Pengikut

Rabu, 03 Oktober 2012

[No Title] Kyuhyun

1. Author : Valent aka Lee Hye Sun aka Lee Min Rin
2. Judul : 
3. Kategori: NC 21Yadong, Oneshoot

4. Cast:
Lee Min Rin
Cho Kyu Hyun
Cho Ah Ra
ini adalah FF ketiga saya yang saya post di korean NC (kalau lewat seleksi,, kekekkkk~~) FF  yang pernah saya post adalah we meet again dan we meet again sequel. mian kalau ada typo2 sedikit yaaa,, semoga cerita kali ini tidak membosankan yaahh. tanpa banyka basa basi lagi, silahkan membaca buat yadongers sejati~~~ happy readings..
————

Aisshh~ mimpi apa aku semalam!! Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri saat masuk kedalam kampus.Mencoba mengingat-ingat mimpi erotis ku dengan Kyu Hyun, pasti muka ku sudah memerah. Tuh kan mimpi itu menghantui ku sepanjang pagi ini! Huaaaa~~ kenapa mimpi itu mebayangiku, apalagi kalau aku bertemu dengan Kyu Hyun nanti, aku tidak akan sanggup melihat wajahnya. Dengan frustasi aku menutup kedua wajahku dengan tangan.

Aku dan Kyu Hyun sudah berpacaran hampir satu tahun, namun kami tidak pernah lebih dari sekedar berciuman atau berpegangan tangan. Bahkan aku masih malu apabila Kyu Hyun dengan terang-terangan memamerkan kemesraannya didepan umum. Sehingga mimpi erotis semalam itu betul-betul membuat aku terkejut, karena rasanya begitu nyata, Kyu Hyun yang memelukku dan aku membalas memeluk Kyu Hyun, rasanya begitttuuuuuu……….


“yaa!! Lee Min Rin!!” aku terdiam tanpa sadar saat mendengar Kyu Hyun meneriakan namaku, “aku memanggil mu berkali-kali, kau tidak mendengar?” aku tetap terdiam, enggan melihat wajahnya, “neol apa? (kamu sakit?)” Kyu Hyun meneliti wajahku dengan seksama, “geuraeseo?”
“naega gwenjhanayo, geogjeongmasaeyo (aku baik-baik saja, jangan khawatir)” masih tetap enggan menatap wajahnya.
Kyu Hyun sepertinya tidak mudah percaya begitu saja, dia masih dengan seksama meneliti wajahku, “tatap mataku!” kontan aku langsung menatap matanya, namun saat pandangan kamu bersibobrok aku merasakan wajahku kontan memerah karna mimpi semalam, dengan cepat aku mengalihkan pandanganku ketempat lain. “kenapa wajahmu bersemu merah??” Kyu Hyun semakin penuh selidik meneliti wajahku.
“anni~ amugeosdo (bukan apa-apa)”
“gotjimal! Pasti ada alasannya, malhaebwa (katakan padaku)”
“jeongmalya~” kenapa dia tidak mau percaya sih
Kyu Hyun semakin menatapku dengan curiga, lama-lama aku menjadi risih ditatap dengan tatapan evilnya Kyu Hyun karena aku akan mengaku dengan sendirinya. Jangan sampai itu terjadi. “sepertinya aku sudah terlambat masuk kelas,” aku berusaha menghindar dari Kyu Hyun sebisa mungkin.
“yaaa~~ Lee Min Rin!! Kau belum cerita padaku” Kyu Hyun berseru dibelakangku dan aku pura-pura tidak mendengar. “aku akan mencari tahu Lee Min Rin!!”

Sampai kapan aku main kucing-kucingan dengan Kyu Hyun?? Telephonenya tidak kugubris, smsnya tidak kubalas, dan usai kelas aku kabur secepat mungkin sebelum Kyu Hyun menemukanku.Tidak mungkin aku mengindar terus-terusan dari Kyu Hyun, cepat atau lambat dia pasti menemukanku. Ahh~~ mimpi itu!! Semuanya gara-gara mimpi erotis semalam kan aku jadi tidak berani bertemu dengan Kyu Hyun. Kenapa mimpi itu begitu nyata! Seolah-olah aku sudah…….. ahhh~!! Membuatku frustasi sendiri jadinya kan!

Tas ku bergetar sekali lagi, pasti Kyu Hyun lagi yang menelpon. Abaikan tidak yah??Tapi kalau dipikir-pikir lagi sikap ku seperti anak kecil bermain kucing-kucingan seperti ini. Kyu Hyun kan tidak tahu apa mimpiku tentang dia, tapi dengan wajahku yang langsung memerah apabila melihat dia saja, dia sudah pati bisa menebak apa yang aku pikirkan. Buktinya saja, tadi pagi Kyu Hyun sudah curiga.

Aissshh~ kenapa handphonenya tidak  mau berhenti bergetar, kalau aku tidak menjawabnya pasti Kyu Hyun akan ngambek. Serba salah! Dengan menarik nafas panjang aku melihat banyaknya panggilan tak terjawab.Semuanya Kyu Hyun yang menelpon, sambil termenung menatap layar handphone tiba handphoneku bergetar kembali, namun bukan Kyu Hyun yang menelpon melainkan Ah Ra eonnie. Mau apa dia mencariku.

“nee onnie??”
“Min Rin-ah, bisakah kau membantuku?”
“geugeoseun mueoseuniga (ada apa)”
“aku perlu bantuanmu sekarang, bisakah kau datang kerumah sekarang?” suaranya mendesak sekali.
“eonnie, neon gwaenjhanasaeyo?? (eonnie, kau baik-baik saja?)”
“ppali neol yeogi uri jieb haeyo (cepatlah kau datang kerumah)” seketika itu juga sambungan terputus.
“eonnie!!! Ah Ra eonnie!! Yeoboseyo!! (hallo)” tidak ada jawaban, yah iyalah kan sambungan teleponnya sudah terputus.

Dengan panik aku segera memberhentikan taxi yang pertama lewat dan memberitahukan tujuanku kepada supir taxi.
“ppali haeyo, ahjussi (tolong cepat, paman)”
“ne, soonim.”

Saat sampai aku memberikan beberapa lembar won dan dengan tanpa memencet bel aku menerobos masuk kedalam kediaman keluarga Cho.
“Ah Ra eonnie, neon eodieya??(Ah Ra eonnie, kau dimana?)”aku tidak dapat menyembunyikan nada panic dalam suaraku. “eonnie-ya!!! Ah Ra eonnie!!”
“ahh~ neon waseoyo.” Ah Ra eonnie mengenakan celemek memasak ditubuhnya dan tersenyum ceria menyambut kedatanganku.
Aku hanya dapat melongo seperti orang bodoh, “eonnie sedang memasak?”
“ne, memangnya kalau aku memakai celemek seperti ini tandanya aku sedang apa?”
“eonnie mengatakan butuh bantuanku ditelepon tadi.” Dengan perlahan aku menghampiri Ah Ra eonnie.
Dia terkekeh pelan, “biar kau langsung datang kesini.”Dia melemparkan senyuman termanisnya.
Gag kakak, gag adek sama ajah jailnya, “ eonnie!!!!!!!!” aku berteriak kesal “neon naega eolmana geogjeong eulhaessdago mola!!!!!! (kau tidak tahu aku begitu mencemaskanmu)”
“ahh~ mianhae Min Rin-ah, jinja mianhae!!” dengan lembut Ah Ra eonnie memeluk tubuhku.
“hajiman, eonnie panmyeonghaeso jeongmal gippeoyo (tetapi aku senang ternyata eonnie baik-baik saja.”
“mianhae~” bagaimana aku bisa terus-terusan marah saat Ah Ra eonnie tersenyum sangat manis seperti itu. “tadi masakanku hampir gosong, makanya aku menutup telepon, tidak tahu kalau membuatmu khawatir seperti ini.”
“gwaenjhanayo.” Aku sudah bisa tersenyum tenang, “sedang masak apa? Wanginya harum sekali.” Dan aku baru tersadar kalau aku sangat lapar.
“pasta!! Kau mau coba??Tapi masih harus menunggu sausnya matang dulu.”
Hanya masak pasta dia dengan panic menyuruh ku datang kerumahnya, sepertinya ada yang lain, karena setahu ku Ah Ra eonnie tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. Apalagi menyuruhku datang hanya untuk sekedar makan pasta.
“sebetulnya ada apa eonnie menyuruhku datang kemari.” Dengan curiga aku memperhatikan Ah Ra eonnie yang sedang mengaduk-aduk saus pasta. “pasti ada sesuatu selain hanya makan pasta buatanmu.”
Ah Ra eonnie tertawa, “ternyata kau tidak sebodoh Hyuk Jae.” Mau tidak mau aku ikut tersenyum “Kyu Hyun memintaku untuk memanggilmu kesini.” Sudah kuduga pasti ada hubungannya dengan adik kesayangannya itu. “katanya dia susah sekali menghubungimu, dan memintaku memanggilmu, dan benar saja, kau langsung datang begitu aku telepon.”
“aku datang karena suara panic mu itu eonnie~ aku pikir kau sedang dalam bahaya.”
Kali ini Ah Ra eonnie tertawa lebih kencang dari sebelumnya, “kalau yang ini kau sama persis dengan Hyuk Jae.”
“dia kan oppa ku eonnie.” Dengan sebal aku menggembungkan pipiku dan melipat tanganku didada.
“sudah, jangan marah. Aku hanya membantu Kyu Hyun yang panic mencarimu kemana-mana. Tolong ambilkan mangkok yang disebelah kirimu itu.” Tanpa melihat Ah Ra eonnie mengambil mangkok yang aku ulurkan kepadanya. “kau sedang bertengkar dengan Kyu Hyun?”
“anniyo eonnie,”
“geurigo wae?? (lalu kenapa)”
“geunyang (hanya saja)” mana mungkin aku bercerita kepadanya tentang mimpiku semalam, tuh kan setiap mengingat mimpi itu sukses membuat wajahku bersemu merah.
Aku mendengar suara pintu depan terbuka, “sepertinya Kyu Hyun sudah sampai, kau bicara baik-baiklah dengannya.” Ah Ra eonnie melepas celemeknya dan melipatnya dengan rapih dan dimasukin kedalam cabinet dibelakangnya.
“onnie eodie kka?? (eonnie mau pergi kemana?)” panic apabila hanya ditinggal berdua saja dengan Kyu Hyun.
“aku mau pergi latihan, pastanya dimakan yah. Manhi meoggo (makan yang banyak)”
“eonnie~~~” tanpa sadar aku merengek seperti anak kecil dan mengikuti Ah Ra eonnie keluar dari dapur.
“jieb-e waseoyo,” Kyu Hyun melemparkan tasnya dengan sembarang ke sofa terdekatnya. “noona, baegopa.”
“aku sudah buatkan pasta untuk kalian.” Ah Ra eonnie ngeloyor naik kelantai atas.
Aku hanya terdiam ditempat tanpa tahu harus berbuat apa. Dan Kyu Hyun pun mendekatiku. “neon gwaenjahana??” aku mengangguk. “meogg-jja,” dengan lembut Kyu Hyun menarik tanganku mengikutinya.


Kyu Hyun menarik sebuah kursi dan mendorongku pelan agar aku duduk dikursi yang sudah disiapkan olehnya.Kyu Hyun membuka rak piring dan mengambil dua buah piring dan duduk didepanku.Sambil diam Kyu Hyun menyendokan pasta yang sudah disiapkan Ah Ra eonnie.Tetap dalam diam Kyu Hyun menyorongkan kearahku piring yang sudah terisi pasta, “meoggo” hanya itu yang dia ucapkan.Kami makan dalam diam, aku sekilas mencuri pandang kearahnya.Kyu Hyun hanya berkonsentrasi pada pasta yang ada dalam piringnya.Kenapa dia hanya diam?Apa dia marah padaku?

“Kyu Hyun-ah.” Dengan berani aku memanggil namanya, dia melihatku sekilas. “neol~ naega nahante hwaga?? (kau marah padaku?)”
“anni.” Masih tetap tidak melihatku
“jinjaya??” Kyu Hyun hanya mengangguk. “yaaa~ Cho Kyu Hyun!!! Nal bwao (tatap aku)” kontak saja Kyu Hyun langsung melihat mataku dengan sorot evilnya yang membuat aku spontan melihat ketempat lain, asal bukan wajahnya.
“tuh kan, kau yang tidak mau melihatku!” suaranya mulai merajuk, “apa aku membuat kesalahan yang aku tidak sadar?”
“anni.”
“lalu kenapa kau seharian ini menghindar dariku??”
“geugae (itu).” Aku tidak bisa cerita alasannya.Kyu Hyun menunggu jawabanku, “geugaeeeee (ituuuuuu.)”
“malhae (katakan)” bujuk Kyu Hyun pelan
Aku dengan berani melihat wajahnya, dan langsung saja wajahku bersemu merah dan aku kembali menatap piringku yang masih penuh pasta dan dengan canggung mengaduk-aduknya.
“yaa~ kenapa wajahmu memerah.” Kyu Hyun menyenggol kakiku dengan kakinya. Aku tetap diam, “aku penasaran yang ada didalam otakmu itu.” Aku dapat merasakan tajamnya pandangan Kyu Hyun seolah-olah menembus kepalaku. “heeii~ Lee Min Rin. Tuhkan wajahmu semakin merah.” Kenapa Kyu Hyun tidak berhenti menggoda ku sih.
“yaa~ jhaebal geumnhae (tolong berhentilah)”
Kyu Hyun memajukan badannya kearahku, “kau berpikir apa tentang aku?” wajah evilnya begitu mengerikan.
“yaaa~~ Kyu Hyun-ah.” Saat aku mengangkat wajahku, Kyu Hyun mendaratkan bibirnya di bibirku, membuat aku terkejut, secepat itu pula dia menjauhkan tubuhnya.Pasti wajahku sudah terbakar ini, aku memandang Kyu Hyun dan ingatan tentang mimpi semalam kembali tercetak dengan jelas didepan mataku.
“wah yaaa~ mukamu lebih merah dari sebelumnya,” Kyu Hyun tertawa.
“neo nappenoum!!! (kau jahat)” kehilangan selera untuk makan, aku menaruh piringku yang masih berisi pasta ke tempat piring kotor, mianhae Ah Ra eonnie aku membuang masakan buatanmu.
“kok ngambek sih.” Kyu Hyun mengikutiku. “mianhaeyo.” Kyu Hyun menjegal langkahku dan memegang bahuku dengan kedua tangannya. “habis wajahmu begitu menggemaskan tadi, aku tahu sudah kelawatan. Miaannn~” Kyu Hyun memberikan wajah penuh aegyo terbaiknya yang dia miliki.
“bagaimana aku bisa marah padamu kalau kau pasang wajah seperti itu.”
“aku kan memang menggemaskan, tidak ada yang sanggup lama-lama marah kepadaku,” Kyu Hyun melemparkan senyuman maut yang dimilikinya.
Astaga virus syndrome “aku tampan” miliknya tidak pernah hilang rupanya.
“baiklah aku akan berhenti menggodamu, asalkan kau tidak menghindariku seperti hari ini. Arraseo!”Kyu Hyun menyentuh hidungku dengan ujung jarinya. “tetapi aku masih saja penasaran dengan isi kepalamu.”
“yaa~ bukannya kau sudah janji tidak akan membahasnya.” Aku menggembungkan pipiku tanda sebal.
“aku hanya menggodamu,”
“berhentilah menggodaku!!!” Kyu Hyun tertawa dan menarikku pelan kedalam pelukannya.Meletakan wajahnya dilekukan leherku. Perasaan déjà vu langsung menyelimutiku, astaga mimpi itu!!

“tsk tsk tsk tsk!!!!! Pantas Hyuk Jae semangat mencari yeoja chingu, melihat kalian seperti itu siapa yang tidak iri melihatnya.”
Kyu Hyun hanya menjauhkan aku beberapa senti dari tubuhnya, namun tidak benar-benar melepaskan pelukannya “kau juga ingin mencari namja chingu noona??Berpasanganlah dengan Hyuk Jae hyung kalau gituh.”
“dan menjadi orang ketiga diantara dia dengan Lee Dong Hae?? Tidak mau yaaahh!!!”
Mau tidak mau aku tertawa apabila mengingat pasangan lawak Hyuk Jae oppa dan Dong Hae oppa. “eonnie sudah mau pergi?”
“eoh~ jaga rumah baik-baik kalian.!” Dia menatap Kyu Hyun dengan tatapan yang sepertinya hanya dimengerti oleh mereka berdua. “nan galgae (aku pergi)”

“aku akan mengantar kau pulang, kau tunggu dikamar ku saja, aku akan mandi sebentar.” Dengan lembut Kyu Hyun mengecup pipiku.
“eoh~ arraseo.”

Untuk ukuran namja kamar Kyu Hyun boleh dikatakan rapih, lebih rapih kalau mau dibandingkan dengan kamar Hyuk Jae oppa.Kenapa itu tempat tidur memangggil untuk ditiduri yah? Ahh aku jadi ngantuk, sepertinya Kyu Hyun juga masih akan lama mandinya, memejamkan mata untuk 10-15menit sepertinya lumayan.

“aaahh neomu johta (senangnya)” dengan malas aku merenggangkan otot-otot yang tegang dan mulai memejamkan mata. Bantal yang aku tiduri betul-betul beraroma Kyu Hyun, tanpa sadar aku menggosok-gosokan bantal Kyu Hyun kewajahku dan dalam waktu yang singkat aku terbang kealam mimpi.

Kyu Hyun poffs
“Min Rin-ah, Lee Min Rin.” Aku mengerutkan dahi saat Min Rin tidak menjawab panggilanku.Apa jangan-jangan Min Rin kabur saat aku sedang mandi? Maldoandwae (tidak mungkin) aku tadi melihat tasnya masih teronggok di sofa, tidak mungkin kan dia pulang tanpa membawa serta tasnya.“Min Rin-ah…..” pantas dia tidak menjawab panggilannku, dia sudah tertidur nyenyak diatas tempat tidurku.

“babo!” dengan sayang aku mengecup sekilas keningnya dan menyingkirkan poni yang menutupi keningnya. Masih penasaran dengan apa yang membuat Min Rin hari ini bermain kucing-kucingan denganku. Wajahnya pasti memerah kalau aku bahas hal yang tidak mau dibahasnya, semakin membuat orang penasaran saja. Kalau Hyuk Jae hyung berpikiran yadong aku sudah tidak heran, kalau Min Rin berpikiran yadong lain lagi ceritanya. Aku terkekeh pelan saat melihat Min Rin tertidur dengan damainya. Jadi tidak tega membangunkannya. Sekali lagi aku mengecup dahinya, lalu turun ke hidungnya yang lancip dan turun ke bibirnya. Aku dapat merasakan hembusan nafas Min Rin membelaiku. Aku ingin melakukan lebih dari kecupan namun pasti Min Rin akan terbangun, sedangkan aku tidak ingin membangunkan Min Rin. Min Rin bergerak pelan.

“kau sudah selesai mandi?” Min Rin bertanya setengah kantuk
Aku hanya menarik bibirku namun tidak menjauhkan wajahku darinya, “ne~ kau masih ngantuk??” aku membelai lembut rambutnya yang tergerai dibantal. Min Rin mengangguk sekilas, “tidurlah kembali kalau kau masih ngantuk.”Min Rin menarik kembali selimutnya dan meringkuk lebih dalam.

Selagi Min Rin tertidur, aku kembali membaca bahan sidang proposal esok. Tetapi sepertinya karena kebanyakan baca, mataku mulai lelah. Sebentar-sebentar terpejam untuk waktu beberapa detik, tidak sanggup meneruskan membaca sepertinya.Aku menaruh diktatku dimeja sebelah tempat tidurku.Akhirnya aku memilih menyerah dan meletakan kepala ku diatas bantal.
Kyu Hyun poffs end

Siang pun berganti dengan malam, sepertinya ini bukan hanya tidur 10-15 menit melainkan TIGA JAM!!! Astaga kenapa aku bisa berubah menjadi kebluk seperti ini. Kyu Hyun pun terlelap tertidur juga rupanya dia, aku melihat diktat yang teronggok begitu saja diatas nakas dalam keadaan masih terbuka.Kasihan dia, semester akhir membuat Kyu Hyun sedikit kewalahan.Dengan lembut kusentuh wajah Kyu Hyun yang begitu damai dalam tidurnya.Perasaan déjà vu kembali menghantuiku. Ahh~ kenapa mimpi itu terus mengikutiku sampai saat ini!!

Kalau aku ceritakan kepada Kyu Hyun apa mimpiku semalam pasti habis aku jadi bahan bulan-bulannya deh. Tetapi mimpi itu sepertinya lebih terlihat nyata dibandingkan sebuah mimpi.Apalagi saat aku melihat wajah Kyu Hyun yang begitu damai tertidur.

“apakah aku begitu tampan sehingga kau terus-terusan melihatku,” aku terdiam, “sepertinya kau semakin terpana melihat ketampananku,” dengan mata tetap terpejam Kyu Hyun tersenyum bak evil.
Aku langsung terduduk “yaa!! Cho Kyu Hyun kau sudah bangun rupanya!” dengan sebal aku menyodok perutnya
Dengan sigap pun Kyu Hyun menangkap pergelangan tanganku. “aku terbangun saat kau membelai wajahku,”
“dan kau tetap memilih pura-pura tertidur??”
“siapa tahu kau melakukan sesuatu lebih dari sekedar menatapku.” Kyu Hyun menyeringai jahil.
“memangnya kau mengharapkan aku melakukan apa kepadamu?” ucapku sedikit menantang.
“seperti ini!!!” dengan cepat Kyu Hyun bangun dan menindih badanku dan membuat ku terkejut saat Kyu Hyun mengecup mesra bibirku.
“Kyu Hyun-ah, apa yang sedang kau lakukan??”
“mencintaimu,” dengan lembut Kyu Hyun mengecup telingaku.
Astaga aku belum siap untuk ini, “Kyu Hyun-ah, geumanhae (berhentilah)” bibr Kyu Hyun terus menciumi sepanjang rahangku dan turun keleher, dengan bodohnya aku hanya tetap terdiam,tenggelam dalam hangatnya bibir Kyu Hyun dan tidak memberikan perlawan sama sekali.
“mame andeuleo?? (kau tidak suka)” Kyu Hyun semakin berani mengecup mesra leherku.
“ne~~ anni~~” otakku tidak bisa diajak kerja sama karena sejujurnya aku menikmati apa yang Kyu Hyun lakukan padaku namun aku takut.
“neol museowo?? (kau takut?)” Kyu Hyun menatap lekat-lekat mataku.
“ne~ naneun museopda. (iya. Aku takut)” Kyu Hyun memeluk tubuhku, seolah-olah memberikan perlindungan kepadaku. “aku tidak akan pernah menyakitimu, Lee Min Rin.”
“nado arro, geunyang…. (aku tahu, tetapi hanya saja)”

Untuk sesaat kami terdiam dalam keheningan, Kyu Hyun tetap memelukku dan mendekapku. Entah kenapa sikap Kyu Hyun yang begitu melindungiku membuat aku terharu dan tanpa sadar aku menitikkan air mata, tanganku tidak dapat mengusap air mata yang jatuh dari pipiku, karena tanganku terhalang badan Kyu Hyun. Sehingga air mataku akhirnya membasahi wajah Kyu Hyun. Kyu Hyun menghapus air mataku dengan bibirnya, “uljimayo. Neol wihae yeogissda. (jangan menangis, aku ada disini untukmu)”

Dengan manis Kyu Hyun mengecup bibirku, dan aku membalas kecupannya.Dengan lembut Kyu Hyun menyentuh setiap ujung bibirku dengan lidahnya. Astaga dadaku berdesir-desir aneh, ini lebih nyata dibandingkan dengan mimpiku semalam. Kyu Hyun mengulum bibirku dan dengan mesra menggigit bibir bawahku membuatku terkesiap. Bibir kami saling berpagut. Dan dengan mudah lidah Kyu Hyun menyelinap masuk kedalam mulutku. Menjelajah, menyicipi, mencumbu. Menyentuh setiap sudut. Astaga rasanya begitu nikmat. Lebih dari apa yang aku bayangkan. Ada aliran aneh yang berdesir didalam tubuhku yang aku tidak tahu apa itu namanya.

“aku ingin memilikimu, Lee Min Rin,” aku hanya dapat terdiam, “kalau kau tidak siap, aku akan berhenti.” Kenapa dia mesti bertanya?? “dan aku janji tidak akan pernah menyakitimu.”Aku hanya mengangguk, dan sepertinya jawaban itu cukup untuk Kyu Hyun karena bibir Kyu Hyun dengan cepat kembali menemukan bibirku dan kembali menciuminya dengan mesra, kembali aku terhanyut oleh lembutnya ciuman Kyu Hyun. Ciuman kyu hyun semakin dalam dan lebih menuntut dari sebelumnya. Membuatku kehabisan nafas. Dadaku terasa sesak oleh cinta. Lidah kami bertemu dalam ciuman yang panas dan haus. Dengan gemetar aku hanya dapat memeluk Kyu Hyun erat-erat, seolah-olah aku takut ini hanya sekedar mimpi belaka. Tekanan bibir Kyu Hyun dibibirku semakin intens, napas ku berubah menjadi pendek-pendek setiap kali Kyu Hyun dengan lembut mencumbu bibirku. Aku mengalungkan lenganku disekeliling lehernya dan jari-jariku menelusup kedalam lembutnya rambut Kyu Hyun, mencoba mencari pegangan karena aku takut terjatuh dalam kenikmatan yang Kyu Hyun berikan.

Salah satu tangan Kyu Hyun beranjak menuju dadaku, membuat aku terkesiap kaget dan mataku membulat seketika. Kyu Hyun membisikan kata-kata menenangkan ditelingaku sehingga badanku bisa dengan rileks menerima setiap apa yang Kyu Hyun lakukan kepadaku. Dengan lembut dan perlahan Kyu Hyun meremas salah satu dadaku, dan nafasku tidak beraturan menikmati perlakuan lembut Kyu Hyun kepadaku. Bibir Kyu Hyun beralih turun dari bibirku menuju leher, begitu lembut, begitu pelan namun pasti. Berhenti sebentar dicekungan leherku dan lidahnya bermain-main sebentar disana. Aku begitu frustasi dan hanya bisa mengacak-acak rambut Kyu Hyun yang setengah basah habis mandi.

“Kyu Hyun-aah~ geumanhae (Kyu Hyun-ah, berhentilah)” suaraku parau oleh gairah yang menyelimuti diriku. Astaga ini lebih hebat dari mimpi semalam, betul-betul lebih dari luar biasa. Kyu Hyun menatap mataku dalam-dalam, “aku tidak akan menyakitimu, Lee Min Rin.” Dan dia menempelkan keningnya dikeningku selama beberapa detik. Dan bibirnya dengan lembut menekan bibirku, mengecupnya perlahan, lebih kebawah, terus menuju kebawah. Dengan pelan Kyu Hyun membuka kancing bajuku satu persatu, napasku terkesiap pelan, secara refleks tanganku mengelus lembut punggung Kyu Hyun. Menekan pelan setiap otot-otot tubuh Kyu Hyun.

“neomu yeppo Lee Min Rin, (kau begitu cantik Lee Min Rin)” mata Kyu Hyun menatapku takjub dan menahan gairahnya sebisa mungkin. Bibir Kyu Hyun kembali mengecup dadaku yang tidak tertutup bra, membuatku tersiksa menginginkan yang lebih dari itu. Tanpa kusadari tubuhku melengkung karena gairah dan memberi akses kepada Kyu Hyun untuk membuka kaitan bra ku. Kemeja dan braku menjadi barang pertama yang Kyu Hyun lempar dengan sembarangan. Kyu Hyun memesrai lembut dadaku, mengulumnya dengan lidahnya yang basah, membuat aku menggelinjang pelan dibawah sentuhannya. Menghisap, menggigit, menyentuh, membelai lembut setiap sudutnya dengan begitu mesra, sementara tangan yang satunya meremas pelan dan sama-sama memberikan kenikmatan yang tidak sanggup aku tahan.

“Kyu Hyun-aaaahhhhhhhhh~~~~” aku menarik kaos Kyu Hyun melewati kepalanya sehingga aku bisa dengan mudah menyentuh tubuh Kyu Hyun dengan leluasa. Tanganku meluncur kedada Kyu Hyun yang bidang dan menjelajah penuh rasa ingin tahu. Aku dapat mendengar Kyu Hyun pun menarik nafas seirama dengan sentuhanku. Ujung-ujung jemariku menyusuri setiap rusuk Kyu Hyun mulai dari pinggir terus ketengah dan turun mengikuti bulu-bulu halus disepanjang perutnya hingga bagian tepi celana rumah Kyu Hyun dan berhenti disana. Dengan frustasi Kyu Hyun terus mencumbu dadaku, menghisap dan menggigitnya pelan membuat aku terpekik nikmat dan bibirnya bergerak semakin turun, berlama-lama lidahnya bermain dipusarku terus bergerak kebawah. Membuat aku menahan napas dan menginginkan lebih, aku mencengkram bahu Kyu Hyun dengan tanganku yang bebas.

Aku seperti melihat padang bunga yang terhampar dengan indahnya dan semua kumbang-kumbang yang berkerlip-kerlip menari-nari bahagia. Bahkan aku dapat mendengar alunan lembut melodi yang tidak pernah berhenti, jiwaku seperti terayun-ayun tak menentu terlepas dari segala beban. Ini semua terjadi hanya karena bibir Kyu Hyun terus menyiksaku dengan kenikmatan yang dia berikan dan tangannya yang bebas terus mengelus pahaku lalu semakin naik dan naik dan akhirnya menemukan tubuhku yang paling rahasia dan menyentuhnya dengan sangat lembut. Membuat aku menggelinjang penuh damba dibawah setiap sentuhan Kyu Hyun.aku tidak tahu ada kenikmatan yang begitu nikmat yang dapat membuat jiwaku terbang melayang-layang.

Sepertinya rok yang aku pakai mulai menjadi penghalang bagi Kyu Hyun sehingga Kyu Hyun mulai melepaskan kaitan rokku dan membukanya. Tiba-tiba saja rasa malu menyergapku, aku dengan panic mencoba mencari sesuatu yang dapat menutupi tubuhku. Rasanya begitu telanjang, tidak nyaman saat Kyu Hyun menatap dengan sorot mata penuh gairah, seolah-olah aku ada mangsa yang sedang diburu.

“Kyu Hyun-ah, naaaannnn (akuuuu…)”
Sepertinya Kyu Hyun mengerti ketakutan ku yang paling dalam, sekali lagi dia memeluk tubuhku yang hanya mengenakan celana dalam. Aku dapat merasakan kejantanan Kyu Hyun menekan lembut pahaku membuat gairahku yang tadinya redup kembali muncul secara perlahan-lahan dan menggebu-gebu. Kyu Hyun mencoba memberikan ketenangan melalui setiap bisikannya. “aku janji tidak akan menyakitimu.”
“nado arro (aku tahu)”

Bibir Kyu Hyun kembali menciumi bibirku, kali ini tidak lembut namun begitu menuntut, sehingga aku kewalahan membalas ciuman Kyu Hyun, secara reflex tanganku menyentuh sekilas kejantanan Kyu Hyun, dan Kyu Hyun terkesiap kaget dan menahan napas dengan cepat bibir Kyu Hyun bergerak kebawah membuat aku sedikit lebih frustasi dari sebelumnya. Terus bergerak kebawah, kebawah dan semakin kebawah. Menarik hati-hati celana dalamku melewati kakiku. Aku terkesiap kaget saat nafas Kyu Hyun membelai pusat gairahku. Secara otomatis tanganku mencengkram erat-erat bahu Kyu Hyun dan menancapkan kuku disana. Lidah Kyu Hyun menyentuh lembut namun basah sisi kewanitaanku, menjelajah dan terus menggoda sehingga sesuatu rasanya membuncah dalam diriku. Sesuatu meledak dalam diriku dan aku tidak tahu apa itu, lidah, bibir dan gigi Kyu Hyun bergerak semakin erotis, membuat aku terbang melayang, semakin tinggi dan semakin tinggi. Nafasku terengah-engah saat aku melihat Kyu Hyun dengan tidak sabar melepaskan celana pendek yang ia kenakan begitu juga celana dalam yang ia pakai. Aku menahan gairah saat melihat tubuh telanjang Kyu Hyun dengan sempurna.

“aku janji tidak akan menyakitimu.” Dengan satu gerakan penuh Kyu Hyun menyatukan tubuhnya dengan tubuhku. Aku tersentak kaget, mataku otomatis membulat menahan sakit, mengerjap-ngerjap menahan air mata yang mulai keluar. Kyu Hyun terdiam untuk sesaat karena ada sesuatu yang menahan ia masuk lebih dalam, dalam tubuhku, bibirnya dengan lembut menciumi bibirku untuk mengurangi rasa sakit yang aku rasakan, semakin lama semakin panas dan menuntut. Membuat tubuhku perlahan-lahan mulai rileks menerima Kyu Hyun seutuhnya. Perlahan-lahan Kyu Hyun mulai menggerakan tubuhnya, mataku terpejam, menikmati setiap kenikmatan yang Kyu Hyun berikan kepadaku. Dengan rakus aku melumat bibir Kyu Hyun, kuciumi setiap sudut wajahnya. Tanpa sadar aku mulai mengikut setiap gerakan Kyu Hyun dan kami mulai bergerak seirama. Keringat dan peluh karena gairah mulai bermunculan di dahi Kyu Hyun, aku mengerang nikmat saat Kyu Hyun mencepatkan irama permainannya. Kyu Hyun menciumi leherku dan mengigit-gigitnya mesra, bibirnya kembali melumat bibirku dengan rakus.

Kyu Hyun mendorong tubuhnya lebih dalam, dalam tubuhku, dan aku pun tersentak kaget oleh kenikmatan baru yang aku rasakan lebih dari nikmat sebelumnya dan dengan otomatis melingkarkan kakiku dipinggulnya, memberi akses yang lebih untuk Kyu Hyun. Dengan sekali dorongan yang kuat aku dan Kyu Hyun terjatuh dalam lubang yang tidak berdasar, sama-sama menaiki puncak kenikmatan bersama. Dengan terengah-engah Kyu Hyun meletakan kepalanya dilekuk leherku. Sedangankan aku menjerit pelan dan menggigit bahu Kyu Hyun saat kenikmatan itu menikam diriku. Kami berdua sama-sama terengah-engah dan kelelahan, nafas kami sama-sama memburu dengan tidak teratur. Mencoba mereguk semua kenikmatan yang masih tersisa. Selama beberapa detik yang cukup lama, aku dan Kyu Hyun terbaring dalam diam dan keheningan. Gelombang kenikmatan berangsur-angsur menghilang, yang ada hanya desahan lelah namun penuh kenikmatan disetiap tarikan nafas ku dan Kyu Hyun.

“ternyata lebih indah dari mimpi.”
“mwoga??” aku mendengar Kyu Hyun setengah mengantuk
“semalam aku bermimpi ………” wajahku kembali memerah.
Kyu Hyun menarik tubuhnya dari tubuhku, dan menatapku dengan sorot mata jahilnya “kau bermimpi apa semalam??”
“aku bermimipiiiiiiiiiiiiiiii, aaahh~ Cho Kyu Hyun berhentilah terus-terusan menggodaku!!” aku memukul dadanya.
“kau masih malu mengatakannya padaku,” Kyu Hyun terus menatapku, membuatku risih. Wajahku terus bersemu merah, membuat Kyu Hyun tertawa kencang.
“nappeunom!! (jahatnya) yaa!! Geumanhae (berhentilah)” aku merajuk, memasang wajah sesebal mungkin
“arraseo, arraseo. Aku akan berhenti menggodamu. Geundae (tetapi) kau lebih suka mimpimu atau yang barusan kita lakukan???”
“yaaa!! Pertanyaan macam apa itu!!” aku bersembunyi di dada Kyu Hyun.
“daedabhaebwa (jawab aku)” suara merajuknya seperti anak kecil minta dibelikan balon. Kyu Hyun terus menatapku dengan matanya yang penuh rasa ingin tahu, membuat aku gemas.
Aku mengecup bibirnya sekilas, “aku lebih menikmati kebersamaan kita barusan,”
“azzzzaaaaa!!!!! Aku sudah tahu pasti!!!”
“yaaa!!! Kalau kau sudah tahu kenapa masih bertanya!!!” aku merajuk sebal
“hanya ingin tahu saja,” Kyu Hyun tertawa melihat ekspresi aku ngambek, “kau tahu, wajahmu begitu menggemaskan saat kau mulai merajuk.”
“heeiiii~ jam berapa ini??” tiba-tiba aku tersadar seharusnya aku sudah pulang.
“baru jam setengah delapan,” Kyu Hyun merebahkan badannya disampingku
“seharusnya aku sudah pulang!! Pasti Hyuk Jae oppa sudah menungguku dirumah.”
“palingan dia juga sedang asyik main dengan Dong Hae hyung dan Siwon hyung.”
“tapi Ah Ra eonnie pasti sebentar lagi pulang!!!” dengan panic aku membungkus tubuhku dengan selimut, karena aku tidak dapat menemukan pakaianku yang tadi dengan sembarangan Kyu Hyun lemparkan. Karna begitu sibuk melilitkan selimut ke sekeliling tubuhku aku tidak sadar Kyu Hyun hanya terlentang dikasur tanpa mengenakan apapun. Kontan saja wajahku langsung merah padam, “ya!! Cho Kyu Hyun kenapa kau……..” aku tidak sanggup meneruskan kalimatku.
Dengan santai Kyu Hyun bangun dari tempat tidur, tidak merasa risih oleh tubuh telanjangnya, “kau yang menarik selimut itu dari tubuhku.” Kyu Hyun berjalan mendekatiku, aku hanya bisa terpukau dalam diam saat melihat tubuh langsing Kyu Hyun begitu sempurna dan indah, kenapa aku tidak memperhatikan sebelumnya yah. “masa kau masih malu sih Lee Min Rin,” nafas Kyu Hyun membelai wajahku.
“yaa!! Cho Kyu Hyun!! Berhentilah terus-terusan menggodaku!!” aku dengan cepat berlari kekamar mandi dan cepat-cepat menutup pintunya. Dibalik pintu aku dapat mendengar Kyu Hyun tertawa kencang!!!

Menyebalkan!! Kenapa dia terus-terusan menggodaku!! Aku berhasil membuka lilitan selimut dengan susah payah dan memandang pantulan diriku di cermin. Aku melihat ada beberapa lebam samar-samar yang berwarna merah, dan lebam itu lebih banyak berada di dada dan perutku. begitu tubuhku terkena air ada beberapa tempat yang terasa sangat perih, dan aku mengiris perlahan saat menyabuni tubuhku. Rasa sakit dan perh yang aku rasakan sepertinya sebanding dengan kenikmatan yang baru kureguk bersama dengan Kyu Hyun.

“Lee Min Rin, neon gwaenjhana??” suara Kyu Hyun terdengar dari balik pintu
“eoh~ wae?? (iya, kenapa??)”
“kau begitu lama didalam. Aku khawatir kau kenapa2.”
“sebentar lagi aku sudah selesai.”

Aku menutupi tubuhku dengan jubah mandi dan melilitkan handuk dikepalaku. Saat keluar dari kamar mandi aku melihat Kyu Hyun sudah asyik tenggelam dengan diktatnya.
“kau tidak mandi??”
“aku mandi dibawah tadi, habisnya kau lama sih.”
“kau keluarlah dulu, aku ingin berpakaian.”
“aaaahh~~ waeeeeee??” tingkah Kyu Hyun berubah lagi menjadi anak kecil. “aku kan sudah melihat semuanya,” senyum diwajah Kyu Hyun begitu menakutkan, membuat aku ingin mencakar senyuman menjengkelkannya.
“yaaaa~ Cho Kyu Hyun,” aku menarik paksa tangannya dan mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga kearah pintu dan berhasil membuatnya keluar dari kamar.

Menyebalkan!! Tapi kenapa aku tidak bisa melepaskan diri dari pria yang begitu menyebalkan itu. Tiba-tiba pintu terbuka saat aku sedang mengenakan bra.
“sudah belum pakai bajunya??” kepala Kyu Hyun menyembul diantara daun pintu dan tembok. Reflex aku melemparkan bantal dengan sekuat tenaga kewajahnya dan membawa sisa bajuku kedalam kamar mandi dan memakainya disana.

Begitu keluar dari kamar mandi, Kyu Hyun hanya tersenyum jahil.
“wae!!!”
“anni~~ hanya saja menggodamu membuat aku senang.” Dengan lembut dan penuh sayang Kyu Hyun mengacak-acak pelan rambutku.
“nappeunom! (jahatnya)”
“mianhae~~” walaupun bibirnya mengucapkan kata maaf namun saat meilhat wajahnya aku tahu dia tidak betul-betul minta maaf. “aku akan menghantar mu pulang, barusan Hyuk Jae hyung menelpon ku.”
“kau bilang apa???” entah kenapa aku tiba-tiba menjadi panic.
“gwaenjhana, aku bilang kau tertidur dan sekarang sudah mau pulang.”
“kau tidak bilang yang macam-macam kan??”
“dan berbagi kebahagian dengan Hyuk Jae hyung?? Tidak akan!! Itu hanya diantara kita berdua!” Kyu Hyun mengecup keningku lembut. “aku hantar kau pulang.”

Kyu Hyun menggenggam tanganku dan aku percaya bahwa apa yang sudah kami lewati bersama adalah sebuah hal yang sangat berarti untuk kami berdua, terlebih-lebih untukku. Dan saat aku melihat wajah Kyu Hyun, aku pun tahu bahwa saat ini bukan aku saja yang merasa bahagia namun Kyu Hyun pun merasakan hal yang sama denganku.

END~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar