Pengikut

Senin, 22 Oktober 2012

On Rainy Days My Love Begin



Title : On Rainy Days My Love Begin
Author : Park Hye Mi ( @itzme_SA )
Main Cast : Byun Baek Hyun, Park Hye Mi (OC)
Genre : Romance
Rate : T
Length : Oneshot
Disclaimer : Cast semua milik Tuhan dan alur cerita dari pikiran author sendiri.
Note : Halo readers! Ini ff pertama saya yang sudah jadi.. Sebenarnya punya banyak ff tapi nggak jadi-jadi gara-gara kehabisan ide.. Mian kalau ada typo.. Comment tetap ditunggu.. Annyeong!! ^^


Baekhyun POV
Aku langsung berlari menuju emperan toko meninggalkan scooter-ku di pinggir jalan. Kenapa tiba-tiba hujan? Hari ini benar-benar menyebalkan. Tak lama ada seorang yeoja dari sekolah yang sama denganku berteduh di sebelahku.
Dia menatapku.“Ahh, Baekhyun Sunbae.. Annyeonghasseyo,” katanya.
Aku hanya mengangguk seraya tersenyum. Dia ternyata Park Hye Mi, yeoja yang kutaksir sejak bertemu dengannya. Aku pernah menjadi mentor di kelasnya saat masa orientasi. Aku menyukainya sejak pandangan pertama. Wajahnya yang manis dan sifatnya yang lembut dan baik. Tapi sayangnya dia agak pendiam. Aku sudah menyukainya selama hampir 1 tahun lamanya. Tapi aku belum pernah sama sekali komunikasi dengannya. Mungkin ini kesempatan baik untukku mendekatinya. Kulihat toko dibelakangku ini. Ternyata sebuah kafe. Pas sekali. “Hmm.. Hyemi-ssi, kau mau aku traktir?”
Ahh, tidak usah, Sunbae.”
“Tidak apa. Daripada kau menunggu di sini tidak jelas. Kajja. Sekalian untuk menghangatkan badanmu. Kau pasti kedinginan, bukan?”
Hmm.. Baiklah.”
Gotcha! Akhirnya aku punya kesempatan bagiku. Aku merubah pikiranku. Ini bukan hari menyebalkan tapi sangat menyenangkan. Kami langsung masuk dan mengambil tempat duduk. Aku lalu memanggil pelayan.
“Kau mau pesan apa?”
Hmm.. Hot chocolate saja.”
“Baiklah. Kami pesan hot chocolate dan hot cappucino satu.”
Tak lama pesanan kami datang. Aku langsung menyeduh sedikit hot cappucino yang kupesan. Kulihat Hyemi yang sedang memegang cangkirnya. Sungguh manis sekali dirinya.
“Hyemi-ssi, kulihat sepertinya kau tidak bersosialisasi dengan baik. Kau tidak terlalu aktif.”
Ne. Aku lebih suka diam daripada membuat masalah.”
“Kau terlalu pendiam menurutku.”
Jinjjayo? Aku tidak menyadarinya. Aku tidak bisa menjadi seperti Sunbae yang aktif di banyak kegiatan. Mungkin karena itu juga aku tidak dikenal banyak orang. Tidak seperti Sunbae yang dikenal hampir setiap murid.”
“Kau hanya kurang berkomunikasi dengan baik.”
Ne,” katanya lalu meneguk minumannya. Dia terlihat sangat kaku, tegang dan gelisah.
“Hyemi-ssi, kau terlihat sangat gelisah. Gwaenchanayo? Kau punya urusan lain?”
Ani, aku hanya tidak pernah sedekat ini dengan seorang namja.” Dia lugu sekali.
Ohh..” Setelah itu keadaan menjadi hening. Kulihat keadaan luar dari jendela. Hujan sudah reda. “Sudah reda. Kau mau pulang sekarang?” tanyaku.
Ne.”
Kami pun segera keluar dari kafe itu.
“Rumahmu di mana?”
Ne?”
“Rumahmu. Aku antar.”
“Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri.”
Andwae, biar aku antar. Bisa saja nanti hujan lagi,” kataku sambil menarik tangannya.
Dia hanya menurut. Setelah beberapa menit akhirnya kita sampai. Dia langsung turun. “Gomawo, Sunbae atas traktirannya dan sudah mengantarku. Maaf kalau repot.”
Ani. Lagipula aku juga satu arah denganmu,” dustaku mengingat rumahku sangat jauh dari sini. “Aku pulang dulu. Annyeong,” kataku lalu pergi.

Hyemi POV
Setelah Baekhyun Sunbae pergi aku langsung masuk ke dalam rumah. “Aku pulang!” kataku sambil menutup pintu. Kulihat Eomma yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
“Hyemi.. Kenapa pulang telat?”
“Aku tadi lupa membawa mantel dan payungku jadi aku berteduh dulu.”
“Oh.. Apa bajumu basah?”
“Sedikit.”
“Cepat mandi dan ganti bajumu. Nanti kau sakit.”
Aku hanya mengangguk. Aku langsung menuju kamarku. Aku langsung mandi dan ganti baju. Setelah itu aku merebahkan tubuhku di tempat tidur. Hari ini sangat menyenangkan. Aku bisa dekat dengan Baekhyun Sunbae, namja yang sudah lama aku taksir. Sejak aku melihatnya aku sudah menyukainya. Dia baik dan ramah. Sejak tadi bersamanya detak jantungku menjadi sangat cepat.
Aku mengambil buku yang ada di meja belajarku. Ini adalah buku lukisku. Aku selalu menggambar dirinya sejak pertama bertemu menggunakan pensil yang diberikannya karena waktu itu aku lupa membawa sebuah pensil.
Selama ini aku hanya melihatnya dari jarak jauh, melihatnya bermain basket, makan di kantin atau lainnya. Hari ini aku bisa duduk berdua di sebuah kafe dengannya. Sungguh aku jadi gila karena tadi.
***
Author POV
Baekhyun sedang memperhatikan Hyemi yang sedang duduk sendiri di kantin. Dia ingin menghampirinya tapi dia agak malu. Dia lalu berdiri. Saat hendak berjalan dia sudah didahului oleh teman-temannya. Dia lalu duduk kembali.
***
Di hari berikutnya Baekhyun melihat Hyemi dan teman 1 kelasnya sedang mengikuti pelajaran olahraga renang. Kebetulan memang jam olahraga Hyemi setelah jam olahraga Baekhyun. Baekhyun memperhatikan Hyemi dari jauh.
Dia melihat beberapa temannya mengambil kacamata renangnya dan melemparnya ke dalam kolam renang yang dalam. Hyemi yang bingung langsung terjun ke air.

Hyemi POV
Aish.. Jinjja. Kacamata renangku dilempar. Kenapa mereka senang sekali mengerjaiku? Aku harus mengambilnya. Aku langsung terjun ke dalam air. Aku lalu meraih kacamata renangku tak peduli jika Seonsaengim datang dan memarahiku. Saat aku ingin kembali kenapa kakiku seperti ini? Omo.. Jangan bilang kakiku kram. Dasaran kolam renang saja aku tidak bisa mencapai. Kalau aku tenggelam bagaimana? Aku berusaha menggunakan kakiku yang satu lagi.
Aku sudah tidak bisa bertahan lagi. Aku hampir tenggelam. Aku meraih-raih permukaan air mencoba mencari oksigen. Tak ada satupun yang menolongku. Aku sudah terlalu banyak kemasukan air. Pandanganku mulai kabur. Tuhan selamatkanlah aku.

Baekhyun POV
Kulihat Hyemi yang terjun ke air. Setelah beberapa menit dia terlihat tidak bisa berenang. Aku ingin membantunya tapi masih ada teman-temannya di sana. Mungkin saja ada yang memabntu. Aku terlalu gelisah di sini. Dia tidak kunjung dibantu.
Aku langsung mencopot sepatu yang sudah aku pakai dan berlari menuju pinggiran kolam renang. Aku langsung terjun ke dalam air. Kucari sosok Hyemi. Aku langsung menariknya dan membawanya ke permukaan. Aku mengangkatnya ke tepian dan aku langsung naik. Dia sudah tidak sadarkan diri. Aku memompa dadanya, berusaha mengeluarkan air yang masuk. Ayo, Hyemi! Bertahanlah.
Sudah beberapa kali tapi dia tak kunjung sadar. Pertolongan terakhir yaitu nafas buatan. Tanpa ragu aku langsung melakukannya. Tak peduli banyak orang yang berisik karena aksiku ini. Setelah beberapa  menit dia terbatuk-batuk mengeluarkan banyak air. Dia masih terlihat lemas. Aku langsung menggendongnya dan membawanya ke ruang kesehatan.
Setelah petugas kesehatan menolongnya aku lalu masuk. Aku menunggunya lama sekali. Akhirnya dia sadar juga. “Hyemi-ssi.. Bagaimana keadaanmu sekarang?”
“Apa yang terjadi?”
“Kau tadi tenggelam. Kau sudah mampu berdiri?”
“Aku rasa begitu.”
“Sebaiknya kau ganti bajumu sekarang. Setelah itu kau istirahat saja di sini.”
Ani, aku ingin ke kelas saja.”
“Ya sudah.”
Dia lalu berjalan keluar ruangan.
Aku lalu mengganti seragamku dengan seragam cadangan di ruang ini. Setelah itu aku kembali ke kelas.
Pulang sekolah aku langsung menghampiri Hyemi yang sedang berjalan keluar gerbang. “Hyemi-ssi, kajja aku antar.”
“Tidak usah. Aku bisa sendiri.”
“Kau tampak pucat. Nanti kau pingsan di jalan. Cepatlah.” Dia menurutiku. Kita langsung pergi.
***
Setelah kejadian-kejadian itu aku jadi lebih dekat dengan Hyemi. Aku sering mengantarnya pulang. Berkomunikasi dengannya. Tak jarang aku membantunya mengerjakan PR dan tugas. Aku jadi lebih akrab dengannya. Sungguh menyenangkan.
***
Di musim dingin ini aku sedang bermain basket sendirian. Di sekolah sudah sangat sepi. Semua murid mungkin mempersiapkan liburan yang dimulai besok. Aku tidak menyadari keberadaan Hyemi yang sedang duduk di bangku tepi lapangan basket. Aku langsung menghampirinya. Dan duduk di sebelahnya.
“Hyemi-ah, Kau tidak pulang?”
“Aku menunggu jam les ku di sini. Tak ada yang mengantarkanku jadi aku menunggu di sini saja.”
“Buku apa itu?” kataku melihat buku tebal yang dibawanya. Yang jelas bukan buku pelajaran.
Hmm.. Ini.. Bukan buku apa-apa. Cuma buku lukis.”
“Aku boleh pinjam?”
Andwae! Ini privasiku.”
“Aku sangat penasaran. Satu gambar saja.”
Shireo.”
“Ya sudah. Kalau begitu. Gambarkan diriku sekarang.”
“Baiklah.” Dia lalu menyobek selembar kertas dan mulai menggambarku. Setelah beberapa menit dia sudah selesai.
Mwo? Cepat sekali.”
Ne. Ini.”
“Wah.. Bagus sekali. Boleh aku menyimpannya?”
Ne.”
“Kau mau bermain basket denganku?”
“Aku tidak bisa.”
“Aku ajari. Kajja,” kataku sambil menarik tangannya.
“Coba kau rebut bola basket ini,” kataku sambil men-dribble bola basketku.
Dia mencoba merebut tapi dengan mudahnya aku menghindar. Dia terus berusaha. Lucu sekali dia. “Oppa, kau terlalu jago. Ini terlalu susuh untukku.”
Ahh, ne. Aku ajari kau shooting saja,” kataku.
“Coba kau dulu.” Dia mencoba tapi tak sampai ke ring.
“Pertama tanganmu harus seperti ini,” kataku dari belakang sambil memegang tangannya. Ini sangat dekat sekali. Jantungku sudah berdetak tak karuan dibuatnya. “Setelah itu kakimu seperti ini. Ini untuk memperkuat lemparanmu. Sekarang coba.”
Dia mencobanya lagi. Lagi dan lagi. Sampai sekali dia bisa memasukkan 1 kali. Dia lalu melihat jam yang ada di tangannya.
Oppa! Ini hampir waktu jam lesku. Aku pergi dulu ya?”
“Hyemi-ah, kita jalan bersama. Ne? Aku juga mau pulang. Scooter-ku sedang rusak di rumah. Tempat lesmu 1 arah dengan rumahmu kan?”
Ne. Kajja!”
Kita lalu keluar dari sekolah. Kita lalu berjalan. Hanya hening yang kudapat. Tak lama rintik-rintik hujan turun, semakin deras dan deras.
Mwo? Aish.. Jinjja. Aku lupa bawa payung!” katanya membuka-buka tasnya.
Aku langsung mengeluarkan payung dan membukanya. Aku lalu merapatkan badannya ke badanku. Kita lalu berjalan lagi. Beberapa menit kami tiba di tempat les Hyemi.
Oppa, aku masuk dulu. Ne?”
Chakkaman. Kau nanti pulang sendiri atau dijemput?”
“Pulang sendiri. Wae?”
“Bawa payung ini. Kalau-kalau nanti masih hujan. Aku masih bawa mantel. Bawalah,” kataku sambil menyodorkan payungku.
Dia lalu mengembilnya. “Gomawo. Aku masuk dulu,” katanya lalu masuk ke dalam.
Aku lalu mengambil mantelku dan memakainya. Aku lalu menunggu bis lalu pulang.
***

Hyemi POV
Aku sedang berkutat dengan laptopku. Di malam mendekati tahun baru ini aku malah menghabiskan waktuku di rumah. Kulihat layar monitor menunjukkan hampir pukul 11 malam. Aku sudah merasa ngantuk. Aku langsung mematikan laptop inii dan langsung beranjak ke tempat tidur.
Saat aku ingin menarik selimutku tiba-tiba ponselku yang ada di atas nakas berbunyi. Aku langsung mengambilnya. Ternyata ada pesan masuk dari Baekhyun Oppa.
From : Baekhyun Oppa
Hyemi-ah.. Bisakah kau pergi denganku malam tahun baru besok. Aku tidak punya teman sama sekali.. :(

From : Hyemi
Sepertinya aku bisa. Memang mau kemana??

From : Baekhyun Oppa
Ke suatu tempat. Lihat saja besok tapi sebelumnya kita bermain dulu di pasar malam.

From : Hyemi
Ne.. Sampai jumpa besok, Oppa. Aku mau tidur dulu.. Good night.. ^^
Asyik.. Malam tahun baru dengan Baekhyun Oppa. Pasti sangat menyenangkan. Aku langsung menaruh ponselku lagi lalu menarik selimutku dan tidur
***
Sekarang belum jam 9 malam tapi aku sudah siap dengan pakaianku. Baekhyun Oppa akan menjemputku jam 9, sebentar lagi. Aku menunggu di ruang tamu. Tapi karena bosan mungkin aku minta ijin dulu dengan Eomma.
Aku berjalan menuju ruang keluarga. Kulihat Eomma yang sedang menonton tv. Aku lalu menghampirinya.“Eomma, malam ini aku pergi melihat perayaan tahun baru. Boleh ya!” pintaku memelas.
“Kau pergi dengan siapa? Sendiri?”
Ani, dengan temanku.”
“Temanmu? Temanmu siapa?”
Gimana ya jawabnya? Kalau aku jawab jujur kalau aku pergi dengan namja pasti tidak boleh. “Hmm.. Dengan teman-temanku yang biasanya. Tapi nanti aku dijemput oleh 1 temanku. Lalu.. kita ketemuan di suatu tempat,” kataku sedikit berfikir.
Ne, baiklah. Jaga dirimu baik-baik. Pulang sebelum jam 2. Ne?”
Ne, Eomma.” Kudengat ponselku berbunyi. Ternyata itu Baekhyun Oppa. Dia sudah sampai. “Eomma, aku pergi dulu ya.”
Ne.”
Aku lalu berlari kecil menuju luar rumah. Kulihat Baekhyun Oppa sudah siap. Aku langsung menghampirinya. “Kajja, kita berangkat. Sebelum Eomma melihat kita.”
Mwo? Eomma-mu tidak mengijinkan?”
Ani, aku takut dia marah kalau tau aku pergi dengan seorang namja. Palli.”
Ne.”
Kita lalu pergi ke pasar malam. Di sini sangat ramai. Orang-orang yang menunggu tahun baru kebanyakan pergi ke sini. Kita lalu menghabiskan waktu di sana berdua. Andai saja kita pacaran pasti lebih romantis.
“Hyemi-ah, kajja kita ke situ,” katanya sambil menunjuk sebuah permainan.
Aku menurutinya dan mengikutinya dari belakang.
Ahjussi, bagaimana cara mainnya?” tanya Baekhyun Oppa dengan bersemangat.
“Jika Anda bisa memasukkan 3 bola basket ini kedalam ring yang bergerak maka Anda akan mendapatkan hadiah utama yaitu boneka. Jika memasukkan 1 atau 2 Anda bisa memilih hadiah sendiri jumlahnya sesuai dengan bola yang anda masukkan,” kata ahjussi itu.
Baekhyun Oppa hanya mengangguk paham. Dia lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan sejumlah uang dan memberikan kepada ahjussi itu. Tiga bola diberikan padanya. Ring basket mulai bergerak.
Aku hanya menyemangatinya.
Bola pertama masuk..
Bola kedua masuk..
Sekarang bola ketiga..
“Ayo, Oppa. Hwaiting!! Oppa pasti bisa!” teriakku menyemangatinya.
Bola ketiga akhirnya masuk juga.
Oppa, daebak!!” kataku.
Ahjussi itu lalu mengambil sebuah boneka teddy bear lumayan besar dan memberikannya pada Baekhyun Oppa. Dia lalu menghampiriku.
Oppa hebat sekali,” kataku sambil bertepuk tangan.
“Kau mau boneka ini?”
Mwo? Jinjjayo?” kataku kaget.
Ne, ambillah,” katanya sambil menyodorkan boneka itu.
Aku lalu mengambilnya sedikit ragu. Untuk apa ini? Apakah dia menyukaiku?
“Kenapa kau berikan ini padaku?”
“Aku tidak mungkin menyimpannya. Jadi kau saja. Kajja, kita pergi. Aku ingin pergi ke suatu tempat.”
Ne,” kataku sedikit lemas. Apakah harapanku pupus selama ini? Hanya itukah alasannya?
Kita lalu pergi ke suatu tempat. Tempat yang tidak pernah aku kunjungi. Kita berhenti di sebuah bukit. Aku turun dan masih memegangi boneka ini. Dia lalu mengambil bonekanya.
“Taruh di sini dulu. Ayo ikut aku!” katanya lalu menarik tanganku.
Aku hanya bingung.
Dia menarikku ke sebuah pohon. Kulihat ada rumah pohon di sana. “Naiklah. Bisa kan?” katanya.
Aku hanya mengangguk lalu mulai memanjat. Setelah sampai di atas tak lama Baekhyun Oppa sudah sampai juga.
“Sini!” katanya sambil menuju salah satu sisi yang terbuka. Hanya ada 1 batang kayu sebagai pelindung. Kulihat pemandangan di sini. Sungguh sangat indah. Pemandangan lampu-lampu bangunan di sebagian kota Seoul.
Oppa, neomu yeppuda,” kataku sambil duduk. Kakiku kugantungkan di udara. Sesekali aku mengayunkannya. Aku tak henti-hentinya tersenyum.
“Hyemi-ah..”
Ne?” kataku tanpa melihatnya.
“Jangan begitu. Lihat aku.”
Ne. Wae?” Aku lalu mengangkat kakiku dan menghadap dia.
“Aku tak bisa bilang apa-apa. Tapi.. yang jelas aku sudah menyukaimu sejak kau masuk ke sekolah. Saranghaeyo, please be my girlfriend.
Benarkah itu? Baekhyun Oppa menyukaiku? Apa aku tidak salah dengar? Pasti dia hanya bercanda. “Oppa bercanda? Oppa tidak serius kan?”
“Aku tidak bercanda. Aku serius. Jeongmal saranghaeyo. Please be mine,” katanya sambil memegang tanganku erat.
 Ini tidak mimpi? Ya Tuhan! Terimakasih banyak. “Ne, Oppa. Nado saranghaeyo. Aku juga sudah menyukaimu sejak awal bertemu denganmu.”
Baekhyun Oppa langsung memelukku. Pelukannya sangat hangat dan nyaman. Setelah itu terdengar surara kembang api dengan meriah, menandakan pergantian tahun. Dia lalu melepaskanku. Kita lalu menikmati pemandangan yang indah ini. Dia lalu menarikku ke dalam dekapannya dan menaruh kepalaku di pundaknya.
Setelah kembang apinya sudah habis Baekhyun Oppa mengantarkanku pulang. Aku langsung turun sambil membawa boneka tadi. Saat aku ingin berbalik menuju pintu Baekhyun Oppa menarikku dan membalikkan badanku. Langsung saja bibirnya menempel pada bibirku. Reflek aku memejamkan mataku.
Dia lalu melepaskan ciuman ini. Aku membuka mataku. Sepertinya pipiku sudah memerah sekarang.
“Wae? Kenapa kau malu? Ini bahkan bukan first kiss-mu.”
Mwo? Kenapa bisa begitu?” kataku kaget. Seingatku ini kali pertamanya aku ciuman.
“Saat kau tenggelam dulu. Aku melakukan nafas buatan untukmu mouth to mouth. So it’s your second kiss.”
Aku hanya terdiam. “Aku pulang dulu ya. Annyeong,” katanya lagi lalu pergi. Setelah dia menghilang dari pandanganku aku langsung masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarku.
Aku hanya berteriak tanpa suara karena takut dimarahi. Sangat senang hari ini. Tanpa ganti baju aku langsung tertidur sambil memeluk boneka dari Baekhyun Oppa ini.
***
Baekhyun POV
Sekarang sudah masuk sekolah lagi. Saat istirahat kulihat Hyemi yang sedang duduk di kantin sendiri. Aku langsung menghampirinya. Dari belakang kututup matanya.
Nuguseyo?” katanya.
Aku langsung melepaskannya dan duduk di sebelahnya. “Your beloved boyfriend.
Dia hanya memukulku pelan. Kulihat dia membawa buku lukisnya. Aku masih penasaran dengan buku itu. “Chagiya, aku masih penasaran dengan buku itu. Karena aku namjachingu-mu aku boleh melihatnya kan?”
Ne. Buka saja.”
Aku lalu mengambilnya dan membukanya. Kulihat lembar-demi lembar. Ternyata ini kumpulan gambar diriku semua. Dasar Hyemi!
Yakk! Kau menggambarku tanpa ijin rupanya. Pantas saja kau tidak mau melihatkannya waktu itu. Kau takut perasaanmu terbongkar bukan?”
“Tentu saja. Aku takut jika kau ternyata tidak menyukaiku.”
“Kau salah. Aku sangat-sangat mencintaimu.”
“Tidak usah berlebihan Oppa.”
KRRIINNGG.. KRRIINNGG
Bel istirahat usai sudah berbunyi. Kami langsung berjalan bersama dan pergi ke kelas masing-masing.
-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar