1. Author : Valent aka Lee Hye Sun aka Lee Min Rin
2. Judul : –
3. Kategori: NC 21, Yadong, Oneshoot
4. Cast:
Lee Min Rin
Cho Kyu Hyun
Cho Ah Ra
ini adalah FF ketiga saya yang saya post
di korean NC (kalau lewat seleksi,, kekekkkk~~) FF yang pernah saya
post adalah we meet again dan we meet again sequel. mian kalau ada typo2
sedikit yaaa,, semoga cerita kali ini tidak membosankan yaahh. tanpa
banyka basa basi lagi, silahkan membaca buat yadongers sejati~~~ happy
readings..
————
Aisshh~ mimpi apa aku semalam!! Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri
saat masuk kedalam kampus.Mencoba mengingat-ingat mimpi erotis ku
dengan Kyu Hyun, pasti muka ku sudah memerah. Tuh kan mimpi itu
menghantui ku sepanjang pagi ini! Huaaaa~~ kenapa mimpi itu mebayangiku,
apalagi kalau aku bertemu dengan Kyu Hyun nanti, aku tidak akan sanggup
melihat wajahnya. Dengan frustasi aku menutup kedua wajahku dengan
tangan.
Aku dan Kyu Hyun sudah berpacaran hampir satu tahun, namun kami tidak
pernah lebih dari sekedar berciuman atau berpegangan tangan. Bahkan aku
masih malu apabila Kyu Hyun dengan terang-terangan memamerkan
kemesraannya didepan umum. Sehingga mimpi erotis semalam itu betul-betul
membuat aku terkejut, karena rasanya begitu nyata, Kyu Hyun yang
memelukku dan aku membalas memeluk Kyu Hyun, rasanya begitttuuuuuu……….
“yaa!! Lee Min Rin!!” aku terdiam tanpa sadar saat mendengar Kyu Hyun
meneriakan namaku, “aku memanggil mu berkali-kali, kau tidak
mendengar?” aku tetap terdiam, enggan melihat wajahnya, “neol apa? (kamu
sakit?)” Kyu Hyun meneliti wajahku dengan seksama, “geuraeseo?”
“naega gwenjhanayo, geogjeongmasaeyo (aku baik-baik saja, jangan khawatir)” masih tetap enggan menatap wajahnya.
Kyu Hyun sepertinya tidak mudah percaya begitu saja, dia masih dengan
seksama meneliti wajahku, “tatap mataku!” kontan aku langsung menatap
matanya, namun saat pandangan kamu bersibobrok aku merasakan wajahku
kontan memerah karna mimpi semalam, dengan cepat aku mengalihkan
pandanganku ketempat lain. “kenapa wajahmu bersemu merah??” Kyu Hyun
semakin penuh selidik meneliti wajahku.
“anni~ amugeosdo (bukan apa-apa)”
“gotjimal! Pasti ada alasannya, malhaebwa (katakan padaku)”
“jeongmalya~” kenapa dia tidak mau percaya sih
Kyu Hyun semakin menatapku dengan curiga, lama-lama aku menjadi risih
ditatap dengan tatapan evilnya Kyu Hyun karena aku akan mengaku dengan
sendirinya. Jangan sampai itu terjadi. “sepertinya aku sudah terlambat
masuk kelas,” aku berusaha menghindar dari Kyu Hyun sebisa mungkin.
“yaaa~~ Lee Min Rin!! Kau belum cerita padaku” Kyu Hyun berseru
dibelakangku dan aku pura-pura tidak mendengar. “aku akan mencari tahu
Lee Min Rin!!”
Sampai kapan aku main kucing-kucingan dengan Kyu Hyun?? Telephonenya
tidak kugubris, smsnya tidak kubalas, dan usai kelas aku kabur secepat
mungkin sebelum Kyu Hyun menemukanku.Tidak mungkin aku mengindar
terus-terusan dari Kyu Hyun, cepat atau lambat dia pasti menemukanku.
Ahh~~ mimpi itu!! Semuanya gara-gara mimpi erotis semalam kan aku jadi
tidak berani bertemu dengan Kyu Hyun. Kenapa mimpi itu begitu nyata!
Seolah-olah aku sudah…….. ahhh~!! Membuatku frustasi sendiri jadinya
kan!
Tas ku bergetar sekali lagi, pasti Kyu Hyun lagi yang menelpon.
Abaikan tidak yah??Tapi kalau dipikir-pikir lagi sikap ku seperti anak
kecil bermain kucing-kucingan seperti ini. Kyu Hyun kan tidak tahu apa
mimpiku tentang dia, tapi dengan wajahku yang langsung memerah apabila
melihat dia saja, dia sudah pati bisa menebak apa yang aku pikirkan.
Buktinya saja, tadi pagi Kyu Hyun sudah curiga.
Aissshh~ kenapa handphonenya tidak mau berhenti bergetar, kalau aku
tidak menjawabnya pasti Kyu Hyun akan ngambek. Serba salah! Dengan
menarik nafas panjang aku melihat banyaknya panggilan tak
terjawab.Semuanya Kyu Hyun yang menelpon, sambil termenung menatap layar
handphone tiba handphoneku bergetar kembali, namun bukan Kyu Hyun yang
menelpon melainkan Ah Ra eonnie. Mau apa dia mencariku.
“nee onnie??”
“Min Rin-ah, bisakah kau membantuku?”
“geugeoseun mueoseuniga (ada apa)”
“aku perlu bantuanmu sekarang, bisakah kau datang kerumah sekarang?” suaranya mendesak sekali.
“eonnie, neon gwaenjhanasaeyo?? (eonnie, kau baik-baik saja?)”
“ppali neol yeogi uri jieb haeyo (cepatlah kau datang kerumah)” seketika itu juga sambungan terputus.
“eonnie!!! Ah Ra eonnie!! Yeoboseyo!! (hallo)” tidak ada jawaban, yah iyalah kan sambungan teleponnya sudah terputus.
Dengan panik aku segera memberhentikan taxi yang pertama lewat dan memberitahukan tujuanku kepada supir taxi.
“ppali haeyo, ahjussi (tolong cepat, paman)”
“ne, soonim.”
Saat sampai aku memberikan beberapa lembar won dan dengan tanpa memencet bel aku menerobos masuk kedalam kediaman keluarga Cho.
“Ah Ra eonnie, neon eodieya??(Ah Ra eonnie, kau dimana?)”aku tidak
dapat menyembunyikan nada panic dalam suaraku. “eonnie-ya!!! Ah Ra
eonnie!!”
“ahh~ neon waseoyo.” Ah Ra eonnie mengenakan celemek memasak ditubuhnya dan tersenyum ceria menyambut kedatanganku.
Aku hanya dapat melongo seperti orang bodoh, “eonnie sedang memasak?”
“ne, memangnya kalau aku memakai celemek seperti ini tandanya aku sedang apa?”
“eonnie mengatakan butuh bantuanku ditelepon tadi.” Dengan perlahan aku menghampiri Ah Ra eonnie.
Dia terkekeh pelan, “biar kau langsung datang kesini.”Dia melemparkan senyuman termanisnya.
Gag kakak, gag adek sama ajah jailnya, “ eonnie!!!!!!!!” aku
berteriak kesal “neon naega eolmana geogjeong eulhaessdago mola!!!!!!
(kau tidak tahu aku begitu mencemaskanmu)”
“ahh~ mianhae Min Rin-ah, jinja mianhae!!” dengan lembut Ah Ra eonnie memeluk tubuhku.
“hajiman, eonnie panmyeonghaeso jeongmal gippeoyo (tetapi aku senang ternyata eonnie baik-baik saja.”
“mianhae~” bagaimana aku bisa terus-terusan marah saat Ah Ra eonnie
tersenyum sangat manis seperti itu. “tadi masakanku hampir gosong,
makanya aku menutup telepon, tidak tahu kalau membuatmu khawatir seperti
ini.”
“gwaenjhanayo.” Aku sudah bisa tersenyum tenang, “sedang masak apa?
Wanginya harum sekali.” Dan aku baru tersadar kalau aku sangat lapar.
“pasta!! Kau mau coba??Tapi masih harus menunggu sausnya matang dulu.”
Hanya masak pasta dia dengan panic menyuruh ku datang kerumahnya,
sepertinya ada yang lain, karena setahu ku Ah Ra eonnie tidak pernah
melakukan sesuatu tanpa alasan. Apalagi menyuruhku datang hanya untuk
sekedar makan pasta.
“sebetulnya ada apa eonnie menyuruhku datang kemari.” Dengan curiga
aku memperhatikan Ah Ra eonnie yang sedang mengaduk-aduk saus pasta.
“pasti ada sesuatu selain hanya makan pasta buatanmu.”
Ah Ra eonnie tertawa, “ternyata kau tidak sebodoh Hyuk Jae.” Mau
tidak mau aku ikut tersenyum “Kyu Hyun memintaku untuk memanggilmu
kesini.” Sudah kuduga pasti ada hubungannya dengan adik kesayangannya
itu. “katanya dia susah sekali menghubungimu, dan memintaku memanggilmu,
dan benar saja, kau langsung datang begitu aku telepon.”
“aku datang karena suara panic mu itu eonnie~ aku pikir kau sedang dalam bahaya.”
Kali ini Ah Ra eonnie tertawa lebih kencang dari sebelumnya, “kalau yang ini kau sama persis dengan Hyuk Jae.”
“dia kan oppa ku eonnie.” Dengan sebal aku menggembungkan pipiku dan melipat tanganku didada.
“sudah, jangan marah. Aku hanya membantu Kyu Hyun yang panic
mencarimu kemana-mana. Tolong ambilkan mangkok yang disebelah kirimu
itu.” Tanpa melihat Ah Ra eonnie mengambil mangkok yang aku ulurkan
kepadanya. “kau sedang bertengkar dengan Kyu Hyun?”
“anniyo eonnie,”
“geurigo wae?? (lalu kenapa)”
“geunyang (hanya saja)” mana mungkin aku bercerita kepadanya tentang
mimpiku semalam, tuh kan setiap mengingat mimpi itu sukses membuat
wajahku bersemu merah.
Aku mendengar suara pintu depan terbuka, “sepertinya Kyu Hyun sudah
sampai, kau bicara baik-baiklah dengannya.” Ah Ra eonnie melepas
celemeknya dan melipatnya dengan rapih dan dimasukin kedalam cabinet
dibelakangnya.
“onnie eodie kka?? (eonnie mau pergi kemana?)” panic apabila hanya ditinggal berdua saja dengan Kyu Hyun.
“aku mau pergi latihan, pastanya dimakan yah. Manhi meoggo (makan yang banyak)”
“eonnie~~~” tanpa sadar aku merengek seperti anak kecil dan mengikuti Ah Ra eonnie keluar dari dapur.
“jieb-e waseoyo,” Kyu Hyun melemparkan tasnya dengan sembarang ke sofa terdekatnya. “noona, baegopa.”
“aku sudah buatkan pasta untuk kalian.” Ah Ra eonnie ngeloyor naik kelantai atas.
Aku hanya terdiam ditempat tanpa tahu harus berbuat apa. Dan Kyu Hyun
pun mendekatiku. “neon gwaenjahana??” aku mengangguk. “meogg-jja,”
dengan lembut Kyu Hyun menarik tanganku mengikutinya.
Kyu Hyun menarik sebuah kursi dan mendorongku pelan agar aku duduk
dikursi yang sudah disiapkan olehnya.Kyu Hyun membuka rak piring dan
mengambil dua buah piring dan duduk didepanku.Sambil diam Kyu Hyun
menyendokan pasta yang sudah disiapkan Ah Ra eonnie.Tetap dalam diam Kyu
Hyun menyorongkan kearahku piring yang sudah terisi pasta, “meoggo”
hanya itu yang dia ucapkan.Kami makan dalam diam, aku sekilas mencuri
pandang kearahnya.Kyu Hyun hanya berkonsentrasi pada pasta yang ada
dalam piringnya.Kenapa dia hanya diam?Apa dia marah padaku?
“Kyu Hyun-ah.” Dengan berani aku memanggil namanya, dia melihatku sekilas. “neol~ naega nahante hwaga?? (kau marah padaku?)”
“anni.” Masih tetap tidak melihatku
“jinjaya??” Kyu Hyun hanya mengangguk. “yaaa~ Cho Kyu Hyun!!! Nal
bwao (tatap aku)” kontak saja Kyu Hyun langsung melihat mataku dengan
sorot evilnya yang membuat aku spontan melihat ketempat lain, asal bukan
wajahnya.
“tuh kan, kau yang tidak mau melihatku!” suaranya mulai merajuk, “apa aku membuat kesalahan yang aku tidak sadar?”
“anni.”
“lalu kenapa kau seharian ini menghindar dariku??”
“geugae (itu).” Aku tidak bisa cerita alasannya.Kyu Hyun menunggu jawabanku, “geugaeeeee (ituuuuuu.)”
“malhae (katakan)” bujuk Kyu Hyun pelan
Aku dengan berani melihat wajahnya, dan langsung saja wajahku bersemu
merah dan aku kembali menatap piringku yang masih penuh pasta dan
dengan canggung mengaduk-aduknya.
“yaa~ kenapa wajahmu memerah.” Kyu Hyun menyenggol kakiku dengan
kakinya. Aku tetap diam, “aku penasaran yang ada didalam otakmu itu.”
Aku dapat merasakan tajamnya pandangan Kyu Hyun seolah-olah menembus
kepalaku. “heeii~ Lee Min Rin. Tuhkan wajahmu semakin merah.” Kenapa Kyu
Hyun tidak berhenti menggoda ku sih.
“yaa~ jhaebal geumnhae (tolong berhentilah)”
Kyu Hyun memajukan badannya kearahku, “kau berpikir apa tentang aku?” wajah evilnya begitu mengerikan.
“yaaa~~ Kyu Hyun-ah.” Saat aku mengangkat wajahku, Kyu Hyun
mendaratkan bibirnya di bibirku, membuat aku terkejut, secepat itu pula
dia menjauhkan tubuhnya.Pasti wajahku sudah terbakar ini, aku memandang
Kyu Hyun dan ingatan tentang mimpi semalam kembali tercetak dengan jelas
didepan mataku.
“wah yaaa~ mukamu lebih merah dari sebelumnya,” Kyu Hyun tertawa.
“neo nappenoum!!! (kau jahat)” kehilangan selera untuk makan, aku
menaruh piringku yang masih berisi pasta ke tempat piring kotor, mianhae
Ah Ra eonnie aku membuang masakan buatanmu.
“kok ngambek sih.” Kyu Hyun mengikutiku. “mianhaeyo.” Kyu Hyun
menjegal langkahku dan memegang bahuku dengan kedua tangannya. “habis
wajahmu begitu menggemaskan tadi, aku tahu sudah kelawatan. Miaannn~”
Kyu Hyun memberikan wajah penuh aegyo terbaiknya yang dia miliki.
“bagaimana aku bisa marah padamu kalau kau pasang wajah seperti itu.”
“aku kan memang menggemaskan, tidak ada yang sanggup lama-lama marah
kepadaku,” Kyu Hyun melemparkan senyuman maut yang dimilikinya.
Astaga virus syndrome “aku tampan” miliknya tidak pernah hilang rupanya.
“baiklah aku akan berhenti menggodamu, asalkan kau tidak
menghindariku seperti hari ini. Arraseo!”Kyu Hyun menyentuh hidungku
dengan ujung jarinya. “tetapi aku masih saja penasaran dengan isi
kepalamu.”
“yaa~ bukannya kau sudah janji tidak akan membahasnya.” Aku menggembungkan pipiku tanda sebal.
“aku hanya menggodamu,”
“berhentilah menggodaku!!!” Kyu Hyun tertawa dan menarikku pelan
kedalam pelukannya.Meletakan wajahnya dilekukan leherku. Perasaan déjà
vu langsung menyelimutiku, astaga mimpi itu!!
“tsk tsk tsk tsk!!!!! Pantas Hyuk Jae semangat mencari yeoja chingu,
melihat kalian seperti itu siapa yang tidak iri melihatnya.”
Kyu Hyun hanya menjauhkan aku beberapa senti dari tubuhnya, namun
tidak benar-benar melepaskan pelukannya “kau juga ingin mencari namja
chingu noona??Berpasanganlah dengan Hyuk Jae hyung kalau gituh.”
“dan menjadi orang ketiga diantara dia dengan Lee Dong Hae?? Tidak mau yaaahh!!!”
Mau tidak mau aku tertawa apabila mengingat pasangan lawak Hyuk Jae oppa dan Dong Hae oppa. “eonnie sudah mau pergi?”
“eoh~ jaga rumah baik-baik kalian.!” Dia menatap Kyu Hyun dengan
tatapan yang sepertinya hanya dimengerti oleh mereka berdua. “nan galgae
(aku pergi)”
“aku akan mengantar kau pulang, kau tunggu dikamar ku saja, aku akan mandi sebentar.” Dengan lembut Kyu Hyun mengecup pipiku.
“eoh~ arraseo.”
Untuk ukuran namja kamar Kyu Hyun boleh dikatakan rapih, lebih rapih
kalau mau dibandingkan dengan kamar Hyuk Jae oppa.Kenapa itu tempat
tidur memangggil untuk ditiduri yah? Ahh aku jadi ngantuk, sepertinya
Kyu Hyun juga masih akan lama mandinya, memejamkan mata untuk 10-15menit
sepertinya lumayan.
“aaahh neomu johta (senangnya)” dengan malas aku merenggangkan
otot-otot yang tegang dan mulai memejamkan mata. Bantal yang aku tiduri
betul-betul beraroma Kyu Hyun, tanpa sadar aku menggosok-gosokan bantal
Kyu Hyun kewajahku dan dalam waktu yang singkat aku terbang kealam
mimpi.
Kyu Hyun poffs
“Min Rin-ah, Lee Min Rin.” Aku mengerutkan dahi saat Min Rin tidak
menjawab panggilanku.Apa jangan-jangan Min Rin kabur saat aku sedang
mandi? Maldoandwae (tidak mungkin) aku tadi melihat tasnya masih
teronggok di sofa, tidak mungkin kan dia pulang tanpa membawa serta
tasnya.“Min Rin-ah…..” pantas dia tidak menjawab panggilannku, dia sudah
tertidur nyenyak diatas tempat tidurku.
“babo!” dengan sayang aku mengecup sekilas keningnya dan
menyingkirkan poni yang menutupi keningnya. Masih penasaran dengan apa
yang membuat Min Rin hari ini bermain kucing-kucingan denganku. Wajahnya
pasti memerah kalau aku bahas hal yang tidak mau dibahasnya, semakin
membuat orang penasaran saja. Kalau Hyuk Jae hyung berpikiran yadong aku
sudah tidak heran, kalau Min Rin berpikiran yadong lain lagi ceritanya.
Aku terkekeh pelan saat melihat Min Rin tertidur dengan damainya. Jadi
tidak tega membangunkannya. Sekali lagi aku mengecup dahinya, lalu turun
ke hidungnya yang lancip dan turun ke bibirnya. Aku dapat merasakan
hembusan nafas Min Rin membelaiku. Aku ingin melakukan lebih dari
kecupan namun pasti Min Rin akan terbangun, sedangkan aku tidak ingin
membangunkan Min Rin. Min Rin bergerak pelan.
“kau sudah selesai mandi?” Min Rin bertanya setengah kantuk
Aku hanya menarik bibirku namun tidak menjauhkan wajahku darinya,
“ne~ kau masih ngantuk??” aku membelai lembut rambutnya yang tergerai
dibantal. Min Rin mengangguk sekilas, “tidurlah kembali kalau kau masih
ngantuk.”Min Rin menarik kembali selimutnya dan meringkuk lebih dalam.
Selagi Min Rin tertidur, aku kembali membaca bahan sidang proposal
esok. Tetapi sepertinya karena kebanyakan baca, mataku mulai lelah.
Sebentar-sebentar terpejam untuk waktu beberapa detik, tidak sanggup
meneruskan membaca sepertinya.Aku menaruh diktatku dimeja sebelah tempat
tidurku.Akhirnya aku memilih menyerah dan meletakan kepala ku diatas
bantal.
Kyu Hyun poffs end
Siang pun berganti dengan malam, sepertinya ini bukan hanya tidur
10-15 menit melainkan TIGA JAM!!! Astaga kenapa aku bisa berubah menjadi
kebluk seperti ini. Kyu Hyun pun terlelap tertidur juga rupanya dia,
aku melihat diktat yang teronggok begitu saja diatas nakas dalam keadaan
masih terbuka.Kasihan dia, semester akhir membuat Kyu Hyun sedikit
kewalahan.Dengan lembut kusentuh wajah Kyu Hyun yang begitu damai dalam
tidurnya.Perasaan déjà vu kembali menghantuiku. Ahh~ kenapa mimpi itu
terus mengikutiku sampai saat ini!!
Kalau aku ceritakan kepada Kyu Hyun apa mimpiku semalam pasti habis
aku jadi bahan bulan-bulannya deh. Tetapi mimpi itu sepertinya lebih
terlihat nyata dibandingkan sebuah mimpi.Apalagi saat aku melihat wajah
Kyu Hyun yang begitu damai tertidur.
“apakah aku begitu tampan sehingga kau terus-terusan melihatku,” aku
terdiam, “sepertinya kau semakin terpana melihat ketampananku,” dengan
mata tetap terpejam Kyu Hyun tersenyum bak evil.
Aku langsung terduduk “yaa!! Cho Kyu Hyun kau sudah bangun rupanya!” dengan sebal aku menyodok perutnya
Dengan sigap pun Kyu Hyun menangkap pergelangan tanganku. “aku terbangun saat kau membelai wajahku,”
“dan kau tetap memilih pura-pura tertidur??”
“siapa tahu kau melakukan sesuatu lebih dari sekedar menatapku.” Kyu Hyun menyeringai jahil.
“memangnya kau mengharapkan aku melakukan apa kepadamu?” ucapku sedikit menantang.
“seperti ini!!!” dengan cepat Kyu Hyun bangun dan menindih badanku dan membuat ku terkejut saat Kyu Hyun mengecup mesra bibirku.
“Kyu Hyun-ah, apa yang sedang kau lakukan??”
“mencintaimu,” dengan lembut Kyu Hyun mengecup telingaku.
Astaga aku belum siap untuk ini, “Kyu Hyun-ah, geumanhae
(berhentilah)” bibr Kyu Hyun terus menciumi sepanjang rahangku dan turun
keleher, dengan bodohnya aku hanya tetap terdiam,tenggelam dalam
hangatnya bibir Kyu Hyun dan tidak memberikan perlawan sama sekali.
“mame andeuleo?? (kau tidak suka)” Kyu Hyun semakin berani mengecup mesra leherku.
“ne~~ anni~~” otakku tidak bisa diajak kerja sama karena sejujurnya
aku menikmati apa yang Kyu Hyun lakukan padaku namun aku takut.
“neol museowo?? (kau takut?)” Kyu Hyun menatap lekat-lekat mataku.
“ne~ naneun museopda. (iya. Aku takut)” Kyu Hyun memeluk tubuhku,
seolah-olah memberikan perlindungan kepadaku. “aku tidak akan pernah
menyakitimu, Lee Min Rin.”
“nado arro, geunyang…. (aku tahu, tetapi hanya saja)”
Untuk sesaat kami terdiam dalam keheningan, Kyu Hyun tetap memelukku
dan mendekapku. Entah kenapa sikap Kyu Hyun yang begitu melindungiku
membuat aku terharu dan tanpa sadar aku menitikkan air mata, tanganku
tidak dapat mengusap air mata yang jatuh dari pipiku, karena tanganku
terhalang badan Kyu Hyun. Sehingga air mataku akhirnya membasahi wajah
Kyu Hyun. Kyu Hyun menghapus air mataku dengan bibirnya, “uljimayo. Neol
wihae yeogissda. (jangan menangis, aku ada disini untukmu)”
Dengan manis Kyu Hyun mengecup bibirku, dan aku membalas
kecupannya.Dengan lembut Kyu Hyun menyentuh setiap ujung bibirku dengan
lidahnya. Astaga dadaku berdesir-desir aneh, ini lebih nyata
dibandingkan dengan mimpiku semalam. Kyu Hyun mengulum bibirku dan
dengan mesra menggigit bibir bawahku membuatku terkesiap. Bibir kami
saling berpagut. Dan dengan mudah lidah Kyu Hyun menyelinap masuk
kedalam mulutku. Menjelajah, menyicipi, mencumbu. Menyentuh setiap
sudut. Astaga rasanya begitu nikmat. Lebih dari apa yang aku bayangkan.
Ada aliran aneh yang berdesir didalam tubuhku yang aku tidak tahu apa
itu namanya.
“aku ingin memilikimu, Lee Min Rin,” aku hanya dapat terdiam, “kalau
kau tidak siap, aku akan berhenti.” Kenapa dia mesti bertanya?? “dan aku
janji tidak akan pernah menyakitimu.”Aku hanya mengangguk, dan
sepertinya jawaban itu cukup untuk Kyu Hyun karena bibir Kyu Hyun dengan
cepat kembali menemukan bibirku dan kembali menciuminya dengan mesra,
kembali aku terhanyut oleh lembutnya ciuman Kyu Hyun. Ciuman kyu hyun
semakin dalam dan lebih menuntut dari sebelumnya. Membuatku kehabisan
nafas. Dadaku terasa sesak oleh
cinta. Lidah kami bertemu dalam ciuman yang panas dan haus. Dengan
gemetar aku hanya dapat memeluk Kyu Hyun erat-erat, seolah-olah aku
takut ini hanya sekedar mimpi belaka. Tekanan bibir Kyu Hyun dibibirku
semakin intens, napas ku berubah menjadi pendek-pendek setiap kali Kyu
Hyun dengan lembut mencumbu bibirku. Aku mengalungkan lenganku
disekeliling lehernya dan jari-jariku menelusup kedalam lembutnya rambut
Kyu Hyun, mencoba mencari pegangan karena aku takut terjatuh dalam
kenikmatan yang Kyu Hyun berikan.
Salah satu tangan Kyu Hyun beranjak menuju dadaku, membuat aku
terkesiap kaget dan mataku membulat seketika. Kyu Hyun membisikan
kata-kata menenangkan ditelingaku sehingga badanku bisa dengan rileks
menerima setiap apa yang Kyu Hyun lakukan kepadaku. Dengan lembut dan
perlahan Kyu Hyun meremas salah satu dadaku, dan nafasku tidak beraturan
menikmati perlakuan lembut Kyu Hyun kepadaku. Bibir Kyu Hyun beralih
turun dari bibirku menuju leher, begitu lembut, begitu pelan namun
pasti. Berhenti sebentar dicekungan leherku dan lidahnya bermain-main
sebentar disana. Aku begitu frustasi dan hanya bisa mengacak-acak rambut
Kyu Hyun yang setengah basah habis mandi.
“Kyu Hyun-aah~ geumanhae (Kyu Hyun-ah, berhentilah)” suaraku parau
oleh gairah yang menyelimuti diriku. Astaga ini lebih hebat dari mimpi
semalam, betul-betul lebih dari luar biasa. Kyu Hyun menatap mataku
dalam-dalam, “aku tidak akan menyakitimu, Lee Min Rin.” Dan dia
menempelkan keningnya dikeningku selama beberapa detik. Dan bibirnya
dengan lembut menekan bibirku, mengecupnya perlahan, lebih kebawah,
terus menuju kebawah. Dengan pelan Kyu Hyun membuka kancing bajuku satu
persatu, napasku terkesiap pelan, secara refleks tanganku mengelus
lembut punggung Kyu Hyun. Menekan pelan setiap otot-otot tubuh Kyu Hyun.
“neomu yeppo Lee Min Rin, (kau begitu cantik Lee Min Rin)” mata Kyu
Hyun menatapku takjub dan menahan gairahnya sebisa mungkin. Bibir Kyu
Hyun kembali mengecup dadaku yang tidak tertutup bra, membuatku tersiksa
menginginkan yang lebih dari itu. Tanpa kusadari tubuhku melengkung
karena gairah dan memberi akses kepada Kyu Hyun untuk membuka kaitan bra
ku. Kemeja dan braku menjadi barang pertama yang Kyu Hyun lempar dengan
sembarangan. Kyu Hyun memesrai lembut dadaku, mengulumnya dengan
lidahnya yang basah, membuat aku menggelinjang pelan dibawah
sentuhannya. Menghisap, menggigit, menyentuh, membelai lembut setiap
sudutnya dengan begitu mesra, sementara tangan yang satunya meremas
pelan dan sama-sama memberikan kenikmatan yang tidak sanggup aku tahan.
“Kyu Hyun-aaaahhhhhhhhh~~~~” aku menarik kaos Kyu Hyun melewati
kepalanya sehingga aku bisa dengan mudah menyentuh tubuh Kyu Hyun dengan
leluasa. Tanganku meluncur kedada Kyu Hyun yang bidang dan menjelajah
penuh rasa ingin tahu. Aku dapat mendengar Kyu Hyun pun menarik nafas
seirama dengan sentuhanku. Ujung-ujung jemariku menyusuri setiap rusuk
Kyu Hyun mulai dari pinggir terus ketengah dan turun mengikuti bulu-bulu
halus disepanjang perutnya hingga bagian tepi celana rumah Kyu Hyun dan
berhenti disana. Dengan frustasi Kyu Hyun terus mencumbu dadaku,
menghisap dan menggigitnya pelan membuat aku terpekik nikmat dan
bibirnya bergerak semakin turun, berlama-lama lidahnya bermain dipusarku
terus bergerak kebawah. Membuat aku menahan napas dan menginginkan
lebih, aku mencengkram bahu Kyu Hyun dengan tanganku yang bebas.
Aku seperti melihat padang bunga yang terhampar dengan indahnya dan
semua kumbang-kumbang yang berkerlip-kerlip menari-nari bahagia. Bahkan
aku dapat mendengar alunan lembut melodi yang tidak pernah berhenti,
jiwaku seperti terayun-ayun tak menentu terlepas dari segala beban. Ini
semua terjadi hanya karena bibir Kyu Hyun terus menyiksaku dengan
kenikmatan yang dia berikan dan tangannya yang bebas terus mengelus
pahaku lalu semakin naik dan naik dan akhirnya menemukan tubuhku yang
paling rahasia dan menyentuhnya dengan sangat lembut. Membuat aku
menggelinjang penuh damba dibawah setiap sentuhan Kyu Hyun.aku tidak
tahu ada kenikmatan yang begitu nikmat yang dapat membuat jiwaku terbang
melayang-layang.
Sepertinya rok yang aku pakai mulai menjadi penghalang bagi Kyu Hyun
sehingga Kyu Hyun mulai melepaskan kaitan rokku dan membukanya.
Tiba-tiba saja rasa malu menyergapku, aku dengan panic mencoba mencari
sesuatu yang dapat menutupi tubuhku. Rasanya begitu telanjang, tidak
nyaman saat Kyu Hyun menatap dengan sorot mata penuh gairah, seolah-olah
aku ada mangsa yang sedang diburu.
“Kyu Hyun-ah, naaaannnn (akuuuu…)”
Sepertinya Kyu Hyun mengerti ketakutan ku yang paling dalam, sekali
lagi dia memeluk tubuhku yang hanya mengenakan celana dalam. Aku dapat
merasakan kejantanan Kyu Hyun menekan lembut pahaku membuat gairahku
yang tadinya redup kembali muncul secara perlahan-lahan dan
menggebu-gebu. Kyu Hyun mencoba memberikan ketenangan melalui setiap
bisikannya. “aku janji tidak akan menyakitimu.”
“nado arro (aku tahu)”
Bibir Kyu Hyun kembali menciumi bibirku, kali ini tidak lembut namun
begitu menuntut, sehingga aku kewalahan membalas ciuman Kyu Hyun, secara
reflex tanganku menyentuh sekilas kejantanan Kyu Hyun, dan Kyu Hyun
terkesiap kaget dan menahan napas dengan cepat bibir Kyu Hyun bergerak
kebawah membuat aku sedikit lebih frustasi dari sebelumnya. Terus
bergerak kebawah, kebawah dan semakin kebawah. Menarik hati-hati celana
dalamku melewati kakiku. Aku terkesiap kaget saat nafas Kyu Hyun
membelai pusat gairahku. Secara otomatis tanganku mencengkram erat-erat
bahu Kyu Hyun dan menancapkan kuku disana. Lidah Kyu Hyun menyentuh
lembut namun basah sisi kewanitaanku, menjelajah dan terus menggoda
sehingga sesuatu rasanya membuncah dalam diriku. Sesuatu meledak dalam
diriku dan aku tidak tahu apa itu, lidah, bibir dan gigi Kyu Hyun
bergerak semakin erotis, membuat aku terbang melayang, semakin tinggi
dan semakin tinggi. Nafasku terengah-engah saat aku melihat Kyu Hyun
dengan tidak sabar melepaskan celana pendek yang ia kenakan begitu juga
celana dalam yang ia pakai. Aku menahan gairah saat melihat tubuh
telanjang Kyu Hyun dengan sempurna.
“aku janji tidak akan menyakitimu.” Dengan satu gerakan penuh Kyu
Hyun menyatukan tubuhnya dengan tubuhku. Aku tersentak kaget, mataku
otomatis membulat menahan sakit, mengerjap-ngerjap menahan air mata yang
mulai keluar. Kyu Hyun terdiam untuk sesaat karena ada sesuatu yang
menahan ia masuk lebih dalam, dalam tubuhku, bibirnya dengan lembut
menciumi bibirku untuk mengurangi rasa sakit yang aku rasakan, semakin
lama semakin panas dan menuntut. Membuat tubuhku perlahan-lahan mulai
rileks menerima Kyu Hyun seutuhnya. Perlahan-lahan Kyu Hyun mulai
menggerakan tubuhnya, mataku terpejam, menikmati setiap kenikmatan yang
Kyu Hyun berikan kepadaku. Dengan rakus aku melumat bibir Kyu Hyun,
kuciumi setiap sudut wajahnya. Tanpa sadar aku mulai mengikut setiap
gerakan Kyu Hyun dan kami mulai bergerak seirama. Keringat dan peluh
karena gairah mulai bermunculan di dahi Kyu Hyun, aku mengerang nikmat
saat Kyu Hyun mencepatkan irama permainannya. Kyu Hyun menciumi leherku
dan mengigit-gigitnya mesra, bibirnya kembali melumat bibirku dengan
rakus.
Kyu Hyun mendorong tubuhnya lebih dalam, dalam tubuhku, dan aku pun
tersentak kaget oleh kenikmatan baru yang aku rasakan lebih dari nikmat
sebelumnya dan dengan otomatis melingkarkan kakiku dipinggulnya, memberi
akses yang lebih untuk Kyu Hyun. Dengan sekali dorongan yang kuat aku
dan Kyu Hyun terjatuh dalam lubang yang tidak berdasar, sama-sama
menaiki puncak kenikmatan bersama. Dengan terengah-engah Kyu Hyun
meletakan kepalanya dilekuk leherku. Sedangankan aku menjerit pelan dan
menggigit bahu Kyu Hyun saat kenikmatan itu menikam diriku. Kami berdua
sama-sama terengah-engah dan kelelahan, nafas kami sama-sama memburu
dengan tidak teratur. Mencoba mereguk semua kenikmatan yang masih
tersisa. Selama beberapa detik yang cukup lama, aku dan Kyu Hyun
terbaring dalam diam dan keheningan. Gelombang kenikmatan
berangsur-angsur menghilang, yang ada hanya desahan lelah namun penuh
kenikmatan disetiap tarikan nafas ku dan Kyu Hyun.
“ternyata lebih indah dari mimpi.”
“mwoga??” aku mendengar Kyu Hyun setengah mengantuk
“semalam aku bermimpi ………” wajahku kembali memerah.
Kyu Hyun menarik tubuhnya dari tubuhku, dan menatapku dengan sorot mata jahilnya “kau bermimpi apa semalam??”
“aku bermimipiiiiiiiiiiiiiiii, aaahh~ Cho Kyu Hyun berhentilah terus-terusan menggodaku!!” aku memukul dadanya.
“kau masih malu mengatakannya padaku,” Kyu Hyun terus menatapku,
membuatku risih. Wajahku terus bersemu merah, membuat Kyu Hyun tertawa
kencang.
“nappeunom!! (jahatnya) yaa!! Geumanhae (berhentilah)” aku merajuk, memasang wajah sesebal mungkin
“arraseo, arraseo. Aku akan berhenti menggodamu. Geundae (tetapi) kau lebih suka mimpimu atau yang barusan kita lakukan???”
“yaaa!! Pertanyaan macam apa itu!!” aku bersembunyi di dada Kyu Hyun.
“daedabhaebwa (jawab aku)” suara merajuknya seperti anak kecil minta
dibelikan balon. Kyu Hyun terus menatapku dengan matanya yang penuh rasa
ingin tahu, membuat aku gemas.
Aku mengecup bibirnya sekilas, “aku lebih menikmati kebersamaan kita barusan,”
“azzzzaaaaa!!!!! Aku sudah tahu pasti!!!”
“yaaa!!! Kalau kau sudah tahu kenapa masih bertanya!!!” aku merajuk sebal
“hanya ingin tahu saja,” Kyu Hyun tertawa melihat ekspresi aku
ngambek, “kau tahu, wajahmu begitu menggemaskan saat kau mulai merajuk.”
“heeiiii~ jam berapa ini??” tiba-tiba aku tersadar seharusnya aku sudah pulang.
“baru jam setengah delapan,” Kyu Hyun merebahkan badannya disampingku
“seharusnya aku sudah pulang!! Pasti Hyuk Jae oppa sudah menungguku dirumah.”
“palingan dia juga sedang asyik main dengan Dong Hae hyung dan Siwon hyung.”
“tapi Ah Ra eonnie pasti sebentar lagi pulang!!!” dengan panic aku
membungkus tubuhku dengan selimut, karena aku tidak dapat menemukan
pakaianku yang tadi dengan sembarangan Kyu Hyun lemparkan. Karna begitu
sibuk melilitkan selimut ke sekeliling tubuhku aku tidak sadar Kyu Hyun
hanya terlentang dikasur tanpa mengenakan apapun. Kontan saja wajahku
langsung merah padam, “ya!! Cho Kyu Hyun kenapa kau……..” aku tidak
sanggup meneruskan kalimatku.
Dengan santai Kyu Hyun bangun dari tempat tidur, tidak merasa risih
oleh tubuh telanjangnya, “kau yang menarik selimut itu dari tubuhku.”
Kyu Hyun berjalan mendekatiku, aku hanya bisa terpukau dalam diam saat
melihat tubuh langsing Kyu Hyun begitu sempurna dan indah, kenapa aku
tidak memperhatikan sebelumnya yah. “masa kau masih malu sih Lee Min
Rin,” nafas Kyu Hyun membelai wajahku.
“yaa!! Cho Kyu Hyun!! Berhentilah terus-terusan menggodaku!!” aku
dengan cepat berlari kekamar mandi dan cepat-cepat menutup pintunya.
Dibalik pintu aku dapat mendengar Kyu Hyun tertawa kencang!!!
Menyebalkan!! Kenapa dia terus-terusan menggodaku!! Aku berhasil
membuka lilitan selimut dengan susah payah dan memandang pantulan diriku
di cermin. Aku melihat ada beberapa lebam samar-samar yang berwarna
merah, dan lebam itu lebih banyak berada di dada dan perutku. begitu
tubuhku terkena air ada beberapa tempat yang terasa sangat perih, dan
aku mengiris perlahan saat menyabuni tubuhku. Rasa sakit dan perh yang
aku rasakan sepertinya sebanding dengan kenikmatan yang baru kureguk
bersama dengan Kyu Hyun.
“Lee Min Rin, neon gwaenjhana??” suara Kyu Hyun terdengar dari balik pintu
“eoh~ wae?? (iya, kenapa??)”
“kau begitu lama didalam. Aku khawatir kau kenapa2.”
“sebentar lagi aku sudah selesai.”
Aku menutupi tubuhku dengan jubah mandi dan melilitkan handuk
dikepalaku. Saat keluar dari kamar mandi aku melihat Kyu Hyun sudah
asyik tenggelam dengan diktatnya.
“kau tidak mandi??”
“aku mandi dibawah tadi, habisnya kau lama sih.”
“kau keluarlah dulu, aku ingin berpakaian.”
“aaaahh~~ waeeeeee??” tingkah Kyu Hyun berubah lagi menjadi anak
kecil. “aku kan sudah melihat semuanya,” senyum diwajah Kyu Hyun begitu
menakutkan, membuat aku ingin mencakar senyuman menjengkelkannya.
“yaaaa~ Cho Kyu Hyun,” aku menarik paksa tangannya dan mendorong
tubuhnya dengan sekuat tenaga kearah pintu dan berhasil membuatnya
keluar dari kamar.
Menyebalkan!! Tapi kenapa aku tidak bisa melepaskan diri dari pria
yang begitu menyebalkan itu. Tiba-tiba pintu terbuka saat aku sedang
mengenakan bra.
“sudah belum pakai bajunya??” kepala Kyu Hyun menyembul diantara daun
pintu dan tembok. Reflex aku melemparkan bantal dengan sekuat tenaga
kewajahnya dan membawa sisa bajuku kedalam kamar mandi dan memakainya
disana.
Begitu keluar dari kamar mandi, Kyu Hyun hanya tersenyum jahil.
“wae!!!”
“anni~~ hanya saja menggodamu membuat aku senang.” Dengan lembut dan penuh sayang Kyu Hyun mengacak-acak pelan rambutku.
“nappeunom! (jahatnya)”
“mianhae~~” walaupun bibirnya mengucapkan kata maaf namun saat
meilhat wajahnya aku tahu dia tidak betul-betul minta maaf. “aku akan
menghantar mu pulang, barusan Hyuk Jae hyung menelpon ku.”
“kau bilang apa???” entah kenapa aku tiba-tiba menjadi panic.
“gwaenjhana, aku bilang kau tertidur dan sekarang sudah mau pulang.”
“kau tidak bilang yang macam-macam kan??”
“dan berbagi kebahagian dengan Hyuk Jae hyung?? Tidak akan!! Itu
hanya diantara kita berdua!” Kyu Hyun mengecup keningku lembut. “aku
hantar kau pulang.”
Kyu Hyun menggenggam tanganku dan aku percaya bahwa apa yang sudah
kami lewati bersama adalah sebuah hal yang sangat berarti untuk kami
berdua, terlebih-lebih untukku. Dan saat aku melihat wajah Kyu Hyun, aku
pun tahu bahwa saat ini bukan aku saja yang merasa bahagia namun Kyu
Hyun pun merasakan hal yang sama denganku.
END~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar