi aku senang karena hari ini kita mempunyai hari libur yang sama, dan menghabiskan waktu bersama-sama. Terima kasih sudah mau menemaniku.” Ku acak-acak rambutnya, dan ia tersenyum manis padaku.
“Saranghae, Yoon.” aku berbisik ditelinganya kemudian mengecup kilat bibir tipisnya itu.
Ia mengangguk dan tersenyum. “Hhhmm.. aku sudah tahu.”
“Yak, jika ada yang mengatakan ‘saranghae’ padamu, seharusnya kau menjawabnya.”
“Aku malas.”
“Ayolah, aku ingin mendengarnya.” pintaku dengan nada manja.
“Aish, arraseo! Nado saranghae, Cho Kyuhyun!” dengan senyum malu-malunya itu, Yoonhee mengecup pipiku lembut. Ia memang sering menciumku lebih dulu, tapi tak pernah mencium bibirku. Selalu pipiku yang dicium olehnya.
Aku mengambil mangkuk yang berada digenggamannya dan menaruh mangkuk itu diatas meja. Aku ingin memeluk tubuhnya saat ini. Meskipun gadis ini bodoh, suka menyiksaku, tapi aku sangat mencintainya, dan aku akan mempertahankannya dengan segala cara agar ia tetap bersamaku sampai kapanpun.
***END***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar