[After Story] It’s So Fast
Part 6 End
Author : kyubum8
Genre : Romance, dll
Main cast:
Lee ChaeRi (OC)
Cho KyuHyun
Lee JaeYoung
Jae JoHyun
Support Cast:
Choi MinRi
Park SeungHo
Lee JiEun
Song RiHyun
Member Super junior
Part 5 end (chaeri pov)
BUGHhh!!!
Seseorang itu meninju jaeyoung. Aku berteriak kaget. Mataku terbelakak begitu mellihat orang itu. Orang itu. Cho kyuhyun.
Start part 6
Kyuhyun POV
Aku baru keluar rumah sakit. Dan kini
aktivitasku tidak banyak. Aku merasa bosan. Kuputuskan untuk
berjalan-jalan keluar. Aku ingin refreshing. Kupakai hoodie ku dan
berjalan keluar dorm.
Kuputuskan untuk berjalan-jalan ketaman.
Aku hanya berjalan lurus tanpa arah ditaman ini. namun tiba-tiba kulihat
sosok chaeri. aku memicingkan mata, membenarkan penglihatanku. Ternyata
benar itu chaeri. rasa rindu dihatiku menyeruak. Tapi kulihat seorang
namja tengah memeluknya. Amarahku tak bisa kukendalikan. Aku menghampiri
mereka dan menarik lelaki itu kemudian aku langsung meninjunya.
BUGGHH!!!
“aaahhhh….” Kudengar chaeri berteriak
kaget. Aku memandang ke arahnya. Dia membelakakan matanya. Kulihat
bibirnya menyerukan namaku tanpa suara.
Namun tiba-tiba, bugh!!! Kurasakan sakit
dipipiku. Aku menoleh dan melihat lelaki tadi meninjuku. Ternyata dia
jaeyoung. Segera kulayangkan tinju padanya. Sehingga kami sekarang
sedang adu jotos. Kondisiku yang masih lemah jadi kurang kuat untuk
menghadapinya. Aku merasa tidak kuat lagi. Napasku sudah terengah-engah.
Kulihat jaeyoung menyunggingkan senyumnya lalu mengankat tangannya
untuk meninjuku. Tapi kurasakan hangat menjalari tubuhku. kulihat chaeri
memelukku. Otomatis pukulan jaeyoung mengenai pipinya. Membuat chaeri
langsung tersungkur karena kuatnya pukulan dari jaeyoung. dengan segera
kutahan tubuh chaeri. jaeyoung tampak syok karena chaeri berlari
kearahku dan melindungiku dari pukulannya. Jaeyoung memundurkan
langkahnya dan menatap tangannya.
Aku pun segera memapah chaeri kedalam
mobil dan membawanya pergi dari situ. Aku melirik terus kearah chaeri.
dia tampak meringis kesakitan.
“kenapa kau melindungiku?” tanyaku
padanya. Chaeri hanya menoleh kearahku dan memperhatikan lukaku. Aku
masih tidak kuat untuk menyetir. Sehingga kuputuskan untuk berhenti
daripada melukai kami.
“kenapa berhenti? Lukamu harus segera diobati.” Ujarnya
“berhenti sebentar chaeri-ah.” Ujarku dengan naps terengah-engah
“biar aku yang menyetir.” Ujar chaeri
langsung turun dari mobil. Dan menurunkanku dari mobil lalu memapahku ke
kursi belakang. Chaeri pun mengemudikan mobil menuju dorm.
Chaeri memapahku sampai didorm. Kemudian
membawaku kedalam kamar dan mendudukanku ditepi ranjang. Chaeri pun
keluar mengambil es juga handuk.
Dia langsung duduk disampingku. Dan
mengompres luka diwajahku. Aku tersenyum melihatnya begitu khawatir akan
kondisiku. Kulihat pipinya pun mulai keunguan. Aku menggenggam tangan
chaeri yang tengah mengompres pipiku. Dia tampak sedikit terkejut ketika
aku memegang tangannya.
“pipimu juga terluka.” Ujarku seraya
mengambil handuk ditangannya. Aku pun mengompres perlahan luka
dipipinya. Dia meringis kesakitan. Aku hanya memandangi wajahnya.
Hening seketika. Aku dan chaeri
berpandangan. Rasa rindu dihatiku semakin menyeruak. Aku pun mendekatkan
wajahku kearahnya. Mempersempit jarak diantara kami. Sampai akhirnya
bibirku menempel dibibirnya. Aku benar-benar merindukannya.
Aku meraih tengkuknya juga pinggangnya
dan menciumnya lebih dalam. Chaeri awalnya hanya diam tapi akhirnya dia
membalas ciumanku. Kami saling melepas rindu satu sama lain. Sampai hal
selanjutnya pun terjadi.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
Sinar matahari menyorot masuk kedalam
jendela. Perlahan kubuka mataku. Kurasakan deru napas kyuhyun mengenai
bahuku. Aku menoleh kearahnya. Dia sangat tenang dan damai. Wajahnya
masih menampakkan luka lebam. Tangannya memeluk perutku. Kuberanikan
diri untuk membuka selimbut. Tidak ada satu helai kain pun menutupi
tubuhku juga kyuhyun. kupejamkan mataku mengingat semalam aku dan
kyuhyun benar melakukannya. aku melihat sekeliling, bajuku berserakan
dilantai.
Kucoba untuk beranjak secara perlahan
agar tak membangunkannya. Kupunguti bajuku dan kupakai. Aku mendekati
kyuhyun yang tengah tertidur. Kupandangi wajahnya. Mataku mulai
memburam. Kudekatkan wajahku padanya dan kukecup bibirnya cukup lama.
Aku pun melepaskannya dan pergi secara diam-diam tak ingin
membangunkannya.
Aku pun pergi kevilla. Wajah cemas johyun dan jieun menyambut kedatanganku.
“aku baik-baik saja.”
“bagaimana baik-baik saja? Lihat pipimu lebam begitu. apa yang dilakukannya padamu chaeri? semalam kau dimana?”
“semalam aku bersama kyuhyun.”
“mwo? Kyuhyun bagaimana bisa?”
“jaeyoung memukul kyuhyun. dan aku melindunginya. Semalam aku merawat luka kyuhyun. bukankah aku bodoh?”
“aku tenang jika kau bersama kyuhyun. tapi kau baik-baik saja?”
“aku baik johyun. Tak usah khawatir.”
“eonni pakai salep ini dulu.” Ujar jieun seraya memakaikan salep dipipiku.
Kulirik ponselku yang bordering. Dari jaeyoung.
Yeobseo
Chaeri apa kau baik saja?
Aku baik
Mian chaeri aku tidak bermaksud memukulmu. Itu semua
Ini salahku jaeyoung. Maaf aku melindunginya. Aku hanya ingin kalian berhenti berkelahi.
Kemana kyuhyun membawamu?
Hanya sampai tengah jalan. Aku kabur dan kembali divilla.
Jadi kau divilla sekarang
Iya
Baiklah aku kesana
Tunggu jaeyoung, bisakah kau besok baru kesini. Aku merasa lelah ingin beristirahat.
Baiklah jika itu maumu. bye sayang
Bye
Klik
“jangan beritahu jaeyoung, aku kemarin bersama dengan kyuhyun ya?” mohonku pada johyun dan jieun.
Mereka berdua pun mengangguk. Aku
menghela napas dan beranjak menuju kamarku. Dikamarku ternyata sudah ada
gaun pengantin yang akan kugunakan saat menikah dengan jaeyoung.
Aku menundukan kepalaku. Bagaimana bisa
aku melakukan itu dengan kyuhyun diambang perceraian kami. Aku
benar-benar butuh berpikir jernih dengan masalah ini.
Chaeri POV end
KYuhyun POV
Kuraba kasur disebelahku. Kosong. Aku
membuka mataku. Ternyata kosong. Chaeri sudah pergi. Aku menelungkupkan
wajahku dengan kedua tanganku. Menahan air mataku yang ingin keluar.
Chaeri masih meninggalkanku, sepertinya dia benar-benar ingin bercerai
denganku. Tapi kenapa semalam ia tak menolaknya.
Kudengar pintu kamar diketuk. Mungkin itu
chaeri. kenapa aku tidak berpikir, dia bangun lebih dulu dan nyiapakan
ku sarapan. Aku beranjak dari kasurku dan memakai bajuku. Kubuka pintuku
ternyata itu leeteuk dan sungmin hyung.
“ada apa hyung?”
“kenapa wajahmu kyu?” ujar sungmin histeris. Aku hanya menggelengkan kepala.
“kau dipanggil soman sajangnim.” Ujar leeteuk hyung
“kapan?”
“sekarang kyu. Kau mandilah. Aku akan siapkan sarapan.” Ujar sungmin.
Aku pun masuk kembali dalam kamar.
Kulihat termos berisi air dan handuk masih terletak dipinggir kasur. Aku
tersenyum sedih melihatnya. Aku pun segera mandi.
Setelah selesai mandi, aku diantar
leeteuk hyung, sungmin hyung ke gedung SM. Ternyata didepan pintu
ruangan soman ada hyung-hyungku lainnya sudah menungguku.
“kyu…” ujar donghae.
“aku masuk sekarang hyung.” Ujarku pada mereka. Aku pun masuk kedalam ruangan itu.
“kau sudah datang rupanya.” Ujar soman menghampiriku dan menyuruhku duduk.
“ne sajangnim.”
“kyuhyun, kau artis SM yang sangat
multitalent. Kau sangat berbakat tentu saja aku tidak bisa membiarkanmu
lepas. Tapi kau tau jelas peraturan menjadi artis SM.”
“maksud sajangnim?” tanyaku heran
“kau melanggar salah satu aturan menjadi artis SM.”
“kau menikah. Bukankah sudah dikatakan
bahwa selama menjadi artis SM kau dilarang menjalin hubungan dengan
seorang yeoja. Pacaran saja tidak boleh. Apa lagi menikah.” Lanjutnya
lagi.
“bukankah ayah chaeri sudah meminta ijin pada anda?” tantangku
“tentu karena dia temanku. Tapi peraturan
adalah peraturan. Aku sudah memberimu toleransi selama beberapa bulan
ini. jadi kau harus menerima hukumanmu.”
“apa hukumanku?”
“karena aku tidak akan membiarkanmu
keluar dari super junior jadi pilihanmu hanya satu.” Ujar soman seraya
menyodorkanku lembaran kertas didalam map.
“apa ini?”
“tandatangani itu surat cerai. Kau harus menceraikan istrimu.”
“mwo??? Shireo… aku tidak akan pernah menceraikan chaeri.”
“aishh…kau ini. beraninya kau begitu
dihadapanku. Cepat tandatangan. Kuberi kau waktu. Besok serahkan surat
itu padaku dengan tandatanganmu. Sekarang keluarlah dari ruanganku.”
Hardiknya keras padaku. aku pun keluar dari ruangan membawa kertas busuk
itu.
Semua hyung langsung mentapku dengan
hujatan pertanyaan. Aku menyerahkan surat itu pada sungmin hyung. Aku
pun terduduk dan mengusap wajahku.
“kenapa semua orang ingin aku bercerai.” Geramku. Semua hyung menatapku.
Sungmin hyung mendekat dan memelukku.
“aku tau kyu, kau sangat mencintai chaeri. ini cobaan yang berat bagimu.”
“bersabarlah kyu.” Ujar hyung-hyungku.
Aku pun beranjakdan meninggalkan semua hyungku. Aku berjalan tanpa arah. Hingga aku terduduk ditepi kolam.
“kenapa kau tidak menceraikannya?” ujar
seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahku. Aku menoleh itu johyun. Aku
geram melihatnya. Kutarik kerah bajunya untuk meninjunya.
“tinju saja aku. Tidak apa-apa.” Aku pun mengurungkan niatku dan melepaskan kerahnya secara kasar.
“mau apa kau?” tanyaku kasar
“aku hanya ingin mengobrol denganmu.”
“apa maksudmu?”
“kau selalu curiga padaku bukan? Kau tidak perlu cape-cape habiskan tenagamu untuk itu. Aku sudah punya yeojachingu.”
“mwo???”
“tenang yeoja itu bukan chaeri.”
“kenapa kau tidak mau menceraikannya. Kau tau kau menghambat kebahagiaannya.”
“apa maksudmu?”
“chaeri, dia akan menikah dengan jaeyoung. Karena kalian belum bercerai, jadi pernikahan mereka tertunda.”
Aku menundukan kepala mendengar ucapan johyun. Ada rasa marah dan kecewa mendengarnya. Aku menolehkan kepala kearahnya.
“apa chaeri pernah berkata padamu siapa yang dia cintai?” tanyaku
“hmm? Yang dia cintai. Pada awalnya dia
bilang dia mencintaimu. Dia juga bilang padaku dia bangga punya suami
artis. Jadi banyak orang yang akan iri padanya bahkan termasuk minri
juga akan iri.”
“benarkah dia bilang begitu?”
“ya…tapi kemudian dia bilang padaku bahwa
dia mulai bosan denganmu. Kau selalu pergi keluar sehingga dia selalu
sendiri. Dia juga bilang kesal padamu karena terlalu banyak mengaturnya.
Jadi saat dia bertemu dengan jaeyoung, rasa cintanya pada jaeyoung
tumbuh kembali.”
Aku mengepalkan tanganku. Rasa sakit
kembali menjalar dihariku. Rasanya sesak sekali. Kuputuskan untuk
beranjak pergi. Aku sudah tidak kuat mendengarnya. Aku pun berjalan
kedalam mobilku. Tubuhku lemas seketika. Aku menangkupkan wajahku pada
stir mobil. Membenamkan wajahku yang tengah meneteskan air mata.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
“kau sudah puas membuatnya terluka?” ujar johyun menghampiriku.
Aku tengah terisak. Menangis mendengar obrolan antara kyuhyun dan johyun.
“uljima chaeri uljima. Bukankah ini yang kau mau?”
Aku menganggukkan kepalaku. Memang benar
aku yang memaksa johyun untuk menghampiri kyuhyun dan berkata sesuatu
yang akan membuat kyuhyun menceraikannya bahkan membencinya.
Tapi kini hatinya juga ikut sakit melihat kyuhyun begitu.
“sudahlah chaeri, ayo kita pulang. Kondisi mu masih belum baik.”
Aku pun menuruti johyun untuk pulang. Didalam kamar aku masih terus terisak.
Keesokan harinya jaeyoung datang ke villa. Aku terkejut melihat kedatangannya begitu pun dengan johyun dan jieun.
“ada apa jaeyoung?” tanyaku
“aku bawa kabar gembira untuk kita sayang.”
“apa itu?”
“taradaaaaa…” jaeyoung memperlihatkanku lembaran kertas.
“apa itu?”
“kyuhyun udah menandatangani surat cerainya. Kini tinggal kau yang tandatangan. Ayo cepat.”
Aku tersentak mendengarnya. Kuraih surat
itu. Mataku memanas melihat tandatangan kyuhyun disurat itu. Johyun
menyentuh pundakku. Aku menoleh kearahnya. Dia hanya menundukkan
kepalanya.
“jieun-ah bisa kau ambilkan ballpoint?”
ujar jaeyoung pada jieun. Jieun yang duduk disebelahku pun beranjak
mengambil ballpoint. Sudah beberapa menit sejak jieun mengambil
ballpoint tapi tak kunjung datang.
“jieun-ah kenapa lama?” kesal jaeyoung
“mianhae oppa aku lupa menaruhnya
dimana.” Teriak jieun dari dalam kamar. Aku tau sebenarnya itu hanya
akal jieun untuk mengulur waktuku menandatangani surat ini.
“jaeyoung aku ingin ke toilet sebentar.”
Ujarku seraya beranjak begitu dia mengangguk. Aku masuk kedalam kamar.
Kulihat jieun tengah menatapku. Dia sedang menyembunyikan semua
ballpoint dibawah kasur. Air mataku sudah tak terbendung lagi. Aku pun
segera kekamar mandi. Aku menangis dalam diam. Kudengar ketukan pintu.
aku menarik napas dalam agar tak terdengar seperti sedang menangis.
“sebentar.” Ujarku dari dalam
“eonni, barusan jaeyoung bilang dia harus pergi. Kau bisa keluar sekarang.”
Aku pun membuka pintu. Kulihat sosok
jieun dan johyun. Segera kupeluk jieun dan menangis kembali. Johyun
mengusap kepalaku berusaha menenangkanku.
Hingga akhirnya aku tertidur.
Keesokan paginya, kulihat surat itu diatas meja. Kupandangi surat itu.
“surat itu tidak akan hilang jika hanya kau pandangi.” Ujar johyun menyadarkanku.
Aku membuka laci meja dan mengambil ballpoint didalamnya.
“chaeri apa yang kau lakukan? Jangan katakan kau akan menandatanganinya?” panic johyun.
“bukankah harus kutandatangani. Ini takdir hidupku johyun.”
Aku pun mengambil kertas itu dan hendak
membubuhkan tandatanganku. Tapi tangan johyun menepis tanganku sehingga
balpointnya terlempar entah kemana dan kertas itu berserakan jatuh.
“kau kenapa?” pekikku padanya
“kau yang kenapa? chaeri jebal jangan
buat dirimu semakin sakit. Jika kau menikah dengan sibrengsek itu kau
juga akan melukai hati kyuhyun.”
“tapi jika aku tidak menikahinya aku akan
membuat semua orang sedih. Karena idola mereka dihancurkan karena
keegoanku.” Aku pun beranjak memungut kertas-kertas itu. Johyun mendecak
kesal dan meninggalkanku. Aku meraih kertas itu dan mengambil
ballpoint. Kububuhkan tandatanganku disitu. Kini surat itu siap
diserahkan kepengadilan. Air mataku sudah jatuh. Yah aku kembali
menangis.
Chaeri POV end
Author POV
Surat itu sudah sampai ditangan jaeyoung.
Jaeyoung sangat antusias mendapatkan surat itu sudah ditandatangani
lengkap. Tapi rasa kesal langsung menyerubunginya. Pengadilan baru akan
membuka siding perceraiannya 2 minggu lagi.
Chaeri pun memutuskan untuk kesingapore
menemui abojinya dan menjelaskan situasi kenpa dia bercerai dan akan
menikah dengan jaeyoung.
Sedangkan kyuhyun, dia kembali beraktivitas. Dia mendapat libur 2 hari dan dia manfaatkan untuk pulang kerumahnya saja.
Begitu sampai dirumahnya, kyuhyun langsung memeluk eommanya. Keluarganya belum tau bahkan dia dan chaeri akan bercerai.
“kyuhyun, mana chaeri? dia tidak ikut?” tanya eommanya.
“chaeri sedang banyak tugas eomma.” Ujar kyuhyun bohong.
“kau ini. tidak baik meninggalkannya ditengah kesibukan kuliahnya.”
“kyu kau dengan chaeri kenapa datangnya itu sendiri-sendiri.” Ujar appanya membuat kyuhyun mengerutkan keningnya.
“maksud appa?”
“chaeri datang kesini beberapa minggu yang lalu. Bahkan sempat menginap.”
“iya appa. Aku lupa. Ya sudah eomma aku pergi dulu. Aku akan menemani chaeri.” ujar kyuhyun sembari pulang.
Kyuhyun menyusuri sungai han. Tidak ada tempatnya untuk bersandar. Jiwanya seraya hilang.
*** 2 minggu kemudian
Chaeri POV
Hari ini adalah sidang perceraianku
dengan kyuhyun. aku sedang bersiap untuk datang kepengadilan. Tiba-tiba
kurasakan mual diperutku dan sedikit pusing dikepalaku. Aku segera
mencari obat dilaci. Namun tidak ada. Aku pun keluar dari kamar untuk
meminum air. Rasa mualku semakin menjadi bahkan aku ingin muntah.
Aku segera lari kekamar mandi untuk muntah. Tapi tidak ada yang aku muntahkan.
“eonni gwenchana?” tanya jieun khawatir.
“gwenchana jieun-ah. Mungkin aku masih jetlag sehabis kemarin dari Singapore.”
“tapi wajah eonni pucat.”
“aku tidak apa-apa kok. Jangan khawatir begitu.” aku pun segera keluar kamar mandi. Johyun menatapku curiga.
“jangan menatapku seperti itu johyun. Kau membuatku takut.” Ujarku setenang mungkin. Rasa mualku belum hilang.
“jangan memaksakan dirimu chaeri. kita undur saja sidang hari ini. kondisimu belum sehat betul.”
“tidak usah. Jaeyoung sudah cukup kesal dengan ditundanya selama 2 minggu.”
Ting tong…suara bel pintu. Aku segera
beranjak kepintu dan melihat sosok jaeyoung dibalik pintu dengan senyum
sumringahnya. Entah kenapa rasa mualku semakin menjadi. Aku menggigit
bibir bawahku menahan rasa mualku.
“kau sudah siap chagiya? Kajja kita berangkat.” Ajak jaeyoung seraya menarik tanganku.
Aku pun pergi kepengadilan bersama
jaeyoung. Sepanjang perjalanan aku terus memegangi perutku yang semakin
mual. Untung jaeyoung tidak curiga.
Sesampainya dipengadilan, aku langsung
menuju ruang sidang. Aku berpapasan dengan kyuhyun. kulihat dia hanya
memandangku datar. Entah kenapa saat melihat wajahnya rasa mualku
hilang.
“bisa aku bicara denganmu sebentar?”
tanya kyuhyun tiba-tiba. Aku mendongkakkan kepala melihatnya. Kurasakan
tangan jaeyoung merangkul pundakku. Rasa mualku kembali datang. Kenapa
ini.
“kau mau apa?” ujar jaeyoung.
“ada yang ingin aku bicarakan dengannya dulu.” Ujar kyuhyun seraya menarik tanganku.
Kyuhyun membawaku kesebuah ruangan. Lalu
dia menutup pintu bahkan menguncinya. Rasa mual masih menyelubungiku.
Aku hanya diam melihatnya. Aku takut jika membuka mulut aku ingin muntah
lagi. Aku tak ingin menunjukan itu dihadapannya.
Kyuhyun mendekatiku lalu menarikku dalam pelukannya. Aku merasa hangat. Mualku seketika menguap. Dia mendekapku erat.
“lepaskan aku.” Ujarku dingin
“biarkan beberapa menit saja. Aku
berjanji ini yang terakhir.” Aku menahan napas mendengar kata-katanya
itu. Kutahan agar aku tak menangis.
Tak lama kemudian kyuhyun melepaskan
pelukan kami. Dia memandangi wajahku lalu mengecup keningku seperti
salam perpisahan. Lalu dia berbalik dan meninggalkanku. Aku berjalan
gontai keruang persidangan. Jaeyoung mendekatiku dan membawaku masuk.
Kudengar hakim mengetukkan palunya
menandakan bahwa aku dan kyuhyun resmi bercerai. Satu persatu orang
meninggalkan ruang sidang. Aku masih terduduk. Kyuhyun menghampiriku.
Dia tersenyum.
“semoga kau bahagia chaeri-ah.” Ujarnya tulus lalu pergi meninggalkanku.
“tunggu kyu.” Ujarku menahannya. Aku
menhampirinya dan membarikan cincin pernikahanku padanya. Kyuhyun
memandangi cincin itu lalu pergi. Jaeyoung menghampiriku dan membawaku
pergi.
“chaeri ya akhirnya kita bisa mulai mengurus pernikahan kita.” Ujarnya begitu kami sampai desalah satu restoran.
“ayo kita rayakan chaeri.”
“rayakan apa?” tanyaku bingung.
“perceraianmu. Dan pernikahan kita.” Ujarnya riang. Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya.
“em…sebaiknya kita percepat saja tanggal pernikahan kita. Bagaimana chaeri?”
“terserah padamu saja.”
“baiklah. Minggu depan saja.” Ujarnya. Jaeyoung pun menelepon abojinya mengabarkan hal itu.
Semenjak perceraian itu, aku mulai
disibukkan dengan persiapan pernikahan. Sebenarnya aku hanya duduk diam.
Semuanya sudah diatur oleh jaeyoung. Aku hanya mengangguk saja
menyetujui semua pilihannya.
“chaeri kau tampak pucat.” Ujar johyun
menghampiriku sembari membawa segelas susu. Lalu diberikannya padaku.
“minum lah supaya kau fit.” Ujarnya lagi seraya melihat-melihat
pernak-pernik pernikahan.
“kapan kau akan menikah johyun?” tanyaku padanya.
“aku ingin menunggu calonku selesai kuliah dulu.” Ujarnya
“calon? Siapa dia? Apa aku mengenalnya?”
“tentu kau mengenalnya.” Ujarnya malu-malu.
“siapa?”
“hmm…nanti juga kau akan tau.” Aku mendengus mendengarnya. Jieun pun datang menghampiriku.
“jieun-ah, johyun sudah punya kekasih
ternyata. Apa kau tau?” tanyaku padanya. Kulihat jieun jadi salah
tingkah dan semburat merah muncul dipipinya. Aku mengerutkan keningku.
Kulihat kearah johyun, dia pun sedang menunduk. Aku mengerti maksud
mereka.
PLETAKK!!! Aku menjitak kepala johyun.
“YAAA…APPO chaeri. kenapa kau memukulku?”
“kau ini beraninya memacari sepupuku.”
“kenapa kau tau?” tanyanya histeris
“semua orang juga akan tau jika melihat kalian saling curi pandang begitu.”
“hehehe…kau merestuiku kan chaeri?” ujarnya pada chaeri.
“jieun kau benar mau dengan orang sepertinya?” tanyaku pada jieun.
“yak chaeri apa maksudmu bicara begitu?” sewot johyun. Kulihat jieun tersenyum malu.
“ya eonni aku suka padanya.”
“ah araseo. Baiklah. Kau harus
menjaganya.” Ujarku pada johyun. Kulihat johyun tersenyum sumringah
begitu pun jieun. Aku tersenyum meilhatnya. Lalu kulihat susu
ditanganku, aku pun meminumnya pelan. Tiba-tiba kurasakan mual. Aku pun
meletakkan gelas penuh susu itu dimeja secara kasar sehingga dipastikan
tumpah, aku berlari kekamar mandi untuk muntah. Lagi-lagi tak ada yang
keluar.
Johyun dan jieun langsung panic melihat
keadaanku. Mereka membawaku untuk beristirahat. Aku tidak mengerti
akhir-akhir ini aku sering merasa mual.
Chaeri POV end
Kyuhyun POV
Semua hyung ku tengah berkumpul diruang
tengah. Mereka seperti memperhatikan sesuatu. Aku baru saja pulang dari
latihan bersama yesung dan wooki.
“kalian sedang apa?” ujar yesung
menghampiri mereka. Diikuti aku juga wooki. Kulihat eunhyuk langsung
menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Mereka semua langsung
menatapku.
“kalian sudah pulang ternyata.” Ujar sungmin mendekatiku.
“apa yang kalian lihat?” tanyaku penasaran.
“bukan apa-apa kok kyu. Sebaiknya kau beristirahat.” Ujar leeteuk
“ani, yah hyuk jae perlihatkan yang dibalik punggungmu.” Ujarku
“yakkk…panggil aku hyung.” Ujarnya
protes. Aku pun mendekatinya. Menatapnya tajam dengan aura evilku.
Eunhyuk tampak gelisah. Dia melirik kearah member lain meminta
pertolongan. Aku pun menarik paksa tangannya dan merebutnya. Kulihat itu
seperti sebuah undangan. Kubuka undangan itu. Mataku terbelakak melihat
nama yang tertera dalam undangan itu. Lee Chaeri dan Lee Jaeyoung. Rasa
sesakku kembali menguasai diriku. Aku melempar undangan itu kasar. Aku
pun beranjak pergi.
Hatiku terasa sangat sakit melihat
undangan itu. Amarahku seketika memuncak. Aku masuk kedalam dormku. Dan
meracau disana. Aku memberantakkannya. Melempar kursi, memecahkan vas.
Aku masuk kekamar mandi. Aku mencuci muka. Kulihat pantulan diriku
dikaca. Kukepalkan tanganku dan melangkan tinjuku. Kurasakan darah
mengucur dari tanganku.
Seseorang menarik diriku. Itu siwon
hyung. Dia mendudukan ku dikursi. Kulihat ryeowook, eunhyuk juga donghae
sudah menangis melihat kondisiku. Sungmin menatapku iba. Sedangkan
leeteuk hyung mengobati tanganku yang luka akibat pecahan kaca. Aku
menundukan kepalaku meredam amarahku dan berusaha menghirup oksigen
sebisaku.
Kudengar isakan tangis. Aku mendongkakkan
kepala. Ternyata semua hyungku menangis. Bahkan sungmin hyung yang
sukar menangis, dia pun menangis tersedu-sedu.
“sudahlah hyung.” Ujarku pasrah. Aku merebahkan diri disofa.
“mianhae kyu, mianhae. Kau harus
perjuangkan cintamu kyu. Perjuangkan. Aku sudah tidak kuat melihat mu
dan chaeri menderita.” Ujar sungmin disela-sela tangisnya. Aku
mengerutkan kening mendengar perkataannya. Chaeri menderita. Bukankah
dia bahagia.
“apa maksudmu hyung?” tanyaku penasaran.
Akhirnya sungmin hyung menceritakan semua kejadian yang selama ini
disembunyikan chaeri. aku meneteskan air mataku begitu mendengarnya.
“kejar dia kyu. Kejar. Tak apa jika sesuatu terjadi pada kita semua.” Ujar teuki hyung tulus.
“benar kyu, jangan biarkan dia menderita.
Walau mungkin terjadi sesuatu pada kita, kita akan tetap bersatu.
Bahkan kita punya elf yang setia mencintai kita.” Ujar siwon.
“kejar kyu sebelum terlambat. Hentikan pernikahan itu.” Ujar eunhyuk
Aku tersentak. Pernikahan. Aku menggelengkan kepala. Chaeri tidak boleh menikah dengan jaeyoung.
“pergilah kyu, pernikahan mereka tinggal beberapa jam lagi.” Ujar sungmin hyung.
Aku pun berdiri. Siwon hyung ikut berdiri.
“aku akan mengantarmu.” Ujarnya.
Tiba-tiba seseorang masuk kedalam apartement. Ternyata itu noonaku, ahra.
“kyu…” ahra noona langsung menghambur kearahku dan memelukku. Dia menangis.
“noona…” panggilku. Noona melepaskan pelukannya. Dia menatapku.
“kyu, hentikan pernikahan chaeri kyu. Dia
sangat mencintaimu. Ini dia meninggalkan ini dikamarmu saat dulu dia
menginap dirumah.” Ujar noona seraya menyerahkan secarik kertas itu
kepadaku.
Aku meraih kertas itu dan membaca isinya.
Untuk kyuhyun,
Maaf aku tidak bisa mengucapkannya
langsung kepadamu. Tolong kyu, jangan pernah kau maafkan aku. Aku sudah
jahat padamu. Meninggalkanmu sendirian. Kumohon padamu lupakan aku dan
benci aku. Itu akan membuatku lebih baik saat harus hidup tanpamu.
Kau harus jaga kesehatanmu, jangan
lupa untuk makan. Jangan pulang terlalu larut. Hiduplah seolah kau tak
pernah bertemu aku. Kumohon padamu. Jebal…
Jeongmal mianhae…jeongmal mianhae cho kyuhyun, jeongmal sarang haeyo.
Air mataku kemabali menetes membaca surat itu. Aku pun segera berlari untuk menyusul chaeri.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
Aku melihat pantulan diriku dicermin.
Kini aku sudah memakai baju pengantinku dan sudah memakai riasan
wajahku. Beberapa jam lagi aku akan resmi menikah dengan jaeyoung.
Kulihat jieun dan johyun masuk keruang riasku.
“eonni, gwenchana?” aku tersenyum melihat mereka.
“wajahmu pucat chaeri.” ujar johyun.
“aku tidak apa-apa. Apa aku tidak terlihat cantik?” ujarku
“kau cantik tapi kau lebih terlihat cantik jika kau menggagalkan pernikahan terkutuk ini.”
“johyun sudahlah.” Ujarku meredam amarah johyun.
“kalau kau mau aku bisa merusak pernikahan ini.” ujarnya lagi.
“jieun bisa kau bawa pacarmu keluar.” Ujarku. Jieun pun menarik johyun keluar ruang rias.
Aku menghela napas. Tiba-tiba kurasakan mual lagi. Aku ingin muntah
“hoooekkkk….”
“chaeri gwenchana?” itu appa. Dia baru saja masuk. raut wajahnya khawatir melihat kondisiku.
“gwenchana appa. Mungkin aku hanya masuk angin dan terlalu gugup.”
“benarkah itu?”
“ne appa. Percayalah padaku.”
“chaeri ya…apa kau yakin dengan keputusanmu ini?”
“aku sangat yakin appa.” Aku memegangi buket bunga dengan erat. Rasa mualku semakin menjadi.
“maaf sudah saatnya untuk ke altar.” Ujar seseorang dari balik pintu.
Appa pun bangkit dan mengulurkan tanganya
padaku. aku menyambutnya. Lalu kami berjalan sampai depan pintu gereja.
Begitu pintu gereja terbuka, terdengar lantunan lagu dari piano. Aku
dan appa berjalan perlahan ke altar. Rasa mualku belum hilang sedikit
pun. Bahkan sekarang kepalaku sedikit pening. Sampai aku tidak sadar
sudah berada didepan altar. Appa menyerahkan tanganku kepada jaeyoung.
Lalu kami menghadap pendeta
Pendeta mengucapkan kata-kata mengenai pernikahan yang tidak kumengerti sedikitpun. Kepalaku semakin pusing.
Perlahan kudengar jaeyoung mengatakan sesuatu. Ternyata pendeta sudah mulai mengucapkan janji suci pernikahan.
“aku bersedia.” Ujar jaeyoung. Kini
kudengar pendeta menyebut namaku dan mengucapkan janji suci pernikahan.
Rasa mualku semakin tak tertahankan.
Dengan pelan aku membuka mulutku. “aaakuuu…” kurasakan kepalaku semakin pening. Dan semuanya menjadi gelap seketika.
Chaeri POV end
Kyuhyun POV
Siwon hyung mengendalikan mobil dengan
lihainya. Aku terus melirik jam cemas. Hyungku yang lain mengikuti dari
belakang. Namun tidak bisa menyaingi kecepatan mobil siwon. Begitu
sampai depan gereja aku langsung berlari masuk. kubuka pintu gereja.
Beberapa orang yang duduk dibelakang menyadari kedatanganku. Aku melihat
kearah altar.
Kudengar pendeta baru saja selesai
mengucapkan kata-katanya itu. Dan semua menunggu kata-kata chaeri. aku
ingin berteriak tapi tiba-tiba kulihat chaeri terjatuh pingsan. Aku
langsung berlari kearahnya tanpa memperdulikan orang yang melihatku. Aku
menyenderkan kepala chaeri kepangkuanku. Aku menepuk-nepuk pipinya
pelan.
“chaeri sadarlah chaeri. kau kenapa
chaeri bangun chaeri. aku tidak bisa hidup tanpamu. Chaeri jeongmal
mianhae aku tidak tau. Jeongmal saranghaeyo chaeri. bangun chaeri.”
ujarku frustasi. Kulihat jaeyoung ikut berjongkok dan panic. Dia
menyingkirkan tanganku dan berusaha mengambil alih chaeri. tapi tenagaku
besar dan segera mendorongnya. Aku pun mengangkat tubuh chaeri dan
membawanya keluar gereja. Kulihat johyun dan jieun menyusulku. Aku
segera memasukannya kedalam mobil. Siwon hyung yang melihatku membopong
chaeri langsung masuk mobil dan melajukan mobil begitu aku masuk kedalam
mobil. Mobil hyung-hyungku yang lain pun segera mengikuti mobil kami.
Aku terus memanggil-manggil nama chaeri.
air mataku sudah bercucuran. Kami akhirnya sampai dirumah sakit
terdekat. Tidak membutuhkan waktu lama karena siwon hyung menempuhnya
dalam waktu 5 menit yang dalam waktu normal butuh setengah jam. Aku
langsung mengangkat chaeri dan membawanya masuk ugd. Aku terduduk
menunggu chaeri. kutelungkupkan wajahku dengan kedua tanganku. siwon
hyung mengusap-ngusap punggungku.
Kudengar banyak langkah kaki. Aku
mendongkakkan kepalaku. Ternyata itu hyung-hyungku. Kulihat juga ada
appa chaeri, johyun juga jieun.
“mana chaeri?” tanya appa chaeri panic.
“dia ada didalam ahjussi.” Ujar siwon.
Johyun menghampiriku dan merangkul pundakku. Berusaha menenangkanku.
“mana chaeri?” ujar seseorang yang tak lain adalah jaeyoung. Dia datang bersama abojinya, soman.
“dia diugd.” Ujar jieun. Jaeyoung menatapku tajam.
“kau…” ujarnya mau meninjuku namun
berhasil ditangkis johyun. Aku kembali menatap pintu ruang ugd. Kami
menunggu kepastian keadaan chaeri. jieun menenangkan aboji chaeri
bersama wooki. Kulihat jaeyoung tengah bersama johyun juga shindong.
Mereka berjaga supaya jaeyoung tidak menyerangku. Sedangkan soman tengah
berbicara pada leeteuk dan eunhyuk. Seperti sedang memarahi mereka. Aku
menjadi merasa bersalah pada mereka semua.
Tiba-tiba seorang dokter keluar. Aku pun segera berdiri diikuti yang lainnya.
“yang mana keluarga pasien?” tanya dokter itu.
“aku abojinya.”
“aku suaminya.” Ujarku tiba-tiba.
Dokter itu menatap kearahku dengan raut wajah yang tidak bisa kutebak.
“aku memiliki kabar baik dan buruk untuk anda tentang keadaan pasien.” Ujarnya padaku.
“apa itu uisa?” tanyaku lirih. Aku benar-benar takut. Jantungku berdegup kencang.
“selamat pada anda. Istri anda sedang mengandung. Usia kandungannya sudah 3 minggu.”
Mataku terbelakak mendengarnya. Chaeri
hamil. Aku sangat kaget. Perasaanku bercampur aduk. Rasa bahagia
menyelubungi diriku. Kudengar jaeyoung memakiku.
“dasar kau brengsek.” Ujarnya emosi dan
mendekatiku untuk meninjuku tapi berhasil badannya ditahan johyun juga
shindong. Semua orang terperangah mendengar kabar itu.
“tapi…” ujar dokter itu melanjutkan.
“apa dok?” tanyaku penasaran. Aku takut ada apa-apa dengan chaeri juga anakku.
“kandungan istri anda lemah. Menurut
prediksi saya, istri anda terlalu stress dan kondisi tubuhnya lemah.
Tubuhnya kekurangan beberapa nutrisi. Tapi dia baik-baik saja. Hanya
harus banyak istirahat, banyak makanan bergizi juga tidak boleh stress.”
Lanjut dokter itu. Aku kaget. Chaeri stress. Anakku lemah kondisinya.
“bisa saya melihatnya?” ujarku langsung.
“boleh tapi jangan terlalu banyak dulu.”
Ujar dokter itu seraya melihat kami yang sangat banyak jumlahnya. Aku
dan aboji chaeri pun masuk kedalam.
Kulihat chaeri masih tertidur. Deru
napasnya terdengar tenang. Dia sudah tidak memakai baju pengantinnya
melainkan memakai baju rumah sakit. Aku mendekatinya. Kupandangi
wajahnya. Tanganku bergerak menyentuk wajahnya pelan. Senyum terukir
diwajahku.
Kyuhyun POV end
Chaeri POV
Aku membuka mataku. Putih. Aku mencium
bau yang tak kusukai. Bau rumah sakit. Entah sudah berapa lama aku
tidur. Aku melihat sekeliling. Kulihat seseorang tengah tertidur
disampingku, dia duduk sambil tertidur. Tangannya menggenggam tanganku.
Aku tahu itu kyuhyun. kugerakkan perlahan tanganku untuk menyentuh
rambutnya.
Aku ingat kejadian tadi. Aku belum
menikah dengan jaeyoung karena aku pingsan. Kurasakan tangan kyuhyun
bergerak. Ternyata dia bangun. Dia langsung menatap padaku. senyumnya
membuat rasa rinduku semakin bertambah. Dia langsung memelukku erat.
“chaeri-ah kau sudah sadar. Untunglah.”
Aku hanya terdiam. “aku akan panggilkan dokter.” Ujarnya seraya memencet tombol merah disamping ranjangku.
“kenapa kau disini? Mana jaeyoung?” tanyaku pelan.
“untuk apa kau mencarinya. Dia tidak akan menganggu kita lagi.”
“apa maksudmu?” aku mengerutkan kening. Jangan-jangan kyuhyun…
“aku sudah tau semuanya chaeri.” ujarnya seolah tau apa yang kupikirkan.
“aku tidak marah padamu. Justru aku marah
pada diriku sendiri karena aku tidak mengetahui hal yang terjadi
padamu. Mianhae chaeri jeongmal mianhae.” Ujarnya lagi.
“ani kyuhyun. mianhaeyo. Aku meninggalkanmu. Mianhae.”
“sudahlah chaeri. sekarang kita bangun lagi dari awal. Jeongmal saranghaeyo chaeri.”
Aku menggeleng mendengar perkataannya. Aku harus menikah dengan jaeyoung. Aku tidak mau suju hancur. Kyu mengerutkan keningnya.
“kau tidak usah khawatir. Sudah kubilang jaeyoung tidak akan menganggu kita lagi.”
“wae?” tanyaku bingung. Kurasakan tangan kyuhyun mengelus perutku. Aku semakin tidak mengerti.
Kyuhyun tersenyum menatapku. “gomawo chaeri-ah. Chukae…kau akan menjadi seorang ibu.”
Aku terperangah mendengar ucapannya. Air mataku mengalir dipipiku. Aku menatapnya tak percaya.
“itu benar chaeri. kau mengandung anakku.
Anak kita. Dia sudah 3 minggu ada dalam rahimmu.” Ujarnya seraya
menghapus air mata dipipiku.
Tanganku meraba perutku. Aku tak percaya seseorang anak ada didalam rahimku.
Kyuhyun langsung memelukku. Aku benar-benar bahagia. Aku pun membalas pelukannya.
“jaeyoung tidak akan menganggu kita lagi.
Dia begitu kesal saat tau kau hamil anakku. Dia juga tidak akan
menghancurkan superjunior. Soman sajangnim juga mengerti.”
Aku menganggukkan kepala. Kulihat aboji,
jieun, johyun juga keluarga kyuhyun masuk keruanganku. Ternyata oppadeul
suju juga masuk keruangan. Mereka semua tampak bahagia.
Kyuhyun menggenggam tanganku. Aku menatap kearahnya.
“Lee chaeri, bangunlah kembali kehidupan denganku. Maukah kau hidup tersiksa lagi bersamaku?”
Aku menggelengkan kepalaku. Kyuhyun mengerutkan keningnya.
“aku tidak tersiksa hidup denganmu. Justru tanpamu hidupku akan tersiksa. Aku bahagia hidup bersamamu.” Ujarku tulus.
Kyuhyun tersenyum mendengar kata-kataku. Dia mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Itu cincin pernikahanku.
“would you marry me?” ujarnya seraya menunjukan cincin itu dihadapanku.
“yes, I do.” Ujarku cepat. Kyuhyun
memasangkan cincin itu kembali dijari manisku. Semua orang dalam ruangan
bertepuktangan dan ikut bahagia melihat ku kembali bersama kyuhyun.
Setelah aku keluar dari rumah sakit.
Kyuhyun dan aku segera melangsungkan pernikahan kami. Kini aku sudah
resmi menjadi nyonya cho kembali. Hidupku benar-benar bahagia. Rumah
kecil kami kini diselimbuti kebahagiaan. Keluarga kecilku. Hanya ada
Aku, kyuhyun dan yuhhyeon.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar