Pengikut

Selasa, 16 Oktober 2012

Memory About Love - Chap 8

Title: Memory About Love - Chap 8
Author: BabySuDo
Genre: Yaoi, friendship
Rating: T
Cast: Suho (EXO - K) & D.O (EXO - K)
Other cast: find it by yourself
Disclaimer: this fanfic is mine ! NO PLAGIAT ! But cast, punya Tuhan :)
Warning !
Fanfic yaoi, gak suka gak usah baca. Pairnya SuD.O, KaiSoo, KaiLay, mungkin SuLay?. Typo (s) bertebaran, alur kecepetan, gak nyambung (?), dll.
Oh cuma mau ngingetin. Kalau mau kritik dan saran langsung di review aja. bASHING JUGA BOLEH, KERITIK DAN SARAN YANG PEDAS JUGA BOLEH XD.
Cast disiksa di sini karna saya author penyiksa cast. Hahaha XD
Cuma .. Ini hanya fanfic, tolong gak usah dibawa serius lah~
Satu lagi ... MAKASIH UDAH MAU REVIEW DI CHAPTER SEBELUMNYA, MAAF GAK BISA DIBALES u.u
Jangan jadi silent riders karna RCL anda menambah semangat saya untuk meneruskan fanfic gaje ini. Semakin sedikit yg RCL, semakin malas saya meneruskan fanfic gaje ini. INGAT itu !NOW ... HAPYY READING ALL (^o^)9

"Hiks hiks hiks …" Kyungsoo terisak dipelukan Suho. Sudah terhitung setengah jam namja manis itu menangis dan membasahi sebagian kaus yang Suho pakai. Suho tak bisa berbuat apa – apa. Yang ia tahu, ia hanya bertugas untuk menemani Kyungsoo dan menghibur Kyungsoo ketika Kai membuat hatinya pilu seperti sekarang ini.
Flashback
Suho mendorong pintu toilet pria, panggilan alam itu mendesaknya untuk bergegas masuk ke salah satu bilik yang ada di toilet sekolahnya tersebut. Agak horror memang karna hari itu adalah hari itu Sabtu. Sekolahnya hanya diisi oleh masyarakat umum yang mengunjungi perpustakaan dan siswa – siswa yang mengikuti kegiatan klub mereka masing – masing.
Namun, baru satu langkah untuk masuk ke toilet itu, aktifitasnya berhenti karna melihat siluet seseorang. Siluet seorang namja berkulit tan yang ditangkapnya beberapa waktu malam lalu, Kai.
"Kai?" tanyanya memastikan kalau penglihatannya masih normal.
"S-Suho hyung?" Kai berjalan mendekat ke Suho, begitupun Suho berjalan mendekat ke Kai.
"Bukannya kau ada janji dengan Kyungsoo siang ini untuk lunch?" Kai menggaruk tengkuknya, bola matanya berputar dan giginya bergemeretak, "kau melupakan janji itu?" tangan Suho sudah terkepal, bahkan ia ingin meledak dan memarahi habis – habisan Kai yang ntah sengaja atau tidak ia melupakan janji lunchnya dengan Kyungsoo.
"Aku membatalkannya soalnya kata Kyungie hyung ia ada ujian mendadak hari Senin. Tiga pelajaran sekaligus. Aku .. tak mau mengganggunya."
"Ooh .. lalu kau kesini mau apa, huh?"
"Ingin menemui Lay hyung, dia … ada di ruang latihan dance kan, hyung?" Suho hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ntahlah, perasaannya mengatakan Kai berbohong.
"Aku harus menyusulnya" tekad Suho. Kemudian benar saja, saat ia datang ke kafe tempat Kyungsoo dan Kai akan lunch, Suho menemukan sosok itu, sosok Kyungsoo yang setia duduk di tempatnya sambil sesekali memerhatikan jam tangan dan layar handphonenya bergantian.
Kai, kau membohongiku juga dirinya, batin Suho.
Flashback end
Dan disinilah Suho sekarang. Memeluk Kyungsoo sambil menyalurkan kehangatan dan rasa kenyamanan pada namja yang tadinya telah ia relakan untuk menjadi milik orang lain. Tadinya Suho sangat ingin membuat perhitungan dengan Kai tapi telepon Baekhyun tadi memberitakan kalau 'Kai digebuki olehnya dan Jongdae karna telah menyakiti Lay dan Kyungsoo'. Sedikit lega dan amarahnya terbalaskan namun yang Suho masih bingung adalah kenapa Kai melakukan ini semua? Kenapa dia tak langsung mendekati Lay secara pribadi? Kenapa harus lewat Kyungsoo? Kenapa harus dengan menyakiti dua orang yang –sepertinya- memang mencintainya, huh? Ntahlah, hanya Tuhan dan Kai yang tahu mengapa ia melakukan hal itu.
"Hyung gomawoyo." Kyungsoo melepas pelukannya dengan Suho. Menyeka air matanya yang mulai mengering, "mianhae hyung telah membuat pakaianmu basah." Tambahnya.
"Gwenchana Kyungsoo-ah."
Hening, tak ada yang bicara. Keduanya larut dalam pikiran masing – masing.
"Hyung aku mau pulang, aku—"
"Jangan dulu" potong Suho cepat. Kyungsoo langsung menyerngitkan dahinya, "hmm .. maukah kau menemaniku ke suatu tempat?" Suho menatap Kyungsoo berharap dan harapannya terkabul ketika Kyungsoo berucap—
"Ne~ aku mau."

Lay menatap punggung tegap itu. Semakin lama akhirnya punggung itu hilang dibelokan jalan. Lay menghela napas panjang, ntah langkah yang kali ini ia ambil salah atau benar. Yang ia tahu, saat ciuman itu terjadi semua rasa kesakitannya hilang. Berganti dengan rasa cinta dan sayang. Dan itu semua hanya untuk Kai. Ya, Kai seorang.
"Kau memaafkannya?"
Lay menghentikkan langkahnya, ia mematung di ambang pintu. Kris, Chanyeol, Baekhyun dan teman lainnya ada di dalam kamarnya saat itu.
"A-aku …"
"Setelah semua yang telah ia lakukan padamu kau memaafkannya?" lagi, Kris mengulangi pertanyannya yang terdengar seperti sindiran untuk Lay.
"N-ne aku .. memaafkannya."
"Bodoh!" kali ini Minseok yang berbicara. Teman tertua Lay itu mengepalkan tangannya kuat – kuat. Ingin sekali ia melayangkan kepalannya itu ke wajah cantik milik Lay, tapi berhubung ia juga sudah menganggap Lay sebagai dongsaengnya ia urungkan niat itu.
"Kenapa?" Tanya Chanyeol.
"Mollayo~" jawabnya asal namun dengan suara bergetar.
"Kenapa tidak tahu, huh?" Baekhyun ikutan berucap. Hanya Luhan dan Chen yang sibuk memperhatikan mereka berdebat.
"A-aku mencintainya."
Bug
Minseok menonjok dinding yang ada disebelahnya. Jawaban Lay membuatnya kesal, begitu juga dengan Kris dan lainnya.
"Untuk apa kau mencintai namja macam itu, huh?" –Kris
"Ia menduakanmu dengan Kyungsoo!" –Chanyeol.
"Ia sudah membuatmu sedih dan kalau Kyungsoo tahu ini—"
"DIAM !" Lay berteriak, menginterupsi orang – orang yang berada dikamarnya itu untuk berhenti memojokkannya, "aku yang tahu mana yang salah dan benar. Aku juga yang tahu apakah keputusanku akan baik atau tidak. Aku yang tahu semua karna aku yang mengalaminya, bukan kalian!" Lay emosi, ia marah, kesal, bingung, juga sedih. Disatu sisi ia sangat ingin menolak permintaan maaf Kai tapi dilain sisi ia juga sangat mencintainya.
"Ck, terserahlah." Setelah mengucapkan itu, Kris mengajak semuanya keluar dan meninggalkan Lay sendirian di dalam kamarnya. Sebelum pergi, Luhan membisikkan sesuatu—
"Aku berharap semua keputusan yang kau ambil benar Lay. Mianhae tak bisa membantumu." Kemudian ia mengikuti yang lain, meninggalkan Lay sendirian di kamarnya.
Ya, semoga benar, batinnya berharap.

"Ya! Hyung kenapa aku terus yang jaga, huh?" Kyungsoo mempoutkan bibirnya karna dari satu jam yang lallu mereka bermain selalu dia yang dapat giliran jaga.
"Kau kalau suit jadi kau yang jaga!"
DEG
Kata – kata itu, kejadian itu ….
"Ayo hyung kita main lagi .." tiga namja kecil menarik – narik lengan Kyungsoo. Menghilangkan beberapa puzzle yang terlintas di kepalanya.
"Ayo oppa kita main lagi .." kali ini giliran tiga yeoja kecil yang menarik lengan Kyungsoo.
"Nah kan mereka masih mau main, ayo Kyungsoo kita main!" Kyungsoo segera mengusir puzzle itu. Ia merasa pusing jika berusaha mempertahankan potongan puzzle itu di kepalanya.
"Ayo kita main !" Kemudian Kyungsoo mencari sebuah pohon besar. Menempelkan wajahnya di badan pohon itu sambil menutupi kedua matanya dengan tangannya dan mulai menghitung dari 1 sampai 10. Suho dan kira – kira 6 bocah yang memang sebagai pengumpat langsung berlarian kesana kemari untuk mencari tempat yang pas untuk bersembunyi dari penglihatan Kyungsoo.
Siang menjelang sore ini, Suho mengajak Kyungsoo ke sebuah taman bermain yang memang selalu Suho kunjungi jika ia merasa sedih. Enam anak kecil yang sedang bermain bersamanya dan Kyungsoo adalah teman - temannya yang sudah ia kenal. Suho suka anak kecil dan ia selalu terhibur jika sudah bersama mereka. Jadi, Suho memutuskan untuk mengajak Kyungsoo ke taman ini dan bermain petak umpat bersama mereka.
"10 !" teriak Kyungsoo girang sambil berbalik badan.
Sepi, ini sudah menjadi pandangannya yang ntah keberapa kali. Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari 7 sosok yang harus ia temukan dengan cepat.
Srek srek
Kyungsoo mendengar bunyi gemerisik di semak belukar yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia menyeringai, sepertinya ia sudah menemukan satu dari 7 orang yang sedang bersembunyi.
"Tunggu di situ, ne?" Kyungsoo mulai berjalan perlahan menuju semak belukar itu. Sedangkan tiga orang yang berada di balik semak belukar itu mulai mengeluarkan keringat dingin. Hei, ini hanya permainan kenapa seperti adegan dalam penculikan di film?
"Nah kena kalian !" seru Kyungsoo ketika melihat dua anak kecil namja dengan Suho yang tengah menyengir padanya.
"Kabuurr !" ucap dua anak namja itu membuat empat temannya yang lain yang bersembunyi di tempat yang tak jauh dari persembunyian mereka ikutan keluar dan berlari.
"Loh loh kok kabur?" Tanya Kyungsoo heran dan dijawab tawaan oleh Suho.
"Hahaha kau menyeramkan sih."
"Mwo? Aish~" Kyungsoo kembali mempoutkan bibirnya mendengar jawaban Suho. Namun akhirnya mereka berdua tertawa bersama.
"Kyungsoo oppa, Suho hyung. Ayo kita main kejar – kejarran ! Yang berhasil tertangkap traktir es krim !" seru keenam anak kecil itu. Suho dan Kyungsoo saling melirik lalu mengiyakan. Mereka berdua mulai berlarian hendak menangkap satu per satu bocah – bocah nakal itu.
"Huwahh oppa akan menangkapmu !" seru Kyungsoo horror.
"Awas awas polisi akan menangkap para bocah nakal !" ucap Suho sambil berlari dan membentangkan tangannya.
Permainan tangkap traktir es krim (?) itu berlangsung lama dan cukup melelahkan. Suho sudah dapat dua bocah dan Kyungsoo juga dua bocah. Tinggal dua bocah lagi yang larinya lebih cepat dan gesit mengalahkan mereka.
"Hosh hosh capek ya hyung." Ucap Kyungsoo sambil duduk tergeletak ditanah. Ia merelakan satu bocahnya berlarian bebas.
"Hosh hosh iya, huufft …" Suho ikut – ikutan Kyungsoo: duduk tergeletak di tanah. Mereka mengatur napas mereka masing – masing.
"Ciee Suho hyung sama Kyungsoo hyung sol sepatu sekalee .." salah satu bocah namja bersuit – suit ria, diikuti tiga temannya yang lain.
"Eh? Sol sepatu?" Tanya Kyungsoo bingung.
"Suho oppa dan Kyungsoo oppa pacaran ya?"
"Mwo?" kejut mereka berdua dan langsung mendapat tawaan yang terdengar meledek.
"Huahahahaha XD cieee benerkan? Ciee …" Kyungsoo hanya bisa tertunduk, Suho mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Sejak kapan?"
"Sudah berapa lama?"
"Apa kalian akan menikah?"
Berbagai pertanyaan aneh diajukan empat bocah yang sudah berhasil tertangkap itu. Dua yang lain? Masih sibuk berlari walau sebenarnya Kyungsoo dan Suho sudah tidak kuat mengejar mereka.
"Dongho ! awas !"
Semua yang sedang bersuit – suit ria itu langsung menoleh ketika salah satu yeoja kecil bernama Sulli berteriak. Suho bangun dari duduknya dan langsung berlari menuju pintu taman bermain dimana Dongho dan Sulli berada. Empat bocah lainnya berdiri dari duduk mereka dan ikut berlari mengejar Suho.
Kyungsoo yang melihat semua kejadian itu kembali dikejutkan dengan potongan – potongan puzzle itu.
"Kyungsoo ! Awaaaasssss !"
Bruk .. Duk
"Aw~" Kyungsoo kecil meringis sebelum akhirnya kepalanya mengeluarkan darah karena terbentur pembatas trotoar jalan cukup keras. Namja berbaju biru yang menyelamatkannya menangis tersedu.
Takut, sedih, marah, dan kecewa, semua jadi satu. Terlihat dari tangisannya yang begitu kencang karna melihat darah yang mengucur deras dari kepala belakang Kyungsoo.
"Kyungsoo-ah bangun ! Baby Soo bangun ! Ireona !" tak dipedulikannya lagi luka lecet – lecet dan darah yang bercucuran di kedua lututnya. Ia terus mengguncang tubuh mungil Kyungsoo yang tak sadarkan diri.
Semua terasa berputar. Potongan puzzle itu. Kejadian itu. Bagaimana rasanya ketika tubuhnya terdorong dan kepalanya yang terbentur pembatas trotoar. Teriakan seorang namja yang sampai sekarang ia tak tahu siapa dia. Semuanya, memori masa lalunya. Terlihat sedikit demi sedikit, melengkapi potongan – potongan puzzle yang hilang.
"Akh .." Kyungsoo meringis memegangi kepalanya yang tiba – tiba berdenyut. Ia berusaha bertahan, mencoba bangun dari duduknya dan ingin berlari mengejar mereka yang melihat keadaan bocah bernama 'Dongho' itu. Namun ketika ia berdiri—
Bruk
Tubuhnya jatuh pingsan.
"Kyungsoo !"

Tap tap tap
Suho menolehkan kepalanya ke samping dilihatnya Sembilan orang namja yang tengah berlari ke arahnya.
"Hyung bagaimana keadaan Kyungsoo?" – Jongdae.
"Bagaimana ini bisa terjadi, Suho?" – Minseok
"Apa yang kalian lakukan sehingga Kyungsoo pingsan lagi?" –Baekhyun
"Lalu anak kecil itu apa akhirnya ketabrak?" –Luhan
"Hhh .." Suho menghela napas sebentar, kebiasaan teman – temannya langsung memberikannya pertanyaan bertubi – tubi itu tidak juga hilang.
"Aku mengajak Kyungsoo bermain di taman bermain. Kami bermain petak umpat lalu kejar – kejaran. Seorang namja kecil bernama Dongho terlalu bersemangat bermain bersama yeoja kecil bernama Sulli dan ntah bagaimana bisa mereka berlari sampai ke tengah jalan. Dongho selamat karna dia ditolong pejalan kaki dan saat aku berbalik untuk melihat Kyungsoo yang kurasa diam karna lelah ternyata dia sudah pingsan." Mereka hanya mengangguk – ngangguk mendengar penjelasan Suho.
"Soal keadaannya aku tidak tahu, ia belum sadar. Tapi kata Choi uisa ia tidak apa – apa karna kondisinya sudah stabil." Lanjut Suho.
Akhirnya Sembilan namja itu duduk di kursi yang berjejer menyambung di depan ruang inap Kyungsoo. Mereka menundukkan kepala mereka, mungkin berdoa. Suho melihat wajah teman – temannya satu per satu. Kemudian matanya tertuju pada tiga orang, Sehun, Tao, dan Lay.
"Jadi ini yang namanya Sehun?" Tanya Suho pada seorang namja yang tengah menggenggam erat tangan Luhan.
"N-ne hyung. Sehun imnida." Ucap Sehun sambil membungkukkan badannya tanpa melepas tautan tangannya dengan Luhan.
"Dan ini yang namanya Tao, eum?"
"Ne. Tao imnida^^" Suho tersenyum manis pada Tao. Tak peduli dengan deathglarean Kris yang begitu mematikan untuknya.
Terakhir, Suho menghampiri Lay yang terus diam dari awal datang ke rumah sakit itu. Mungkin Lay merasa bersalah pada Kyungsoo. Mungkin.
"Lay, boleh ikut aku sebentar?" Lay mendongakkan kepalanya yang sejak tadi tertunduk kemudian mengangguk setuju. Delapan namja yang ada di dekat mereka hanya memandangi dua orang itu dari jauh dengan tatapan bingung.

Suho menghentikkan langkahnya di taman rumah sakit. Memilih duduk di bangku panjang kosong sambil melepas penatnya. Lay yang sedari tadi mengekorinya ikut – ikutan duduk di sebelah Suho.
"Bagaimana hubunganmu dengan Kai?" Tanya Suho membuka pembicaraan empat mata itu.
"Baik – baik saja."
"Kau memaafkannya?"
"Tuhan saja memaafkan setiap hamba-Nya yang sudah berlumuran dosa. Aku sebagai ciptaan-Nya bukankah harus melakukan hal yang sama?" Suho menghela napas panjang kemudian meneruskan pembicaraannya.
"Kau benar."
"Hyung sendiri? Bagaiman dengan Baby Soo-mu itu?"
"Ia bukan milik ku lagi, Lay." ucap Suho lirih, mirip terdengar seperti bisikan. Menunjukkan bahwa hatinya oerih saat mengucapkan kalimat itu.
Lay membetulkan posisi duduknya hingga sekarang dirinya menghadap ke Suho yang terus menerus menatap ke depan.
"Kau tahu soal Kai yang memanfaatkan Kyungsoo untuk mendekatiku?" tanyanya.
"Tentu, bahkan aku tau dua namja yang kabur saat kita patroli waktu itu adalah Sehun dan Kai." Mata Lay terbuka lebar. Ia tahu HunKai adalah stalkernya dan Luhan tapi untuk yang satu itu ia tak tahu dan ia yakin hanya Suho yang tahu.
"J-jadi .. kau …"
"Aku melepaskan Kai. Untuk Sehun aku tak tahu bagaimana dia bisa kabur." aku Suho.
"Demi Baby Soo-mu, huh?" kini giliran Suho yang membetulkan posisi duduknya hingga menghadap Lay.
"Tentu. Kau tahu, dia akan kehilangan nyawanya ketika aku membongkar identitasku."
"Lalu, apa hubungannya denganku? Dengan patroli dan—"
"Kyungsoo mencintai Kai. Sangat, terlihat dari bagaimana caranya gelisah ketika Kai tak menghubunginya, menatap Kai, berbicara tentang Kai dan lainnya yang menyangkut dengan Kai." Lay memejamkan matanya sebentar, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
Dingin dan menyejukkan walau sekarang dadanya terasa sesak. Ia tahu arah pembicaraan ini. Ia sangat tahu maksud Suho mengajaknya berbicara empat mata yang terkesan dari hati ke hati ini.
"Kau .. mencintai Kai 'kan?"
"Tentu hyung. Aku suka gaya dancenya. Kulit tannya yang eksotis. Cara dia berjalan itu seperti seorang pangeran yang tampan dan gagah. Ya, secara keseluruhan ia namja yang perfect dimataku."
"Aku juga mencintai Kyungsoo. Apapun akan ku lakukan asal ia bahagia." Lagi, Lay memejamkan matanya. Sesak di dadanya makin terasa, "kau .. mau kan merelakan Kai untuk Kyungsoo?"
JLEB
Akhirnya kalimat itu meluncur mulus dari mulut Suho. Ucapan yang terdengar seperti hujan pedang itu membuat kesesakkannya semakin menjadi – jadi.
"Tapi—"
"Aku mau." Suho melebarkan penglihatannya.
"Jinjja?"
"Iya." Ucap Lay sambil memantapkan hatinya.
"Gomawo Lay-ssi."
Grep
Suho langsung memeluk Lay. Matanya terpejam berusaha menahan sesak di dadanya juga. Lay membalas pelukan Suho. Dua manusia itu sama – sama memiliki misi yang sama: membahagiakan orang yang mereka cintai walau mereka harus menahan sakit yang menyayat hati.

Suho dan Lay langsung berlari ketika melihat Kris, Chanyeol, dan Minseok ingin memukul Kai yang sepertinya baru saja datang. Terlihat Sehun dan Tao menghalangi tiga namja itu untuk memukul temannya.
"Hentikkan ! Ini di rumah sakit !" seru Suho sambil mendorong mundur Kris, Chanyeol dan Minseok.
Lay menatap Kai dengan tatapan datar, mungkin misinya dan Suho mulai dijalankan.
"Lay hyung" panggil Kai, lirih seperti bisikan. Lay tak menjawab ia malah menarik lengan Suho seperti orang yang takut kehilangan dan mengajak SUho duduk di salah satu kursi di ruang tunggu itu. Kai menatapnya terkejut, ingin sekali ia tahu mengapa Lay yang baru tadi siang memaafkannya sekarang berubah 180 derajat. Bahkan ia terlihat dekat sekali dengan Suho.
"Joonmyun-ssi" Suho langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Nyonya Do yang baru saja datang bersama Tuan Do. Semua teman – teman Kyungsoo yang ada di situ langsung membungkukkan badan pada dua orang paruh baya itu. Memberi tanda hormat.
"Bagaimana keadaan Kyungsoo?" Tanya Tuan Do.
"Baik – baik saja ahjussi. Choi uisa bilang keadaannya stabil. Hanya menunggu reaksi obatnya hilang saja. Ia baru sadar." Tuan dan Nyonya Do hanya mengangguk mendengar penjelasan Suho lalu mereka masuk ke dalam kamar inap tersebut.
"Hyung aku mau bicara." Paksa Kai pada Lay sambil menarik tangannya secara kasar. Membawanya pergi. Kris cs yang melihat itu ingin sekali menahannya tapi Suho justru menahan mereka.
"Biarkan dua bocah itu menyelesaikan masalahnya." Ucap Suho, "sekarang kita gantian melihat Kyungsoo, ne? Kurasa ia sudah sadar." Lanjutnya dan diangguki oleh semuanya.

"Kai lepas !" ucap Lay sambil melepaskan tangan Kai kasar. Namun Kai kembali meraih tangan Lay tapi kali ini mengusapnya dan mengecupnya dengan lembut. Lay menggigit bibir bawahnya sampai terasa sakit dan mungkin berdarah. Ia sangat ingin membalas perlakuan namja yang sangat dicintainya itu tapi janjinya pada Suho, misinya, Kyungsoo, semua menghalanginya untuk melakukan itu. Sejujurnya, ia .. tersiksa.
"Mianhae hyung, aku tak bermaksud begitu." Kai semakin mempersempit jarak diantara mereka. Dikesampingkan poni panjang Lay yang menutupi dahinya, dikecupnya dahi yang sedikit berkeringat itu dengan lembut. Kemudian melepasnya dengan lembut, "saranghae hyung, jeongmal saranghae."
Bibir Lay terasa kelu, iya ingin sekali berucap 'nado' tapi lagi – lagi janji itu menghanginya. Ia harus menjalankan misinya, rela atau tidak ia harus menjalankannya.
"Kai, besok ada waktu?" Tanya Lay mengalihkan pembicaraan.
"Ngg … untuk Lay hyung pasti selalu ada." Lay tersenyum kecil, namja didepannya ini benar – benar mencintainya.
"Besok hyung tunggu di lotte world jam 10, ne?"
"Boleh."

Kyungsoo membuka matanya perlahan, pusing kembali menjalari kepalanya namun sebisa mungkin ia tahan. Ini sudah ketiga kalinya ia pingsan karna memori lamanya sedikit demi sedikit terbuka lagi.
Kedua mata bulatnya menyisir tiap sudut ruangan serba putih di depannya. Lagi, ia terbaring lemah di rumah sakit. Ck, ia benci tempat ini. Ntah kenapa setiap ia berada di rumah sakit atau berbicara tentang rumah sakit ia akan merasakan sesak di dadanya. Ia seperti kehilangan seseorang di rumah sakit ini. Orang yang begitu penting dihidupnya. Orang yang selalu datang ke mimpinya walau ia sudah tinggal di asrama.
"Kyungsoo aegya" suara itu, suara yang selalu menenangkan hati Kyungsoo.
"Umma~" panggilnya lirih, berusaha bangun dan menyandarkan dirinya di kepala katilnya.
"Berusaha mengingat lagi, ne?" Kyungsoo tertunduk, diam. Ntah mengapa ia langsung lupa dengan janji untuk tidak berusaha mengingat masa lalunya ketika tiba – tiba potongan puzzle memorinya muncul.
"Mianhae." Nyonya Do mengusap lembut puncak kepala Kyungsoo dan menciumnya penuh sayang.
"Kyungsoo-ah"
"Appa~" namja paruh baya yang sangat sibuk itu langsung memeluk erat anak semata wayangnya. Hari ini ia rela terbang dari Jepang langsung ke Korea hanya demi melihat keadaan Kyungsoo. Cukup sudah ia disibukkan dengan pekerjaannya, ia sangat rindu dan ingin tahu keadaan Kyungsoo yang kabarnya masuk rumah sakit lagi.
"Mianhae baru mengunjungimu sekarang, aegya."
"Gwenchana appa. Begini saja, Kyungsoo sudah senang." Kyungsoo dan Tuan Do melepas pelukannya ketika melihat beberapa teman Kyungsoo masuk. Jongdae, Lay, Minseok, dan Suho. Setelah itu Baekhyun, Chanyeol, Kris, dan Tao. Yang terakhir, Luhan, Sehun, dan Kai.
Nyonya Do dan Tuan Do menggeret HunHan keluar setelah mereka selesai menjenguk Kyungsoo. Meninggalkan Kyungsoo dan Kai hanya berdua di dalam ruangan yang membuat Kyungsoo ingin memuntahkan isi perutnya.
"Hyung, bagaimana keadaanmu?"
"Mendekatlah!" titah Kyungsoo dan Kai menurutinya. Kai berjalan perlahan mendekat. Ia memilih duduk di tepi katil Kyungsoo.
Grep
Kyungsoo memeluk sosok itu, padahal baru beberapa jam ia tidak bertemu tapi rasa rindunya pada Kai sudah meluap – luap.
"Hyung.."
"Bogoshippeo, Kai. Jeongmal bogoshippo." Suara Kyungsoo terdengar lirih, mungkin karna kepalanya yang terbenam di dada bidang Kai. Perlahan, Kai membalas pelukan Kyungsoo dan mencium puncak kepala namja itu.
"Bagaimana bisa hyung pingsan lagi, eum?"
"Bisa tidak membicarakan itu?" Kai mengangguk lemah dan bergumam 'mianhae' di telinga Kyungsoo, "hmm kau sudah belajar?"
"Sedikit. Ketika Sehun menelponku kalau hyung masuk RS aku langsung bergegas ke sini."
Bohong. Kai berbohong lagi.
"Oh …" hanya itu tanggapan Kyungsoo hingga akhirnya keheningan menyelimuti keduanya.
"Ngg .. Kyungsoo hyung aku .. keluar dulu, ne?"
"Eodiga, Kai?"
"BUkankah orang sakit harus banyak istirahat?"
"Tapi … Kai temani aku di sini, ne?" Kai melirik ke arah pintu sebentar. Ia tahu Lay di sana menahan sakit, ia tahu semua kesakitan Lay. Tapi ia tak mungkin kan meninggalkan Kyungsoo yang sedang lemah seperti ini?
"Ne~" Kai membantu Kyungsoo berbaring. Menyelimutinya hingga sedada dan bersenandung kecil untuknya. Hingga akhirnya hanya dengkuran halus yang ia dengar dari bibir kissable Kyungsoo, ia keluar dari ruang inap itu.

"Kai!" seorang namja berponi lempar berteriak sambil berlari ke arah Kai. Namja itu, Lay.
"Xing xing hyung"
Cup
Sebuah kiss di bibir cherry milik Lay diberikan Kai sebagai hadiah penyambutan namjachingunya itu.
"Ya! Jangan cium seenaknya di depan umum dan sejak kapan nama ku berubah jadi Xing xing, huh?" Lay mempoutkan bibirnya imut. Kai yang melihat itu hanya bisa mencubit pelan ujung hidung Lay.
"Kajja hyung ayo kita masuk!" Kai mengulurkan tangannya seperti meminta persetujuan untuk menggandeng tangan Lay dan Lay mengangguk setuju sambil menempelkan tangannya ke tangan Kai yang terulur.
Sementara itu di rumah sakit …
"Ayo Kyungsoo aaa …" lagi, seperti saat pertama kali Kyungsoo masuk rumah sakit, Baekhyun yang menyuapini Kyungsoo. Bubur tanpa rasa, tak akan pernah Kyungsoo makan kecuali—
"Kai bilang padaku bahwa ia tidak bisa datang hari ini, dia ada janji dengan guru pembimbingnya." Kyungsoo menatap Suho bingung, bagaimana bisa ia tahu kalau yang Kyungsoo mau temui sekarang adalah Kai.
"Nah, kau makan ya Kyungsoo-ah?" rengek Baekhyun.
"Aku saja yang menyuapininya." Suho mengambil alih makanan tak ada rasa dari tangan Baekhyun dan duduk di tepi ranjang Kyungsoo.
"Hyung aku tak mau makan."
"Waeyo? Lihat badanmu kurus begitu."
"Biar saja." Kyungsoo memalingkan wajahnya bahkan langsung pura – pura tidur dengan langsung berbaring di atas katilnya.
"Oh baiklah. " Suho meletakkan bubur tak ada rasa itu di atas meja di samping tempat tidur Kyungsoo dan duduk di sebelah Chanyeol yang tengah menikmati ramyunnya. Suho mengeluarkan gadgetnya dan mengutak – atiknya sebentar.
"Yoboseyo Kai-ah" ucapnya dengan suara yang keras. Chanyeol, Baekhyun, dan Jongdae yang ada di dalam ruangan itu menyerngit bingung. Mau apa Suho menelpon namja brengsek itu?
"Aku mau lapor, Kyungsoo tidak mau makan." Kemudian terjadi perbincangan seru antar keduanya, "Mwo? Kau akan memutuskannya kalau ia menjadi kurus dan terus – terus sakit? Oh ne ne putuskan saja dia. Jangan mau Kai punya namjachingu kurus, tak berisi, penyakitan dan ya ya akan aku sampaikan padanya." Chanyeol, Baekhyun, dan Jongdae melongo mendengar perkataan Suho yang sudah memutuskan hubungan teleponnya.
Awalnya Suho mengira rencana itu gagal tapi beberapa saat kemudian dilihatnya Kyungsoo bangun dari acara berbaringnya dan memberi isyarat agar Suho mendekat.
"Mwo?" Tanya Suho.
"A-aku .. mau makan hyung." Ucap Kyungsoo sambil tertunduk. Suho tersenyum pahit, ternyata berhasil ! Tapi itu membuatnya sakit.
"Tadi katanya tidak mau, eum?"
"A-aku mau, aku lapar."
Bohong! Suho tau kalau Kyungsoo berbohong.
"Baiklah." Suho meraih mangkuk berisi bubur itu dan mulai menyendoknya. Ia menyuapini Kyungsoo dengan hati yang tersayat – sayat.
"Kyungsoo.."
"Em, apha hyhyungh?"
"Telan dulu baru bicara."
"Hehe mianhae, apa hyung?"
"Bisakah ... kau tidak terlalu bergantung pada Kai?"
"Mwo?"
.
.
.
.
.
TBC
Muahaha XD
TuBerCulosis lagi ni fanfic u.u
Mau info dikit kalau chapter 9 udah setengah diketik. Doain rampung secepatnya ya^^
Yasudin, tolong Reviewnya^^
Yang pedes pun saya terima kok.
Buat KaiSoo shipper. Kai biased, Kyungsoo biased dan semua EXO biased laahh .. Sekali lagi maaf banget kalau saya udah nyiksa bias kalian. Tapi seperti di awal. Ini hanya fanfic, jangan terlalu terbawa suasana yaa^^
*tebar kolor KaiHoLayD.O*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar