"Kyuhyun Love Story"
Main Pair : KiHyun (Kim Kibum X Cho Kyuhyun)
Rate : aman aka T
Length : 2482 words
Warn : Yaoi! UnOfficial Pairing! Uke!Kyu , TYPOs
.
.
.
"Love at The First Sight"
.
.oOKiHyunOo.
.
"Selamat malam semuanya, hari ini kembali saya, Kyu, menemani tengah malam anda semua dalam acara yang banyak di gemari semua kalangan yaitu... Tell Your Story~!" Kyuhyun terdiam sejenak ketika backsound acara yang ia pawangi ini di perdengarkan.
Namja bersurai madu itu berdehem sebentar, dan kembali ia memperdengarkan suaranya yang ceria kepada seluruh penggemar acara radio tengah malam itu.
"Nah, kembali lagi dengan Kyu yang sangat kalian sayangi ini, kali ini aku akan membacakan satu email masuk yang ternyata menarik perhatian editor-ssi acara radioku ini, sehingga mau tak mau, jika aku masih tetap ingin bekerja dan memperdengarkan suara merduku ini pada kalian semua, aku harus membacakannya untuk kalian semua."
Jeda iklan sejenak.
"Nah, ini dia Tell Your Story untuk episode kali ini. Email datang dari seseorang yang bernama samaran Yuki. Hmm, dilihat dari namanya, tak bisa tertebak juga orang ini namja atau yeoja. Oke, si Yuki ini bercerita mengenai Love at the First Sight! Waaah.. Kelihatannya masih misterius apakah ini akan happy end ataukah berakhir dengan sad end? Ceritanya akan aku bacakan setelah jeda lagu kali ini."
Kyuhyun melepaskan headsetnya untuk menekuni laptop yang menampilkan email-email yang khusus di tujukan untuk acara yang ia gawangi ini. Dan saat ini, layar laptopnya itu menunjukkan sebuah email yang berasal dari Yuki, dan Kyuhyun membaca kembali cerita dari Yuki itu dengan wajah yang sulit di artikan.
"Masih tak bosan dengan Kyu yang bersuara merdu ini kan? Baiklah, langsung saja akan kubacakan email dari Yuki ini.
'Dear Kyu.
Mungkin ini cerita yang sangat klise karena aku mengangkat mengenai Love at the First Sight. Cinta pada pandangan pertama. Jujur saja, sebenarnya aku orang yang realistis, dan tak pernah bisa percaya mengenai yang namanya cinta pada pandangan pertama. Karena, yang benar saja, mana mungkin kita bisa mencintai orang yang bahkan nama atau sifatnya saja kita tidak tahu? Iya kan?
Tapi seperti kata pepatah, yang namanya karma itu memang ada, karena tiba-tiba saja panah cupid itu terarah padaku, dan juga pada seseorang yang bahkan namanya saja aku tak tahu. Kalau menurutmu, bagaimana aku harus menghadapi perasaan ini?'
"Hmm.. Jika mendengar dari sepenggal kisah ini, rasanya cukup menarik. Untuk kamu yang bernama Yuki, bersiaplah, karena setelah lagu yang satu ini, Kyu yang gorgeous ini akan meneleponmu~!"
.
.oOKiHyunOo.
.
"Yoboseyo?""Yoboseyo. Nuguya?"
"Apakah benar ini Yuki-ssi? Ini Kyu dari Tell Your Story," ucap Kyuhyun yang kini tersambung dengan pengirim email yang barusan saja ia bacakan kisahnya.
"Aah, ne. Ini Yuki."
"Whoaaa.. Kupikir Yuki-ssi itu seorang yeoja! Ternyata Yuki-ssi itu seorang namja yang memiliki suara yang cukup ngebass ya," ucap Kyuhyun yang sedari awal berpikir kalau Yuki itu seorang yeoja. Tapi entah kenapa, mendengar suara bass itu, ia merasakan perasaan familiar terhadap suara itu. Namun karena tak bisa mengingatnya, Kyuhyun lebih memilih untuk mengacuhkan perasaan familiar itu.
"Anda jujur sekali ya, Kyu-ssi." Tawa merdu terdengar dari seberang line telepon, membuat Kyuhyun mau tak mau merasakan kalau jantungnya cukup berdesir lembut mendengar tawa itu.
"Hahahaha, kalau tidak jujur, mana mungkin editor-ssi berkenan memilih orang sepertiku untuk meng-host-i acara seperti ini?" canda Kyuhyun. "Nah, back to the story, bisakah Yuki-ssi ceritakan lebih rinci mengenai kisah yang dialami Yuki-ssi?"
"Umm, seperti yang saya ceritakan, saya ini tipe orang yang realistis dan berpikir kalau love at the first sight itu hanya omong-kosong semata. Tapi memang Tuhan sepertinya ingin bermain denganku."
"Eh? Bermain?" bingung Kyuhyun.
"Ya, bermain. Karena entah bagaimana bisa, dari sekian banyak orang yang berada di kampusku, tatapanku tiba-tiba terarah pada sosoknya, dan detak jantungku tiba-tiba saja jadi tak beraturan. Aku tak mengenalnya, dan aku tak pernah melihatnya, namun begitu pandanganku menangkap sosoknya, aku seakan tak bisa mengalihkan tatapanku darinya."
"Ooohh... Lalu? Apa yang Yuki-ssi lakukan setelah itu? Apa Yuki-ssi langsung mengejarnya? Menanyakan namanya? Memperkenalkan diri? Atau.. langung menyatakan cinta saat itu juga?" tanya Kyuhyun yang terbawa cerita Yuki dan bertanya dengan penuh antusias.
Kembali terdengar tawa merdu dari seberang line telepon.
"Yah! Kenapa malah tertawa?" seru Kyuhyun pura-pura marah ketika namja di seberang sana malah tertawa dengan merdunya.
"Hahahaha, anda lucu sekali Kyu-ssi. Aku rasa aku sudah menyebutkan kalau aku ini orangnya rasional. Jadi yang aku lakukan saat itu hanya memandanginya saja sampai ia hilang dari hadapanku."
"Hhooo.. jadi begitu.."
"Ne. Saat itu aku berpikir, mungkin ini hanya sekedar rasa ketertarikan saja. Tapi malamnya, aku benar-benar tak bisa tidur sama sekali karena wajahnya terus terbayang di benakku. Asal tahu saja, malam itu aku lalui dengan mengutuk diri sendiri yang saat itu tak mengejarnya, karena bayangan dirinya benar-benar terus bermain-main di benakku. Sedetik lalu aku membayangkan bagaimana suara yang akan keluar dari sepasang bibir plump itu, dan detik berikutnya aku kembali mengutuk diri sendiri karena terlalu berpikir rasional. Haaaah, rasanya saat itu adalah malam paling panjang dalam hidupku."
Kyuhyun terkikik mendengar cerita namja itu sebelum kembali berucap. "Waah, sepertinya anda benar-benar sudah 'jatuh' dalam pesona sosok itu ya, Yuki-ssi."
"Ya, benar sekali Kyu-ssi. Waktu itu rasanya aku benar-benar ingin agar matahari segera terbit, karena aku benar-benar tak sabar untuk bisa kembali melihat sosoknya, dan merekamnya dengan lebih detail dalam ingatan." Yuki tertawa lagi, dan Kyuhyunpun tak kuasa menahan tawanya mendengarkan betapa Yuki begitu terpesona pada sosok itu.
"Lalu, apa yang Yuki-ssi lakukan esok harinya? Apa Yuki-ssi bisa menemukan sosok yang mempesona Yuki-ssi?" tanya Kyuhyun lagi.
Terdengar helaaan nafas dari seberang sana. "Aniya. Hari itu, biarpun aku berusaha mencari sosoknya di setiap jam istirahat pergantian kelas, aku sama sekali tak bisa menemukan sosoknya."
"Aahh.. Jadi hari itu berakhir dengan Yuki-ssi yang tak bisa bertemu lagi dengan sosok itu?"
"Tidak juga."
"Eh—mwoo? Tidak juga? Apa itu berarti Yuki-ssi bisa bertemu lagi dengan sosok itu?" tanya Kyuhyun penasaran.
Jangan salahkan ia kalau menjadi terlalu antusias dengan cerita dari orang yang di teleponnya,karena memang ia adalah salah satu penyuka cerita drama. Dan meskipun terdengar konyol dan girly, terkadang ia membayangkan akan seperti apa rasanya jika bertemu orang yang hidupnya bagaikan cerita drama. Dan saat ini, ia bertemu dengan orang yang yang memiliki kisah cinta sepertidi film-film. Jadi, tak mungkin ia tak antusias kan?
"Aku tak tahu kehendak Tuhan padaku, tapi yang jelas, saat itu Ia benar-benar mempermainkanku. Setelah melalui malam yang panjang, seharian mencari sosoknya dengan penuh harap dan berakhir dengan kekecewaan mendalam, secara tak sengaja, aku melihatnya di dalam kereta yang sama dengan yang aku masuki."
Kyuhyun menghela nafas yang sedari tadi ia tahan saat mendengarkan cerita dari Yuki itu. "Lalu, lalu? Bagaimana kali ini? Apakah akhirnya Yuki-ssi bisa menyapa sosok itu?" berondong Kyuhyun yang tanpa sadar mencondongkan tubuhnya penuh antusias, seperti reaksi orang ketika mendengarkan cerita yang benar-benar menarik perhatiannya.
"Haaah.. Sayangnya, meskipun aku sangat ingin, aku tak bisa menyapanya."
"Eh? Waee? Bukannya itu adalah kesempatan yang Yuki-ssi tunggu-tunggu?" tanya Kyuhyun tak percaya.
"Itu memang kesempatan yang aku tubggu-tunggu, tapi saat itu situasi dan kondisinya benar-benar tidak mendukung. Ia berada cukup jauh dariku, dan sedang bersama dengan teman-temannya. Dan akupun tak bisa mendekatinya karena keadaan kereta yang penuh sesak di jam-jam seperti itu."
"Aaahh..begitu ya Yuki-ssi. Sayang sekali ya.."
"Hmm. Ya, mungkin sayang sekali, tapi kurasa aku bukannya tak begitu beruntung, karena meskipun tak terdengar jelas, aku bisa mendengarkan suaranya untuk yang pertama kalinya, dan aku mengetahui namanya saat itu juga."
"Whoaaa~! Benarkah itu? Jadi, Yuki-ssi akhirnya tahu namanya? Dan suaranya... apakah suaranya sesuai dengan yang Yuki-ssi bayangkan?"
Terdengar tawa kecil dari seberang line telepon, dan Kyuhyun tak bisa menahan wajahnya untuk tak bersemu merah karena malu. Apalagi tawa yang kali ini terdengar sedikit lain, dan Kyuhyun tak bisa menahan diri untuk tidak berdebar lagi mendengar suara tawa kecil itu.
"Ya, akhirnya saat itu aku tahu namanya. Dan mengenai suaranya, rasanya aku benar-benar bodoh karena membayangkan seperti apa suara yang terdengar dari sepasang bibir plump itu," Kyuhyun mendengar Yuki menghela nafas di seberang sana, dan tanpa sadar Kyuhyun menahan nafasnya. "Anda tak akan bisa tahu rasanya, Kyu-ssi. Rasanya suara yang terbayang di benakku benar-benar tak bisa menyaingi merdunya suara yang ia hasilkan itu. Suaranya merdu. Benar-benar merdu sekali, Kyu-ssi."
Kyuhyun tanpa sadar tersenyum saat mendengar nada pemujaan yang terdengar dari Yuki itu. Merasa kalau sosok itu benar-benar orang yang beruntung.
"Ah, anda benar-benar sedang jatuh cinta, Yuki-ssi," lirih Kyuhyun tanpa sadar.
Kembali terdengar tawa dari seberang sana. "Ya, bahkan meskipun sudah dua bulan berlalu dari waktu pertama kali aku melihat sosoknya, perasaan ini bukannya semakin menghilang, namun malah semakin bertambah saja setiap harinya."
"Eh? Ini sudah dua bulan berlalu?" tanya Kyuhyun kaget.
"Hahahaha. Ne. Ini sudah dua bulan berlalu semenjak aku melihatnya. Dan sekarang ini aku hampir mengetahui setiap hal mengenainya."
"Tunggu, tunggu. Anda sudah mengetahui setiap hal mengenai sosok itu? Ah, tapi tolong jangan di percepat dulu ceritanya, aku masih ingin mendengar ceritanya secara urut dulu. Jadi, mari kita ulangi lagi. Setelah tahu nama dari sosok itu, apa yang Yuki-ssi lakukan?"
"Hmm.. Sedikit membuka rahasia, kebetulan saja aku adalah namja jurusan Teknik Informatika di universitasku. Berbekal dengan ilmu yang kumiliki, aku menghack komputer kampus dan mencari data mengenainya." Kyuhyun cukup bisa mendengar sedikit rasa malu yang terselip dari suara Yuki saat menjelaskan bagaimana ia bisa mendapatkan data mengenai sosok yang ia cintai itu.
"Hahaha, ternyata anda cukup nakal juga ya, Yuki-ssi. Tapi aku memberikan nilai plus pada usaha anda untuk mengetahui segala sesuatu mengenai sosok yang sudah mencuri hati anda itu," puji Kyuhyun tulus."Lalu, setelah mendapatkan data mengenai sosok itu, apa yang anda lakukan berikutnya? Jujur saja, sekarang ini aku benar-benar merasa sangat penasaran dengan kelanjuan cerita anda, Yuki-ssi."
"Ahahaha.. Sebenarnya saya sendiri ragu menyampaikan cerita ini karena yang saya lakukan setelah itu bisa dibilang termasuk salah satu tindakan kriminal."
Kedua iris karamel Kyuhyun membelalak lebar ketika mendengar ucapan dari Yuki itu."Yuki-ssi.. Jangan bilang kalau anda akhirnya...menculik sosok itu?"
"MWO? Aniya! Aniya!" bantah suara di seberang dengan cepat. "Aku tak mungkin melakukan tindakan seekstrim itu. Lagipula, jikalau aku melakukannya, bukannya akan membalas perasaanku, yang ada malah ia akan takut dan membenciku."
Kyuhyun menarik nafas lega setelah mendengar jawaban Yuki. Tapi setelah itu rasa penasaran kembali menguasai perasaannya. Membuat namja berpipi chubby itu kembali mengajukan pertanyaan dengan wajah penuh antisipasi. "Lalu, kalau bukan menculik, apa yang Yuki-ssi lakukan?"
"Aku...membuntutinya."
"Mwo? Anda seorang stalker Yuki-ssi?"
"Ukh.. Bisa dibilang begitu juga sih. Tapi tak sepenuhnya seperti stalker juga."
"Eh? Maksudnya?'
"Umm.. Bagaimana mengatakannya ya, tapi kalau stalker itu kan dia membuntuti, bahkan sampai menunggui di depan rumahnya dengan maksud dan tujuan yang buruk. Kalau dalam kasusku, aku hanya ingin mengetahui kegiatannya saja, dan setelah memastikan ia selamat sampai di rumah, aku langsung pergi dari sana."
"Ooohh.. Aku mengerti.. Jadi, karena ingin mengetahui lebih jauh mengenai sosok itu, secara tak langsung anda menguntitnya, begitu kan, Yuki-ssi?"
"Nah! Anda benar sekali, Kyu-ssi. Ternyata anda mengerti juga. Hahahaha."
"Tentu saja, kalau soal seperti itu saja, aku pasti bisa mengerti. Lalu, sampai kapan proses menguntit itu berlanjut? Apakah sampai sekarang juga masih?"
"Aniya. Sekarang sudah tidak lagi. Sekarang ini, setelah mengetahui seperti apa dirinya, aku ingin menunjukkan diri di hadapannya secara jantan."
"Whoaaa...jinjja? Jadi ceritanya, sampai sekarangpun orang yang anda cintai itu masih belum tahu mengenai anda?" tanya Kyuhyun tak percaya.
"Kurasa begitu. Tapi mungkin tidak seperti itu juga sih."
Kyuhyun mengerutkan alissnya mendengar jawaban yang membingungkan itu. "Maksudnya, Yuki-ssi?"
"Uhm, begini. Kalau saya meminta bantuan anda, maukah anda membantu, Kyu-ssi?"
"Eh?" kaget Kyuhyun. "Membantu bagaimana, Yuki-ssi?" tanya Kyuhyun hati-hati.
"Aku...ingin menunjukkan diri dan sekaligus langsung menyatakan perasaanku pada sosok itu melalui siaran radio anda." Jeda sejenak. "Bolehkah?"
Kedua iris karamel Kyuhyun melebar kaget, untuk kemudian kembali menyipit karena senyum yang terbentuk di bibir plumpnya."Tentu saja boleh, Yuki-ssi. Pasti orang yang anda cintai itu benar-benar orang yang paling beruntung di dunia ini, Yuki-ssi. Aku jadi sedikit iri nih," canda Kyuhyun lagi.
"Benarkah itu, Kyu-ssi? Apa menurut anda, orang itu pasti akan menerima perasaanku?"
Kyuhyun mengangguk penuh antusias. "Um! Tentu saja aku sangat yakin kalau orang itu akan menerima perasaan anda, Yuki-ssi!"
"..."
Kyuhyun memiringkan kepalanya karena bingung saat tiba-tiba saja tak ada suara lagi di seberang sana. "Yuki-ssi?"
"..."
"Yuki-ssi? Yuki-ssi? Apakah anda masih disana?"
Terdengar suara deheman dari seberang sana. "Cho Kyuhyun, saranghaeyo."
DEGG!
Kyuhyun merasakan tubuhnya sedikit membeku saat mendengar namanya di sebutkan, yang diikuti dengan ucapan cinta
"Melalui siaran radio yang kau pandu sendiri ini, aku ingin menyampaikan perasaanku padamu, Cho Kyuhyun, mahasiswa universitas Kyunghee Fakultas seni tahun ketiga."
BRAKK!
Tubuh Kyuhyun tersentak kaget mendengar suara keras itu dan sontak ia memutar badannya menghadap ke bagian pintu yang memisahkan ruang siaran dengan ruangan lainnya, dan kedua iris karamelnya terbelalak kaget melihat namja yang berdiri di sana dengan handphone yang berada di telinga kirinya.
"K-Kim Kibum..." lirih Kyuhyun menyebut nama namja yang kini berada di depannya itu. Dan tiba-tiba saja ia ingat.
Ia ingat kenapa ia bisa merasa familiar dengan suara yang terdengar dari seberang line telepon itu. Dan... ia juga ingat kejadian di kereta itu. Saat itu seharian memang ia berada di ruang dosen karena dosen itu membutuhkan bantuannya. Dan ia benar-benar ingat kalau saat di kereta yang penuh sesak itu ia pulang bersama teman-temannya, dan ia melihat sosok Kim Kibum di kereta yang sama.
Jadi... ternyata...
"Ternyata benar apa kata Donghae. Jadi, kau mengenalku, Kyu?" ucap Kibum dengan senyum mautnya, yang membuat Kyuhyun hanya sanggup menelan saliva, dan mengangguk dengan susah payah.
"So, apakah benar ucapanmu bahwa orang itu adalah orang yang paling beruntung di dunia ini?"
Kyuhyun, sekali lagi, hanya sanggup mengangguk karena namja itu tak yakin bisa menemukan suaranya untuk menjawab pertanyaan Kibum.
"Lalu, apakah benar ucapanmu kalau orang itu pasti akan menerima perasaanku?"
Dan sekali lagi, Kyuhyun hanya bisa mengangguk tanpa sanggup lagi menatap wajah Kibum yang semakin lama semakin mendekat ke arahnya.
"Jadi, Cho Kyuhyun. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu sejak pandangan yang pertama. Apakah kau mau menjadi kekasihku?"
Kepala Kyuhyun terangkat saat ia benar-benar mendengar kalimat yang selama ini hanya berani ia mimpikan saja. "A-aku mau." ucap Kyuhyun sambil mengangguk. Dan sedetik kemudian ia sudah beradadala dekapan erat sepasang tangan milik Kim Kibum.
.
.
.
END
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar