"Kyuhyun Love Story"
Main Cast : Cho Kyuhyun as Uke
Rate : T
Warn : Uke!Kyu, TYPOs
.
Ini
adalah kumpulan fanfic oneshoot yang terinspirasi dari wajah dan sifat
Uke Kyuhyun, dan juga dari banyaknya Seme dari seorang Cho Kyuhyun
.
.
"Trap"
.
.oOWonKyuOo.
.
..
Culun.
Satu kata yang dapat menggambarkan seorang Cho Kyuhyun yang merupakan siswa dari SuJu Senior High School. Bagaimana tidak, dengan kacamata pantat botol yang tebalnya minta ampun yang menutupi hampir sebagian wajahnya membuatnya terlihat begitu nerd di pandangan teman-temannya. Selain itu, dengan cara berpakaiannya yang mengancingkan kemejanya sampai ke kancingnya yang paling atas, dan sikapnya yang sangat pendiam serta tak suka berinteraksi dengan teman-temannya membuatnya benar-benar tersingkir dari pergaulan di sekolahnya itu.
Seperti saat ini, di saat seluruh teman-temannya saling mengobrol ataupun pergi ke kantin bersama dengan temannya karena ini merupakan jam istirahat, Kyuhyun malah menghabiskan waktunya dengan membaca buku di perpustakaan yang sunyi senyap.
"Tahun 1856 terjadi reformasi Korea..." dengan volume suara yang sangat kecil, Kyuhyun berkomat-kamit membaca tulisan-tulisan yang ada di buku Sejarah Korea-nya itu dan berusaha dengan keras agar apa yang di bacanya itu bisa tertanam di benaknya.
"Cho Kyuhyun?"
Kyuhyun mendongak hanya untuk mendapati seorang petugas perpustakaan berada di sampingnya dengan wajah yang berusaha menunjukkan raut wajah ramah.
"Ne. Waeyo?" tanya Kyuhyun bingung.
"Kau di panggil wali kelasmu ke ruang guru," ucap orang itu yang membuat Kyuhyun menutup bukunya dan berjalan meninggalkan perpustakaan itu, dengan tak lupa mengucapkan terima kasih pada petugas tadi.
.
.oOWonKyuOo.
."Kau tahu peringkatmu di test terakhir itu, Kyuhyun?" tanya sang wali kelas ketika Kyuhyun sudah berada di depannya.
Kyuhyun mengigit bibir bawahnya ketika mengingat hasil testnya kemarin itu. "Ne. Saya tahu, Jung-Sonsaengnim."
"Kau juga tak lupa kan, apa syarat agar beasiswamu di sekolah ini tetap bisa kau dapatkan?" tanya Jung-Sonsaengnim lagi, yang mendapatkan anggukan pelan dari namja di depannya itu."Kalau di test besok kau tak bisa mendapatkan peringkat satu lagi, kurasa kau harus mempersiapkan uang untuk mulai membayar biaya sekolah ini sendiri. Arra?"
"Ne. Arrasseo, sonsaengnim," sahut Kyuhyun sambil menundukkan tubuhnya dan akhirnya berbalik karena pembicaraan mereka suah selesai.
Bersamaan dengan berbaliknya tubuh Kyuhyun, pintu ruang guru itu terbuka dan menampilkan sosok siswa dengan postur tubuhnya yang meskipun tertutup oleh baju seragam, namun nampak jelas kalau di balik kemeja dan sweater itu terdapat otot-otot yang terbentuk dengan sempurna. Di samping itu, dengan wajah yang ketampanannnya sudah tak perlu di perdebatkan lagi, juga dengan sifatnya yang sangat ramah dan juga sangat gentleman membuat sosok itu begitu di kagumi oleh seluruh siswa di SuJu Senior High School, dan juga begitu di sayangi oleh para pengajar di sini.
"Ah, Siwon, kemarilah. Bagaimana dengan proposal kerja sama sekolah kita dengan sekolah DongBang itu?" tanya Kim-Sonsaengnim yang mengurusi bagian kesiswaan di sekolah itu.
"Ah, proposalnya sudah selesai dan sudah di tanda tangani oleh Kepala Sekolah. Saat ini salah satu anak buah saya sedang ke sekolah DongBang untuk memberikan proposal itu," sahut namja yang tadi dipanggil Siwon itu dengan senyuman yang terpatri di bibirnya, membuat sebuah lesung pipi muncul dan menambah ketampanan namja itu.
"Ah,kau memang yang terbaik Siwon. Tak salah semuanya memilihmu sebagai Ketua OSIS. Selain itu, kudengar pada test terakhir ini, kau berhasil menduduki peringkat pertama ya?"
"Ah, Ne. Gomawo Sonsaengnim. Itu hanya kebetulan saja saya sedang beruntung, hingga bisa mengerjakan soal-soal itu dengan baik," ucap Siwon merendah.
Kyuhyun yang saat itu akan berjalan keluar dari ruang guru sedikit menghentikan langkahnya, Kepalanya ia tengokkan ke arah Siwon yang sedang di puji oleh Sonsaengnim itu dengan tatapan sebal. Hanya sekilas saja, dan setelah itu namja culun itu melangkahkan kaki keluar dari ruang guru itu.
.
.oOWonKyuOo.
."Ukh! Sialan!" gerutu Kyuhyun di sepanjang perjalanan menuju ke kelasnya. Perkataan Jung-Sonsaengnim tadi kembali terngiang di benaknya, dan membuat namja itu berbelok arah dan kini malah berjalan ke arah perpustakaan.
Begitu sampai di perpustakaan, Kyuhyun segera mengambil beberapa buku yang semuanya berhubungan dengan pelajarannya, dan segera tenggelam dalam kesibukannya dalam belajar.
Bukan. Kyuhyun bukanlah anak yang bodoh. Buktinya selama dua tahun ini ia bisa terus mempertahankan beasiswanya dengan terus menduduki peringkat satu di sekolah yang memiliki grade tinggi ini. IQ-nya yang bisa di bilang tinggi itu sangat mendukungnya dalam memahami pelajaran. Namun itu hanya berlaku untuk pelajaran yang berhubungan dengan sains. Salahkan sepenuhnya pada kecintaannya terhadap angka dan hitungan yang membuat nilai sainsnya melambung tinggi.
Dan persalahkan juga pada keadaan ekonominya yang membuatnya harus bekerja part time setelah waktu sekolahnya usai, yang membuatnya tak memiliki waktu untuk menghapalkan pelajaran yang membutuhkan hapalan tinggi seperti sejarah. Ya, akumulasi nilainya yang menurun kali ini di sebabkan karena nilainya pada pelajaran sejarah itu bisa di bilang tidak memuaskan. Membuatnya turun peringkat dan mendapatkan peringatan akan kelangsungan beasiswa yang menopangnya biaya sekolahnya selama ini.
"Aish! Hwaiting!" seru Kyuhyun untuk menyemangati dirinya sendiri dan mulai kembali konsentrasi pada bukunya itu.
.
.oOWonKyuOo.
."Hahahaha.. Kau bertanya kenapa aku bisa menduduki peringkat pertama? Belajar? Apa kau bercanda? Mana mungkin aku belajar. Apa kau tak tahu yang namanya contekan?"
Kyuhyun yang sedang berkonsentrasi dengan bukunya mendongakkan kepalanya karena perhatiannya teralihkan dengan percakapan yang terjadi di dekatnya. Ia mencari sumber suara itu dan kedua iris sewarna coklat lumernya itu membelalak tak percaya ketika mendapati kalau Choi Siwon-lah yang tengah bercakap-cakap dengan seseorang melalui handphonenya.
Ah, jika kalian bertanya, saat ini Kyuhyun tengah berada di dalam kereta yang cukup ramai. Satu tangannya berpegangan pada toang kereta, dan tangan lainnya memegangi buku sejarahnya dan sebenarnya sedari tadi ia tengah berusaha menghapalkan materi di ukunya itu sebelum mendengar percakapan Siwon.
"Ne. Tentu saja. Kau tak mungkin mengira kalau aku yang selama ini tak pernah masuk ke dalam lima besar, tiba-tiba bisa menduduki peringkat pertama kan? Hehehehe.. Kalau belajarpun, mengherankan kan kalau nilaiku bisa sesempurna itu?"
Kyuhyun memasang telinganya baik-baik ketika merasa kalau pembicaraan itu semakin mencurigakan.
"Ne. Untuk pelajaran yang memerlukan hafalan, saat guru pengawas sedang tak melihat, aku membuka buku yang ada di laci, dan voila, nilai sempurna ada di tangan."
Kedua iris Kyuhyun makin terbelalak ketika mendengar ucapan Siwon itu. Ia benar-benar tak percaya kalau ternyata Choi Siwon, namja teman sekelasnya yang mengalahkannya dalam test kemarin itu mencapai nila sempurna itu dengan cara mencontek!
"Menyebalkan sekali!" gerutu Kyuhyun saat ia kembali teringat betapa susah payahnya ia meluangkan waktu untuk sekedar mengahapal sebagian materi sekolahnya di sela-sela kesibukannya mencari tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Tapi hanya karena kecurangan yang di lakukan teman sekelasnya itu, kini beasiswa yang menunjang sekolahnya itu jadi terancam melayang. Menyebalkan sekali!
.
.oOWonKyuOo.
."Waeyo, Kyu?" tanya Cho Ahra, kakak perempuan Kyuhyun ketika melihat adik semata wayangnya itu pulang dengan wajah kusutnya. Kyuhyun yang sekarang terlihat begitu manis dengan celana jeans dan kaus yang pas badannya. Memperlihatkan betapa rampingnya tubuh yang berbalut baju santai itu. Selain itu, dengan terlepasnya kacamata pantat botolnya—karena kini Kyuhyun memakai contact lens—wajah Kyuhyun terlihat sangat berbeda. Kini bisa terlihat dengan jelas betapa manisnya wajah Kyuhyun yang memiliki kulit yang putih dan terlihat sangat halus itu. Dengan pipi yang chubby menyenangkan dan hidung bangir, serta bibir plump yang begitu menggoda, membuat namja itu terlihat sempurna dengan surai sewarna eboni yang membingkai wajah manisnya itu.
Namun wajah kusut Kyuhyun sepulang part time itu menarik perhatian Ahra yang juga baru beberapa menit lalu menginjakkan kakinya di rumah.
"Noona tahu kan kalau kemarin peringkatku turun?" tanya Kyuhyun sambil merebahkan dirinya di sofa rumahnya.
"Ne. Test kemarin kau mendapat peringka kedua kan?" sahut Ahra yang mendapat anggukan dari namdongsaeng-nya itu. "Lalu?"
"Tadi aku di panggil oleh wali kelasku. Kata Jung-Sonsaengnim, kalau di test besok aku tak bisa meraih peringkat pertama lagi, beasiswaku akan di cabut," lirih Kyuhyun dengan wajah sedihnya.
Ahra yang mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya dan berjalan mendekati sang adik. Ia mengangkat wajah sang adik dan tersenyum lembut. "Tak apa Kyu. Kau tahu kalau sekarang Noona sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus. Kalau memang beasiswamu di cabut, Noona bisa mengusahakan untuk menyisihkan gaji Noona untuk membayar biaya sekolahmu."
Kyuhyun menatap tak percaya pada sang kakak, satu-satunya keluarganya yang tersisa itu. "Andwae! Noona tahu kan betapa mahalnya biaya sekolahku itu? Kalau memang beasiswaku di cabut, aku akan keluar saja dari sana dan pindah ke sekolah yang lebih murah!" seru Kyuhyun.
Ia menatap horor pada ucapan Noona-nya yang terasa tak masuk akal itu. Dengan kehidupan keduanya yang hanya di tunjang dengan gaji dari Ahra yang sebenarnya tak seberapa itu, bahkan Kyuhyun saja masih bekerja part time jika ingin memenuhi kebutuhannya sendiri seperti baju dan buku pelajaran. Akan seperti apa jadinya kehidupan mereka jika Ahra masih juga harus membayar biaya sekolahnya yang tak bisa di bilang murah itu.
"Ani! Pokoknya kau harus menyelesaikan sekolahmu di SuJu High School. Kau tentu masih ingat dengan keinginan Umma dulu kan? Umma benar-benar ingin kau mengikuti jejak Appa yang lulus dengan baik dari SuJu High School itu," tolak Ahra.
Kyuhyun sudah hampir mengeluarkan kalimat untuk membantah ucapan Noona-nya itu, namun ia kembali mengatupkan bibirny lagi. "Ne. Arrasseo, Noona," ucap Kyuhyun sambil memasang senyumnya.
"Good boy. Nah, ayo sekarang tidur. Besok pagi kau juga harus berangkat sekolah kan?"
"Ne. Aku tidur dulu, Noona. Jaljayo," pamit Kyuhyun sambil mengecup pipi sang kakak dan beranjak menuju kamarnya.
.
Sesampainya di kamar, Kyuhyun dengan segera langsung mengambil bukunya dan mulai larut dalam belajarnya. Memang tadi ia bilang ia mengerti dengan keinginan sang kakak yang tak akan bisa ia goyahkan itu. Namun sekali lagi, ia orang yang cukup realistis. Akan seperti apa kehidupan mereka jika benar beasiswanya di cabut?
Jadi dengan pemikiran seperti itu, kini ia hanya bisa melakukan satu hal. Belajar dengan serius hingga beasiswanya tak akan di cabut dari dirinya!
Berbekal dengan pemikiran itu, Kyuhyun berusaha meluangkan waktunya agar ia bisa lebih menghapal materi pelajaran sejarahnya itu.
'Untuk pelajaran yang memerlukan hafalan, saat guru pengawas sedang tak melihat, aku membuka buku yang ada di laci, dan voila, nilai sempurna ada di tangan.'
Kyuhyun menggelengkan kepalanya ketika memorinya memutar lagi percakapan yang ia dengar di dalam kereta tadi. Tidak! Ia tak akan mau seperti Siwon yang melakukan kecurangan hanya agar mendapatkan nilai sempurna!
.
.oOWonKyuOo.
.Kyuhyun menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi ketika ia tak bisa mengingat jawaban dari beberapa pertanyaan yang kini terpampang di kertas soal di depannya ini. Pikirannya kalut ketika benaknya tak sanggup menggali memorinya dan menemukan jawaban yang tepat untuk soal di depannya ini.
Pikirannya melayang pada kenyataan yang baru ia ketahui mengenai jumlah gaji noona-nya itu. Jumlah gaji noona-nya yang katanya sudah mendingan itu ternyata hanya mampu membayar tiga perempat dari biaya bulanan sekolahnya. Yang artinya jika sampai ia kehilangan beasiswanya sekarang, maka akan ada kemungkinan kalau Noona-nya itu akan mengambil pekerjaan sampingan lain untuk mampu membayar biaya sekolahnya. Itupun belum jika memikirkan biaya hidup mereka sehari-hari. Setiap manusia pasti butuh makan, kan?
'Untuk pelajaran yang memerlukan hafalan, saat guru pengawas sedang tak melihat, aku membuka buku yang ada di laci, dan voila, nilai sempurna ada di tangan.'
Perkataan Siwon yang saat itu tertangkap telinganya membuat Kyuhyun tertegun. Benar, namja itu saja bisa tiba-tiba meraih nilai sempurna karena melakukan kecurangan, padahal namja itu tak harus mempertahankan beasiswa sepertinya.
Dan jika memikirkan kalau harus benar-benar mempertahankan beasiswanya, ia harus bisa mendapatkan nilai yang sempurna dan membuat namja Choi itu tak lagi berada di peringkat atas!
Kyuhyun mngedarkan pandangannya ke sekelilingnya dengan diam-diam. Ia memperhatikan pengawas test kali ini, dan dengan perlahan satu tangannya bergerak masuk ke dalam laci mejanya dan menarik buku sejarah yang memang ada di lacinya. Tangan itu mulai membuka lembaran buku dan sesekali tatapan Kyuhyun terarah ke bawah untuk mencari jawaban yang di butuhkannya.
Kyuhyun tersenyum senang saat kedua iris indahnya yang masih tertutup kacamatanya itu menemukan jawaban yang ia butuhkan. Ia memperhatikan pengawasnya lagi sebelum menarik nafas lega dan menuliskan jawaban-jawaban yang akan membuat beasiswanya tetap di tangan.
Setelah selesai mengerjakan soalnya, ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya-meyakinkan dirinya kalau tak akan ada seorangpun yang mengetahui tingkah curangnya kali ini.
Degg!
Tatapan Kyuhyun terpaku pada sosok Choi Swon yang kini tengah menyeringai ke arahnya. Wajahya yang semula tenang dan damai karena beasiswanya tak akan melayang, kini memucat melihat Siwon yang menatap tajam ke arahnya.
Kyuhyun cepat-cepat mengalihkan tatapannya dari Siwon sambil terus meyakinkan dirinya kalau namja tu tak mungkin tahu apa yang baru saja ia lakukan. Ya, namja itu pasti tak tahu akan apa yang ia lakukan. Tak mungkin kalau namja itu tahu. Ya, pasti namja itu tak tahu perbuatannya.
.
.oOWonKyuOo.
.Tringg~
Sebuah nada notifikasi yang menunjukkan kalau ada email masuk di handphone kunonya itu membuat Kyuhyun yang sudah akan beranjak dari kelasnya itu terhenti dan merogoh kantungnya.
From : unknown
Subject : Murid beasiswa
Re : -
'Seorang murid beasiswa melakukan kecurangan dengan mencontek saat ujian demi mepertahankan beasiswanya. Bagaimana jadinya ya, kalau berita ini menyebar dan sampai ke telinga para sonsaengnim, dan juga sampai ke telinga kepala sekolah?'
Kyuhyun melotot tak percaya ketika membaca isi email yang masuk ke dalam handphonenya. Ia langsung mengarahkan pandangannya dan mencari sosok Choi Siwon yang... kini tengah menyeringai ke arahnya. Wajah Kyuhyun perlahan memucat ketika menyadari apa yang akan terjadi pada masa depannya setelah ini. Beasiswanya di cabut, atau yang paling parah adalah.. Ia akan di keluarkan dari sekolah.
Gulp
Tringg~
Kyuhyun kembali menatap pada handphonenya, dan membuka email yang masuk.
From : Unknown
Subject : Temui aku
Re : -
'Temui aku sepulang sekolah nanti di ruang osis jika kau tak ingin aksi mencontekmu kulaporkan ke sonsaengnim.'
Kyuhyun menatap Siwon yang kini menutup handphonenya dan memasukkannya ke kantung. Tatapannya tak lepas dari Siwon yang kini mulai keluar dari kelas dan akhirnya hilang dari pandangannya.
Kyuhyun menghembuskan nafasya dengan berat ketika sosok Siwon tak lagi terlihat olehnya. Ia menjatuhkan dirinya di kursinya dan membatalkan niatnya untuk pergi keluar kelasnya. Kakinya terasa lemas dan lubuk hatinya sekarang ini cukup tergoncang dengan kejadian ini.
"Noona.." lirihnya putus asa. Bayangan Noona-nya yang akan menangis jika ia di keluarkan dari sekolah ini menggelayuti benaknya dan membuatnya merasa sangat sedih. "Mianhae..."
.
.oOWonKyuOo.
."Haaahhh.." Kyuhyun menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan keras saat kini ia berada di depan pintu ruang Osis.
CKLEK
Akhirnya Kyuhyun memantapkan hati dan membuka pintu ruangan OSIS itu. Ia bisa melihat Choi Siwon yang kini sedang duduk dengan angkuhnya di kursi ketua osis itu menatapnya dengan tatapan yang cukup membuatnya gentar.
"Ah, akhirnya kau datang juga, Cho Kyuhyun," ucap Siwon ketika Kyuhyun sudah masuk sepenuhnya ke ruang OSIS itu. "Untung saja kau datang sekarang, karena jika lima menit lagi kau tak juga datang, laporan bahwa kau mencontek dalam test kali ini akan masuk ke salah satu sonsaengnim kita," ucapnya santai.
"Apa maksudmu? Bukankah jika aku datang kesini, kau tak akan melaporkanku?" seru Kyuhyun dengan hati yang coba ia tegarkan. Bagaimanapun, kelangsungan kehidupan sekolahnya di sini ada di tangan namja itu, dan namja itu dengan seenaknya saja mempermainkannya.
"Hmm? Kau berani membentakku?" tanya Siwon dengan arogan. "Kau yakin ingin membuatku marah dan membuatku membatalkan keputusan untuk menyimpan rahasia bahwa seorang Cho Kyuhyun itu mencontek di saat ujian?"
Kyuhyun tersentak dengan ucapan Siwon. "Mi-mianhae," ucapnya cepat. Ya, bagaimanapun, ia tak boleh membuat namja di depannya ini marah dan membuatnya di keluarkan dari sekolah karena... mencontek.
"T-tapi kau sendiri kan juga mencontek!" seru Kyuhyun tak terima. Ia kembali teringat dengan perkataan Siwon yang ia dengar saat di kereta waktu itu.
"Aku? Mencontek?" tanya Siwon sambil menaikkan alisnya
"Ne! Aku mendengarmu sendiri ketika kau berkata kalau nilai sempurnamu di ujian kemarin karena kau mencontek!" ucap Kyuhyun dengan berani. Kalau memang namja itu juga mencontek, ia akan punya serangan balasan jika namja itu akan melaporkannya.
"Hahahahaha! Apa kau mendengarnya saat di kereta waktu itu? Dan kau percaya begitu saja?"
Kyuhyun terperangah mendengar kata-kata Siwon. "A-apa maksudmu?"
"Waktu itu aku sengaja. Aku sengaja berkata kalau aku mencontek karena saat itu aku melihatmu ada di kereta yang sama denganku. Dan kau dengan mudahnya terpegarh dengan kata-kataku waktu itu."
Kyuhyun terbelalak kaget mendengar kata-kata Siwon. Apakah itu artinya.. dia.. di jebak?
"K-kau.. Menjebakku...?"
Kyuhyun menatap horor pada Siwon yang kini menganggukkan kepalanya dengan seringaian yang tak lepas dari bibirnya.
"K-kau berbohong! Ka-kalau kau tak mencontek, bagaimana kau bisa mendapatkan nilai sempurna?" tanya Kyuhyun tak percaya.
"Ah, soal itu? Kakak sepupuku yang adalah mahasiswa Seoul University itu menjadi tutor pribadi tak heran kalau nilaiku naik dengan drastis dan bisa mengalahkanmu. Kalau kau tak percaya, tanya saja sendiri pada orang tuaku," ucap Siwon dengan seringai yang masih belum lepas dari bibirnya.
"Dan sekarang.." Siwon menghentikan kalimatnya karena namja itu ini berdiri dan berjalan dengan cepat menuju ke arah pintu ruangannya. Siwon mengunci pintu itu, dan menarik kuncinya, menyimpannya di kantung celananya dan menatap pada Kyuhyun yang melihatnya dengan pandangan horor. "..apa yang harus kulakukan padamu, hmm?"
Kyuhyun melangkahkan kakinya mundur ke belakang ketika Siwon selangkah demi selangkah mendekat ke arahnya.
"A-apa maumu?" tanya Kyuhyun ketika tubuhnya tak bisa mundur lebih jauh lagi karena ada meja yang menghalangi geraknya.
Siwon terus berjalan mendekati Kyuhyun dan mengurung tubuh itu ketika kedua tangan kekarnya bersandar di meja di belakang namja manis itu.
"Kau tanya apa yang mauku, hmm? Kalau kau tak mau kehilangan beasiswamu, kau tahu kalau kau harus menuruti apa kataku kan?"
Kyuhyun menelan ludahnya dengan gugup ketika ia melihat wajah tampan Siwon dalam jarak yang begitu dekat ini. Wajahnya perlahan memanas saat hembusan nafas namja itu terasa menggelitik daun telinganya yang sensitif itu.
"Ka-kalau kau menginginkan uang.. a-aku.. aku tak punya!" seru Kyuhyun dengan terbata. Sungguh saat ini ia benar-benar tak tahu apa yang sedang terjadi dengan tubuhnya. Rasanya ada yang salah dengan detak jantungnya ketika ia menatap wajah tampan yang mengeluarkan seringaiannya itu. Tak hanya jantungnya, rasanya untuk mengeluarkan kata-kata saja, seperti ada yang membuatnya gugup dan menjadikannya terbata seperti ini.
"Uang? Kau tahu kalau aku tak butuh uang. Apalagi dari seseorang yang sangat menggantungkan hidupnya dari beasiswa," sahut Siwon dengan suaranya yang rendah dan serak, yang malah membuat tubuh Kyuhyun terasa bergetar karenanya.
"Ka-kalau begitu.. ap-apa yang kau mau?"
Siwon tersenyum mendengar perkataan Kyuhyun. Tangannnya bergerak dari atas meja, dan kini kedua tangan itu menyentuh kacamata yang di pakai Kyuhyun, dan dengan perlahan ia melepaskan kacamata itu. Membuat sepasang iris sewarna lelehan coklat itu terpampang dengan indahnya di hadapan seorang Choi Siwon yang menatapnya dengan takjub.
"Aku menginginkanmu," ucap Siwon dengan parau. Kyuhyun terbelalak mendengar kata-kata Siwon yang tak masuk akal baginya itu.
"A-apa maksudmu? A-aku tak ma—"
"Kau tak bisa menolakku kalau kau masih tetap ingin bersekolah disini," potong Siwon dengan tegasnya.
Kyuhyun menelan ludahnya dengan sangat sulit kali ini. Jika ia menolak mengikuti kemauan Siwon, bisa di pastikan kalau besok ia sudah tak lagi bisa menjadi siswa sekolah ini. Tapi kalau ia menuruti permintaan namja itu... apa yang akan terjadi dengannya?
'Ani! Pokoknya kau harus menyelesaikan sekolahmu di SuJu High School. Kau tentu masih ingat dengan keinginan Umma dulu kan? Umma benar-benar ingin kau mengikuti jejak Appa yang lulus dengan baik dari SuJu High School itu'
"A-aku mengerti," ucap Kyuhyun pada akhirnya. Bagaimanapun juga, ia harus tetap bersekolah disini demi memenuhi keinginan Umma dan Appa-nya yang sudah tiada kini. Selain itu.. Noona-nya berjuang dengan keras selama ini agar ia bisa bersekolah disini. Mana mungkin ia bisa menghancurkan harapan Noona-nya kan?
"Bagus. Kalau begitu mulai sekarang, kau akan menjadi namjachingu-ku, Cho Kyuhyun," ucap Siwon dengan puas. "Dan jangan sekali-kali kau berani membantahku, Arra?"
"N-ne. A-arrasseo," sahut Kyuhyun pada akhirnya.
"Bagus. Mulai sekarang.. dan selamanya, aku adalah milikku. Dan sekarang... kemari dan cium aku."
Kyuhyun menatap Siwon dengan shock ketika mendengar ucapan terakhir Siwon. 'A-apa katanya tadi? Ci-cium?'
"Wae? Kau tak mau? Apa aku harus melaporkanmu pada Sonsaengnim?" ancam Siwon ketika Kyuhyun hanya diam tak bergerak sambil menatapnya dengan tak percaya.
"A-akan kulakukan! Ja-jadi jangan lapor pada Sonsaengnim!" sahut Kyuhyun cepat.
"Lalu apa yang kau tunggu! Ayo cepat cium aku!" seru Siwon dengan nada yang dibuat segarang mungkin. Kyuhyun tersentak kaget mendengar suara Siwon yang keras itu. Dengan ragu-ragu namja manis itu berjinjit dan mendekatkan kepalanya ke wajah Siown.
CUP~
"Kenapa kau menciumku di pipi?" tanya Siwon tak terima.
"A-aku.. be-belum pernah.." lirih Kyuhyun dengan wajah yang memerah.
Siwon menampakkan binar-binar gembira saat ia akhirnya bisa mencerna maksud ucapan Kyuhyun. Dengan cepat namja itu meraih dagu Kyuhyun dan-
CUP~
Kedua obsdian Kyuhyun membulat tak percaya ketika ia merasakan bibir Siwon menyentuh bibirnya. Namja manis itu segera mendorong bahu kekar Siwon, namun tak ada gunanya karena namja kekar itu kini melingkarkan lengan kirinya ke pinggang Kyuhyun, menahan tubuh namja manis itu agar tak menjauh darinya. Dan tangan kanan Siwon kini bertengger manis di tengkuk Kyuhyun, membuat namja manis yang kini kehilangan first kiss-nya tak bisa melepaskan ciuman di bibirnya itu.
Siwon yang tak puas mendapatkan kelembutan bibir namja manis yang sebenarnya sudah ia sukai semenjak namja itu melihatnya di minimarket tempat Kyuhyun bekerja itu kini mulai menggerakkan bibirnya dan mulai melumat sepasan gbibir sensual yang terus menggoda benaknya beberapa bulan ini.
"Mmhh.. ngghh..." desah Kyuhyun ketika ia merasakan lumatan-lumatan Siwon yang semakin meliar di atas bibirnya. Tak perlu waktu lama bagi Kyuhyun untuk memukul-mukul tubuh Siwon karena ia sudah melupakan bahwa ia memiliki hidung untuk bernafas. Sensasi ciuman pertamanya yang tak pernah ia bayangkan sama sekali ini membuat otaknya benar-benar tumpul hingga yang bisa ia pikirkan hanyalah gerakan-gerakan erotis yang dibuat Siwon di atas bibirnya, dan melupakan indra penafasannya yang lain.
Siwon yang mengerti kalau Kyuhyun sudah kehabisan nafas akhirnya melepaskan pagutan bibirnya. Ia mengusap bibir Kyuhyun yang kini membengkak dan makin memerah-menggodanya- itu dan tersenyum senang.
"I'm your first kiss and will be your first man too," ucap Siwon sambil mengecupi pipi gembil Kyuhyun dengan gemas. "Sekarang kau adalah namjachingu-ku, dan akan kupastikan kau akan menjadi istriku."
"M-Mwo?"
.
.
.
~END~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar