Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Byun Namhyun (OC), other.
Genre: Romance, Angst, Friendship, Family, School-Life, Hospital-Life
Length: Multi-Chapter
Rated: T
Pair: Chanbaek/Baekyeol
Warning: Yaoi, Boy x Boy, OOC, Typo(s), No Siders, No Plagiat, etc.
Backsound: Can't Open Up My Lips, 2AM I Wonder if You Hurt like Me
Aloha!
(?) gak kerasa udah chapter 3 aja, dan sekarang author udah libur!
Yeey! ^^ jadi author bisa cepet update fic ini. Oh ya, makasih banget
yang udah comment/review di chapter 1 sama 2! Ntar aku balesin disini :D
So, tanpa banyak rempong (?), lets read!
.
.
.
DON'T LIKE DON'T READ!
.
.
.
IF YOU DON'T LIKE YAOI OR BAEKYEOL/CHANBAEK, JUST LEAVE THIS PAGE!
.
.
.
FANFICTION IS STARTED! HAPPY READ! ^^
.
.
.
Chapter 2:
Chanyeol
pun segera menaruh Androidnya dimeja, lalu mengambil buku diari
Baekhyun berniat untuk menaruhnya. Namun sebuah suara menginterupsi
kegiatannya.
"Yeollie." Gumam Baekhyun membuat Chanyeol berkeringat dingin.
DEG
Chapter 3:
"Yeollie! Yeollie!" gumam Baekhyun lagi. Entah kenapa suaranya seperti memanggil sosok Chanyeol yang akan pergi meninggalkannya.
Chanyeol pun mengangkat kepalanya perlahan dan menghela nafas.
"Nyaris
saja." Gumam Chanyeol sambil mengembalikan diari Baekhyun ketempat
semula. Chanyeol pun melangkahkan kakinya mendekati Baekhyun dan
menggenggam tangan Baekhyun.
"Aku disini Baekkie. Akan disini dan
tidak akan pernah pergi sampai kau sembuh." Ucap Chanyeol seakan
berusaha menenangkan Baekhyun.
"Chanyeol-ah, saranghae." Gumam Baekhyun seiring jatuhnya air mata dari salah satu mata sipitnya yang tertutup.
DEG
Lagi-lagi
Chanyeol harus mendengarkan kata itu yang membuatnya merasa sesak tapi
senang. Sesak karena ia justru menyukai dongsaengnya bukan sosok namja
didepannya ini, tapi ia tidak tau rasa senang itu karena apa.
"Chanyeol,
jangan pergi! Jebal, jangan tinggalkan aku. Aku takut sendirian.
Jebal!" igau Baekhyun membuat Chanyeol gelagapan dan secara tidak
sengaja malah mengecup kening Baekhyun.
"Oops." Chanyeol memegang
bibirnya sendiri yang baru saja menyentuh kening Baekhyun. Rona merah
muncul dikedua pipi Chanyeol. Chanyeol pun akhirnya memutuskan untuk
tidur di sofa setelah meyakini bahwa Baekhyun sudah tenang.
_Tomorrow_
Pagi
ini, Chanyeol telah memantapkan hatinya untuk menembak Namhyun. Ia juga
merasa sepertinya Namhyun juga menyukainya. Bukannya geer atau apa,
tapi dari sikap Namhyun pun sudah kelihatan bahwa yeoja itu menyukai
Chanyeol.
Tepat pukul 07.00 pagi, Chanyeol sudah siap dengan
kemeja putih dan blue jeans, ia melangkah menuju taman rumah sakit.
Biasanya jam segini Namhyun sudah ada disitu, katanya sih mau melihat
indahnya pagi dan terbitnya matahari.
Chanyeol melangkahkan
kakinya secara perlahan mendekati Namhyun yang sedang asyik melihat
langit sesampainya ia ditaman. Chanyeol pun menutup kedua mata Namhyun
membuat yeoja itu terlonjak kaget.
_Namhyun POV_
Disaat aku sedang asyik melihat langit, tiba-tiba ada yang menutup mataku. Ish, siapa sih, mengganggu saja.
"Nugu?" ucapku dengan nada kesal. Tiba-tiba tercium bau green tea dari arah belakang. Hmm, aku tau siapa ini.
"Chanyeol
Oppa. Sudahlah, aku mau melihat langit nih." Ucapku. Dan secara
perlahan, tangan itu pun membuka kedua mataku membuatku tersenyum
senang.
"Ish, kenapa kau bisa tau sih?" tanyanya sambil menggerutu
kecil. Aku pun hanya bisa terkikik pelan padahal jantungku berdetak
cepat melihat wajahnya yang imut disaat marah.
"Baumu khas Oppa." Ucapku membuat ia langsung men-deathglareku, tapi setelah itu ia pun tersenyum membuat darahku berdesir.
_Namhyun POV End_
"Oppa tumben pagi-pagi sudah kesini. Kangen denganku yah?" ucap Namhyun membuat Chanyeol menjitak kecil kening Namhyun.
"Siapa juga yang kangen denganmu." Ucap Chanyeol membuat Namhyun mempoutkan bibir pucatnya.
"Lalu, kenapa Oppa kesini pagi sekali?" tanya Namhyun penasaran.
"Itu..." Chanyeol menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Padahal persiapannya sudah ada tapi kenapa ia malah gugup.
"Apa Oppa?" selidik Namhyun membuat Chanyeol semakin gugup.
"Saranghae."
Tiba-tiba kata itu meluncur begitu saja dari mulut Chanyeol. Namhyun
terkejut, namun tiba-tiba muncul senyuman miris diwajah yeoja itu.
"Mian Oppa, aku tidak bisa menerimamu." Ucap Namhyun dengan suara parau membuat Chanyeol membulatkan kedua matanya.
"Wae?" tanya Chanyeol tidak percaya.
"Aku-aku tidak bisa Oppa." Ucap Namhyun dengan suara yang semakin parau seperti menahan tangis.
"Kenapa? Apa yang kurang dari diriku?" tanya Chanyeol dengan nada sedikit keras.
"Tidak ada Oppa. Hanya saja, aku bukan yang terbaik untukmu Oppa." Ucap Namhyun pelan.
"Bukan
yang terbaik bagaimana? Hanya kamu yang aku cintai Namhyun." Ucap
Chanyeol dengan nada yang seperti bentakan. Amarahnya sudah di ubun-ubun
yang sebentar lagi sudah mau meledak.
"Mian Oppa. Hiks." Isakan
pun lolos dari mulut Namhyun membuat amarah Chanyeol menghilang
seketika. Namja macam apa dia, membuat yeoja yang dicintainya menangis
karenanya.
"Ma-maaf Namhyun. Aku bukannya bermaksud membentakmu."
Ucap Chanyeol sambil merengkuh tubuh mungil yeoja itu. Namhyun tidak
membalas maupun mengelak, ia hanya menangis di pelukan Chanyeol.
"O-oppa,
a-aku juga mencintaimu, nado saranghae. Hanya saja ada satu alasan yang
membuatku tidak bisa menerimamu oppa." Ucap Namhyun ditengah isakannya.
"Apa? Apa itu?" tanya Chanyeol sambil melepaskan pelukannya dan menagkupkan wajah Namhyun dengan kedua tangannya.
"Suatu saat nanti kau akan tau Oppa." Ucap Namhyun sambil tersenyum miris membuat Chanyeol menghela nafas.
"Kalau
begitu, bolehkah aku menciummu?" tanya Chanyeol yang hanya dibalas
anggukan oleh Namhyun. Akhirnya secara perlahan, Chanyeol pun menghapus
jarak diantara mereka berdua. Tanpa mereka sadari, di balik pohon cemara
yang ada di taman, ada seorang namja yang melihat mereka berdua sambil
tersenyum pahit.
_Baekhyun POV_
Kugerakkan kursi rodaku
menjauhi taman rumah sakit. Masih terbayang-bayang hal yang tadi
kulihat. Hah, mereka sudah jadian yah?. Oh, jadi aku telat
mengucapkannya pada Chanyeol haha.
Baiklah, mungkin aku memang
harus melepaskannya demi Namhyun. Aku tidak boleh egois, Chanyeol itu
bukan hanya untukku saja, tapi untuk semua orang. Dengan siapapun ia
bersama, aku tidak boleh melarangnya apa lagi menghalang-halanginya,
karena aku bukan siapa-siapanya.
Sesampainya dikamar, aku segera
naik ketempat tidur dan memeluk gulingku erat. Kutekan-tekan dadaku yang
masih terasa sakit. Ugh, harusnya tadi aku tidak mencari dia. Yah, tapi
nasi sudah menjadi bubur, aku memang sudah terlanjur melihat itu, dan
yah sekarang terima saja konsekuensinya.
_Baekhyun POV End_
Setelah
mengantarkan Namhyun kekamarnya, Chanyeol pun melangkahkan kakinya
masuk kekamar Baekhyun. Matanya hampir keluar karena melotot melihat
Baekhyun yang sedang asyik menonton tv. Senyuman mengembang diwajah
Chanyeol.
"Baekkie!" teriak Chanyeol sambil berlari menerjang
Baekhyun. Chanyeol memeluk Baekhyun dengan eratnya seakan takut
kehilangan sahabatnya itu untuk kedua kalinya.
"Ya! Ya! Chanyeol
sesak tau!" ucap Baekhyun sambil menepuk-nepuk punggung Baekhyun membuat
namja itu langsung melepaskan pelukannya dan memasang cengiran gaje.
"Mian,
habis aku kangen banget sama kamu Baekkie. Kamu enak-enak aja hidup
dialam mimpi, gak tau apa aku udah bela-belain gak pulang cuma buat
nungguin kamu sadar." Gerutu Chanyeol padahal hatinya sangat senang.
"Yak! Siapa suruh nungguin aku sadar. Aku kan gak nyuruh kamu nungguin aku." Kata Baekhyun sambil menjitak kepala Chanyeol.
"Ish
sudahlah. Yang penting sekarang kau sudah sadar." Ucap Chanyeol sambil
memeluk Baekhyun lagi. Baekhyun pun membalas pelukan Chanyeol. Mereka
terlarut dalam kebersamaan yang indah sampai kejadian tadi melintas
diotak Baekhyun.
"Emm Chanyeol-ah, kamu udah jadian yah sama Namhyun?" tanya Baekhyun membuat raut wajah Chanyeol berubah sedih.
"Anniya,
aku gak jadian sama dia. Dia nolak aku, Baekkie." Lirih Chanyeol
membuat Baekhyun menatapnya nanar padahal terbersit rasa senang didalam
hatinya.
"Jinjja? Waeyo?" tanya Baekhyun sambil berusaha menahan senyumannya.
"Molla." Ucap Chanyeol sambil mengedikkan kedua bahunya membuat Baekhyun menjadi penasaran.
"Eum
begitu. Sabar yah." Ucap Baekhyun sambil menepuk-nepuk punggung
Chanyeol. Terjadi keheningan beberapa menit sampai akhirnya ada
seseorang yang mengetuk pintu kamar Baekhyun.
"Masuk." Suruh Baekhyun dan munculah suster yang membawa makan siang untuk Baekhyun.
"Annyeong
Baekhyun-ssi, Chanyeol-ssi. Wah Baekhyun-ssi sudah sadar, baiklah saya
panggilkan Xi Uisanim dulu yah." Ucap suster itu. Setelah menaruh
makanan Baekhyun dimeja, yeoja itupun berjalan keluar untuk mencari Xi
Uisanim.
Beberapa menit kemudian, Xi Uisanim pun datang dan
tersenyum cerah melihat keadaan Baekhyun yang sudah sadar. Karena ingin
memeriksa Baekhyun, jadi Chanyeol pun disuruh keluar.
_Chanyeol POV_
Kududukkan
tubuhku disalah satu kursi. Ah, rasanya senang sekali melihat Baekkie
sudah sadar. Aku benar-benar merindukannya. Hmm, entah kenapa melihat
Baekkie sadar semua kesedihanku akan masalah tadi jadi hilang.
Kurenggangkan badanku yang terasa pegal. Tiba-tiba, aku mendengar seseorang memanggilku.
"Chanyeol Hyung!" teriakknya membuat aku langsung menengok kearah orang itu. Oh, ternyata si Sehun.
Sehun berlari kecil kearahku, haha, dia seperti anak kecil disaat berlari seperti itu.
"Hyung, bagaimana keadaan Baekkie Hyung?" tanya Sehun sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngossan.
"Dia sudah sadar." Ucapku sambil tersenyum cerah.
"Jinjja?" tanya Sehun sambil mengangkat kedua tangannya keatas layaknya anak kecil.
"Ne." Ucap Chanyeol sambil mengangguk-angguk.
"Wah
bagus kalau begitu. Nanti aku dan teman-teman mau menengok yah." Ucap
Sehun. Tiba-tiba, terbersit dipikaranku bagaimana Sehun bisa ada disini.
"Oh iya hun, kamu ngapain disini?" tanyaku yang dibalas tatapan bingung oleh Sehun.
"Loh,
Hyung gak tau, Kyungsoo Hyung kan dirawat disini." Ucap Sehun membuatku
tersentak. Loh, Kyungsoo dirawat disini?. Kok gak ada yang ngasih tau
aku?.
"Loh emang kenapa?" tanyaku.
"Sakit tipes hyung." Ucap Sehun yang hanya dibalas anggukan kepala olehku. Ooh tipes toh.
"Kamu kesini sama siapa aja?" tanyaku lagi.
"Sama
Jongin sama Luhan ge." Ucap Sehun yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan
olehku. Tiba-tiba, bunyi pintu berderit membuat kami refleks menengok
kearah asal suara itu. Ternyata Xi Uisanim sudah selesai memeriksa
Baekhyun.
"Ah, Xi Uisanim." Ucap Sehun yang langsung membungkuk 90 derajat didepan Xi Uisanim. Ckck, mencari sensasi dengan calon mertua.
"Oh
Sehun-ah, sedang apa disini?" tanya Xi Uisanim sambil tersenyum. Ckck,
cepat sekali kau Sehun membuat calon mertuamu tertarik.
"Ah, aku sedang menengok temanku." Ucap Sehun.
"Apakah
bersama Luhan?" tanya Xi Uisanim yang hanya dibalas anggukan kepala
oleh Sehun. Ck, kalau begini caranya aku mendingan masuk kekamar
Baekhyun daripada jadi obat nyamuk begini.
"Ekhm, Xi Uisanim,
Sehun, aku masuk dulu yah. Permisi." Ucapku yang langsung melangkah
masuk kekamar Baekhyun. Didalam, ternyata namja itu sedang kerepotan
memakan buburnya. Haha, lucu sekali dia.
_Chanyeol POV End_
Chanyeol
pun berjalan menghampiri Baekhyun dan segera mengambil alih mangkuk
bubur Baekhyun membuat namja itu menatap Chanyeol kesal sambil
mempoutkan bibirnya.
"Ya! Park Chanyeol! Kenapa kau ambil?" tanya Baekhyun kesal.
"Ya
Tuhan, aku hanya mau membantumu saja. Kenapa nadanya kesal sekali
seperti itu?" tanya Chanyeol sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Oh gitu hehe mian. Habis kau mengganggu acara makanku sih." Ucap Baekhyun sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Ckck,
yasudah sini aku suapin." Ucap Chanyeol sambil mengarahkan sendok
berisi bubur kemulut Baekhyun refleks membuat Baekhyun membuka mulutnya
dan dengan segera Chanyeol memasukan bubur itu kemulut Baekhyun. Dan
begitulah seterusnya. Sampai akhirnya, seseorang mengetuk pintu kamar
Baekhyun membuat Chanyeol menghentikan aktivitasnya.
Beberapa detik kemudian...
"Baekhyun(Hyung/Gege)!"
teriak 10 orang yang masuk kekamar Baekhyun beramai-ramai membuat
Baekhyun dan Chanyeol hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka.
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar