Pengikut

Kamis, 04 Oktober 2012

It’s So Fast (After Story part 6 ending)

[After Story] It’s So Fast
Part 6 End
Author : kyubum8
Genre   : Romance, dll
Main cast:
Lee ChaeRi (OC)
Cho KyuHyun
Lee JaeYoung
Jae JoHyun
Support Cast:
Choi MinRi
Park SeungHo
Lee JiEun
Song RiHyun
Member Super junior
Part 5 end (chaeri pov)

BUGHhh!!!
Seseorang itu meninju jaeyoung. Aku berteriak kaget. Mataku terbelakak begitu mellihat orang itu. Orang itu. Cho kyuhyun.
Start part 6
Kyuhyun POV
Aku baru keluar rumah sakit. Dan kini aktivitasku tidak banyak. Aku merasa bosan. Kuputuskan untuk berjalan-jalan keluar. Aku ingin refreshing. Kupakai hoodie ku dan berjalan keluar dorm.
Kuputuskan untuk berjalan-jalan ketaman. Aku hanya berjalan lurus tanpa arah ditaman ini. namun tiba-tiba kulihat sosok chaeri. aku memicingkan mata, membenarkan penglihatanku. Ternyata benar itu chaeri. rasa rindu dihatiku menyeruak. Tapi kulihat seorang namja tengah memeluknya. Amarahku tak bisa kukendalikan. Aku menghampiri mereka dan menarik lelaki itu kemudian aku langsung meninjunya.
BUGGHH!!!
“aaahhhh….” Kudengar chaeri berteriak kaget. Aku memandang ke arahnya. Dia membelakakan matanya. Kulihat bibirnya menyerukan namaku tanpa suara.
Namun tiba-tiba, bugh!!! Kurasakan sakit dipipiku. Aku menoleh dan melihat lelaki tadi meninjuku. Ternyata dia jaeyoung. Segera kulayangkan tinju padanya. Sehingga kami sekarang sedang adu jotos. Kondisiku yang masih lemah jadi kurang kuat untuk menghadapinya. Aku merasa tidak kuat lagi. Napasku sudah terengah-engah. Kulihat jaeyoung menyunggingkan senyumnya lalu mengankat tangannya untuk meninjuku. Tapi kurasakan hangat menjalari tubuhku. kulihat chaeri memelukku. Otomatis pukulan jaeyoung mengenai pipinya. Membuat chaeri langsung tersungkur karena kuatnya pukulan dari jaeyoung. dengan segera kutahan tubuh chaeri. jaeyoung tampak syok karena chaeri berlari kearahku dan melindungiku dari pukulannya. Jaeyoung memundurkan langkahnya dan menatap tangannya.
Aku pun segera memapah chaeri kedalam mobil dan membawanya pergi dari situ. Aku melirik terus kearah chaeri. dia tampak meringis kesakitan.
“kenapa kau melindungiku?” tanyaku padanya. Chaeri hanya menoleh kearahku dan memperhatikan lukaku. Aku masih tidak kuat untuk menyetir. Sehingga kuputuskan untuk berhenti daripada melukai kami.
“kenapa berhenti? Lukamu harus segera diobati.” Ujarnya
“berhenti sebentar chaeri-ah.” Ujarku dengan naps terengah-engah
“biar aku yang menyetir.” Ujar chaeri langsung turun dari mobil. Dan menurunkanku dari mobil lalu memapahku ke kursi belakang. Chaeri pun mengemudikan mobil menuju dorm.
Chaeri memapahku sampai didorm. Kemudian membawaku kedalam kamar dan mendudukanku ditepi ranjang. Chaeri pun keluar mengambil es juga handuk.
Dia langsung duduk disampingku. Dan mengompres luka diwajahku. Aku tersenyum melihatnya begitu khawatir akan kondisiku. Kulihat pipinya pun mulai keunguan. Aku menggenggam tangan chaeri yang tengah mengompres pipiku. Dia tampak sedikit terkejut ketika aku memegang tangannya.
“pipimu juga terluka.” Ujarku seraya mengambil handuk ditangannya. Aku pun mengompres perlahan luka dipipinya. Dia meringis kesakitan. Aku hanya memandangi wajahnya.
Hening seketika. Aku dan chaeri berpandangan. Rasa rindu dihatiku semakin menyeruak. Aku pun mendekatkan wajahku kearahnya. Mempersempit jarak diantara kami. Sampai akhirnya bibirku menempel dibibirnya. Aku benar-benar merindukannya.
Aku meraih tengkuknya juga pinggangnya dan menciumnya lebih dalam. Chaeri awalnya hanya diam tapi akhirnya dia membalas ciumanku. Kami saling melepas rindu satu sama lain. Sampai hal selanjutnya pun terjadi.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
Sinar matahari menyorot masuk kedalam jendela. Perlahan kubuka mataku. Kurasakan deru napas kyuhyun mengenai bahuku. Aku menoleh kearahnya. Dia sangat tenang dan damai. Wajahnya masih menampakkan luka lebam. Tangannya memeluk perutku. Kuberanikan diri untuk membuka selimbut. Tidak ada satu helai kain pun menutupi tubuhku juga kyuhyun. kupejamkan mataku mengingat semalam aku dan kyuhyun benar melakukannya. aku melihat sekeliling, bajuku berserakan dilantai.
Kucoba untuk beranjak secara perlahan agar tak membangunkannya. Kupunguti bajuku dan kupakai. Aku mendekati kyuhyun yang tengah tertidur. Kupandangi wajahnya. Mataku mulai memburam. Kudekatkan wajahku padanya dan kukecup bibirnya cukup lama. Aku pun melepaskannya dan pergi secara diam-diam tak ingin membangunkannya.
Aku pun pergi kevilla. Wajah cemas johyun dan jieun menyambut kedatanganku.
“aku baik-baik saja.”
“bagaimana baik-baik saja? Lihat pipimu lebam begitu. apa yang dilakukannya padamu chaeri? semalam kau dimana?”
“semalam aku bersama kyuhyun.”
“mwo? Kyuhyun bagaimana bisa?”
“jaeyoung memukul kyuhyun. dan aku melindunginya. Semalam aku merawat luka kyuhyun. bukankah aku bodoh?”
“aku tenang jika kau bersama kyuhyun. tapi kau baik-baik saja?”
“aku baik johyun. Tak usah khawatir.”
“eonni pakai salep ini dulu.” Ujar jieun seraya memakaikan salep dipipiku.
Kulirik ponselku yang bordering. Dari jaeyoung.
Yeobseo
Chaeri apa kau baik saja?
Aku baik
Mian chaeri aku tidak bermaksud memukulmu. Itu semua
Ini salahku jaeyoung. Maaf aku melindunginya. Aku hanya ingin kalian berhenti berkelahi.
Kemana kyuhyun membawamu?
Hanya sampai tengah jalan. Aku kabur dan kembali divilla.
Jadi kau divilla sekarang
Iya
Baiklah aku kesana
Tunggu jaeyoung, bisakah kau besok baru kesini. Aku merasa lelah ingin beristirahat.
Baiklah jika itu maumu. bye sayang
Bye
Klik
“jangan beritahu jaeyoung, aku kemarin bersama dengan kyuhyun ya?” mohonku pada johyun dan jieun.
Mereka berdua pun mengangguk. Aku menghela napas dan beranjak menuju kamarku. Dikamarku ternyata sudah ada gaun pengantin yang akan kugunakan saat menikah dengan jaeyoung.
Aku menundukan kepalaku. Bagaimana bisa aku melakukan itu dengan kyuhyun diambang perceraian kami. Aku benar-benar butuh berpikir jernih dengan masalah ini.
Chaeri POV end
KYuhyun POV
Kuraba kasur disebelahku. Kosong. Aku membuka mataku. Ternyata kosong. Chaeri sudah pergi. Aku menelungkupkan wajahku dengan kedua tanganku. Menahan air mataku yang ingin keluar. Chaeri masih meninggalkanku, sepertinya dia benar-benar ingin bercerai denganku. Tapi kenapa semalam ia tak menolaknya.
Kudengar pintu kamar diketuk. Mungkin itu chaeri. kenapa aku tidak berpikir, dia bangun lebih dulu dan nyiapakan ku sarapan. Aku beranjak dari kasurku dan memakai bajuku. Kubuka pintuku ternyata itu leeteuk dan sungmin hyung.
“ada apa hyung?”
“kenapa wajahmu kyu?” ujar sungmin histeris. Aku hanya menggelengkan kepala.
“kau dipanggil soman sajangnim.” Ujar leeteuk hyung
“kapan?”
“sekarang kyu. Kau mandilah. Aku akan siapkan sarapan.” Ujar sungmin.
Aku pun masuk kembali dalam kamar. Kulihat termos berisi air dan handuk masih terletak dipinggir kasur. Aku tersenyum sedih melihatnya. Aku pun segera mandi.
Setelah selesai mandi, aku diantar leeteuk hyung, sungmin hyung ke gedung SM. Ternyata didepan pintu ruangan soman ada hyung-hyungku lainnya sudah menungguku.
“kyu…” ujar donghae.
“aku masuk sekarang hyung.” Ujarku pada mereka. Aku pun masuk kedalam ruangan itu.
“kau sudah datang rupanya.” Ujar soman menghampiriku dan menyuruhku duduk.
“ne sajangnim.”
“kyuhyun, kau artis SM yang sangat multitalent. Kau sangat berbakat tentu saja aku tidak bisa membiarkanmu lepas. Tapi kau tau jelas peraturan menjadi artis SM.”
“maksud sajangnim?” tanyaku heran
“kau melanggar salah satu aturan menjadi artis SM.”
“kau menikah. Bukankah sudah dikatakan bahwa selama menjadi artis SM kau dilarang menjalin hubungan dengan seorang yeoja. Pacaran saja tidak boleh. Apa lagi menikah.” Lanjutnya lagi.
“bukankah ayah chaeri sudah meminta ijin pada anda?” tantangku
“tentu karena dia temanku. Tapi peraturan adalah peraturan. Aku sudah memberimu toleransi selama beberapa bulan ini. jadi kau harus menerima hukumanmu.”
“apa hukumanku?”
“karena aku tidak akan membiarkanmu keluar dari super junior jadi pilihanmu hanya satu.” Ujar soman seraya menyodorkanku lembaran kertas didalam map.
“apa ini?”
“tandatangani itu surat cerai. Kau harus menceraikan istrimu.”
“mwo??? Shireo… aku tidak akan pernah menceraikan chaeri.”
“aishh…kau ini. beraninya kau begitu dihadapanku. Cepat tandatangan. Kuberi kau waktu. Besok serahkan surat itu padaku dengan tandatanganmu. Sekarang keluarlah dari ruanganku.” Hardiknya keras padaku. aku pun keluar dari ruangan membawa kertas busuk itu.
Semua hyung langsung mentapku dengan hujatan pertanyaan. Aku menyerahkan surat itu pada sungmin hyung. Aku pun terduduk dan mengusap wajahku.
“kenapa semua orang ingin aku bercerai.” Geramku. Semua hyung menatapku.
Sungmin hyung mendekat dan memelukku.
“aku tau kyu, kau sangat mencintai chaeri. ini cobaan yang berat bagimu.”
“bersabarlah kyu.” Ujar hyung-hyungku.
Aku pun beranjakdan meninggalkan semua hyungku. Aku berjalan tanpa arah. Hingga aku terduduk ditepi kolam.
“kenapa kau tidak menceraikannya?” ujar seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahku. Aku menoleh itu johyun. Aku geram melihatnya. Kutarik kerah bajunya untuk meninjunya.
“tinju saja aku. Tidak apa-apa.” Aku pun mengurungkan niatku dan melepaskan kerahnya secara kasar.
“mau apa kau?” tanyaku kasar
“aku hanya ingin mengobrol denganmu.”
“apa maksudmu?”
“kau selalu curiga padaku bukan? Kau tidak perlu cape-cape habiskan tenagamu untuk itu. Aku sudah punya yeojachingu.”
“mwo???”
“tenang yeoja itu bukan chaeri.”
“kenapa kau tidak mau menceraikannya. Kau tau kau menghambat kebahagiaannya.”
“apa maksudmu?”
“chaeri, dia akan menikah dengan jaeyoung. Karena kalian belum bercerai, jadi pernikahan mereka tertunda.”
Aku menundukan kepala mendengar ucapan johyun. Ada rasa marah dan kecewa mendengarnya. Aku menolehkan kepala kearahnya.
“apa chaeri pernah berkata padamu siapa yang dia cintai?” tanyaku
“hmm? Yang dia cintai. Pada awalnya dia bilang dia mencintaimu. Dia juga bilang padaku dia bangga punya suami artis. Jadi banyak orang yang akan iri padanya bahkan termasuk minri juga akan iri.”
“benarkah dia bilang begitu?”
“ya…tapi kemudian dia bilang padaku bahwa dia mulai bosan denganmu. Kau selalu pergi keluar sehingga dia selalu sendiri. Dia juga bilang kesal padamu karena terlalu banyak mengaturnya. Jadi saat dia bertemu dengan jaeyoung, rasa cintanya pada jaeyoung tumbuh kembali.”
Aku mengepalkan tanganku. Rasa sakit kembali menjalar dihariku. Rasanya sesak sekali. Kuputuskan untuk beranjak pergi. Aku sudah tidak kuat mendengarnya. Aku pun berjalan kedalam mobilku. Tubuhku lemas seketika. Aku menangkupkan wajahku pada stir mobil. Membenamkan wajahku yang tengah meneteskan air mata.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
“kau sudah puas membuatnya terluka?” ujar johyun menghampiriku.
Aku tengah terisak. Menangis mendengar obrolan antara kyuhyun dan johyun.
“uljima chaeri uljima. Bukankah ini yang kau mau?”
Aku menganggukkan kepalaku. Memang benar aku yang memaksa johyun untuk menghampiri kyuhyun dan berkata sesuatu yang akan membuat kyuhyun menceraikannya bahkan membencinya.
Tapi kini hatinya juga ikut sakit melihat kyuhyun begitu.
“sudahlah chaeri, ayo kita pulang. Kondisi mu masih belum baik.”
Aku pun menuruti johyun untuk pulang. Didalam kamar aku masih terus terisak.
Keesokan harinya jaeyoung datang ke villa. Aku terkejut melihat kedatangannya begitu pun dengan johyun dan jieun.
“ada apa jaeyoung?” tanyaku
“aku bawa kabar gembira untuk kita sayang.”
“apa itu?”
“taradaaaaa…” jaeyoung memperlihatkanku lembaran kertas.
“apa itu?”
“kyuhyun udah menandatangani surat cerainya. Kini tinggal kau yang tandatangan. Ayo cepat.”
Aku tersentak mendengarnya. Kuraih surat itu. Mataku memanas melihat tandatangan kyuhyun disurat itu. Johyun menyentuh pundakku. Aku menoleh kearahnya. Dia hanya menundukkan kepalanya.
“jieun-ah bisa kau ambilkan ballpoint?” ujar jaeyoung pada jieun. Jieun yang duduk disebelahku pun beranjak mengambil ballpoint. Sudah beberapa menit sejak jieun mengambil ballpoint tapi tak kunjung datang.
“jieun-ah kenapa lama?” kesal jaeyoung
“mianhae oppa aku lupa menaruhnya dimana.” Teriak jieun dari dalam kamar. Aku tau sebenarnya itu hanya akal jieun untuk mengulur waktuku menandatangani surat ini.
“jaeyoung aku ingin ke toilet sebentar.” Ujarku seraya beranjak begitu dia mengangguk. Aku masuk kedalam kamar. Kulihat jieun tengah menatapku. Dia sedang menyembunyikan semua ballpoint dibawah kasur. Air mataku sudah tak terbendung lagi. Aku pun segera kekamar mandi. Aku menangis dalam diam. Kudengar ketukan pintu. aku menarik napas dalam agar tak terdengar seperti sedang menangis.
“sebentar.” Ujarku dari dalam
“eonni, barusan jaeyoung bilang dia harus pergi. Kau bisa keluar sekarang.”
Aku pun membuka pintu. Kulihat sosok jieun dan johyun. Segera kupeluk jieun dan menangis kembali. Johyun mengusap kepalaku berusaha menenangkanku.
Hingga akhirnya aku tertidur.
Keesokan paginya, kulihat surat itu diatas meja. Kupandangi surat itu.
“surat itu tidak akan hilang jika hanya kau pandangi.” Ujar johyun menyadarkanku.
Aku membuka laci meja dan mengambil ballpoint didalamnya.
“chaeri apa yang kau lakukan? Jangan katakan kau akan menandatanganinya?” panic johyun.
“bukankah harus kutandatangani. Ini takdir hidupku johyun.”
Aku pun mengambil kertas itu dan hendak membubuhkan tandatanganku. Tapi tangan johyun menepis tanganku sehingga balpointnya terlempar entah kemana dan kertas itu berserakan jatuh.
“kau kenapa?” pekikku padanya
“kau yang kenapa? chaeri jebal jangan buat dirimu semakin sakit. Jika kau menikah dengan sibrengsek itu kau juga akan melukai hati kyuhyun.”
“tapi jika aku tidak menikahinya aku akan membuat semua orang sedih. Karena idola mereka dihancurkan karena keegoanku.” Aku pun beranjak memungut kertas-kertas itu. Johyun mendecak kesal dan meninggalkanku. Aku meraih kertas itu dan mengambil ballpoint. Kububuhkan tandatanganku disitu. Kini surat itu siap diserahkan kepengadilan. Air mataku sudah jatuh. Yah aku kembali menangis.
Chaeri POV end
Author POV
Surat itu sudah sampai ditangan jaeyoung. Jaeyoung sangat antusias mendapatkan surat itu sudah ditandatangani lengkap. Tapi rasa kesal langsung menyerubunginya. Pengadilan baru akan membuka siding perceraiannya 2 minggu lagi.
Chaeri pun memutuskan untuk kesingapore menemui abojinya dan menjelaskan situasi kenpa dia bercerai dan akan menikah dengan jaeyoung.
Sedangkan kyuhyun, dia kembali beraktivitas. Dia mendapat libur 2 hari dan dia manfaatkan untuk pulang kerumahnya saja.
Begitu sampai dirumahnya, kyuhyun langsung memeluk eommanya. Keluarganya belum tau bahkan dia dan chaeri akan bercerai.
“kyuhyun, mana chaeri? dia tidak ikut?” tanya eommanya.
“chaeri sedang banyak tugas eomma.” Ujar kyuhyun bohong.
“kau ini. tidak baik meninggalkannya ditengah kesibukan kuliahnya.”
“kyu kau dengan chaeri kenapa datangnya itu sendiri-sendiri.” Ujar appanya membuat kyuhyun mengerutkan keningnya.
“maksud appa?”
“chaeri datang kesini beberapa minggu yang lalu. Bahkan sempat menginap.”
“iya appa. Aku lupa. Ya sudah eomma aku pergi dulu. Aku akan menemani chaeri.” ujar kyuhyun sembari pulang.
Kyuhyun menyusuri sungai han. Tidak ada tempatnya untuk bersandar. Jiwanya seraya hilang.
*** 2 minggu kemudian
Chaeri POV
Hari ini adalah sidang perceraianku dengan kyuhyun. aku sedang bersiap untuk datang kepengadilan. Tiba-tiba kurasakan mual diperutku dan sedikit pusing dikepalaku. Aku segera mencari obat dilaci. Namun tidak ada. Aku pun keluar dari kamar untuk meminum air. Rasa mualku semakin menjadi bahkan aku ingin muntah.
Aku segera lari kekamar mandi untuk muntah. Tapi tidak ada yang aku muntahkan.
“eonni gwenchana?” tanya jieun khawatir.
“gwenchana jieun-ah. Mungkin aku masih jetlag sehabis kemarin dari Singapore.”
“tapi wajah eonni pucat.”
“aku tidak apa-apa kok. Jangan khawatir begitu.” aku pun segera keluar kamar mandi. Johyun menatapku curiga.
“jangan menatapku seperti itu johyun. Kau membuatku takut.” Ujarku setenang mungkin. Rasa mualku belum hilang.
“jangan memaksakan dirimu chaeri. kita undur saja sidang hari ini. kondisimu belum sehat betul.”
“tidak usah. Jaeyoung sudah cukup kesal dengan ditundanya selama 2 minggu.”
Ting tong…suara bel pintu. Aku segera beranjak kepintu dan melihat sosok jaeyoung dibalik pintu dengan senyum sumringahnya. Entah kenapa rasa mualku semakin menjadi. Aku menggigit bibir bawahku menahan rasa mualku.
“kau sudah siap chagiya? Kajja kita berangkat.” Ajak jaeyoung seraya menarik tanganku.
Aku pun pergi kepengadilan bersama jaeyoung. Sepanjang perjalanan aku terus memegangi perutku yang semakin mual. Untung jaeyoung tidak curiga.
Sesampainya dipengadilan, aku langsung menuju ruang sidang. Aku berpapasan dengan kyuhyun. kulihat dia hanya memandangku datar. Entah kenapa saat melihat wajahnya rasa mualku hilang.
“bisa aku bicara denganmu sebentar?” tanya kyuhyun tiba-tiba. Aku mendongkakkan kepala melihatnya. Kurasakan tangan jaeyoung merangkul pundakku. Rasa mualku kembali datang. Kenapa ini.
“kau mau apa?” ujar jaeyoung.
“ada yang ingin aku bicarakan dengannya dulu.” Ujar kyuhyun seraya menarik tanganku.
Kyuhyun membawaku kesebuah ruangan. Lalu dia menutup pintu bahkan menguncinya. Rasa mual masih menyelubungiku. Aku hanya diam melihatnya. Aku takut jika membuka mulut aku ingin muntah lagi. Aku tak ingin menunjukan itu dihadapannya.
Kyuhyun mendekatiku lalu menarikku dalam pelukannya. Aku merasa hangat. Mualku seketika menguap. Dia mendekapku erat.
“lepaskan aku.” Ujarku dingin
“biarkan beberapa menit saja. Aku berjanji ini yang terakhir.” Aku menahan napas mendengar kata-katanya itu.  Kutahan agar aku tak menangis.
Tak lama kemudian kyuhyun melepaskan pelukan kami. Dia memandangi wajahku lalu mengecup keningku seperti salam perpisahan. Lalu dia berbalik dan meninggalkanku. Aku berjalan gontai keruang persidangan. Jaeyoung mendekatiku dan membawaku masuk.
Kudengar hakim mengetukkan palunya menandakan bahwa aku dan kyuhyun resmi bercerai. Satu persatu orang meninggalkan ruang sidang. Aku masih terduduk. Kyuhyun menghampiriku. Dia tersenyum.
“semoga kau bahagia chaeri-ah.” Ujarnya tulus lalu pergi meninggalkanku.
“tunggu kyu.” Ujarku menahannya. Aku menhampirinya dan membarikan cincin pernikahanku padanya. Kyuhyun memandangi cincin itu lalu pergi. Jaeyoung menghampiriku dan membawaku pergi.
“chaeri ya akhirnya kita bisa mulai mengurus pernikahan kita.” Ujarnya begitu kami sampai desalah satu restoran.
“ayo kita rayakan chaeri.”
“rayakan apa?” tanyaku bingung.
“perceraianmu. Dan pernikahan kita.” Ujarnya riang. Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya.
“em…sebaiknya kita percepat saja tanggal pernikahan kita. Bagaimana chaeri?”
“terserah padamu saja.”
“baiklah. Minggu depan saja.” Ujarnya. Jaeyoung pun menelepon abojinya mengabarkan hal itu.
Semenjak perceraian itu, aku mulai disibukkan dengan persiapan pernikahan. Sebenarnya aku hanya duduk diam. Semuanya sudah diatur oleh jaeyoung. Aku hanya mengangguk saja menyetujui semua pilihannya.
“chaeri kau tampak pucat.” Ujar johyun menghampiriku sembari membawa segelas susu. Lalu diberikannya padaku. “minum lah supaya kau fit.” Ujarnya lagi seraya melihat-melihat pernak-pernik pernikahan.
“kapan kau akan menikah johyun?” tanyaku padanya.
“aku ingin menunggu calonku selesai kuliah dulu.” Ujarnya
“calon? Siapa dia? Apa aku mengenalnya?”
“tentu kau mengenalnya.” Ujarnya malu-malu.
“siapa?”
“hmm…nanti juga kau akan tau.” Aku mendengus mendengarnya. Jieun pun datang menghampiriku.
“jieun-ah, johyun sudah punya kekasih ternyata. Apa kau tau?” tanyaku padanya. Kulihat jieun jadi salah tingkah dan semburat merah muncul dipipinya. Aku mengerutkan keningku. Kulihat kearah johyun, dia pun sedang menunduk. Aku mengerti maksud mereka.
PLETAKK!!! Aku menjitak kepala johyun.
“YAAA…APPO chaeri. kenapa kau memukulku?”
“kau ini beraninya memacari sepupuku.”
“kenapa kau tau?” tanyanya histeris
“semua orang juga akan tau jika melihat kalian saling curi pandang begitu.”
“hehehe…kau merestuiku kan chaeri?” ujarnya pada chaeri.
“jieun kau benar mau dengan orang sepertinya?” tanyaku pada jieun.
“yak chaeri apa maksudmu bicara begitu?” sewot johyun. Kulihat jieun tersenyum malu.
“ya eonni aku suka padanya.”
“ah araseo. Baiklah. Kau harus menjaganya.” Ujarku pada johyun. Kulihat johyun tersenyum sumringah begitu pun jieun. Aku tersenyum meilhatnya. Lalu kulihat susu ditanganku, aku pun meminumnya pelan. Tiba-tiba kurasakan mual. Aku pun meletakkan gelas penuh susu itu dimeja secara kasar sehingga dipastikan tumpah, aku berlari kekamar mandi untuk muntah. Lagi-lagi tak ada yang keluar.
Johyun dan jieun langsung panic melihat keadaanku. Mereka membawaku untuk beristirahat. Aku tidak mengerti akhir-akhir ini aku sering merasa mual.
Chaeri POV end
Kyuhyun POV
Semua hyung ku tengah berkumpul diruang tengah. Mereka seperti memperhatikan sesuatu. Aku baru saja pulang dari latihan bersama yesung dan wooki.
“kalian sedang apa?” ujar yesung menghampiri mereka. Diikuti aku juga wooki. Kulihat eunhyuk langsung menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Mereka semua langsung menatapku.
“kalian sudah pulang ternyata.” Ujar sungmin mendekatiku.
“apa yang kalian lihat?” tanyaku penasaran.
“bukan apa-apa kok kyu. Sebaiknya kau beristirahat.” Ujar leeteuk
“ani, yah hyuk jae perlihatkan yang dibalik punggungmu.” Ujarku
“yakkk…panggil aku hyung.” Ujarnya protes. Aku pun mendekatinya. Menatapnya tajam dengan aura evilku. Eunhyuk tampak gelisah. Dia melirik kearah member lain meminta pertolongan. Aku pun menarik paksa tangannya dan merebutnya. Kulihat itu seperti sebuah undangan. Kubuka undangan itu. Mataku terbelakak melihat nama yang tertera dalam undangan itu. Lee Chaeri dan Lee Jaeyoung. Rasa sesakku kembali menguasai diriku. Aku melempar undangan itu kasar. Aku pun beranjak pergi.
Hatiku terasa sangat sakit melihat undangan itu. Amarahku seketika memuncak. Aku masuk kedalam dormku. Dan meracau disana. Aku memberantakkannya. Melempar kursi, memecahkan vas. Aku masuk kekamar mandi. Aku mencuci muka. Kulihat pantulan diriku dikaca. Kukepalkan tanganku dan melangkan tinjuku. Kurasakan darah mengucur dari tanganku.
Seseorang menarik diriku. Itu siwon hyung. Dia mendudukan ku dikursi. Kulihat ryeowook, eunhyuk juga donghae sudah menangis melihat kondisiku. Sungmin menatapku iba. Sedangkan leeteuk hyung mengobati tanganku yang luka akibat pecahan kaca. Aku menundukan kepalaku meredam amarahku dan berusaha menghirup oksigen sebisaku.
Kudengar isakan tangis. Aku mendongkakkan kepala. Ternyata semua hyungku menangis. Bahkan sungmin hyung yang sukar menangis, dia pun menangis tersedu-sedu.
“sudahlah hyung.” Ujarku pasrah. Aku merebahkan diri disofa.
“mianhae kyu, mianhae. Kau harus perjuangkan cintamu kyu. Perjuangkan. Aku sudah tidak kuat melihat mu dan chaeri menderita.” Ujar sungmin disela-sela tangisnya. Aku mengerutkan kening mendengar perkataannya. Chaeri menderita. Bukankah dia bahagia.
“apa maksudmu hyung?” tanyaku penasaran. Akhirnya sungmin hyung menceritakan semua kejadian yang selama ini disembunyikan chaeri. aku meneteskan air mataku begitu mendengarnya.
“kejar dia kyu. Kejar. Tak apa jika sesuatu terjadi pada kita semua.” Ujar teuki hyung tulus.
“benar kyu, jangan biarkan dia menderita. Walau mungkin terjadi sesuatu pada kita, kita akan tetap bersatu. Bahkan kita punya elf yang setia mencintai kita.” Ujar siwon.
“kejar kyu sebelum terlambat. Hentikan pernikahan itu.” Ujar eunhyuk
Aku tersentak. Pernikahan. Aku menggelengkan kepala. Chaeri tidak boleh menikah dengan jaeyoung.
“pergilah kyu, pernikahan mereka tinggal beberapa jam lagi.” Ujar sungmin hyung.
Aku pun berdiri. Siwon hyung ikut berdiri.
“aku akan mengantarmu.” Ujarnya.
Tiba-tiba seseorang masuk kedalam apartement. Ternyata itu noonaku, ahra.
“kyu…” ahra noona langsung menghambur kearahku dan memelukku. Dia menangis.
“noona…” panggilku. Noona melepaskan pelukannya. Dia menatapku.
“kyu, hentikan pernikahan chaeri kyu. Dia sangat mencintaimu. Ini dia meninggalkan ini dikamarmu saat dulu dia menginap dirumah.” Ujar noona seraya menyerahkan secarik kertas itu kepadaku.
Aku meraih kertas itu dan membaca isinya.
Untuk kyuhyun,
Maaf aku tidak bisa mengucapkannya langsung kepadamu. Tolong kyu, jangan pernah kau maafkan aku. Aku sudah jahat padamu. Meninggalkanmu sendirian. Kumohon padamu lupakan aku dan benci aku. Itu akan membuatku lebih baik saat harus hidup tanpamu.
Kau harus jaga kesehatanmu, jangan lupa untuk makan. Jangan pulang terlalu larut. Hiduplah seolah kau tak pernah bertemu aku. Kumohon padamu. Jebal…
Jeongmal mianhae…jeongmal mianhae cho kyuhyun, jeongmal sarang haeyo.
Air mataku kemabali menetes membaca surat itu. Aku pun segera berlari untuk menyusul chaeri.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
Aku melihat pantulan diriku dicermin. Kini aku sudah memakai baju pengantinku dan sudah memakai riasan wajahku. Beberapa jam lagi aku akan resmi menikah dengan jaeyoung. Kulihat jieun dan johyun masuk keruang riasku.
“eonni, gwenchana?” aku tersenyum melihat mereka.
“wajahmu pucat chaeri.” ujar johyun.
“aku tidak apa-apa. Apa aku tidak terlihat cantik?” ujarku
“kau cantik tapi kau lebih terlihat cantik jika kau menggagalkan pernikahan terkutuk ini.”
“johyun sudahlah.” Ujarku meredam amarah johyun.
“kalau kau mau aku bisa merusak pernikahan ini.” ujarnya lagi.
“jieun bisa kau bawa pacarmu keluar.” Ujarku. Jieun pun menarik johyun keluar ruang rias.
Aku menghela napas. Tiba-tiba kurasakan mual lagi. Aku ingin muntah
“hoooekkkk….”
“chaeri gwenchana?” itu appa. Dia baru saja masuk. raut wajahnya khawatir melihat kondisiku.
“gwenchana appa. Mungkin aku hanya masuk angin dan terlalu gugup.”
“benarkah itu?”
“ne appa. Percayalah padaku.”
“chaeri ya…apa kau yakin dengan keputusanmu ini?”
“aku sangat yakin appa.” Aku memegangi buket bunga dengan erat. Rasa mualku semakin menjadi.
“maaf sudah saatnya untuk ke altar.” Ujar seseorang dari balik pintu.
Appa pun bangkit dan mengulurkan tanganya padaku. aku menyambutnya. Lalu kami berjalan sampai depan pintu gereja. Begitu pintu gereja terbuka, terdengar lantunan lagu dari piano. Aku dan appa berjalan perlahan ke altar. Rasa mualku belum hilang sedikit pun. Bahkan sekarang kepalaku sedikit pening. Sampai aku tidak sadar sudah berada didepan altar. Appa menyerahkan tanganku kepada jaeyoung. Lalu kami menghadap pendeta
Pendeta mengucapkan kata-kata mengenai pernikahan yang tidak kumengerti sedikitpun. Kepalaku semakin pusing.
Perlahan kudengar jaeyoung mengatakan sesuatu. Ternyata pendeta sudah mulai mengucapkan janji suci pernikahan.
“aku bersedia.” Ujar jaeyoung. Kini kudengar pendeta menyebut namaku dan mengucapkan janji suci pernikahan. Rasa mualku semakin tak tertahankan.
Dengan pelan aku membuka mulutku. “aaakuuu…” kurasakan kepalaku semakin pening. Dan semuanya menjadi gelap seketika.
Chaeri POV end
Kyuhyun POV
Siwon hyung mengendalikan mobil dengan lihainya. Aku terus melirik jam cemas. Hyungku yang lain mengikuti dari belakang. Namun tidak bisa menyaingi kecepatan mobil siwon. Begitu sampai depan gereja aku langsung berlari masuk. kubuka pintu gereja. Beberapa orang yang duduk dibelakang menyadari kedatanganku. Aku melihat kearah altar.
Kudengar pendeta baru saja selesai mengucapkan kata-katanya itu. Dan semua menunggu kata-kata chaeri. aku ingin berteriak tapi tiba-tiba kulihat chaeri terjatuh pingsan. Aku langsung berlari kearahnya tanpa memperdulikan orang yang melihatku. Aku menyenderkan kepala chaeri kepangkuanku. Aku menepuk-nepuk pipinya pelan.
“chaeri sadarlah chaeri. kau kenapa chaeri bangun chaeri. aku tidak bisa hidup tanpamu. Chaeri jeongmal mianhae aku tidak tau. Jeongmal saranghaeyo chaeri. bangun chaeri.” ujarku frustasi. Kulihat jaeyoung ikut berjongkok dan panic. Dia menyingkirkan tanganku dan berusaha mengambil alih chaeri. tapi tenagaku besar dan segera mendorongnya. Aku pun mengangkat tubuh chaeri dan membawanya keluar gereja. Kulihat johyun dan jieun menyusulku. Aku segera memasukannya kedalam mobil. Siwon hyung yang melihatku membopong chaeri langsung masuk mobil dan melajukan mobil begitu aku masuk kedalam mobil. Mobil hyung-hyungku yang lain pun segera mengikuti mobil kami.
Aku terus memanggil-manggil nama chaeri. air mataku sudah bercucuran. Kami akhirnya sampai dirumah sakit terdekat. Tidak membutuhkan waktu lama karena siwon hyung menempuhnya dalam waktu 5 menit yang dalam waktu normal butuh setengah jam. Aku langsung mengangkat chaeri dan membawanya masuk ugd. Aku terduduk menunggu chaeri. kutelungkupkan wajahku dengan kedua tanganku. siwon hyung mengusap-ngusap punggungku.
Kudengar banyak langkah kaki. Aku mendongkakkan kepalaku. Ternyata itu hyung-hyungku. Kulihat juga ada appa chaeri, johyun juga jieun.
“mana chaeri?” tanya appa chaeri panic.
“dia ada didalam ahjussi.” Ujar siwon.
Johyun menghampiriku dan merangkul pundakku. Berusaha menenangkanku.
“mana chaeri?” ujar seseorang yang tak lain adalah jaeyoung. Dia datang bersama abojinya, soman.
“dia diugd.” Ujar jieun. Jaeyoung menatapku tajam.
“kau…” ujarnya mau meninjuku namun berhasil ditangkis johyun. Aku kembali menatap pintu ruang ugd. Kami menunggu kepastian keadaan chaeri. jieun menenangkan aboji chaeri bersama wooki. Kulihat jaeyoung tengah bersama johyun juga shindong. Mereka berjaga supaya jaeyoung tidak menyerangku. Sedangkan soman tengah berbicara pada leeteuk dan eunhyuk. Seperti sedang memarahi mereka. Aku menjadi merasa bersalah pada mereka semua.
Tiba-tiba seorang dokter keluar. Aku pun segera berdiri diikuti yang lainnya.
“yang mana keluarga pasien?” tanya dokter itu.
“aku abojinya.”
“aku suaminya.” Ujarku tiba-tiba.
Dokter itu menatap kearahku dengan raut wajah yang tidak bisa kutebak.
“aku memiliki kabar baik dan buruk untuk anda tentang keadaan pasien.” Ujarnya padaku.
“apa itu uisa?” tanyaku lirih. Aku benar-benar takut. Jantungku berdegup kencang.
“selamat pada anda. Istri anda sedang mengandung. Usia kandungannya sudah 3 minggu.”
Mataku terbelakak mendengarnya. Chaeri hamil. Aku sangat kaget. Perasaanku bercampur aduk. Rasa bahagia menyelubungi diriku. Kudengar jaeyoung memakiku.
“dasar kau brengsek.” Ujarnya emosi dan mendekatiku untuk meninjuku tapi berhasil badannya ditahan johyun juga shindong. Semua orang terperangah mendengar kabar itu.
“tapi…” ujar dokter itu melanjutkan.
“apa dok?” tanyaku penasaran. Aku takut ada apa-apa dengan chaeri juga anakku.
“kandungan istri anda lemah. Menurut prediksi saya, istri anda terlalu stress dan kondisi tubuhnya lemah. Tubuhnya kekurangan beberapa nutrisi. Tapi dia baik-baik saja. Hanya harus banyak istirahat, banyak makanan bergizi juga tidak boleh stress.” Lanjut dokter itu. Aku kaget. Chaeri stress. Anakku lemah kondisinya.
“bisa saya melihatnya?” ujarku langsung.
“boleh tapi jangan terlalu banyak dulu.” Ujar dokter itu seraya melihat kami yang sangat banyak jumlahnya. Aku dan aboji chaeri pun masuk kedalam.
Kulihat chaeri masih tertidur. Deru napasnya terdengar tenang. Dia sudah tidak memakai baju pengantinnya melainkan memakai baju rumah sakit. Aku mendekatinya. Kupandangi wajahnya. Tanganku bergerak menyentuk wajahnya pelan. Senyum terukir diwajahku.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
Aku membuka mataku. Putih. Aku mencium bau yang tak kusukai. Bau rumah sakit. Entah sudah berapa lama aku tidur. Aku melihat sekeliling. Kulihat seseorang tengah tertidur disampingku, dia duduk sambil tertidur. Tangannya menggenggam tanganku. Aku tahu itu kyuhyun. kugerakkan perlahan tanganku untuk menyentuh rambutnya.
Aku ingat kejadian tadi. Aku belum menikah dengan jaeyoung karena aku pingsan. Kurasakan tangan kyuhyun bergerak. Ternyata dia bangun. Dia langsung menatap padaku. senyumnya membuat rasa rinduku semakin bertambah. Dia langsung memelukku erat.
“chaeri-ah kau sudah sadar. Untunglah.”
Aku hanya terdiam. “aku akan panggilkan dokter.” Ujarnya seraya memencet tombol merah disamping ranjangku.
“kenapa kau disini? Mana jaeyoung?” tanyaku pelan.
“untuk apa kau mencarinya. Dia tidak akan menganggu kita lagi.”
“apa maksudmu?” aku mengerutkan kening. Jangan-jangan kyuhyun…
“aku sudah tau semuanya chaeri.” ujarnya seolah tau apa yang kupikirkan.
“aku tidak marah padamu. Justru aku marah pada diriku sendiri karena aku tidak mengetahui hal yang terjadi padamu. Mianhae chaeri jeongmal mianhae.” Ujarnya lagi.
“ani kyuhyun. mianhaeyo. Aku meninggalkanmu. Mianhae.”
“sudahlah chaeri. sekarang kita bangun lagi dari awal. Jeongmal saranghaeyo chaeri.”
Aku menggeleng mendengar perkataannya. Aku harus menikah dengan jaeyoung. Aku tidak mau suju hancur. Kyu mengerutkan keningnya.
“kau tidak usah khawatir. Sudah kubilang jaeyoung tidak akan menganggu kita lagi.”
“wae?” tanyaku bingung. Kurasakan tangan kyuhyun mengelus perutku. Aku semakin tidak mengerti.
Kyuhyun tersenyum menatapku. “gomawo chaeri-ah. Chukae…kau akan menjadi seorang ibu.”
Aku terperangah mendengar ucapannya. Air mataku mengalir dipipiku. Aku menatapnya tak percaya.
“itu benar chaeri. kau mengandung anakku. Anak kita. Dia sudah 3 minggu ada dalam rahimmu.” Ujarnya seraya menghapus air mata dipipiku.
Tanganku meraba perutku. Aku tak percaya seseorang anak ada didalam rahimku.
Kyuhyun langsung memelukku. Aku benar-benar bahagia. Aku pun membalas pelukannya.
“jaeyoung tidak akan menganggu kita lagi. Dia begitu kesal saat tau kau hamil anakku. Dia juga tidak akan menghancurkan superjunior. Soman sajangnim juga mengerti.”
Aku menganggukkan kepala. Kulihat aboji, jieun, johyun juga keluarga kyuhyun masuk keruanganku. Ternyata oppadeul suju juga masuk keruangan. Mereka semua tampak bahagia.
Kyuhyun menggenggam tanganku. Aku menatap kearahnya.
“Lee chaeri, bangunlah kembali kehidupan denganku. Maukah kau hidup tersiksa lagi bersamaku?”
Aku menggelengkan kepalaku. Kyuhyun mengerutkan keningnya.
“aku tidak tersiksa hidup denganmu. Justru tanpamu hidupku akan tersiksa. Aku bahagia hidup bersamamu.” Ujarku tulus.
Kyuhyun tersenyum mendengar kata-kataku. Dia mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Itu cincin pernikahanku.
“would you marry me?” ujarnya seraya menunjukan cincin itu dihadapanku.
“yes, I do.” Ujarku cepat. Kyuhyun memasangkan cincin itu kembali dijari manisku. Semua orang dalam ruangan bertepuktangan dan ikut bahagia melihat ku kembali bersama kyuhyun.
Setelah aku keluar dari rumah sakit. Kyuhyun dan aku segera melangsungkan pernikahan kami. Kini aku sudah resmi menjadi nyonya cho kembali. Hidupku benar-benar bahagia. Rumah kecil kami kini diselimbuti kebahagiaan. Keluarga kecilku. Hanya ada Aku, kyuhyun dan yuhhyeon.
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar