5
Open Your Heart by Lusy Zanita
***
Aku tahu
tentangmu, segalanya tentangmu selama bertahun-tahun kusimpan rapat di
dasar relung hatiku. Walaupun pengertianku terhadapmu masihlah belum
sempurna. Tapi, aku tetap berusaha untuk menyentuh dan menggapaimu.
Kau, Cho Kyu-Hyun, adalah seseorang yang
tertutup. Bukan karena kau adalah seorang yang sejak awal memang
tertutup, bukan. Tapi kau tertutup karena sebuah tragedi yang telah
menggoreskan luka dalam hatimu.
Lisanmu takkan pernah bisa berucap, mata
kelammu tertutup rapat. Aku tahu. Tapi karenalah kau bukan orang yang
awalnya tertutup, maka masih ada secercah celah untukku untuk
menyentuhmu dan menggapaimu, hingga akhirnya aku yakin, aku akan
benar-benar memasukimu. Celah itu, hatimu. Untuk menyentuh hatimu, aku
pun butuh waktu.
Maka, setelah aku yakin itulah waktunya,
aku bidik dan terbangkan pesawat kertas ini dengan kelembutan juga
kesabaran agar tersentuh tepat menyentuh hatimu.
Menerbangkan pesawat kertas ke hatimu adalah awal dari sebuah keterbukaan. Jadi, kuisi awal itu dengan namamu, “Kyu-Hyun-ah,” kulantunkan nama indahmu dengan lembut. Karena aku tahu, kau adalah orang yang suka dengan kelembutan.
“Aku ingin menanyakan kabarmu, dan juga
ingin mengucapkan sesuatu,”—dan disambung dengan kata-kata yang mungkin
belum pernah kau dengar dari bibirku.
“Aku… Menyukaimu.”
Kau pun akhirnya menatap mata giokku
dengan mata kelammu. Lama. Memberiku waktu untuk menyelami isi dari mata
kelammu, membukanya kembali, seperti sewaktu mata kelammu bersinar.
Bibirmu yang dibentuk indah mulai bergerak. Dan disaat itulah kita
saling menyampaikan isi hati.
Aku tersenyum.
Semuanya butuh kesabaran dan kelembutan.
Cara pemaksaan dan kasar takkan pernah membuahkan hasil, dan yang kutahu
saat ini adalah, aku telah berhasil menyentuh hatimu, menggapaimu, dan
membuka hatimu… Untukku.
***