Pengikut

Selasa, 16 Oktober 2012

Memory About Love - Chap 10 (END)

Title: Memory About Love - Chap 10 (END)
Author: BabySuDo
Genre: Yaoi, friendship
Rating: T
Cast: EXO
Disclaimer: this fanfic is mine ! NO PLAGIAT ! But cast, punya Tuhan :)
Warning !
Fanfic yaoi, gak suka gak usah baca. Pairnya SuD.O, KaiSoo, KaiLay, mungkin SuLay?. Typo (s) bertebaran, alur kecepetan, gak nyambung (?), dll.
INGAT !
INI HANYA SEBUAH FANFIC. SEMUA ADEGAN DI SINI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA.
SAYA CINTA EXO, TAPI DEMI MEYEMPURNAKAN FANFIC INI, PENYIKSAAN PERLU YEE~
OKEH, HAPPY READING ALL (^O^)9
...


Kai menatap Suho yang sudah sejam lalu duduk bersamanya di sudut ruangan perpustakaan SM High School sore itu. Sambil memainkan peralatan sekolahnya, menggoyang – goyangkannya hanya untuk membuang waktu, dalam otaknya ia terus menyusun kata – kata yang tepat untuk menyatakan tujuannya membawa Suho ke sini.
"Kau telat setengah jam, Kai. Cepatlah bicara dan kembali belajar dengan Kyungsoo." Ucap Suho memecah keheningan di antara keduanya. Kai mendengus, ia baru menyadari kebodohannya. Seharusnya ia tahu kalau Suho akan sangat kesal jika ada orang yang menyia – nyiakan Kyungsoo.
"Aku mau putus dengan Kyungsoo hyung, hyung." To the point-nya, akhirnya.
Suho menurunkan buku filsafat yang sedari tadi ia baca. Menaikkan sebelah alisnya untuk menatap Kai dengan pertanyaan "apa maksudmu, Kai?"
"Aku akan memutuskan hubungan penuh kebohongan ini, hyung. Aku akan bilang ke Kyungsoo hyung kalau Lay hyung-lah yang aku cintai selama ini. Bukan dia!" jawab Kai dengan penegasan diakhir kalimatnya.
Suho menutup buku bacaannya dan menaruhnya dihadapannya. Membetulkan kacamata bacanya yang sedikit melorot, juga merubah posisi duduknya menjadi tegap menghadap Kai.
"Jadi, kau mau membunuh Kyungsoo?"
"Mwo?" mulut Kai terbuka, ia tak percaya Suho berpikiran sarkatis seperti itu, "aku hanya memutuskan hubungan dengannya hyung. Tak membunuhnya."
"Ck, memutuskannya sama dengan membunuhnya. Tepatnya membunuh hatinya dan setelahnya akan ku bunuh dirimu, Kai!" tegas Suho sambil menunjuk Kai disertai tatapan tajam dan membunuh darinya. Rupanya, Suho tak main – main dengan ucapannya.
"Membohonginya lebih lama justru tambah membuatnya menderita hyung. Dan itu lebih sadis! Itu sama saja dengan membunuh hatinya secara perlahan dan membuat luka dihatinya lebih dalam dan lebar." Kai menatap datar Suho. Rupanya siswa kelas tiga SMP ini bisa mengimbangi sikap dan ucapan senior yang berbeda tiga tahun darinya itu.
Suho menghela napas panjang. Tak menyangka kalau Kai bisa berpikir lebih dewasa darinya.
Bocah yang hebat
"Kapan?"
"Malam ini dan rencananya aku akan membawa Lay hyung."
"Mwo?" kali ini Suho yang terkejut. Sangat terkejut ! Ia tak percaya Kai akan mambawa Lay bersamanya saat mengucapkan kata 'putus' didepan Kyungsoo. Ia gila dan itu membuat Suho menarik kata – katanya barusan.
"Kau sakit jiwa? Itu akan langsung membunuh hati Kyungsoo bahkan mungkin ia akan mati di tempatnya saat itu juga!" suara Suho meninggi, membuat beberapa penghuni perpustakaan yang ada disekitarnya mengalihkan pandangan mereka ke Suho dan Kai.
"Calm down hyung. Itukan baru rencana." Ucap Kai dengan nada datar dan terdengar santai di telinga Suho.
Suho memijit pelipisnya. Namja di depannya ini benar – benar membuatnya menguras banyak pikiran dan tenaga. Ia beranjak dari tempatnya, melanjutkan pembicaraan diluar akal sehat ini dengan Kai akan membuatnya makin stres dan membuatnya tak akan fokus dengan tugasnya sebagai Ketua Umum Asrama SM Senior High School.
"Hyung mau kemana?" Tanya Kai. Suho tak menjawab. Ia terus melenggang pergi dan tempatnya, semakin melangkah jauh dari meja yang menjadi saksi pembicaraan rahasianya dengan Kai.
"Hyung, kalau kau melangkah sekali lagi, akan aku adukan ke Kyungsoo hyung kalau kau adalah namja yang bersamanya saat kecelakaan delapan tahun lalu."
Deg
Suho langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Kai menyeringai puas, ternyata ancamannya ini berhasil. Ck, benar – benar bocah yang hebat dan … licik.
Suho membalikkan tubuhnya dan memperhatikan siluet namja yang sangat ia kenali. Namja yang selalu ada dihatinya walau sudah tak bertemu selama delapan tahun terakhir dan melupakannya karna kecelakaan itu. Untunglah Kyungsoo –namja itu- memakai headphone dikedua telinganya, kalau tidak, ia akan benar – benar membunuh Kai detik itu juga karna suaranya yang keras tadi bisa membuat Kyungsoo mendengarnya. Yap, Suho dan Kai sengaja memilih berbicara di sudut yang berseberangan dengan tempat Kyungsoo agar pembicaraan mereka tak diketahui namja itu.
Tap tap tap
Suho melangkahkan kakinya besar – besar dan cepat – cepat duduk ditempatnya kembali. Memasang tatapan tajam dan menusuk untuk Kai. Seakan mengatakan, 'sialan kau bocah!'
"Ck, ternyata senior kita yang satu ini takut diadukan, eoh?"
"Diam kau!"
"Hahaha oke hyung. Jadi?" Suho mengetuk – ngetukkan jarinya ke meja. Membuat bunyi tuk-tuk-tuk yang membuat Kai bosan, "cepat jawab hyung!"
"Jangan putuskan dia jika kau berniat membawa Lay dan jangan menunjukkan kalau kau menyukai Lay di depan Kyungsoo selama kurang lebih tiga bulan."
"Tidak bisa." Jawab Kai cepat.
"Harus!"
"Aku hanya minta pendapatmu, Suho hyung! Dan kau tak berhak menyuruhku untuk mengikuti semua saranmu!" Kai memajukan badannya, begitupun Suho. Mereka saling menatap tajam satu sama lain. Seolah – olah ada arus listrik 'zzzzz' pada jarak kedua mata mereka itu.
"Ehem .." seseorang mendehem, membuat keduanya duduk ke posisi biasa, "jangan bermesraan di perpustakaan. Ini tempat menambah ilmu dengan bacaan, bukan tempat untuk menambah tingkat kepervert-an kalian!" ceramah Shin Ahjumma, penjaga perpustakaan hari itu.
"Ne, mianhae." Ucap keduanya. Dan setelah Shin Ahjumma pergi, mereka melanjutkan pembicaraan mereka yang semakin serius itu.
"Darimana kau tau soal kecelakaan itu?" Tanya Suho masih dengan tatapan tajamnya.
"Lusa lalu, saat kau dan Lay hyung mengobrol berdua di belakang sekolah. Kau tau? Aku sedikit cemburu ketika melihatmu menyeka air mata Lay hyung."
"Dasar stalker!"
"Kalau aku tak men-stalk maka aku tak 'kan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi dan akan selamanya menyiksa Kyungsoo hyung dengan cinta palsuku."
Ada benarnya juga perkataan bocah ini, gumam Suho.
"Sejauh mana yang kau tau?"
"Tidak banyak, hanya tau kau dan Kyungsoo hyung dulu adalah teman dekat dan kalian saling mencintai, dulu." Suho memejamkan matanya mendengar ucapan Kai. Terbesit dibenaknya kejadian delapan tahun lalu. Betapa dekatnya ia dan Kyungsoo sampai kecelakaan itu terjadi dan bagaimana cintanya ia pada Kyungsoo masa itu. Bahkan sampai sekarang walau Kyungsoo –mungkin- sudah tak ingat semua tentang mereka berdua, cinta itu masih tetap melekat sempurna di hatinya #eeaaa.
"Aku mendukungmu hyung. Aku akan membantumu menyadarkan Kyungsoo hyung bahwa kau lah yang selama ini mencintainya dan dicintainya. Just you! Not me!" Suho tersenyum mendengar penuturan Kai dan Kai balas tersenyum padanya. Tak pernah ia sangka kalau Kai yang tukang stalker dan pintar berbohong ini bisa mempunyai hati sebaik malaikat.
"Terima kasih, tapi sepertinya tak akan bisa." Ucapnya sambil kembali menatap Kyungsoo di sudut seberang ruangan dengan tatapan sendu.
"Awalnya memang begitu hyung. Tapi kalau berusaha, aku yakin pasti berhasil. Kyungsoo hyung itu akan lebih dan sangat bahagia jika dia bersamamu hyung. Bukan aku yang selalu membohonginya, berpura – pura di depannya, dan yaahh .. menyakitinya." Kai menghela napas panjang sambil sedikit tertunduk. Terputar kembali kemesraannya dengan Lay disaat Kyungsoo mati – matian berusaha melawan penyakitnya. Ia jahat dan sangat ingin menebus semua kejahatannya pada Kyungsoo dan Suho juga tentunya. Bukankah dirinya yang memisahkan dua sejoli yang seharusnya sudah bersatu sejak kemarin – kemarin itu? Dan ia juga ingin sepenuhnya mencintai Lay tanpa terus menyembunyikan hubungannya dengan Lay dari Kyungsoo. Berpura – pura dan berbohong setiap hari membuatnya cukup tertekan.
"Aku takut dia pingsan lagi Kai. Ia sudah … tak terhitung berapa kali pingsan karnaku. Karna aku memancingnya dengan masa lalu kami. Dan yang di UKS itu, itu adalah yang terakhir aku melihatnya pingsan karnaku. Aku tak mau dan tak ingin lagi melihatnya pingsan dan terbaring lemah diatas katil. Tidak lagi, Kai!" bahu Suho tegetar. Ia menutup mulutnya yang mulai mengeluarkan isak tangisnya. Cukup! Cukup sudah ia melihat orang yang dicintainya menderita dan kesakitan. Ia yang sudah membuat Kyungsoo seperti ini dan memberitahunya bahwa ia adalah Kim Joonmyeon-nya adalah perbuatan yang akan membuat Kyungsoo kembali tersakiti.
"Hyung .. Suho hyung, uljima." Kai beranjak dari tempatnya dan menghampiri Suho. Didekapnya seniornya yang sudah banyak menyelamatkan dan membantunya berbohong itu. Ia tau Suho pasti sangat sedih sekarang dan walau itu tak sepenuhnya karna dirinya tapi sedikit banyak ia mengerti perasaan Suho sekarang. Perasaan dilupakan oleh orang yang kita cintai itu memang menyakitkan.
"Hiks .. gomawo Kai-ah." Ucap Suho sambil menyeka air matanya.
"Cheonma hyung. Arasseo. Dan ku rasa—"
"Kai? Suho hyung?" dua insan yang merasa dipanggil itu menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat Kyungsoo sudah berada di depan mereka.
"K-kyungsoo?" ucap keduanya bersamaan.
"Ck, jadi ini hal rahasia yang tak pernah dan tak boleh ku tau? Jadi kalian?"
Kai langsung melepas pelukannya pada Suho dan berjalan menghampiri Kyungsoo. Suho mengikuti Kai. Mereka berdua berdiri berdampingan di sebelah kanan dan kiri Kyungsoo.
"Bukan begitu hyung."
"Aku dan Kai tidak ada apa – apa Kyungsoo, percayalah!" Kyungsoo diam. Antara percaya dan tidak dengan dua orang disebelahnya ini.
"Tadi Suho hyung sedang bercerita mengenai lelahnya menjadi ketua umum asrama di sekolah ini. Dia juga menceritakan betapa susahnya mengatur siswa – siswa yang tinggal di asrama ini." Bohong Kai, lagi.
"Iya. Itu benar Kyungsoo. Aku menangis lalu Kai memelukku untuk meredakan tangisku. Percayalah, ku mohon !' Suho juga ikutan berbohong. Benar – benar kompak mereka berdua ini.
Kyungsoo menghela napasnya. Bagaimana pun juga memang tak seharusnya ia marah pada Kai yang memeluk Suho. Suho lelah dengan jabatannya dan wajar jika Kai memeluknya untuk meredakan tangisan seniornya itu.
"Ne aku percaya." Ucapnya.
"Jinjja?" Tanya mereka bersamaan dan dijawab anggukan oleh Kyungsoo, "Senyumnya mana?" Tanya mereka lagi disertai tatapan yang membuat Kyungsoo ingin mencubit keduanya saat itu juga.
"Smile~" ucap Kyungsoo sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Begitu dong. Itu baru Kyungie hyungku." Ucap Kai sambil merangkul hangat Kyungsoo. Suho hanya bisa tersenyum –terpaksa- melihat keduanya sudah berbaikan. Ia tau ia belum boleh marah pada Kai yang bermesraan dengan Kyungsoo didepannya karna Kyungsoo belum jadi miliknya.
...
Kai mengecup dahi Kyungsoo selama beberapa detik kemudian melepasnya. Tersenyum manis untuk kekasihnya itu.
"Mianhae hyung untuk hari ini. Karna asyik mendengarkan curhatan Suho hyung aku jadi melupakan jadwal belajar kita." Ucap Kai sambil meraih kedua tangan Kyungsoo dan menggenggamnya erat.
"Gwenchana. Suho hyung memang butuh teman untuk meluapkan segala perasaannya selama jadi ketua umum asrama disekolah ini."
"Dan mianhae untuk pelukanku pada Suho hyung tadi, aku hanya ingin meredakan tangisnya saja."
"Gwenchana, aku juga akan melakukan hal yang sama Kai." Sekali lagi, Kai mengecup dahi Kyungsoo sebelum ia akhirnya pamit untuk pulang karna matahari sudah mulai bergerak turun.
"Sabtu depan, jangan sampai terlambat, ne?" seru Kyungsoo ketika Kai sudah agak jauh darinya.
"Pasti hyung."
Setelah sosok Kai tak terlihat lagi oleh kedua bola matanya, Kyungsoo berbalik badan untuk masuk ke kamar asramanya.
Cklek
"Jongdae? Eodiga?" tanyanya pada kamar asramanya yang kosong dan gelap. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencoba untuk mencari sosok Jongdae yang membuatnya teringat akan sesuatu.
"Ah sial, aku lupa kalau aku harus latihan vocal dengan Baekhyun hyung, Luhan gege, dan Jongdae. Ck, pantas saja Jongdae tidak ada." Kyungsoo menggerutu sambil menutup pintu kamarnya kembali dan mulai berlari menuju ruang latihan vocal sekolahnya.
...
Kyungsoo pov
Aku berlari secepat mungkin yang aku bisa. Sudah jam lima sore dan aku tak ingin terlambat untuk latihan hari ini karna aku sudah sering absen. Pingsan berkali – kali membuatku harus absen dari yaa tak terhitung lagi berapa absenku.
"Ck, bukan begitu hyung." Aku menghentikan langkahku ketika telingaku menangkap suara yang sangat ku kenali, Kai.
"Yak! Diam kau! Gerakanku sudah betul, kau tuh yang salah." Juga ada suara Lay.
Aku mulai berjalan kembali dengan langkah yang benar – benar pelan tanpa menimbulkan suara. Ku dekati ruang latihan dance secara diam – diam. Ku intip kegiatan dua orang yang sedang dance bersama tersebut.
Kai dan Lay hyung? Apa yang mereka lakukan berdua di ruang latihan ini?
"Hyung pinggangmu harus ditonjolkan ke kanan, jangan datar seperti itu." Aku memperhatikan keduanya, Kai mulai memegang –lebih tepatnya menggerepe- beberapa bagian tubuh Lay. Ku rasa, ia membetulkan setiap gerakan dance Lay tapi itu terkesan dimataku bahwa Kai mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Ya! Pabbo! Kau juga salah, kakimu harus bergerak seperti ini." Mereka terus berdebat, saling menyalahkan satu sama lain hingga akhirnya—
Bruk
Lay terjatuh dan menimpa tubuh Kai yang berada di depannya. Hening, pada awalnya dan gerakan Kai yang tiba – tiba membuatku terkejut.
"K-Kai .."
"Xing Xing hyung." Aku menutup mulutku, mataku terasa panas melihat posisi mereka sekarang. Kai menindih tubuh Lay !
"K-kai bangun!"
"Sirheo, aku menikmati posisi ini hyung. Aku sudah sangat kangen dengan posisi ini."
"Kai ingat Kyungsoo! Ya! Lagi pula kita sudah putus!" aku tak percaya dengan apa yang ku lihat dan aku benar – benar tak percaya dengan perkataan mereka berdua. Kangen? Putus? Semua membuatku sakit.
"Hyung aku tak bisa. Aku tak bisa mencintai Kyungsoo hyung. Dulu iya, tapi kau tau kan tujuan awalku mendekati Kyungsoo?" air mata ku mulai mengalir. Rasa sesak didadaku semakin membuat hatiku sakit.
Jadi, selama ini Kai hanya memanfaatkanku?
"Tapi aku sudah bilang padamu kalau Kyungsoo sakit, Kai. Ia butuh seseorang untuk mengobati luka dihatinya. Ia kehilangan seseorang yang dicintainya setelah kecelakaan itu Kai dan hanya kau yang bisa menggantikan posisi orang itu." Air mataku mengalir semakin deras.
Jadi Lay dan Kai sudah tau soal kecelakaan yang menimpaku delapan tahun lalu dan—
"Kyungsoo, apa yang sedang kau lakukan?" aku menoleh dan mendapati Baekhyun hyung sedang menyeruput sebuah jus. Aku langsung menghapus air mataku dan menariknya, "Ya! Apa yang—"
"Ssstt .. diam!" desisku sambil menutup mulutnya, "lihat itu!" tambahku sambil menunjuk Kai dan Lay yang masih dalam posisi Kai berada di atas Lay. Baekhyun hyung terdiam, ia hanya menatap datar pemandangan di depannya. Membuatku merasa aneh dan … curiga?
"Baek— Ya! Kau mau membawaku kemana Baekhyun hyung?" aku tak mengerti dengan apa yang Baekhyun hyung lakukan. Ia malah menarik ku dan membawaku lari dari tempat kami bersembunyi. Terus berlari melewati ruang latihan vocal dan berhenti ketika kami sudah berada di taman belakang sekolah.
"Hos hos …" napasku tersengal, begitu juga dengannya. Ia melepas genggaman tangannya dan mendudukkan dirinya di rerumputan taman.
"Hyung—"
"Itulah yang sebenarnya Kyungsoo." Aku diam, berusaha mencerna perkataan Baekhyun hyung, "Kai memanfaatkanmu untuk mendekati Lay."
Jleb
Aku diam. Aku tak tau harus merespon seperti apa. Semua terasa nyata, semua sudah terbukti dan aku tak mungkin mengelak lagi. Sakit dan sesak, hanya itu yang kini ku rasakan. Kai tidak mencintaiku, dia mencintai Lay. Aku dimanfaatkan dan dibohongi Kai, semua sudah terungkap sekarang.
"Kyungsoo—"
"Hiks hiks …" aku terisak, menangisi kenyataan menyakitkan ini. Sedih, kecewa, marah, kesal, semua bercampur menjadi satu. Menjadi sebuah pedang tajam yang menusuk tepat di hatiku.
"Kyungsoo uljima." Baekhyun hyung memeluk ku. Mengelus punggungku. Tubuhku bergetar. Air mata kesedihan dan kepiluan terus menyeruak keluar mengaliri pipiku. Aku tak bisa berkata apa – apa. Aku hanya ingin menangis sekarang.
"Hyung bisa tinggalkan aku sendiri?" pintaku setelah ntah berapa lama aku menangis sesenggukan di pelukan Baekhyun hyung.
Baekhyun hyung melepas pelukannya dan menyeka air mataku. Ia mengangguk mengerti. Memeluk ku sekali lagi sebelum akhirnya pergi meninggalkanku sendirian di taman belakang sekolah.
Setelah sosok Baekhyun hyung tak terlihat, kembali, aku kembali menangis. Tak peduli bila air mataku akan habis. Tak peduli bila mataku sembab dan bengkak. Aku benar – benar merasa terkhianati.
...
Author pov
Jongdae terlihat berjalan mondar – mandir di kamarnya. Ia tak peduli dengan tatapan mata yang terus memerhatikannya dari tadi. Otaknya hanya terfokus pada layar handphonenya yang memperlihatkan foto Kyungsoo sebagai foto kontak. Lebih tepatnya, Jongdae sedang mencoba menghubungi Kyungsoo yang tiba – tiba menghilang.
Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Tinggalkan pesan setelah kata 'biiip'
"Ya! Kyungsoo ! Aku sudah mengirimi 1000 pesan tapi kau belum juga menghubungiku balik, huh? Kau dimana Kyungsoo? Aku, Suho hyung, BaekYeol hyung, Minseok hyung, Kris gege dan Luhan gege mengkhawatirkanmu. Cepat kau pulang ke asrama atau setidaknya kirimilah kami kabar. Jangan membuat kami khawatir seperti ini."
Terimakasih, pesan anda—
"Masih tidak bisa menghubunginya juga?" Tanya Suho sambil berdiri dari duduknya dan menghampiri Jongdae yang sudah siap membanting handphonenya saat itu juga.
"Tidak bisa hyung. Ck, padahal biasanya ia selalu memberiku kabar jika pergi lama. Sekali pun jika ia akan kencan dengan Kai."
"Ah kenapa tidak menghubungi bocah itu saja, huh? Mungkin saja ia tau dimana Kyungsoo sekarang." Saran Chanyeol.
"Tidak, Kai tidak tau dimana Kyungsoo dan dia pasti tidak tau kalau Kyungsoo sedang kabur sekarang." Ucap Baekhyun yang membuat semua penghuni kamar JongSoo itu menoleh ke arahnya.
"Maksudmu apa Baekki chagi?"
"Kyungsoo sudah tau semuanya. Hubungan gelap Kai dengan Lay."
"MWO?" semua berteriak kaget, tak percaya dengan pengakuan Baekhyun yang mendadak itu.
"Kyungsoo melihat Kai dan Lay bermesraan di ruang latihan dance tadi sore."
"Ck, sialan !' Kris merapatkan giginya dan mengepalkan tangannya hingga buku tangannya memutih. Ia bersumpah akan membunuh Kai –dan mungkin Lay- jika menemukan Kyungsoo dalam keadaan mengecewakan.
Ctar ctar ..
Suho menatap ke arah langit. Awan hitam mulai berkumpul di atas atap asrama SM Senior High School. Menandakan bahwa sebentar lagi akan hujan.
"Ngg .. sepertinya kita harus berpencar mencari Kyungsoo. Jongdae, jangan hubungi orang tua Kyungsoo sebelum kita menemukannya dalam keadaan selamat. Lalu, hubungi Kai untuk mencarinya juga. Ia harus mempertanggungjawabkan ini semua." Ucap Suho panjang lebar. Setelah berbincang – bincang sejenak, mereka mulai berpencar mencari Kyungsoo.
...
Hujan deras mengguyur Seoul malam itu. Terlihat kilat menyala – nyala di beberapa titik sudut kota yang cukup besar itu. Terdengar pula suara petir yang bersahut – sahutan di atas langit sana.
Cplak cplak cplak
Suara langkah kaki yang memecah genangan air terdengar pilu ditelinga. Seorang namja bersurai hitam dengan senyuman manis yang biasa terpatri di bibirnya melangkah kecil – kecil melawan hujan deras yang sudah membasahi tubuhnya. Kedua mata bulatnya mengalirkan sebuah sungai kecil. Ia menangis, seakan tak mau kalah dengan hujan deras buatan Tuhannya. Tubuhnya menggigil kedinginan, giginya bergemeretak sehingga menimbulkan suara tuk-tuk-tuk. Tangannya meremas kuat ujung bajunya.
"Pabbo pabbo pabbo .. hiks hiks" bibirnya bergerutu kecil, memaki dirinya yang katanya 'bodoh' itu. Isakannya tak terdengar karna hujan yang semakin lama semakin deras. Kakinya terus melangkah, tak peduli dengan sekitarnya. Ia melangkah tak tentu arah. Lurus terus ke depan tanpa memperhatikan bahaya yang kini mendekat padanya.
Tiiinnn …. Tiiinn …
Sebuah truk pick up melaju cukup kencang di jalan raya yang kini tengah di lewatinya. Bodohnya ia yang tak memedulikan deru klakson yang cukup nyaring yang terus terdengar dari mobil itu.
"Hiks hiks hiks .. biarlah aku mati dan semuanya akan berakhir. Untuk apa aku hidup kalau aku akan terus merasa tersakiti seperti ini." Ucapnya pasrah sambil terus berjalan menantang maut yang sebentar lagi menjemputnya.
Clap clap clap
Suara langkah kaki lain terdengar mendekat dari arah belakang namja bersurai hitam itu. Kaki yang terus berlari dengan kondisi tubuh yang sama basah kuyupnya.
"Kyungsoo berhenti !" teriak pada namja bersurai hitam yang hendak bunuh diri itu. Namun Kyungsoo, –namja bersurai hitam itu- tetep berjalan menuju jalan raya itu. Menantang maut yang sudah berjarak 200 meter di depannya.
Tiin .. tiinn ..
Lagi, deru klakson terdengar. Menyuruh agar Kyungsoo cepat – cepat berlari ke pinggir untuk tidak menabrakkan dirinya ke truk pick up itu.
"Ya! Kyungsoo-ah, kau mau kemana eoh?"
Deg
Kyungsoo menghentikan langkahnya secara tiba – tiba. Suara rintikan hujan yang cukup deras memang bisa mengalahkan semua suara, kecuali deru klakson truk pick up yang akan menabraknya dan suara namja yang sedari tadi berlari mengejarnya.
"Kyungsoo-ah kau mau kemana eoh?"
Deg
Lagi, suara itu sangat terdengar begitu jelas ditelinganya. Bahkan kini mirip dengan suara seseorang yang sangat ia kenali. Suara seseorang yang sangat ia nantikan kehadirannya. Suara yang selalu menghangatkan dirinya ketika tubuhnya merasa kedinginan. Suara yang selalu membisikkan kata – kata penuh cinta dan sayang padanya.
"S-Suho hyung?" gumamnya tak percaya ketika melihat sosok itu semakin dekat padanya.
"Kyungsoo ! Awaaaaasss !"
Brak
Cepat dan diluar dugaan. Tubuh Kyungsoo terseret jauh ke pinggir jalan, menubruk pembatas trotoar cukup keras sehingga menghilangkan setengah kesadarannya. Lama ia berusaha menahan sakit yang tiba – tiba menyerang seluruh tubuhnya terkhusus kepalanya, akhirnya ia dapat melihat keadaan sekitarnya.
"S-Suho hyung?" gumamnya saat menemukan tubuh Suho terkapar di jalan dengan kondisi cukup mengenaskan. Kyungsoo dapat melihatnya, melihat darah yang tercampur dengan air hujan yang mengalir ke got kecil membuat Kyungsoo kembali menangis.
Ngiung ngiung ngiung
Suara sirine ambulance mulai terdengar. Nyaring dan memekakkan telinga. Membuat Kyungsoo terpaksa menutup telinga dan menahan rasa sakit yang tiba – tiba menjalar di kepalanya.
"Ya hyung ! Kenapa aku terus yang jaga? Hyung curang sekali sih-_-"
"Kau kalau suit, jadi kau yang jaga. Terima saja~"
.
.
.
"Aigoo Kyungsoo, pipimu memerah"
"Ya ! Kyungsoo-ah, kau mau kemana eoh?"
Tiiinn tiiiinn ..
"Kyungsoo ! Awaaaasssss !"
Bruk .. Duk
"Aw~"
"Kyungsoo-ah bangun ! Baby Soo bangun ! Ireona !"
Air mata mulai mengalir kembali ke pipi Kyungsoo. Ia menatap sosok yang tengah dikerubungi banyak orang berpakaian serba putih itu. Ia baru menyadarinya dan mengingatnya sekarang. Ia meremas dadanya, merasakan sesak dan sakit melebihi pengkhianatan Kai padanya. Ia melihat ada tiga sosok di sana. Joonmyun kecil yang menangisi Kyungsoo kecil yang kecelakaan dan tubuh Suho yang tengah di angkat untuk ditaruh di tandu. Kyungsoo sudah menemukannya, menemukan sosok yang dulu ia cari saat ia pertama kali terbangun dari koma berhari – harinya. Sosok yang terpaksa meninggalkannya demi halmoni tercinta. Sosok yang sebelum kecelakaaan itu terjadi menyatakan perasaannya dan men-cap dirinya sebagai BabySoo-nya. Sosok itu … Kim Joonmyeon yang sekarang dikenalnya sebagai Kim Suho yang terkapar untuk menyelamatkannya.
"Hiks .. Joonmyunnie hyung …"
...
"Kyungsoo-ah Kyungsoo-ah ireona Kyungsoo-ah" Kyungsoo membuka matanya perlahan. Berusaha membiasakan matanya pada cahaya terang yang menyilaukan.
"Joonmyunnie hyung?" ucapnya tak yakin dengan apa yang ia lihat dihadapannya. Sosok itu tersenyum dan meraih tangan Kyungsoo untuk membantu dirinya bangun.
"Mau jalan – jalan?" Tanya sosok itu tanpa menjawab pertanyaan Kyungsoo sebelumnya.
"Ngg .. kemana hyung?"
"Ikut saja, kajja!" sosok itu menggenggam erat tangan Kyungsoo seakan tak ingin melepasnya. Ia tersenyum manis pada Kyungsoo sambil membawa Kyungsoo pergi dari tempat itu.
Lama mereka berjalan tak terasa mereka telah sampai di sebuah taman bunga yang indah. Berbagai macam bunga menyambut mereka. Di tengah – tengah taman itu tampak sebuah kolam air mancur kecil yang dihuni oleh beberapa ikan koi. Langit cerah dengan awan putih yang perlahan bergerak menambah keindahan tempat itu.
"Hyung ini dimana?" lagi, sosok yang diyakini Kyungsoo sebagai Joonmyeonnie hyungnya tak menjawab. Ia hanya menggenggam erat tangan Kyungsoo dan membawanya ke pinggir kolam air mancur kecil itu. Mengajak Kyungsoo duduk berdua di sana tanpa berbicara sepatah kata pun. Dan itu membuat Kyungsoo kesal.
"Hyung jawab aku. Kim Joonmyeon !" ucapnya sambil menggoyang – goyangkan bahu sosok itu.
"Kau masih sama seperti dulu Kyungsoo, tak suka diacuhkan dan selalu kepo." Kyungsoo berdecak tapi dia senang. Ternyata sosok di sebelahnya ini tidak bisu dan akhirnya bersuara.
"Jadi?"
"Ne~ ini Joonmyunnie hyung-mu Baby Soo-ku." Mata Kyungsoo seketika berbinar, berkaca – kaca, dan langsung saja dia memeluk sosok itu. Tak dipedulikannya air matanya yang akhirnya lolos dari pelupuk matanya itu. Yang ia tau dan yang ia inginkan sekarang adalah menangis bahagia karna sosok ini benar – benar Joonmyunnie hyungnya. Hyung yang telah dilupakannya dan terkubur bersama memori lamanya akibat kecelekaaan itu.
Tunggu, kecelakaan?
"Hyung kau selamat?" Tanya Kyungsoo pada sosok itu namun tak melepas pelukan mereka.
"Apa? Apanya yang selamat hyung?" Kyungsoo menyerngitkan dahinya dan segera melepas pelukannya ketika suara Joonmyeon terdengar aneh ditelinganya.
"Joon— Kai?" Tanya Kyungsoo tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Mwo? Kenapa kau terkejut hyung?" Tanya Kai bingung.
"Mana? Kau kemanakan Joonmyeonnie hyung ku, eoh?"
"Apa? Siapa itu Joonmyeon? Dari tadi di sini hanya ada aku dan kau, hyung." Kyungsoo tak percaya dan tak akan pernah percaya pada perkataan namja yang telah mengkhianatinya ini. Dan karna namja ini pula Joonmyeon tertabrak.
"Aniyo~ tadi disini .. aish~" Kyungsoo menggerutu dan berlenggang pergi. Tak peduli dengan teriakan Kai yang memanggilnya. Ia lebih suka mencari dimana Joonmyeonnie hyung-nya.
"Joonmyeon hyung. Joonmyeonnie hyung, eodiga?" Kyungsoo terus berlari melewati taman bunga tak itu. Semakin lama semakin jauh dari tempatnya tadi. Semakin jauh dan jauh hingga akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. Namun, ia tak mengerti dengan apa yang dilakukan Joonmyeonnie hyungnya. Sosok itu berdiri di tengah jalan raya dengan sebuah truk pick up yang sedang melaju kencang ke arahnya.
"Hyung awas hyung ! pergi dari sana !" teriaknya. Tapi seakan tuli, Joonmyeon tak juga mengubah posisinya. Justru ia malah semakin berjalan maju menantang truk pick up itu.
"Hyung andwae ! jangan berjalan ke sana hyung ! cepat pergi dari sana !" dan taman bunga yang indah itu berubah menjadi sebuah jalan raya dengan hujan yang deras menghiasinya. Semua terlihat seperti malam itu. Malam dimana Suho –atau Joonmyeon- menyelamatkan dirinya dari kecelakaan itu.
Tiiiinn …
"Joonmyeonnie hyung andwaeeee .."
Brak
Kemudian sosok itu terpental jauh dilanjutkan dengan darah yang mengucur keluar dari setiap bagian tubuhnya.
"Joonmyeonnie hyung." Kyungsoo berlari cepat ke arah tubuh Joonmyeon yang terkapar. Ia memindahkan kepala Joonmyeon yang mengeluarkan darah ke pahanya. Ia menangis tersedu melihat keadaan Joonmyeon.
"K-Kyungsoo …"
"Hyung aku disini. Bertahanlah hyung." Air mata mengalir keluar dari kedua pelupuk mata Kyungsoo. Memilukan dan menyedihkan.
"K-kyungsoo dengarkan aku." Joonmyeon mengulurkan tangannya untuk menyeka air mata Kyungsoo yang jatuh menetes ke pipi namja yang dicintainya itu. Tersenyum manis agar meyakinkan Kyungsoo bahwa ia tidak apa – apa, "mianhae waktu kau terbangun dari komamu aku tak ada disampingmu, kau tau kan bahwa halmoniku sangat membutuhkanku? Dan kau harus tau kalau selama kita tak bertemu, selama kau kehilangan cerita tentang kita, selama kau dan Kai berpacaran aku tetap menjaganya. Menjaga perasaan ini, menjaga perasaan yang kita rasakan sebelum kecelakaan itu terjadi. Perasaan yang tak kan pernah pudar sekalipun aku sudah tiada nanti. Uhuk uhuk .." Joonmyeon terbatuk, mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.
"Hyung—"
"Ssstt …" Joonmyeon meraih tangan Kyungsoo dan menggenggamnya erat. Ia kecup punggung tangan itu sekilas dan kembali tersenyum pada Kyungsoo, "jaga baik – baik dirimu. Berbahagialah meski tanpa aku disisimu. Aku akan selalu mendukungmu dari atas sana." Kyungsoo menggeleng, ia tak ingin sosok itu pergi dengan cepat. Ia belum mau sosok itu menghilang ketika ia baru menyadari siapa Suho sebenarnya. Ia masih mau membuat cerita tentang cinta mereka berdua. Ia masih mau Joonmyeon ada disisinya.
"Hyung—"
Cup
Joonmyeon kembali membungkam mulut Kyungsoo. Tapi kali ini dengan ciuman dibibir peach namja bermata bulat itu. Tangannya mengusap lembut pipi tembam Kyungsoo sebelum akhirnya ia mengucapkan kata – kata itu, kata – kata yang tak ingin Kyungsoo dengar—
"Selamat tinggal, saranghae~"
"ANDWAAAEEE !" Kyungsoo berteriak histeris. Napasnya tersengal – sengal. Keringat dingin mengucur dari sekujur tubuhnya. Matanya membulat lebar. Ia … mimpi buruk.
"Kyungsoo gwenchanayo?" Tanya Baekhyun sambil berlari mendekat ke Kyungsoo.
"Dimana? Dimana Suho hyung?" tanyanya sambil berusaha turun dari atas katilnya.
"Tenang Kyungsoo, tenang." Ucap Baekhyun yang mulai mengeluarkan air mata. Teman mereka yang lain hanya bisa menatap Kyungsoo yang terlihat panik.
"Aku tidak bisa tenang hyung. Mana Suho hyung? Apa ia baik – baik saja? Dimana Suho hyung dirawat? Apa ia terluka cukup parah? Apa dia—"
Grep
Baekhyun memeluk Kyungsoo. Mengeratkan pelukan itu pada Kyungsoo sambil menahan air mata yang terus memaksa keluar.
"Sstt tenang. Suho hyung baik – baik saja. Ia baik – baik saja Kyungsoo." Kyungsoo menggeleng kuat dan melepaskan pelukan Baekhyun. Baekhyun berbohong, ia tau itu, terdengar dari suara Baekhyun yang bergetar karna menahan tangis.
"Hyung jawab aku! Dimana Suho hyung sekarang? Kalau ia baik – baik saja bawa aku ke ruang inapnya. Aku mau melihat keadaannya hyung." Baekhyun terdiam, ia diam membatu dan mengunci mulutnya rapat – rapat. Ia tidak tau harus berkata apa. Ia tidak tau harus memulai dari mana untuk memberi tau kenyataan menyakitkan ini ke Kyungsoo, "Baekhyun hyung—"
"Ia baik – baik saja Kyungsoo. Ia sudah bahagia di alam yang berbeda dengan kita. Ia sudah .. tiada."
Prang
Semua hancur, hati Kyungsoo hancur berkeping – keping mendengr penuturan Jongdae. Suho sudah tiada? Joonmyeonnie hyung-nya sudah tiada? Jadi mimpinya barusan benar? Jadi mimpi itu nyata?
"Tidak, aku tidak percaya. Baekhyun hyung katakan kalau apa yang dikatakan Jongdae salah. Kalian hanya bercanda kan? Kalian mau mengerjaiku huh? Aku tau, pasti sekarang Suho hyung sedang tertawa di ruangannya kan? Baekhyun hyung jawab aku hyung ! jawab aku." Kyungsoo mengulurkan tangannya dan menarik – narik ujung baju Baekhyun. Persis seperti anak kecil yang meminta mainan pada ibunya.
"Tidak Kyungsoo, Jongdae benar. Suho hyung sudah tiada. Ia tidak bisa bertahan. Ada penyumbatan di dalam pembuluh darah otaknya. Ia terlalu keras dihantam oleh truk pick up itu, Kyungsoo. Tuhan telah memanggilnya, ia sudah dimakamkan tadi pagi."
Jder
Seakan disambar petir 1000 volt telinga Kyungsoo mendengar pengakuan Baekhyun. Semua terasa nyata dan lagi – lagi ia tak bisa mengelak. Teman – temannya ini tak mungkin berbohong. Kalaupun mereka berbohong, itu sama saja mereka mendoakan Suho untuk cepat – cepat mati dan itu tak mungkin mereka lakukan.
"Hiks .. Joonmyeoonie hyung .. padahal aku sudah … hiks … mengingatmu." Beberapa detik kemudian, tangis keras penuh kepiluan tedengar dari ruang inap Kyungsoo.
...
'Kyungsoo boleh aku mengatakan sesuatu?'
'Tentu, memang hyung mau mengatakan apa?'
'Ngg .. aku .. saranghaeyo.'
Semilir angin menggoyangkan rerumputan liar di taman makan sore itu. Seorang namja berpakaian serba hitam tengah menatap nanar sebuah gundukan tanah merah yang masih basah. Menandakan bahwa makan itu masih baru.
"Annyeonghaseyo Joonmyunnie hyung." Namja bersurai hitam tersenyum pilu. Menaruh perlahan sebucket bunga melati di dekat batu nisan makam itu. Menyeka air mata yang terus keluar sambil masih sambil memandang nanar tulisan yang terukir di batu nisan itu.
Kim Joonmyeon
Miris. Namja itu tersenyum miris menyadari nama pemilik makam itu. Nama yang baru saja diingatnya. Nama yang mengucapkan kata cinta padanya delapan tahun lalu. Nama yang menghiasi hidupnya dengan penuh warna. Nama yang dilupakannya akibat kecelakaan yang menimpanya. Nama yang –mungkin- telah ia sakiti. Nama yang sekarang sosoknya telah terkubur di dasar tanah merah itu.
"Joonmyeoonie hyung ini aku Baby Soo. Apa kau masih mengingatku?" Kyungsoo –namja bersurai hitam itu- meremas ujung bajunya. Ia juga menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakan yang mulai terdengar dari bibir peachnya.
Sepulangnya ia dari menjenguk halmoninya ia langsung kerumahmu, tapi serasa runtuh dunia ini baginya karna rumahmu telah kosong. Bahkan seminggu setelah kepulangannya, ada sebuah keluarga baru yang menempati rumahmu. Suho hyung selalu meminta umma dan appanya untuk mencari keberadaan keluargamu, tapi mereka tak pernah menemukan kalian. Suho hyung mulai frustasi dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di asrama SM Senior High School karna katanya—
"Tinggal di rumah membuatku selalu mengingat Kyungsoo. Aku selalu teringat rengekan dan mata bulatnya yang berkaca – kaca bila ia tak ku ajak main. Ia manis dan lucu tapi sekarang ia tidak tau dimana."
Setiap malam sebelum tidur, Suho hyung selalu memandangi fotomu dengannya saat kalian masih kecil dulu. Ia akan selalu berbicara pada fotomu sambil menangis tersedu – sedu. Ia terlihat seperti orang gila. Ia selalu berkutat dengan buku – buku pelajaran yang membosankan. Kalau ditanya mengapa seperti itu, ia akan jawab—
"Aku hanya sedang berusaha membunuh waktu. Aku ingin cepat – cepat Tuhan menambahkan umurku terus menerus agar aku cepat menghadapnya kalau akhirnya aku memang tidak ditakdirkan untuk bertemu Kyungsoo lagi."
Hingga saat kelas tiga ia terpilih menjadi seorang ketua asrama, ia begitu senang. Bahkan sampai mentraktir kami semua makan. Karna katanya kalau menjadi ketua asrama—
"Aku akan bisa membunuh waktu lebih cepat. Aku akan lebih sibuk dari sekedar membaca buku."
Dari situlah ia mulai bilang akan melupakanmu, Kyungsoo. Tapi mungkin Tuhan marah dengan keinginannya jadi ketika ia pergi ke perpustakaan siang itu ia dipertemukan olehmu, Kyungsoo. Alangkah bahagianya dia tapi sepertinya Tuhan masih mau mencoba ketabahan hatinya. Dia dikejutkan dengan kau yang tidak mengenalnya, meski Luhan gege dan Minseok hyung sudah sering kali memanggilnya dengan nama aslinya 'Kim Joonmyeon' tapi kau tak pernah sadar. Kau tak pernah sadar setiap ia mulai memancing ingatanmu tentangnya.
Ia terpukul, ia merasa sangat bersalah karna akhirnya ia tau kau terkena amnesia semi permanen. Dan kenyataan yang terpahitnya adalah ketika ia tau kalau kau mencintai Kai. Bahkan demi kebahagiaanmu, ia rela memaksa Lay untuk tidak menjalin hubungan dengan Kai demi kebahagiaan dirimu, Kyungsoo.
Dan ketika ia tau kau kabur dari asrama karna patah hati, dialah orang pertama yang menyuruh kami semua berpencar untuk mencarimu sampai ketemu walau ditengah hujan deras itu.
Setelah kecelakaan itu terjadi, Suho hyung langsung dibawa kerumah sakit. Ia sempat tersadar dan menanyakan keadaanmu yang kembali pingsan. Ia sangat mengkhawatirkanmu. Ia sangat tidak ingin kau terluka sedikit pun. Bahkan ia memaksa kami untuk membantunya melihat keadaanmu secara langsung. Ia menjagamu seharian. Ia tak pernah melepaskan tautan tangannya. Ia selalu membisikkan kata "ireona Kyungsoo ! bangunlah Baby Soo ! saranghae. Bangunlah, ku mohon."
Hingga akhirnya pagi itu, kondisinya drop secara tiba – tiba karna kepalanya yang membentur aspal jalanan membuat peredaran darah di otaknya tersumbat. Ia meringis kesakitan memegangi kepalanya. Tanpa pikir panjang, Dokter langsung mengoperasinya. Awalnya kondisinya kembali normal tapi setelah ia bilang—
"Ng .. aku lelah. Aku mau istirahat." matanya … tak pernah terbuka kembali.
Kyungsoo meremas pakaiannya. Air mata yang sedari tadi dibendungnya akhirnya mengalir deras membuat sungai kecil yang meliuk – liuk di kedua pipinya. ia jatuh berlutut di sebelah makam Suho. Cerita Jongdae mengiris hatinya. Membuat luka lebar di hatinya semakin lebar dan dalam. Suho telah tiada dan menurutnya itu salahnya. Ia telah salah karna terlalu lama menyadari siapa Suho sebenarnya. Ia terlalu lama menyadari perasaannya yang sebenarnya pada Suho. Ia menangis pilu, menangisi tubuh lemahnya yang selalu pingsan ketika memori tentangnya dan Suho terputar ulang. Ia bodoh dan secara tidak langsung telah membunuh namja yang dicintainya.
"Mianhae .. hiks .. jeongmal mianhae Joonmyeonnie hyung, hiks .." dan sekarang, kata maaf yang dia ucapkan pun terdengar sia – sia saja. Kata maaf dari mulutnya tak akan pernah bisa membangunkan Suho kembali. Suho telah tiada dan tak kan pernah kembali untuk selamanya.
.
.
.
END
.
.
Gak tau deh mau ngomong apa. Ide buntu dan aku galau gegara jadwal kuliah berantakan banget + tugas numpuk.
Maaf kalau akhirnya tak sesuai harapan. aku emang dari awal udah mutusin kalau Suho-nya mati.
.
.
.
BIG THANK's for AEGYA SUDO, Septaaa, Reita, Shim-Agassi, nisa, Park raein, Jung Jaejin, SuDo Ship, Lyasari'snowers, Guest Sonnim, ZhieCho, kyuaniee fiee, dan SparKSomniA0321 atas reviwenya #deepbow
.
.
.
Tolong di REVIEW lagi yaaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar